ne tutorial
TRANSCRIPT
NUTRISI ENTERAL
Secara alamiah, setiap manusia memenuhi kebutuhan akan zat gizi dengan
mengkonsumsi makanan melalui mulut (oral). Beberapa kondisi tidak memungkinkan
terpenuhinya asupan zat gizi yang memadai melalui mulut. Hal ini dapat terjadi tanpa atau
dengan gangguan fungsi gastrointestinal. Alternatif dukungan nutrisi pada kondisi ini adalah
nutrisi enteral.1
Keuntungan Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral merupakan pilihan utama jika pemberian oral tidak memungkinkan.
Beberapa keuntungan pemberian NE adalah efek trofik pada vili intestinal, menurunkan
translokasi bakteri, membantu Gut-associated Lymphoid Tissue (GALT), mempromosikan
sekresi IgA dan fungsinya. Pemberian makanan lewat enteral dapat menjaga agar fungsi
gastrointestinal bekerha secara fisiologis. Pemberian NE dapat mencegah terjadinya
gastropati yang diinduksi karena stres maupun perdarahan gastrointestinal. Nutrien
intralumen menstimuli fungsi neuroendokrin gastrointestinal, mempengaruhi motalitas
pencernaan melalui sekresi enzim dan hormon gastrointestinal. Traktus gastrointestinal
mempertahankan ekosistem melaui keseimbangan antara beberapa hal, yaitu bakteri, nutrien,
sistem defens intestinal (luminal, mukosa, sistem imun submukosa). Dengan pemberian NE
minimal, pertumbuhan sel epitel intestinal, aktifitas enzim brush border, dan motilitas akan
meningkat. Sedangkan pemberian nutrisi parenteral akan menyebabkan gastrointestinal tidak
bekerja secara fisiologis, pemberiannya lebih repot, lebih mahal, dan lebih berisiko terhadap
infeksi.2-3
Indikasi Nutrisi Enteral
Secara umum, pasien yang membutuhkan pemberian nutrisi melalui enteral adalah
pasien yang tidak mampu mendapatkan kecukupan kalori secara oral tetapi fungsi usus masih
normal. Pada pasien dengan keadaan trauma berat, luka bakar dan status katabolisme, maka
pemberian NE sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dalam 24 jam. Pada prinsipnya,
pemberian formula enteral dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap
sampai mencapai dosis maksimum dalam waktu seminggu. Makanan enteral yang
disediakam sebaiknya dihabiskan dalam waktu maksimal 4 jam, waktu selebihnya akan
membahayakan karena kemungkinan makanan tersebut telah terkontaminasi bakteri.4
Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral 4
1. Ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi oral dengan adekuat
Gangguan menyusui dan menelan
- Prematuritas
- Gangguan nerologis dan neuromuskular, seperti serebral palsi, disfagi
Kongesti abnormal dari saluran cerna bagian atas atau saluran napas
- Fistula trakheo-esofagus
Tumor
- Kanker oral
- Kanker kepala dan leher
Trauma
Sakit kritis
Ventilasi mekanik
Refluks gastro esofagus yang berat
Obat-obatan, seperti kemoterapi
Food aversion
Depresi berat
2. Gangguan digesti atau absorpsi
Fibrosis kistik
Short-bowel syndrome
Inflammatory bowel disease
Abnormalitas kongenital saluran cerna
- Microvilus inclusion disease
- Enteropati Tufting
Enteritis
Interactable diarrhea of infancy
Enteropati autoimun
Imunodefisiensi
- AIDS
- Severe combined immunodeficiency
Setelah operasi saluran cerna
Graft versus host disease
Solid organ transplantation
Fistula intestinal
Penyakit hepar kronis
- Atresia bilier
- Allogille’s syndrome
3. Gangguan motilitas gastrointestinal
Chronic pseudo-obstruction
Penyakit ileokolon Hirschprung
4. Bertambahnya kebutuhan nutrisi
Fibrosis kistik
Penyakit ginjal kronis
Penyakit jantung kongenital
Penyakit paru kongenital, seperti displasia bronkopulmoner
Luka bakar
5. Gangguan psikiatri dan perilaku yang mengganggu asupan oral
Anoreksia nervosa
Gangguan perilaku berat, seperti autisme
6. Penyakit metabolik
Kelainan metabolik bawaan
Diabetes melitus
7. Pankreatitis akut atau kronis
8. Asupan untuk penatalaksanaan suatu penyakit
Diet ketogenik pada epilepsi
Pemberian obat-obatan
Bowel washout pada konstipasi kronis berat
Kontraindikasi Nutrisi Enteral1
Kontraindikasi pemberian NE adalah keadaan dimana saluran cerna tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, kelainan anatomi saluran cerna, iskemia saluran cerna, dan
peritonitis berat. Beberapa kondisi yang merupakan kontraindikasi NE adalah:
Obstruksi gastrointestinal
Ileus prolong
Enterokolitis
Fistula digestif
Iskemia intestinal
Kondisi berat dari Inflammatory bowel syndrome
Rute Pemberian NE
1. Nasogastrik: memerlukan fungsi gaster yang baik, motilitas, dan pengosongan gaster
yang normal.
2. Transpilorik: efektif jika terdapat atoni gaster.
3. Perkutaneus: bila bantuan nutrisi secara enteral dibutuhkan lebih dari 4 bulan.
Jejunostomi diberikan bila ada GER, gastroparesis, pankreatitis.
Metode Pemberian Nutrisi1-4
Formula enteral dapat diberikan melalui drip kontinyu atau intermiten, bolus, atau
kombinasi keduanya. Faktor pertimbangan untuk menentukan pemeberian formula:
1. Lokasi tube (gaster atau jejunum)
2. Tipe pasien (ambulatori atau tidak)
3. Jadwal pemberian (nokturnal)
4. Toleransi terhadap makanan
5. Penyakit lain yang mendasari
6. Masalah khusus:
Emesis
Gastroparesis
Sindrom dumping
Pemberian Nutrisi Enteral secara Bolus
Pemberian nutrisi enteral secara bolus adalah cara pemberian paling fisiologis, karena
mirip makan biasa. Dapat diberikan dengan bantuan gravitasi atau dengan pompa; nyaman
untuk pasien karena jadwal pemberiannya fleksibel. Sebaiknya tidak digunakan untuk
pemberian ke usus halus, karena jejunum tidak dapat menampung dalam jumlah besar.
Pemberian makanan melalui bolus bukan pilihan untuk pasien refluks gastroesofagus atau
gastroparesis, atau pasien yang memerlukan makan dalam volume yang besar. Sindroma
dumping atau emesis dapat membatasi pemeberian bolus.
Pemberian Nutrisi Enteral secara Kontinyu
Pemberian NE secara kontinyu akan memerlukan pompa infus. Pada pasien dengan
akses enteral jejunal harus mengguanakan pemberian kontinyu ini, juga sering digunakan
pada pasien dengan gastrotomi atau tube nasogastrik. Pemberian secara kontinyu juga
berguna bagi pasien malnutrisi yang memerlukan kalori besar untuk tumbuh kejar dan tidak
dapat mentoleransi pemberian secara bolus, pasien kritis di ruang intensif, pasien dengan
malabsorpsi atau penyakit intestinal dengan penurunan absorpsi seperti pada short bowel
syndrome. Pemberian NE kontinyu nokturnal sering digunakan sebagai suplemen pada pasien
yang dirawat yang memerlukan kalori tambahan pada dietnya.
Ketika menggunakan pemberian formula secara kontinyu, harus diperhatikan bahwa
lemak yang tidak teremusifikasi (ASI, formula dari daging, dan beberapa nutrisi modular
seperti minyak trigliserida rantai sedang) dapat terjadi presipitasi dalam tube, hal ini akan
menyebabkan hilangnya energi pasien secara signifikan.
Pemberian Nutrisi Enteral secara Kombinasi
Kombinasi dari pemberian formula secara kontinyu nokturnal dan bolus siang hari ideal
diberikan pada pasien yang membutuhkan kalori yang besar. Pemberian ini dapat diberikan
pada pasien yang tidak dapat mentoleransi volume yang besar.
Komplikasi pada Pemberian NE1-4
Gagalnya pengosongan lambung
Aspirasi dari isi lambung
Diare
Sinusitis
Esofagitis
Erosi
Salah meletakkan pipa
Komposisi Nutrisi Enteral1-4
Kalori non protein dari sumber karbohidrat berkisar 50-70%, bisa berupa polisakarida,
disakarida, maupun monosakarida. Glukosa polimer merupakan karbohidrat yang lebih
mudah diabsorpsi. Sedangkan komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar antara
30-40%, bisa merupakan lemak bersumber dari asal lemak esensial. Lemak ini mempunyai
konsentrasi kalori yang tinggi tetapi sifat absorpsinya buruk. Lemak MCT merupakan bentuk
lemak yang mudah diabsorpsi. Protein diberikan dalam bentuk polimerik (memerlukan enzim
pankreas) atau peptida. Protein whey terhidrolisis merupakan bentuk protein yang lebih
mudah diabsorpsi daripada bentuk asam amino bebas. Pada NE juga perlu ditambahkan serat,
serat akan mengurangi risiko diare dan mengurangi risiko konstipasi, memperlambat waktu
transit makanan dalam saluran cerna, merupakan kontrol glikemik yang baik. Serat juga
mempromosikan fermentasi di usus besar sehingga menghasilkan SCFA (Short Chain Fatty
Acid) yang merupakan faktor trofik. Energi pada SCFA tersedia untuk memelihara integritas
dinding usus.
Penentuan Jenis Formula1-4
Jenis formula enteral terdiri dari makanan buatan sendiri dan makanan buatan pabrik.
Makanan buatan sendiri terdiri dari campuran makanan alamiah yang dilumatkan dengan
dicampur produk susu dengan menggunakan blender. Jenis makanan ini lebih murah
tetapi tidak praktis dalam penyiapannya, kandungan gizinya pun lebih sulit diperkirakan
dengan tepat, sering menimbulkan intoleransi dan blokade pada pipa.
Sediaan formula enterik buatan pabrik lebih mahal tetapi lebih praktis dalam
penyiapannya, takaran kandungan zat gizi dapat diperkirakan sesuai dengan kebutuhan
pasien per individu. Saat ini telah banyak produk-produk buatan pabrik untuk penyakit-
penyakit tertentu, misalnya BCAA (Brain Chain Amino Acid) untuk penyakit hati.
Formula untuk makanan bayi juga sudah berbagai macam, dari formula untuk bayi
prematur, post discharge formula, formula bayi regular, dan sebagainya.
Jenis sediaan formula untuk enteral harus disesuaikan dengan fungsi gastrointestinal,
sehingga dapat dibagi dalam beberapa jenis.
a. Polimerik
Formula yang terbuat dari makronutrien intak yang ditujukan untuk fungsi
gastrointestinal yang normal. Formula polimerik berdasarkan pada protein intak atau
polipeptida dari bahan dasar susu sapi atau kedelai. Perbandingan ratio kalori nitrogen
terhadap non nitrogen berkisar antara 1 banding 150. Sumber karbohidrat antara lain
tepung tapioka, tepung jagung, maldekstrin, maizena hidrolisat, glukosa, dan sirup
jagung. Lemak biasanya dalam bentuk PUFA dari sumber minyak jagung, bunga
matahari, lemak hewani, atau kacang kedelai. Lemak MCT banyak ditambahkan bagi
pasien malabsorpsi. Beberapa formula enteral juga ditambahkan serat, vitamin, elektrolit,
dan mikronutrien.
Formula polimerik terbagi menjadi formula standar 0,67 kkal/ml susu dan formula
padat kalori 1 kkal/ml susu. Kepadatan formula polimerik dapat ditingkatkan menjadi 1,5
dan 2 kkal/ml. Osmolalitas formula enteral dapat berkisar lebar tergantung pada
komposisi nutrien dan densitas kalori (200-750 mOsm/L).
b. Oligomerik
Formula ini untuk pasien yang mempunyai penyakit gastrointestinal atau anak yang
membutuhkan makanan lewat jejunostomi. Protein yang digunakan adalah protein
terhidrolisat menjadi peptida atau kombinasi peptida dan asam amino. Sumber
karbohidrat umumnya karbohidrat bebas laktosa. Formula elemental ini biasanya terdiri
dari makronutrien yang terdigesti dengan lengkap seperti monosakarida, MCT, dan asam
amino.
c. Modular, terbuat dari makronutrien tunggal.
Pemberian NE pada Keadaan Khusus1-4
Pada anak dengan gangguan pernapasan, maka nutrisi yang diberikan sebaiknya tinggi
lemak, 50% dan rendah karbohidrat. Pada penyakit hepar sebaiknya menggunakan sumber
protein tinggi BCAA, asam amino rendah aromatik. Bila ada ensefalopati hepatik, protein
sebaiknya diberikan kurang dari 0,5 g/kgBB/hari. Pada pasien dengan gangguan renal
sebaiknya diberikan rendah protein, padat kalori, rendah fosfat, kalium, dan magnesium.
NE pada Bayi dan Neonatus1-4
Pemberian NE pada bayi neonatus terindikasi untuk bayi dengan imaturitas.
Kemampuan bayi neonatus untuk menghisap dan menelan dengan koordinasi yang baik
terjadi pada bayi yang dilahirkan pada umur kehamilan 32-34 minggu.
Produk formula enteral untuk bayi
Kategori Indikasi Kontraindikasi
ASI
Formulasi berbahan dasar
susu sapi dengan fortifikasi
zat besi
Formula berbahan dasar susu
sapi bebas laktosa
Formula berbahan dasar susu
sapi, formula rendah
elektrolit/mineral
Formula berbahan dasar susu
sapi dengan tinggi MCT
Formula berbahan dasar susu
sapi lanjutan
Susu sapi berbahan dasar
kedelai
Formula kedelai dengan
formula casein hidrolisat
Formula berbahan dasar asam
amino
Human Milk Fortifier/ HMF
Formula prematur
Preterm discharge formula
Bayi sakit, sehat, prematur bila
difortifikasi
Bayi cukup bulan
Defisiensi laktase/intoleransi laktosa
Hiperkalsemi/hiperfosfatemia,
penyakit ginjal
Malabsorpsi lemak berat, cylothorak
Bayi yang telah mendapat makanan
padat
Galaktosemia, defisiensi laktase
transien atau herediter, terdiagnosis
alergi susu sapi yang dimediasi oleh
IgE, vegetarian
Diare, alergi, sensitif terhadap
protein intak
Malabsorpsi/ penyakit
gastrointestinal atau hepatobilier
Bayi kurang bulan/BBLR
Bayi kurang bulan/BBLR
Bayi kurang bulan dari rumah sakit
sampai berumur 9 bulan
Beberapa KMB, ibu dengan infeksi
transmisi lewat ASI, obat-obatan
Intoleransi susu sapi, laktosa
Intoleransi protein susu sapi,
galaktosemia
Intoleransi susu sapi, laktosa
Harus dilihat tanda defisiensi asam
lemak esensial pada penggunaan
jangka panjang
BBLR kurang dari 1800 gr,
pencegahan kolik atau alergi,
enterokolitis atau enteropati yang
diinduksi oleh susu sapi
Konstipasi
Formula modifikasi asam
amino atau formula khusus
yang lain
KMB
Sumber
1. Marchand V. Enteral nutrition tube feeding. Dalam: Baker SS, et al. Pediatric
Nutrition Support. Sudhury, Massachussetts: Jones and Barlet Publisher. 2007. H
249-60.
2. Sentongo TA. Pediatric Nutritional Support. Dalam: Buchman AL. Practical
Nutrition Support Techniques. Edisi ke-3. Chicago. Slank inc. 2004. 71-90
3. White MS, et al. Energy expenditure in 100 ventilated, critically ill children:
improving the accuracy of predictive equations. Crit Care Med.2000.p 2307-12
4. Forchielli ML, et al. Enteral Nutrition. Dalam: Walker WA, et al. Nutrition in
Pediatrics. Edisi ke-3. London BC Decker Inc. 2003.765-775.