new microsoft word document.docx

12
Saya bersama Laura dan Marsha Sinopsis Pembuka film yang menampilkan geliat kesibukan kantor pos yang memproses pengiriman kartu pos dari suami Laura yang jauh disana. Laura yang merupakan seorang pegawai Travel Agent disibukkan dengan pekerjaannya melayani para pelanggan. Kelelahannya terbayar setelah pulang ke rumah melihat keceriaan anaknya, Luna yang masih kecil. Hari-hari Laura diisi dengan perjuangan membesarkan anak semata wayangnya seorang diri. Karena suaminya lama menghilang sejak empat tahun lalu. Hanya memberi kabar via kartu pos dan memberi hadiah- hadiah untuk Luna. Tanpa pulang ke rumah. Laura (Prisia Nasution) bersahabat dengan Marsha (Adinia Wirasti) sejak SMA. Marsha seorang penulis traveller yang suka kebebasan dan selalu santai menjalani hidupnya. Ia berambisi ingin ke Eropa an mengajak Laura. Tetapi Laura sangat ragu memenuhi permintaannya. Karena merasa berat meninggalkan Luna. Walau hanya untuk dua minggu saja. Karena Laura ingin selalu dekat anak sejak ditinggalkan tidak jelas oleh suaminya. Tetapi Marsha memaksa dan memberi pengertian bahwa kesempatan hanya datang satu kali saja. Dan Marsha ke Eropa ingin mengenang dua tahun kepergian ibunya. Setelah mempertimbangkan masak-masak akhirnya Laura setuju. Sesampainya di Eropa mereka agak kurang kompak. Marsha yang sibuk menikmati setiap detail keindahan dan keunikan yang ada di Amsterdam. Laura malah selalu sibuk dengan handphone-nya dan menghubungi rumah. Banyak pula hal tak sejalan yang terjadi selama di Eropa. Marsha yang lincah dan agak urakan serta santai menghadapi apapun. Bertolak belakang dengan Laura yang ingin melakukan perjalanan sesuai aturan yang biasa ia terapkan di travel agent tempatnya bekerja. Seperti penerapan undang-undang perjalanan dan etika dalam menggunakan waktu yang efisien. Terlambat bangun tidur dua jam saja Laura bisa marah gak ketulungan. Sikap Marsha yang selalu supel dan mudah bergaul dengan siapapun, termasuk orang asing. Membuat ia dengan mudahnya mengajak seorang pria Eropa bernama Finn yang hendak travelling juga menaiki mobil sewaan. Laura tentu saja keberatan tetapi mereka tetap berjalan bertiga walau muka Laura ditekuk sepanjang perjalanan. Saat Lauran dan Marsha lelah posisi menyetir diganti Finn ternyata arah kemudi yang dikendalikan Finn tak sesuai tujuan Laura dan Marsha. Akhirnya

Upload: melyrahmadhantykadirman

Post on 14-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ghk

TRANSCRIPT

Saya bersama Laura dan Marsha

Sinopsis

Pembuka film yang menampilkan geliat kesibukan kantor pos yang memproses pengiriman kartu pos dari suami Laura yang jauh disana. Laura yang merupakan seorang pegawai Travel Agent disibukkan dengan pekerjaannya melayani para pelanggan. Kelelahannya terbayar setelah pulang ke rumah melihat keceriaan anaknya, Luna yang masih kecil. Hari-hari Laura diisi dengan perjuangan membesarkan anak semata wayangnya seorang diri. Karena suaminya lama menghilang sejak empat tahun lalu. Hanya memberi kabar via kartu pos dan memberi hadiah-hadiah untuk Luna. Tanpa pulang ke rumah.

Laura(Prisia Nasution) bersahabat dengan Marsha (Adinia Wirasti) sejak SMA. Marsha seorang penulis traveller yang suka kebebasan dan selalu santai menjalani hidupnya. Ia berambisi ingin ke Eropa an mengajak Laura. Tetapi Laura sangat ragu memenuhi permintaannya. Karena merasa berat meninggalkan Luna. Walau hanya untuk dua minggu saja. Karena Laura ingin selalu dekat anak sejak ditinggalkan tidak jelas oleh suaminya. Tetapi Marsha memaksa dan memberi pengertian bahwa kesempatan hanya datang satu kali saja. Dan Marsha ke Eropa ingin mengenang dua tahun kepergian ibunya.

Setelah mempertimbangkan masak-masak akhirnya Laura setuju. Sesampainya di Eropa mereka agak kurang kompak. Marsha yang sibuk menikmati setiap detail keindahan dan keunikan yang ada di Amsterdam. Laura malah selalu sibuk dengan handphone-nya dan menghubungi rumah. Banyak pula hal tak sejalan yang terjadi selama di Eropa. Marsha yang lincah dan agak urakan serta santai menghadapi apapun. Bertolak belakang dengan Laura yang ingin melakukan perjalanan sesuai aturan yang biasa ia terapkan di travel agent tempatnya bekerja. Seperti penerapan undang-undang perjalanan dan etika dalam menggunakan waktu yang efisien. Terlambat bangun tidur dua jam saja Laura bisa marah gak ketulungan.

Sikap Marsha yang selalu supel dan mudah bergaul dengan siapapun, termasuk orang asing. Membuat ia dengan mudahnya mengajak seorang pria Eropa bernama Finn yang hendak travelling juga menaiki mobil sewaan. Laura tentu saja keberatan tetapi mereka tetap berjalan bertiga walau muka Laura ditekuk sepanjang perjalanan. Saat Lauran dan Marsha lelah posisi menyetir diganti Finn ternyata arah kemudi yang dikendalikan Finn tak sesuai tujuan Laura dan Marsha. Akhirnya Finn tak diperkenankan ikut oleh Laura. Marsha hanya bisa pasrah dan serba salah. Karena merasa tidak enak sama Finn tetapi harus mengikuti kehendak Laura.

Diperjalanan berikutnya mobil sewaan mereka dihadang tiga orang lelaki jahir di sebuah taman hutan. Mereka berhasil lolos namun paspor handphone dan dompet mereka semua hilang. Terjatuh saat lari dikejar kawanan lelaki jahil tadi.

Kondisi perjalanan mereka tambah kacau dan tak mengasyikkan. Lalu Laura mengutarakan maksudnya ingin mampir ke Verona, alamat yang ada di kartu pos yang dikirim suaminya. Marsha merasa dirinya tak dihargai sebagai sahabat karena selama ini Laura tak pernah bilang kalau ke Eropa akan mampir ke tempat suaminya yang telah meninggalkannya. Marsha mengira Laura pergi ke Eropa memenuhi keinginannya murni untuk menemani ternyata ada maksud lain.

Pertengkaran memuncak dan mereka berpisah. Karena terdesak keadaan mereka bekerja di restoransecara ilegal. Saat dikejar-kejar polisi imigrasi, mereka bersama-sama lagi melarikan diri dan istirahat disebuah tempat yaitu di Venice.

Salah satu adegan Laura dan Marsha di Verona Italy

Disebuah gedung itu mereka baru membuka hati masing-masing dan mereka menemukan titik terang tentang apa yang harus mereka perbuat. Semua kejadian yang tak disangka-sangka itu mereka jadikan hikmah dan pengalaman berharga. Lalu apakah tujuan Laura ingin mampir ke Verona untuk menemui suaminya terlaksana? Apakah akhirnya Laura bertemu suaminya yang selama ini telah meninggalkannya? Dan bagaimana akhirnya Marsha menyikapi terhadap kepercayaannya terhadap hal mistis sepeninggal ibunya? Apakah akan terus berlanjut memelihara cincin yang diyakini ada arwah ibunya? Mari kita tonton filmnya di seluruh bioskop mulai 30 Mei 2013 nanti.

Review

Menonton film karya Sutradara muda Dinna Jasanti lulusan University of Technology, Sidney ini , saya seolah ikut berpetualang bersama Laura dan Marsha ke Eropa. Traveling ke Amsterdam (Belanda), Bruhl (Jerman), Innsbruck (Austria) , Verona dan Venice (Italy). Pemandangan dan kebudayaan masyarakatnya dapat ternikmati. Apalagi Marsha sering berceloteh tentang sesuatu yang ditemuinya disana. Sehingga penonton bisa tahu segala yang dilihatnya walau belum pernah kesana.

Kedua pemain utama bermain sangat natural, lepas dan sangat menjiwai peran masing-masing. Prisia Nasution dan Adinia Wirasti yang sudah punya pengalaman baik dalam berakting sangat memukau penampilannya.

Perjalanan dua sahabat ke Eropa menemukan sesuatu yang selama ini masih jadi pertanyaan dalam hidup mereka. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang menonton bahwa dalam liku-liku perjalanan hidup dalam sesuatu yang tak diharapkan selalu ada hikmah didalamnya.

Melihat karakter Laura yang sistematis dan teratur serta agak kaku dan karakter Marsha yang cinta kebebasan, santai dan agak urakan. Keduanya mempunyai nilai plus yang bisa dicontoh hal positifnya dalam setiap mengambil keputusan dalam hidup sesulit apapun. Ini pesan moral yang saya tangkap saat menonton film ini.

Film ini tambah menarik karena adasoundtrackyang dimainkan musisi asal Indonesia yang tinggal di Jerman, yakni Diar atau nama lengkapnya Antonius Mashdiarto Wiryanto yang menciptakan lagu untuk film ini berjudulSummertimedan Ey Kawan. Penggarapan lagu inipun dilakukan di Eropa.

Menurut Produser Leni Lolang, hambatan yang terjadi saatshootingdi Eropa lebih pada masalah makanan dan bahasa. Sebagai solusi kesana bekal Teri Kacang, Dendeng Balado, Rendang dan untuk nasi putih disana sangat kesulitan mencarinya, bisa nemu di Amsterdam. Itupun di rumah makan China. Sedangkan untuk bahasa, kebanyakan di Jerman dan Austria memakai bahasa bahasa daerahnya. Jadi jika berkomunikasi banyak menggunakan bahasa tubuh.Untuk pemeran orang Eropa tak kesulitan untuk menginstruksikan dialog dan interaksi dengan pemain Indonesia, mereka bermain alamiah.

Untuk pemeran Marsha sudah sangat membantu untuk perlengkapan assesorries yang dipakainya. Karena Adinia Wirasti sudah terbiasa memakai pernak-pernik itu dalam kesehariannya. Leni mengatakan Pemeran Laura danMarsha harus mendalami karakter masing-masing selama sebulan dalam kehidupan mereka sehari-hari, misalnya Adinia pemeranMarsha harus membawa-bawa ransel kemana-mana. Sehingga dapat menjiwai penuh perannya.

Film Laura & Marsha diproduksi oleh Inno Maleo Films akan tayang diseluruh bioskop mulai Tanggal 30 Mei 2013. Untuk info lebih lanjut dapat mengakseswww.lauramarsha.comFB Laura & Marsha dan Twitter @FilmLauraMarsha.Laura & Marshaadalahfilm dramaIndonesiagarapan Inno Maleo Films tahun 2013 diproduseri olehLeni Lolang. Film ini dibintangi olehPrisia NasutiondanAdinia Wirasti. Skenario ditulis olehTitien Wattimenayang juga menulis skenario untuk Mengejar Matahari, Tentang Dia, Love, Badai Pasti berlalu, Cinta Pertama, dan masih banyak lagi. Film yang disutradarai olehDinna Jasantiini mengambil lokasi di beberapa Negara eropa yaitu Belanda, Jerman, Austria dan Italia. Road movie ini akan mulai tayang pada tanggal 30 Mei 2013.Film ini dibuat oleh para film-maker perempuan yang mengeksplorasi persahabatan dua orang perempuan.Sinopsis[sunting|sunting sumber]LAURA (Prisia Nasution), hampir tak pernah berpikir untuk bepergian keluar Jakarta. Apalagi semenjak empat tahun lalu ia menjadi orang tua tunggal untuk putri semata wayangnya. Berbeda dengan MARSHA (Adinia Wirasti), sahabat Laura, penulis buku travelling yang belum pernah ke Eropa. Keinginan yang sangat dalam ke Eropa untuk mengenang kepergian Ibundanya.Perjalanan dimulai, perselisihan-perselisihan kecil muncul. Aturan-aturan ditetapkan Laura, dan Marsha dengan santainya mengiyakan. Perselisihan makin menajam ketika kemudian Marsha menyetujui membawa penumpang bernama FINN ikut mobil sewaaan mereka.Finn tak pernah sampai ke tempat tujuan bersama mereka. Laura mengusirnya, karena dianggap malah menyesatkan jalan mereka. Marsha tak bisa berbuat apa-apa. Serba salah. Ia memilih menjalani saja semua tanpa beban. Tiap kali Laura menghadapi kesulitan, Marsha tanpa banyak syarat, membantu mereka keluar.Persahabatan dari SMA ternyata tidak menjamin keduanya sama-sama terbuka satu sama lain. Ada maksud yang tak mereka jelaskan dari perjalanan ini. Tanpa diketahui Marsha, Laura sebenarnya punya alasan khusus hingga akhirnya ia setuju ke Eropa.Hal ini membuat mereka berada disatu titik pertengkaran yang hebat. Perjalanan ke Eropa tidak semulus yang mereka duga. Kejadian demi kejadian membuat mereka sebenarnya menemukan apa yang mereka cari. Dari tiap negara yang mereka datangi membawa cerita dan kejutan tersendiri untuk mereka yang akhirnya tanpa mereka sadari itulah yang mereka cari. Itulah petualangan .Semua yang terjadi di Belanda, Jerman, Austria dan Italia merupakan ujian dari apa yang mereka sebut dengan persahabatan. Pencarian makna cinta, makna hidup dan makna perjalanan yang sesungguhnya. Pada akhirnya mereka sadari, ada dua cerita untuk satu perjalanan.Opening scenesudah menarik. Perjalanan sebuahpostcardbergambar bangunan colosseum dari kantor pos hingga tiba di rumah Laura.Pembukaan semakin menarik karena juga didukung penggunaan teknik animasi menawarkan keceriaan.Diikuti percakapan antara dua orang sahabat sejak SMA, Laura (Prisia Nasution) karyawan travel agentdengan Marsha (Adinia Wirasti), seorang penulis buku travelling.Marsha mengajak Laura untuk berpergian ke Eropa.Laura, single parent dari seorang anak perempuan bernama Luna, mulanya tidak tertarik.Dia enggan meninggalkan putrinya itu lama-lama ( hubungan hangat antara ibu dan anak inidiperlihatkan dengan membacakan cerita sebelum tidur).Sementara Marsha ingin merayakan dua tahun kepergian ibunya sekaligus mewujudkan khayalannya berlibur ke Eropa.Akhirnya Laura luluh juga.Kharakter keduanyaberbeda, laura teratur, sistematis dan terbiasa merencanakan hal-hal yang akan dia lakukan. Sementara Marsha ceria, spontan dan menyukai hal-hal yang berbau kebebasan.Perbedaan antara keduanya terlihat dari bagaimana membawa pakaian, Laura yang serba teratur dan direncanakan menggunakan koper, sementara Marsha hanya dengan ransel standar para backpacker. Dalam perjalananyang menempuh Amsterdam, Bruhl, Inssbruck, Verona dan Venice iniperbedaan ini melahirkan konflik demi konflik. Mulai daribetapa santainyaMarsha mengajak penumpang asing bernama Finn ikut perjalanan mereka, tersesat di sebuah hutan, pertemuan dengan sebuah grup musik yang berkeliling.Hingga akhirnya Marsha mengetahui bahwa Laura punya agenda tersendiri dalam perjalanan itu ketika mereka terdampak dalam sebuah bangunan yang ditinggalkan penghuninya.Dalam adegan ini juga terungkap bahwa masalah yang dihadapi Marsha bukan hanya soal kehilangan ibu, tetapi ada hal yang lain yang justru berdampak.Apa yang dicari Laura sebetulnya bersangkutan dengan postcard di awal cerita dan kehadiran Finn yang sepintastampak hanya tokoh pelengkap cerita saja.Adegan pertengkaran antara Laura dan Marsha merupakan adegan yang terbaik dalam film ini.Untuk pertama kalinya kedua sahabat ini saling menyerang.Persahabatan mereka dalam ujian berat. Kematangan akting Prisia Nasution dan Adinia Wirasti tampak dalam adegan ini.Untuk Prisia Nasution (memang pantas dinobatkansebagai aktris terbaik dalam Piala Citra 2011 dalam Sang Penari ) menurut saya berhasil menampilkan kegalauannya karena tingkah sahabatnya lewat gesture tubuh danmimik wajah mulai dari munculnya Finn, resah didekati Hugo manajer grup musik hingga akhirnya meledak emosinya.Semua dilakukan dengan natural seperti terjadi di dunia realita.

Akting Adinia Wirasti dan Prisia Nasution di tepi sebuah danau di Jerman begitu natural (kredit foto Inno Maleo Films)Begitu juga Adinia Wirasti begitu cemerlang, begitu natural menghidupkan kharakter Marsha, seolah-olah dia memerankan dirinya sendiri.Mungkin karena dia pernah juga memerankan kharakter Ambar dalamroad moviejuga, yaitu3 Hari untuk Selamanyayang disutradarai oleh Riri Reza. Adegan Asti (panggilan karibnya) dengan santai mengajak ngobrol orang yang belum dikenal, mengajak main kartu, minum bir begitu natural lazimnya seorang yang kerap melakukan perjalanan.Kelebihan pertama dariLaura dan Marshamemang terletak pada akting gemilang Prisia Nasution dan Adinia Wirasti.Menurut saya sebuahroad moviemenarik bila kharakter antara para pelakunya kuat dan ada konflik antara mereka. Konflik antara dua manusia (bisa lebih)yang melakukan perjalanan adalah hal realistis, karena watak asli akan terlihat.Jangankan antara dua sahabat, orang yang berhubungan darah di tempat terasing akan teruji hubungannya.Saya teringatsebuah film Prancis,Le Grande Voyage(2004) karya Ismael Ferroukh yang menceritakan perjalanan antara dua orang Arab muslim, ayah dan anak (diperankan Mohamed Majd danNicholas Cazale)dari Prancis ke Mekah, Arab Saudi.Sang Ayah ingin naik haji adalah generasi yang masih terikat kultur negeri asalnya, sementara anaknya sudah Prancis.Kedua film ini menurut saya sebagian sebangun (berbeda konten tentunya), sama-sama menemui berbagai masalah dalam perjalanan yang memuncak pada sebuah konflik.Pertengkaran antar dua sahabat Laura dan Marsha mirip pertengkaran ayah dan anak dalamLe Grande Voyage.Perbedaan antara mereka sudah digambarkan sejak awal. Sang ayah menyempatkan waktu membaca Al Quran dan tidak lupa shalat.Sang anak sebaliknya jangankan shalat, gaya hidup saja western oriented.Sang ayah kemudian berang karena si anak mabuk dan berpelukan dengan penari dari Jordan dan mereka berpisah di gurun.Ada juga sebuah road movie yang tidak memperlihatkan konflik antara dua sahabat, tetapi karena perbedaan budaya mereka berkonflik dengan keluarga.Dunya dan Desie(2008) karya sineas Belanda Dana Nechushtan.Diceritakan Dunya, gadis keturunan Maroko tinggal Belanda dan sahabatnya Desie mengadakan perjalanan kembali ke Maroko karena Dunya akan dinikahkan dengan sepupunya. Konflik terjadi karena Desie hidup dengan gaya westernnya berada di negara muslim dan tinggal dalam keluarga yang masih memegang nilai-nilai Islam.

Adegan dalam Laura dan Marsha (kredit foto Inno Maleo Films)Soal perjalanan lintas budaya ini,Laura dan Marshatampaknya juga didukung riset yang kuat menampilkan realita perjalanan di Eropa. Sang sutradara Dinna Jasantimelakukan riset yang kuat, hingga adegan demi adegan realistis, serta saling berkaitan.Nggakada dalam film ini tokoh-tokohnya bertemu orang Indonesia dan menemui orang yang bisa berbahasa Indonesia. Adegan penginapan di caravan bagi backpacker, polisi imigrasi mengejar Laura dan Marsha,realita yang terjadi di Eropa.MenyaksikanLaura dan Marshaseperti menyaksikan film semi dokumenter.Kesan ini saya dapat juga ketika menontonLe Grande Voyage, Dunya and Desiedan jugaMotorcycle Diary(2004) karya Walter Salles Penggunaan animasi di awal dan akhir film, serta soundtrack berisi beberapa lagu di antarnyaSummertimeyang begitu manis . Lagu-lagu ini dinyanyikan oleh Antononius MashdiartoWirtanto (Diar) musisi kebangksaan Indonesia yang tinggal di Jerman. Diar dan para personel juga bermain dalam beberapa adegan film ini. Skenario yang ditulis Titien Watimena juga kuat dan ending ceritanya sulit ditebak (kecuali bagi mereka yang menyimak benar adegan per adegan).Secara keseluruhan bagi saya film ini nyaris sempurna.Satu-satunya masalah seperti halnya filmroad movielainnya (terutama yang digarap apik) belum tentu bisa diterima semua penonton.Bagi yang tidak terbiasa menonton film genre seperti ini bisa merasa bosan.Namun bagi yang menyukainya akan membawa pulang tidak hanya hiburan, tetapi juga makna yang mendalam.Bagi penggemar travelling juga diberi pengetahuan baru bahwa Eropa itu tidak hanya seperti dalam brosur wisata, tetapi juga kota kecil yang unik.Bagi mereka yang berjiwa muda, suka travelling, suka belajar lintas budaya, maka saya kira menonton Laura dan Marsha saya rekomendasikan.Indonesia sampai saat ini masih terus berproses meluncurkan film -film indonesia terbarudan terbaik. Meskipun masih kalah dengan film produksi Hollywood, namun kita sebagai warga negara yang baik, harus tetap mendukung semakin tumbuh besarnya perindustrian film di Indonesia. Semoga semakin kedepan, semakin baik juga kualitas film di Indonesia, tidak harus selalu mempertontonkan kecantikan, keseksian dan menonjolnya aktris wanita pemeran film tersebut. Karena saat ini Indonesia membutuhkan film yang mendidik. Kali ini kita akan mengupas salah satu film Indonesia terbaru, yaitusinopsis filmLaura & Marsha.Mungkin anda sudah bisa menebak alur dari film ini, tapi menurut kami anda belum sepenuhnya mengetahui alur film yang ada didepan anda sebelum anda menyimak resensi danSinopsis Film Laura & Marsha. Untuk itu kami mengajak anda guna meluangkan waktu untuk menyimak artikel ini.Okay langsung saja tidak usah berpanjang lebar, mari kita kupas bersama sama seperti apa isi yang tersirat dan tersurat dari film Laura & Marshaini. Karena film ini memang benar benar menarik untuk dibahas dan ditonton. Kami ucapkan selamat menyimak artikel sinopsis dantrailer film Laura & Marsha.Untuk lebih memuaskan anda bisa menontonfilm bioskop terbaruini di bioskop terdekat anda.

Film Laura & Marsha merupakan film yang digarap serius oleh sutradaraDinna Jasanti. Film ini mengisahkan liburan dua pesssrempuan muda di daratan biru Eropa. Film ini siap mengajak penontonnya menikmati keindahan dan asyiknya berlibur di benua biru. Aktris mudah bertalenta pilihan sutradara adalahPrisia NasutiondanAdinia Wirasti.Sutradara: Dinna JasantiProduser: Leni LolangPenulisNaskah: Titien WattimenaPemain: Prisia Nasution, Adinia WirastiGenre: DramaDurasi: 113 menitProduksi: Inno Maleo FilmsTanggalRilisPerdana: 30 Mei 2013Detail Sinopsis Film Laura & MarshaFilm ini berkisah perihal Laura (Prisia Nasution), tidak dulu berpikir untuk Travelling. Terlebih sejak ia jadi single parent untuk putri satu-satunyanya. Marsha (Adinia Wirasti), sahabat Laura yang juga seorang penulis buku perihal Travelling yang belum dulu ke Eropa. Keinginannya ke Eropa untuk kembali kenang kepergian ibundanya. Laura dengan 1/2 hati mengiyakan keinginan sahabatnya tersebut ke Eropa.Perjalanan lalu diawali, masalah-masalah kecil nampak. Aturan ditetapkan Laura, serta Marsha dengan santainya menyetujui. Perselisihan makin meruncing saat Marsha menyetujui membawa penumpang bernama Finn turut mobil sewaaan mereka. Finn tidak dulu hingga ke area tujuan berbarengan mereka dikarenakan laura mengusirnya serta berasumsi Finn jadi menyesatkan jalur mereka. Marsha lalu tidak dapat berbuat apa-apa.Setiap kali Laura menghadapi kesusahan, Marsha menolong. Persahabatan yang terjalin sejak SMA nyatanya tidak menanggung keduanya dapat terbuka satu sama lain. Ada maksud yang tidak mereka terangkan dari perjalanan ini. Tanpa diketahui Marsha, Laura sesungguhnya punya alasan spesial sampai menyetujui perjalanan ini.Perjalanan tidak semulus yang mereka kira. Problem untuk problem bikin mereka sesungguhnya mendapatkan apa yang mereka mencari. Seluruh yang berlangsung adalah ujian dari persahabatan itu. Pencarian makna cinta, arti hidup serta arti perjalanan yang sesungguhnya.Trailer Film Laura & MarshaSource :sinopsis film laura dan marsha, film laura dan marsha, sinopsis laura dan marsha, laura dan marsha sinopsis, laura dan marsha, sinopsis film laura & marsha, sinopsis film laura dan marsya, sinopsis laura & marsha, film laura marsha, Film laura & marsha

LAURA (Prisia Nasution), hampir tak pernah berpikir untuk bepergian keluar Jakarta. Apalagi semenjak empat tahun lalu ia menjadi orang tua tunggal untuk putri semata wayangnya. Berbeda dengan MARSHA (Adinia Wirasti), sahabat Laura, penulis buku travelling yang belum pernah ke Eropa. Keinginan yang sangat dalam ke Eropa untuk mengenang kepergian Ibundanya.Perjalanan dimulai, perselisihan-perselisihan kecil muncul. Aturan-aturan ditetapkan Laura, dan Marsha dengan santainya mengiyakan. Perselisihan makin menajam ketika kemudian Marsha menyetujui membawa penumpang bernama FINN ikut mobil sewaaan mereka.Finn tak pernah sampai ke tempat tujuan bersama mereka. Laura mengusirnya, karena dianggap malah menyesatkan jalan mereka. Marsha tak bisa berbuat apa-apa. Serba salah. Ia memilih menjalani saja semua tanpa beban. Tiap kali Laura menghadapi kesulitan, Marsha tanpa banyak syarat, membantu mereka keluar.Persahabatan dari SMA ternyata tidak menjamin keduanya sama-sama terbuka satu sama lain. Ada maksud yang tak mereka jelaskan dari perjalanan ini. Tanpa diketahui Marsha, Laura sebenarnya punya alasan khusus hingga akhirnya ia setuju ke Eropa.Hal ini membuat mereka berada disatu titik pertengkaran yang hebat. Perjalanan ke Eropa tidak semulus yang mereka duga. Kejadian demi kejadian membuat mereka sebenarnya menemukan apa yang mereka cari. Dari tiap negara yang mereka datangi membawa cerita dan kejutan tersendiri untuk mereka yang akhirnya tanpa mereka sadari itulah yang mereka cari. Itulah petualangan .Semua yang terjadi di Belanda, Jerman, Austria dan Italia merupakan ujian dari apa yang mereka sebut dengan persahabatan. Pencarian makna cinta, makna hidup dan makna perjalanan yang sesungguhnya. Pada akhirnya mereka sadari, ada dua cerita untuk satu perjalanan.Indonesia sampai saat ini masih terus berproses meluncurkan film -film indonesia terbarudan terbaik. Meskipun masih kalah dengan film produksi Hollywood, namun kita sebagai warga negara yang baik, harus tetap mendukung semakin tumbuh besarnya perindustrian film di Indonesia. Semoga semakin kedepan, semakin baik juga kualitas film di Indonesia, tidak harus selalu mempertontonkan kecantikan, keseksian dan menonjolnya aktris wanita pemeran film tersebut. Karena saat ini Indonesia membutuhkan film yang mendidik. Kali ini kita akan mengupas salah satu film Indonesia terbaru, yaitusinopsis filmLaura & Marsha.Mungkin anda sudah bisa menebak alur dari film ini, tapi menurut kami anda belum sepenuhnya mengetahui alur film yang ada didepan anda sebelum anda menyimak resensi danSinopsis Film Laura & Marsha. Untuk itu kami mengajak anda guna meluangkan waktu untuk menyimak artikel ini.Okay langsung saja tidak usah berpanjang lebar, mari kita kupas bersama sama seperti apa isi yang tersirat dan tersurat dari film Laura & Marshaini. Karena film ini memang benar benar menarik untuk dibahas dan ditonton. Kami ucapkan selamat menyimak artikel sinopsis dantrailer film Laura & Marsha.Untuk lebih memuaskan anda bisa menontonfilm bioskop terbaruini di bioskop terdekat anda.