nilai nutrisi ampas tahu (islamiyati)

Upload: han-burhan

Post on 06-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nutrition value

TRANSCRIPT

NILAI NUTRISI AMPAS TAHU YANG DIFERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL RAGI TEMPE(NUTITIVE VALUE OF TOFU WASTE FERMENTED BY YEAST OF SOYBEAN FERMENTED CAKE)

Rohmiyatul Islamiyati, Jamila. A.R. Hidayat.Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddi, Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar

ABSTRACT

The porpose of this experiment was to study nutritive value of tofu waste fermented by varying levels of yeast soybean fermented cake. This experiment used a completely randomized design (Gaspersz, 1994) with 4 treatment and 4 replication. Treatment consist of P0 tofu waste no yeast, P1 tofu waste with 0.2 % yeast, P2 tofu waste with 0.3 % yeast and P3 tofu waste with 0.4 % yeast. The result showed that the increased level yeast significantly increased in dry matter and NFE content, and decresed in organic matter, crude fiber, fat and protein content.Key word: Tofu waste, Fermentation, Yeast Soybean Fermented cake

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai nutrisi ampas tahu yang difermentasi dengan berbagai level ragi tempe. Percobaan ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) menurut Gasperz (1994), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Susunan perlakuan adalah : P0 = Ampas tahu tanpa ragi tempe,P1 = Ampas tahu yang difermentasi dengan 0.2 % ragi tempe, P2 = Ampas tahu yang difermentasi dengan 0.3 % ragi tempe dan P3 = Ampas tahu yang difermentasi dengan 0.4 % ragi tempe. Disimpulkan bahwa semakin tinggi level ragi tempe yang diberikan pada fermentasi ampas tahu, meningkatkan kandungan bahan kering dan BETN, menurunkan kandungan serat kasar, bahan organik, protein kasar dan lemak kasar.

Kata Kuci : Ampas Tahu, Fermentasi, Ragi Tempe

PENDAHULUAN

Problematika umum usaha peternakan di Indonesia saat ini adalah tingginya harga pakan. Ketersediaan bahan baku pakan yang berkesinambungan dengan harga yang kompetitif merupakan salah satu pilar usaha produksi ternak. Sekitar 70 % biaya produksi adalah pakan.Ketersediaan dan harga pakan sering berfluktuasi, untuk mengatasi kendala tersebut adalah menggunakan pakan alternatif yang dalam pemanfaatannya tidak bersaing dengan manusia, murah dam mudah diperoleh.Ampas tahu merupakan limbah dari industri pembuatan tahu, jika tidak ditangani dengan baik dapat mencemari lingkungan. Di Sulawesi Selatan ampas tahu cukup tersedia, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia (karena tidak dimakan). Kandungan nutrisi ampas tahu adalah 21.3 27 %, serat kasar 16 -23 % dan lemak 4.5 -17 % (Kompiang, et. al. 1997).Pemanfaatan ampas tahu masih rendah, karena serat kasar yang tinggi dan kecernaan yang rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai nutrisinya adalah difermentasi menggunakan ragi tempe. Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimiawi yang terjadi pada subtrat sebagai akibat dari aktivitas suatu enzim dari mikroorganisme. Hidayat dkk (2006) fermentasi didefenisikan sebagai perubahan gradual oleh enzim beberapa bakteri, khamir dan jamur. Ragi tempe mengandung Rhizophus oligosporus, Rhizophus oryzae dan Rhizophus stolonifer.MATERI DAN METODEPercobaan ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) menurut Gazperz (1994), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Susunan perlakuan adalah : P0 = Ampas tahu tanpa ragi tempe P1 = Ampas tahu yang difermentasi dengan 0.2 % ragi tempeP2 = Ampas tahu yang difermentasi dengan 0.3 % ragi tempeP3 = Ampas tahu yang difermentasi dengan 0.4 % ragi tempe Prosedur fermentasi yang dilakukan adalah ampas tahu diperas kemudian dikukus selama 15 menit, didinginkan dan diberi ragi tempe sesuai perlakuan setelah itu dibungkus dalam kantong plastik berlubang lalu diperam selama 48 jam. Setelah cukup waktunya dianalisa kandungan nutrisinya (AOAC, 1990). HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai nutrisi ampas tahu yang difermentasi dengan ragi tempe disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan sidik ragam, bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P < 0.01) terhadap kandungan bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar, lemak kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Berdasarkan uji beda nyata terkecil (BNT) bahwa kandungan bahan kering P0 sama dengan P2, nyata lebih rendah dibanding P1 dan P3. Perlakuan P1 sama dengan P2 dan nyata lebih rendah dari P3. Semakin tinggi level ragi tempe yang diberikan, maka kandungan bahan kering semakin meningkat. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan suhu selama proses fermentasi.

Tabel 1. Nilai Nutrisi Ampas Tahu yang Difermentasi dengan Berbagai Level Ragi Tempe

Zat Makanan (%)PoP1P2P3

Bahan KeringBahan OrganikSerat KasarProtein KasarLemakKasar BETN18.06a97.28 a25.43 a21.10 a14.70 a36.06 a18.79b96.76 b24.67 b18.31 b11.95 b41.84 b18.19ab96.82 b23.51c18.71c11.56 b43.06 b20.22c96.63 c22.69d17.56b11.56 b44.83 c

Keterangan : Huruf yang Berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan sangat nyata,(P