new post partum

48
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM I. ASPEK PENGETAHUAN 1. Definisi Postpartum Post Natal adalah Masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Period ini kadang-kadang disebut Puer Perium atau trimester ke-4 kehamilan (Bobak, 2005). Post partum adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Helen Farrer, 2001). Post partum normal adalah dimulai setelah kehamilan plasenta dan berakhir kalau alat-alat kandungan kembali seperti keaadan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul Gan Saifuddin, 2000). Periode pasca partum adalah masa peralihan selama dan segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu berikutnya pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan normal (Curingham, 1995). 2. Tujuan Pengawasan Postartum a. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh b. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan c. Meningkatkan hubungan bagi orang tua d. Memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memelihara bayinya

Upload: metilda-mutzz

Post on 29-Nov-2015

168 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

I. ASPEK PENGETAHUAN

1. Definisi Postpartum

Post Natal adalah Masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi

kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Period ini kadang-kadang disebut Puer

Perium atau trimester ke-4 kehamilan (Bobak, 2005).

Post partum adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi

kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu

(Helen Farrer, 2001).

Post partum normal adalah dimulai setelah kehamilan plasenta dan berakhir kalau

alat-alat kandungan kembali seperti keaadan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu (Abdul Gan Saifuddin, 2000).

Periode pasca partum adalah masa peralihan selama dan segera setelah kelahiran,

masa ini juga meliputi minggu berikutnya pada waktu saluran reproduktif kembali ke

keadaan normal (Curingham, 1995).

2. Tujuan Pengawasan Postartum

a. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh

b. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan

c. Meningkatkan hubungan bagi orang tua

d. Memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memelihara bayinya

e. Klien dapat merawat diri sendiri dan bayinya secara efektif

3. Tahapan Postpartum

a.Periode immediate post partum: segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah

persalinan

b. Periode early post partum: 1 hari samai 7 hari setelah melahirkan

c.Periode late post partum: 1 minggu sampai 6 minggu setelah melahikan

4. Adaptasi Fisiologis Postpartum

4.1 Sistem Kardiovaskuler

Volume darah

Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor, misalnya

kehilangan darah seama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan

ekstravaskuler (edema fisiologis). Kehilangan darah merupakan akbat

penurunan volume darah total yang tetap tetapi terbatas. Setelah itu terjadi

perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume darah menurun

dengan lambat. Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah

biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil.

Cardiac output

Denhyu jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang

masa hamil. Segera setelah wanita wanita melahirkan keadaan ini akan

meningkat bahkan lebih tinggi 30-60 menit karena darah yang biasanya

melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. Nilai ini

meningkat pada semua jenis kelahiran atau pemakaian konduksi anastesi

(Bowes, 1991).

Tanda-tanda vital

Tekanan darah meningkat kecil sementara, baik sistol maupun diastol dapat

timbul dan berlanngsung selama sekita 4 hai setelag wanita melahirkan

(Bowes, 1991).

Fungsi pernafasan embali ke fungsi saat wanita tidak hamil pada bulan seletah

wanita melahikan. Setelah rahim kosong, diafragma menurun, impuls titik

maksimum, EKG kembali normal.

Komponen darah

Hematokrit dan hemoglobin selama 72 jam pertama setelah bayi lahir

volume plasma yang hilang lebih besar daripada sel darah yang hilang.

Penuunan volume plasma dan peningkatan sel darah merah dikaitkan dengan

peningkatan hematokrit pada hari ke 3-7 postpartum.

Hitung sel darah putih leukositosis normal pada kehamilan rata-rata

sekitar 12.000 /mm3. Selama 10-12 hari pertama setelah bayilahir nilai

leukosit antara 20.000 dan 25.000 /mm3.

Faktor koagulasi faktor-faktor pembekuan dan fibrinogen meningkat

selama masa hamil dan tetap meingkat pada awal peurperium

Varises ditungkai dan sekitar anus (hemoroid) sering di jumpai pada wanita

hamil.

4.2 Sistem Respirasi

Keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam basa kembali setelah 3 minggu post partum.

Saturasi oksigen

Saturasi oksigen pada post partum tetap normal.

4.3 Sistem Pencernaan

Uterus

Proses involusi proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot

polos uterus.

KontraksiIntensitas kontraksi uterus meningkat secara bertahap segera

setelah bayi lahir, diduga terjadisebagai respon terhadap penurunan volume

intrauterin yang sangat besar. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap

penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hemostasis pasca partum

dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium. Hormon

oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur

kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu hemostasis.

Selama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa

berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus

biasanya suntikan oksitosin (pitosin) secara intravena atau intramuscular

diberikan segera setelah plasenta lahir.

Afterpains pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada

umumnya tetap kencang. (mulas) disebabkan kontraksi rahim, biasanya

berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Bila terlalu mengganggu dapat

diberikan obat antisakit atau antimulas.

Tempat plasenta segera setelah plasenda dan ketuban dikeuarkan, kontraksi

vaskuler dan trombosis menurun tempat plasenta ke suatu area yang meniggi

dan berndul tidak teratur.

Lochea Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari vakum uteri dan

vagina dalam masa nifas. Lochea dibagi atas:

1) Lochea rubra: Lochea Rubra, hari ke 1-3 darah deciduas, tropobilas

berwarna merah

2) Lochia serosa: berwarna pink atau cokelat konsistensi srosanguinous,

sedikit berbau amis hari ke 4-9

3) Lochia Alba: Warna kuning keputihan, sedikit berbau amis, biasanya

keluar pada hari ke 10.

4) Lochia purulenta: Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

busuk.

5) Lochia statis: Lochia tidak lancar keluarnya.

raba uterus yang keluar setelah bayi lahir, terdiri dari 3, yaitu: okia ruba

(keluar dhari ke-3 berwarna mera kekuning-kuningan), lokia serosa

(keluar hari ke-3-7 berwarna kecoklatan), likia alba (keluar dari hari ke

7-14 berwarna putih).

Cerviks

Serviks menjadi lunak segera setalah ibu melahirkan 18 jam pasca partum,

serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke

bentuk semula.

Tuba falopii dan ligament

Ligamen-ligamen meregang sewaktu kehanmilan dan partus, setalah janin

lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala tidak jarang ligamen

ratundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retofleksi.

Pelviks

Diafragma pelviks dan facia yang mergagng sewaktu kehamilan dan partus,

setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali sperti sediakala.

Vagina dan perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa

vagina dan rugae< dan minggu ke 4 ada. Perubaahn progesteron dapat

menyebabkan menurunya lubrikasi vagina dan mukosa vagina menipis.

Episiotomi 2-3 minggu tanda infeksi, tanpa atau dengan episperenium edema

dan agak memar. Vagina yang semula teregang akan kembali secara bertahap

keukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir, bentuk berubah dan

dalam 2 minggu seperti mulut ikan.

Payudara

Konsistensi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama hamil

(estrogen, progesteron, HCg, prolaktin, kortisol, dan insulin) menurun dengan

cepat setalah bayi lahir.

4.4 Sistem Pencernaan

Nafsu makan Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia

boleh mengkonsumsi makanan ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek

analgesik, anastesia dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.

Motilitas Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia

dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas kekeadaan

normal.

Defekasi Bab secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu

melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun

selama proses persalinan dan pada awal masa pasca partum, Diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi.

Kebiasaan BAB yang teratur perlu dicapai kembali seteh tonus usus kembali

ke normal.

4.5 Sistem Endokrin

Fisiologi laktasi Waktu dimulainya ovulasi dan mensturasi pada wanita

menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum berbeda pada

wanita menyusui kadar prolaktin serum yang tinggi tampaknya berperan

dalam menekan ovulasi karena kadar FSH terbukti sama pada wanita

menyusui dan tidak menyusui disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap

stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.

Hormon plasenta dan ovarium Hormon plasenta selama periode pasca

partum terjadi perubahan hormon yang besar. Pengeluaran plasenta

menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang diproduksi oleh

organ tersebut. Penurunan hormon Human plasental tactogen (hpl), Estrogen

dan kortisol serta plasental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik

kehamilan sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna pada masa

puerperium.

Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok setealh plasenta

keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu pasca partum.

Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan

diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.

4.6 Sistem Urinarius

Fungsi ginjal

Perubahan hormonal pada masa hamil(kadar steroid yang tinggi) turut

menyebabkan peningkatan fungsi ginjasl sedangkan poenurunan kadar steroid

setelkah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi

ginjal selama post partum.

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita melahirkan.

Diperlukan kuira0kira 2-8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan

dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali kekeadaan sebelum hamil.

Uretra dan kandung kemih Trauma bisa terjadi pad uretra dan kandung

kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.

Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali

disertai daerah-daerah kecil hemoragik. Pengambilan urine melalui kateter

sering menunjukkan adanya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus

urinarius bisa juga mengalami udema.

Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih

setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk

berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat

dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau

mengubah reflek berkemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera

setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena

keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.

4.7 Sistem Muscukoskeletal

Adaptasi sistem muskuloskletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung

secara terbalik pada masa post partum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang

membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu

akibat pembesaran uterus. Stabilisasi lengkap sendi pada minggu keenam dan ke

delapan setelah wanit melahirkan.

Otot abdomen merangsang sedemikian rupa dikarenakan pembesaran

uterus yang mengakibatkan otot abdomen meemas dan kendor sehingga teraba

bagian-bagian otot-otot yang terpisah (diastasis recti abdominis).

Otot ekstremitas kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah

umum selama kahamilam. Kram baisanya terjadi setelah beridiri sepanjang

hari dan a\pada malam hari seteah tubuh berinstirahat.

4.8 Sistem Neurosensori

Perubahan neurologis selama puerperium ,merupakan kebalikan adaptasi

neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami

wanita saat bersalin dan melahirkan. Rasa tidak nyaman neurologis yang

diinduksi kehamilan akan menghilang setelah wanita melahirkan.Nyeri kepala

pasca partum bisa disebabkan berbagai keadaan termasuk hipertensi akibat

kehamilan, stress .

5. Adaptasi Psikologis Post Partum

5.1 Perubahan psikologis pada ibu post partum

Fase honeymoonfase anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak yang

lam anatar ibu-ayah-anak.

Ikatan kasih (bonding and attachemnt)terjadi pada kala IV, dimana

diadakan kontak antara ibu-ayah-anak tetap di dalam ikatan kasih.

Fase pada masa nifas

- Fase tacking in

- Fase tacking hold

Bonding attachmet merupakan satu langkah awal untuk mengungkapkan

erasaa afeksi (kasih sayang).

5.2 Tahapan perubahan psikologis postpartum menurut Rubin (1977)

a) Fase Taking In

Fase ini merupakan fase ketergantungan dimana pada fase ini perhatian klien

hanya terfokus pada dirinya sendiri. Pada fase ini klien cenderung pasif dan

tergantung pada bantuan perawat dalam menjalankan aktivitas hariannya. Fase

ini berlangsung satu sampai dua hari. Dalam fase ini klien belum

menginginkan kontak dengan bayinya tapi hanya terbatas pada informasi

mengenai keadaan bayinya. Pada fase ini kllien lebih senang mengenang

mengenai persalinan yang baru saja dilaluinya. Untuk pemulihan diperlukan

istirahat dan nutrisi yang cukup.

b) Fase Taking Hold

Fase taking gold ini adalah periode antara tingkah laku mandiri dan

ketergantungan. Pada fase ini klien mulai berinisiatif dan berusaha untuk

mandiri baik dalam memenuhi kebutuhan dirinya maupun dalam merawat

bayinya. Pada fase ini kllien perhatian lebih kepada kemampuan mengatasi

fungsi tubuhnya misalnya kelancaran BAK, BAB, melakukan berbagai

aktivitas seperti duduk dan berjalan. Namun pada fase ini kepercayaan diri

kllien masih kurang sehingga klien seringkali mengatakan tidak mau atu tidak

bias. Fase ini berlangsung kurang lebih 10 hari.

c) Fase Letting Go

Fase ini merupakan periode kemandirian dalam peran baru. Pada fase ini klien

mulai merasakan bahwa dirinya dan bayi terikat satu sama lain dan tidak

terpisahkan. Klien mulai menyadari adanya peran dan tanggung jawab baru.

Dalam periode ini terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri

maupun bayinya. Klien mulai melakukan adaptasi terhadap peran barunya.

Dalam melewati setiap fase, respon masing-masing individu berbeda

tergantung kepada kesiapan individu itu sendiri dalam menerima kelahiran

sang bayi. Pada beberapa individu ada yang mengalami kekecewaan setelah

melahirkan dimana individu tersebut menjadi mudah tersinggung dan terluka

sehingga nafsu makan dan pola dirinya pun menjadi terganggu. Keadaan

tersebut dikenal dengan istilah post partum blues . Penyebab dari terjadinya

post partum blues bias dari pengaruh hormonal atau karena adanya peran

trasisi. Menyusui, mengganti popok, dan menjaga bayi merupakan pekerjaan

baru bagi klien yang dapat membuat klien tertekan. Tekanan yang dirasakan

klien ini dapat berkurang dengan cara mengekspresikan apa yang dirasakan

oleh klien misalnya dengan jalan menangis. Manifestasi klinis lainnya adalah

klien merasa kehabisan tenaga. Bila klien sebagai keluarga kurang mengerti

kekurangan ini maka akan timbul perasaan bersalah yang akan

mengakibatakan depresi post partum. Karakteristik dari depresi adalah sebagai

berikut:

Terjadi anatara 2-3 minggu

Dimulai dari minggu atau bulan pertama sejak kelahiran bayi

Klien mengalami lebih dari perasaan cemas, dimana dia merasa bahwa

apapun yang dia lakukan salah sehingga klien mulai menjaga jarak dengan

bayinya. Manifestasi klinis dari post partum bluse antara lain:

Kecewa

Mudah tersinggung dan terluka

Gangguan nafsu makan

Gangguan pola tidur

Post Partum Blues

a. Definisi

Post partum blues adalah suatu keadaan dimana individu ibu post partum menjadi

mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidurnya terganggu

a. Tanda dan gejala

mudah tesinggung dan terluka

nafsu makan dan pola tidur terganggu

merasa tidak nyaman, kecewa

sangat kelelahan, kehabisan tenaga

perasaan kesepian, gelisah dan merasa di tolak

b. Penyebab

pengaruh hormonal

perubahan atau transisi peran

rutinitas baru: menyusui, mengganti popok, menjaga bayi membuat klien

tertekan dan menangis.

Stress

c. Intevensi keperawatan

menjadi pendengar yang baik

menunjukan realita

memberi support untuk mengekspresikan perasaan

meningkatkan kenyamanan, tidur, exercise dan nutrisi

Depresi Post Partum

a. Definisi

Depresi post partum adalah perasaan bersalah yang disebabkan oleh adanya

kekecewaan, kelelahan post partum yang tidak dimengerti oleh klien yang dapat

menyebabkan depresi.

b. Tanda dan gejala :

Perasaan bersalah

Merasa cemas

Menjaga jarak dengan bayinya

Mudah tersinggung dan terluka

Gangguan nafsu makan dan pola tidur

Merasa segala yang dilakukan salah

Depresi bila kehamilan tidak diinginkan

c. Penyebab

Faktor predisposisi bisa berhubungan dengan hormonal, stress.

d. Intervensi keperawatan:

Jika depresi mayor berlanjut, pasien perlu dirawat

Dukungan dari keluarga diperlukan

Terapi individual

Pemberian obat : Anti depresan.

6. Adaptasi Keluarga

6.1 Peran transisi menjadi orang tua

Tugas, tangung jawab dan sikap yang membentuk peran menjadi orang tua

dirumuskan oleh steeled an Pollack ( 1968) sebagai fungsi menjadi ibu. Ini

merupakan peruses orang dewasa ( pribadi yang matang, penyayang, mampu dan

mandiri) mulai mengasuh seorang bayi menjadi orang tua merupakan suatu proses

yang terdiri dari dua komponen, untuk pekembangan dan keberadaan bayi, dua

komponen tersebut adalah:

- Keterampilan kognitif – motorik

Komponen pertama dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktivitas

perawatan anak, seperti memberi makan, menggendong mengenakan pakaian

dan membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya dan memungkinkannya

untuk bisa bergerak. Aktivitas yang berorientasi pada tugas ini atau

keterampilan kognitif motorik tidak telihat secara ototmatis setelah bayi

lahir.kemampuan orang tua dalam hal ini dipengaruhi oleh pengalaman

pribadinya dan budayanya.

- Keterampilan kognitif- afektif

Komponen psikologis dalam menjadi orang tua,sifat keibuan, kebapak kan

tampaknya berakar dari pengalaman orang tua dimasa kecil saat mengalami

dan menerima kasih sayang dari ibunya. Keterampilan kognitif afektif menjadi

orang tua ini meliputi : sikap yang lembut, waspada, dan memberi perhatian

terhadap kebutuhan dan keinginan anak suatu hubungan orang tua dengan

anak yang positif ialah saling memberi satu sama lain.

6.2 Konsep menjadi orang tua

6.3 Penerimaan peran manjadi orang tua

Selama periode pasca partum, tugas dan tanggungjawab baru muncul dan

kebiasaan lama perlu diubah atau dtambahdengan yang baru. Ibu dan ayah

memberi respon terhadap perubahan peran orang tua melalui perjalan waktu.

Tugas dan tanggungjawab orang tua :

a. Orang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak terus

terbawa dengan khayalan dan impian yang dimilikinya tentang figur anak

idealnya

b. Orang tua perlu menyakini bahwa bayinya yang baru lahir adalah seorang

pribadi yang terpisah dari diri mereka

c. Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya

d. Orang tua harus menetapkan kriteria evaluasi yang baik dan dapat dipakai

untuk menilai kesuksesan atau kegagalan hal-hal yang dilakukan pada

bayinya

e. Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir didalam

keluarga

6.4 Penerimaan peran menjadi orang tua

Adaptasi ayah

Respon ayah masa sesudah klien melahirkan tergantung keterlibatannya

selama proses persalinan, biasanya ayah akan merasa lelah

Adaptasi Ibu

Menajdi orang tua merupaka suatu krisis tersendiri dan harus melewati masa

transisi.

Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari bayi, gambaran tubuh untuk

menyesuaikan dengan yang dharpkan/diimpikan.

Realting (nmenghubungkan) ibnu menggambarkan bayinya mirip dengan

anggota keluarga yang lian.

Menginterpretasikan ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang

dirasakan. Apda fase ini dikenal dengan istilah finger tie touch.

Adaptasi sibling

Anak yang tertua tetap berasda di daam posisi pemimpin. Anak berikutnya

dalam urutan tanggl lahir harus berada pada posisisi sebagai lebih superior

dari adiknya yang baru (Kreppner, dkk, 1982)

Adaptasi kakek nenek

Jumlah keterlibatan kakak nenek dalam merawat bayu baru lahir tergantung

pada banyak faktor, misalnya keinginan kakek nenek untuk terlibat kedekatan

hubungan kakek nenek dalam konteks budaya dan etknik yang bersanmgkutan

(Brosso, dkk, 1981).

7. Discharge planning

Rencana pengajaran sebelum ibu pulang ke rumah harus didasarkan pengkajian

sistematis kebutuhan ibu untuk belajar dan bukan terhadap persepsi perawat tentang

apa yang dianggap sebagai informasi yang penting (Blackburn, dkk, 1999).

Discharge planning dapat meliputi:

Cara perawatan bayi di rumah

Cara menyusui, memberi susu botol

Cara memandikan bayi

Mengganti popok bayi

Selain itu dapat juga: tanda bahaya post partum (fisik)

Demam atau dengan tanpa menggigil

Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi

Lochea atau rabas vagina keluaar secara berlebihan

Lochea kembali berwarna merah terang setelah sebelumnya berwarna merah

karat

Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri kemerahan atau panas jika disentuh

Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas dipayudara

Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak bisa berkemih

Nyeri di pelvis atau perineum

8. Home care

Perawatan di rumah: kriteris hasil akhir pemulihan fisiologis, involusi dan pemulihan

pada ibu.

a) Menulis tanda-tanda masalah yang harus segera dilaporkan kepada dokter

b) Menyebutkan pemahaman tentang temuan normal

c) Memastikan rasa nyeri semakin berkurang dikontrol dengan upaya pemberian rasa

nyaman yang diprogramkan

d) Memastikan pola yang mencerminkan istirahat yang adekuat

e) Kontrol ulang post partum: Periksa BB, TD, vagina < perineum dan rahim

f) Pada minggu keenam dilihat perkembangan kesehatan ibu dan keluhan, lochea,

menstruasi, sakit pad pinggul, hemoroid, keluhan BAB dan BAK, pemeriksaan

kesehatan yang lain seperti ; Hb, urine, edema kaki, payudara, muskulus rektus

abdominis.

II. ASPEK SIKAP

1. Hubungan antara perawat-klien (dengan memperhatikan aspek legal etik

keperawatan

Informed consent

Merupakan surat yang menyatakan bahwa pasien diberitahu perihal penyakit yang

di deritanya, kerugian maupun keuntungan dari alternatif perawatan dan

pengobatan yang akan diberikan, penjelasan mengenai biaya yang harus dibayar

dan plihan lain yang meungkinkan untuk menagatsi penyakitnya.

Akontability (tanggung gugat)

Merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seoran gprfesioan dapat dinilai

dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalan prinsip kerahasiaan adalah infoemasi tentang klien harus dijaga

privasi klien segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien

hanya boleh dibaca dalan rangka pengobatan klien. Tidak ada seorang pun dapat

memperoleh informasi tersebut kecuali kika diizinkan olehklien di luar area

pelayanan menyampaikan apda teman, keluarga tentang klien dengan tenaga

kesehatan lain harus dihindari.

Empati

Sikap empati sangat siperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap

ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti

yang dirasakan daan dipikirkan oleh pasien. Dengan empati seorang perawat dapat

memberikan alternative pemecahan masalah bagi klien, karenaa meskipun dia

turut merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam

masalah tersebut sehingga perawar dapat menghadapi masalah dalam pemikiran

secara objektif.

Otonomi dan muatuality

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan individu mampu berfikir logis dan

mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan

memiliki kekuatan membuat sendiri , memilih dan memiliki berbagai keputusan,

pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan respon

terhadap seseorang, dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak

secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu

yang menuntut pembedaan diri. Praktek professional merefleksikan otonomi saat

perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang dirinya.

Menjaga privacy klien

Perawat harus bisa memegang atau menyimpan rahasia klien

Caring

Secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi

orang lain, pengawasan dengan waspada perasaan empati dengan orang lain dan

perasaan cinta dan menyayangi. Seorang perawat harus mampu memahami setiap

respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan

memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda.

Jadi dalam hal ini, perawat dituntut untuk mampu menghadapi klien dalam setiap

respon. Selain itu caring hanya dapat ditunjukkan dalam berhubungan

interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana

perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk tetap

mempertahankan kesehatan klien dengan energy yang positif yang diberiakn pada

klien.

2. Hubungan antara sejawat

Menghargai pendapat sesama sejawat

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame perawat maupun

dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memelihara keserasian suasana

lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan kesehatan secara keseluruhan.

Tindakan kolaboratif

Merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu

hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu. Hubungan perawat dan dokter

adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama.

Menghormati pembimbing sebagaimana layaknya

Sebagai perawat pembimbing dan perawat pelaksana harus saling menghormati

antar teman sejawat akan menciptakan hubungan yang baik.

III.ASPEK KETERAMPILAN

1. Pengkajian Post partum

a. Identitas diri

Biodata klien

Nama, umur, pekerjaan, tanggal pengkajian, nomor medikal record, alamat,

suku/bangsa, agama.

Biodata penanggung jawab

Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat, hubungan

dengan klien.

b. Keluhan utama

c. Riwatat kesehatan sekarang

Masa post partum: imediate, early, late.

Keluhan: perdarahan, infeksi, after pain, hipertensi

Adaptasi fisiologi: fase taking in, taking hold, letting go

Konsep diri (gambaran diri): post partum blues, depresi.

Status emosional: interaksi dengan keluarga, bayi, perawat.

Reaksi sibling dan keluarga

Tingkat pengetahuan ibu atau keluarga

d. Riwatat kesehatan dahulu pernapasan, kardiovaskuler, diabetes melitus

e. Riwayat kesehatan keluarga (Hipertensi, DM)

f. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu spontan, induksi, partus lama, BBLR,

dan BBLB (perdarahan, hipertensi akibat kehamilan)

g. Riwayat kontrasepsi (alat kontrasepsi yang digunakan, misalnya suntik).

h. Riwayat psikososial

i. Riwayat Post Partum Sekarang

- Masa post partum, imediete, early, late

- Keluhan: perdarahan, infeksi, after pain, hipertensi

- Adaptasi fisiologi: fase taking in, taking hold, letting go

- Konsep diri: post partum blues, depresi

- Status emosional: interaksi dengan bayi, keluarga , perawat

- Reaksi sibling dan keluarga

- Tingkat pengetahuan ibu atau keluarga

J. Pemeriksaan Fisik

Penampilan Umum

- Warna dan kehangatan kulit, status respirasi

- Kaji respon klien (tingkat kesadaran, pusing, hipertensi), menggigil

- Tanda-tanda vital: bradikardi minggu I, suhu hipertermi dalam 24 jam

pertama (dalam 10 hari post partum, indikasi adanya infeksi)

Pemeriksaan Head to toe

- Dada

Payudara, luka, pembengkakan, laktasi, kebersihan, putting susu lecet,

keluaran dari putting, putting datar atau tenggelam.

- Abdomen

TFU, kontraksi insisi SC, linea/striae, diastasis rectus abdominalis

- Vagina dan Vulva

Varises, oedem, perelukaan episiotomy, REDA(Red Edema discharge

Aproxymateli), lochea, perineum,anus, haemoroid, human’s sign, reflek

patela.

K. Data Penunjang

- Pemeriksaan hematologi: Hb, Ht, leukosit, trombosit, leukositosis normal pada

kehamilan rata-rata sekitar 12000/mm3. Selama 10-12 hari pertama setelah

bayi baru lahir, nilai leukosit antara 20.000 dan 25.000/mm3 merupakan hal

yang umum.

- EKG

PATOFISIOLOGI

Post partum sisa plasenta

Perdarahan/involusi luka episiotomy,edema, kelahiran bayi pertama kontraksi uterus tdk uteri memar jalan lahir adekuat

kurangnya pengalamanmerangsang ujung pengetahuan ttg perawatan resikoperdarahan

bayiLochea,vagina,vulva saraf bebas merupakan hal yanKotor hal yang baru

Resiko gangguan parentingKorteks serebri berhubungan dgn peran ibu kurang informasi

Port d’entry mikroorganisme

Nyeri dipersepsikan kurang pengetahuan

Resti infeksi tentang perawatan

Gangguan rasa nyaman post partum

nyeri

keterbatasan gerak kecemasan

gangguan mobilitas fisik,

ambulasi terganggu

FORMAT PENGKAJIAN POST PARTUM

UNIT KEPERAWATAN MATERNITAS

Tanggal masuk : 30 Juni 2012Ruang/kelas : Melati/IIIPengkajian tanggal : 2 Juli 2012

Jam masuk : 08.00 WIBKamar no. : Melati 1Jam pengkajian : 09.00WIB

I. IDENTITASNama pasien : Ny. AUmur : 38 tahunSuku/bangsa : Sunda/IndonesiaAgama : IslamPendidikan :Pekerjaan :Alamat : Jl. Kubang Selatan V no. 163Status perkawinan : MenikahNama suami : Tn. AUmur : 40 tahunSuku/bangsa : Sunda/IndonesiaAgama : IslamPendidikan :Pekerjaan :Alamat : Jl. Kubang Selatan no. 163

II. RIWAYAT KEPERAWATAN1. Keadaan umum :

Klien tampak masih merasakan kesakitan dan lemas

2. Keluhan utama :Nyeri bekas operasi SC

3. Keluhan tambahan:Klien merasa

4. Riwayat ObstetriA. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas AnakNo. Tahun Umur kehamilan Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB PJ

HAMIL SAAT INI

B. Post Partum SekarangRiwayat persalinan sekarang : G1P0A0 gravid 40-41 minggu + oligohidramionTipe persalinan : SCLama persalinan : Kala I : - Kala II : - Kala III : -

Kala IV: -

C. Rencana Perawatan Bayi : ( √ ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain-lainKesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : Breast care : sudah diajarkan

Perineal care : sudah diajarkan Nutrisi : sudah diajarkan Senam nifas : tidak terkaji KB : sudah diinformasikan Menyusui : sudah diajarkan

1. Riwayat Keluarga Berencana Melaksanakan KB : ( ) ya ( √ ) tidak Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Masalah yang terjadi :

2. Riwayat Kesehatan Pengobatan yang pernah dialami ibu : Pengobatan yang didapat : Riwayat penyakit keluarga

( ) Diabetes mellitus( ) Penyakit jantung( ) Hipertensi( ) Penyakit lainnya : sebutkan

3. Riwayat Lingkungan Kebersihan : Bahaya : Lainnya, sebutkan :

4. Aspek Psikososiala. Persepsi ibu setelah bersalin :b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?

Bila ya bagaimana c. Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin :d. Ibu tinggal dengan siapa :e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu :f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini :g. Kesiapan mental untuk menjadi seorang ibu : ( ) ya ( ) tidak

5. Kebutuhan Dasar KhususA. Pola nutrisi

1) Frekwensi makan :2) Nafsu makan :3) Jenis makanan rumah :4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :

B. Pola eliminasi1) BAK

Frekwensi : 5 kali Warna : kuning Keluhan : tidak ada

2) BAB Frekwensi : 1 /hari Warna : kuning Konsistensi : padat setengah lembek Keluhan : tidak ada

C. Pola personal hygieneMandi Frekwensi : 2/hari Sabun : ( √ ) ya ( ) tidak

D. Pola istirahat tidur1) Lama tidur : 6 jam2) Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada3) Keluhan : karena post SC, bekas jahitan masih terasa sakit

E. Pola aktifitas dan latihan1) Kegiatan dalam pekerjaan: ................................................................................................2) Waktu bekerja : ( ) pagi ( ) sore ( ) malam3) Olahraga : ( ) ya ( ) tidak

Jenisnya : ................................................................Frekwensi : ................................................................

4) Kegiatan waktu luang : ................................................................................................5) Keluhan dalam aktifitas : ................................................................................................

F. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan1) Merokok : tidak2) Minuman keras : tidak3) Ketergantungan obat : tidak

6. Pemeriksaan FisikKeadaan umum : baikTekanan darah : 110/80 mmHgRespirasi : 18 x/mnt

Kesadaran : CMNadi : 79 /menitSuhu : 36,5 °C

Mata : Konjungtiva : Anemis ( ) Tidak (√ ) Pupil : isokor Pandangan : Kabur ( ) Tidak kabur (√ )

Hidung : Reaksi alergi : tidak ada Sinus : tidak ada

Mulut dan tenggorokan : Gigi geligi : lengkap Lainnya, sebutkan :

Dada Inspeksi

o Areolla : Bersih (√ ) Kotor ( )o Papilla :

Rata ( ) Menonjol (√ ) Masuk ( )Lecet ( ) Tidak lecet ( √)Bersih (√ ) Kotor ( )

o Colostrum : Ada (√ ) Tidak ( )o Menggunakan otot-otot bantu pernafasan :Ya ( ) Tidak (√ )

Auskultasio Jalan nafas : Ada sekret ( ) Tidak (√ ) Jika ada, Banyaknya : - Warna : - Kental ( ) Tidak kental ( )o Suara nafas : o Irama : o Kelainan bunyi jantung : tidak ada

Abdomen & Genitourinary: Inspeksi

o Luka operasi :Kotor ( ) Tidak (√ )Jika ya, karena : Perdarahan( ) Infeksi ( )

Palpasio TFU : 2 jari di bawah umbilikuso Kontraksi : Baik (√ ) Tidak ( )o Bentuk : Mengecil ( ) Buncit (√ )o Diaktasis Rektus Abdominal : tidak terkajio Vesika urinaria : kosong

Auskultasio BU : 3 x/mnt

V ulva : Inspeksi

o Kebersihan: Bersih ( √) Tidak ( )o Warna : rubra (√ ) sangiolenta ( ) selosa ( )

Banyaknya tella/ pembalut : 2 tella Bau : berbau busuk ( ) tidak berbau (√ )

Perineum : Keadaan luka episiotomy : echimosis ( ) edema ( ) kemerahan ( ) eritema ( )

drainage ( ) Hematoma : ada ( ) tidak (√ ) Lochia : warna (...) jumlah (...) bau (...) bekuan darah (...)

konsistensi : (√ ) 1-3 hr rubra ( ) 4-10 hr serosa ( )> 10 hr alba

Anus : Hemoroid : ada ( ) tidak(√ ) Thrombosis : ada ( ) tidak (√ )

Ekstremitas : Tanda Homan : Edema :tidak ada Tekstur Kulit :lembab Nyeri :tidak nyeri

Bila dipalpasi,kekuatan otot :3/3

III. DATA PENUNJANG1. Laboratorium : .....................................................................................................................2. USG : .....................................................................................................................3. Rontgen : .....................................................................................................................4. Terapi yang didapat : infuse RL, obat suposutoria

Bandung, Pemeriksa

(...............................)

ANALISA DATA

Nama klien : Ny. AUmur : 38 tahun

Ruangan/kamar : MelatiNo. RM :

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS: klien mengatakan nyeri

pada luka SC

DO:-klien meringis

menahan nyeri

-skala nyeri > 2

-tampak enggan

bergerak

post partum

luka episiotomy,edema,memar jalan lahir

korteks serebri

nyeri dipersepsikan

gangguan rasa nyaman nyeri

Nyeri

2 DS: klien mengatakan sakit

untuk bergerak pada luka

episiotomy

DO: aktivitas dibantu oleh

perawat dan keluarga

Klien terlihat diam di

tempat tidur

Tampak kesakitan

Luka episiotomy masih

basah

Post partum

Luka episiotomy,edema,memar jalan lahir

Koerteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman nyeri

Keterbatasan gerak

Gangguan mobilitas fisik ambulasi terganggu

Mobilitas

fisik

terganggu

3 DS: klien mengatakan takut

DO: klien selalu bertanya

tentang kondisi dirinya dan

anaknya

Klien selalu bertanya

tentang perawatan anaknya

Post partum

Merupakan hal yang baru

Kurang informasi

Kurang pengetahuan tentang perawatan post partum

Stress bagi ibu

cemas

Kecemasan

4 DS: klien mengatakan

lemas

DO: klien tampak pucat dan

gelisah

Post partum

Sisa plasenta

Kontraksi uterus tidak adekuat

Resiko perdarahan

Resti

perdarahan

5 DS: klien mengatakan

masih ada perdarahan

DO: lochea (+)

Warnna normal

Keluaran lochea/softex

penuh

Post partum

Perdarahan involusi uteri

Lochea/vagina/vulva kotor

Port d’entry mikroorganisme

Resti infeksi

Resti infeksi

6 DS: klien mengatakan

belum bisa merawat

bayinya secara mandiri

DO: klien belum bisa

melakukan perawatan

bayinya sendiri

Post partum

Kelahiran bayi pertama

Kurangnya pengalaman/pengetahuan tentang perawatan bayi

Resiko gangguan parenting berhubungan dengan gangguan peran ibu

Resiko

gangguan

parenting

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Gangguan rasa nyaman

nyeri b/d luka episiotomi

Tupan:

Nyeri berkurang atau teratasi

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 3x24 jam

nyeri berkurang atau teratasi,

dengan criteria:

- Klien tidak mengeluh nyeri

- Nyeri hilang atau berkurang

- Skala nyeri menurun 0-1

- Klien bebas untuk bergerak

atau beraktifitas

- Klien tampak tidak menahan

nyeri

1. Atur posisi klien dengan senyaman

mungkin sesuai kebutuhan klien

2. Beri kesempatan klien mengungkapkan

pengalaman yang lalu dan nyeri, beri

ucapan selamat atas kelahiran bayinya

3. Beri perawatan rutin selama post partum

4. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam

5. Ciptakan lingkumgam yang tenang

1.membantu mengurangi rasa

nyeri

2.sarana distraksi dari pengaruh

nyeri

3. kecemasan karena kurang

informasi dapat

meningkatkan rasa nyeri

4. meningkatkan rasa control dan

menurunkan

ketidaknyamanan after pain

5. mengurangi dan

meningkatkan ketegangan

persepsi nyeri

2 Gangguan mobilisasi fisik

b/d nyeri

Tupan:

Mobilitas terpenuhi

1. Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan

ADL nya

1.Mengidentifikasi sehingga

bantuan yang diberikan dapat

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selam 8 jam

mobilitas terpenuhi dengan

criteria:

- Kebutuhan ADL terpenuhi

- Personal hygine terpenuhi

2. Bantu ADL klien semampunya

3. Dekatkan alat-alat memenuhi ADL agar

mudah terjangkau

4. Lakukan perawatan setiap hari

disesuaikan dengan

kemampuan klien

2.ADL dapat terpenuhi

3.ADL klien terpenuhi dengan

bantuan minimal dan meraih

klien untuk ambulasi

4.Mempercepat penyembuhan

luka episiotomy sehingga

klien cepat mandiri

melakukan ADL

3 Gangguan rasa aman cemas

b/d kurangnya pengetahuan

tentang perawatan post

partum dan perawatan bayi

Tupan:

Cemas berkurang atau teratasi

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 1-2 hari,

dengan criteria:

- Klien tidak merasa cemas,

takut

- Klien terlihat tenang

1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang

perawatan post partum

2. Health education keperawatan post partum

dan bayi baru lahir

3. Anjurkan keluarga untuk member

dukungan pada klien

1. Mengetahui tingkat

pengetahuan klien sehingga

intervensi dapat ditentukan

dengan cepat

2. Mmeningkatkan

pengetahuan klien tentang

perawatan post partum dan

BBL sehingga dapat

menurunkan kecemasan

- Ekspresi wajah klien segar

- TTV dakam batas normal

3. Meningkatkan koping,

cemas dapat berkurang

4 Resiko perdarahan b/d

kontraksi uterus yang tridak

adekuat

Tupan:

Perdarahan tidak terjadi

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan dalam waktu 3-4

jam perdarahan tidak terjadi,

dengan criteria:

- Perdarahan di uterus tidak

ada

- Perdarahan tidak tampak

pucat

- TD dalam batas normal

1. Observasi TTV

2. Monitor Hb

3. Kolaborasi dengan dokter pemberian

cairan

4. Anjurkan klien untuk banyak istrahat

1. Merupakan indicator

terjadinya resiko perdarahan

2. Mengetahui indikasi

terjadinya anemia

3. Mengganti kekurangan

vlume darah dan cairan

elektrolit dalam tubuh

4. Dengan banyak istrahat

akan mengurangi terjadinya

peradarahan yang lebih

lanjut

5 Resiko terjadinya infeksi

b/d perdarahan atau lochea

pervaginam

Tupan:

Infeksi tidak terjadi

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

1. Berikan perawatan perineum setiap hari

2. Anjurkan membersihkan vagina dengan

benar setelah BAB/BAK

3. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi saat

1. Menjaga kebersihan

sehingga terhindar dari

infeksi

2. Menjaga kebersihan klien

keperawatan selama 7 jam

infeksi tidak terjadi, dengan

criteria:

- Tanda-tanda infeksi tidak

ada

- Bau lochea normal

melakukan perawatan perineum sehingga dapat infeksi dapat

dihindari

3. Deteksi dini terhadap

adanya infeksi perineum

6 Resiko gangguan parenting

b/d gangguan peran ibu

Tupan:

Ibu bisa menjalankan perannya

sehingga ibu dengan baik

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 1 kali 24

jam ibu bisa menjalankan

perannya,dengan criteria:

- Ibu dapat merawat bayinya

dengan mandiri

- Ibu dapat mengepresikan

perasaan kasih sayangnya

kepada bayi

1. Beri kesempatan ibu mengepresikan

perasaannya sebagai ibu

2. Tempatkan ibu dan bayi dalam satu

ruangan jika memungkinkan

3. Beri kesempatan ibu berpartisispasi dalam

perawatan bayinya

4. Berikan perawatan pada bayi jika ibu

kelelahan

5. Ajarkan ibu teknik perawatan bayi yang

diperlukan (menyusui, mengganti popok)

1. Dengan mengekspresikan

perasaan, ibu dapat

memberikan kasih saying

kepada ibunya

2. Dapat mempererat

hubungan tali kasih antara

ibu dan anak,ibu akan lebih

tenang jika bayi ada

disampingnya

3. Agar ibu dapat mengetahui

cara merawat bayi secara

madiri

4. Mengurangi rasa lelah yang

dialami ibu

5. Agar ibu dapat melakukan

perawatan bayi secara

mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta; EGC.

Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana perawatan Maternal / Bayi: Edisi 2. Jakarta; EGC.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas / Persis Mary Hamilton ; alih bahasa, Ni Luh Gede Yasmin Asih. –Ed 6.—Jakarta; EGC.

Hanifa Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan / editor kedua—Ed.3—Cet.6—Jakarrta; Yayasan Bina Pustaka.

Indonesia, Departemen Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Komunikasi Terapetik Dalam Asuhan Kebidanan. Jakata; Depatemen Kesehatan.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Medan; Valentino Grup.

Parrer, H. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta; EGC.

Mansjoer, Arif…[et al.]. 2000. Kapita Selekta Kedokteran—Ed.3, cet.1,--. Jakarta; Media Aeskulapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.