neuritis opticus
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
1/20
Oleh :
Fransiska P.
208.315.015FK UPN Veteran Jakarta
Pembimbing:
dr. Juniati V.Pattiasina, Sp.M
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
2/20
Neuritis optikus merupakan salah satu penyebab
umum kehilangan penglihatan unilateral pada orangdewasa
Neuritis retrobulbar berkaitan dengan multipelsklerosis pada 13-85% pasien
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
3/20
Nervus optikus adalah saraf yang membawa rangsang dari
retina menuju otak
Nervus optikus bercabang menjadi tiga bagian :
1. Bagian Intraokular
2. Bagian Rongga Mata (orbita)
3. Bagian Intrakranial
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
4/20
II.1. Definisi
Neuritis optik adalah peradangan saraf optik yang dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti demielinisasi,
intoksikasi, radang, dll.
II.2. Klasifikasi
Dua bentuk klinik berdasarkan pemeriksaan fundus :
1. Papilitis atau Neuritis intraokular
2. Neuritis retrobulbar
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
5/20
Merupakan radang pada serabut retina saraf optik yang masuk
pada papil saraf optik yang berada dalam bola mata.
Penglihatan terganggu dengan lapang pandangan menciut,
bintik buta melebar, skotoma sentral, sekosentral dan
altitudinal.
Papil terlihat perdarahan, eksudat, dengan perubahan pada
pembuluh darah retina dan arteri menciut dengan vena yang
melebar, edema papil yang berat yang menyebar ke daerah
retina sekitarnya. Edema papil tidak melebihi 2-3 dioptri
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
6/20
Penyulit papilitis neuroretinitis.
Pada proses penyembuhan kadang-kadang tajam penglihatan
sedikit menjadi lebih baik atau sama sekali tidak ada perbaikan
dengan skotoma sentral yang menetap. Rekuren dapat terjadi berakhir dengan gangguan fungsi
penglihatan yang lebih nyata.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
7/20
Radang saraf optik dibelakang bola mata.
Mempunyai gejala seperti neuritis akan tetapi dengan
gambaran fundus yang sama sekali normal.
Bola mata bila digerakkan akan terasa berat di bagian
belakang bola mata. Rasa sakit akan bertambah bila bola mata
ditekan yang disertai sakit kepala.
Pemeriksaan fundus lama kelamaan akan terlihat kekaburan
batas papil saraf optik dan degenerasi saraf optik.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
8/20
II.3. Etiologi
Peradangan : intraokuler, intraorbita, sinus, intrakranial,sistemik.
Demielinisasi : multipel sklerosis, penyakit Devic
(neuromielitis optika), sesudah infeksi virus sistemik.
Metabolik : diabetes, defisiensi vitamin (anemia pernisiosa,dll).
Neuropati : kehamilan, laktasi.
Herediter : penyakit Leber (atrofi N.II yang herediter).
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
9/20
II.4. Patogenesis
Informasi visual
Serabut saraf
retinaNervus optik
otakKetika nervus tersebut inflamasi, sinyal visual yang
dihantarkan ke otak menjadi terganggu dan pandangan
menjadi lemah
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
10/20
II.5. Epidemiologi
Neuritis optikus sering mengenai dewasa muda usia 20 sampai50 tahun; usia rata-rata terkena sekitar 30 sampai 35 tahun.
Wanita lebih mudah terkena neuritis optikus.
Insidensi terjadinya berkisar 1 sampai 5 per 100.000.
Multipel sklerosis merupakan penyebab tersering
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
11/20
Gejala :
Rasa sakit atau tidak nyamandisekitar orbita atau jika matadigerakkan. Dapat didahului atauterjadi bersamaan dengankehilangan penglihatan.
Ketajaman penglihatan menurun.
Gangguan penglihatan warna(dhyschromatopsia).
Penglihatan kabur di tempatterang.
Lainnya : fenomena visual positif,
seperti kilatan cahaya.
Tanda :
Ketajaman penglihatan menurun.
Dyschromatopsia. Gangguan lapang pandang
(sentral atau sekosentral), dapatjuga terjadi pada matasebelahnya.
Marcus Gunn pupil : bila padamata yang sehat diberi cahaya,maka terjadi miosis pada keduamata. Bila cahaya ini sekarangdipindahkan pada mata yangsakit, kedua pupil alan melebar.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
12/20
PupilMarcus Gunn
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
13/20
Pada opthalmoskopi ditemukan:
Perubahan awal Papilitis tahap awal di karakteristikkan
dengan adanya batas diskus yang mengabur dan sedikit
hiperemis. Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap
adanya pembengkakan, hilangnya fisiologis cup, hiperemis
dan perdarahan yang terpisah.
Perubahan lanjutgambaran optik atrofi sekunder, batasdiskus dapat mengabur
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
14/20
II.7. Pemeriksaan Penunjang
Tujuan :
1.Untuk menentukan penyebabnya apakah suatu proses
inflamasi atau non inflamasi, nonidiopathi, dan infeksi.
2.Untuk menentukan prognosisnya, apakah akan berkembang
secara klinis menjadi multipel sklerosis.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Untuk memutuskan apakah daerah di otak telah terjadi
kerusakan mielin, yang mengindikasikan resiko tinggi
berkembangnya multipel sklerosis
Ciri-ciri resiko tinggi mengarah ke multipel skelrosis adalah
terdapat lesi white matter dengan diameter 3 atau lebih, bulat,
lokasinya di area periventrikular dan menyebar ke ruangan
ventrikular.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
15/20
Pemeriksaan cairan serebrospinal
Protein ologinal banding pada cairan serebrospinal merupakan
penentu mltipel sklerosis.Terutama dilakukan terhadap pasien-pasien dengan
pemeriksaan MRI normal.
Test Visually Evoked Potentials
Tes yang merekam sistem visual, auditorius dan sensoris yang
dapat mengidentifikasi lesi subklinis.
Menstimulasi retina dengan pola papan catur, dapat
mendeteksi konduksi sinyal elektrik yang lambat sebagai hasildari kerusakan daerah nervus.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
16/20
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan tes darah NMO-IgG untuk memeriksa antibodi
neuromyelitis optica.
Pasien dengan neuritis optikus berat sebaiknya menjalani
pemeriksaan ini untuk mendeteksi apakah berkembang
menjadi neuromyelitis optica.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
17/20
II.8. Diagnosis Banding
Compressive optic neuropathy
Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy
II.9. Penatalaksanaan
Jika pada pemeriksaan dengan MRI ditemukan lesi white
matter dua atau lebih (diameter 3 atau lebih) diterapi
berdasarkan rekomendasi dari ONTT, CHAMPS, dan
ETOMS, yaitu:
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
18/20
1. Metilprednisolon IV (1 g per hari, dosis tunggal atau dosisterbagi selama 3 hari) diikuti dengan prednison oral (1 mg/
kg BB/ hari selama 11 hari kemudian 4 hari taper).
2. Interferon -1a (30 Avonex g intramuskular satu kaliseminggu).
Pada pasien monosimptomatik dengan lesi white matter padaMRI kurang dari 2, dan yang telah didiagnosis CDMS,diberikan terapi metilprednisolon (diikuti prednison oral)dapat dipertimbangkan untuk memulihkan penglihatan, tetapiini tidak memperbaiki untuk jangka panjang. Berdasarkanhasil penelitian dari ONTT, penggunaan prednison oral saja(sebelumnya tidak diterapi dengan metilprednisolon IV )dapat meningkatkan resiko rekurensi.
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
19/20
II.10. Komplikasi
Neurorenitis
Atrofi papil pascapapilitis Pada proses penyembuhan kadang-kadang tajam penglihatan
sedikit lebih baikatau sama sekali tidak ada perbaikan dengan
skotoma sentral yang menetap
II.11. Prognosis
Sebagian besar pasien sembuh sempurna atau mendekati
sempurna setelah 6-12 minggu
-
7/29/2019 Neuritis Opticus
20/20