nesparda-2012

169

Upload: rakazaliant

Post on 04-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Pengelolaan Investasi Daerah

TRANSCRIPT

Page 1: Nesparda-2012
Page 2: Nesparda-2012

DINAS PARIWISATA SENI DAN BUDAYAPROVINSI BANTEN

KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN (KP3B)JL. SYECH NAWAWI PALIMA SERANG

Telp/Fax : (0254) 267060, 267070Email : [email protected] : www.bantenculturetourism.com

Tujuan dari penyusunan Nesparda adalah menyusun suatu sistem, konsep dan metode tampilan informasi kuantitatif yang

menyediakan perangkat analisis yang menyeluruh (general), kompak (compact), saling berkait (interconnected), konsisten

(consistent) dan control (control) yang terkait dengan kepariwisataan.

Page 3: Nesparda-2012
Page 4: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,5 cm x 24 cm Jumlah Halaman : vii + 65 halaman Naskah : Badan Pusat Statistik - Provinsi Banten Gambar Kulit : Badan Pusat Statistik - Provinsi Banten Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik - Provinsi Banten Dinas Kebudayaan dan Pariwisata “Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya” Sumber foto : 1. 2. 3. 4.

Page 5: Nesparda-2012

Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten

Assalamu ‘alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, kami menyambut gembira dengan terbitnya publikasi Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012. Publikasi ini merupakan yang keempat, sebelumnya telah terbit publikasi sejenis pada tahun 2009-2011. Nesparda merupakan publikasi yang sangat bermanfaat bagi perencanaan sektor pariwisata di Provinsi Banten.

Sebagai dinas yang diserahi tugas menyangkut kepariwisataan di Provinsi Banten, kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan perencanaan kepariwisataan perlu didukung oleh berbagai informasi, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Kehadiran publikasi Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012 yang sebagian besar memuat data kuantitatif kepariwisataan akan sangat membantu pekerjaan perencanaan pariwisata di provinsi ini. Kami sangat berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang punya kepedulian terhadap pengembangan pariwisata di Banten.

Kepada BPS Provinsi Banten kami ucapkan terima kasih atas partisipasinya sehingga Provinsi Banten mampu menghasilkan indikator keperawisataan yang terangkum dalam Nesparda Banten. Demkian juga kepada pihak-pihak lain yang ikut berperan sehingga publikasi ini mampu diterbitkan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum Wr Wb

Serang, Desember 2013

Kepala Dinas Kebudayaan dan Parwisata Provinsi Banten

Hj. Endrawati, S.Pd.MM

Page 6: Nesparda-2012

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

terbitnya publikasi Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012, yang berisi indikator komprehensif terkait kepariwisataan (tourism).

Publikasi ini adalah publikasi lanjutan dari publikasi nesparda sebelumnya

dan merupakan hasil kerjasama yang dilakukan oleh BPS Provinsi Banten

dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Tambahan data belanja wisatawan outbond serta belanja investasi

dan promosi di sektor pariwisata, membuat publikasi nesparda tahun ini

lebih luas cakupannya dibandingkan dengan publikasi nesparda tahun

sebelumnya. Selain informasi tersebut, cakupan data yang dikandung dalam

nesparda ini masih sama dengan nesparda sebelumnya. Di antaranya adalah

informasi jumlah dan komposisi serta jumlah dan pola konsumsi wisatawan

yang berkunjung ke Banten dan dampaknya terhadap ekonomi dan

ketenagakerjaan di Banten.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut

berperan baik langsung maupun tidak langsung sehingga terbitnya publikasi

Nesparda Banten ini. Semoga publikasi ini dapat mendukung program dan

perencanaan kepariwisataan di Provinsi Banten.

.

Serang, Desember 2013

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

Syech Suhaimi

Page 7: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

vii

Daftar Isi

Halaman

Sambutan iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

BAB I. Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 3

1.2. Manfaat Nesparda 4

1.3. Tujuan 5

1.4. Output 5

1.5. Ruang Lingkup 5

1.6. Sistematika Penyajian 6

BAB II. Metodologi 9

2.1. Metode Pengumpulan Data 12

2.2. Metode Penghitungan 18

2.3. Metode Analisis 32

BAB III. Konsep dan Definisi 37

3.1. Konsep Wisata 39

3.2. Konsep Wisatawan 39

3.3. Konsep Domestik 40

3.4. Konsep Daerah Tujuan Wisata 41

3.5. Konsep Perjalanan Wisata 41

3.6. Konsep Konsumsi Wisatawan 42

3.7. Konsep Konsumsi Wisatawan 44

Page 8: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

viii

BAB IV. Dampak Pariwisata 47

4.1. Gambaran Wisatawan 49

4.2. Konsumsi Wisatawan di Banten 52

4.3. Konsumsi Wisatawan Banten di Luar Banten 57

4.4. Investasi Pariwisata 60

4.5. Promosi Pariwisata 61

4.6. Dampak Belanja Pariwisata 63

4.7. Satelit Pariwisata 71

4.8. Permasalahan 74

BAB V. Kesimpulan dan Saran 77

5.1 Gambaran Wisatawan 79

5.2 Konsumsi Wisatawan di Banten 79

Lampiran 81

Page 9: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

ix

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 2.1. Kerangka Umum Tabel Input-Output untuk Sistem

Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi

19

Tabel 2.2. Transaksi Domestik Banten ADH Produsen,

Tahun 2000 (Juta Rp.). (3 X 3 Sektor)

23

Tabel 2.3. Koefisien Domestik (Ad) Banten ADH Produsen,

Tahun 2000. (3 X 3 Sektor)

23

Tabel 2.4. Koefisien Penganda Domestik (I – Ad)-1 Banten ADH

Produsen, Tahun 2000. (3 X 3 Sektor)

24

Tabel 2.5. Matriks Diagonal Koefisien NTB Banten, Tahun 2000.

(3 X 3 Sektor)

29

Tabel 4.1. Rata-Rata Konsumsi Wislok di Banten

Tahun 2011 – 2012

53

Tabel 4.2. Rata-Rata Konsumsi Wisnus di Banten

Tahun 2011 – 2012

55

Tabel 4.3. Rata-Rata Konsumsi Wisman di Banten

Tahun 2011 – 2012

56

Tabel 4.4. Rata-Rata Konsumsi Wisatawan Banten yang

Berwisata di Provinsi Lain di Indonesia

(Pre+Post Trip), Tahun 2011 – 2012

58

Tabel 4.5. Rata-Rata Konsumsi Wisatawan Banten yang

Berwisata ke Luar Negeri (Pre+Post Trip)

Tahun 2011 – 2012

59

Tabel 4.6. Nilai Investasi Pariwisata di Banten

Tahun 2011 – 2012

60

Page 10: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

x

Halaman

Tabel 4.7. Nilai Promosi Pariwisata di Banten

Tahun 2011 – 2012

62

Tabel 4.8. Belanja Pariwisata Provinsi Banten (juta rupiah)

Tahun 2011 – 2012

63

Tabel 4.9. Dampak Pengeluaran Pariwisata Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

64

Tabel 4.10. Dampak Pengeluaran Pariwisata Terhadap NTB

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

66

Tabel 4.11. Sepuluh Besar Sektor Yang Paling Bergantung

Kepada Kegiatan Pariwisata Menurut Sektor Sesuai

Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2012

67

Tabel 4.12. Dampak Pengeluaran Pariwisata Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

68

Tabel 4.13. Dampak Pengeluaran Pariwisata

Terhadap Kesempatan Kerja Tahun 2012

70

Tabel 4.14. Dampak Belanja Pariwisata Provinsi Banten

Menurut Jenis Belanja Tahun 2012

71

Tabel 4.15. Komposisi Jumlah Wisatawan Banten

Tahun 2012

75

Page 11: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

xi

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 4.2. Komposisi Wisman Menurut Asal Provinsi

Tahun 2012

51

Gambar 4.3. Dampak Ekonomi Pariwisata di Banten Tahun 2012 73

Gambar 4.4. Dampak Ekonomi Pariwisata di Banten Tahun 2011 74

Page 12: Nesparda-2012

BBBAAABBB III

PPPeeennndddaaahhhuuullluuuaaannn

Page 13: Nesparda-2012
Page 14: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

3 Pendahuluan

1. 1. Latar Belakang

Tidak dapat disangkal bahwa pariwisata merupakan kegiatan usaha

terbesar di dunia saat ini dan telah berkembang secara cepat (Bachri, 1995).

Dengan didukung alat transportasi yang lebih cepat dan lebih besar daya

muatnya, menjadikan daerah-daerah tujuan wisata yang sebelumnya

dianggap jauh menjadi lebih dekat. Meningkatnya volume perjalanan

tersebut mendorong timbulnya kebutuhan bagi penyediaan fasilitas-fasilitas

pariwisata. Hal ini akan mendorong perekonomian wilayah yang menjadi

tujuan wisata maupun wilayah pendukungnya.

Pariwisata merupakan sektor yang menjadi salah satu sektor andalan

dalam penerimaan devisa dan sangat berperan dalam meningkatkan dan

memeratakan kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat, serta

pendapatan daerah. Pendapatan devisa dari sektor ini mencapai

US$8,55 milyar pada tahun 2011, padahal sepuluh tahun yang lalu baru

US$5,43 milyar. Dilihat dari neraca pembayaran luar negeri, sektor jasa

pariwisata merupakan satu-satunya sektor yang tidak mengalami defisit, dan

diperkirakan akan semakin besar pada masa mendatang mengingat

besarnya potensi kepariwisataan Indonesia. Dengan semakin besar upaya

masyarakat, kalangan bisnis dan pemerintah di daerah memungkinkan

potensi tersebut dapat dikelola dan dikembangkan guna meningkatkan

penerimaan daerah.

Devisa yang dihasilkan merupakan dampak langsung bagi

perekonomian. Karena itu merupakan balanja konsumsi dari wisatawan yang

langsung dapat dinikmati oleh kegiatan penunjang pariwisata, seperti

akomodasi, restoran, transportasi, hiburan dan sejenisnya. Adapun dampak

tak langsungnya bisa dirasakan oleh sektor-sektor ekonomi terkait dengan

sektor pariwisata.

Page 15: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

4 Pendahuluan

Konsep kepariwisataan menyangkut berbagai sektor sehingga

dampaknya baik terhadap pertumbuhan, pemerataan dan pola investasi juga

multi sektor. Pada tingkat daerah, dampak pariwisata terhadap

perekonomian, belum diidentifikasi secara jelas. Ketidak jelasan ini

memungkinkan suatu kebijakan dan hasil analisis yang tumpang tindih, atau

sama sekali tidak diperhitungkan. Hal ini dapat berdampak pada kebijakan

daerah yang kurang peka dan boros serta analisis yang kurang tajam.

Saat ini analisis hasil pembangunan kepariwisataan baru sebagian dan

dilakukan secara terpisah- pisah, dengan menggunakan metodologi dan

indikator yang sederhana, sehingga hasilnya saling tidak konsisten serta

kurang akurat. Bila diaplikasikan kedalam kebijakan, akan terjadi kebijakan

yang menyesatkan (misleading).

Neraca Satelit Pariwisata adalah suatu sistem, konsep dan metode

tampilan informasi kuantitatif yang menyediakan perangkat analisis yang

menyeluruh (general), kompak (compact), saling berkait (interconnected),

konsisten (consistent) dan control (control). Mengingat hal tersebut di atas,

sosialisasi konsep dan metodologi penyusunan NESPARDA menjadi sangat

penting artinya bagi pengambil kebijakan, dalam menyusun perencanaan,

dan program pembangunan di tingkat daerah.

1. 2. Manfaat Nesparda

Neraca satelit pariwisata daerah Provinsi Banten yang memuat

informasi komprehensif tentang kapariwisataan di Banten akan sangat

bermanfaat bagi penunjang kegiatan perencanaan dan evaluasi di sektor

kapariwisataan yang ada di Banten. Hasil kegiatan ini juga dapat

dibandingkan dengan provinsi lain yang berarti mampu menunjukkan posisi

kapariwisataan di Banten di antara provinsi lain.

Page 16: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

5 Pendahuluan

1. 3. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Nesparda adalah untuk menyusun suatu

sistem, konsep dan metode tampilan informasi kuantitatif yang menyediakan

perangkat analisis yang menyeluruh (general), kompak (compact), saling

berkait (interconnected), konsisten (consistent) dan control (control) yang

terkait dengan kepariwisataan. Melalui sistem ini dapat dilakukan sebuah

analisis yang dapat menjelaskan dampak dari pariwisata terhadap

perekonomian suatu daerah.

1. 4. Output

Output yang dihasilkan dari kegiatan penyusunan neraca satelit

pariwisata Provinsi Banten adalah sebuah publikasi yang memuat informasi

kepariwisataan di Banten yang komprehensif dengan dilengkapi tabel-tabel

dan dampak dari keberadaan wisatawan di Provinsi Banten pada satu

periode (setahun). Dampak yang diukur adalah terhadap perekonomian

Banten, sementara terhadap dampak sosialnya belum termasuk dalam

kegiatan ini.

1. 5. Ruang Lingkup

Ada dua batasan utama dalam rangka kegiatan penyusunan Nesparda

Provinsi Banten, yaitu :

Sisi Wilayah : Kegiatan ini hanya mencakup kepariwisataan di

wilayah provinsi Banten dan hanya akan disajikan pada level

provinsi.

Sisi Wisatawan : Wisatawan yang dicover dalam kegiatan ini

meliputi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi

Page 17: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

6 Pendahuluan

Banten, Wisatawan Domestik yang berasal dari Provinsi lain di

Indonesia yang berkunjung ke Banten dan Wisatawan Lokal

Banten yang berwisata di Banten serta Wisatawan Lokal Banten

yang melakukan kegiatan wisata ke provinsi atau negara lain.

Sisi Pengeluaran : Tidak hanya pengeluaran wisatawan yang

dicatat dalam Nesparda ini, akan tetapi termasuk belanja

pemerintah untuk pariwisata dan investasi di sektor pariwisata

baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

1. 6. Sistematika Penyajian

Penyajian hasil dari kegiatan Penyusunan Nesparda Provinsi Banten

dibagi dalam 5 bab. Masing-masing bab memuat hal yang spesifik dan

berbeda dengan bab lainnya.

Pendahuluan merupakan judul dari bab pertama dari penyajian

nesparda Provinsi Banten. Bab ini memuat uraian yang mendasari

dilaksanakannya kegiatan Nesparda. Uraian ini terangkum dalam sub bab

latar belakang. Dijelaskan juga mengenai manfaat dan tujuan dari

pelaksanaan kegiatan penyusuan nesparda ini. Bab ini juga memuat

mengenai output yang dihasilkan dari kegiatan penyusunan nesparda,

sistematika penyajian dan tidak kalah pentingnya ruang lingkup dari

kegiatan yang dilaksanakan.

Pada bab kedua sesuai dengan judulnya metodologi berisi uraian

tentang metodologi yang dipergunakan dalam kegiatan penyusunan

Nesparda Banten. Metodologi yang diuraikan meliputi metode pengumpulan

data, metode penghitungan indikator Nesparda dan metode analisis dampak

pariwisata.

Page 18: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

7 Pendahuluan

Konsep dan definisi ditempatkan pada bab ketiga. Konsep yang

diuraikan meliputi konsep tentang wisatawan, domestik, konsumsi,

berwisata dan konsep-konsep lainnya yang dipergunakan dalam kegiatan

penyusunan Nesparda ini.

Bab keempat yang akan menguraikan dampak pariwisata terhadap

perekonomian di Banten. Dampak ini meliputi dampak terhadap output yang

dihasilkan, dampak terhadap penyerapan tenaga kerja, dampak terhadap

pembentukan nilai tambah dan dampak-dampak positif lainnya. Pada bab ini

juga diperlihatkan perbandingan dampak pariwisata yang ditimbulkan oleh

konsumsi wisatawan saja dengan konsumsi wisatawan ditambah konsumsi

pemerintah dan investasi pariwisata.

Terakhir adalah bab 5 yang berisi kesimpulan dari bab 4 sekaligus

saran.

Page 19: Nesparda-2012

BBBAAABBB IIIIII

MMMeeetttooodddooolllooogggiii

Page 20: Nesparda-2012
Page 21: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

11 Metodologi

Kegiatan pariwisata menimbulkan permintaan akan barang dan jasa

pada industri pariwisata dan industri terkait. Dorongan dari permintaan yang

ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata menjadi faktor penting bagi

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dampak kegiatan pariwisata terhadap

perekonomian daerah, sejatinya adalah dampak dari pengeluaran wisatawan

mancanegara dan domestik atau nusantara terhadap sejumlah variabel

makro ekonomi, disamping juga dampak dari pengeluaran pemerintah untuk

promosi dan pembinaan pariwisata; serta investasi pemerintah dan swasta

di bidang pariwisata.

Teori ekonomi makro menyatakan bahwa jika terjadi perubahan

permintaan, maka output dan variabel ekonomi lainnya dari setiap sektor

penyedia juga akan mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi melalui

pengaruh langsung dan tidak langsung permintaan pada seluruh sektor

penyedia. Jadi, tambahan permintaan pada kegiatan pariwisata akan

menghasilkan tambahan output yang lebih besar dari jumlah awal

permintaan itu sendiri. Lebih konkritnya, kinerja ekonomi kepariwisataan

yang diukur dengan pengeluaran wisatawan akan mempengaruhi output,

nilai tambah bruto, upah dan gaji, pajak tak langsung dan tenaga kerja pada

setiap sektor ekonomi baik yang terkait langsung maupun yang tidak terkait

langsung dengan kegiatan pariwisata.

Secara spesifik, pola hubungan kegiatan pariwisata dengan seluruh

sektor penyedia, dapat dijelaskan secara komprehensif dalam kerangka

Neraca Satelit Pariwisata Daerah (Nesparda). Nesparda sendiri berisikan

data tentang perilaku pariwisata dalam melakukan transaksi ekonomi

dengan berbagai institusi ataupun pelaku-pelaku ekonomi domestik dalam

bentuk neraca dan matriks. Lebih rinci lagi, Nesparda menggambarkan

semua kegiatan dan transaksi ekonomi yang berhubungan dengan barang-

barang dan jasa pariwisata, baik dari sisi supply atau produksi maupun sisi

demand atau permintaan.

Page 22: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

12 Metodologi

Sebagai suatu sistem data yang komprehensif, cakupan Nesparda

haruslah meliputi: (1) struktur ekonomi dari sektor pariwisata, (2) struktur

pengeluaran wisatawan dan besarannya, (3) struktur sektor yang terkait

pariwisata, (4) struktur investasi pariwisata dan kontribusinya dalam

investasi daerah, (5) struktur pekerja di sektor pariwisata dan kontribusinya

pada pekerja daerah dan (6) peran sektor pariwisata pada perekonomian

daerah. Karena itu, untuk menghasilkan suatu produk Nesparda yang

komprehensif dan berkualitas, dibutuhkan suatu pendekatan metodologi

yang saling terkait, yaitu yang dapat menjawab permasalahan penyusunan

Nesparda dari hulu (data) sampai hilir (analisis).

2.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka penyusunan Nesparda Banten, dibutuhkan berbagai

jenis data baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan sektor

pariwisata maupun data makro. Jenis data dalam Nesparda pada umumnya

berupa data kuantitatif yang bisa dipakai untuk mengukur kinerja sektor

pariwisata dalam suatu perekonomian daerah.

2.1.1. Struktur Pengeluaran Wisatawan Domestik

Pengumpulan data jumlah dan pengeluaran wisatawan domestik

(wisnus) untuk tingkat nasional diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) yang dilakukan setiap tiga tahun oleh BPS Pusat.

Sedangkan, struktur pengeluaran wisnus yang melakukan perjalanan wisata

di wilayah Banten diperoleh melalui Survei Wisatawan Banten yang beirisi

jumlah dan jenis pengeluaran wisatawan yang dilaksanakan oleh BPS Banten

pada tempat-tempat tujuan wisata. Adapun rincian tentang pengeluaran

yang ditanyakan dalam survei tersebut mencakup biaya-biaya yang antara

lain untuk:

Page 23: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

13 Metodologi

a. Akomodasi

b. Makanan, Minuman dan Tembakau

c. Angkutan Darat

d. Angkutan Kereta Api

e. Angkutan Air

f. Angkutan Udara

g. Bahan Bakar dan Pelumas

h. Sewa Kendaraan

i. Seminar dan Pertemuan

j. Paket Perjalanan

k. Pemandu Wisata (Pramuwisata)

l. Pertunjukan Seni

m. Museum & Jasa Kebudayaan

n. Jasa hiburan/Rekreasi

o. Belanja/Cinderamata

p. Kesehatan

q. Lainnya

Semua rincian biaya di atas adalah seluruh pengeluaran yang

dilakukan oleh wisnus selama melakukan perjalanan wisata, baik yang

dibayarkan sendiri maupun yang dibayarkan oleh pihak lain. Disini juga

termasuk kewajiban-kewajiban yang harus dibayarkan oleh wisnus yang

melakukan perjalanan wisata yang sudah menikmati barang atau jasa

selama dalam perjalanan namun pembayaran atas barang atau jasa tersebut

dilakukan setelah selesai melakukan perjalanan. Khusus wisnus asal Banten

yang melakukan perjalanan wisata di Banten, konsep pengeluaran

perjalanan wisata juga termasuk pengeluaran yang dilakukan sebelum

melakukan perjalanan wisata tetapi akan digunakan dalam perjalanan.

Dalam hal ini termasuk juga pengeluaran yang dilakukan setelah melakukan

Page 24: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

14 Metodologi

perjalanan wisata yang masih berkaitan dengan perjalanan yang telah

dilakukan, seperti biaya cuci cetak film.

Selain menanyakan langsung kepada wisnus, BPS Banten juga

melakukan Survei Struktur Pengeluaran Wisatawan Banten kepada pengelola

objek wisata dan fasilitas pendukungnya seperti tempat wisata-wisata, hotel,

restoran, toko cinderamata, dan tempat wisata belanja dengan tujuan

untuk mengkonfirmsi struktur pengeluaran wisnus selama melakukan

perjalanan wisata di Banten.

2.1.2. Struktur Pengeluaran Wisatawan Mancanegara

Data rata-rata pengeluaran dan lama tinggal wisatawan

mancanegara (wisman) tingkat nasional di Indonesia diperoleh dari hasil

Passenger Exit Survey (PES) yang dilakukan oleh Kementrian Kebudayaan

dan Pariwasata dan juga didukung oleh data-data lain yang berasal dari BPS

Pusat. Disamping itu, BPS Banten juga melaksanakan survei khusus

pengeluaran wisman yang dikemas dalam Survei Wisatawan Banten dengan

tujuan untuk memperkirakan struktur pengeluaran wisman yang melakukan

perjalanan wisata di wilayah Banten. Adapun rincian tentang pengeluaran

yang ditanyakan dalam survei tersebut mirip dengan yang ditanyakan dalam

PES, yaitu mencakup biaya-biaya antara lain untuk:

a. Akomodasi

b. Makanan, minuman dan tembakau

c. Penerbangan Domestik

d. Transpor Lokal

e. Belanja Kebutuhan Sehari-hari

f. Belanja/Cinderamata

g. Pertunjukan Seni

h. Kesehatan dan Kecantikan

Page 25: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

15 Metodologi

i. Pendidikan

j. Paket Perjalanan

k. Jasa Hiburan/Rekreasi

l. Pemandu Wisata

m. Lainnya

Semua rincian biaya di atas adalah seluruh pengeluaran yang

dilakukan oleh wisman selama berwisata di Banten, baik yang dibayarkan

sendiri maupun yang dibayarkan oleh pihak lain. Disini juga termasuk

kewajiban-kewajiban yang harus dibayarkan oleh wisman yang melakukan

perjalanan wisata yang sudah menikmati barang atau jasa namun

pembayaran atas barang atau jasa tersebut dilakukan setelah selesai

berwisata di Banten.

Selanjutnya, untuk memperoleh struktur pengeluaran wisman yang

lebih kredibel, BPS Banten juga melakukan konfirmasi kepada para

pengelola objek wisata dan fasilitas pendukungnya seperti tempat wisata-

wisata, hotel, restoran, toko cinderamata, dan tempat wisata belanja, yaitu

dengan melaksanakan Survei Struktur Pengeluaran Wisatawan Banten.

2.1.3. Struktur Pengeluaran Wisatawan Domestik Banten

(Domestik Outbond)

Pengumpulan data jumlah dan pengeluaran wisatawan domestik

(wisnus) untuk tingkat nasional diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) yang dilakukan setiap tiga tahun oleh BPS Pusat.

Sedangkan, struktur pengeluaran wisnus asal Banten yang melakukan

perjalanan wisata di luar wilayah Provinsi Banten diperoleh melalui Survei

Wisatawan Banten yang beirisi jumlah dan jenis pengeluaran wisatawan

yang dilaksanakan oleh BPS Banten pada pintu-pintu keluar masuk Provinsi

Page 26: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

16 Metodologi

Banten. Adapun rincian tentang pengeluaran yang ditanyakan dalam survei

tersebut mencakup biaya-biaya yang antara lain untuk:

a. Akomodasi

b. Makanan, Minuman dan Tembakau

c. Angkutan Darat

d. Angkutan Kereta Api

e. Angkutan Air

f. Angkutan Udara

g. Bahan Bakar dan Pelumas

h. Sewa Kendaraan

i. Seminar dan Pertemuan

j. Paket Perjalanan

k. Pemandu Wisata (Pramuwisata)

l. Pertunjukan Seni

m. Museum & Jasa Kebudayaan

n. Jasa hiburan/Rekreasi

o. Belanja/Cinderamata

p. Kesehatan

q. Lainnya

Semua rincian biaya di atas adalah seluruh pengeluaran yang

dilakukan oleh wisnus sebelum dan setelah melakukan perjalanan wisata,

namun masih berkaitan dengan perjalanan yang telah dilakukan.

2.1.4. Struktur Pengeluaran Wisatawan Domestik Banten

(International Outbond)

Data rata-rata pengeluaran wisatawan nasional (wisnas) asal

Provinsi Banten diperoleh dari hasil Survei International Outbound yang

Page 27: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

17 Metodologi

dilaksanakan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwasata. Adapun rincian

tentang pengeluaran yang ditanyakan dalam survei tersebut mencakup

biaya-biaya seperti :

a. Akomodasi

b. Makan

c. Transport lokal

d. Belanja

e. Pendidikan

f. Hiburan

g. Berobat

h. LainnyaTransport lokal

Semua rincian biaya di atas adalah seluruh pengeluaran yang

dilakukan oleh wisnas asal Provinsi Banten selama berwisata di luar negeri,

baik yang dibayarkan sendiri maupun yang dibayarkan oleh pihak lain. Biaya

tadi juga termasuk kewajiban-kewajiban yang harus dibayarkan oleh wisnas

yang melakukan perjalanan wisata yang sudah menikmati barang atau jasa

namun pembayaran atas barang atau jasa tersebut dilakukan setelah selesai

berwisata dari luar negeri.

2.1.5. Investasi dan Pengeluaran Pariwisata oleh Pemerintah dan

Swasta

Pengeluaran Pemerintah untuk keperluan pariwisata terbagi menjadi

dua, yaitu pengeluaran untuk keperluan promosi dan pembinaan pariwisata

dan untuk investasi di bidang pariwisata. Kedua jenis data tersebut diperoleh

dari APDB Provinsi Banten dan APBD kabupaten/kota yang ada di Banten,

termasuk APBN. Sedangkan data investasi di bidang pariwisata yang

dilakukan oleh fihak swasta terutama diperoleh dari survei rutin dan survei

khusus yang dilakukan oleh BPS Banten kepada pengelola hotel, restoran,

Page 28: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

18 Metodologi

tempat hiburan, dan agen-agen perjalanan yang ada di Banten. Survei

khusus dimaksud adalah Survei Khusus Investasi Pariwisata.

2.2. Metode Penghitungan

Dalam rangka penyusunan Nesparda Banten, dibutuhkan berbagai

jenis data baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan sektor

pariwisata maupun data makro. Jenis data dalam Nesparda pada umumnya

berupa data kuantitatif yang bisa dipakai untuk mengukur kinerja sektor

pariwisata dalam suatu perekonomian daerah.

Untuk mengetahui dampak kegiatan pariwisata terhadap

perekonomian Banten, digunakan suatu tool yang bersifat komprehensif,

yaitu Model atau Tabel Input-Output. Tabel I-O yang digunakan adalah

Tabel I-O Pariwisata Tahun 2009 yang telah disusun oleh BPS bersama

dengan Dinas Budaya dan Pariwisata Banten.

Model input–output merupakan adaptasi secara praktis dari teori

keseimbangan umum nya mahzab ekonomi neoklasik yang berlaku secara

parsial, yaitu tentang adanya saling ketergantungan yang bersifat kuantitatif

di antara kegiatan-kegiatan ekonomi dalam suatu region. Model input-output

pada dasarnya mencoba menyoroti struktur internal ekonomi dan tingkat

ketergantungan di antara sektor maupun pelakunya. Dengan menggunakan

tabel input-output, dampak permintaan akhir atau final demand dari

kegiatan pariwasata terhadap beberapa peubah ekonomi dari sisi penawaran

akan dapat diukur.

2.2.1. Kerangka Umum dan Analisis Model Input-Output

Tabel Input-Output (I-O) merupakan suatu sIstem informasi statistik

yang disusun dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang

Page 29: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

19 Metodologi

transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antara sektor yang satu

dengan sektor lainnya (inter-industry relatonship), dalam suatu wilayah pada

suatu periode waktu tertentu. Keterkaitan itu tergambarkan oleh besarnya

input yang digunakan dalam proses produksi. Dengan menggunakan Tabel

I-O dapat dilihat bagaimana output dari suatu sektor ekonomi didistribusikan

ke sektor-sektor lainnya dan bagaimana pula suatu sektor memperoleh input

yang diperlukan dari sektor-sektor lainnya.

Tabel 2.1.

Kerangka Umum Tabel Input-Output

untuk Sistem Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi

Alokasi

Output

Struktur

Input

Permintaan Antara

Permin-

taan Akhir

Jumlah

Output Sektor Produksi

1 2 3

Input

Antara

Sektor

Produk

si

1 x13 X12 x13 F1 X1

2 x23 X22 x23 F2 X2

3 x33 X32 x33 F3 X3

Input Primer V1 V2 V3

Jumlah Input X1 X2 X3

Dalam suatu model input-output yang bersifat terbuka dan statis,

transaksi-transaksi yang digunakan dalam penyusunan Tabel Input-Output

harus memenuhi tiga asumsi atau prinsip dasar, yaitu: a). Keseragaman

(homogeneity) : setiap sektor hanya memproduksi satu jenis output (barang

dan jasa) dengan struktur input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi

otomatis antar output dari sektor yang berbeda. b).Kesebandingan

(proportionality) : kenaikan/penurunan jumlah input yang digunakan oleh

Page 30: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

20 Metodologi

suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan/penurunan output yang

dihasilkan. c). Penjumlahan (additivity) : jumlah pengaruh kegiatan produksi

di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari pengaruh pada masing-

masing sektor tersebut

Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana suatu Tabel I-O

disusun, pada Tabel 2.1. di atas disajikan contoh Tabel I-O untuk sistem

perekonomian yang terdiri dari tiga sektor produksi, yaitu sektor 1 (primer),

2 (sekunder) dan 3 (tersier). Sektor 1 meliputi sektor pertanian dan sektor

pertambangan dan penggalian, sektor 2 meliputi sektor industri pengolahan,

sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor bangunan; dan sektor 3 adalah

sektor lainnya.

Isian sepanjang baris pada Tabel 2.1. memperlihatkan bagaimana

output dari suatu sektor dialokasikan, yaitu sebagian untuk memenuhi

permintaan antara (digunakan dalam sistem produksi) dan sebagian lainnya

untuk memenuhi permintaan akhir (digunakan di luar sistem produksi).

Sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan pemakaian input antara

(input dari dalam sistem produksi/sektor endogen) dan input primer (input

dari luar sistem produksi/sektor eksogen) oleh suatu sektor.

Berdasarkan cara pengisian angka-angka ke dalam sistem

matriks,maka dapat dilihat bahwa angka-angka setiap sel pada tabel

tersebut memiliki makna ganda. Angka dari suatu sel pada transaksi antara,

misalnya x12, jika dilihat menurut baris maka angka tersebut menunjukkan

besarnya output sektor 1 yang dialokasikan untuk memenuhi permintaan

antara di sektor 2. Sedangkan jika dilihat menurut kolom, maka x12

menunjukkan besarnya input yang digunakan oleh sektor 2 yang berasal

dari sektor 1.

Dari gambaran tersebut tampak bahwa penyusunan angka-angka

dalam bentuk matriks memperlihatkan suatu jalinan yang saling mengait

Page 31: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

21 Metodologi

dari berbagai kegiatan antar sektor. Sebagai ilustrasi dapat diamati proses

pengalokasian output pada Tabel 2.1. Output sektor 1 pada tabel tersebut

adalah sebesar X1 dan didistribusikan sepanjang baris sebesar x11, x12, dan

x13 masing-masing untuk memenuhi permintaan antara sektor 1, 2 dan 3,

sedangkan sisanya sebesar F1 digunakan untuk memenuhi permintaan

akhir. Begitu juga dengan output sektor 2 dan 3 masing-masing sebesar X2

dan X3, dapat dilihat dengan cara yang sama dalam proses pengalokasian

output sektor 1. Alokasi output pada masing-masing sektor tersebut dalam

bentuk persamaan aljabar dapat dituliskan sebagai berikut:

11 12 13 1 1

21 22 23 2 2

31 32 33 3 3

x x x F X

x x x F X

x x x F X

…….(1)

atau dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai berikut :

3

1

ij i i

j

x F X

……(2); untuk semua i=1,2,3.

Dimana:

ijx = output sektor-i yang digunakan sebagai input sektor-j

iF = permintaan akhir terhadap sektor-i

iX = jumlah output sektor-i

Apabila angka-angka dibaca menurut kolom, khususnya pada

transaksi antara, maka angka pada kolom (sektor) tertentu menunjukkan

berbagai input yang diperlukan dalam proses produksi pada sektor tersebut.

Page 32: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

22 Metodologi

Apabila Tabel 2.B.1 digunakan sebagai ilustrasi, maka persamaan aljabar

untuk input yang digunakan oleh masing-masing sektor dapat dituliskan

sebagai berikut:

11 21 31 1 1

12 22 32 2 2

13 23 33 3 3

x x x V X

x x x V X

x x x V X

…….(3)

atau dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai berikut :

3

1

ij j j

i

x V X

…….(4); untuk semua j=1,2,3.

Dimana:

ijx = input sektor-j yang berasal dari output sektor-i

jV = nilai tambah atau input primer sektor-j

jX = jumlah input sektor-j

. Selanjutnya, dalam model ekonomi makro dikenal istilah angka

pengganda (multiplier) yang dipakai untuk menjelaskan dampak yang

dialami suatu variabel endogen akibat terjadinya perubahan pada variabel

eksogen. Dalam model I-O, angka pengganda dapat disajikan secara

simultan dalam bentuk matrik pengganda. Matrik pengganda digunakan

untuk melakukan analisis dampak yaitu analisis dampak terhadap Output,

Nilai Tambah Bruto, Upah/Gaji dan Tenaga Kerja; dan analisis keterkaitan ke

depan dan ke belakang (forward dan backward linkages).

Page 33: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

23 Metodologi

Tabel 2.2.

Transaksi Domestik Banten ADH Produsen, Tahun 2000 (Juta Rp.)

(3 X 3 Sektor)

Sektor 1 2 3

1 209.850 1.495.882 414.114

2 474.151 36.529.845 2.362.147

3 156.248 8.745.102 2.039.076

Jumlah Input

Antara 840.249 46.770.829 4.815.337

NTB 4.210.301 25.583.953 13.390.078

Jumlah Input 5.050.550 72.354.782 18.205.415

Tabel 2.3.

Koefisien Domestik (Ad) Banten ADH Produsen, Tahun 2000

(3 X 3 Sektor)

Sektor 1 2 3

1 0,0415 0,0207 0,0227

2 0,0939 0,5049 0,1297

3 0,0309 0,1209 0,1120

Page 34: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

24 Metodologi

Tabel 2.4.

Koefisien Penganda Domestik (I – Ad)-1 Banten ADH Produsen,

Tahun 2000 (3 X 3 Sektor)

Sektor 1 2 3

1 1,0496 0,0523 0,0345

2 0,2163 2,1051 0,3131

3 0,0660 0,2883 1,1700

Matrik pengganda dihitung dari matrik koefisien input antara (A)

yang diturunkan dari tabel transaksi. Sedangkan koefisien input antara (a ij)

adalah hasil bagi antara masing masing komponen input antara (xij) dengan

jumlah output. Sesuai dengan prinsip tabel I-O, jumlah output (Xi) akan

sama dengan jumlah inputnya (Xj), sehingga ij ij ja x X dan matrik

koefisien input antaranya seperti terlihat pada Tabel 2.3.

Matrik pengganda adalah matrik kebalikan (inverse matrix) dari

matrik (I – Ad). Karena itu matriks pengganda yang diperoleh dari matrik

yang terdapat pada tabel 2.3 adalah seperti terlihat pada tabel 2.4.

Selanjutnya matrik pengganda tersebut akan digunakan dalam model

analisis I-O berikut ini, yaitu berupa pengukuran dampak.

2.2.2. Dampak Terhadap Output

Dalam model I-O, output memiliki hubungan timbal balik

denganpermintaan akhir. Artinya jumlah output yang dapat diproduksi

tergantung dari jumlah permintaan akhirnya. Namun demikian dalam

keadaan tertentu, output justru yang menentukan besarnya permintaan

akhir. Output dalam model I-O dapat dihitung dengan rumus:

Page 35: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

25 Metodologi

1

1FTX A F M

……(5)

atau

1

1 d d

FDX A F

…….(6)

Rumusan ini sekaligus mencerminkan bahwa pembentukan output

(X) dipengaruhi oleh permintaan akhir (F-M) atau Fd , di mana M adalah

impor yang disediakan untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan

akhir.

Output yang terbentuk sebagai akibat dari permintaan akhir total

(XFT) akan sama dengan output yang terbentuk sebagai akibat permintaan

akhir domestik (XFD). Dalam banyak analisis yang lebih sering digunakan

adalah XFD.

Penggunaan persamaan (5) dan (6) antara lain untuk menghitung

porsi output yang terbentuk sebagai dampak dari masing-masing komponen

permintaan akhir dan memperkirakan output yang terbentuk sebagai

dampak permintaan akhir yang diproyeksikan.

Dengan mempergunakan matrik pengganda di atas, dapat dihitung

dampak kenaikan permintaan akhir terhadap output.

Kenaikan F1 (permintaan akhir produk sektor 1) sebesar satu juta

rupiah akan berdampak terhadap :

X1 (Output sektor 1) sebesar 1,0496 juta rupiah

X2 (Output sektor 2) sebesar 0,2163 juta rupiah

X3 (Output sektor 3) sebesar 0,0660 juta rupiah

Page 36: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

26 Metodologi

Kenaikan F2 (permintaan akhir produk sektor 2) sebesar satu juta

rupiah akan berdampak terhadap :

X1 (Output sektor 1) sebesar 0,0523 juta rupiah

X2 (Output sektor 2) sebesar 2,1051 juta rupiah

X3 (Output sektor 3) sebesar 0,2883 juta rupiah

Kenaikan F3 (permintaan akhir produk sektor 3) sebesar satu juta

rupiah akan berdampak terhadap :

X1 (Output sektor 1) sebesar 0,0345 juta rupiah

X2 (Output sektor 2) sebesar 0,3131 juta rupiah

X3 (Output sektor 3) sebesar 1,1700 juta rupiah

Ilustrasi di atas menunjukkan adanya keterkaitan ke belakang

(backward linkages) dari perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap

output seluruh sektor ekonomi. Bila F1, F2, dan F3 masing masing mengalami

kenaikan sebesar 1 juta rupiah, maka output yang terbentuk sebagai

dampak peningkatan permintaan akhir tersebut adalah :

X1 = 1,0496 + 0,0523 + 0,0345 = 1,1364 juta rupiah

X2 = 0,2163 + 2,1051 + 0,3131 = 2,6346 juta rupiah

X3 = 0,0660 + 0,2883 + 1,1700 = 1,5243 juta rupiah

Persamaan (5) dan (6) yang masih bersifat umum tersebut dapat

dirinci lagi menjadi beberapa formula sesuai dengan banyaknya komponen

permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga (301),

pengeluaran konsumsi pemerintah (302), pembentukan modal tetap (303),

perubahan stok (304) dan ekspor (305). Andaikan persamaan (6) digunakan

Page 37: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

27 Metodologi

dalam analisis, maka pengembangannya akan menjadi lima buah formula

sebagai berikut:

1

301 301

1

302 302

1

303 303

1

304 304

1

305 305

d d

d d

d d

d d

d d

X I A F

X I A F

X I A F

X I A F

X I A F

Dengan :

301 302 303 304 305FDX X X X X X

301X = Output yang terbentuk akibat dampak

pengeluaran konsumsi rumah tangga 301

dF

302X = Output yang terbentuk akibat dampak

pengeluaran konsumsi pemerintah 302

dF

303X = Output yang terbentuk akibat dampak

pembentukan modal tetap 303

dF

Page 38: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

28 Metodologi

304X = Output yang terbentuk akibat dampak

perubahan stok 304

dF

305X = Output yang terbentuk akibat ekspor 305

dF

2.2.3. Dampak Terhadap Nilai Tambah Bruto

Nilai Tambah Bruto (NTB) adalah input primer yang merupakan

bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan asumsi dasar yang

digunakan dalam penyusunan tabel I-O, maka hubungan antara NTB

dengan output bersifat linear. Artinya kenaikan atau penurunan output akan

diikuti secara proporsional oleh kenaikan dan penurunan NTB. Hubungan

tersebut dapat dijabarkan dalam persamaan berikut:

V V X

…….(7)

dengan

V = matriks NTB

V

= matriks diagonal koefisien NTB

1 1

1 atau 1d dX A F A F

, yaitu output yang

dipengaruhi permintaan akhir.

Isian sel-sel diagonal utama V

adalah NTB sektor yang bersangkutan dibagi

dengan outputnya, sedangkan sel-sel di luar diagonal utama adalah 0.

Jadi, bentuk matriksV

adalah:

Page 39: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

29 Metodologi

1

2

3

0 0

0 0

0 0

v

V v

v

; dengan ii

i

NTBv

X

Sehingga berdasarkan data pada Tabel 2.2., matriks diagonal NTB nya

adalah seperti terlihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5.

Matriks Diagonal Koefisien NTB Banten, Tahun 2000

(3 X 3 Sektor)

Sektor 1 2 3

1 0,8336 0 0

2 0 0,3536 0

3 0 0 0,7355

Karena itu, apabila F1, F2, dan F3 masing masing mengalami kenaikan

sebesar satu juta rupiah, maka akan meningkatkan NTB pada setiap sektor

(vi), yaitu masing-masing sebesar :

v1 = 0,8336 x 1,1364 = 0,9473 juta rupiah

v2 = 0,3536 x 2,6346 = 0,9316 juta rupiah

v3 = 0,7355 x 1,5243 = 0,1211 juta rupiah

Page 40: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

30 Metodologi

2.2.4. Dampak Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam suatu proses produksi tenaga kerja merupakan salah satu

faktor produksi yang memiliki peranan cukup penting. Balas jasa atau

pengeluaran untuk tenaga kerja oleh produsen merupakan salah satu

komponen input primer, yang antara lain berupa upah dan gaji, tunjangan

dan bonus.

Definisi tenaga kerja dalam tabel I-O pada dasarnya sama dengan

definisi yang digunakan dalam Sensus Penduduk. Dalam banyak analisis

makro, tenaga kerja sering juga disebut dengan kesempatan kerja atau

lapangan kerja.

Koefisien tenaga kerja (labor coefficient) adalah suatu bilangan yang

menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk

menghasilkan satu unit keluaran (output). Sesuai dengan pengertian ini

maka koefisien tenaga kerja dapat dihitung menggunakan persamaan:

ii

i

LI

X

……(8)

dengan :

iI = Koefisien tenaga kerja sektor i

iL = Jumlah tenaga kerja sektor i

iX = Output sektor i

Sesuai dengan asumsi dasar model I-O, tenaga kerja memiliki

hubungan linear dengan output. Hal ini berarti bahwa naik turunnya output

di suatu sektor akan berpengaruh terhadap naik turunnya jumlah tenaga

kerja di sektor tersebut. Hubungan antara tenaga kerja dengan output

Page 41: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

31 Metodologi

sebenarnya telah digambarkan dalam rumus penghitungan koefisien tenaga

kerja pada persamaan (8). Dalam persamaan tersebut koefisien tenaga kerja

dihitung dengan rumus i i iI L X , sehingga dalam hal ini i i iL I X Jika

persamaan terakhir ini diuraikan untuk masing-masing sektor dan ditulis

dalam bentuk matriks akan diperoleh:

L L X

…….(9)

dengan

L = matriks jumlah tenaga kerja

L

= matriks diagonal koefisien tenaga kerja

1 1

1 atau 1d dX A F A F

, yaitu output yang

dipengaruhi oleh permintaan akhir

Isian sel-sel diagonal utama L

adalah jumlah tenaga kerja sektor yang

bersangkutan dibagi dengan outputnya, sedangkan sel-sel di luar diagonal

utama adalah 0.

Jadi, bentuk matriks L

adalah:

1

2

3

0 0

0 0

0 0

l

L l

l

; dengan ii

i

ll

X

Page 42: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

32 Metodologi

2.3. Metode Analisis

Dalam analisis dampak pariwisata terhadap kinerja ekonomi daerah,

permintaan akhir menjadi faktor eksogen yang mendorong penciptaan nilai

produksi barang dan jasa. Dalam kaitannya dengan dampak pariwisata,

faktor pendorong (exogenous variable) berupa konsumsi wisatawan

mancanegara dan wisatawan nusantara terhadap produk dalam negeri,

investasi pariwisata dan pengeluaran pemerintah untuk pariwisata (APBD)

serta lembaga-lembaga nirlaba yang ikut andil dalam kegiatan pariwisata.

Dengan model IO dampak kepariwisataan dapat diuraikan sebagai berikut.

2.3.1. Dampak Pengeluaran Wisata Terhadap Output

Pengeluaran konsumsi pariwisata akan berdampak terhadap

penciptaan nilai produksi barang dan jasa sektoral. Hubungan antara

konsumsi kepariwisataan dengan nilai output dapat diformulasikan sebagai

berikut:

1

1 d

i iX A W

….(10)

dimana:

iX = output yang diciptakan akibat konsumsi

kepariwisatawaan.

1

1 dA

= invers matriks berfungsi sebagai koefisien

regresi dalam model.

iW = konsumsi kepariwisataan, mencakup :

Page 43: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

33 Metodologi

1). Wisman, 2). Wisnus, 3). Wisatawan Domestik Outbond,

4). Wisatawan Domestik Intenational Outbond 5). investasi

pariwisata dan 6). lainnya

(pemerintah dan nirlaba)

i = 1,2,3,4.

Persamaan (9) mendasarkan hubungan linear antara permintaan

akhir, dalam hal ini konsumsi pariwisata dengan output. Semakin besar

jumlah permintaan terhadap produk barang dan jasa maka output yang

harus disediakan harus bertambah mengikuti matriks pengganda sebagai

koefisien regresinya. Persamaan di atas menghasilkan nilai output barang

dan jasa setiap sektor akibat dari konsumsi pariwisata. Dapat diketahui

dampak output akibat masing-masing komponen konsumsi pariwisata

terhadap sektor-sektor ekonomi. Misalkan, pengeluaran wisman di Indonesia

akan berdampak terhadap penambahan nilai produksi barang dan jasa.

Demikian pula akibat wisnus, investasi pariwisata dan pengeluaran

pemerintah untuk pengembangan pariwisata.

2.3.2. Dampak Pengeluaran Wisata Terhadap NTB

Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai output sektor

ekonomi. Sebagai balas jasa atas faktor produksi, nilai tambah bruto

mencakup upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tak langsung

dan subsidi. Sebagaimana model IO untuk menghasilkan nilai output akibat

konsumsi pariwisata, nilai tambah yang diciptakan juga berbanding lurus

dengan permintaan atau konsumsi kepariwisataan. Formulasi yang

menunjukkan hubungan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 44: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

34 Metodologi

1

. 1 .d

i i iV v A W v X

…..(11)

Dimana :

iV = nilai tambah bruto karena dampak konsumsi kepariwisataan.

v = matriks diagonal koefisien nilai tambah bruto, yaitu rasio antara nilai

tambah bruto sektor tertentu dengan outputnya.

i = 1). Wisman, 2). Wisnus, 3). Wisatawan Domestik Outbond,

4). Wisatawan Domestik Intenational Outbond 5). Investasi

pariwisata dan 6). Lainnya (pemerintah dan nirlaba)

Persamaan (11) menunjukkan hubungan searah antara nilai tambah bruto

dengan nilai outputnya. Ini juga berarti bahwa terdapat hubungan antara

konsumsi kepariwisataan dengan penciptaan nilai tambah sektor-sektor

ekonomi, yaitu pengeluaran wisman, wisnus, investasi pariwisata dan

lainnya.

2.3.3. Dampak Pengeluaran Wisata Terhadap Upah/Gaji

Salah satu komponen nilai tambah bruto adalah upah/gaji. Dari

model IO dapat diturunkan hubungan antara upah/ gaji dengan konsumsi

kepariwisataan. Hubungan tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

1

. 1 .d

j j i j iG g A W g X

…..(12)

Dimana :

iG = Upah/gaji akibat konsumsi kepariwisataan.

Page 45: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

35 Metodologi

jg = matriks diagonal koefisien upah/gaji, yaitu rasio antara upah/gaji

sektor tertentu dengan outputnya.

Persamaan (12) mengindikasikan adanya keterkaitan antara konsumsi

kepariwisataan dengan upah/gaji para pekerja pada sektor-sektor ekonomi.

2.3.4. Dampak Pengeluaran Wisata Terhadap Kebutuhan Tenaga

Kerja

Dalam industri pariwisata, tenaga kerja merupakan salah satu faktor

produksi yang memiliki peranan cukup penting. Sesuai dengan asumsi dasar

model I-O, tenaga kerja industri pariwisata memiliki hubungan linear dengan

output. Hubungan antara tenaga kerja dengan output dinyatakan dalam

koefisien tenaga kerja dengan rumus i i iI L X , sehingga

.i i iL I X ……(13)

Dengan :

iL = Kebutuhan tenaga kerja akibat konsumsi kepariwisataan.

iI = matriks diagonal koefisien tenaga kerja, yaitu rasio antara tenaga

kerja sektor tertentu dengan outputnya.

Persamaan (13) mengindikasikan adanya keterkaitan antara konsumsi

kepariwisataan dengan kesempatan kerja pada sektor-sektor ekonomi.

Page 46: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

36 Metodologi

2.3.5. Dampak Pengeluaran Wisata Terhadap Pajak Tidak

Langsung

Komponen nilai tambah bruto yang lain adalah pajak tidak langsung.

Dari model IO dapat diturunkan hubungan antara pajak tidak langsung

dengan konsumsi kepariwisataan. Hubungan tersebut dapat disajikan

sebagai berikut:

1

. 1 .d

j j i j iP p A W p X

…..(14)

dimana:

jP = pajak tidak langsung akibat konsumsi kepariwisataan.

jp = matriks diagonal koefisien pajak tidak langsung, yaitu rasio antara

pajak tidak langsung dari sektor tertentu dengan outputnya.

Persamaan (14) mengindikasikan adanya keterkaitan antara

konsumsi kepariwisataan dengan besarnya penerimaan pajak tidak langsung

oleh pemerintah dari sektor-sektor ekonomi. Simulasi penghitungan dampak

pariwisata terhadap perekonomian akan diuraikan secara lengkap pada

bab V.

Page 47: Nesparda-2012

BBBAAABBB IIIIIIIII

KKKooonnnssseeeppp dddaaannn DDDeeefffiiinnniiisssiii

Page 48: Nesparda-2012
Page 49: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

39 Konsep dan Definisi

Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kontribusi

dan dampak pariwisata terhadap perekonomian suatu negara atau daerah

dapat dilihat melalui neraca satelit pariwisatanya. Seperti telah diterangkan

sebelumnya, perhitungan-perhitungan ini dapat dibuat dalam berbagai

bentuk sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dalam bab ini akan diuraikan

konsep dan definisi yang digunakan untuk perhitungan neraca satelit

pariwisata. Konsep dan Definisi menjadi amat penting untuk memahami

lebih lanjut mengenai data yang tersedia. Arti, wujud fisik, karakteristik,

batasan dan sifat kegiatan tentang eksistensi, perubahan dan perpindahan

suatu barang dan jasa harus tercermin jelas dalam konsep dan definisi.

Definisi yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda pula. Perlu

diingat bahwa konsep dan definisi yang terdapat dalam buku ini pada

dasarnya untuk tujuan penyusunan neraca satelit pariwisata Provinsi Banten.

3. 1. Konsep Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

3. 2. Konsep Wisatawan

Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor

10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dimana wisatawan adalah orang

yang melakukan wisata. Menurut jenisnya, wisatawan dibedakan menjadi :

a. Wisatawan Nusantara

Yang dimaksud dengan wisatawan nusantara adalah Penduduk

Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah teritorial Indonesia

Page 50: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

40 Konsep dan Definisi

bukan untuk bekerja atau sekolah, dengan jangka waktu kurang dari

6 (enam) bulan ke: Obyek Wisata Komersial (bertransaksi), Menginap

di Akomodasi Komersial (bertransaksi), Jarak Perjalanan lebih dari 100

km (pp) yang bukan merupakan lingkungan sehari-hari.

b. Wisatawan Nusantara

Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan di

luar negara asalnya (country of residence), selama kurang dari 12

bulan pada suatu destinasi tertentu, dengan tujuan perjalanan tidak

untuk bekerja atau memperoleh penghasilan. Dalam kontek sini perlu

diperhatikan bahwa (1) orang yang bekerja di perbatasan negara; (2)

imigran baik yang permanen, sementara, atau nomaden; (3)

pengungsi; serta (4) diplomat, konsulat, dan anggota angkatan

bersenjata yang menempati pos tugasnya, tidak termasuk ke

dalam kategori wisatawan mancanegara.

c. Pelancong

Pelancong atau pengunjung adalah Penduduk Indonesia yang

melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial selama satu hari

pulang pergi ( one day trip ) tanpa menginap di akomodasi komersial

3. 3. Konsep Domestik

Neraca satelit pariwisata menyajikan statistik dalam bentuk neraca

dan matrik yang menggambarkan hubungan ekonomi baik antar pelaku

pariwisata dengan pelaku ekonomi lainnya maupun antar pelaku pariwisata

sendiri dalam suatu wilayah. Wilayah perekonomian yang diselidiki, untuk

membuat suatu perhitungan neraca satelit pariwisata nasional adalah suatu

negara, sedang untuk membuat suatu perhitungan neraca satelit pariwisata

Page 51: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

41 Konsep dan Definisi

daerah adalah suatu daerah dari suatu negara. Pengertian daerah di sini,

dapat merupakan provinsi/kabupaten/kota atau bahkan wilayah administrasi

yang lebih rendah lagi. Transaksi ekonomi baik antar pelaku pariwisata

dengan pelaku ekonomi lainnya yang akan dihitung adalah transaksi yang

terjadi dalam wilayah domestik suatu daerah, dan transaksi yang dilakukan

oleh pelaku pariwisata dari daerah tersebut. Yang dimaksud dengan wilayah

domestik suatu daerah adalah meliputi daratan dan lautan yang berada di

dalam batas-batas geografis daerah tersebut.

3. 4. Konsep Daerah Tujuan Wisata

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi

Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih

wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas

umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait

dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

3. 5. Konsep Perjalanan Wisata

Perjalanan wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh penduduk

Indonesia dalam wilayah geografis Indonesia secara sukarela kurang dari 6

bulan dan tidak bertujuan untuk sekolah, bekerja (memperoleh upah/gaji) di

tempat yang dituju untuk mengunjungi obyek wisata komersial, dan atau

menginap di usaha jasa akomodasi, dan atau jarak perjalanan

pulang pergi sama atau lebih besar dari 100 km. Perjalanan yang

dilakukan oleh penduduk Indonesia secara rutin dengan menggunakan

kendaraan bermotor dan dilakukan secara periodik, minimal 1 minggu sekali

secara teratur tidak termasuk perjalanan wisata.

Page 52: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

42 Konsep dan Definisi

3. 6. Konsep Konsumsi Wisatawan

Apa yang dimaksud dengan "konsumsi wisatawan" itu? Secara

sederhana, konsumsi wisatawan itu tidak lain adalah barang dan jasa (Good

and Services) yang dibeli oleh wisatawan dalam rangka memenuhi

kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan harapan (expectation) selama ia

tinggal di Daerah Tujuan Wisata yang dikunjunginya. Adapun komponen

konsumsi wisatawan sesuai dengan General Guideline For Developing The

Tourism Satellite Account (WTO) digambarkan seperti tampak pada Gambar

7.2. dan Gambar 7.3. Berdasarkan System National Account (SNA) Tahun

1993, pengertian konsumsi adalah sebagai berikut:

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi akhir adalah penggunaan barang dan jasa untuk

keperluan rumahtangga atau lembaga non-profit yang melayani

rumah tangga. Konsep ini menggunakan konsep akuisisi.

Konsumsi antara adalah penggunaan barang dan jasa untuk

diproses menjadi produk lain.

b. Konsumsi Wisatawan

Konsumsi Wisatawan adalah total konsumsi yang diakibatkan

oleh pelaksanaan perjalanan ke suatu tempat tujuan, mulai dari

perencanaan keberangkatan hingga kembali dari perjalanan

(yang dilakukan).

c. Pengeluaran konsumsi akhir wisatawan, dibedakan menjadi:

Pengeluaran secara tunai, yaitu segala pengeluaran yang

dibayarkan secara tunai.

Page 53: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

43 Konsep dan Definisi

Konsumsi dalam bentuk barang, yaitu segala pengeluaran yang

dihargai dalam bentuk barang.

d. Konsumsi Wisatawan

Konsumsi Wisatawan, selama perjalanan (visitor consumption

while traveling) WTO memberi rekomendasi terdiri atas:

1). Paket Perjalanan Wisata (Package Tours)

2). Akomodasi

3). Makanan dan minuman

e. Konsumsi wisatawan / pengunjung selama dalam perjalanan

(visitor consumption while travelling), WTO Recommendations

antara lain:

1). Paket perjalanan dan paket liburan

2). Akomodasi

3). Makanan dan minuman

4). Transportasi

5). Rekreasi, budaya dan olah raga

6). Belanja

7). Lainnya

f. Konsumsi wisatawan/pengunjung sebelum melakukan perjalanan

(pre-trip visitors consumption) terdiri atas :

Barang-barang tahan lama (durable goods) dapat digunakan

lebih dari satu kali perjalanan, antara lain: kamera, teropong,

kacamata (sun glass), bola golf, perlengkapan camping,

peralatan rekreasi pantai (surfing, diving, fishing, skying).

Page 54: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

44 Konsep dan Definisi

Barang-barang tidak tahan lama (non-durable goods) seperti:

makanan dan minuman, parfum, lotion, BBM, film, baterai, bola

tenis, rokok dan cerutu.

g. Konsumsi wisatawan/pengunjung selama dalam perjalanan

(on-trip consumption), antara lain dalam bentuk:

1). Paket perjalanan dan paket liburan

2). Akomodasi

3). Makanan dan minuman

4). Transportasi

5). Rekreasi, budaya dan olah raga

6). Belanja

7). Lainnya

3. 7. Konsep Konsumsi Wisatawan

Investasi diartikan sebagai suatu kegiatan penanaman modal pada

berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan untuk memperoleh benefit atau

manfaat pada masa yang akan datang. Investasi dibutuhkan untuk

mendukung keberlangsungan pembangunan ekonomi suatu negara. Dari

informasi yang tersedia menunjukkan bahwa trend investasi menunjukkan

peningkatan dari waktu ke waktu, sejalan dengan pembangunan yang

dilaksanakan di berbagai bidang.

Secara konsep investasi dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu

“investasi finansial” dan “investasi non-finansial”. Investasi finansial lebih

dititik beratkan pada investasi dalam bentuk pemilikan instrumen finansial

seperti uang tunai, emas, tabungan, deposito, saham dan sejenisnya.

Sedangkan investasi fisik lebih menekankan pada realisasi berbagai jenis

investasi fisik seperti bangunan, kendaraan, mesin-mesin dan sejenisnya.

Page 55: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

45 Konsep dan Definisi

Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan investasi dalam kaitannya dengan

sektor pariwisata disini adalah investasi fisik saja.

Secara definitif yang dimaksud dengan investasi pariwisata adalah

pengeluaran dalam rangka pembentukan modal yang dilakukan oleh sektor-

sektor ekonomi yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pariwisata baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pelaku investasi tersebut adalah

produsen penghasil produk barang dan jasa, baik pemerintah, BUMN/BUMD

maupun pihak swasta (termasuk rumah tangga).

Investasi fisik tersebut berupa pembuatan bangunan tempat tinggal,

bangunan bukan tempat tinggal (hotel, kantor, tempat hiburan dan

sebagainya), pembangunan infrastruktur, pembelian mesin, kendaraan dan

barang modal lainnya, termasuk juga perbaikan besar yang dilakukan guna

meningkatkan kapasitas barang modal atau memperpanjang umur

pemakaian barang modal tersebut.

Page 56: Nesparda-2012

BBBAAABBB IIIVVV

DDDaaammmpppaaakkk PPPaaarrriiiwwwiiisssaaatttaaa

Page 57: Nesparda-2012
Page 58: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

49 Dampak Pariwisata

4. 1. Gambaran Wisatawan

a. Wisatawan Nusantara

Mayoritas wisnus yang melakukan wisata di Banten berasal dari

provinsi Banten sendiri, yang dikenal sebagai wisatawan lokal (wislok).

Dimana, hasil survei tahun 2012 menunjukkan dari 3,52 juta wisatawan

yang berwisata di Banten, sebanyak 51,48 persen wisnus merupakan

penduduk Banten. Setelah itu, penduduk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

Tengah dan Lampung dengan porsi masing-masing 24,60 persen; 16,15

persen; 3,37 persen dan 1,71 persen. Di samping itu ada juga penduduk

yang berasal dari Sumatera selain Lampung, DI Yogyakarta, Jawa Timur,

Kalimanta, Sulawesi dan provinsi lainnya dengan persentase masing-masing

kurang dari satu persen.

Gambar 4.1. Komposisi Wisatawan Menurut Asal Provinsi

Tahun 2012

0,63% 1,71%

0,28%

16,59%

24,60%

3,37%

0,53% 0,65%

51,48%

0,06% 0,08% 0,03% Sumatera Selatan

Lampung

Sumatera Lainnya

DKI Jakarta

Jawa Barat

Jawa Tengah

DI Yogyakarta

Jawa Timur

Banten

Kalimantan

Page 59: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

50 Dampak Pariwisata

Berdasarkan hasil Survei Wisatawan Banten tahun 2011, wisnus yang

berkunjung ke Banten umumnya mempunyai tujuan berlibur atau rekreasi.

Potensi wisata Banten yang cukup menarik membuat 76,0 persen wisnus

punya tujuan berlibur ketika ke Banten. Ada juga wisnus yang bertujuan

melakukan bisnis (3,5%), mengunjungi teman atau keluarga (5,5%) dan

untuk berziarah (6,0%). Wisata religi yang dimiliki Banten salah satunya

komplek Banten Lama menarik bagi masyarakat untuk berwisata ziarah.

Pantai masih menjadi tempat pilihan utama yang dikunjungi oleh

wisnus. Ada sebanyak 55,40 persen wisnus menjadi pantai menjadi objek

wisata utama yang dikunjungi. Pantai Anyer, Carita maupun pantai Sawarna

merupakan objek wisata pantai yang cukup menarik untuk dikunjungi. Di

samping pantai, wisnus juga menyenangi kolam renang selaku objek wisata

buatan yang menarik sebagai pilihan berlibur. Ada sebanyak 18,31 persen

wisnus yang punya tujuan utama ke objek wisata ini. Potensi kolam renang

yang berada di Pandeglang maupun di Tangerang menjadi pilihan menarik

bagi wisnus. Selain itu ada juga yang tertarik dengan objek wisata ziarah,

akan tetapi porsinya hanya 6,81 persen, objek wisata pulau (6,57%),

Tanjung (4,46%) dan lainnya.

Ternyata wisnus mendapatkan informasi mengenai objek wisata di

Banten mayoritas bukan dari internet maupun brosur atau media massa.

Justru 76,5 persen wisnus mendapatkan informasi wisata Banten dari

lainnya, diantaranya dari berita yang disampaikan saudara, temen atau

sanak famili. Hanya 9,5 persen yang mengetahui informasi wisata Banten

dari internet dan 10,0 persen dari media massa.

b. Wisatawan Mancanegara

Hasil survei menunjukkan dari 18,6 ribu wisman yang ke Banten pada

tahun 2012, mayoritas berasal dari negeri Australia dengan persentase lebih

Page 60: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

51 Dampak Pariwisata

dari sepersepuluhnya (12,50%). Selanjutnya berasal dari Jepang, Malaysia,

Saudi Arabia dan Taiwan dengan persentase masing-masing 10,04 persen;

9,37 persen; 9,37 persen dan 7,81 persen. Sisanya dari berbagai negara

dengan total persentase mencapai lima puluh persen.

Gambar 4.2. Komposisi Wisman Menurut Asal Provinsi

Tahun 2012

Hasil Survei Wisatawan Banten tahun 2011 memperlihatkan bahwa

hanya ada dua tujuan wisman berkunjung ke Banten yaitu berlibur/rekreasi

dan urusan bisnis. Sebanyak 52,17 persen wisman yang berkunjung ke

Banten punya tujuan untuk melihat keindahan wisata Banten dan 47,83

persen untuk urusan bisnis. Potensi ekonomi Banten yang besar khususnya

pada sektor industri dan jasa menjadi daya tarik warga asing untuk berbisnis

di Banten.

Sama dengan wisnus, pantai juga menjadi objek wisata pilihan utama

seorang wisman ketika berlibur ke Banten. Lebih dari setengah wisatawan

12,50%

10,94%

9,37%

9,37%

7,81% 6,25% 4,69%

4,67%

3,13%

2,86%

2,58%

25,84%

Singapura

Jepang

Malaysia

Saudi Arabia

Taiwan

Korea Selatan

China

Australia

Belanda

Perancis

Page 61: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

52 Dampak Pariwisata

yang berlibur memilih objek wisata di sepanjang Pantai Anyer dan Carita

(64,52%). Pantai Sawarna yang cukup jauh letaknya dari ibukota Banten

juga menjadi objek wisata yang menarik bagi wisman, terbukti sebanyak

22,59 persen wisman memilih pantai tersebut. Selebihnya menjadikan anak

gunung Krakatau dan Banten Lama menjadi pilihan tempat wisata.

Berbeda dengan wisnus, wisman mendapatkan informasi wisata

Banten umumnya dari internet. Ada sebanyak 60,87 persen wisman yang

menyatakan mendapatkan informasi dari internet. Hal ini menunjukkan

bahwa internet menjadi ajang promosi terbaik bagi pariwisata Banten untuk

lebih menarik wisman ke depannya. Di samping itu ada juga yang

mendapatkan informasi dari media massa (13,04%) dan lainnya (26,09%)

Lainnya di sini dapat berupa berita dari teman, saudara maupun

family/rekan bisnis.

Informasi jenis objek wisata yang paling diminati ini dapat menjadikan

rujukan bagi pengembangan wisata di Banten. Sudah jelas bahwa wisata

pantai menjadi pilihan terbanyak bagi wisatawan, dan ini dapat disikapi

dengan menata objek wisata tersebut agar menjadi lebih menarik lagi.

Apalagi, salah satu sarana akses promosi yang cukup banyak diakses

wisatawan adalah informasi dari teman, saudara maupun rekan bisnis

sehingga ketika objek wisata pantai yang mereka kunjungi memberi kesan

memuaskan, otomatis promosi gratis akan didapatkan oleh Banten.

Dampaknya jelas wisatawan akan semakin membanjiri Banten.

4. 2. Konsumsi Wisatawan di Banten

Konsumsi wisatawan di suatu daerah merupakan penggerak ekonomi

pariwisata daerah tersebut. Hotel, perdagangan cinderamata, rumah makan

dan kegiatan penunjang wisata lainnya akan menjadi hidup dengan

konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan terhadap produk-produk tersebut.

Page 62: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

53 Dampak Pariwisata

Selalu yang diharapakan nilai konsumsi ini terus meningkat sehingga

ekonomi pariwisata semakin berkembang.

Tabel 4.1. Rata-Rata Konsumsi Wislok di Banten

Tahun 2011 – 2012

Jenis Pengeluaran

Rata-Rata Konsumsi (rupiah)

Persentase

2011 2012 2011 2012

1. Akomodasi 7.701 11.364 3,62 4,05

2.

Makanan, minuman dan tembakau

54.122 78.504 25,44 27,97

3. Angkutan darat 13.811 51.136 6,49 18,22

4. Angkutan kereta api - - - -

5. Angkutan air - - - -

6. Angkutan udara - - - -

7. Bahan bakar dan pelumas 44.512 36.955 20,92 13,17

8. Sewa kendaraan 19.032 19.318 8,95 6,88

9. Seminar, pertemuan - - - -

10. Paket perjalanan 1.248 646 0,59 0,23

11. Pramuwisata - - - -

12. Pertunjukan seni 149 568 0,07 0,20

13.

Museum & Jasa kebudayaan

728 421 0,34 0,15

14. Jasa hiburan/rekreasi 12.355 23.037 5,81 8,21

15. Belanja/Cindera mata 43.588 36.290 20,49 12,93

16. Kesehatan 6.656 45 3,13 0,02

17. Lainnya 8.840 22.398 4,16 7,98

Jumlah 212.742 297.767 100,00 100,00

Page 63: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

54 Dampak Pariwisata

Jumlah wisatawan yang terus meningkat dibarengi dengan

peningkatan nilai konsumsi wisatawan merupakan kondisi ideal yang sangat

diharapkan. Kedua hal tersebut akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi

pariwisata di suatu daerah. Peningkatan jumlah wisatawan tanpa dibarengi

dengan peningkatan konsumsinya akan kurang bermakna, demikian juga

sebaliknya.

Kondisi ideal yang dimaksud di atas secara umum terjadi di Banten

untuk tahun 2012. Jumlah wisatawan baik wislok, wisnus maupun wisman

mengalami peningkatan, demikian juga dengan nilai konsumsinya. Pada

tahun 2012 jumlah wislok dan wisnus di Banten masing-masing mencapai

3,73 juta orang dan 3,52 juta orang, padahal tahun sebelumnya hanya 3,29

juta orang dan 2,24 juta orang atau terjadi peningkatan masing-masing

sebesar 13,49 persen dan 57,33 persen. Adapun jumlah wisman pada

periode yang sama meningkat 8,81 persen dari 16.848 orang menjadi

18.518 orang.

Setiap wislok yang melakukan wisata di Banten secara rata-rata

menghabiskan 0,21 juta rupiah pada tahun 2011 dan 0,28 juta rupiah pada

tahun 2012 (Tabel 4.1). Pengeluaran tersebut untuk memenuhi berbagai

kebutuhan selama melakukan wisata di wilayah Banten. Pengeluaran

terbesar digunakan untuk mengkonsumsi makanan, minuman dan

tembakau; jasa angkutan darat, bahan bakar pelumas dan belanja/cindera

mata. Adapun pengeluaran untuk jasa hiburan/rekreasi dan jasa hotel

sendiri masing-masing hanya menempati posisi kelima dan ketujuh dari

sekian banyak barang dan jasa yang dikonsumsi oleh wislok.

Page 64: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

55 Dampak Pariwisata

Tabel 4.2. Rata-Rata Konsumsi Wisnus di Banten

Tahun 2011 – 2012

Jenis Pengeluaran

Rata-Rata Konsumsi (rupiah)

Persentase

2011 2012 2011 2012

1. Akomodasi 102.359 64.121 16,48 11,76

2.

Makanan, minuman dan tembakau

214.556 176.276 34,55 32,34

3. Angkutan darat 70.104 73.220 11,29 13,43

4. Angkutan kereta api 241 257 0,04 0,05

5. Angkutan air 905 1.502 0,15 0,28

6. Angkutan udara 36.145 69.993 5,82 12,84

7. Bahan bakar dan pelumas 40.473 35.316 6,52 6,48

8. Sewa kendaraan 13.109 12.385 2,11 2,27

9. Seminar, pertemuan - - 0,00 0,00

10. Paket perjalanan 23.149 22.721 3,73 4,17

11. Pramuwisata - - 0,00 0,00

12. Pertunjukan seni - - 0,00 0,00

13.

Museum & Jasa kebudayaan

621 1.651 0,10 0,30

14. Jasa hiburan/rekreasi 24.229 6.148 3,90 1,13

15. Belanja/Cindera mata 73.904 54.550 11,90 10,01

16. Kesehatan 222 261 0,04 0,05

17. Lainnya 21.009 26.697 3,38 4,90

Jumlah 621.026 545.101 100,00 100,00

Page 65: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

56 Dampak Pariwisata

Tabel 4.3. Rata-Rata Konsumsi Wisman di Banten

Tahun 2011 – 2012

Jenis Pengeluaran

Rata-Rata Konsumsi (rupiah)

Persentase

2011 2012 2011 2012

1. Akomodasi 2.618.114 3.865.704 50,24 52,61

2.

Makanan, minuman dan tembakau

1.190.392 1.586.072 22,84 21,59

3. Penerbangan Domestik 48.071 174.186 0,92 2,37

4. Angkutan darat 319.942 506.046 6,14 6,89

5.

Belanja kebutuhan sehari-hari

312.821 395.443 6,00 5,38

6. Cindera mata 380.299 506.476 7,30 6,89

7. Jasa Hiburan 65.876 50.749 1,26 0,69

8. Kesehatan & kecantikan 97.923 47.847 1,88 0,65

9. Pendidikan - - - -

10. Paket perjalanan 49.852 154.175 0,96 2,10

11. Rekreasi 59.644 24.766 1,14 0,34

12. Pramuwisata 42.018 19.606 0,81 0,27

13. Lainnya 25.816 16.510 0,50 0,22

Jumlah 5.210.768 7.347.580 100,00 100,00

Sementara itu rata-rata konsumsi setiap wisnus yang melakukan

wisata di Banten berdasarkan hasil survei ternyata lebih besar dibandingkan

rata-rata konsumsi wislok (Tabel 4.2). Komposisi pengeluaran wisnus juga

berbeda dengan wislok, dimana pengeluaran terbesar digunakan untuk

mengkonsumsi makanan, minuman dan tembakau; jasa angkutan darat;

Page 66: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

57 Dampak Pariwisata

jasa angkutan udara dan jasa akomodasi. Sedangkan pengeluaran untuk

belanja/cindera mata sendiri hanya menempati posisi kelima dari sekian

banyak barang dan jasa yang dikonsumsi oleh wisnus.

Sedikit berbeda dengan wislok dan wisnus, setiap wisman ketika

berkunjung ke Banten menghabiskan 5,21 juta rupiah pada tahun 2011 dan

meningkat menjadi 7,35 juta rupiah setahun kemudian (Tabel 4.3). Porsi

terbesar konsumsi wisman dipergunakan untuk mendapatkan jasa

akomodasi dan konsumsi makanan, minuman dan tembakau. Adapun

pengeluaran untuk jasa hiburan dan jasa rekreasi sendiri masing-masing

hanya menempati posisi ketiga dan kesembilan dari sekian banyak barang

dan jasa yang dikonsumsi oleh wisman.

4. 3. Konsumsi Wisatawan Banten di Luar Banten

Pengertian wisatawan Banten yang dibahas disini adalah penduduk

Provinsi Banten yang melakukan perjalanan wisata ke luar wilayah Provinsi

Banten, baik ke provinsi lainnya di Indonesia maupun ke luar negeri. Pada

Tahun 2012 jumlah wisatawan dari Banten yang melakukan perjalanan

wisata ke luar Banten mencapai 6,73 juta orang, terdiri dari 6,54 juta orang

berkunjung ke provinsi lain di Indonesia dan 0,19 juta orang berkunjung ke

luar negeri. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah wisatawan Banten

yang berkunjung ke provinsi lain di Indonesia dan ke luar negeri masing-

masing meningkat 6,14 persen dan 9,82 persen.

Setiap wisatawan Banten yang melakukan wisata ke provinsi lain di

Indonesia secara rata-rata menghabiskan 0,06 juta rupiah pada tahun 2011

dan 0,0e juta rupiah pada tahun 2012 (Tabel 4.4). Pengeluaran tersebut

untuk memenuhi berbagai kebutuhan selama melakukan perjalanan sebelum

dan setelah sampai pada tempat tujuan wisata di luar wilayah Banten.

Pengeluaran terbesar digunakan untuk konsumsi makanan, minuman dan

Page 67: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

58 Dampak Pariwisata

tembakau; jasa angkutan darat; dan bahan bakar dan gas. Adapun

pengeluaran untuk sewa kendaraan sendiri hanya menempati posisi

keempat dari sekian banyak barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

wisatawan Banten.

Tabel 4.4. Rata-Rata Konsumsi Wisatawan Banten

yang Berwisata di Provinsi Lain di Indonesia (Pre+Post Trip),

Tahun 2011 – 2012

Jenis Pengeluaran

Rata-Rata Konsumsi (rupiah)

Persentase

2011 2012 2011 2012

1. Akomodasi - - - -

2.

Makanan, minuman dan tembakau

17.122 14.012 30,38 25,96

3. Angkutan darat 9.676 11.289 17,17 20,92

4. Angkutan kereta api 957 139 1,70 0,26

5. Angkutan air - - - -

6. Angkutan udara - - - -

7. Bahan bakar dan pelumas 6.834 7.569 12,13 14,02

8. Sewa kendaraan 4.819 4.623 8,55 8,56

9. Seminar, pertemuan - - - -

10. Paket perjalanan - - - -

11. Pramuwisata - - - -

12. Pertunjukan seni - - - -

13.

Museum & Jasa kebudayaan

- - - -

14. Jasa hiburan/rekreasi 4.181 2.104 7,42 3,90

15. Belanja/Cindera mata 3.176 4.049 5,64 7,50

16. Kesehatan 285 301 0,51 0,56

17. Lainnya 9.308 9.888 16,52 18,32

Jumlah 56.357 53.973 100,00 100,00

Page 68: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

59 Dampak Pariwisata

Sesuai dengan jarak tempuh, rata-rata konsumsi setiap wisatawan

Banten yang melakukan wisata di luar negeri lebih besar dibandingkan rata-

rata konsumsi wisatawan Banten yang berwisata ke provinsi lain di

Indonesia (Tabel 4.5). Disamping itu komposisi pengeluarannya juga

berbeda, dimana pengeluaran terbesar digunakan untuk belanja dan

kebutuhan trasportasi lokal (jasa angkutan darat).

Tabel 4.5. Rata-Rata Konsumsi Wisatawan Banten

yang Berwisata ke Luar Negeri

(Pre+Post Trip)

Tahun 2011 – 2012

Jenis Pengeluaran

Rata-Rata Konsumsi (rupiah)

Persentase

2011 2012 2011 2012

1. Akomodasi 4.824 2.694 1,27 0,68

2.

Makanan, minuman dan tembakau

53.933 47.339 14,20 11,95

3. Transportasi lokal 88.875 120.110 23,40 30,32

4. Belanja 103.802 127.320 27,33 32,14

5. Pendidikan - - 0,00 0,00

6. Hiburan - - 0,00 0,00

7. Berobat - - 0,00 0,00

8. Lainnya 128.376 98.679 33,80 24,91

Jumlah 379.810 396.142 100,00 100,00

Page 69: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

60 Dampak Pariwisata

4. 4. Investasi Pariwisata

Berbicara investasi pada sektor pariwisata tidak hanya yang dilakukan

oleh swasta, akan tetapi termasuk juga yang dilakukan oleh pemerintah.

Investasi pemerintah untuk pariwisata dapat berupa jalan yang dibangun di

daerah wisata, gedung kantor yang menunjang kegiatan pariwisata,

komputer maupun notebook untuk menunjang kegiatan pariwisata, renovasi

atau perbaikan tempat wisata, dan lain-lain. Sedangkan pembangunan hotel

dan tempat wisata yang dilakukan swasta termasuk investasi di sektor

pariwisata. Demikian juga dengan pembelian bus pariwisata dan kendaraan

wisata lainnya termasuk bagian dari investasi swasta.

Tabel 4.6. Nilai Investasi Pariwisata di Banten

Tahun 2011 – 2012

Jenis Barang Modal

Nilai Investasi

(juta rupiah) Persentase

2011 2012 2011 2012

1. Bangunan 93.353 111.792 53,19 50,66

2.

Kendaraan Roda Empat

34.698 43.174 19,77 19,57

3. Kendaraan Roda Dua 3.142 6.488 1,79 2,94

4. Kendaraan Lainnya 30.240 40.681 17,23 18,44

5. Komputer/Notebook/Netbook

4.475 6.830 2,55 3,10

6. Mesin Fax dan Printer

1.720 1.545 0,98 0,70

7. Generator 860 949 0,49 0,43

8. Mesin lainnya 1.246 1.445 0,71 0,66

9. Barang elektronik 2.738 5.098 1,56 2,31

10. Mebeler 3.036 2.670 1,73 1,21

Jumlah 175.509 220.672 100,00 100,00

Page 70: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

61 Dampak Pariwisata

Pada tahun 2012, diperkirakan ada 220,7 miliar rupiah investasi yang

ditanamkan pada sektor pariwisata di Banten, yang berasal dari pemerintah

dan swasta. Investasi terbesar ditanamkan pada bangunan dengan porsi

50,66 persen. Bentuk investasi pariwisata lainnya adalah kendaraan roda

empat, dengan porsi 19,57 persen dari total investasi. Di samping itu, porsi

investasi besar lainnya adalah pembelian kendaraan lainya. Termasuk di sini

adalah bus pariwisata, kapal untuk wisata, dan kendaraan lainnya selain

roda empat dan roda dua. Porsi investasi untuk pembelian kendaraan

lainnya mencapai 18,44 persen.

4. 5. Promosi Pariwisata

Dalam rangka upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik

wisman maupun wisnus di Banten diperlukan berbagai usaha yang

terencana dan terintegrasi. Salah satu cara untuk memperkenalkan citra dan

potensi pariwisata Banten adalah dengan melakukan berbagai promosi

di dalam maupun luar Banten.

Promosi pariwisata dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah

dengan swasta akan berdampak positif bila dapat menarik lebih banyak

minat wisatawan untuk mengunjungi Banten. Dari sisi penyediaan (supply),

dilakukan pembinaan usaha-usaha yang bergerak di sektor pariwisata serta

promosi pariwisata untuk penduduk Banten sendiri agar lebih mengenal

budaya daerahnya.

Untuk tujuan-tujuan di atas, kemudian Pemerintah mengalokasikan

sedikit anggarannya untuk sejumlah kegiatan yang mendukung

pengembangan pariwisata. Pengeluaran pemerintah yang dimaksud di sini

adalah pengeluaran yang digunakan untuk kegiatan operasional, bukan

investasi, dengan ciri-ciri produk yang dibeli habis digunakan pada saat

dipakai. Tabel 4,7 memperlihatkan pengeluaran pemerintah yang

Page 71: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

62 Dampak Pariwisata

berhubungan dengan promosi dan pembinaan pariwisata pada tahun 2012

kebudayaan dan pariwasata mencapai Rp 76,50 milyar. Pengeluaran

terbesar digunakan untuk promosi kebudayaan dan pariwasata dan

fasilitisasi dan pengembangan budaya daerah. Adapun pengeluaran untuk

Optimalisasi pemberdayaan masyarakat kebudayaan dan pariwisata sendiri

hanya menempati posisi kesembilan dari sekian banyak pengeluaran

promosi wisata.

Tabel 4.7. Nilai Promosi Pariwisata di Banten

Tahun 2011 – 2012

Jenis Barang Modal

Nilai Promosi (juta rupiah)

Persentase

2011 2012 2011 2012

1.

Promosi kebudayaan dan pariwisata

19.764

21.084

28,01

27,56

2.

Peningkatan kemitraan pembangunan kebudayaan dan pariwisata

1.084

1.176

1,54

1,54

3.

Penguatan kelembagaan kebudayaan dan pariwisata

3.238

3.500

4,59

4,58

4.

Pengembangan usaha jasa pariwisata

4.553

4.963

6,45

6,49

5.

Pengembangan standardisasi usaha pariwisata

2.147

2.289

3,04

2,99

6.

Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah

14.406

15.533

20,42

20,30

7.

Optimalisasi pemberdayaan masyarakat kebudayaan dan pariwisata

1.910

2.065

2,71

2,70

8.

Fasilitasi dan pengembangan budaya daerah

12.519

13.909

17,74

18,18

9. Lainnya 10.934 11.980 15,50 15,66

Jumlah 70.555 76.499 100,00 100,00

Page 72: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

63 Dampak Pariwisata

4. 6. Dampak Belanja Pariwisata

Bagaimana dampak dari konsumsi wisatawan, investasi dan promosi

pada sektor pariwisata terhadap perekonomian Banten secara total? Dengan

memanfaatkan Tabel Input – Output (Tabel I-O) Pariwisata yang dimiliki

Provinsi Banten, dampak perekonomian tersebut dapat dihitung. Baik

dampak terhadap output, terhadap nilai tambah bruto (NTB), terhadap

upah/gaji maupun dampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Belanja

pariwisata yang dimaksud melingkupi konsumsi wislok, wisnus dan wisman

yang berwisata di Banten, wisatawan Banten yang berwisata di luar Banten,

investasi dan promosi di sektor pariwisata.

Tabel 4.8. Belanja Pariwisata Provinsi Banten (juta rupiah)

Tahun 2011 – 2012

Jenis Belanja 2011 2012

1. Inbond 2.176.945 3.102.544

a. Wisatawan Lokal (Wislok) 699.886 1.047.993

b. Wisatawan Nusantara (Wisnus) 1.389.268 1.918.489

c. Wisatawan Mancanegar (Wisman) 87.791 136.062

2. Outbond 412.268 427.435

a. Wisatawan Banten ke Provinsi Lain 347.402 353.135

b. Wisatawan Banten ke Luar Negeri 64.866 74.300

3. Investasi Pariwisata 175.509 220.672

4. Promosi Pariwisata 70.555 76.499

Jumlah 2.835.277 3.827.150

Page 73: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

64 Dampak Pariwisata

a. Dampak Terhadap Output

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan

Tabel I-O Pariwisata Tahun 2009, total belanja pariwisata yang besarnya

3,83 triliun rupiah pada tahun 2012 telah berdampak terhadap penciptaan

output ekonomi Banten senilai Rp 5,75 triliun atau sekitar 1,5 kali lipatnya.

Tabel 4.9. Dampak Pengeluaran Pariwisata Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

Rank Kode I-O

Sektor Nilai

(juta rupiah) Persentase

1 25 Restoran 1.108.633 19,28

2 27 Angkutan jalan 633.439 11,02

3 22 Perdagangan 610.533 10,62

4 18 Ind pengolahan lainnya 429.576 7,47

5 10 Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

321.470 5,59

6 33 Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

314.207 5,47

7 30 Angkutan udara 295.607 5,14

8 24 Hotel Bintang 286.597 4,99

9 1 Tabama 168.788 2,94

10 14 Ind kimia, barang-barang dari

bahan kimia, karet dan plastik 154.120 2,68

11 - Lainnya 1.426.090 24,81

Jumlah 5.749.060 100,00

Page 74: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

65 Dampak Pariwisata

Sektor yang paling banyak menikmati dampak belanja pariwisata

adalah sektor restoran, sektor angkutan jalan dan sektor perdagangan.

Ketiga sektor ini masing-masing menikmati 1,11 triliun rupiah (19,28%) dan

0,63 triliun rupiah (11,02%) dan 0,61 triliun rupiah (10,62%). Ketiga sektor

ini memang yang paling utama dalam mendukung kegiatan pariwisata di

suatu daerah. Tanpa angkutan jalan yang memadai dan ketersediaan

restoran dan perdagangan, kegiatan pariwisata sulit untuk berkembang,

terutama ketersediaan angkutan jalan yang begitu vital bagi penunjang

kegiatan pariwisata. Adapun hotel berbintang menikmati 0,29 triliun rupiah

atau 4,99 persen dari total dampak output yang terjadi.

Dua sektor lain yang juga cukup besar menikmati dampak dari belanja

pariwisata adalah sektor industri pengolahan lainnya serta sektor industri

makanan, minuman dan tembakau. Kedua sektor ini menikmati masing-

masing 0,43 triliun rupiah dan 0,32 triliun rupiah. Kedua industri tersebut

umumnya menerima dampak tidak langsung dari kegiatan pariwisata

sebagai efek dari berkembangnya sektor restoran, sektor angkutan jalan,

dan sektor perdagangan. Meningkatnya output sektor restoran, sektor

angkutan jalan, dan sektor perdagangan akan mendorong peningkatan

output industri yang mendukung ketiga sektor tersebut, diantaranya adalah

sektor industri pengolahan lainnya serta sektor industri makanan, minuman

dan tembakau.

b. Dampak Terhadap NTB

Geliat pariwisata di Banten juga memberikan andil dalam penciptaan

Nilai Tambah Bruto (NTB). Pada tahun 2012, NTB yang tercipta akibat dari

kegiatan pariwisata mencapai 3,09 triliun rupiah, sedikit lebih rendah

dibandingkan seluruh belanja pariwisata yang terjadi. Sektor restoran dan

sektor perdagangan menerima dampak yang paling besar, yaitu masing-

masing 0,51 triliun rupiah dan 0,44 triliun rupiah. Adapun sektor Hotel

Page 75: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

66 Dampak Pariwisata

berbintang serta sektor jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga sebagai

sektor yang terkait langsung dengan pariwisata masing-masing menikmati

0,29 triliun rupiah dan 0,15 triliun rupiah.

Tabel 4.10. Dampak Pengeluaran Pariwisata Terhadap NTB

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

Rank Kode I-O

Sektor Nilai

(juta rupiah) Persentase

1 25 Restoran 505.248 16,37

2 22 Perdagangan 436.592 14,15

3 27 Angkutan jalan 402.278 13,04

4 33 Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

218.289 7,07

5 18 Ind pengolahan lainnya 162.272 5,26

6 1 Tabama 147.922 4,79

7 24 Hotel Bintang 143.659 4,65

8 10 Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

110.293 3,57

9 30 Angkutan udara 108.544 3,52

10 36 Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

96.802 3,14

11 - Lainnya 754.235 24,44

Jumlah 3.086.136 100,00

Jika kita melihat lebih jauh, dari rasio antara NTB yang tercipta

sebagai dampak dari aktivitas pariwisata terhadap total NTB suatu sektor,

dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang hidupnya sangat bergantung

pada kegiatan pariwisata.

Page 76: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

67 Dampak Pariwisata

Tabel 4.11. Sepuluh Besar Sektor Yang Paling Bergantung

Kepada Kegiatan Pariwisata

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

Rank Kode I-O

Sektor

Nilai (juta rupiah)

Proporsi (persen) Dampak

Pariwi-sata

NTB Sektor

1 23 Hotel Non Bintang 39.717 39.719 100,00

2 24 Hotel Bintang 143.659 148.990 96,42

3 36 Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

96.802 136.053 71,15

4 18 Ind pengolahan lainnya 162.272 1.059.796 15,31

5 25 Restoran 505.248 6.208.371 8,14

6 27 Angkutan jalan 402.278 9.517.606 4,23

7 31 Jasa penunjang angkutan 59.856 2.089.554 2,86

8 20 Air bersih 3.260 122.147 2,67

9 2 Melinjo 2.779 105.125 2,64

10 33 Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

218.289 8.301.123 2,63

Terlihat bahwa tiga sektor yang paling bergantung pada kegiatan

pariwisata yaitu sektor hotel non bintang, sektor hotel non bintang dan

sektor jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga merupak sektor yang paling

berkaitan erat dengan kegiatan pariwisata. aktivitas wisata. Dimana, semua

NTB sektor hotel non bintang berasal dari kegiatan pariwisata. Sedangkan

sumbangan kegiatan pariwisata terhadap NTB sektor hotel bintang dan

sektor jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga masing-masing mencapai

96,42 persen dan 71,15 persen (Tabel 4.11).

Page 77: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

68 Dampak Pariwisata

c. Dampak Terhadap Upah/Gaji

Dampak lain dari belanja pariwisata yang terjadi di Banten adalah

terciptanya upah/gaji yang dapat dinikmati pekerja pariwisata maupun

pekerja non pariwisata. Pekerja yang bekerja di industri pariwisata, seperti

hotel, restoran, angkutan wisata dan jasa hiburan akan menikmati langsung

upah/gaji yang berasal dari belanja wisata. Sedangkan pekerja yang bekerja

di industri yang mensupport pariwisata seperti pertanian, industri kimia dan

lainnya juga menikmati upah/gaji yang tercipta dari belanja pariwisata.

Tabel 4.12. Dampak Pengeluaran Pariwisata Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2012

Rank Kode I-O

Sektor Nilai

(juta rupiah) Persentase

1 25 Restoran 151.295 14,92

2 27 Angkutan jalan 118.383 11,67

3 1 Tabama 92.757 9,14

4 22 Perdagangan 90.041 8,88

5 34 Jasa pemerintahan umum 67.019 6,61

6 37 Jasa perorangan dan rumah tangga

59.018 5,82

7 18 Ind pengolahan lainnya 54.187 5,34

8 36 Jasa rekreasi,kebudayaan, &

olah raga 43.500 4,29

9 24 Hotel Bintang 41.992 4,14

10 33 Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

40.476 3,99

11 - Lainnya 255.656 25,20

Jumlah 1.014.325 100,00

Page 78: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

69 Dampak Pariwisata

Dari total NTB yang tercipta sebanyak 3,09 triliun rupiah, sebanyak

1,01 triliun rupiah berupa upah/gaji untuk pekerja. Nilai tersebut setara

dengan 32,89 persen dari NTB yang tercipta. Sektor restoran dan angkutan

jalan menikmati paling banyak dari upah/gaji yang tercipta, dengan nilai

masing-masing sebesar 0,15 triliun rupiah dan 0,12 triliun rupiah. Sektor

jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga serta sektor hotel bintang yang

berkaitan erat masing-masing hanya menikmati upah/gaji sebanyak 43,5

milyar rupiah dan 42,00 miliar rupiah dari total upah/gaji yang tercipta

karena kegiatan pariwisata. Sebaliknya sektor jasa perorangan dan

rumahtangga serta sektor industri pengolahan lainnnya, yang merupakan

supported industry pariwisata justru menikmati upah/gaji yang cukup besar,

yaitu masing-masing 59,02 milyar rupiah dan 54,19 milyar rupiah.

d. Dampak Terhadap Tenag Kerja

Kegiatan belanja pariwisat yang dilakukan di wilayah Banten telah

membantu dalam menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk Banten.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, pada tahun 2012, belanja

pariwisata di wilayah Banten telah mendorong terciptanya kesempatan kerja

untuk 103.670 orang.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor yang paling

banyak menikmati kesempatan kerja yang diciptakan oleh aktivitas

pariwisata di Banten. Pada tahun 2012, kesempatan kerja di sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang tercipta dari aktivitas pariwisata

sebanyak 46.545 orang atau 44,90 persen dari total kesempatan kerja.

Sektor lain yang menikmati kesempatan kerja cukup besar dari

aktivitas pariwisata pada tahun 2012 adalah sektor pertanian dan sektor

industri pengolahan, yaitu masing-masing sebanyak 14.993 orang dan

14.682 orang. Kesempatan kerja yang tercipta pada sektor pertanian dan

Page 79: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

70 Dampak Pariwisata

sektor industri pengolahan umumnya karena adanya efek tidak langsung

dari kegiatan pariwisata, karena sektor pertanian dan sektor industri

pengolahan mensupport hotel dan restoran yang merupakan sektor

pariwisata.

Tabel 4.13. Dampak Pengeluaran Pariwisata

Terhadap Kesempatan Kerja

Tahun 2012

Rank Sektor Kesempatan

Kerja

Persentase Terhadap

Total Kesempatan

Kerja Sektoral

1 Pertanian 14.933 2,48

2 Industri Pengolahan 7.566 0,64

3 Perdagangan, Hotel dan Restoran 46.545 4,15

4 Jasa-jasa 14.682 1,69

5 Lainnya 19.945 2,43

Jumlah 103.670 2,25

Bila dibandingkan antara kesempatan kerja yang tercipta dari aktivitas

pariwisata dengan total kesempatan kerja pada suatu sektor, maka pada

sektor perdagangan, hotel dan restoran, persentasenya paling besar yaitu

mencapai 4,15 persen. Ini artinya secara rata-rata dari 100 kesempatan

kerja yang tercipta pada sektor perdagangan, hotel dan restoran terdapat 4

sampai 5 tercipta karena aktivitas pariwisata.

Page 80: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

71 Dampak Pariwisata

4. 7. Satelit Pariwisata

Sebelum melangkah jauh kepada analisis satelit pariwisata, perlu

kiranya dilakukan dekomposisi dampak belanja pariwisata menurut jenis

belanja pariwista. Pada Tabel 4.14, terlihat dampak belanja wisatawan

inbond baik terhadap output, NTB, upah/gaji dan kesempatan kerja maupun

pajak tidak langsung, lebih besar dibandingkan dampak belanja pariwisata

lainnya. Kontribusi belanja wisatawan inbond rata-rata sekitar empat per

lima dari total dampak belanja pariwisata.

Tabel 4.14. Dampak Belanja Pariwisata Provinsi Banten

Menurut Jenis Belanja

Tahun 2012

Jenis Belanja Pariwisata

Dampak Terhadap

Output (miliar rupiah)

NTB (miliar rupiah)

Upah/ Gaji

(miliar rupiah)

Kesem-patan Kerja

(orang)

Pajak Tak

Lang-sung

(miliar rupiah)

1. Inbond 4.630,2 2.501,2 802,2 85.033 122,2

a. Wislok 1.546,8 861,1 284,5 28.511 40,8

b. Wisnus 2.868,2 1.524,5 481,6 52.063 74,2

c. Wisman 215,2 115,6 36,1 4.459 7,2

2. Outbond 608,5 352,6 122,9 11.536 13,6

a. Ke Provinsi Lain 508,3 291,2 102,4 9.517 11,4

b. Ke Luar Negeri 100,2 61,4 20,5 2.019 2,2

3. Investasi 390,3 166,5 60,5 4.338 7,4

4. Promosi 120,1 65,8 28,7 2.764 2,7

Jumlah 5.749,1 3.086,1 1.014,3 103.670 146,0

Page 81: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

72 Dampak Pariwisata

Dilihat menurut komponen, kontribusi wisnus dan wislok terhadap

ekonomi Banten jauh lebih besar dibandingkan wisman. Selain itu, kontribusi

wislok yang berwisata di provinsi lain juga lebih besar daripada wisman.

Keadaan ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata Banten relatif lebih

menarik minat wisnus dan wislok daripada wisman. Dengan kata lain, wisnus

dan wislok menjadi motor penggerak sektor pariwisata Banten. Melihat

pentingnya peran wisnus dan wislok, pengembangan sektor pariwisata

Banten pada masa mendatang sebaiknya diarahkan kepada penciptaan dan

peningkatan kualitas obyek wisata yang pro wisnus dan wislok. Namun

demikian keberadaan wisman juga tidak dapat dinafikan sama sekali, perlu

dilakukan upaya keras agar jumlah wisman meningkat pesat karena

sesungguhnya nilai dan dampak belanja wisman secara individu lebih besar

dibandingkan wislok dan wisnus.

Bagaimana perbandingan dampak belanja pariwisata tahun 2011

dan 2012 terhadap perekonomian Banten? Satelit pariwisata yang terlihat

pada Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan perbedaan yang nyata mengenai

dampaknya terhadap perekonomian Banten. Dari total belanja pariwisata

tahun 2011 sebesar 2,84 triliun menghasilkan dampak terhadap output,

NTB, upah/gaji dan pajak serta kesempatan kerja masing-masing 4,32 triliun

rupiah; 2,32 triliun rupiah; 0,77 triliun rupiah; 0,12 triliun rupiah dan 88 ribu

kesempatan kerja. Dibandingkan struktur ekonomi Banten tahun 2012,

dampak belanja pariwisata masing-masing menyumbang 0,95 persen; 1,21

persen; 1,22 persen; 1,22 persen; dan 1,55 persen dari output, PDRB,

upah/gaji, dan 1,76 persen kesempatan kerja Banten tahun 2011.

Sedangkan pada tahun 2012, dampak belanja pariwisata bukan saja naik

secara nominal, bahkan sumbangannya pun mengalami kenaikan yang

signifikan. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya jumlah dan rata-rata

belanja wislok, wisnus, wisman dan wislok yang berwisata ke luar serta total

belanjan investasi dan promosi pariwisata.

Page 82: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

73 Dampak Pariwisata

Pengeluaran

Wislok Inbond

(Rp 1,05 triliun)

IO Multiplier

Matrix

Struktur Ekonomi Banten

Tabel IO Pariwisata

2009

PDRB 2012

Rp 212,86 triliun

Lap. Kerja 2012

4,61 juta org

Upah/Gaji 2012

Rp 69,27 triliun

Total Pajak 2012

Rp 8,30 triliun

Output 2012

Rp 502,31 triliun

1,14%

1,45%

1,46%

2,25%

1,76%

Gambar 4.3 Dampak Ekonomi Pariwisata

di Banten Tahun 2012

Pengeluaran

Wisnus Inbond

(Rp 1,92 triliun)

Pengeluaran

Wisman Inbond

(Rp 0,14 triliun)

Pengeluaran

Wislok Outbond

(Rp 1,12 triliun)

Investasi

Pariwisata

(Rp 0,06 triliun)

Promosi

Pariwisata

(Rp 0,08 triliun)

Dampak Thd Output

(Rp. 5,75 triliun)

Dampak Thd

NTB

(Rp. 3,09 triliun)

Dampak Thd

Upah/Gaji

(Rp. 1,01 T)

Dampak Thd Kesempatan

Kerja 104 ribu oarang

Dampak Thd Penciptaan Pajak

(Rp. 0,15 T)

Page 83: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

74 Dampak Pariwisata

4. 8. Permasalahan

Setidaknya terdapat suatu kondisi yang terekam dalam penyusunan

nersparda kali ini, yang sepertinya mencerminkan permasalahan kegiatan

kepariwisataan saat ini sekaligus dapat mempengaruhi kegiatan di masa

mendatang. Tabel 4.15 menunjukkan suatu perbedaan yang mencolok

antara jumlah wisatawan dari luar baik wisnus maupun wisman yang

berwisata ke Banten dengan wisatawan Banten yang memilih untuk

Pengeluaran

Wislok Inbond

(Rp 0,70 triliun)

IO Multiplier

Matrix

Struktur Ekonomi Banten

Tabel IO Pariwisata

2009

PDRB 2011

Rp 192,23 triliun

Lap. Kerja 2011

4,53 juta org

Upah/Gaji 2011

Rp 62,56 triliun

Total Pajak 2011

Rp 7,49 triliun

Output 2011

Rp 453,63 triliun

0,95%

1,21%

1,22%

1,76%

1,55%

Gambar 4.4 Dampak Ekonomi Pariwisata

di Banten Tahun 2011

Pengeluaran

Wisnus Inbond

(Rp 1,39 triliun)

Pengeluaran

Wisman Inbond

(Rp 0,09 triliun)

Pengeluaran

Wislok Outbond

(Rp 0,35 triliun)

Investasi

Pariwisata

(Rp 0,22 triliun)

Promosi

Pariwisata

(Rp 0,087triliun)

Dampak Thd Output

(Rp. 4,32 triliun)

Dampak Thd

NTB

(Rp. 2,32 triliun)

Dampak Thd

Upah/Gaji

(Rp. 0,77 T)

Dampak Thd Kesempatan

Kerja 88 ribu oarang

Dampak Thd Penciptaan Pajak

(Rp. 0,12 T)

Page 84: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

75 Dampak Pariwisata

berwisata ke luar Banten. Terlihat Banten mengalami defisit jumlah

wisatawan, alias lebih banyak wisatawan yang keluar daripada yang masuk.

Keadaan ini mengindikasikan perlunya perbaikan dunia pariwisata Banten

agar semakin banyak lagi wisatawan Banten yang memilih berwisata di

Banten. Bila berhasil dilakukan, pasti dampaknya terhadap perekonomian

akan lebih besar lagi.

Tabel 4.15. Komposisi Jumlah Wisatawan Banten

Tahun 2012

Uraian 2011 2012

A. Wisatawan berwisata di Banten 5.543.729 7.271.769

1. Wislok 3.289.829 3.733.740

2. Wisnus 2.237.052 3.519.511

3. Wisman 16.848 18.518

B. Wisatawan Banten berwisata Keluar Banten 6.335.055 6.730.336

1. Ke provinsi lain 6.164.269 6.542.777

2. Ke luar negeri 170.786 187.559

Page 85: Nesparda-2012

BBBAAABBB VVV

KKKeeesssiiimmmpppuuulllaaannn dddaaannn SSSaaarrraaannn

Page 86: Nesparda-2012
Page 87: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

79 Kesimpulan dan Saran

5. 1. Kesimpulan

1). Jumlah wisatawan baik wislok dan wisnus maupun wisman pada

tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Begitu pula dengan wislok Banten yang berwisata ke

lain provinsi dan luar negeri.

2). Terdapat perbedaan yang mencolok antara jumlah wisatawan yang

datang ke Banten dengan wisatawan Banten yang berwisata ke

luar Banten. Bila belanja wisatawan Banten yang berwisata ke luar

Banten dihitung semua, maka ada kemungkinan dampak terhadap

perekonomian lebih besar dibandingkan dampak dari belanja

wisatawan yang berwisatas di Banten.

3). Rata-rata wisatawan baik wislok dan wisnus maupun wisman pada

per kapita yang berwisata di Banten mengalami peningkatan yang

berdampak posisif bagi ekonomi pariwisata Banten.

4). Belanja investasi dan promosi sektor pariwisata di Banten juga

mengalami peningkatan yang berdampak posisif bagi ekonomi

pariwisata Banten.

5). Dampak ekonomi pariwisata, baik dampak terhadap output, NTB,

upah/gaji, pajak tak langsung maupun dampak terhadap

penciptaan kesempatan kerja pada tahun 2012 meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu pula dengan proporsi

dampak ekonomi pariwisata tahun 2012 terhadap struktur ekonomi

Banten tahun 2012 juga lebih tinggi dibandingkan proporsi tahun

2011.

5. 2. Saran

1). Nesparda sebagai tools perencanaan bagi sektor pariwisata akan

lebih baik jika disusun secara sempurna dengan menampilkan

Page 88: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

80 Kesimpulan dan Saran

seluruh satelit yang ada sehingga nesparda menghasilkan sesuatu

yang lebih komprehensif, dengan demikian perencanaan yang

didasarkan pada Nesparda akan menjadi lebih lengkap.

2). Melihat dampak ekonomi pariwisata yang tidak hanya pada sektor

pariwisata akan tetapi pada sektor-sektor pendukungnya,

termasuk dampak terhadap penciptaan kesempatan kerja, maka

pembangunan pada sektor pariwisata semestinya menjadi

tanggung jawab bersama. Apalagi sektor ini mampu memberikan

kontribusi yang terus membaik pada ekonomi Banten maupun

penciptaan kesempatan kerja.

3). Penataan pariwisata harus terus dilakukan pada segala aspek yang

mendukung berkembangnya pariwisata, seperti pelayanan,

infrastuktur, termasuk juga promosi.

Page 89: Nesparda-2012

LLLAAAMMMPPPIIIRRRAAANNN

Page 90: Nesparda-2012
Page 91: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

83 Lampiran

Lampiran 1.1. Pengeluaran Wisatawan Mancanegara (international inbound) Menurut Jenis Barang/Jasa

Tahun 2011 - 2012

No. Jenis Pengeluaran

Total Pengeluaran (Juta Rupiah)

2011 2012

1 Accommodation 44.110 71.585

2 Food & beverages 20.056 29.371

3 Domestik flight 810 3.226

4 Local Transportation 5.390 9.371

5 Shooping&Daily Needs 5.270 7.323

6 Souvenirs 6.407 9.379

7 Entertainment 1.110 940

8 Health & Beuty 1.650 886

9 Education 0 0

10 Local Package Tour 840 2.855

11 Sightseeing 1.005 459

12 Guide Services 708 363

13 Others 435 306

JUMLAH 87.791 136.062

Page 92: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

84 Lampiran

Lampiran 1.2. Pengeluaran Wisatawan Nusantara dari Provinsi Lain (Domestic Inbound) Menurut Jenis Barang/Jasa

Tahun 2011 - 2012

No. Jenis Pengeluaran

Total Pengeluaran (Juta Rupiah)

2011 2012

1 Akomodasi 228.983 225.675 2 Makanan, minuman dan tembakau 479.973 620.406 3 Angkutan darat 156.826 257.699 4 Angkutan kereta api 539 904 5 Angkutan air 2.024 5.286 6 Angkutan udara 80.857 246.343 7 Bahan bakar dan pelumas 90.540 124.296 8 Sewa kendaraan 29.327 43.590 9 Seminar, pertemuan 0 0

10 Paket perjalanan 51.786 79.968 11 Pramuwisata 0 0 12 Pertunjukan seni 0 0 13 Museum & Jasa kebudayaan 1.389 5.812 14 Jasa hiburan/rekreasi 54.202 21.638 15 Belanja/Cinderamata 165.328 191.991 16 Kesehatan 496 920 17 Lainnya 46.998 93.961

JUMLAH 1.389.268 1.918.489

Page 93: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

85 Lampiran

Lampiran 1.3. Pengeluaran Wisatawan asal Banten (Local Tourist) Menurut Jenis Barang/Jasa

Tahun 2011 - 2012

No. Jenis Pengeluaran

Total Pengeluaran (Juta Rupiah)

2011 2012

1 Akomodasi 25.336 42.429 2 Makanan, minuman dan tembakau 178.051 293.115 3 Angkutan darat 45.436 190.930 4 Angkutan kereta api 0 0 5 Angkutan air 0 0 6 Angkutan udara 0 0 7 Bahan bakar dan pelumas 146.437 137.979 8 Sewa kendaraan 62.612 72.129 9 Seminar, pertemuan 0 0

10 Paket perjalanan 4.106 2.410 11 Pramuwisata 0 0 12 Pertunjukan seni 490 2.121 13 Museum & Jasa kebudayaan 2.395 1.572 14 Jasa hiburan/rekreasi 40.646 86.014 15 Belanja/Cinderamata 143.398 135.497 16 Kesehatan 21.897 170 17 Lainnya 29.082 83.627

JUMLAH 699.886 1.047.993

Page 94: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

86 Lampiran

Lampiran 1.4. Pengeluaran Wisatawan Mancanegara (international inbound) Menurut Jenis Barang/Jasa

Tahun 2011 - 2012

No. Jenis Pengeluaran

Total Pengeluaran (Juta Rupiah)

2011 2012

1 Akomodasi 824 505

2 Makan 9.211 8.879

3 Transport lokal 15.179 22.528

4 Belanja 17.728 23.880

5 Pendidikan 0 0

6 Hiburan 0 0

7 Berobat 0 0

8 Lainnya 21.925 18.508

JUMLAH 64.866 74.300

Page 95: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

87 Lampiran

Lampiran 1.5. Pengeluaran Pre-Post Trip Wisatawan Nusantara Asal Banten ke Provinsi Lain (Domestic Outbound)

Tahun 2011 - 2012

No. Jenis Pengeluaran

Total Pengeluaran (Juta Rupiah)

2011 2012

1 Akomodasi 0 0 2 Makanan, minuman dan tembakau 105.544 91.675 3 Angkutan darat 59.644 73.864 4 Angkutan kereta api 5.897 907 5 Angkutan air 0 0 6 Angkutan udara 0 0 7 Bahan bakar dan pelumas 42.129 49.524 8 Sewa kendaraan 29.708 30.245 9 Seminar, pertemuan 0 0

10 Paket perjalanan 0 0 11 Pramuwisata 0 0 12 Pertunjukan seni 0 0 13 Museum & Jasa kebudayaan 0 0 14 Jasa hiburan/rekreasi 25.771 13.768 15 Belanja/Cinderamata 19.578 26.489 16 Kesehatan 1.754 1.966 17 Lainnya 57.378 64.698

JUMLAH 347.402 353.135

Page 96: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

88 Lampiran

Lampiran 1.1. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 132.158 168.788

2. Melinjo 2.607 3.436

3. Perkebunan Lainnya 2.271 2.870

4. Peternakan 60.858 78.587

5. Kehutanan 298 366

6. Perikanan 20.983 27.436

7. Pertambangan & Penggalian 1.021 1.128

8 Industri emping 1.886 2.485

9. Industri gula aren & gula semut 219 288

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

254.742 321.470

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

74.331 92.316

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 37.450 44.959

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

60.915 76.997

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

123.835 154.120

15. Ind barang bukan logam 26.348 31.960

16. Ind logam dasar 82.557 98.151

17. Ind barang dari logam 34.232 43.997

18. Ind pengolahan lainnya 366.587 429.576

19. Listrik & gas kota 73.400 89.114

20. Air bersih 5.276 6.794

Page 97: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

89 Lampiran

Lampiran 2.1. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 124.710 153.955

22. Perdagangan 530.229 610.533

23. Hotel Non Bintang 56.915 65.133

24. Hotel Bintang 252.002 286.597

25. Restoran 841.159 1.108.633

26. Angkutan rel 7.879 3.633

27. Angkutan jalan 345.913 633.439

28 Angkutan laut 2.391 3.258

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

3.130 6.860

30. Angkutan udara 109.303 295.607

31. Jasa penunjang angkutan 64.636 112.119

32. Komunikasi 71.229 108.807

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

244.060 314.207

34. Jasa pemerintahan umum 43.546 70.551

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 39.995 23.206

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

144.983 151.748

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 80.814 125.934

Jumlah 4.324.865 5.749.060

Page 98: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

90 Lampiran

Lampiran 2.2. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 115.821 147.922

2. Melinjo 2.108 2.779

3. Perkebunan Lainnya 1.942 2.453

4. Peternakan 46.152 59.597

5. Kehutanan 264 325

6. Perikanan 13.274 17.356

7. Pertambangan & Penggalian 825 912

8 Industri emping 690 909

9. Industri gula aren & gula semut 180 237

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

87.400 110.293

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

36.311 45.096

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 16.938 20.333

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

16.766 21.193

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

45.346 56.436

15. Ind barang bukan logam 12.275 14.890

16. Ind logam dasar 12.005 14.272

17. Ind barang dari logam 15.411 19.807

18. Ind pengolahan lainnya 138.478 162.272

19. Listrik & gas kota 33.806 41.043

20. Air bersih 2.532 3.260

Page 99: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

91 Lampiran

Lampiran 2.2. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 53.881 66.516

22. Perdagangan 379.166 436.592

23. Hotel Non Bintang 34.706 39.717

24. Hotel Bintang 126.318 143.659

25. Restoran 383.350 505.248

26. Angkutan rel 3.834 1.768

27. Angkutan jalan 219.679 402.278

28 Angkutan laut 1.318 1.796

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

2.255 4.942

30. Angkutan udara 40.135 108.544

31. Jasa penunjang angkutan 34.506 59.856

32. Komunikasi 50.869 77.706

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

169.556 218.289

34. Jasa pemerintahan umum 43.546 70.551

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 29.282 16.991

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

92.486 96.802

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 59.996 93.492

Jumlah 2.323.406 3.086.136

Page 100: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

92 Lampiran

Lampiran 2.3. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 72.627 92.757

2. Melinjo 381 502

3. Perkebunan Lainnya 1.054 1.332

4. Peternakan 14.168 18.295

5. Kehutanan 136 167

6. Perikanan 2.882 3.768

7. Pertambangan & Penggalian 583 644

8 Industri emping 283 373

9. Industri gula aren & gula semut 29 38

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

27.792 35.072

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

11.700 14.531

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 5.387 6.467

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

3.829 4.839

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

14.116 17.568

15. Ind barang bukan logam 3.197 3.878

16. Ind logam dasar 2.178 2.589

17. Ind barang dari logam 4.786 6.151

18. Ind pengolahan lainnya 46.241 54.187

19. Listrik & gas kota 7.887 9.575

20. Air bersih 1.201 1.547

Page 101: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

93 Lampiran

Lampiran 2.3. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 28.855 35.622

22. Perdagangan 78.198 90.041

23. Hotel Non Bintang 10.145 11.610

24. Hotel Bintang 36.923 41.992

25. Restoran 114.793 151.295

26. Angkutan rel 2.419 1.116

27. Angkutan jalan 64.648 118.383

28 Angkutan laut 316 431

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

510 1.117

30. Angkutan udara 9.925 26.841

31. Jasa penunjang angkutan 10.249 17.779

32. Komunikasi 13.484 20.597

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

31.440 40.476

34. Jasa pemerintahan umum 41.366 67.019

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 22.759 13.205

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

41.561 43.500

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 37.873 59.018

Jumlah 765.919 1.014.325

Page 102: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

94 Lampiran

Lampiran 2.4. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 2.952 3.771

2. Melinjo 51 68

3. Perkebunan Lainnya 30 38

4. Peternakan 1.241 1.602

5. Kehutanan 2 2

6. Perikanan 444 581

7. Pertambangan & Penggalian 3 4

8 Industri emping 8 11

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

6.577 8.300

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

2.048 2.543

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 241 290

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

217 275

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

2.374 2.954

15. Ind barang bukan logam 490 594

16. Ind logam dasar 42 50

17. Ind barang dari logam 1.207 1.552

18. Ind pengolahan lainnya 5.634 6.603

19. Listrik & gas kota 4 5

20. Air bersih 1 1

Page 103: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

95 Lampiran

Lampiran 2.4. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 3.141 3.878

22. Perdagangan 20.271 23.341

23. Hotel Non Bintang 3.233 3.700

24. Hotel Bintang 11.768 13.384

25. Restoran 32.797 43.226

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 5.158 9.445

28 Angkutan laut 16 22

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

25 56

30. Angkutan udara 410 1.109

31. Jasa penunjang angkutan 265 460

32. Komunikasi 767 1.172

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

7.324 9.429

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 94 54

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

7.022 7.349

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 78 122

Jumlah 115.939 145.990

Page 104: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

96 Lampiran

Lampiran 2.5. Dampak Belanja Pariwisata Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 11.664 14.933

2. Pertambangan dan Penggalian 42 47

3. Industri Pengolahan 6.207 7.566

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 661 809

5. Bangunan 2.099 2.592

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 37.884 46.545

7. Pengangkutan dan Komunikasi 7.389 13.552

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

2.287 2.945

9. Jasa-Jasa 11.534 14.682

Jumlah 79.768 103.670

Page 105: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

97 Lampiran

Lampiran 3.1. Dampak Belanja Wislok Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 27.964 43.685

2. Melinjo 589 952

3. Perkebunan Lainnya 476 721

4. Peternakan 14.391 21.557

5. Kehutanan 76 106

6. Perikanan 4.737 7.523

7. Pertambangan & Penggalian 200 269

8 Industri emping 426 689

9. Industri gula aren & gula semut 49 80

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

51.376 79.127

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

22.309 26.165

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 5.309 6.901

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

14.006 18.073

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

35.940 43.725

15. Ind barang bukan logam 2.830 3.948

16. Ind logam dasar 27.310 27.091

17. Ind barang dari logam 7.189 10.174

18. Ind pengolahan lainnya 147.058 138.714

19. Listrik & gas kota 20.101 27.526

20. Air bersih 901 1.325

Page 106: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

98 Lampiran

Lampiran 3.1. Dampak Belanja Wislok Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 7.172 10.941

22. Perdagangan 181.663 186.239

23. Hotel Non Bintang 2.564 4.288

24. Hotel Bintang 22.961 38.458

25. Restoran 190.182 307.295

26. Angkutan rel 370 486

27. Angkutan jalan 62.888 212.520

28 Angkutan laut 532 723

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

302 396

30. Angkutan udara 3.370 4.221

31. Jasa penunjang angkutan 13.296 32.415

32. Komunikasi 14.553 32.242

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

84.086 96.280

34. Jasa pemerintahan umum 7.453 21.061

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 23.982 3.582

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

49.101 101.008

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 14.309 36.299

Jumlah 1.062.023 1.546.804

Page 107: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

99 Lampiran

Lampiran 3.2. Dampak Belanja Wislok Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 24.507 38.285

2. Melinjo 477 770

3. Perkebunan Lainnya 407 616

4. Peternakan 10.913 16.348

5. Kehutanan 67 94

6. Perikanan 2.996 4.759

7. Pertambangan & Penggalian 162 218

8 Industri emping 156 252

9. Industri gula aren & gula semut 41 66

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

17.627 27.148

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

10.898 12.782

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 2.401 3.121

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

3.855 4.974

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

13.161 16.011

15. Ind barang bukan logam 1.318 1.840

16. Ind logam dasar 3.971 3.939

17. Ind barang dari logam 3.237 4.580

18. Ind pengolahan lainnya 55.551 52.399

19. Listrik & gas kota 9.258 12.678

20. Air bersih 432 636

Page 108: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

100 Lampiran

Lampiran 3.2. Dampak Belanja Wislok Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 3.099 4.727

22. Perdagangan 129.907 133.179

23. Hotel Non Bintang 1.563 2.615

24. Hotel Bintang 11.509 19.277

25. Restoran 86.674 140.047

26. Angkutan rel 180 236

27. Angkutan jalan 39.939 134.965

28 Angkutan laut 294 398

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

218 285

30. Angkutan udara 1.238 1.550

31. Jasa penunjang angkutan 7.098 17.305

32. Komunikasi 10.394 23.026

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

58.417 66.889

34. Jasa pemerintahan umum 7.453 21.061

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 17.558 2.623

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

31.322 64.434

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 10.623 26.948

Jumlah 578.920 861.081

Page 109: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

101 Lampiran

Lampiran 3.3. Dampak Belanja Wislok Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 15.368 24.007

2. Melinjo 86 139

3. Perkebunan Lainnya 221 335

4. Peternakan 3.350 5.018

5. Kehutanan 34 48

6. Perikanan 650 1.033

7. Pertambangan & Penggalian 114 154

8 Industri emping 64 103

9. Industri gula aren & gula semut 7 11

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

5.605 8.633

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

3.511 4.118

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 764 993

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

880 1.136

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

4.097 4.984

15. Ind barang bukan logam 343 479

16. Ind logam dasar 720 715

17. Ind barang dari logam 1.005 1.422

18. Ind pengolahan lainnya 18.550 17.497

19. Listrik & gas kota 2.160 2.958

20. Air bersih 205 302

Page 110: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

102 Lampiran

Lampiran 3.3. Dampak Belanja Wislok Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 1.660 2.531

22. Perdagangan 26.792 27.467

23. Hotel Non Bintang 457 764

24. Hotel Bintang 3.364 5.635

25. Restoran 25.954 41.937

26. Angkutan rel 114 149

27. Angkutan jalan 11.753 39.718

28 Angkutan laut 70 96

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

49 64

30. Angkutan udara 306 383

31. Jasa penunjang angkutan 2.108 5.140

32. Komunikasi 2.755 6.103

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

10.832 12.403

34. Jasa pemerintahan umum 7.080 20.007

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 13.646 2.038

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

14.075 28.955

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 6.706 17.011

Jumlah 185.458 284.487

Page 111: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

103 Lampiran

Lampiran 3.4. Dampak Belanja Wislok Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 625 976

2. Melinjo 12 19

3. Perkebunan Lainnya 6 9

4. Peternakan 293 440

5. Kehutanan 0 1

6. Perikanan 100 159

7. Pertambangan & Penggalian 1 1

8 Industri emping 2 3

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

1.327 2.043

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

615 721

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 34 44

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

50 65

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

689 838

15. Ind barang bukan logam 53 73

16. Ind logam dasar 14 14

17. Ind barang dari logam 254 359

18. Ind pengolahan lainnya 2.260 2.132

19. Listrik & gas kota 1 2

20. Air bersih 0 0

Page 112: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

104 Lampiran

Lampiran 3.4. Dampak Belanja Wislok Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 181 276

22. Perdagangan 6.945 7.120

23. Hotel Non Bintang 146 244

24. Hotel Bintang 1.072 1.796

25. Restoran 7.415 11.981

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 938 3.169

28 Angkutan laut 4 5

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

2 3

30. Angkutan udara 13 16

31. Jasa penunjang angkutan 55 133

32. Komunikasi 157 347

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

2.523 2.889

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 56 8

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

2.378 4.892

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 14 35

Jumlah 28.233 40.813

Page 113: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

105 Lampiran

Lampiran 3.5. Dampak Belanja Wislok Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 2.519 3.909

2. Pertambangan dan Penggalian 8 11

3. Industri Pengolahan 1.846 2.082

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 172 237

5. Bangunan 121 184

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.927 11.962

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.248 3.758

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

788 902

9. Jasa-Jasa 3.335 5.464

Jumlah 18.964 28.511

Page 114: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

106 Lampiran

Lampiran 4.1. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 80.150 99.135

2. Melinjo 1.548 2.011

3. Perkebunan Lainnya 1.358 1.655

4. Peternakan 34.648 44.419

5. Kehutanan 117 145

6. Perikanan 12.420 15.986

7. Pertambangan & Penggalian 441 555

8 Industri emping 1.120 1.454

9. Industri gula aren & gula semut 130 169

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

157.172 190.540

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

29.346 38.170

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 8.352 10.958

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

26.045 35.191

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

48.301 63.858

15. Ind barang bukan logam 8.114 9.339

16. Ind logam dasar 19.629 27.244

17. Ind barang dari logam 10.013 14.506

18. Ind pengolahan lainnya 93.034 130.532

19. Listrik & gas kota 34.615 40.534

20. Air bersih 3.287 4.084

Page 115: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

107 Lampiran

Lampiran 4.1. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 15.982 21.855

22. Perdagangan 232.526 282.232

23. Hotel Non Bintang 45.539 48.375

24. Hotel Bintang 184.319 179.152

25. Restoran 499.457 648.799

26. Angkutan rel 1.264 1.826

27. Angkutan jalan 185.283 294.512

28 Angkutan laut 1.080 1.605

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

2.477 6.038

30. Angkutan udara 93.541 276.347

31. Jasa penunjang angkutan 29.629 55.082

32. Komunikasi 29.300 46.374

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

110.456 163.476

34. Jasa pemerintahan umum 11.883 23.713

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 6.156 9.651

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

64.113 33.003

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 26.798 45.702

Jumlah 2.109.642 2.868.227

Page 116: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

108 Lampiran

Lampiran 4.2. Dampak Belanja Wisnus Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 70.242 86.880

2. Melinjo 1.252 1.626

3. Perkebunan Lainnya 1.161 1.415

4. Peternakan 26.275 33.685

5. Kehutanan 104 128

6. Perikanan 7.857 10.113

7. Pertambangan & Penggalian 357 449

8 Industri emping 410 532

9. Industri gula aren & gula semut 107 139

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

53.924 65.372

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

14.335 18.646

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 3.777 4.956

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

7.169 9.686

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

17.687 23.384

15. Ind barang bukan logam 3.780 4.351

16. Ind logam dasar 2.854 3.961

17. Ind barang dari logam 4.508 6.531

18. Ind pengolahan lainnya 35.144 49.308

19. Listrik & gas kota 15.943 18.669

20. Air bersih 1.577 1.960

Page 117: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

109 Lampiran

Lampiran 4.2. Dampak Belanja Wisnus Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 6.905 9.443

22. Perdagangan 166.280 201.824

23. Hotel Non Bintang 27.769 29.499

24. Hotel Bintang 92.392 89.802

25. Restoran 227.623 295.684

26. Angkutan rel 615 889

27. Angkutan jalan 117.668 187.036

28 Angkutan laut 595 885

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

1.785 4.350

30. Angkutan udara 34.347 101.472

31. Jasa penunjang angkutan 15.817 29.406

32. Komunikasi 20.925 33.119

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

76.737 113.572

34. Jasa pemerintahan umum 11.883 23.713

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 4.507 7.066

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

40.898 21.053

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 19.894 33.929

Jumlah 1.135.103 1.524.530

Page 118: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

110 Lampiran

Lampiran 4.3. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 44.046 54.480

2. Melinjo 226 294

3. Perkebunan Lainnya 630 768

4. Peternakan 8.066 10.341

5. Kehutanan 54 66

6. Perikanan 1.706 2.195

7. Pertambangan & Penggalian 252 317

8 Industri emping 168 218

9. Industri gula aren & gula semut 17 23

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

17.147 20.788

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

4.619 6.008

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 1.201 1.576

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

1.637 2.212

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

5.506 7.279

15. Ind barang bukan logam 984 1.133

16. Ind logam dasar 518 719

17. Ind barang dari logam 1.400 2.028

18. Ind pengolahan lainnya 11.735 16.465

19. Listrik & gas kota 3.719 4.355

20. Air bersih 748 930

Page 119: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

111 Lampiran

Lampiran 4.3. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 3.698 5.057

22. Perdagangan 34.293 41.624

23. Hotel Non Bintang 8.117 8.623

24. Hotel Bintang 27.006 26.249

25. Restoran 68.161 88.542

26. Angkutan rel 388 561

27. Angkutan jalan 34.628 55.041

28 Angkutan laut 143 212

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

404 984

30. Angkutan udara 8.494 25.092

31. Jasa penunjang angkutan 4.698 8.734

32. Komunikasi 5.546 8.779

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

14.229 21.059

34. Jasa pemerintahan umum 11.288 22.525

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 3.503 5.492

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

18.379 9.461

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 12.558 21.418

Jumlah 359.914 481.647

Page 120: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

112 Lampiran

Lampiran 4.4. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 1.791 2.215

2. Melinjo 31 40

3. Perkebunan Lainnya 18 22

4. Peternakan 706 906

5. Kehutanan 1 1

6. Perikanan 263 339

7. Pertambangan & Penggalian 1 2

8 Industri emping 5 6

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

4.058 4.920

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

808 1.052

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 54 71

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

93 126

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

926 1.224

15. Ind barang bukan logam 151 174

16. Ind logam dasar 10 14

17. Ind barang dari logam 353 512

18. Ind pengolahan lainnya 1.430 2.006

19. Listrik & gas kota 2 2

20. Air bersih 0 1

Page 121: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

113 Lampiran

Lampiran 4.4. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 403 551

22. Perdagangan 8.889 10.790

23. Hotel Non Bintang 2.587 2.748

24. Hotel Bintang 8.608 8.366

25. Restoran 19.474 25.297

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 2.763 4.391

28 Angkutan laut 7 11

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

20 49

30. Angkutan udara 351 1.036

31. Jasa penunjang angkutan 121 226

32. Komunikasi 316 499

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

3.315 4.906

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 14 23

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

3.105 1.598

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 26 44

Jumlah 60.700 74.165

Page 122: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

114 Lampiran

Lampiran 4.5. Dampak Belanja Wisnus Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 6.996 8.711

2. Pertambangan dan Penggalian 18 23

3. Industri Pengolahan 2.333 3.035

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 325 385

5. Bangunan 269 368

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 21.711 26.045

7. Pengangkutan dan Komunikasi 3.951 7.232

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

1.035 1.532

9. Jasa-Jasa 3.674 4.732

Jumlah 40.313 52.063

Page 123: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

115 Lampiran

Lampiran 5.1. Dampak Belanja Wisman Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 5.786 8.870

2. Melinjo 66 97

3. Perkebunan Lainnya 114 177

4. Peternakan 1.785 2.675

5. Kehutanan 5 7

6. Perikanan 601 894

7. Pertambangan & Penggalian 33 52

8 Industri emping 48 70

9. Industri gula aren & gula semut 6 8

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

13.547 21.036

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

2.148 3.403

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 545 845

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

2.005 3.088

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

2.723 4.103

15. Ind barang bukan logam 1.084 1.745

16. Ind logam dasar 260 408

17. Ind barang dari logam 465 728

18. Ind pengolahan lainnya 61 136

19. Listrik & gas kota 2.733 4.176

20. Air bersih 432 698

Page 124: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

116 Lampiran

Lampiran 5.1. Dampak Belanja Wisman Terhadap Output Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 1.437 2.308

22. Perdagangan 16.509 24.325

23. Hotel Non Bintang 5.519 8.948

24. Hotel Bintang 38.648 62.737

25. Restoran 21.300 31.323

26. Angkutan rel 54 84

27. Angkutan jalan 7.230 12.193

28 Angkutan laut 85 137

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

18 28

30. Angkutan udara 1.183 3.989

31. Jasa penunjang angkutan 890 1.382

32. Komunikasi 1.960 3.029

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

3.565 6.349

34. Jasa pemerintahan umum 124 91

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 2.171 1.723

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

2.642 2.012

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 872 1.296

Jumlah 138.652 215.169

Page 125: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

117 Lampiran

Lampiran 5.2. Dampak Belanja Wisman Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 5.071 7.774

2. Melinjo 53 79

3. Perkebunan Lainnya 97 151

4. Peternakan 1.354 2.028

5. Kehutanan 4 6

6. Perikanan 380 566

7. Pertambangan & Penggalian 27 42

8 Industri emping 17 26

9. Industri gula aren & gula semut 5 7

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

4.648 7.217

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

1.049 1.662

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 246 382

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

552 850

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

997 1.502

15. Ind barang bukan logam 505 813

16. Ind logam dasar 38 59

17. Ind barang dari logam 209 328

18. Ind pengolahan lainnya 23 51

19. Listrik & gas kota 1.259 1.923

20. Air bersih 207 335

Page 126: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

118 Lampiran

Lampiran 5.2. Dampak Belanja Wisman Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 621 997

22. Perdagangan 11.806 17.395

23. Hotel Non Bintang 3.365 5.456

24. Hotel Bintang 19.372 31.447

25. Restoran 9.707 14.275

26. Angkutan rel 26 41

27. Angkutan jalan 4.591 7.743

28 Angkutan laut 47 76

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

13 21

30. Angkutan udara 434 1.465

31. Jasa penunjang angkutan 475 738

32. Komunikasi 1.400 2.163

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

2.477 4.411

34. Jasa pemerintahan umum 124 91

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 1.589 1.261

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

1.686 1.283

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 648 962

Jumlah 75.123 115.627

Page 127: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

119 Lampiran

Lampiran 5.3. Dampak Belanja Wisman Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 3.180 4.875

2. Melinjo 10 14

3. Perkebunan Lainnya 53 82

4. Peternakan 416 623

5. Kehutanan 2 3

6. Perikanan 83 123

7. Pertambangan & Penggalian 19 30

8 Industri emping 7 11

9. Industri gula aren & gula semut 1 1

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

1.478 2.295

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

338 536

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 78 122

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

126 194

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

310 468

15. Ind barang bukan logam 132 212

16. Ind logam dasar 7 11

17. Ind barang dari logam 65 102

18. Ind pengolahan lainnya 8 17

19. Listrik & gas kota 294 449

20. Air bersih 98 159

Page 128: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

120 Lampiran

Lampiran 5.3. Dampak Belanja Wisman Terhadap Upah/Gaji Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 333 534

22. Perdagangan 2.435 3.587

23. Hotel Non Bintang 984 1.595

24. Hotel Bintang 5.663 9.192

25. Restoran 2.907 4.275

26. Angkutan rel 17 26

27. Angkutan jalan 1.351 2.279

28 Angkutan laut 11 18

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

3 5

30. Angkutan udara 107 362

31. Jasa penunjang angkutan 141 219

32. Komunikasi 371 573

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

459 818

34. Jasa pemerintahan umum 117 86

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 1.235 980

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

757 577

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 409 608

Jumlah 24.003 36.057

Page 129: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

121 Lampiran

Lampiran 5.4. Dampak Belanja Wisman Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 129 198

2. Melinjo 1 2

3. Perkebunan Lainnya 1 2

4. Peternakan 36 55

5. Kehutanan 0 0

6. Perikanan 13 19

7. Pertambangan & Penggalian 0 0

8 Industri emping 0 0

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

350 543

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

59 94

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 4 5

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

7 11

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

52 79

15. Ind barang bukan logam 20 32

16. Ind logam dasar 0 0

17. Ind barang dari logam 16 26

18. Ind pengolahan lainnya 1 2

19. Listrik & gas kota 0 0

20. Air bersih 0 0

Page 130: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

122 Lampiran

Lampiran 5.4. Dampak Belanja Wisman Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 36 58

22. Perdagangan 631 930

23. Hotel Non Bintang 314 508

24. Hotel Bintang 1.805 2.930

25. Restoran 830 1.221

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 108 182

28 Angkutan laut 1 1

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

0 0

30. Angkutan udara 4 15

31. Jasa penunjang angkutan 4 6

32. Komunikasi 21 33

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

107 191

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 5 4

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

128 97

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 1 1

Jumlah 4.686 7.246

Page 131: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

123 Lampiran

Lampiran 5.5. Dampak Belanja Wisman Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 478 731

2. Pertambangan dan Penggalian 1 2

3. Industri Pengolahan 132 206

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 29 44

5. Bangunan 24 39

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.892 2.943

7. Pengangkutan dan Komunikasi 146 253

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

33 60

9. Jasa-Jasa 202 181

Jumlah 2.938 4.459

Page 132: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

124 Lampiran

Lampiran 6.1. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 12.581 10.987

2. Melinjo 291 255

3. Perkebunan Lainnya 204 183

4. Peternakan 6.486 5.856

5. Kehutanan 35 31

6. Perikanan 2.278 2.005

7. Pertambangan & Penggalian 217 98

8 Industri emping 211 185

9. Industri gula aren & gula semut 24 21

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

21.923 19.241

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

8.412 9.292

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 2.402 2.452

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

6.101 6.235

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

14.147 14.560

15. Ind barang bukan logam 1.161 1.173

16. Ind logam dasar 8.602 9.828

17. Ind barang dari logam 4.092 4.433

18. Ind pengolahan lainnya 42.506 49.800

19. Listrik & gas kota 8.575 7.940

20. Air bersih 352 345

Page 133: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

125 Lampiran

Lampiran 6.1. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 4.699 4.698

22. Perdagangan 51.336 56.837

23. Hotel Non Bintang 16 17

24. Hotel Bintang 108 118

25. Restoran 93.996 82.438

26. Angkutan rel 6.043 1.055

27. Angkutan jalan 66.439 80.852

28 Angkutan laut 267 287

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

135 154

30. Angkutan udara 1.543 1.625

31. Jasa penunjang angkutan 18.379 20.385

32. Komunikasi 18.687 20.800

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

36.632 37.287

34. Jasa pemerintahan umum 14.432 16.273

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 3.023 3.144

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

29.003 15.589

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 19.156 21.800

Jumlah 504.495 508.280

Page 134: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

126 Lampiran

Lampiran 6.2. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap NTB

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 11.026 9.629

2. Melinjo 236 207

3. Perkebunan Lainnya 174 157

4. Peternakan 4.919 4.441

5. Kehutanan 31 28

6. Perikanan 1.441 1.268

7. Pertambangan & Penggalian 175 79

8 Industri emping 77 68

9. Industri gula aren & gula semut 20 18

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

7.522 6.601

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

4.109 4.539

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 1.086 1.109

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

1.679 1.716

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

5.180 5.332

15. Ind barang bukan logam 541 546

16. Ind logam dasar 1.251 1.429

17. Ind barang dari logam 1.842 1.996

18. Ind pengolahan lainnya 16.056 18.812

19. Listrik & gas kota 3.949 3.657

20. Air bersih 169 166

Page 135: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

127 Lampiran

Lampiran 6.2. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap NTB

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 2.030 2.030

22. Perdagangan 36.711 40.644

23. Hotel Non Bintang 10 11

24. Hotel Bintang 54 59

25. Restoran 42.838 37.570

26. Angkutan rel 2.941 513

27. Angkutan jalan 42.194 51.346

28 Angkutan laut 147 158

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

97 111

30. Angkutan udara 567 597

31. Jasa penunjang angkutan 9.812 10.883

32. Komunikasi 13.345 14.854

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

25.449 25.904

34. Jasa pemerintahan umum 14.432 16.273

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 2.213 2.302

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

18.501 9.945

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 14.221 16.184

Jumlah 287.047 291.181

Page 136: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

128 Lampiran

Lampiran 6.3. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 6.914 6.038

2. Melinjo 43 37

3. Perkebunan Lainnya 95 85

4. Peternakan 1.510 1.363

5. Kehutanan 16 14

6. Perikanan 313 275

7. Pertambangan & Penggalian 124 56

8 Industri emping 32 28

9. Industri gula aren & gula semut 3 3

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

2.392 2.099

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

1.324 1.463

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 346 353

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

383 392

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

1.613 1.660

15. Ind barang bukan logam 141 142

16. Ind logam dasar 227 259

17. Ind barang dari logam 572 620

18. Ind pengolahan lainnya 5.362 6.282

19. Listrik & gas kota 921 853

20. Air bersih 80 79

Page 137: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

129 Lampiran

Lampiran 6.3. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 1.087 1.087

22. Perdagangan 7.571 8.382

23. Hotel Non Bintang 3 3

24. Hotel Bintang 16 17

25. Restoran 12.828 11.250

26. Angkutan rel 1.856 324

27. Angkutan jalan 12.417 15.110

28 Angkutan laut 35 38

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

22 25

30. Angkutan udara 140 148

31. Jasa penunjang angkutan 2.914 3.232

32. Komunikasi 3.537 3.937

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

4.719 4.803

34. Jasa pemerintahan umum 13.710 15.458

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 1.720 1.789

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

8.314 4.469

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 8.977 10.216

Jumlah 102.275 102.391

Page 138: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

130 Lampiran

Lampiran 6.4. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 281 245

2. Melinjo 6 5

3. Perkebunan Lainnya 3 2

4. Peternakan 132 119

5. Kehutanan 0 0

6. Perikanan 48 42

7. Pertambangan & Penggalian 1 0

8 Industri emping 1 1

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

566 497

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

232 256

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 15 16

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

22 22

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

271 279

15. Ind barang bukan logam 22 22

16. Ind logam dasar 4 5

17. Ind barang dari logam 144 156

18. Ind pengolahan lainnya 653 765

19. Listrik & gas kota 1 0

20. Air bersih 0 0

Page 139: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

131 Lampiran

Lampiran 6.4. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 118 118

22. Perdagangan 1.963 2.173

23. Hotel Non Bintang 1 1

24. Hotel Bintang 5 5

25. Restoran 3.665 3.214

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 991 1.205

28 Angkutan laut 2 2

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

1 1

30. Angkutan udara 6 6

31. Jasa penunjang angkutan 75 84

32. Komunikasi 201 224

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

1.099 1.119

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 7 7

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

1.405 755

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 19 21

Jumlah 11.960 11.372

Page 140: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

132 Lampiran

Lampiran 6.5. Dampak Belanja Wislok ke Provinsi Lain Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 1.136 999

2. Pertambangan dan Penggalian 9 4

3. Industri Pengolahan 644 691

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 73 68

5. Bangunan 79 79

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.222 3.101

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.522 1.660

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

343 349

9. Jasa-Jasa 2.629 2.566

Jumlah 9.657 9.517

Page 141: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

133 Lampiran

Lampiran 7.1. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 1.414 1.387

2. Melinjo 32 32

3. Perkebunan Lainnya 24 24

4. Peternakan 718 703

5. Kehutanan 4 4

6. Perikanan 252 250

7. Pertambangan & Penggalian 10 11

8 Industri emping 23 23

9. Industri gula aren & gula semut 3 3

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

2.549 2.478

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

1.260 1.267

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 314 327

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

1.133 1.294

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

2.217 2.399

15. Ind barang bukan logam 162 160

16. Ind logam dasar 945 829

17. Ind barang dari logam 702 697

18. Ind pengolahan lainnya 4.506 3.811

19. Listrik & gas kota 1.172 1.335

20. Air bersih 69 70

Page 142: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

134 Lampiran

Lampiran 7.1. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 535 564

22. Perdagangan 20.156 26.445

23. Hotel Non Bintang 87 45

24. Hotel Bintang 773 495

25. Restoran 10.389 10.339

26. Angkutan rel 25 28

27. Angkutan jalan 16.509 24.049

28 Angkutan laut 55 52

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

28 32

30. Angkutan udara 5.071 4.371

31. Jasa penunjang angkutan 805 921

32. Komunikasi 5.237 4.583

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

1.507 1.824

34. Jasa pemerintahan umum 4.407 3.723

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 197 209

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

35 38

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 5.566 5.358

Jumlah 88.891 100.175

Page 143: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

135 Lampiran

Lampiran 7.2. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap NTB

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 1.239 1.215

2. Melinjo 26 26

3. Perkebunan Lainnya 21 20

4. Peternakan 545 533

5. Kehutanan 3 3

6. Perikanan 160 158

7. Pertambangan & Penggalian 8 8

8 Industri emping 9 8

9. Industri gula aren & gula semut 2 2

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

874 850

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

616 619

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 142 148

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

312 356

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

812 878

15. Ind barang bukan logam 75 75

16. Ind logam dasar 137 120

17. Ind barang dari logam 316 314

18. Ind pengolahan lainnya 1.702 1.440

19. Listrik & gas kota 540 615

20. Air bersih 33 33

Page 144: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

136 Lampiran

Lampiran 7.2. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap NTB

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 231 243

22. Perdagangan 14.414 18.911

23. Hotel Non Bintang 53 27

24. Hotel Bintang 387 248

25. Restoran 4.735 4.712

26. Angkutan rel 12 13

27. Angkutan jalan 10.484 15.273

28 Angkutan laut 30 28

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

21 23

30. Angkutan udara 1.862 1.605

31. Jasa penunjang angkutan 430 492

32. Komunikasi 3.740 3.273

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

1.047 1.267

34. Jasa pemerintahan umum 4.407 3.723

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 144 153

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

23 24

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 4.132 3.977

Jumlah 53.723 61.417

Page 145: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

137 Lampiran

Lampiran 7.3. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 777 762

2. Melinjo 5 5

3. Perkebunan Lainnya 11 11

4. Peternakan 167 164

5. Kehutanan 2 2

6. Perikanan 35 34

7. Pertambangan & Penggalian 6 6

8 Industri emping 3 3

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

278 270

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

198 199

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 45 47

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

71 81

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

253 273

15. Ind barang bukan logam 20 19

16. Ind logam dasar 25 22

17. Ind barang dari logam 98 97

18. Ind pengolahan lainnya 568 481

19. Listrik & gas kota 126 143

20. Air bersih 16 16

Page 146: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

138 Lampiran

Lampiran 7.3. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 124 130

22. Perdagangan 2.973 3.900

23. Hotel Non Bintang 15 8

24. Hotel Bintang 113 73

25. Restoran 1.418 1.411

26. Angkutan rel 8 9

27. Angkutan jalan 3.085 4.494

28 Angkutan laut 7 7

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

5 5

30. Angkutan udara 460 397

31. Jasa penunjang angkutan 128 146

32. Komunikasi 991 868

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

194 235

34. Jasa pemerintahan umum 4.186 3.536

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 112 119

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

10 11

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 2.608 2.511

Jumlah 19.143 20.497

Page 147: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

139 Lampiran

Lampiran 7.4. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 32 31

2. Melinjo 1 1

3. Perkebunan Lainnya 0 0

4. Peternakan 15 14

5. Kehutanan 0 0

6. Perikanan 5 5

7. Pertambangan & Penggalian 0 0

8 Industri emping 0 0

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

66 64

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

35 35

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 2 2

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

4 5

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

43 46

15. Ind barang bukan logam 3 3

16. Ind logam dasar 0 0

17. Ind barang dari logam 25 25

18. Ind pengolahan lainnya 69 59

19. Listrik & gas kota 0 0

20. Air bersih 0 0

Page 148: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

140 Lampiran

Lampiran 7.4. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 13 14

22. Perdagangan 771 1.011

23. Hotel Non Bintang 5 3

24. Hotel Bintang 36 23

25. Restoran 405 403

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 246 359

28 Angkutan laut 0 0

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

0 0

30. Angkutan udara 19 16

31. Jasa penunjang angkutan 3 4

32. Komunikasi 56 49

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

45 55

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 0 0

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

2 2

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 5 5

Jumlah 1.908 2.235

Page 149: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

141 Lampiran

Lampiran 7.5. Dampak Belanja Wislok ke Luar Negeri Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 127 125

2. Pertambangan dan Penggalian 0 0

3. Industri Pengolahan 81 78

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 10 12

5. Bangunan 9 9

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 713 851

7. Pengangkutan dan Komunikasi 341 431

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

14 17

9. Jasa-Jasa 556 496

Jumlah 1.852 2.019

Page 150: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

142 Lampiran

Lampiran 8.1. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 524 669

2. Melinjo 7 9

3. Perkebunan Lainnya 31 40

4. Peternakan 1.245 1.660

5. Kehutanan 54 66

6. Perikanan 112 146

7. Pertambangan & Penggalian 91 114

8 Industri emping 5 7

9. Industri gula aren & gula semut 1 1

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

904 1.165

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

9.300 12.332

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 19.955 22.854

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

3.151 3.927

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

17.013 21.687

15. Ind barang bukan logam 12.668 15.239

16. Ind logam dasar 24.432 31.255

17. Ind barang dari logam 4.177 5.225

18. Ind pengolahan lainnya 79.323 106.477

19. Listrik & gas kota 4.761 6.040

20. Air bersih 93 119

Page 151: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

143 Lampiran

Lampiran 8.1. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 94.229 112.879

22. Perdagangan 23.273 29.289

23. Hotel Non Bintang 6 7

24. Hotel Bintang 27 35

25. Restoran 2.299 2.922

26. Angkutan rel 97 126

27. Angkutan jalan 5.896 7.505

28 Angkutan laut 309 385

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

140 180

30. Angkutan udara 440 549

31. Jasa penunjang angkutan 898 1.134

32. Komunikasi 859 1.092

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

2.875 3.636

34. Jasa pemerintahan umum 5 6

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 314 395

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

11 14

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 909 1.163

Jumlah 310.433 390.347

Page 152: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

144 Lampiran

Lampiran 8.2. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 459 586

2. Melinjo 6 7

3. Perkebunan Lainnya 26 34

4. Peternakan 944 1.259

5. Kehutanan 48 58

6. Perikanan 71 92

7. Pertambangan & Penggalian 74 92

8 Industri emping 2 2

9. Industri gula aren & gula semut 0 1

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

310 400

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

4.543 6.024

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 9.025 10.336

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

867 1.081

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

6.230 7.941

15. Ind barang bukan logam 5.902 7.100

16. Ind logam dasar 3.553 4.545

17. Ind barang dari logam 1.880 2.352

18. Ind pengolahan lainnya 29.964 40.222

19. Listrik & gas kota 2.193 2.782

20. Air bersih 45 57

Page 153: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

145 Lampiran

Lampiran 8.2. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 40.712 48.769

22. Perdagangan 16.642 20.944

23. Hotel Non Bintang 4 4

24. Hotel Bintang 14 17

25. Restoran 1.048 1.332

26. Angkutan rel 47 61

27. Angkutan jalan 3.745 4.767

28 Angkutan laut 170 212

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

101 130

30. Angkutan udara 161 202

31. Jasa penunjang angkutan 480 605

32. Komunikasi 613 780

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

1.997 2.526

34. Jasa pemerintahan umum 5 6

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 230 289

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

7 9

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 675 863

Jumlah 132.792 166.489

Page 154: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

146 Lampiran

Lampiran 8.3. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 288 368

2. Melinjo 1 1

3. Perkebunan Lainnya 14 19

4. Peternakan 290 386

5. Kehutanan 25 30

6. Perikanan 15 20

7. Pertambangan & Penggalian 52 65

8 Industri emping 1 1

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

99 127

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

1.464 1.941

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 2.871 3.287

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

198 247

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

1.939 2.472

15. Ind barang bukan logam 1.537 1.849

16. Ind logam dasar 645 825

17. Ind barang dari logam 584 731

18. Ind pengolahan lainnya 10.006 13.431

19. Listrik & gas kota 512 649

20. Air bersih 21 27

Page 155: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

147 Lampiran

Lampiran 8.3. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 21.803 26.118

22. Perdagangan 3.432 4.319

23. Hotel Non Bintang 1 1

24. Hotel Bintang 4 5

25. Restoran 314 399

26. Angkutan rel 30 39

27. Angkutan jalan 1.102 1.403

28 Angkutan laut 41 51

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

23 29

30. Angkutan udara 40 50

31. Jasa penunjang angkutan 142 180

32. Komunikasi 163 207

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

370 468

34. Jasa pemerintahan umum 5 6

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 179 225

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

3 4

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 426 545

Jumlah 48.637 60.524

Page 156: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

148 Lampiran

Lampiran 8.4. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 12 15

2. Melinjo 0 0

3. Perkebunan Lainnya 0 1

4. Peternakan 25 34

5. Kehutanan 0 0

6. Perikanan 2 3

7. Pertambangan & Penggalian 0 0

8 Industri emping 0 0

9. Industri gula aren & gula semut 0 0

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

23 30

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

256 340

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 129 147

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

11 14

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

326 416

15. Ind barang bukan logam 236 283

16. Ind logam dasar 12 16

17. Ind barang dari logam 147 184

18. Ind pengolahan lainnya 1.219 1.637

19. Listrik & gas kota 0 0

20. Air bersih 0 0

Page 157: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

149 Lampiran

Lampiran 8.4. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 2.374 2.843

22. Perdagangan 890 1.120

23. Hotel Non Bintang 0 0

24. Hotel Bintang 1 2

25. Restoran 90 114

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 88 112

28 Angkutan laut 2 3

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

1 1

30. Angkutan udara 2 2

31. Jasa penunjang angkutan 4 5

32. Komunikasi 9 12

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

86 109

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 1 1

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

1 1

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 1 1

Jumlah 5.950 7.446

Page 158: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

150 Lampiran

Lampiran 8.5. Dampak Belanja Investasi Pariwisata Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 81 105

2. Pertambangan dan Penggalian 4 5

3. Industri Pengolahan 1.004 1.294

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 39 49

5. Bangunan 1.586 1.900

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 592 746

7. Pengangkutan dan Komunikasi 112 142

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

27 34

9. Jasa-Jasa 49 63

Jumlah 3.494 4.338

Page 159: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

151 Lampiran

Lampiran 9.1. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 3.740 4.055

2. Melinjo 73 79

3. Perkebunan Lainnya 64 70

4. Peternakan 1.584 1.718

5. Kehutanan 7 8

6. Perikanan 584 633

7. Pertambangan & Penggalian 27 30

8 Industri emping 53 57

9. Industri gula aren & gula semut 6 7

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

7.271 7.884

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

1.556 1.687

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 573 621

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

8.475 9.189

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

3.493 3.788

15. Ind barang bukan logam 329 357

16. Ind logam dasar 1.380 1.496

17. Ind barang dari logam 7.594 8.234

18. Ind pengolahan lainnya 99 108

19. Listrik & gas kota 1.442 1.563

20. Air bersih 142 154

Page 160: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

152 Lampiran

Lampiran 9.1. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap Output

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 656 711

22. Perdagangan 4.765 5.166

23. Hotel Non Bintang 3.185 3.453

24. Hotel Bintang 5.167 5.602

25. Restoran 23.535 25.518

26. Angkutan rel 27 29

27. Angkutan jalan 1.667 1.808

28 Angkutan laut 64 70

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

29 32

30. Angkutan udara 4.154 4.504

31. Jasa penunjang angkutan 739 801

32. Komunikasi 633 686

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

4.939 5.355

34. Jasa pemerintahan umum 5.243 5.684

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 4.152 4.502

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

78 85

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 13.203 14.316

Jumlah 110.730 120.059

Page 161: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

153 Lampiran

Lampiran 9.2. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 3.277 3.553

2. Melinjo 59 64

3. Perkebunan Lainnya 55 60

4. Peternakan 1.201 1.303

5. Kehutanan 7 7

6. Perikanan 369 400

7. Pertambangan & Penggalian 22 24

8 Industri emping 19 21

9. Industri gula aren & gula semut 5 5

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

2.495 2.705

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

760 824

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 259 281

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

2.333 2.529

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

1.279 1.387

15. Ind barang bukan logam 153 166

16. Ind logam dasar 201 218

17. Ind barang dari logam 3.419 3.707

18. Ind pengolahan lainnya 38 41

19. Listrik & gas kota 664 720

20. Air bersih 68 74

Page 162: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

154 Lampiran

Lampiran 9.2. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap NTB Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten

Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 283 307

22. Perdagangan 3.407 3.694

23. Hotel Non Bintang 1.942 2.106

24. Hotel Bintang 2.590 2.808

25. Restoran 10.726 11.629

26. Angkutan rel 13 14

27. Angkutan jalan 1.059 1.148

28 Angkutan laut 35 38

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

21 23

30. Angkutan udara 1.525 1.654

31. Jasa penunjang angkutan 394 428

32. Komunikasi 452 490

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

3.431 3.720

34. Jasa pemerintahan umum 5.243 5.684

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 3.040 3.296

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

50 54

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 9.802 10.628

Jumlah 60.698 65.812

Page 163: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

155 Lampiran

Lampiran 9.3. Dampak Belanja Promosi i Pariwisata Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 2.055 2.228

2. Melinjo 11 12

3. Perkebunan Lainnya 30 32

4. Peternakan 369 400

5. Kehutanan 3 4

6. Perikanan 80 87

7. Pertambangan & Penggalian 16 17

8 Industri emping 8 9

9. Industri gula aren & gula semut 1 1

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

793 860

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

245 266

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 82 89

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

533 578

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

398 432

15. Ind barang bukan logam 40 43

16. Ind logam dasar 36 39

17. Ind barang dari logam 1.062 1.151

18. Ind pengolahan lainnya 13 14

19. Listrik & gas kota 155 168

20. Air bersih 32 35

Page 164: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

156 Lampiran

Lampiran 9.3. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 152 164

22. Perdagangan 703 762

23. Hotel Non Bintang 568 616

24. Hotel Bintang 757 821

25. Restoran 3.212 3.482

26. Angkutan rel 8 9

27. Angkutan jalan 312 338

28 Angkutan laut 8 9

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

5 5

30. Angkutan udara 377 409

31. Jasa penunjang angkutan 117 127

32. Komunikasi 120 130

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

636 690

34. Jasa pemerintahan umum 4.980 5.400

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 2.363 2.562

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

22 24

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 6.188 6.709

Jumlah 26.489 28.721

Page 165: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

157 Lampiran

Lampiran 9.4. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap Pajak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kode I-O Sektor 2011 2012

84 91 1. Tabama 1 2

2. Melinjo 1 1

3. Perkebunan Lainnya 32 35

4. Peternakan 0 0

5. Kehutanan 12 13

6. Perikanan 0 0

7. Pertambangan & Penggalian 0 0

8 Industri emping 0 0

9. Industri gula aren & gula semut 188 204

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

43 46

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

4 4

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 30 33

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

67 73

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

6 7

15. Ind barang bukan logam 1 1

16. Ind logam dasar 268 290

17. Ind barang dari logam 2 2

18. Ind pengolahan lainnya 0 0

19. Listrik & gas kota 0 0

20. Air bersih 84 91

Page 166: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

158 Lampiran

Lampiran 9.4. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap Panjak Tak Langsung

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 17 18

22. Perdagangan 182 197

23. Hotel Non Bintang 181 196

24. Hotel Bintang 241 262

25. Restoran 918 995

26. Angkutan rel 0 0

27. Angkutan jalan 25 27

28 Angkutan laut 0 0

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

0 0

30. Angkutan udara 16 17

31. Jasa penunjang angkutan 3 3

32. Komunikasi 7 7

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

148 161

34. Jasa pemerintahan umum 0 0

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 10 11

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

4 4

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 13 14

Jumlah 2.503 2.714

Page 167: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

159 Lampiran

Lampiran 9.5. Dampak Belanja Promosi Pariwisata Terhadap Penyediaan Lapangan Kerja

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2011-2012 (Orang)

Kode Lapangan Usaha 2011 2012

1 Pertanian 326 353

2. Pertambangan dan Penggalian 1 1

3. Industri Pengolahan 167 181

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 14 15

5. Bangunan 11 12

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 827 896

7. Pengangkutan dan Komunikasi 69 75

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

46 50

9. Jasa-Jasa 1.089 1.181

Jumlah 2.549 2.764

Page 168: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten Tahun 2012

160 Lampiran

Lampiran 10. Porsi NTB Dampak Belanja Pariwisata Terhadap PDRB Lapangan Usaha

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2012 (Persen)

Kode I-O Sektor 2011 2012

1. Tabama 1,19 1,41

2. Melinjo 2,11 2,64

3. Perkebunan Lainnya 0,21 0,24

4. Peternakan 1,50 1,72

5. Kehutanan 0,36 0,41

6. Perikanan 0,99 1,12

7. Pertambangan & Penggalian 0,41 0,41

8 Industri emping 1,31 1,68

9. Industri gula aren & gula semut 0,16 0,21

10. Ind makanan, minuman & tembakau lainnya

1,47 1,57

11. Ind tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki

0,14 0,17

12. Ind kayu, bambu, rotan, & furniture 1,23 1,67

13. Ind kertas & barang-barang dari kertas, penerbitan & percetakan

0,55 0,59

14. Ind kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik

0,18 0,23

15. Ind barang bukan logam 0,51 0,50

16. Ind logam dasar 0,07 0,08

17. Ind barang dari logam 0,15 0,17

18. Ind pengolahan lainnya 13,56 15,31

19. Listrik & gas kota 0,50 0,53

20. Air bersih 2,24 2,67

Page 169: Nesparda-2012

Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten 2012

161 Lampiran

Lampiran 10. Porsi NTB Dampak Belanja Pariwisata Terhadap PDRB Lapangan Usaha

Menurut Sektor Sesuai Kode IO Pariwisata Banten Tahun 2012 (Persen)

Lanjutan

Kode I-O Sektor 2011 2012

21. Bangunan 0,79 0,85

22. Perdagangan 1,27 1,26

23. Hotel Non Bintang 100,00 100,00

24. Hotel Bintang 97,02 96,42

25. Restoran 6,81 8,14

26. Angkutan rel 5,86 2,38

27. Angkutan jalan 2,59 4,23

28 Angkutan laut 0,18 0,23

29. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan

1,02 2,03

30. Angkutan udara 1,11 2,43

31. Jasa penunjang angkutan 1,86 2,86

32. Komunikasi 1,90 2,61

33. Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan

2,30 2,63

34. Jasa pemerintahan umum 0,76 1,01

35. Jasa sosial & kemasyarakatan 1,81 0,88

36. Jasa rekreasi,kebudayaan, & olah raga

78,94 71,15

37. Jasa perorangan dan rumah tangga 1,77 2,37

Jumlah 1,21 1,45