nefrolitiasis

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (nefrolitiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan 1

Upload: fisyal-hidatulloh

Post on 26-Oct-2015

183 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jnj

TRANSCRIPT

Page 1: Nefrolitiasis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (nefrolitiasis), sudah dikenal

sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada

kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang

saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan

uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran

kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah

karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat

atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.

Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan

di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara

maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter),

perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka

prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu

saluran kemih.

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan

gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi

dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

B. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi

kepada pembaca tentang penyakit nefrolitiasis

C. Metode

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah melalui pengumpulan data

dari media elektronik atau internet.

1

Page 2: Nefrolitiasis

BAB II

Tinjauan Teori

A. Definisi

Menurut Sjamsuhidrajat R, IW (2004) neprolitiasis adalah batu di dalam

saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang

terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,

perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di

dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung

kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,

nefrolitiasis). Sedangkan menurut Purnomo BB (2003) nefrolitiasis suatu

penyakit yang salah satunya gejalanya adalah pembentukan batu dalam ginjal.

B. Etiologi

Menurut Suyono, S., et.al (2001) menyebutkan beberapa penyebab

nefrolitiasis adalah

1. Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-

garam yang dapat membentuk batu

2. Air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal.

Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai

bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.

3. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut

batu infeksi karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang

terinfeksi.

Smeltzer, S., et.al.ed (2000), ukuran batu bervariasi, mulai dari yang

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter

atau lebih. Batu yang besar disebut kalkulus staghorn. Batu ini bisa mengisi

hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.

Darlan (1999) menyebutkan beberapa faktor yang mempermudah

terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah

2

Page 3: Nefrolitiasis

faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan

faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.

1. Faktor intrinsik antara lain :

a) Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang

tuanya.

b) Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

c) Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak

dibandingkan dengan pasien perempuan.

2. Faktor ekstrinsik antara lain :

a. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu

saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal

sebagai daerah stonebelt.

b. Iklim dan temperatur

c. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral

kalsium pada air yang dikonsumsi/.

d. Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

batu

e. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya

banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.

C. Patofisiologi

Batu ginjal selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR stadium.

Batu ginjal didasarkan pada tingkat GFR (Glomarular Filtration Rate) yang

tersisa dan mencakup :

1. Penurunan fungsi ginjal dan cadangan ginjal

Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal),

tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolik. Nefron yang sehat

mengkonpensasi nefron yang sudah rusak dan penurunan kemampuan

mengkonsentrasi urine, menyebkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan

CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi ginjal.

3

Page 4: Nefrolitiasis

2. Trisufisiensi ginjal

Terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefron

yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya

beban yang diterima. Mulai terjadi akumulasi sisa metabolik dalam darah

karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan

respon terhadap diuretic menyebabkan oligurasi edema. Derajat

insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat, tergantung dari

GFR, sehingga perlu pengobatan medis. (Corwin, 2001)

D. Gambaran Klinis

Menurut Smeltzer (2000) menjelaskan beberapa gambaran klinis

nefrolitiasis :

1. Batu, terutama yang kecil (ureter), bisa tidak menimbulkan gejala.

2. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian

bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus

renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik

yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul,

biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar

ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.

3. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam,

menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi

sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.

Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat

aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul

diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini

berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal,

menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis)

dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal. (Corwin, 2001)

Menurut Purnomo BB (2003), batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa

gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala berupa obstruksi aliran

4

Page 5: Nefrolitiasis

kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu

ginjal antara lain :

1. Tidak ada gejala atau tanda

2. Nyeri pinggang

3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4. Pielonefritis dan/ atau sistitis

5. Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing

6. Nyeri tekan kostovetebral

7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan

8. Gangguan faal ginjal

E. KOMPLIKASIMenurut guyton, 1993 adalah :

Gagal ginjalTerjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal

InfeksiDalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.

HidronefrosisOleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin

Avaskuler ischemiaTerjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian jaringan

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk penyakit nefrolitiasis terdiri dari :

1. Radiologi

5

Page 6: Nefrolitiasis

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat

radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu ginjal sehingga dari sifat ini

dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.

2. Ultrasonografi (USG) dilakukan pada pasien tidak mungkin menjalani

pemeriksaan.

3. IVP, yaitu pada keadaan-keadaan alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal

yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil.

4. Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak

sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis).

5. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah

atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan

lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau

diagnosisnya belum pasti.

6. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah

pengumpulan air kemih 24 jam

7. Pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat

dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.

8. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi

intravena dan urografi retrograd.

G. Penatalaksanaan

Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada

nefrolitiasis terdiri dari :

1. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi

pembentukan batu yang baru.

2. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).

3. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.

4. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu

kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.

6

Page 7: Nefrolitiasis

5. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya

batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya

oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh

karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.

6. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti

hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus

renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan

terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.

7. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena

makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam

air kemih.

8. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.

9. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu

untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan

kalium sitrat.

10. Dianjurkan untuk banyak minum air putih.

Sedangkan menurut Purnomo BB (2003), penatalaksanaan nefrolitiasi

adalah :

1. Terapi Medis dan Simtomatik

Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan

batu. Tetapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu

dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.

2. Litotripsi

Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi

perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde ke batu yang ada di

ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang

paling sering dilakukan adaah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave

Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh

dengan menggunakan gelombang kejut.

3. Tindakan bedah

7

Page 8: Nefrolitiasis

Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor

tindakan bedah lain adalah niprolithomy adalah pengangkatan batu ginjal

dengan adanya sayatan di abdomen dan pemasangan alat, alat gelombang

kejut, atau bila cara non bedah tidak berhasil.

H. PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Aktivitas istirahat

Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajang pada

lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/immobilisasi

sehubungan dengan kondisi sebelumnya.

Sirkulasi

Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal jantung). Kulit hangat

dan kemerahan, pucat.

Eliminasi 

Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus),

penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan

berkemih, diare.

Tanda : oliguria, hematuria, piuria, dan perubahan pola berkemih.

Makanan/cairan 

Gejala : mual/muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium

oksalat, dan atau fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum

air dengan cukup.

Tanda : distensi abdominal, penurunan atau takadanya bising usus, dan

muntah.

B. Diagnosa keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi

ureteral.

2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih

oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral.

8

Page 9: Nefrolitiasis

3) Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairanberhubungan dengan

mual/muntah.

4) Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah

interpretasi informasi.

C. Intervensi dan perencanaan

1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan

kontraksi ureteral.

a. Catat lokasi lamanya intensitas, dan penyebarannya 

R/ membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan

gerakan kalkulus.

b. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kestaff

terhadap perubahan kejadian/karakteristik nyeri

R/ memberikan kesempatan terhadap pemberian analgesi sesuai

waktu.

c. Berikan tindakan nyaman, contoh pijatan punggung dan

lingkungan istirahat.

R/ Meningkatkan relaksasi, menurungkan tegangan otot dan

meningkatkan koping.

d. Berikan obat anti nyeri

R/ untuk menurungkan rasa nyeri.

2) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung

kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral.

a. Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine

R/ memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya

komplikasi.

b. Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi

R/ kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang

menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera.

9

Page 10: Nefrolitiasis

c. Dorong meningkatkan pemmasukan cairan

R/ peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah, dan

debris dan dapat membantu lewatnya batu.

d. Awasi pemeriksaan laboratorium

R/ peninggian BUN, kreatinin, dan elektrolit mengindikasikan

disfungsi ginjal.

3) Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairanberhubungan

dengan mual/muntah

a. Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan

R/ membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi

membanu dalam evaluasi adanya kerusakan ginjal

b. Catat insiden muntah

R/ Mual/muntah secara umum berhubungan dengan kolik ginjal

karena sartaf ganglion seliaka pada kedua ginjal dan lambung.

c. Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 liter/hari dalam toleransi

jantung

R/ Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostatis.

d. Awasi tanda vital

R/ indikator hidrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi.

e. Berikan cairan IV

R/ mempertahankan volume sirkulasi meningkatkan fungsi

ginjal.

4) Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah

interpretasi informasi.

a. Kaji ulang proses pemnyakit dan harapan masa depan

R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat

membuat pilihan berdasarkan informasi.

b. Tekankan pentingnya pemasukan cairan

R/ pembilasan sistem ginjal menurungkan kesempatan statis

ginjal dan pembentukan batu.

10

Page 11: Nefrolitiasis

c. Diaskusikan program pengobatan 

R/ obat-obatan diberikan untuk mengasamkan atau

mengalkalikan urine.

D. Evaluasi 

Dari intervensi yang dilakukan beberapa hasil yang kitaharapkan adalah

sebagai berikut :

1) Nyeri hilang/terkontrol.

2) Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan.

3) Mencegah Komplikasi. 

4) Proses penyekit/prognosis dan program terapi dipahami

11

Page 12: Nefrolitiasis

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah:

Batu di dalam saluran kemih (Urinary Calculi) adalah massa keras seperti batu

yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,

perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

Faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan

sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat,

kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan

sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam

usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.

Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan

fungsi ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.

Terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung

kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat

ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri

punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).

Asuhan Keperawatan pada pasien batu ginjal dimulai dari pengkajian sampai

tahap evaluasi.

B. Saran

Pencegahan

Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya

mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih

rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.

Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang

telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan

adalah:

12

Page 13: Nefrolitiasis

Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine

2-3 liter per hari

Diet rendah zat/komponen pembentuk batu

Aktivitas harian yang cukup

Medikamentosa

Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:

Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan

menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.

Rendah oksalat.

Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria.

Rendah purin.

Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type

II

13

Page 14: Nefrolitiasis

 

1

Page 15: Nefrolitiasis

1

Page 16: Nefrolitiasis

1