nilai ambang batas barang elektronika dan standarisasi
TRANSCRIPT
NILAI AMBANG BATAS BARANG ELEKTRONIKA DAN STANDARISASI
OLEH :
I Gede Dharma Prateka Atmaja (1104505030)
PROGRAM STUDY TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
2011-2012
Jimbaran
Nilai Ambang Batas Barang Elektronika
1.1 Nilai Ambang Batas
Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam
lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas juga
diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini
mempunyai tujuan sama. Pakar menyatakan, peralatan rumah tangga asalkan memakai
sumber listrik pasti memancarkan radiasi gelombang elektromagnet, dari AC (air
conditioner), televisi, komputer, mikrowave, alat pelembab udara, sampai peralatan kecil
pengering rambut, telepon genggam, charger dan papan listrik, semuanya dapat
memancarkan radiasi gelombang elektromagnet, namun volume radiasi peralatan tersebut
berbeda-beda (tentunya berbeda dengan barang-barang yang tidak memakai listrik seperti
kebutuhan pakaian, sepatu lukis, maupun furniture).
1.2 Apa Itu Radiasi
Radiasi yang berarti pemancaran atau penyinaran merupakan penyebab partikel-
partikel elementer dan energi radiasi dari suatu sumber radiasi. Energi radiasi dapat
mengeluarkan elektron dari inti atom dan sisa atom akan dapat menjadi muatan positif dan
disebut ion positif, sementara itu elektron yang dikeluatkan itu dapat tinggal bebas atau
mengikat atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Peristiwa pembentukan ion
positif dan ion negatif tersebut disebut dengan proses ionisasi. Ini sangat penting untuk
diketahui karena melalui proses ionisasi ini jaringan tubuh akan mengalami kelainan atau
merasakan suatu reaksi pada sel-sel tubuh.
Meski dewasa ini berbagai peralatan elektronik menyumbangkan radiasi gelombang
electromagnet yang menyebabkan gelombang electromagnet terdapat dimana-mana, tapi
pakar menunjukkan, tidak semua radiasi tersebut membahayakan manusia. Kalau besar
kecilnya radiasi dapat dikontrol dalam lingkup yang ditetapkan, akan berperan positif dan
bermanfaat, misalnya alat fisioterapi menggunakan tenaga panas radiasi gelombang
elektromagnet untuk menghilangkan radang dan menyembuhkan penyakit, maka, masalah
kuncinya ialah perlu mengontrol besar kecilnya radiasi gelombang elektromagnet dalam
lingkup yang aman.
Gambar 1.1 Berbagai macam alat elektronik yang menghasilkan radiasi
1.3 Nilai Ambang Batas Alat Elektronika Di Sekitar Hidup Manusia
Di abad ini alat elektronika dapat kita temui hampir di setiap sudut ruangan kita
berada, baik di rumah, kantor, kampus, maupun tempat umum. Sebagai contoh alat
elektronika yang ada di tempat yang paling sering kita tempati yaitu rumah. Penempatan
perangkat-perangkat elektronik tersebut secara sembarangan, dipastikan akan berdampak
buruk bagi kesehatan manusia penghuni rumah tersebut. Karena dengan jarak yang tidak
aman antara perangkat elektronik dengan penggunanya, apabila ini berlangsung secara
terus-menerus akan memberi dampak negatif. Berikut merupakan nilai ambang batas pada
alat – alat elektronik disekitar kita :
1.3.1 Nilai Ambang Batas Getaran
Nilai Ambang Batas getaran untuk pemaparan tangan-lengan dengan parameter percepatan.
pada sumbu yang dominan: 4 m/det2 atau 0,40 Grav.Untuk mengetahui pengaruh getaran
terhadap kesehatan kerja, maka perlu diketahui nilai ambang batas dari getaran ini. Cara
untuk mengetahui nilai ambang batas dilakukan dengan mengukur getaran yang ada
kemudian dibandingkan dengan NAB yang diijinkan. Berikut ini NAB getaran berdasarkan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.Pengendalian getaran
tangan-lengan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat
paparan getaran tangan-lengan
Tabel 1.1 Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan
1.3.2. Nilai Ambang Batas Suhu
Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola
(ISBB) tidak
diperkenankan melebihi:
a) Untuk beban kerja ringan : 30,0 oC
b) Untuk beban kerja sedang : 26,7 oC
c) Untuk beban kerja berat : 25,0 oC
CATATAN
- Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 – 200 kilo kalori/jam.
- Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih besar 200 – 350 kilo kalori/jam.
- Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih besar dari 350–500 kilo kalori/jam.
Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja adalah
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di
Tempat Kerja, pasal 1 ayat 9 berbunyi :
“Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang disingkat
ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan
antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola”.1
Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya
tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola
(Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah:
1. Untuk pekerjaan diluar gedung
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
2. Untuk pekerjaan didalam gedung
ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi
Alat yang dapat digunakan adalah heat stress area monitor untuk mengukur suhu
basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer bola untuk
mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan questemt
digital. Pengukuran dilakukan pada tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan kira – kira
satu meter dari pekerja.
Tabel 1.2 Standar Iklim Kerja di Indonesia
Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kaloiri 100 – 200 kilo kalori /jam.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori/ jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 – 500 kilo kalori /jam.
1.3.3 Nilai Ambang Batas Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara). Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan
terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada
frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum
elektromagnetik.
Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai
beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi
elektrik maupun magnetik.
Tabel 1.3 Nilai Ambang Batas Radio
Keterangan :
kHz : Kilo Hertz
MHz : Mega Hertz GHz : Gega Hertz
f : frekuensi dalam MHz
mW/cm2 : mili Watt per senti meter pcrsegi VIm: Volt per Meter
A/m : Amper per Meter
1.3.4 Lampu Neon
Kebanyakan masyarakat saat ini masih menggunakan lampu jenis neon untuk
pencahaan di rumahnya. Tidak disadari oleh masyarakat luas bahwa, lampu jenis Neon ini
mampu memancarkan sinar UV (Ultra Violet) 253,7nm dan 185nm yang bisa berakibat
buruk bagi kesehatan jika digunakan dalam jangka waktu lama. Lampu TL mengandung
sampai 5 mg MERCURY (dalam bentuk uap atau bubuk). Penelitian yang pernah dilakukan
WHO menyebutkan bahwa gas yang berada di dalam lampu neon saat ini merupakan gas
yang amat berbahaya karena bisa memancarkan radiasi jika dialiri aliran listrik. Dengan
beralih menggunakan lampu pijar ataupun jenis SL, akan mengurangi dampak dari radiasi
UV yang ditimbulkan oleh lampu jenis Neon. Lampu, lampu pijar yang digunakan
dirumah-rumah memiliki tingkat radiasi medan listrik sebesar 0,002 kV/m pada jarak 30
cm. Sedangkan untuk lampu hemat energi memiliki tingkat radiasi sekitar 0,0008 kV/m
pada jarak 30 cm.
1.3.5 Televisi
Pada umumnya masyarakat kita memiliki pesawat televisi selebar 17 inchi, dengan
jenis monitor televisinya adalah CRT (Cathode Ray Tube). Masyarakat menonton televisi
rata-rata berjarak 1,5 meter dengan pesawat televisinya. Sebuah jarak yang tidak aman saat
menonton. Radiasi gelombang elektromagnetik sebuah monitor CRT yang pernah diukur
sebesar 2 miliroentgens per jam/tahun. Berdasarkan teori yang ada, jarak aman minimal
menonton televisi adalah kirakira dua kali lebar layar dari televisi, lebih tepat 1,87 x lebar
layar untuk substended sudut 30 derajat. Radiasi yang dihasilkan oleh televisi berwarna, TV
memiliki radiasi sekitar 60 µT, untuk jarak ≥ 3 cm memiliki radiasi sebesar 0,25-50 µT,
jarak ≥30 cm memiliki radiasi sebesar0,04-2 µT serta untuk jarak lebih dari 1 meter
memiliki radiasi sebesar 0,01-0,15 µT.
Gambar 1.2 Televisi
1.3.6 Handphone (Telepon Genggam)
Masyarakat luas pada umumnya menggunakan telepon genggam untuk
berkomunikasi (saat melakukan panggilan atau menerima panggilan) dengan jangka waktu
yang relatif lama. Masyarakat juga menaruh telepon genggam pada tempat yang tidak
semestinya, misalnya kantong celana, kantong baju ataupun di pinggang. Hasil penelitian
tentang radiasi yang dipaparkan oleh sebuah telepon genggam adalah sebesar 5 – 80
miliroentgens / jam. Menurut pengalaman dan teori yang ada, sebaiknya meletakkan
telepon genggam pada jarak yang aman apabila tidak sedang menggunakanya.
Batas radiasi pada telepon genggam atau handphone tercatat sebesar 1,6 w/kg
sedangkan batas aman radiasi handphone pada tubuh sebesar 10mw/cm². Ponsel dengan
frequensi 1800 MHz dalam waktu dekat ini akan mulai memasuki pasaran dan sudah
barang tentu akan ditawarkan dengan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan
ponsel yang sudah ada.
Gambar 1.3 Radiasi pada ponsel
Bila dilihat dari frequensi yang digunakan, maka panjang gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel akan berkisar antara 1 meter sampai dengan
0,01 meter. Oleh karena komunikasi menggunakan ponsel akan megeluarkan gelombang
elektromagnetik, maka radiasi elektromagnetik yang keluar dari emiter ponsel secara
teoritis akan berdampak pada tubuh manusia, khususnya bagian kepala sekitar telinga.
Berikut beberapa tips cara menangkal atau mengurangi radiasi dari ponsel :
1. Gunakan Headset
Inilah cara yang paling mudah untuk menangkal ancaman radiasi ponsel. Tentu
saja, kita tidak bisa menolak untuk menerima panggilan telepon. Namun jika
Anda masih khawatir, ada baiknya menggunakan headset. Intinya adalah telepon
genggam Anda, tidak terlalu dekat dengan otak.
2. Kurangi Bluetooth dan Headset Wireless
Menggunakan headset bisa menjadi pilihan untuk mengurangi radiasi ponsel.
Namun ingat, pilih headset yang konvensional alias yang masih menggunakan
kabel untuk terhubung dengan ponsel. Jangan menggunakan headset wireless.
Fitur bluetooth di ponsel juga jangan terus menerus diaktifkan, gunakan
seperlunya.
3. Menggunakan speaker ketika bertelepon juga bisa menjadi pilihan. Namun tentu
saja, ada rasa kurang nyaman ketika hal ini dilakukan di tempat publik. Tapi
setidaknya, Anda tidak harus menempelkan ponsel di kepala ketika bertelepon.
Jadi pilihan ini mungkin bisa digunakan ketika Anda tengah berada di tempat
privat seperti di rumah.
4. Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel belakangan memunculkan casing berkemampuan
khusus yang diklaim bisa meminimalisir hantaran radiasi yang berasal dari
ponsel. Jika dirasa diperlukan, mungkin Anda bisa mencarinya di pertokoan.
5. Sudut Ruangan
Hindari menerima telepon di sudut ruangan. Sudut ruangan yang biasanya sepi
namun di sisi lain terkadang juga menjadi tempat di mana sinyal telepon menjadi
lemah. Nah, sinyal yang lemah justru dikatakan memicu radiasi yang lebih
tinggi. Hal ini berlaku pula di area yang sempit/kecil seperti lift.
6. Jangan Selalu Menempel
Ponsel yang Anda gunakan boleh saja menjadi gadget kesayangan, namun untuk
kesehatan yang lebih baik, ada baiknya Anda jangan selalu nempel dengan
ponsel tersebut. Ponsel yang tidak digunakan direkomendasikan ditaruh di tas
atau di atas meja. Hal ini dikatakan lebih baik ketimbang ditempatkan di kantong
celana.
7. Diam Kala Menelpon
Ketika menerima telepon sebaiknya Anda tidak berjalan-jalan. Pasalnya, dalam
keadaan bergerak maka sinyal ponsel akan terus mencari pancaran sinyal yang
kuat dari base transceiver station (BTS). Aktivitas ini justru akan menguatkan
radiasi.
8. Gunakan Dua Telinga
Hindari penggunaan satu bagian telinga ketika bertelepon. Misalnya, selalu
menerima telepon dengan telinga bagian kiri saja. Menurut para ahli, hal ini
justru tidak baik. Manfaatkan kedua telinga Anda untuk meminimalisir radiasi
yang terpancar
Lembaga peneliti di WHO, International Agency for Research on Cancer (IARC),
mengeluarkan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa menggunakan ponsel terlalu
lama akan mengakibatkan terjadinya Tumor Otak Jenis Glioma. Demikian dilansir CNN.
Radiasi ini diukur dalam satuan specific absorbed radiation atau SAR.
Berikut adalah ponsel-ponsel dengan tingkat radiasi tertinggi, urutan mulai dari
yang terendah hingga tertinggi dalam kategori berbahaya jika digunakan secara berkala
seperti ditulis Cnet :
1. Motorola i576
Tingkat SAR: 1.45
2. Kyocera X-tc
Tingkat SAR: 1.45
3. Kyocera Wild Card M1000
Tingkat SAR: 1.46
4. Motorola Atrix 4G
Tingkat SAR: 1.47
5. LG Chocolate Touch
Tingkat SAR: 1.47
6. HTC Desire
Tingkat SAR: 1.48
7. Motorola Droid 2
Tingkat SAR: 1.49
8. Motorola Droid
Tingkat SAR: 1.49
9. Sanyo Vero
Tingkat SAR: 1.49
10. LG Rumor 2
Tingkat SAR: 1.51
11. ZTE Salute
Tingkat SAR: 1.52
12. Motorola Grasp
Tingkat SAR: 1.51
13. Motorola Defy
Tingkat SAR: 1.52
14. Nokia Astound
Tingkat SAR:1.53
15. Motorola i335
Tingkat SAR: 1.53
16. Kyocera Jax S1300
Tingkat SAR: 1.55
17. Sony Ericsson Xperia X10 Mini Pro
Tingkat SAR: 1.55
18. Sony Ericsson Satio (Idou)
Tingkat SAR: 1.56
19. Motorola Droid 2 Global
Tingkat SAR: 1.58
20. Motorola Bravo
Tingkat SAR: 1.59
1.3.7 Kipas Angin dan AC (Air Conditioner)
Masyarakat awam yang menggunakan pendingin ruangan tanpa batasan jarak aman
serta suhu normal yang bisa diterima oleh manusia pada ruangan tertutup, berdampak pada
keluhan kesehatan pada penggunanya. Umumnya masyarakat menempatakan AC maupun
kipas angin langsung mengarah kepada manusia yang menggunakannya. Menurut aturan
yang benar, penempatan AC maupun kipas angin yang benar adalah, dengan mengarahkan
hembusan AC maupun kipas angin kearah samping ataupun membelakangi dari arah
penggunanya. Penggunaan AC memberikan efek negatif kepada lingkungan, khususnya
yang diakibatkan oleh komponen utama dala penggunaan AC, CFC dapatmengakibatkan
penipisan lapisan ozon dan pemanasan global yang saat ini semakin dapat dirasakan
dampaknya. Oleh karenaitu, sebaiknya AC digunakan dalam batas penggunaan yang wajar
dan tidak berlebihan, apabila ruangan tidak membutuhkan AC, AC sebaiknya dimatikan.
Rata-rata suhu yang dipakai oleh penggguna AC mencapai 22 derajat celcuis. Sedangkan
suhu normal yang direkomendasikan untuk manusia pada ruangan tertutup adalah sebesar
18°C - 30°C.
1.3.8 Lemari Pendingin (Kulkas)
Masyarakat pada umumnya menempatkan sebuah lemari pendingin atau kulkas di
sudut suatu ruangan misalnya dapur ataupun di ruang makan keluarga. Mereka
menempatkan kulkas dengan posisi pintu kulkas membelakangi tembok. Menurut sebuah
penelitian yang pernah dilakukan bahwa bagian yang mengeluarkan radiasi, adalah bagian
belakang dari sebuah kulkas itu sendiri terutama pada bagian mesin elektroniknya. Itupun
tidak terlalu tinggi. Intensitas listrik yang pernah diukur hanya 5 Volt/meter. Pada lemari
pendingin memiliki radiasi elektromagnetik sebesar 3 µT, pada jarak 3 cm memiliki radiasi
elektromagnetik sebesar 0,5-1,7 µT, pada jarak 30 cm memiliki radiasi elektromagnetik
sebesar 0,01-0,25 µT, sedangkan pada jarak 1 meter memiliki radiasi elektromagnetik
sebesar < 0,01 µT.
Gambar 1.4 Lemari Es (kulkas)
1.3.9 Laptop
Intensitas penggunaan yang tinggi ternyata berisiko untuk menyebabkan terjadinya
keluhan kesehatan. Pengguna laptop yang meletakkan laptop di atas paha dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan masalah pada tubuh, selain itu juga akan mengganggu
fertilitas pada remaja dan lelaki dewasa. Radiasi yang dihasilkan laptop/komputer, memiliki
radiasi mencapai 45 µT, tetapi apabila dengan jarak ≥ 3 cm radiasi yang terjadi sebesar
0,5-30 µT, dengan jarak ≥30 cm radiasi yang terjadi sebesar < 0,001 µT.
Gambar 1.5 Radiasi Laptop
1.3.10 Seterika
Seterika memiliki radiasi elektromagnetik mencapai 35 µT, sebesar 8-30 µT pada
jarak ≥ 3 cm, 0,12-0,3 µT pada jarak ≥30 cm dan pada jarak lebih dari 1 m memiliki radiasi
sebesar 0,01-0,03 µT.
Gambar 1.6 Seterika
1.3.11 Oven Microwave
Oven Microwave umumnya diletakkan di dapur sangat dekat dengan orang-orang
yang sedang beraktifitas di tempat ini. Rata-rata penempatan perangkat ini antara 1 – 1,5
meter dari orang yang sedang melakukan kegiatan di dapur.
Gambar 1.6 Microwave
Beberapa literatur dan teori yang ada, dengan menjaga jarak aman dari sebuah oven
microwave yang sedang dalam keadaan beroperasi, akan menghindari atau paling tidak
meminimalisir dampak radiasi yang ditimbulkan dari perangkat tersebut. Diusahakan
menggunakan oven microwave hanya untuk keperluan tertentu yang mendesak seperti
menghangatkan makanan), Gelombang mikro yang dihasilkan oleh sebuah oven microwave
sebesar 10 mW/cm2. . Oven mikrogelombang bekerja dengan
memancarkan radiasi gelombang mikro, biasanya pada frekuensi 2.450 MHz (dengan
panjang gelombang 12,24 cm). Nilai ambang batas aman yang direkomendasikan untuk
gelombang mikro mencapai 10 mW/cm2 berlaku di Amerika, sedangkan di Rusia, nilai
ambang batas amannya sebesar 0,01 mW/cm2.
1.3.12 Gardu Listrik
Radiasi elektromagnetik yang dihasilkan dari peralatan- peralatan didalam gardu
listrik, maka bisa dilakukan pemeriksaan besarnya radiasi elektromagnetik disekitar gardu
menggunakan gauss meter. Pada beberapa negara sudah menerapkan batasan seperti swedia
yang menerapkan 0,5 mG sebagai batas maksimum atau 0,25 mG pada jarak 50cm dan
rusia yang menerapkan 1 mG sebagai batas aman. Besarnya radiasi elektromagnetik dari
peralatan- pralatan listrik akan berkurang seiring dengan jarak, jadi besarnya radiasi pada
jarak 4m akan jauh lebih kecil jika kita berada pada jarak 1m, produk turunan dari radiasi
elektromagnetik adalah dalam bentuk panas, oleh karena gardu listrik itu berbentuk
bangunan tertutup dengan ventilasi maka panas tersebut tidak terasa sampai keluar
bangunan.
Gambar 1.7 Gelombang Gardu
1.3.13 Komputer dan Perangkatnya
Perangkat komputer yang mengeluarkan radiasi adalah monitor jenis CRT dan
mouse optic. Masyarakat luas kebanyakan masih menggunakan monitor jenis CRT dan
mouse optic yang berkualitas kurang bagus. Sikap duduk yang kurang tepat dalam
menggunakan computer juga masih menjadi hal biasa dilakukan oleh masyarakat saat ini.
Paparan radiasi yang ditimbulkan oleh monitor CRT yang pernah diukur, sebesar 2
milirem/jam/ harinya. Sedangkan untuk radiasi mouse optic, mengeluarkan 25-400
milirem/jam. Menurut teori dan pengalaman yang ada, disarankan masyarakat menjaga
jarak pandang antara mata dengan monitor. Disarankan, sewaktu menggunakan computer
jarak mata kita dengan monitor ± 46-47 cm, dengan sudut pandang mata kita terhadap
monitor kurang lebih sebesar 15°. Paparan radiasi yang ditimbulkan oleh monitor
CRT yang pernah diukur, sebesar 2 milirem/jam/ harinya. Sedangkan untuk radiasi mouse
optic, mengeluarkan 25-400 milirem/jam. Sedangkan rekomendasi tentang nilai ambang
batas aman yang dikeluarkan oleh ICRP (International Commission on Radiation
Protection), adalah sebesar 0,5 rem/tahun untuk orang awam dan 5 rem/tahun untuk pekerja
lingkungan radiasi.
1.3.14 Wi-Fi (Wireless Fidelity)
Wi-Fi (atau Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan dari Wireless Fidelity,
memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal
Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE
802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang
dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari
luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Awalnya Wi-Fi ditujukan
untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (Local Area Network),
namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan
seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital
assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau
dikenal dengan hotspot) terdekat. Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11 .
Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n.
Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu
produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.
Table 1.4 Spesifikasi Wifi
Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Cocok Dengan
802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s 5 GHz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b,g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b,g,n
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak
diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal
di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya
jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling luas dalam
pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b /g) beroperasi pada 2.400 MHz
sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11channel (masing-
masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
Channel 1 - 2,412 MHz;
Channel 2 - 2,417 MHz;
Channel 3 - 2,422 MHz;
Channel 4 - 2,427 MHz;
Channel 5 - 2,432 MHz;
Channel 6 - 2,437 MHz;
Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz;
Channel 9 - 2,452 MHz;
Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi
dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (Wireless Local Area
Network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan
kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah
memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan. Teknologi internet berbasis
Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada
Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat
bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu
bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network
(WMAN). Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat
WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM
(Industrial, Scientific and Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis
802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang
bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat khususnya di kalangan komunitas Internet
menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan
akses. artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan
tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan
surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket
digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access
point atau hotspot. Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut yang dibangun oleh
operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan dipicu factor
kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300
dollar Amerika Serikat. Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi
yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet Service
Providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.
1.4 Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu
kesehatan dan kenyamanan lingkunagn yang dinyatakan dalam satian decibel (dB).
Nilai Ambang Batas kebisingan menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: Kep-51/Men/1993 tentang nilai ambang batas untuk kebisingan adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.5 Ambang batas kebisingan
Waktu pemejanan perhari Intensitas kebisingan dalam dBA
8
Jam
85
4 88
2 91
1 94
30
Menit
97
15 100
7.5 103
3.75 106
1.88 109
0.94 112
28.12
Detik
11514.06 1187.0 121
3.52 124
1.76 1270.88 1300.44 1330.22 1360.11 139
Kebisingan dapat berhubungan dengan terjadinya penyakit hipertensi. Hal ini
didukung dengan suatu studi epidemiologis di Amerika Serikat. Peneliti tersebut
mengaitkan masyarakat, kebisingan, serta risiko terjangkit penyakit Hipertensi. Hasil
penelitian tersebut menyebutkan bahwa masyarakat yang terpapar kebisingan, cenderung
memiliki emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan emosi tersebut akan mengakibatkan
stress. Stress yang cukup lama, akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh
darah, sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh
tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan inilah yang disebut
hipertensi. Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai di hampir
semua negara.6) Kelompok ilmuwan WHO berpendapat bahwa perlu dilakukan tindakan
pencegahan primer terhadap hipertensi. Pencegahan primer ini makin perlu dilakukan
karena kira-kira setengah dari penderita hipertensi
tidak menyadari akan bahaya penyakitnya karena tanpa keluhan sama sekali.
Dari analisis dan penelitian yang dilakukan, dampak atau polutan buruk yang
ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik, medan magnet dan medan listrik dari
beberapa peralatan listrik rumah tangga tersebut mampu membuat kesehatan manusia
ataupun penggunanya terganggu. Hal ini dikarenakan radiasi-radiasi tersebut melebihi
ambang batas aman yang diperbolehkan dan diterima oleh manusia.
Akibat buruk atau polutan yang timbul dari radiasi perangkat elektronik tersebut adalah
sebagai berikut
Akibat radiasi lampu Neon
1) Uap mercury bisa mengurangi metabolisme tubuh
2) Pada anak-anak bisa menurunkan tingkat IQ
3) Berdampak panjang di usia lanjut
Akibat radiasi Televisi.
1) Mengalami iritasi pada mata
2) Jika terlalu lama terpapar, wajah akan memerah
3) RSI (Repetitive Strain Unit), merupakan keluhan pada kerangka otot dan sakit urat
otot
Akibat radiasi Handphone
1) Berkurangnya kesuburan pria, jika menaruh handphone di saku celana
2) Peluang terkena kanker otak
3) Kerusakan sel-sel telapak tangan
4) Menyebabkan amnesia akut
5) Menyebabkan sakit kepala kronis
6) Timbulnya penyakit persendian
7) Menimbulkan rasa panas pada kulit
8) Merusak DNA
Akibat radiasi Kipas Angin dan AC
1) Obesitas Sick Building Syndrome, perpindahan dari ruangan yang dingin ke tempat
yang panas.
2) Penularan penyakit
3) Penuaan kulit
Penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai alternatif untuk mengganti ventilasi alami dapat
meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja, namun AC yang jarang dibersihkan
akan menjadi tempat nyaman bagi mikroorganisme untuk berbiak. Kondisi tersebut
mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight
Building Syndrome (TBS).
Pada dasarnya desain AC yang dipakai untuk mengatur suhu ruangan secara kontinu dapat
mengeluarkan bahan polutan. Kadar gas-gas SO2, CO2, dan O2 di dalam ruangan tidak
dipengaruhi oleh keberadaan AC. Bahan partikulat dapat dikurangi secara signifikan oleh
AC dengan filter yang efektif. Kadar pollen di dalam ruangan dapat berkurang secara
signifikan dengan adanya AC. Jumlah bakteri dan spora di gedung dengan AC
kemungkinan akan lebih sedikit daripada gedung tanpa AC, walaupun sampai saat ini hal
tersebut masih diperdebatkan. Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational
Safety and Health (NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan
yaitu (Aditama, 2002).
Akibat Lemari Pendingin atau Kulkas
1) Belum ditemukan suatu dampak paparan radiasi, karena medan listrik yang
dihasilkannya sangat kecil sekali.
Akibat Radiasi Komputer
2) Iritasi pada mata
3) Katarak mata
4) RSI (Repetitive Strain Unit), merupakan keluhan pada kerangka otot dan sakit urat
otot
Pada komputer, perangkat komputer yang mengeluarkan radiasi adalah monitor jenis
CRT dan mouse optic. Masyarakat luas kebanyakan masih menggunakan monitor jenis
CRT dan Mouse optic yang berkualitas kurang bagus. Sikap duduk yang kurang tepat
dalam menggunakan computer juga masih menjadi hal biasa dilakukan oleh masyarakat
saat ini.
Paparan radiasi yang ditimbulkan oleh monitor CRT yang pernah
diukur, sebesar 2 milirem/jam/harinya. Sedangkan untuk radiasi mouse optic,
mengeluarkan 25-400 milirem/jam. Menurut teori dan pengalaman yang ada, disarankan
masyarakat menjaga jarak pandang antara mata dengan monitor. Disarankan,
sewaktu menggunakan computer jarak mata kita dengan monitor ± 46-47 cm, dengan sudut
pandang mata kita terhadap monitor kurang lebih sebesar 15°. Akibat radiasi computer
antara lain iritasi pada mata, katarak mata, RSI (Repetitive Strain Unit)
merupakan keluhan pada kerangkaotot dan sakit urat otot, dan penyakit lainnya.
Paparan radiasi yang ditimbulkan oleh monitor CRT yang pernah diukur, sebesar 2
milirem/jam/harinya. Sedangkan untuk radiasi mouse optic, mengeluarkan 25-400
milirem/jam. Sedangkan rekomendasi tentang nilai ambang batas aman yang
dikeluarkan oleh ICRP (International Commission on Radiation Protection) adalah
sebesar 0,5 rem/tahun untuk orang awam dan 5 rem/tahun untuk pekerja lingkungan
radiasi.
Akibat Radiasi Wi-fi
Menurut hasil temuan, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada
satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu murid, lebih tinggi ketimbang
tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya.
Pengukuran menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih
kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel. Temuan ini dianggap signifikan karena
anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam
tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih
banyak daripada orang dewasa. Di perkotaan Inggris, hotspot Wi- Fi muncul bak jamur.
Wi-Fi digunakan pada 70 persen sekolah secondary dan 50 persen sekolah primer. Berbeda
dengan pengukuran tingkat radiasi di sekolah Norwich itu jauh di bawah ambang batas
keamanan yang dibuat pemerintah. Bahkan masih 600 kali di bawah ambang batas. Tapi
sebagian ilmuwan menduga basis ambang batas itu tidak benar. Para saintis juga prihatin
dengan tidak adanya penelitian tentang dampak radiasi jaringan nirkabel (Wi-Fi). Padahal
untuk riset serupa pada ponsel dan menara radio ada ribuan.
Table 1.6 Tabel Nilai Ambang Batas Wifi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP- 51/MEN/1999,
bahwa nilai ambang batas untuk gelombang elektromagnetik adalah 10mW/cm2. Dari hasil
pengukuran yang dilakukan terhadap sinyal wi-fi didapat hanya memancarkan sinyal
elektromagnetik sebesar 0,01mW/cm2. Sehingga menurut nilai ambang batas yang
ditetapkan, bahwa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh wi-fi adalah tidak
berbahaya bagi manusia. Meskipun sinyal elektromagnetik yang dipancarkan wi-fi hanya
1/1000 dari nilai ambang batas yang ditentukan, tetapi berdasarkan riset dari para ilmuan
ditemukan fakta yang lain yaitu radiasi wi-fi dapat meningkatkan resiko terjadinya autisme
pada ana kanak serta menimbulkan gejala-gejala elektro sensitif pada orang dewasa. Fakta
tersebut didasarkan pada beberapa penelitian yang ditemukan oleh para ahli. Untuk kasus
autisme pada anak-anak didasarkan pada penelitian sebagai berikut :
1) "Radiasi elektromagnetis dari Wi- Fi kelihatannya menjebak unsure tertentu dalam
otak dan menyebabkan gejala autisme pada anak makin meningkat," (Carlo. 2007).
2) Tekanan radiasi elektromagnetik sebagai salah satu penyebab meningkatnya kasus
autisme dalam dua dekade terakhir di AS (Mariea. 2007).
Sementara pengaruh negatif wi-fi pada orang dewasa ditandai dengan adanya efek
elektro sensitif. Kasus tersebut sesuai dengan penelitian terhadap suatu kejadian di London
yang menimpa seorang wanita yang mengaku merasakan pusing serta mual-mual bila dekat
dengan sumber sinyal wi-fi. Setelah di konsultasikan ke dokter, bahwa dia mengalami
electrosensitive. Bukan hanya terhadap wi-fi, tetapi juga sumber-sumber yang
mengeluarkan sinyal elektromagnetik (Kristo. 2007).
Standarisasi
1.5 Dampak Penggunaan Komputer
Tenyata tak selamanya kemajuan dunia komputer berdampak positif bagi manusia.
Salah satu hal yang paling mudah diamati adalah dampak komputer bagi kesehatan individu
pemakainya. Dan dari semua keluhan kesehatan yang pernah ada, kebanyakan keluhan
datang dari para pengguna laptop. Laptop atau notebook sebagai sarana mobile-computing
memang dirancang seefesien mungkin untuk dapat dengan mudah dibawa ke manapun.
Namun efesiensi yang didapat dari penggunaan laptop ini rupanya harus dibayar mahal
dengan mengorbankan faktor ergonomic yang sangat berperan dalam menjamin
kenyamanan dan kesehatan sang pemakai.
Salah satu kasus gangguan kesehatan dalam penggunaan laptop dialami oleh
Danielle Weatherbee (29 tahun) dari Seattle, seperti yang ditulis dalam buku Using
Information Technology. Karena kebiasaannya sehari-hari yang mempergunakan laptop di
mana pun berada, ia kemudian mengalami gangguan tulang belakang. Setelah diperiksa,
dokter mendapati tulang belakangnya sudah seperti seorang berusia 50 tahun. Inilah salah
satu akibat dari dikorbankannya nilai ergonomic sebuah barang, dalam hal ini laptop.
Secara luas, memang dikenal beberapa gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
pemakaian komputer, antara lain Repetitive Stress/Strain Injury (RSI), Kelelahan Mata dan
Sakit Kepala, Sakit Punggung dan Leher, dan Medan Elektromagnetik. Lebih lanjut
mengenai Repetitive Stress/Strain Injury (RSI) sendiri adalah sakit pada pergelangan
tangan, lengan, tangan dan leher karena otot-ototnya harus bekerja cepat dan berulang. Hal
ini dapat menjadi semakin parah jika sang pemakai komputer tidak memperhatikan faktor
ergonomic pemakaian komputer dalam jangka waktu lama. Faktor ergonomic sendiri
sangat perlu diperhatikan untuk memperoleh kenyamanan dan posisi ideal yang sehat bagi
tubuh selama pemakaian komputer.
Yang kedua adalah kelelahan mata dan sakit kepala. Sebenarnya ini merupakan
keluhan yang paling banyak dikeluhkan para pemakai komputer, Computer Vision
Sindrome (CVS) sendiri merupakan kelelahan mata yang dapat mengakibatkan sakit
kepala, penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya di waktu malam, dan
berbagai masalah penglihatan lainnya.
Untuk masalah medan elektromantik (EMF), sebenarnya telah marak dibicarakan
dalam beberapa tahun terakhir ini. Banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak medan
magnetic yang terdapat pada berbagai jenis peralatan elektronik, termasuk komputer,
terhadap para pemakainya. Mulai dari ketakutan akan gangguan kelahiran yang
menyebabkan bayi lahir cacat hingga gangguan yang menyebabkan kanker, pernah menjadi
isu seputar dampak medan magnetic. Akan tetapi hingga saat ini belum ada yang tahu pasti
mengenai kebenaran dugaan tersebut. Namun begitu, di negara-negara maju seperti Inggris,
pemerintahnya telah menganjurkan agar anak-anak di bawah umur mengurangi pemakaian
barang-barang yang bermedan elektronik, termasuk komputer bagi anak. Menanggapi
kekhawatiran tersebut, Federal Communication Commission (FCC) sebenarnya telah
membuat pengukuran khusus yang disebut Specifik Absorption Rate (SAR). SAR sendiri
berfungsi untuk menyediakan data tingkat radiasi dari tiap type ponsel yang ada.(dna)
1.6 Standarisasi Komputer
Standard adalah suatu ukuran baku yang merupakan alat pengukur atau penilai dari
pada setiap aktivitas yang dikerjakan, yang dijadikan ketentuan atau pedoman pokok dalam
pengerjaan tersebut. Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa pengguna
komputer dapat menderita nyeri kepala, nyeri otot, dan tulang terutama bahu, pergelangan
tangan, leher, punggung, dan pinggang bagian bawah. Selain itu, penggunaan komputer
juag masih dapat terserang penyakit lain seperti kesemutan, badan bengkak, anggota badan
kaku, sakit ginjal, mata merah, berair, nyeri, dan bahkan ganguan penglihatan. Posisi tubuh,
posisi peralatan komputer, pencahayaan ruangan, dan kondisi lingkungan sangat
mempengaruhi kesehtan, keselamatan, dan kenyamanan saat berkerja dengan komputer.
Dari sisi keselamatan kerja, harus menyadari bahwa komputer yang digunakan
dihubungkan dengan listrik yang mempunyai tegangan tinggi. Maka dengan itu harus
berusaha mencegah terjadinya resiko tersengat listrik. Untuk itu harus mengatur kabel-
kabel listrik sedemikian rupa sehingga terhindar dari sengatan listrik, juga harus
memperhatiakn kabel-kabel dari kemungkinan terjadinya arus pendek yang dapat
menyebabkan kebakaran dan rusaknya peralatan komputer.
Berikut adalah standarisasi dalam menggunakan komputer dan mengatur posisi komputer
beserta penunjangnya agar dapat memberikan rasa nyaman.
1.6.1 Posisi Badan
Duduk dengan tidak membungkuk, usahakan duduk pada kursi yang memiliki
sandaran kursi. Usahakan posisi lutut rata atau lebih rendah dari paha, usahakan telapak
kaki menapak pada lantai. Usahakan Siku tangan anda membentuk sudut terbuka (100° to
110°) dengan pergelangan tangan.Kemiringan keyboard dapat membantu anda dalam
memperoleh posisi tangan yang baik. Apabila posisi duduk anda tegak, maka negative tilt
(bag depan keyboard lebih tinggi dari bag belakang) membantu ketika bekerja. Tetapi bila
anda berbaring, maka posisi positive tilt (bag depan lebih rendah dari bag belakangnya)
bisa jadi akan lebih membantu. Posisi tubuh yang benar saat di depan layar :
Gambar 1.8 Posisi Tubuh Yang Benar
Bahwa posisi tubuh saat berkerja denagn komputer sangat berpengaruh pada
kesehatan . Dengan mengetahui posisi tubuh yang memenuhi syarat K3, maka dapat
mengatur posisi komputer dan penunjang agar dapat memberikan rasa nyaman.
1. Standarisasi posisi tubuh saat menggunakan computer yaitu :
a. Posisi Kepala dan leher
Pada saat berkerja dengan komputer, posisi kepala dan leher harus tegak dengan wajah
menghadap langsung kelayar monitor. Leher tidak boleh membungkuk atau mengadah
karena hal ini dapat menyebabkan sakit pada leher.
b. Posisi Punggung
Posisi punggung yang baik saat menggunakan komputer adalah posisi punggung yang
tegak, tidak
miring ke kiri atau ke kanan, tidak membungkuk dan tidak bersandar terlalu miring ke
belakang. Untuk mendapatkan posisi punggung yang baik, seharusnya ditunjang
dengan tempat duduk yang baik dan nyaman.
c. Posisi Pundak
Posisi pundak yang baik adalah posisi pundak yang tidak terlalu terangkat dan tidak
terlalu ke bawah
. Bila otot-otot di bahu masih tegang, ini berarti posisi pundak belum benar.
d. Posisi Lengan dan siku
Posisi lengan yang baik adalah apabial dapat mengetik dan menggunakan mouse yang
nyaman. Masing- masing orang mempunyai posisi nyaman tersendiri. Posisi lengan
yang baik adalah bila tangan berada disamping badan, dan siku membentuk sudut yang
lebih besar dari 90 derajat.
e. Posisi Kaki
Pada saat berkerja dengan komputer, kaki harus dapat diletakan di lantai atau sandaran
kaki dengan seluruh tapak kaki menyentuh lantai dan siku yang membentuk sudut tidak
kurang dari 90 derajat.
f. Jarak Mata dengan Komputer
Bekerja dengan komputer ternyata dapat mengalami penyakit akibat kerja yang berasal
dari layar monitor. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit
akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan
layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang ³panas² seperti warna merah,
kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu,
pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti
jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata.
Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. Pemakaian layar
monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata. Berdasarkan
hasil penelitian, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata,
mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi
mata bahkan kemungkinan katarak mata. Bila operator komputer menggunakan soft
lens (lensa mata), kelelahan mata akan lebih cepat terasa, karena mata yang dalam
keadaan memfokuskan ke layar monitor akan jarang berkedip sehingga bola mata cepat
menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak
mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena
udara ruangan ber AC akan kering sehingga air mata akan ikut menguap.
Akhir-akhir ini banyak dijual kaca filter untuk layar monitor yang dipromosikan
sebagai filter radiasi yang keluar dari komputer. Menurut hasil penelitian yang penulis
lakukan, untuk operator komputer yang bekerja 8 jam per hari terus menerus, ternyata
radiasi yang keluar dari komputer (khususnya sinar-X) sangat rendah yaitu sekitar
0,01739 m Rem per tahun. Harga tersebut jauh lebih rendah dari pada radiasi yang
berasal dari sinar kosmis dan dari radiasi bumi (terresterial radiation) yang berkisar 145
m Rem per tahun. Sedangkan laju dosis radiasi yang diizinkan untuk masyarakat
umum adalah 500 m Rem per tahun. (20 Oleh karena itu operator komputer yang
bekerja 8 jam per hari, tetap aman terhadap kemungkinan terkena bahaya radiasi yang
mungkin timbul dari tabung layar monitor. Sehingga kaca filter yang dijual di pasaran
lebih sesuai sebagai filter kesilauan (glare) dari cahaya layar komputer, bukan sebagai
filter radiasi. (2)
Untuk mengurangi keluhan pada mata, saran berikut ini akan sangat berrnanfaat
bagi operator komputer dan juga para manajer dalam menata ruang kerja yang nyaman,
yaitu:
1. Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga tidak ada pantulan cahaya dari
sumber cahaya lain seperti lampu ruang kerja dan jendela yang dapat menyebabkan
kesilaun pada mata.
2. Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih rendah
dari garis horizontal mata dengan membentuk sudut hurang lebih 30 derjat. Keadaan ini
dapat dicapai bila pusat layar monitor terlettak sekitar 25 cm dari garis horizontal mata
sehingga mata akan mengarah ke bawah (ke layar monitor). Jarak layar monitor dengan
mata sekitar 40 cm. Posisi demikian akan sangat mengurangi kelelahan pada mata.
3. Buatlah cahaya latar layar komputer dengan warna yang dingin, misalnya putih
keabu-abuan dengan warna huruf yang kontras. Hindari penggunaan font huruf yang
terlalu kecil (kecuali terpaksa). Font huruf yang termasuk norrnal adalah font 12, lebih
kecil dari ini mengakibatkan mata akan cepat lelah membacanya. Resolusi layar monitor
sudah barang tentu sangat berpengaruh terhadap ketajaman huruf maupun gambar. Layar
monitor SVGA akan jauh lebih baik dari pada layar monitor VGA apalagi dengan yang
monokrom.
4. Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan sesekali pindahkan arah
pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara lembut
(memijit ringan bola mata).
Gambar 1.9 Jarak Mata Pada Komputer yang Standar
g. Posisi menggunakan mouse dan keyboard
Ketika menggunakan mouse usahakan agar pergelangan tangan berada pada posisi
tidak menggantung atau lebih rendah dari mouse. Usahakan agar posisinya sejajar
antara pergelangan tangan dan mouse. Posisi jari tangan usahakan agar selalu lurus
ketika sedang tidak mengontrol mouse.
Gambar 1.10 Posisi Menggunakan Mouse
2. Mengatur posisi komputer beserta penunjangnya agar dapat memberikan rasa nyaman
yaitu:
a. Monitor
Monitor komputer pada umumnya menggunakan tabung gambar (CRT) yang dapat
memancarkan intensitas cahaya cukup tinggi untuk diterima oleh mata manusia. Oleh
karena itu, bagian dari perangkat ini harus memiliki layar anti radiasi, agar mata terhindar
dari kerusakan.
Untuk mengurangi keluhan pada mata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Letakkan monitor sedemikian rupa diruangan sehingga layar monitor tidak
memantulkan cahaya dari sumber cahaya lain.
b. Letakkanlah monitor lebiih rendah dari garis hoizontal mata, agar tidak mengadah atau
menunduk
c. Aturlah cahaya monitor agar tidak terlalu terang dan gelap
d. Sering-seringlah mengedipkan mata untuk menjaga mata tidak kering. Sesekali
memandang jauh ke luar ruangan.
b. CPU ( Central Processing Unit )
Bagian dari perangkat komputer ini tidak boleh langsung bersentuhan dengan tangan
(basah) karena aliran listrik yang ada pada CPU dapat menyengat manusia.
a. Tangan yang basah baik oleh air atau keringat tidak boleh langsung bersentuhan
dengan CPU.
b. Aliran listrik yang ada pada CPU dapat menimbulkan sengatan.
c. Kabel Komputer
Bagian dari perangkat komputer ini harus dihindari dari air, karena dapat menyebabkan
hubungan singkat (korsleting). Hubungan singkat ini dapat mengakibatkan kebakaran.
d. Keyboard
Keyboard adalah alat untuk menuliskan perintah melalui aksara dan angka ke dalam
layar monitor yang sebelumnya perintah tersebut diolah secara elektronis oleh Central
Processing Unit (CPU). Bentuk keyboard secara umum sama dengan tombol pada mesin
ketik, perbedaannya adalah jumlah tombol keyboard untuk aksara, angka dan perintah
lainnya lebih banyak dari pada yang terdapat pada mesin ketik. Data atau perintah dapat
dimasukkan ke dalam komputer melalui keyboard. Jadi keyboard merupakan penghubung
antara manusia dan komputer.
Keyboard sebagai penghubung antara manusia dengan komputer merupakan salah
satu sumber penyebab penyakit akibat kerja selain disebabkan karena layar monitor, meja
dan kursi komputer maupun printer, yang pada urnumnya berupa nyeri otot. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan terhadap suatu perusahaan yang banyak menggunakan komputer
yaitu perusahaan asuransi diperoleh data keluhan nyeri otot akibat pemakaian komputer
sebagai berikut:
25 % karyawan mengeluh nyeri pada bahu
19 % karyawan menderita nyeri pergelangan tangan
15 % karyawan mengalarni nyeri pada leher secara berkala
14 % karyawan mengeluh nyeri punggung
Hasil lain diperoleh pada biro pariwisata yang banyak menggunakan komputer,
memberikan data keluhan nyeri otot sebagai berikut:
54 % karyawan mengeluh nyeri pada bahu
32 % karyawan merasakan nyeri pada pinggang bagian bawah
24 % karyawan mengalami nyeri tungkai
18 % karyawan menderita nyeri leher
6 % karyawan mengatakan nyeri kepala, lengan dan pergelangan tangan.
Sudah barang tentu data-data nyeri otot tersebut di atas adalah merupakan gabungan
nyeri yang disebabkan oleh keyboard, layar monitor, meja dan kursi komputer serta printer.
Seperti pada penggunaan mouse, ketika menggunakan keyboard usahakan agar posisi
tangan dan jari agar selalu sejajar. Usahakan lengan atas dan bawah membentuk sudut 90
derajat saat mengetik. Letakkan dokumen yang akan diketik tepat dihadapan anda.
Gunakan teknik mengetik yang baik. Yaitu dengan meletakkan pergelangan tangan dan jari
di atas keyboard (di Indonesia dikenal dengan mengetik 10 jari) dan usahakan pergelangan
tangan anda tetap lurus ketika mengetik. Tekan tombol keyboard dengan kekuatan yang
rendah. Atur komputer settings anda. Seperti screen font, contrast, pointer size, speed, dan
color senyaman yang anda rasakan. Letakkan monitor anda jauh dari sinar yang
menyilaukan (seperti: jendela). Gunakan optical glass glare filter jika dibutuhkan.
Untuk mengetahui mengapa keyboard dapat menyebabkan keluhan nyeri otot, ada
baiknya untuk melihat terlebih dahulu beberapa bentuk keyboard yang pernah diciptakan
sejauh ini, yaitu:
1. Keyboard jenis QWERTY
Keyboard jenis QWERTY yang dibuat pertarna kali pada tahun 1873 oleh Perusahaan
Remington untuk keperluan mesin ketik. Nama QWERTY diambilkan dari deretan huruf
pada baris paling atas. Hampir semua komputer mengunakan keyboard jenis Qwerty.
Sejak awal keyboard Qwerty diciptakan tidak memperhatikan masalah ergonomi,
sehingga sangat memungkinkan timbulnya gangguan atau keluhan terhadap tubuh
manusia dan lebih jauh lagi dapat menjadi penyebab penyakit akibat kerja. Keyboard
Qwerty ternyata belum memberikan beban yang sama untuk jari- jari tangan kiri dan
tangan kanan. Untuk orang yang biasa bekerja dengan tangan kanan (right handed)
ternyata tangan kiri hanya berfungsi 60 % dari waktu yang disediakan walaupun sudah
menggunakan pengetikan sistim 10 jari akibatnya tangan kanan akan lebih cepat lelah.
Tombol- tombol yang ada pada baris tengah yang paling mudah dicapai oleh jari tangan
kanan maupun kiri ternyata hanya ditekan 30 % dari waktu pengetikan, sehingga jari-jari
lebih sering melompat ke baris atas maupun ke baris bawah dan ini akan menimbulkan
beban tersendiri pada pergelangan tangan. Untuk pengetikan dalam bahasa Inggris yang
banyak menggunakan huruf: a, e, h, i, l, n, o, r, s, t (10 huruf utama), ternyata hanya 4
buah huruf yang berada di baris tengah dan ini akan menambah beban kerja pada jari
karena jari lebih sering melompat ke baris atas dan bawah. Selain dari itu, perintah-
perintah tambahan pada keyboard sebagian besar terletak pada bagian kanan keyboard
yang berarti akan menambah beban kerja pada tangan kanan. Dengan demikian maka
beban kerja pada jari tangan kanan dan tangan kiri belum bisa seirnbang, akibatnya
sudah barang tentu adalah keluhan nyeri otot.
2. Keyboard jenis DVORAK
Keyboard jenis DVORAK yang dibuat pada tahun 1936. Keyboard Dvorak diciptakan
berdasarkan prinsip kerja biomekanis dan efisiensi. Susunan letak tombol huruf lain
dengan jenis Qwerty yaitu dibuat sedemikian rupa, sehingga 56 % ketukan ada pada
tangan kanan dan jari-jari yang bekerja lebih banyak adalah jari telunjuk, jari tengah dan
jari manis. Huruf-huruf yang ada pada baris tengah lebih sering diketuk kira-kira sampai
70 % dan perpindahan antar baris hanya sekitar 10 % sehingga kelelahan jari-jari sangat
banyak berkurang. Walaupun keyboard jenis Dvorak sudah lebih baik dari pada jenis
Qwerty, akan tetapi karena kalah duluan dalam hal pemasarannya dengan jenis Qwerty
dan kalaupun harus diganti dengan jenis Dvorak, maka perlu pelatihan baru dan ini
berarti biaya tambahan yang harus disangga oleh Perusahaan pembuat keyboard Dvorak.
Kemungkinan untuk laku menggantikan keyboard yang sudah ada belum dapat
dipastikan sehingga keyboard jenis lama (Qwerty) masih tetap digunakan.
3. Keyboard jenis KLOCKENBERG
Keyboard jenis KLOCKENBERG dibuat dengan maksud menyempurnakan jenis
keyboard yang sudah ada, yaitu dengan memisahkan kedua bagian keyboard (bagian kiri
dan kanan). Bagian kiri dan kanan keyboard dipisahkan dengan sudut 15 derajat dan
dibuat miring ke bawah. Selain dari pada itu, keyboard Klockenberg tombol-tombolnya
dibuat lebih dekat (tipis) dengan meja kerja sehingga terasa lebih nyaman untuk bekerja.
Keyboard Klockenberg tampak lucu karena dipisahkan bagian kiri dan kanannya dan
relatif lebih banyak memakan ruang. Walaupun demikian keyboard Klockenberg sudah
lebih baik dalam hal pengurangan beban pada jari dan lengan, sehingga nyeri otot pada
bahu dan pergelangan sangat sedikit.Dari ketiga macam keyboard tersebut di atas,
ternyata keyboard Qwerty yang tetap diusulkan sebagai keyboard resmi. Hal ini
diperkuat dengan keputusan Amerika Serikat melalui Standard Institute pada tahun 1968
dan melalui ISO pada tahun 1971 yang menetapkan untuk tetap menggunakan keyboard
Qwerty. Reputusan ini lebih banyak berdasarkan pada masalah ekonomi yaitu
mengurangi biaya pelatihan baru bila harus memakai keyboard jenis Klockenberg
maupun jenis Dvorak, sehingga masalah nyeri otot masih tetap akan muncul pada
pemakaian keyboard Qwerty.
Gambar 1.11 Posisi Menggunakan Keyboard
Tangan Kiri
Jari Kelingking :
Baris Pertama = ‘ dan 1
Baris Kedua = Tab dan Q
Baris Ketiga = Capslock dan A
Baris Keempat = Shift kiri dan Z
Baris Kelima = Ctrl dan Windows
Jari Manis : Baris Pertama = 2
Baris Kedua = W
Baris Ketiga = S
Baris Keempat = X
Jari Tengah : Baris Pertama = 3
Baris Kedua = E
Baris Ketiga = D
Baris Keempat = C
Jari Telunjuk : Baris Pertama = 4 dan 5
Baris Kedua = R dan T
Baris Ketiga = F dan G
Baris Keempat = V dan B
Ibu Jari : Baris Kelima = Alt kiri dan Spasi
Tangan kanan
Ibu Jari : Baris Kelima = Alt kanan dan Spasi
Jari Telunjuk : Baris Pertama = 6 dan 7
Baris Kedua = Y dan U
Baris Ketiga = H dan J
Baris Keempat = N dan M
Jari Tengah : Baris Pertama = 8
Baris Kedua = I
Baris Ketiga = K
Baris Keempat = ,
Jari Manis : Baris Pertama = 9
Baris Kedua = O
Baris Ketiga = L
Baris Keempat = .
Jari Kelingking : Baris Pertama = 0, -, = dan BackSpace
Baris Kedua = P, [ dan ]
Baris Ketiga = L, ;, ‘ dan Enter
Baris Keempat = / dan shift kan
Penelitian menunjukan bahwa posisi keyboard merupakan salah satu faktor penyebab
nyeri otot dan persendian. Penyebab nyeri otot dan tulang yang disebabkan oleh
keyboard adalah penggunaan jari-jari tertentu saja dalam waktu yang lama.
Hindari tumpahnya air pada keyboard yang dapat menyebabkan:
a. Keyboard hang / rusak
b. Keyboard berlumut kekuning-kuningn dan tidak indah
c. Hubungan singkat
e. Meja dan Kursi Komputer
Meja dan kursi komputer adalah alat penunjang kerja yang sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan kerja operator komputer. Kelelahan kerja akan
cepat timbul bila meja dan kursi tidak memenuhi persyaratan kerja yang baik (tidak
ergonomis). Meja komputer yang baik adalah meja yang dilengkapi dengan alat
sandaran kaki (foot rest) dan bawah meja memberikan ruang gerak bebas bagi kaki.
Tinggi meja komputer yang baik adalah sekitar 55 - 75 cm (disesuaikan dengan
ukuran kursinya dan juga disesuaikan dengan tinggi operatornya).
Kursi yang baik adalah kursi yang dapat mengikuti lekuk punggung dan
sandarannya (back rest) serta tingginya dapat diatur. Tinggi kursi adalah sedemikian
rupa sehingga kaki operator tidak menggantung pada saat duduk. Kaki yang
menggantung akan cepat menimbulkan kelelahan. Selain dari pada itu, kursi operator
komputer yang baik adalah kursi yang dilengkapi dengan 5 kaki dan diberi roda,
sehingga tidak mudah jatuh dan mudah digerakkan ke segala arah. Hal ini penting
agar operator dapat leluasa menggeliat / meregangkan tubuh dalam rangka
mengurangi kelelahan.Selain dari pada itu, kelelahan akan sangat berkurang bila meja
dan kursi dapat diatur sedernikian rupa sehingga pada saat bekerja sudut antara
tangan dan lengan membentuk sudut tumpul (lebih dari 90 derajat) sedangkan kaki
dapat bersandar pada sandaran kaki serta kaki dapat leluasa bergerak di bawah meja.
f. Printer
Printer sebagai alat pencetak hasil kerja dengan komputer ternyata dapat pula
menimbulkan kelelahan kerja. Operator komputer seringkali merasa terganggu karena
kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin printer. Printer yang baik pada umumnya
tidak menimbulkan kebisingan, sedangkan printer yang tidak baik kebisingan yang
ditimbulkan cukup tinggi.
Printer yang menggunakan sistim buble jet kebisingannya relatif lebih rendah
bila dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini printer yang paling
rendah kebisingannya adalah sistim laser printer. Kebisingan yang tinggi dapat
mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada kelelahan maupun
rasa nyeri. Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selama kurang dari
8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan
kebisingan sekitar 40 - 50 dB. (4) Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesin
pendingin (AC), maka kebisingan akan bertambah selain dari suara printer. Masalah
kebisingan ini kiranva perlu diperhatikan juga agar penvakit akibat kerja dapat
ditekan sekecil mungkin.
1.7 Standariasi Penggunaan Komputer Menurut Aspek Luar
1.7.1 Lingkungan sekitar
Kondisi lingkungan yang baik dapat menciptakan kenyamanan dan menjaga
kesehatan saat bekerja menggunakan komputer.
1.7.2 Pencahayaan
Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. Pantulan
cahaya (silau) yang berasal dari luar monitor seperti jendela, lampu penerangan dan
lain sebagainya, akan menambah beban pada mata. Sebaiknya pilihlah warna cahaya
lampu yang netral serta cat dan peralatan yang memiliki refleksi dalam cakupan yang
rendah. Hindari warna gelap untuk langit-langit ruangan.
1.7.3 Temperatur
Temperatur ruangan sebaiknya disesuaikan dengan efek temperatur terhadap
komputer. Peralatan komputer seperti chip sangat sensitif terhadap tempratur luar.
Komponen yang terkena temperatur tinggi akan cepat rusak. Misalnya terputusnya
rangkaian dalam chip, berakibat pada terjadi kesalahan ringan yang biasa dikenal
sebagai efek penghapusan karena temperatur (thermala wipeot).
1.7.4 Ventilasi
Ventilasi yang baik dapat melakukan pertukaran udara yang bersih. Pastikan
ruangan yang digunakan memiliki ventilasi udara bersih yang cukup dan memiliki
pemanas/pendingin yang sesuai, sehingga menimbulkan kenyamanan saat bekerja.
Perlu diperhatikan pula letak Air Conditioning (AC) yang ada. Tata letak AC dalam
ruang kantor umumnya sudah menetap, karena itu pengaturan meja harus
diperhatikan.
1.7.5 Kebisingan
Kebisingan dapat menimbulkan stres dan menyebabkan tekanan pada otot
sehingga meningkatkan resiko terkena cedera. Kebisingan biasanya ditimbulkan oleh
letak ruang kerja yang dekat dengan keramaian ataupun suara dari peralatan kantor
yang digunakan. Batas kebisingan untuk bekerja selama kurang dari 8 jam per hari
adalah 80 decibel (dB). Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan
sekitar 40 – 50 dB. Printer, CPU dan mesin pendingin (AC) juga dapat menjadi
sumber kebisingan. Untuk itu, pilih tempat kerja yang tenang agar kebisingan tidak
menggangu kerja.
1.7.6 Aspek Pengguna
Aspek pengguna dapat berupa kebiasaan ataupun perilaku pengguna yang
dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
1.7.7 Bekerja Terus Menerus
Duduk dalam waktu lama di depan komputer akan beresiko pada kesehatan
punggung, bahu, dan leher. Sebaiknya lakukan istirahat secara singkat selama bekerja
menggunakan komputer dengan berdiri sambil membaca sebelum kembali duduk di
depan komputer. Hal ini dapat memperlancar sirkulasi darah dan membebaskan
tekanan pada punggung bagian bawah. Sedikit bergerak di kursi akan membantu
membebaskan tekanan pada tubuh bagian atas. Misalnya, bila telah berada di depan
layar selama satu jam, lakukan latihan leher dengan menengok ke kiri dan ke kanan
atau memutar kepala meskipun sebentar.
1.7.8 Sikap Tubuh yang salah
Pada saat duduk didepan computer, sebaiknya duduklah dengan punggung
yang tegak. Orang terbiasa duduk dengan punggung yang tidak tegak dapat terkena
cedera punggung. Posis yang baik saat bekerja dengan computer yaitu tulang
belakang harus lurus tegak dan tangan lebih rendah atau sama dibandingkan siku.
1.7.9 Pencahayaan
Cahaya ruangan sangat mendukung dan meningkatkan produktivitas kerja.
Cahaya yang baik adalah yang tidak terlalu terang atau terlalu redup. Cahaya yang
terang akan membuat silau, sedang cahaya redup bisa merusak mata.
Atur agar cahaya membuat adanya bayangan pada monitor, sebab akan
mengurangi tingkat kontras. Apalagi bila latar monitor berwarna gelap.
Pemakaian komputer dalam suatu ruangan memerlukan intensitas
pencahayaan yang cukup sebesar 350 lux (Nurdiah, 2007).
Selain lampu, hindari silau sinar matahari yang masuk melalui jendela. Atur
cahaya ruangan dengan memerhatikan letak meja komputer, sehingga sinar terang
yang datang dari atas kepala atau jendela tidak berada di sekitar meja kerja.
Posisi meja sebaiknya menyamping, karena bila cahaya dari depan akan
menyilaukan mata. Sementara cahaya dari belakang dapat menimbulkan bayangan
pada monitor. Hindari penggunaan lampu meja, karena membuat objek di sekitar
lebih terang dari monitor komputer.
Sesuaikan cahaya lampu meja, sehingga tidak langsung menerpa mata atau
mengenai layar monitor. Gunakan lapisan layar atau antiradiasi, tak hanya untuk
mengurangi radiasi tapi juga untuk menahan sinar terang layar komputer (Nugroho,
2009).
1.7.10 Durasi seseorang bekerja menggunakan komputer.
Durasi seseorang bekerja menggunakan komputer merupakan salah satu hal
yang perlu diperhatikan. Hal ini cukup beralasan mengingat berlama-lama didepan
komputer dapat menyebabkan mata dan otot-otot menjadi lelah. Oleh karena itu
ketika bekerja dalam komputer selingi dengan istirahat yamg cukup.
Kebanyakan orang terlalu menikmati ketika berada di depan komputer sehingga
mereka lupa waktu. Maka dari itu variasikanlah dalam bekerja dan istirahat atau
break secara periodik. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan kelelahan dan
ketidaknyamanan. Ikuti aturan 20/20/20, yaitu : setiap 20 menit bekerja, break selama
20 detik, dengan alihkan pandangan ke jarak ± 6m. Selain itu hal ini dirasakan cukup
efektif untuk mengurangi resiko-resiko dan gangguan kesehatan (Mashud, 2008)
1.8 Paparan Elektromagnetik
Pada kehidupan manusia dewasa ini, dengan adanya perkembangan ilmu dan
teknologi menyebabkan peralatan listrik makin banyak digunakan untuk memperoleh
kemudahan maupun kenikmatan. Peran listrik makin banyak digunakan dalam
berbagai prasarana kehidupan antara lain dalam bidang kedokteran (kesehatan),
transportasi, komunikasi dan manufaktur, sehingga disekitar kita dikelilingi oleh
medan elektromagnetik. (Turana, 2003).
Penggunaan alat-alat yang menghasilkan medan elektromagnetik baik sebagai
dampak samping maupun pemanfaatan medan elektromagnetik itu sendiri sudah
demikian meluas sehingga tingkat paparan medan elektromagnetik juga meningkat.
Penggunaan yang demikian meningkat sesuai dengan bertambah banyaknya
kebutuhan ternyata diikuti pula dengan ramainya pertanyaan akan dampak negatif
medan elektromagnetik terhadap kesehatan.
Penelitian WHO 2000, ketika listrik dialirkan melalui jaringan transmisi,
distribusi, atau digunakan dalam berbagai perlatan, saat itu juga muncul “medan
elektromagnetik” di sekitar saluran dan peralatan. (Pikiran Rakyat, 2002).
Medan ini kemudian menyebar ke lingkungan dan menyebabkan polusi.
Medan elektromagnetik frekuensi ekstrim rendah dapat mempengaruhi sistem biologi
tubuh. Pengaruh tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, tetapi selaian itu
ada kemungkinan paparan medan elektromagnetik tersebut dapat memberikan
pengaruh yang positif bagi manusia. (Anto Susilo ,4 September 2009)
Medan elektromagnetik adalah medan listrik dan medan magnet yang
dihasilkan oleh alam maupun peralatan elektronik yang bermuatan listrik. Manusia
sebagai satu sistem biologi diantara sistem biologi lainnya, selalu terpajan oleh
medan elektromagnetik. (Anies, 2003).
1.8.1 Kondisi Ruangan Tempat Melakukan Pekerjaan Dengan Menggunakan
Komputer.
Kondisi ruangan bekerja dengan menggunakan komputer sangat mepengaruhi
tingkat kejenuhan operator atau pengguna komputer dalam melakukan pekerjaanya.
Sehingga dalam melakukan desaint terhadap ruang kerja yang baik, maka perlu
diperhatikan beberapa factor pndukung yaitu: ( Legaloperate, 30 September 2009)
1. Sesuaikan suhu ruangan kerja, tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Suhu yang
terlalu panas akan membuat cepat lelah & emosi meningkat, sedangkan suhu
yang terlalu dingin akan membuat otot menjadi kaku & lebih mudah terkena
cedera. Suhu yang disarankan adalah sekitar 24-25 derajat Celcius Jika
dimungkinkan, putar musik dalam volume yang pelan untuk menghindari
kejenuhan & meredam emosi
2. Diusahakan agar tidak terlalu sering bekerja di dalam ruangan ber AC. Ruang
berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan kedipan mata, karena
udara ruangan ber AC akan kering sehingga air mata akan ikut menguap,
sehingga dapat menimbulkan mata perih.
3. Diusahakan agar dalam memilih ruang kerja sebaiknya terdapat taman atau
teras atau pemandangan yang dapat dipandangi oleh pengguna komputer untuk
mengurangi kelelahan mata dengan melihat ke luar jendela (pemandangan) atau
benda yang letaknya jauh setiap 10-15 menit sekali
1.9 Standarisasai Jaringan Wiriless Standarisasi Jaringan Wireless didefinisikan oleh IEEE (institute of Electrical
and Electronics Engineers) Adapun Standarisasi tersebut adalah :
1. IEE 802.11 Legacy yaitu standart jaringan wireless pertama yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data maksimum 2 Mbps.
2. IEE 802.11b yaitu standart jaringan wireless yang masih menggunakan frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan trasfer datanya mencapai 11 Mbps dan jangkau sinyal sampai dengan 30 m.
3. IEE 802.11a yaitu standart jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 5 GHz dengan kecepatan transfer datanya mencapai 58 Mbps.
4. IEE 802.11g yaitu standart jaringan wireless yang merupakan gabungan dari standart 802.11b yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz namun kecepatan transfer datanya bisa mencapai 54 Mbps.
5. IEE 802.11n yaitu standart jaringan wireless masa depan yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dan dikabarkan kecepatan transfer datanya mencapai 100-200 Mbps.
1.19 STANDARISASI RUMAH
Rumah merupakan sesuatu yang sangat penting, karena rumah tempat tinggal
atau perlindungan dari pengaruh alam luar. Memiliki sebuah rumah adalah anugerah
dan kemewahan yang patut kita syukuri, apalagi bila rumah yang kita tempati adalah
sebuah rumah yang sehat. Rumah merupakan sesuatu yang sangat penting, karena
rumah tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar. Memiliki sebuah
rumah adalah anugerah dan kemewahan yang patut kita syukuri, apalagi bila rumah
yang kita tempati adalah sebuah rumah yang sehat.
Di sini akan diberikan sedikit informasi standar-standar yang harus dipenuhi
untuk menciptakan suatu rumah tipe 54 yang sehat dan nyaman, baik itu standar
ruangan, standar kebersihan lingkungan serta standar-standar dari radiasi
elektromagnetik peralatan-peralatan elektronik. Dengan demikian diharapkan
terciptanya suatu rumah tipe 54 yang sehat dan nyaman.
Rumah tipe 54 merupakan rumah minimalis jenis smarthouse yang sewaktu-
waktu dapat diupgrade menjadi rumah dua lantai jika diperlukan. Menciptakan rumah
tinggal sederhana yang sehat dan nyaman harus memenuhi beberapa persyaratan-
persayaratan yang bahkan telah diatur oleh pemerintah, yaitu didalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 diantaranya:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :
- Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
- Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
- Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tempat tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan Penataan Ruang Rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai
berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
- Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi
untuk pengaturan sirkulasi udara.
- Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan.
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan.
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus
dilengkapi dengan penangkal petir.
e. Ruang di dalam rumah harus ditata, pemilihan tempat harus sesuai
sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, ruang
dapur, kamar mandi.
f. Dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi
seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan matahari dan
angin. Sebagai kompromi letak gedung berarah antara timur ke barat, dan
yang terletak tegak lurus terhadap arah angin.
6. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang.
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air
minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak
menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
8. Kepadatan ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
1.20 Radiasi Elektromagnetik pada Peralatan-peralatan Elektronik
Beberapa peralatan elektronik dalam rumah, antara lain :
1. Televisi Berwarna
2. Lemari Pendingin
3. Komputer/Laptop
4. Lampu
5. Handphone
6. Seterika
7. Air Conditioner
Alat-alat elektronik tersebut memiliki radiasi elektromagnetik, yaitu seperti
yang akan dijelaskan dibawah ini :
1. Menonton tv ada aturan-aturan yang harus kita taati jika kita tidak ingin efek
buruk menghampiri kita. Salah satunya adalah jarak layar monitor televisi ke
mata harus mengikuti perhitungan standar yang berlaku secara internasional.
Rumus jarak layar televisi ke mata penonton adalah 5 kali diagonal layar. Jika
aturan jarak tersebut dilanggar maka kesehatan mata bisa terancam.
Radiasi yang dihasilkan oleh televisi berwarna, TV memiliki radiasi sekitar 60
µT, untuk jarak ≥ 3 cm memiliki radiasi sebesar 0,25-50 µT, jarak ≥30 cm
memiliki radiasi sebesar0,04-2 µT serta untuk jarak lebih dari 1 meter
memiliki radiasi sebesar 0,01-0,15 µT.
2. Intensitas penggunaan yang tinggi ternyata berisiko untuk menyebabkan
terjadinya keluhan kesehatan. Pengguna laptop yang meletakkan laptop di atas
paha dalam waktu yang lama akan mengakibatkan masalah pada tubuh, selain
itu juga akan mengganggu fertilitas pada remaja dan lelaki dewasa. Radiasi
yang dihasilkan laptop/komputer, memiliki radiasi mencapai 45 µT, tetapi
apabila dengan jarak ≥ 3 cm radiasi yang terjadi sebesar 0,5-30 µT, dengan
jarak ≥30 cm radiasi yang terjadi sebesar < 0,001 µT.
3. Seterika memiliki radiasi elektromagnetik mencapai 35 µT, sebesar 8-30 µT
pada jarak ≥ 3 cm, 0,12-0,3 µT pada jarak ≥30 cm dan pada jarak lebih dari 1
m memiliki radiasi sebesar 0,01-0,03 µT.
4. Lemari Pendingin, pada lemari pendingin memiliki radiasi elektromagnetik
sebesar 3 µT, pada jarak 3 cm memiliki radiasi elektromagnetik sebesar 0,5-
1,7 µT, pada jarak 30 cm memiliki radiasi elektromagnetik sebesar 0,01-0,25
µT, sedangkan pada jarak 1 meter memiliki radiasi elektromagnetik sebesar <
0,01 µT.
5. Handphone, batas radiasi pada telepon genggam atau handphone tercatat
sebesar 1,6 w/kg sedangkan batas aman radiasi handphone pada tubuh sebesar
10mw/cm².
6. Lampu, lampu pijar yang digunakan dirumah-rumah memiliki tingkat radiasi
medan listrik sebesar 0,002 kV/m pada jarak 30 cm. Sedangkan untuk lampu
hemat energi memiliki tingkat radiasi sekitar 0,0008 kV/m pada jarak 30 cm.
7. Penggunaan AC memberikan efek negatif kepada lingkungan, khususnya
yang diakibatkan oleh komponen utama dala penggunaan AC, CFC
dapatmengakibatkan penipisan lapisan ozon dan pemanasan global yang saat
ini semakin dapat dirasakan dampaknya. Oleh karenaitu, sebaiknya AC
digunakan dalam batas penggunaan yang wajar dan tidak berlebihan,
apabila ruangan tidak membutuhkan AC, AC sebaiknya dimatikan.
Dalam tata interior, ada ukuran-ukuran standar yang patut diterapkan agar
sebuah ruang menjadi nyaman. Tidak hanya nyaman sebagai ruang, tapi juga nyaman
dari sisi berkegiatan di dalamnya. Rumah juga harus sehat karena akan berpengaruh
terhadap kesehatan fisik dan mental penghuni rumah. Namun, sayang masih sangat
sedikit arsitektur rumah yang dirancang mempertimbangkan faktor-faktor kesehatan.
Ruang yang sehat mensyaratkan bukaan-bukaan dan penempatan lubang angin yang
tepat dan jendela yang lebar sebagai sarana kelancaran sirkulasi udara segar dan sinar
matahari sumber pencahayaan alami dalam ruang.
Berikut akan dijelaskan bagaimana tata letak ruangan untuk rumah tipe 54, dengan
menggunakan perbandingan keadaan rumah baik dari luas ruangan maupun tata letak
barag-barang elektronik pada contoh rumah sebagai objek penelitian.
Penataan ruangan dapat mempengaruhi kesan kita terhadap ruang-ruang
tersebut. Luas ruang tamu yang dianjurkan untuk rumah tipe 54 adalah 9 m2 dengan
pemakaian lampu hemat energi cukup satu buah yang diletakkan di tengah ruangan.
Untuk memaksimalkan pencahayaan alami, sebaiknya kita menyediakan jendela-
jendela yang cukup, setidaknya 5% dari luas ruangan.
Ruang keluarga adalah ruang inti dalam suatu rumah tinggal. Ruang keluarga
biasanya terletak di tengah-tengah rumah. Kegiatan di ruang keluarga sangat
kompleks, mulai dari menonton tv, membaca, menulis, berbincang-bincang, hingga
makan dan minum. Bisa dibilang ruang kegiatan dari seluruh ruangan rumah bisa
dilakukan di ruang keluarga.
Ruang keluarga atau ruang tengah ukuran yang dianjurkan sebesar 6 m², akan
tetapi jika mempunyai ukuran ruang tengah lebih besar dari yang dianjurkan, hal itu
lebih baik asal memiliki pencahayaan alami dan ventilasi yang cukup sesuai dengan
syarat-syarat rumah sehat.
Pada ruang tengah letak televisi yang dianjurkan untuk televisi berukuran 20
inchi adalah sejauh 2,54 meter dari mata penonton. Hal ini dianjurkan untuk
meminimalisir radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh televisi serta menjaga
agar mata tetap sehat. Peletakan komputer pada ruang tengah sebaiknya diletakkan 1-
2 meter dari televisi dan pada saat penggunaannya diharapkan jarak pengguna dari
komputer lebih dari 30 cm. Untuk peletakan lemari pendingin pada ruang tengah atau
ruang keluarga sebaiknya berada agak berjauhan dari televisi dan komputer hal ini
dilakukan agar medan elektromagnetik tidak tekumpul disatu tempat, sehingga radiasi
elektromagnetiknya sendiri bisa diminimalisir. Penggunaan seterika juga harus
diperhatikan, jika menggunakan seterika diharapkan dengan jarak lebih dari 30 cm.
Untuk kamar tidur rumah tinggal tipe 54 dianjurkan maksimal memiliki 3
kamar dengan ukuran masing-masing kamar 7,5 m². Apabila meletakan barang-
barang elektronik lebih dari satu pada kamar tidur, sebaiknya mengatur jaraknya agar
tidak terlalu dekat antara satu barang dengan barang lainnya. Begitu juga peletakan
barang elektronik itu sendiri dengan tubuh kita, misalnya untuk peletakan telepon
genggam sebaiknya dengan jarak lebih dari 30 cm, dan diletakkan di atas meja dan
jangan diletakkan diatas tempat tidur atau dekat dengan dengan bantal. Penggunaan
lampu pada kamar cukup satu lampu hemat energi di masing-masing kamar. Kamar
tidur juga harus dilengkapi dengan jendela dan ventilasi yang cukup.
Dapur, ruang ini juga perlu ditata sebaik mungkin. Di sana ada sekian banyak
barang yang harus ditempatkan. Dengan begitu, pemilik rumah mesti pandai-pandai
merancang dapur sehingga dapat menampung segala kebutuhannya. Untuk dapur,
ukuran ruangan yang di anjurkan sebesar 4,5 m². Dengan penggunaan lampu hemat
energi cukup 1 lampu saja. Pastikan pada dapur terdapat jendela agar asap-asap yang
timbul dari aktivitas memasak di dapur dapat di buang keluar ruangan dapur.
Kamar mandi pada rumah tipe 54 cukup dengan ukuran 1,5 m². Kamar mandi
memang tidak pernah digunakan lebih dari satu jam, tapi bukan berarti ruangan 1.5
meter2, dengan bak mandi atau shower dan kloset sudah cukup. Seperti halnya
ruangan lain di dalam rumah, kamar mandi pun perlu diperhatikan kesehatannya. Jadi
tidak hanya fungsional, tapi juga nyaman digunakan untuk beraktivitas. Di dalam
kamar mandi menggunakan 1 lampu hemat energi sebagai penerangan. Kamar mandi
harus memiliki ventilasi yang cukup. Agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Dan di salah satu bidang dinding kamar mandi dibuat lubang-lubang kecil, sebagai
jalur pertukaran udara.
Sisa lahan pada rumah dapat digunakan sebagai teras, ataupun halaman. Jika
digunakan sebagai teras, dapat dipasang 1 lampu hemat energi untuk penerangan di
malam hari.
Dengan anjuran mengenai tata letak dan peralatan elektronik pada Rumah
Tipe 54, maka total radiasi yang dapat dihitung sekarang sebesar 0,462 µT.
Sedangkan ambang batas radiasi medan elektromagnetik yang dapat ditoleransi pada
tubuh manusia yaitu sebesar 0.5 mikrotesla dan paparan medan listrik hingga 10
kV/m dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.
Beradasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, untuk
menciptakan rumah sederhana yang sehat dan nyaman sangatlah mudah, yaitu dengan
selalu memperhatikan syarat-syarat rumah sehat, luas ruangan serta tata letak barang-
barang elektronik di dalam rumah.Dan semakin jauh penempatan barang-barang
elektronik, akan mengurangi radiasi baik itu radiasi medan listrik ataupun medan
magnet dari barang elektronik tersebut.