no.2 indeks williamson
TRANSCRIPT
![Page 1: No.2 Indeks Williamson](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013011/5572109f497959fc0b8d75dc/html5/thumbnails/1.jpg)
Indeks Williamson
Indeks Williamson merupakan salah satu cara mengukur tingkat disparitas antar wilayah. Pada
Provinsi Jawa Timur, Indeks Williamson mengukur tingkat kesenjangan antara kabupaten/kota di Jawa
Timur. Tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah di suatu wilayah umumnya berfluktuasi seiring
dengan tingkat perubahan PDRB per kapitanya. Oleh karena itu, variable pengukuran Indeks Williamson
ialah PDRB per kapita atau PDRB kabupaten/kota di Jawa Timur dibandingkan terhadap jumlah
penduduk sehingga diperoleh besarnya indeks Williamson ialah 116,02. Indeks Williamson pada tahun
2009 mengalami kenaikan disbanding tahun 2008 yang berarti bahwa tingkat kesenjangan atau
perbedaan PDRB per kapita semakin besar sehingga bukan kondisi yang baik bagi perekonomian Jawa
Timur. Maka dari itu untuk memperbaiki kondisi perekonomian Jawa Timur dengan Indeks Williamson
atau tingkat disparitas yang cukup tinggi perlu adanya perbaikan yakni dengan memperkecil nilai Indeks
Williamson. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan PDRB per kapita kabupaten/kota di Jawa Timur
yang terendah (wilayah kabupaten/kota yang tergolong tertinggal).
Ada data yang menyebutkan bahwa PDRB per kapita tertinggi di Jawa Timur ialah Kota Kediri
sebesar Rp. 204,80 juta sedangkan PDRB per kapita terendah di Jawa Timur ialah Kabupaten Pamekasan
dengan nilai Rp. 5,40 juta. Kota Kediri memang memiliki PDRB per kapita yang tinggi karena adanya
sebuah perusahaan industri rokok berskala nasional. Tapi justru hal inilah yang mendorong Kota Kediri
berada pada kuadran IV dimana perbandingan absolute antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam
kuadran tahun 2009 karena tidak benar-benar mencerminkan tingginya pendapatan masyarakat sebab
kuadran IV merupakan kuadran wilayah dengan PDRB tinggi tapi pertumbuhan ekonomi rendah.
Kondisi Kabupaten Pamekasan memang cukup memprihatinkan perekonomiannya bagi Jawa
Timur sehingga perlu pengkajian lebih lanjut mengapa hal ini terjadi. Kabupaten Pamekasan merupakan
salah satu daerah di bagian dari wilayah Propinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa
pada salah satu Kabupaten kawasan Pulau Madura memiliki luas 792,30 Km2, tepatnya pada koordinat
6o51' - 7o31' LS (Lintang Selatan) dan 113o19' - 113o58 BT' (Bujur Timur). Kabupaten Pamekasan
memiliki penduduk sebanyak 835.101 jiwa. Berikut data yang menjelaskan kependudukan di Kabupaten
Pamekasan :
No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
![Page 2: No.2 Indeks Williamson](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013011/5572109f497959fc0b8d75dc/html5/thumbnails/2.jpg)
1 2004 725.932 350.367 375.565 916
2 2005 671.544 324.333 347.211 848
3 2006 688.380 335.828 352.552 869
4 2007 795.801 393.306 402.495 1004
5 2008 835.101 405.345 429.756 1054
Kemudian terdapat sumber daya alam diantaranya minyak bumi, pasir kuarsa, batu gamping, lempung
sedimen, oker (limonit), gipsum dan fosfat. Selain itu perekonomian Kabupaten Pamekasan masih di
topang oleh pertanian yaitu sebagai penghasil tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, buah-buahan,
perkebunan, peternakan dan perikanan. Tanaman perkebunan menghasilakan rempah-rempah. Pada
setor peternakan menghasilakan daging, telur. Sedangkan sektor perikanan terdapat produksi ikan air
tawar, tambak, laut dan perairan bebas.
Harus ada PDRB pamekasan 2009
Perekonomian di Kabupaten Pamekasan bertumpu pada sektor pertanian dengan pengembangannya
pada sektor industri yang dikaitkan dengan hasil pengolahan produksi dari pertanian, peternakan, dan
perikanan. Industri kecil dan menengah yang tersebar sampai pelosok di Kabupaten Pamekasan dengan
hasil produk yang cukup sukses dalam penjualan sebagai berikut : Batik tulis, teri nasi, ikan asin, petis,
kripik tetteh, tahu tempe, anyaman dan aneka souvenir, kacang otto', rengginang, siwalan, garam dan
perajangan tembakau.
Terdapat pula sektor peternakan dimana yang paling menonjol di Kabupaten Pamekasan adalah sapi
potong yang mana jenis sapi merupakan ras Madura. Dari segi pemasaran khususnya sapi potong sudah
merambah hingga ke seluruh pulau Jawa. Sampai saat ini sistem ternak sapi dilakukan secara individu
yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan, sapi Madura ini selain untuk konsumsi
dagingnya juga dibuat sebagai hewan pacu (kerapan sapi). Untuk ternak yang lain: ayam, kambing, dan
domba kesediannya juga cukup
Beberapa kawasan penghasil ikan di Kabupaten Pamekasan terdiri dari perikanan laut yang meliputi
perairan Laut Jawa di sepanjang pantai utara yaitu Kecamatan Batu Marmar dan Pasean, serta Selat
Madura di sepanjang pantai meliputi wilayah Kecamatan Tlanakan, Pamekasan dan Pademawu.
![Page 3: No.2 Indeks Williamson](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013011/5572109f497959fc0b8d75dc/html5/thumbnails/3.jpg)
Perikanan budidaya yakni tambak dan kolam yang terdiri dari tambak ikan bandeng dan udang berada di
Kecamatan Galis dan Pademawu. Sedangkan penggaraman atau untuk menghasilkan garam dengan
memanfaatkan musim kemarau atau lahannya bergantian dengan tambak budidaya yang berada di
Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis.
Pada Kabupaten Pamekasan khususnya sector kehutanan ini sangat minim sekali yang mana
produktivitas kehutanan yang ada dengan luas kawasan kehutanan (hutan rakyat) keseluruhan ± 1.258
Ha yang tersebar pada beberapa kecamatan yang merupakan hutan produktif di kecamatan Tlanakan
(338 Ha), Batumarmar (94 Ha), dan Waru (219 Ha). Sedangkan untuk hutan lindung di kecamatan
Pademawu (238 Ha) dan Galis (363 Ha). Sehingga pemerintah Kabupaten Pamekasan berupaya menjaga
dan mempertahankan kelestarian ekosistem yang ada pada hutan.
Di sektor Pertanian Kabupaten Pamekasan selalu mengalami peringkat. Dalam program kegiatannya
swasembada pangan merupakan prioritas dalam rangka untuk meningkatkan mensejahterakan
masyarakat akan tersedianya pangan. Luas areal Pertanian Kabupaten Pamekasan keseluruhnya
mencapai 74.467,167 Ha yang terdiri luas tegalan 62.013,769 Ha, sawah irigrasi 6.649,5 Ha dan sawah
tadah hujan 5.803,898 Ha. Dengan pola penyebaranya kawasan pertanian sawah dan tegalan cenderung
mengikuti pola system DAS yang ada. Pada areal persawahan yang paling banyak terdapat di Kecamatan
Pademawu, Proppo, Pegantenan dan Palengaan, sedangkan kawasan tegalan yang banyak terdapat di
kecamatan Pamekasan, Pademawu dan Proppo. Beberapa komoditas dari jenis sayuran seperti bayam,
kangkung, terong, bawang merah, lombok, kacang panjang, ketimun. Sedangkan untuk tanaman
holtikultura seperti durian, jeruk, mangga dan pisang.
Pada sektor Perkebunan Kabupaten Pamekasan luas areal yang ada merupakan perkebunan areal hutan
rakyat, areal tegalan dan areal pekarangan. Pada umumnya komoditi diareal perkebunan ada dua jenis
tanaman semusim dan tanaman tahunan. Kelompok tanaman semusim seperti tembakau, jahe, loas,
kunyit, kunci, kencur, temulawak, temu ireng. Sedangkan untuk tanaman tahunan seperti kelapa, jambu
mente, asam jawa, kopi, agave, cengkeh, kemiri, siwalan, lada, kakao, cabe jamu dan kapok randu.
Untuk sektor pertambangan di Kabupaten Pamekasan berupa bahan tambang/galian golongan C yaitu
bata galian, batu gung, pasir dan kerikil. Kawasan pertambangan tersebut tersebar hampir di seluruh
kecamatan. Lokasi tambang yang paling menonjol yaitu di desa Angsanah, Akkor dan Rekkerek
Kecamatan Palengaan. Selama ini batu gung atau kapur yang mana banyak di konsumsi masyarakat
sebagai bahan pengganti batu bata dan batu kali sebagai pendirian rumah. Dari komoditas sektor
![Page 4: No.2 Indeks Williamson](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013011/5572109f497959fc0b8d75dc/html5/thumbnails/4.jpg)
pertambangan di Kabupaten Pamekasan perlu uluran tangan dari para investor dengan pendirian pabrik
atau pengolahan hasil tambang sangat melimpah dan tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Pamekasan. Secara struktur Geologi, wilayah Kabupaten Pamekasan mempunyai sumber
daya alam yang tak ternilai dengan bahan tambang terdiri dari Holosen Alluvium, Pliosen Limestone
Facies, Miosen Sendimentary Facies, Cleiston Clay Sedementary.
Ternyata pamekasan itu belum memiliki Perda BUMD jadi Pamekasan merupakan satu - satunya
kabupaten di Madura yang belum memiliki BUMD. Akibatnya, arah masa depan ekonominya tidak jelas
ke arah mana muaranya. PAD (pendapatan asli daerah) saat ini masih mengandalkan pajak dan retribusi
yang terkesan membebani rakyat. Seharusnya, pemerintah mendirikan dan mengembangkan usaha di
sektor nonpajak dan retribusi. Misalnya, BUMD yang mengelola tembakau, garam, general kontraktor,
dan eksplorasi migas.
Tembakau Pamekasan terbaik di Madura. Arealnya mencapai 30 ribu ha denga produski rata 16 ribu ton.
Atau sekitar 30 persen dari total Jatim. Pemasarannya pasar regional, nasional dan internasional,
kususnya pabrik rokok. Seluruh kecamatan potensi tanaman tembakau
Pamekasan harus kreatif menyusun program peningkatan ekonomi yang bisa menarik investor. Diantara
bidang investasi baru yang menarik adalah bidang hotel dan pariwisata
Sementara untuk mengatasi kebuntuhan tata niaga tembakau maka perlu diupayakan pemanfaatan
tembakau untuk non rokok, seperti untuk bahan baku minyak atsiri yang nilai ekonominya tinggi dan
kebutuhan pasar internasional sangat besar juga. Pamekasan harus bisa mensinkronkan program
pembangunan sejalan dengan tuntutan investasi dan lapangan kerja.
![Page 5: No.2 Indeks Williamson](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013011/5572109f497959fc0b8d75dc/html5/thumbnails/5.jpg)