new microsoft word document

35
GERAKAN TANAH Gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan, akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut (skempton & Hutchinson, 1969; Chowdhury, 1978; Varnes, 1978) Gerakan dalam bahasa sehari-hari dikatakan longsor. Klasifikasi ini dibuat berdasarkan Tipe gerakannya Runtuh (Falls) Meluncur (Slide) 1. Rotasi 2. Translasi A. Sedikit (bongkah) B. Banyak Menyebar secara lateral (Lateral Spread Mengalir (Flow) Kompleks Material yang bergerak Batuan dasar (BedRock) Lapisan Tanah (Soil) 1. Ukuran Kasar 2, Ukuran Halus

Upload: laksono-prabowo

Post on 08-Jul-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sfs

TRANSCRIPT

GERAKAN TANAH Gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan, akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut (skempton & Hutchinson, 1969; Chowdhury, 1978; Varnes, 1978)

Gerakan dalam bahasa sehari-hari dikatakan longsor.

Klasifikasi ini dibuat berdasarkanTipe gerakannya Runtuh (Falls) Meluncur (Slide) 1. Rotasi 2. Translasi A. Sedikit (bongkah) B. Banyak Menyebar secara lateral (Lateral Spread Mengalir (Flow) Kompleks Material yang bergerak Batuan dasar (BedRock) Lapisan Tanah (Soil) 1. Ukuran Kasar 2, Ukuran Halus

Yang terjadi sebenarnya adalah hilangnya kesembingan awal, dan untuk mencapai keseimbangan baru terjadilah longsor (gerakan tanah).

Pengaruh gaya gravitasiPada suatu batuan atau hancurannya yang terletak diatas lereng, mengalami gaya tarik gravitasi kebawah (pusat bumi). Gaya yang menarik turun lereng disebut shear stress. Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan atau kesetabilan ini adalah gaya gesek dalam. Gaya gesekan dan kohesi antar butir dalam tubuh batuan atau regolith itu sendiri, yang dinamakan shear strength.

Selama shear strength lebih besar dari shear stress maka batuan atau runtuhannya (debris) tidak akan bergerak turun lereng.

Hubungan keduanya dinyatakan sebagai faktor keamanan (safety factor, Fs) lereng.

Fs=shear strength / shear stess

Lereng dengan niali Fs kurang dari 1, rawan longsor.Nilai shear stress bertambah karena lereng menjadi lebih curam, akiat erosi, adanya getaran gempa bumi dan bertambahnya beban. Nilai shear strength berkurang akibat pelapukan, berkurangnya pegangan akar tumbuhan dan kejenuhan air.

Pengaruh airMeskipun longsor sering terjadi pada musim hujan, namun air bukanlah faktor penyebab utama dan juga bukan sebagai media transpotasi tetapi mempunyai peranan penting. Tegangan permukaan air menarik butiran-butiran disekitar batuan atau regolith sebagai daya tarik kapiler, sehingga memperbesar daya kohesi. Pengaruh air

Kegagalan lereng Gaya gravitasi yang selalu menarik kebawah membuat lereng bukit dan gawir pegunungan rawan untuk runtuh. Bila runtuh, hancuran batuan dipindahkan kebawah dan terbentuklah lereng baru yang stabil. Slump adalah keruntuhan lereng dimana batuan atau regolith bergerak turun dan maju disertai gerak rotasional yang berlawanan dengan arah massa yang bergerak, melalui bidang lengkung dan cekung keatas. Slump dapat terjadi sendiri-sendiri atau berkelompok.

Pengelupasan (Topples)Robohan (topples) adalah robohnya batuan yang umumnya bergerak melalui bidang-bidang diskontinuitas (bidang-bidang yang tidak menerus) yang sangat tegak pada lereng. Seperti halnya pada runtuhan, bidang-bidang diskontinuitas ini berupa bidang-bidang kekar atau retakan pada batuan.

Robohan ini biasanya terjadi pada batuan dengan kelerengan sangat terjal sampai tegak dan dapat dipengaruhi oleh tekanan cairan (misalnya tekanan air) yang mengisi bidang-bidang retakan atau kekar.

TOPPLE (ambrukan)

Falls dan SlidesGerakan pecahan batuan besar atau kecil yang terlepas dari batuan dasar dan jatuh bebas dinamakan rock falls. Biasanya terjadi pada tebing-tebing yang terjal , dimana materialnya lepas dan tidak dapat tetap ditempatnya, dapat langsung jatuh atau membentur-bentur dinding tebing sebelum sampai dibawah tebing. Bila materialnya yang bergerak masih agak koheren dan bergerak diatas suatu permukaan bidang disebut rock slides

RUNTUHAN (FALLS)          Runtuhan (falls) adalah runtuhnya/jatuhnya sebagian massa batuan atau tanah penyusun lereng yang terjal, dengan sedikit atau tanpa disertai terjadinya pergeseran antara massa yang runtuh dengan massa yang tidak runtuh. runtuhnya massa batuan atau tanah umumnya dengan cara jatuh bebas, meloncat atau menggelinding tanpa melalui bidang gelincir. Proses terjadinya runtuhan pada lereng dapat berlangsung sangat cepat, yaitu lebih dari 3 m/menit (Varnes, 1996),

FALL (jatuhan)

Bidang luncurnya dapat berupa bidang rekahan, kekar atau bidang perlapisan yang sejajar dengan lereng. Sepintas rock slides sama dengan slump, tetapi berbeda pada bidang luncurnya dan sifat gerakannya. Pada slump bentuknya lengkung dan geraknya disertai rotasi, sedangkan pada rock slides gerakannya meluncur lurus pada bidang relatif datar.

LONGSORAN (SLIDE)          Longsoran (slide) adalah gerakan menuruni lereng oleh suatu massa tanah dan atau batuan penyusun lereng, melalui bidang gelincir pada lereng, atau pada bidang regangan geser yang relatif tipis. Bidang gelincir tersebut merupakan bidang dimana tegangan geser berkembang paling intensif. Gerakan terjadi sebagai akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Varnes (1978) menjelaskan bahwa pergerakan terjadi di sepanjang bidang gelincir secara tidak serempak.

Macam-macam longsoran: a. Nendatan (Slump)b. Gelinciran Bahan Rombakan (Debris Slide)c. Jatuhan Bahan Rombakan (Debris falls)d. Jatuhan Batu (Rock Falls)e. Gelinciran Batu (Rock Slide)

SLIDE(Luncuran)

Aliran (flow)Aliran terjadi apabila material bergerak turun dari lereng sebagai cairan kental dengan cepat. Biasanya materialnya jenuh dengan air, dan yang sering terjadi adalah aliran lumpur atau mud flow, aliran debris dengan banyak air dan utamanya partikel halus.

Tipe gerakan tanah ini umumnya terjadi didaerah yang curah hujannya tinggi, seperti di Indonesia. Kecepatan alirannya tidak hanya bergantung pada kecuraman lereng tetapi juga kandungan air. Lahar, istilah yang dari Indonesia yang sudah menjadi astilah geologi. Lahar merupakan aliran piroklastik, berukuran dari debu volkanik sampai bomb (bongkah) yang jenuh air kebawah lereng dengan cepat menerjang segala yang menghalanginya.

Aliran tanah (earth flow)Seperti mud flow, tipe ini melibatkan material yang jenuh air. Umumnya terjadi pada lereng bukit, terutama didaerah bercurah hujan tinggi. Regolith yang kaya akan lempung dilereng bukit bila jenuh air akan terurai dan mengalir turun pada jarak dekat. Kecepatannya dari beberapa meter/jam sampai meter/menit. Dan umumnya berasosiasi dengan slump besar.

ALIRAN (FLOW)

Rayapan (creep)Tipe ini gerakannya sangat lambat sehingga tidak teramati, yang terlihat hanya akibatnya, dinding rumah retak-retak, akibat fondasinya perlahan-lahan bergeser, tiang-tiang dan pepohonan tumbuhnya melekung. Rayapan melibatkan tubuh tanah dan regolith, pada lereng yang landai, karena pemuaian dan pengkerutan yang disebabkan pembekuan dan pencairan, basah atau kering. Dapat juga karena tanah jenuh air, daya kohesinya berkurang. Tanah menjadi mudah bergerak kebawah lereng.

SolifuctionGerakan tipe tanah ini termasuk lambat dan hanya terjadi pada elevasi tinggi, dimana suhu dingin. Pada musim semi dan panas, hanya bagian atas es atau salju yang mencair, sedangkan tanah dibawahnya masih beku. Air dari pencairan es ini tidak mengalir, membuat tanah menjadi jenuh. Kejenuhan tanah akan air membuatnya mudah bergerak, seperti halnya rayapan.

MACAM GERAKAN TANAH                                     SolifluctionA. EARTH FLOW                   Creep                                                Rapit Flows                                                Debris Slides & SlumpB.  LANDSLIDES                   Rock Slides                                                Rock falls

                                      Plastic out flowsC.  SUBSIDENCE           Compaction                                        Collapse

EARTH FLOW (RAYAPAN TANAH)= Gerak tanah berbutir halus (basah atau kering) lambat (perlahan-lahan / merayap).Penggerak : Gravitasi dan Air

v     Solifluction :Ä     Gerakan perlahan lapisan tanah pada lereng.Ä     Tanahnya berair : basah à seperti buburÄ     Terutama di daerah dingin (Permafrost)

v     Creep :Ä     Gerakkan sangat perlahan (lebih lambat dari solifluction). Sukar diamati dalam waktu singkat.Ä     Tanahnya relatif kering.Ä     Terutama di daerah tropis.

v     Rapid Flows :Ä     Gerakan sekikit lebih cepat dari solifluction.Ä     Terjadi pada saat hujan lebat.Ä     Lapisan tanah permeabel berselingan dengan tanah yang kurang permeabel (lapisan pasir / pasir kerikilan berselingan dengan lempung).ó Jalan Raya dan KA pada Earth flow à akan bergeser secara perlahan-lahn.ó Gedung dan Bangunan lainnya à akan retak / miring.

LAND SLIDES (Longsor)=   Gerak lapisan tanah permukaan (bisa juga bersama batuan dasarnya) yang terletak di bagan atas lereng / tebing; gerakan relatif cepat.       * Penggerak : Gravitasi & Hujan dan Gempav     Debris Slides & SlumpÄ     Gerakan lapisan batuan pada tebing yang curam, dapat juga terjadi pada lereng yang agak landai jika : kadar air tertambah atau susunan butir berubah atau beban di atasnya bertambah.

Ä     Debris = runtuh; Slump = melorotv     Rock SlidesÄ     Gerakan batuan dasar pada lereng yang berlapis, atau bidang sesar, atau kekar yang searah lereng.Ä     Umumnya terjadi karena :Ø      Terputusnya bidang (Lereng) tersebut oleh penggalian dibagian bawah, misal : galian pembuatan jalan.Ø      Lereng menjadi lebih curam oleh orogenik.Ø      Proses pelapukan yang berlanjut.

Land Slides = A movement ofamass of soil or rock wich is usually visibly swift. v     ROCK FALLSØ      Runtuhnya (jatuh) batuan dasar pada tebing yang curam.Ø      Berhubungan erat dengan system Kekar (diaklas) dan air yang masuk ke dalam rekahnnya.

v     SUBSIDENCE= Gerak turun lapisan tanah permukaan (bagian atas) karena di bawahnya :Ø      Lapisan bersifat plastis (liat) atauØ      Kurang kompak atauØ      Berongga / ruang kosong (Gua).

PLASTIC out flowsØ      Lapisan bawah permukaan bersifat plastik (a.l : lempung) – karena pembebanan (tertekan) bergerak kesamping/keluar dari bawah beban à lapisan di atasnya turun.v     Compaction:Ø      Lapisan bawah permukaan yang berporositas tinggi akan mengompak (memepat/menipis) karena beban dari atasnya à lapisan atas turun.Ø      Lapisan tanah yang berporositas tinggi sebagin besar berisi air tanah. Jika air tanah tersebut di ambil secara berlebihan – terjadi juga kompaksi à subsidensi.

COLLAPSEØ      Terjadi pelarutan *) lapisan tanah bawah permukaan à Gua / Rongga bawah permukaan è Atap Gua (bagian atasnya) runtuh.Ø      Runtuhnya (amblas) bagian atas (atap) dapat juga terjadi pada PENAMBANGAN BAWAH PERMUKAAN.

Jenis-jenis tanah longsor1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.2. Longsoran Rotasi Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu. 4. Runtuhan Batu Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.5. Rayapan Tanah Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah. 6. Aliran Bahan Rombakan Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

Gejala Tanah LongsorMunculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.Biasanya terjadi setelah hujan.Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor1. Hujan Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.2. Lereng terjal Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar. 3. Tanah yang kurang padat dan tebal Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari

2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.4. Batuan yang kurang kuat Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal. 5. Jenis tata lahan Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.6. Getaran Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.7. Susut muka air danau atau bendungan Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.8. Adanya beban tambahan Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.9. Pengikisan/erosi Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal. 10. Adanya material timbunan pada tebing Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah 11. Bekas longsoran lama Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung) Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:Bidang perlapisan batuanBidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasarBidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.

Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor. 13. Penggundulan hutan Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.14. Daerah pembuangan sampah Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

BAB VIII EROSI

Pengertian ErosiMenurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, organisme hidup. Angin yang berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah.

Pemindahan atau pengangkutan tanah tersebut terjadi oleh media alami berupa air dan angin. Misalnya erosi di daerah beriklim basah, factor yang berperan penting adalah air sedangkan angina tidak berarti.erosi tanah adalah penyingkiran dan pengangkutan bahan dalam bentuk larutan atau suspensi dari tapak semula oleh pelaku berupa air mengalir (aliran limpasan), es bergerak atau angin (tejoyuwono notohadiprawiro, 1998: 74). Menurut G. kartasapoetra, dkk (1991: 35),

Sedangkan erosi karena aktivitas manusia disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah (chay asdak, 1995: 441).

Dua sebab utama terjadinya erosi adalah karena sebab alamiah dan aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena adanya pembentukan tanah dan proses yang terjadi untuk

mempertahankan keseimbangan tanah secara alami.

Lebih lanjut tentang terjadinya erosi dikemukakan oleh G.R. foster & L.D. meyer, yaitu menjelaskan bahwa erosi akan meliputi proses-proses:detachment atau pelepasan partikel-partikel tanahtransportation atau penghanyutan partikel-partikel tanahdeposition atau pengendapan partikel-partikel tanah yang telah dihanyutkan (dalam G. kartasapoetra, dkk, 1991: 41)

bentuk-bentuk erosi. G. kartasapoetra (1991: 48) menjelaskan bahwa erosi terdiri atas normal erosion (erosi geologi) dan accelerated erosion (erosi yang dipercepat). Dari kedua macam erosi tersebut erosi dipercepat yang perlu diperhatikan. (Menurut kartasapoetra ,2000, Kirby dan morgan ,1980, rahim ,2000 dan van zuidam ,1978), erosi yang terjadi dapat dibedakan atas dasar kenampakan lahan akibat erosi itu sendiri.

Erosi dapat dibedakan menjadi: a. erosi percik (splash erosion); terjadi karena terlepasnya butiran tanah oleh tetesan hujan pada awal kejadian hujan.b. erosi lembar (sheet erosion); terjadi jika ada genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, sulit dideteksi karena pemindahan butir-butir tanah merata pada seluruh permukaan tanah.

c. erosi alur (rill erosion); dimulai dengan adanya kkonsentrasi limpasan permukaan, aliran air akan membentuk alur-alur dangkal memanjang pada permukaan tanah (kedalaman <50 cm).d. erosi parit atau erosi selokan (gulley erosion); merupakan erosi alur yang telah berkembang membentuk parit berbentuk huruf V dan U (kedalaman 50 – 300 cm) atau telah berkembang menjadi jurang (ravine) (kedalaman > 300 cm).

erosi rill erosi gulliy

e. erosi tebing sungai (stream bank erosion) atau erosi saluran (channel erosion); umumnya terjadi pada tebing-tebing sungai yang stabil.

factor yang mempengaruhi erosipada dasarnya erosi adalah akibat interaksi kerja antara factor iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan dan manusia terhadap lahan yang dinyatakan dalam persamaan deskriptif berikut:E= f (i, r, v, t, m)Dimana E adalah erosi, i adalah iklim, r adalah topografi atau relief, v adalah vegetasi, t adalah tanah dan m adalah manusia (sitanala arsyad, 1989: 72). 1. Iklimdi daerah beriklim basah factor yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan disperse hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan kerusakan erosi. Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu. Besarnya curah hujan dapat dimaksudkan untuk satu kali hujan atau masa tertentu seperti perhari, perbulan, permusim atau pertahuan.Intensitas hujan menyatakan besarnya curah hujan yang jatuh dalam suatu waktu yang singkat

yaitu 5, 10, 15, atau 30 menit, yang dinyatakan dalam millimeter per jam atau cm per jam. Intensitas hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Table 1. klasifikasi intensitas hujan kohnke dan BertrandIntensitas hujan (mm/jam) Klasifikasi<6, Rendah (gerimis) 256,25 – 12,50 Sedang12,50 – 50,00 Lebat>50,00 Sangat lebat

Sumber: sitanala arsyad, 1989: 73

Klasifikasi intensitas hujan dapat juga dinyatakan dengan cara sebagai berikut:Intensitas hujan (mm/jam)0 – 5 KlasifikasiSangat rendah 5 -10 Rendah11 – 25 Sedang26 – 50 Agak tinggi51 – 75 Tinggi >75 Sangat tinggi

Suatu sifat hujan yang penting dalam mempengaruhi erosi adalah energi kinetis hujan tersebut, karena merupakan penyebab pokok dalam penghancuran agregat-agregat tanah. Kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi atau menyebabkan erosi disebut daya erosi atau erosivitas hujan.2. Topografi kemiringan lereng dan panjang lereng adalah dua unsure topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Selain memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan dengan demikian memperbesar energi angkut air. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajad atau persen. Kecuraman lereng 100% sama dengan kecuraman 45o. 3, Vegetasipengaruh vegetasi terhadap erosi adalah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah (1) melalui fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, (2) menurunkan kecepatan air larian, (3) menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan (4) mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air

4. Tanahtipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Kepekaan erosi tanah yaitu mudah tidaknya tanah tererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah.

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah (1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air dan (2) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan

1) tekstur tanah tekstur tanah adalah perbandingan relative tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu masa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi debu, lempung dan pasir (isa darmawijaya, 1990: 104).2) struktur tanahstruktur tanah adalah susunan partikel-partikel tanah yang membentuk agregat. Struktur tanah mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyerap air tanah (chay asdak, 1995: 451).3) bahan organicbahan organic adalah bagian tanaman yang mati, jasad hidup yang mati serta humus. Unsure organic cenderung memperbaiki struktur tanah dan bersifat meningkatkan permeabilitas tanah, kapasitas tampung air dan kesuburan tanah. Kumpulan unsure organic di atas permukaan tanah dapat menghambat kecepatan air larian dengan demikian, menurunkan potensi terjadinya erosi (chay asdak, 1995: 451).4) permeabilitas tanahpermeabilitas tanah adalah sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair di dalam tanah melalui suatu media berpori-pori makro maupun mikro baik daerah vertical maupun horizontal.

5. manusiamanusialah yang menentukan apakah yang diusahakannya akan rusak dan tidak produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Perbuatan manusia yang mengelola tanahnya dengan cara yang salah telah menyebabkan entensitas erosi semakin meningkat. Misalnya pembukaan hutan, pembukaan areal lain untuk tempat tanaman, perladangan dan sebagainya. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri selagi manusia tidak bersedia untuk mengubah sikap dan tindakannya sebagaimana mestinya, demi mencegah atau menekan laju erosi (wani hadi utomo, 1989: 39).

Proses Terjadinya ErosiErosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.

Jenis Jenis ErosiErosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:1. Erosi Akibat Gaya Berat Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massa. ( Gerakan Tanah )Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih rendah. Proses pembuangan massa terjadi terus menerus baik secara perlahan maupun secara tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan bencana tanah longsor. Lereng pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat. Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan bencana longsor. 2. Erosi oleh AnginHembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.Efek lain dari angin adalah jika partikel keras yang terbawa dan bertumbukan dengan benda padat lainnya sehingga menimbulkan erosi yang disebut dengan abrasi. 3. Erosi oleh airJika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul. Pada dasarnya air merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran sungai yang deras. Makin cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis. Pasir halus dapat bergerak dengan kecepatan 13,5 km perjam yang merupakan kecepatan erosi yang kritis. Air sungai dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik yang dapat memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga tempat yaitu sisi sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai Erosi juga dapat terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan batuan atau sedimen pantai. 4. Erosi Oleh esErosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran sungai. Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya dibandingkan dengan air. Misalnya glacier yang terjadi di daerah dingin dimana air masuk ke pori-pori batuan dan kemudian air membeku menjadi es pada malam hari sehingga batuan menjadi retak dan pecah, karena sifat es yang mengembang dalam pori-pori.

Dampak Erosi Erosi mempunyai dampak yang kebanyakan merugikan, karena terjadi kerusakan lingkungan hidup. Menurut penelitian bahwa 15% permukaan bumi mengalami erosi. Kebanyakan disebabkan oleh erosi air kemudian oleh angin.Jika erosi terjadi di tanah pertanian maka tanah tersebut berangsur-angsur akan menjadi tidak subur, karena lapisan tanah yang subur makin menipis, dan jika terjadi di pantai, maka bentuk garis pantai akan berubah. Dampak lain dari erosi adalah sedimen dan polutan tanah pertanian yang terbawa air akan menumpuk di suatu tempat. hal ini bisa menyebabkan pendangkalan air waduk, kerusakan ekosistem di danau, pencemaran air minum.

Pencegahan ErosiErosi tidak dapat dicegah secara sempurna karena merupakan proses alam. Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi antara lain :1. Pengolahan TanahAreal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi. 2. Pemasangan Tembok Batu Rangka BesiDengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai. 3. Penghutanan KembaliYaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat, 4. Penempatan Batu Batu Kasar sepanjang Pinggir Pantai5. Pembuatan pemecah angin atau gelombangPohon-pohon ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan angin 6. Pembuatan Teras Tanah LerengTeras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya erosi.

Karakteristik kawasan rawan longsor antara lain :Kawasan yang mempunyai kelerengan ≥20 % Tanah pelapukan tebal Sedimen berlapis : Lapisan permeabel menumpang pada lapisan impermeabel Tingkat kebasahan tinggi (curah hujan tinggi) Erosi lateral intensif sehingga menyebabkan terjadinya penggerusan di bagian kaki lereng, akibatnya lereng makin curam. Mekanisme tektonik penurunan lahan Patahan yang mengarah keluar lereng Dip Perlapisan sama dengan Dip Lereng Makin curam lereng, makin ringan nilai kestabilannya.

Beberapa faktor yang menyebabkan suatu kawasan menjadi rawan longsor antara lain :Faktor internal Genesis morfologi lereng (perubahan kemiringan dari landai ke curam) Geologi (jenis batuan, sifat batuan, stratigrafi dan tingkat pelapukan) Jenis batuan/tanah - Tanah tebal dengan tingkat pelapukan sudah lanjut

Kembang kerut tanah tinggi : lempung Sedimen berlapis (tanah permeabel menumpang pada tanah impermeabel) Perlapisan tanah/batuan searah dengan kemiringan lereng.

Tektonik dan Kegempaan Sering mengalami gangguan gempa Mekanisme tektonik penurunan lahan

Faktor luar (eksternal) Morfologi atau Bentuk Geometri Lereng Erosi lateral dan erosi mundur (backward erosion) yang intensif menyebabkan terjadinya penggerusan di bagian kaki lereng, akibatnya lereng makin curam. Makin curam suatu kemiringan lereng, makin kecil nilai kestabilannya. Patahan yang mengarah keluar lerengHujan Akibat hujan terjadi peningkatan kadar air tanah, akibatnya menurunkan ketahanan batuan. Kadar air tanah yang tinggi juga menambah beban mekanik tanah. Sesuai dengan letak dan bentuk bidang gelincir, hujan yang tinggi menyebabkan terbentuknya bahan gelincir. Kegiatan Manusia Mengganggu kestabilan lereng misal dengan memotong lereng. Melakukan pembangunan tidak mengindahkan tata ruang wilayah/tata ruang desa. Mengganggu vegetasi penutup lahan sehingga aliran permukaan melimpah misal dengan over cutting, penjarahan atau penebangan tak terkendali, hal ini akan menyebabkan erosi mundur maupun erosi lateral.

Menambah beban mekanik dari luar misal penghijauan atau hasil reboisasi yang sudah terlalu rapat dan pohonnya sudah besar-besar di kawasan rawan longsor lahan dan tidak dipanen.

BAB IX BENTUK MUKA BUMIPermasalahan yang mendasar kenapa permukaan bumi ini tidak rata? Di sekitar lingkungan kita ada dataran tinggi, dataran rendah, lembah, bukit, gunung, atau pegunungan. Begitu pula di laut, seperti di daratan bentuknya tidak rata sejarah roman muka bumi , Pengetahuan tentang geomorfologi, sebagaimana juga dengan ilmu-ilmu yang lain, dimulai dengan munculnya ahli- ahli filsfat Yunani dan Itali. Sebegitu jauh, HERODUTUS (485 – 425 S.M.) yang dianggap sebagai “ bapak sejarah” Ahli ahli filsafat ARISTOTLE, STRABO dan SANECA yang kesemuanya pada akhirnya menerangkan gejala-gejala alam sebagai suatu kutukan Tuhan atau dikenal dengan nama Teori Malapetaka.mengenal filsafat katatrofisma yang mengatakan bahwa semua gejala alam itu sebagai akibat pembentukan dan perusakan yang relatif terjadi dengan tiba-tiba, sehingga menyebabkan perubahan bentuk muka bumi. JAMES HUTTON (1726 – 1797) dikenal sebagai “bapak geologi modern”konsep- konsep dasar bentang alam , proses dan tenaga geomorfologi, pelapukan batuan (disintegrasi dan dekomposisi), massa batuan (faktor, tipe dan efek), gerak massa batuan jatuh bebas ( batu jatuh, puing-puing batuan jatuh), gerak massa batuan cepat (aliran tanah, aliran lumpur, debris avalance , pencucian lereng) , gerakan massa batuan lambat ( rayapan batuan, rayapantanah, nendatan), gerakan aliran sungai dan pengangkutan sedimen. pemerian bentuk roman muka bumi dapat dinyatakan dengan besaran-besaran matematika seperti kita kenal dengan nama geomorfologi kuantitatif. Sebagai pemukanya dapat dicatat STRAHLER yang membuat analisa pengaliran sungai secara matematika.

Bentang alamsebagai ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu meliputi bentuk- bentuk umum roman muka bumi serta perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang evolusinya dan hubungannya dengan keadaan struktur di bawahnya, serta sejarah perubahan geologi yang diperlihatkan atau tergambar pada bentuk permukaan itu ( American Geological Institute, 1973). Muka bumi dari waktu ke waktu mengalami suatu perubahan yang kontinu sebagai akibat dari proses geomorfik, yakni semua perubahan fisis dan kimiawi yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada bentuk permukaan bumi. Proses geomorfik ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu proses hipogen atau endogenetik yang berasal dari dalam bumi, proses epigen atau eksogenetik yang berasal dari luar bumi, dan proses ekstraterestrial yang berasal dari planet lain

Konsep Dasar Geomorfologi Thornbury (1969) dalam buku yang berjudul Principles of Geomorphology mengemukakan 10 konsep dasar dalam geomorfologi, yaitu:Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu geologi.

sruktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan (land forms); Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses geomorfologi yang berlangsung; Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik proses yang berlangsung; Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang terbentuk.Evolusi geomorfologi bersifat komplek. Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen;Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor geologi dan perubahan iklim selama Pleistosen. iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang beragam Geomorfologi, umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini dan sejarah pembentukannya.

Proses GeomorfologiProses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Termasuk di dalam golongan geomorphic agent air ialah air permukaan, air bawah tanah, glacier, gelombang, arus, dan air hujan. angin terutama mengambil peranan yang penting di tempat-tempat terbuka seperti di padang pasir atau di tepi pantai. Kedua penyebab ini dibantu dengan adanya gaya berat, dan kesemuanya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap roman muka bumi.Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk roman muka bumi ini.

bentuk permukaan bumiPegunungan, gunung, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, ngarai/canyon, atau bentuk lainnya.

perbedaan bentuk muka bumi ini disebabkan oleh tenaga endogen dan eksogen 1, Gunung adalah bentuk muka bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Pada beberapa gunung ditemukan juga yang bersambung dengan gunung lainnya, namun bentuk terpisahnya

masih jelas.gunung berapi. Gunung berapi ini ada yang masih utuh dengan kepundan di tengahnya, misalnya gunung Ciremai, gunung Muria, gunung Dompo Batang Ada pula gunung berapi yang hanya merupakan sisa dari gunung api lama yang telah terpotong-potong oleh letusan yang hebat pada masa lampau, misalnya Pulau Sertung yaitu bagian sisi gunung Krakatau.

PegununganApa bedanya antara gunung dan pegunungan? gunung merupakan bentuk muka bumi yang menjulang tinggi berbentuk kerucut atau kubah dan berdiri sendiri. Sedangkan pegunungan merupakan suatu jalur memanjang yang berhubungan antara puncak yang satu dengan puncak lainnya, misalnya Pegunungan Yura di Prancis dan Pegunungan Panini di Inggris. Bukit Barisan di Sumatera.Pegunungan terbentuk pada waktu terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan luas. Karena itu daerah pegunungan biasanya relatif luas. Secara sederhana dapat dibedakan pegunungan tua dan pegunungan muda Pegunungan tua merupakan pegunungan yang relatif rendah dengan puncaknya yang relatif tumpul dan lerengnya landai. Misalnya Pegunungan Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer (Paleozoikum). Sedangkan Pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan lipatan yang paling muda adalah hasil pengangkatan zaman tertier, misalnya Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik

Pegunungan LipatanPegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang besar karena tekanan dari dalam bumi. Lapisan sedimen yang terlipat ke atas disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen yang terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal.

Pegunungan oleh Pengangkatan Kerak BumiAda pegunungan yang disebabkan oleh pengangkatan kerak bumi. Pengangkatan kerak bumi ini khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan. Oleh karena itu gunung ini disebut gunung bungkah atau horst.

Dataran TinggiDataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau pegunungan disebut dataran tinggi. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), misalnya Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, atau Dataran Tinggi Alas.

Pegunungan SisaPegunungan ini terjadi apabila pegunungan yang tinggi terkikis oleh denudasi dalam jangka waktu yang lama. Gunung semacam ini sering juga disebut gunung denudasi atau gunung relik. Denudasi adalah peristiwa terbukanya atau terkelupasnya batuan asli pada peristiwa pelapukan.  Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas Kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Misalnya Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah)

Dataran RendahDataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi sungai ( dataran fluvial). Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan.

Lembah Lembah adalah daerah rendah yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung. Lembah juga merupakan daerah yang mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya. Lembah di daerah pegunungan lipatan sering disebut sinklin. Lembah di daerah pegunungan patahan disebut graben atau slenk. Sedangkan lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah antar pegunungan ( intra mountana).

Apakah yang menyebabkan permukaan bumi ini tidak rata? Terjadinya bentuk muka bumi tersebut diakibatkan oleh adanya dua tenaga yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari permukaan bumi. Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa.TektonismeTektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa. Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi daerah yang relatif sempit. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik. Sedangkan gerak epirogenesa adalah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan ini sangat lambat, dan meliputi areal yang sangat luas. Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolah-olah naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia. Sebaliknya gerak epirogenesa negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.

1. Gerak epirogenesa positif, terjadi di Pantai Skandinavia dan Pantai Timor.2. Gerak epirogenesa negatif, terjadi di Teluk Hudson.

Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma. Bagaimana terjadinya vulkanisme? Vulkanisme sebenarnya sebagai akibat dari kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari bagian dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi Kegiatan magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung berapi. Uraian tentang vulkanisme ini Anda pelajari dalam penjelasan selanjutnya. gempa terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku. Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran gempa.

Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam. Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.

Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi:gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:

Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan bisa meliputi wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akibat dari gerakan gempa tektonik yaitu berupa patahan atau retakan.

Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada saat gunung berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi, sehingga tidak begitu kuat jika dibandingkan dengan gempa tektonik.

Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.

berdasarkan bentuk episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempa sentral.

Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis. Sedangkan gempa sentral yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik.

Berdasarkan letak kedalaman hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu:gempa dalam, gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal.

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat, gempa jauh, dan gempa sangat jauh.

Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi:gempa laut dan gempa darat. tenaga eksogen

tenaga eksogen adalah kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing tadi yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:a. Atmosfere, yaitu perubahan suhu dan angin.b. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.c. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi . Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin1.

Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).1. Proses Diastropisme Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :puncak lipatan (antiklin)

lembah lipatan (sinklin)Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :puncak lipatan (antiklin)lembah lipatan (sinklin)

BAB X Konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi

Tujuan utama semua hukum stratigrafi ini adalah penentuan umur relatif, yaitu untuk memperkirakan batuan mana yang terbentuk duluan dan batuan mana yang terbentuk terakhir. Kapan tepatnya batuan itu terbentuk? Inilah penentuan umur absolut. Ini bisa diketahui melalui metode penanggalan radiometri yang mengukur kadar radioaktif batuan sehingga dari situlah ditentukan “ulang tahun batuan” secara tepat.

1. Hukum Superposisi (Law of Superposition)Sebelum terkena gaya/perubahan, lapisan batuan yang di bawah lebih tua daripada lapisan yang di atas. 2. Hukum Horizontalitas Original (Law of Original Horizontality)Sebelum terkena gaya/perubahan, sedimen terendapkan secara horizontal. 3. Hukum Kontinuitas Lateral (Law of Lateral Continuity)Batuan sedimen melampar dalam area yang luas di permukaan bumi.4. Hukum Hubungan Perpotongan (Cross Cutting Relationship)Jika ada intrusi batuan beku atau sesar atau kekar memotong suatu perlapisan batuan, maka intrusi/sesar/kekar tersebut ada setelah lapisan batuan terbentuk.5. Hukum Suksesi Fauna (Faunal Succession)Fosil satu menggantikan fosil lain secara vertikal dalam urutan yang spesifik dan tepat, yang teramati dalam area geografis yang luas. 6. Hukum Inklusi (Law of Inclusion)Jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan.

hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana batuan itu terbentukpengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan dalam skala waktu geologiKonsep uniformitarianisme (James Hutton), hukum superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep transgresi-regresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan lainnya. Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang  membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai

“The present is the key to the past”James Hutton (1785) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak abad ke 17 dan 18 dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer. Para penganutnya percaya bahwa bentuk permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat akibat suatu bencana (catastroph) yang besar. James Hutton, bapak geologi modern, seorang ahli fisika Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang berjudul “Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianism.Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan asal usul batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi yang menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang paling tua. Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya. William Smith (1769-1839): Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah membuktikan bahwa dalam perioda waktu yang sama akan terjadi perulangan lapisan batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan mempertlihatkan karakter yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang dikenal dengan hukum suksesi fauna.

2, Nicolas Steno (lahir 1 Januari 1638 – meninggal 25 November 1686 pada umur 48 tahun[1][2] [NS: 11 Januari 1638 – 5 Desember 1686][1]) adalah seorang uskup dan ilmuwan Katolik asal Denmark yang merintis ilmu anatomi dan geologi. Pada tahun 1659, Steno memutuskan untuk tidak menerima kebenaran sebuah pernyataan hanya karena pernyataan itu tertulis di buku dan ingin bergantung pada hasil penelitiannya sendiri.[notes 1] Ia dianggap sebagai salah seorang pendiri stratigrafi modern dan geologi modern bersama James Hutton.[4][5] Paus Yohanes Paulus II membeatifikasi Steno pada tahun 1988.[6]2. Hukum Superposisi (Nicholas Steno,1669 )Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.

3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang

waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.

b) Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan:Tiga jenis bentuk ketidakselarasan dalam geologi: Angular unconformity, Disconformity, dan Nonconformity

1) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan

(sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) yang dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan). 2) Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut. 3) Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.

. Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi )a). Transgresi (Genang Laut). Transgresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah daratan. b). Regresi (Susut Laut). Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan. 5 Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships) Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos.