no.2 indeks williamson

7
Indeks Williamson Indeks Williamson merupakan salah satu cara mengukur tingkat disparitas antar wilayah. Pada Provinsi Jawa Timur, Indeks Williamson mengukur tingkat kesenjangan antara kabupaten/kota di Jawa Timur. Tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah di suatu wilayah umumnya berfluktuasi seiring dengan tingkat perubahan PDRB per kapitanya. Oleh karena itu, variable pengukuran Indeks Williamson ialah PDRB per kapita atau PDRB kabupaten/kota di Jawa Timur dibandingkan terhadap jumlah penduduk sehingga diperoleh besarnya indeks Williamson ialah 116,02. Indeks Williamson pada tahun 2009 mengalami kenaikan disbanding tahun 2008 yang berarti bahwa tingkat kesenjangan atau perbedaan PDRB per kapita semakin besar sehingga bukan kondisi yang baik bagi perekonomian Jawa Timur. Maka dari itu untuk memperbaiki kondisi perekonomian Jawa Timur dengan Indeks Williamson atau tingkat disparitas yang cukup tinggi perlu adanya perbaikan yakni dengan memperkecil nilai Indeks Williamson. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan PDRB per kapita kabupaten/kota di Jawa Timur yang terendah (wilayah kabupaten/kota yang tergolong tertinggal). Ada data yang menyebutkan bahwa PDRB per kapita tertinggi di Jawa Timur ialah Kota Kediri sebesar Rp. 204,80 juta sedangkan PDRB per kapita terendah di Jawa Timur ialah Kabupaten Pamekasan dengan nilai Rp. 5,40 juta. Kota Kediri memang memiliki PDRB per kapita yang tinggi karena adanya sebuah perusahaan industri rokok berskala nasional. Tapi justru hal inilah yang mendorong Kota Kediri berada pada kuadran IV dimana perbandingan absolute antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam kuadran tahun 2009 karena tidak benar-benar mencerminkan tingginya pendapatan masyarakat sebab kuadran IV merupakan kuadran wilayah dengan PDRB tinggi tapi pertumbuhan ekonomi rendah.

Upload: ara-vamps

Post on 31-Jul-2015

206 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: No.2 Indeks Williamson

Indeks Williamson

Indeks Williamson merupakan salah satu cara mengukur tingkat disparitas antar wilayah. Pada

Provinsi Jawa Timur, Indeks Williamson mengukur tingkat kesenjangan antara kabupaten/kota di Jawa

Timur. Tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah di suatu wilayah umumnya berfluktuasi seiring

dengan tingkat perubahan PDRB per kapitanya. Oleh karena itu, variable pengukuran Indeks Williamson

ialah PDRB per kapita atau PDRB kabupaten/kota di Jawa Timur dibandingkan terhadap jumlah

penduduk sehingga diperoleh besarnya indeks Williamson ialah 116,02. Indeks Williamson pada tahun

2009 mengalami kenaikan disbanding tahun 2008 yang berarti bahwa tingkat kesenjangan atau

perbedaan PDRB per kapita semakin besar sehingga bukan kondisi yang baik bagi perekonomian Jawa

Timur. Maka dari itu untuk memperbaiki kondisi perekonomian Jawa Timur dengan Indeks Williamson

atau tingkat disparitas yang cukup tinggi perlu adanya perbaikan yakni dengan memperkecil nilai Indeks

Williamson. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan PDRB per kapita kabupaten/kota di Jawa Timur

yang terendah (wilayah kabupaten/kota yang tergolong tertinggal).

Ada data yang menyebutkan bahwa PDRB per kapita tertinggi di Jawa Timur ialah Kota Kediri

sebesar Rp. 204,80 juta sedangkan PDRB per kapita terendah di Jawa Timur ialah Kabupaten Pamekasan

dengan nilai Rp. 5,40 juta. Kota Kediri memang memiliki PDRB per kapita yang tinggi karena adanya

sebuah perusahaan industri rokok berskala nasional. Tapi justru hal inilah yang mendorong Kota Kediri

berada pada kuadran IV dimana perbandingan absolute antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam

kuadran tahun 2009 karena tidak benar-benar mencerminkan tingginya pendapatan masyarakat sebab

kuadran IV merupakan kuadran wilayah dengan PDRB tinggi tapi pertumbuhan ekonomi rendah.

Kondisi Kabupaten Pamekasan memang cukup memprihatinkan perekonomiannya bagi Jawa

Timur sehingga perlu pengkajian lebih lanjut mengapa hal ini terjadi. Kabupaten Pamekasan merupakan

salah satu daerah di bagian dari wilayah Propinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa

pada salah satu Kabupaten kawasan Pulau Madura memiliki luas 792,30 Km2, tepatnya pada koordinat

6o51' - 7o31' LS (Lintang Selatan) dan 113o19' - 113o58 BT' (Bujur Timur). Kabupaten Pamekasan

memiliki penduduk sebanyak 835.101 jiwa. Berikut data yang menjelaskan kependudukan di Kabupaten

Pamekasan :

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

Page 2: No.2 Indeks Williamson

1 2004 725.932 350.367 375.565 916

2 2005 671.544 324.333 347.211 848

3 2006 688.380 335.828 352.552 869

4 2007 795.801 393.306 402.495 1004

5 2008 835.101 405.345 429.756 1054

Kemudian terdapat sumber daya alam diantaranya minyak bumi, pasir kuarsa, batu gamping, lempung

sedimen, oker (limonit), gipsum dan fosfat. Selain itu perekonomian Kabupaten Pamekasan masih di

topang oleh pertanian yaitu sebagai penghasil tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, buah-buahan,

perkebunan, peternakan dan perikanan. Tanaman perkebunan menghasilakan rempah-rempah. Pada

setor peternakan menghasilakan daging, telur. Sedangkan sektor perikanan terdapat produksi ikan air

tawar, tambak, laut dan perairan bebas.

Harus ada PDRB pamekasan 2009

Perekonomian di Kabupaten Pamekasan bertumpu pada sektor pertanian dengan pengembangannya

pada sektor industri yang dikaitkan dengan hasil pengolahan produksi dari pertanian, peternakan, dan

perikanan. Industri kecil dan menengah yang tersebar sampai pelosok di Kabupaten Pamekasan dengan

hasil produk yang cukup sukses dalam penjualan sebagai berikut : Batik tulis, teri nasi, ikan asin, petis,

kripik tetteh, tahu tempe, anyaman dan aneka souvenir, kacang otto', rengginang, siwalan, garam dan

perajangan tembakau.

Terdapat pula sektor peternakan dimana yang paling menonjol di Kabupaten Pamekasan adalah sapi

potong yang mana jenis sapi merupakan ras Madura. Dari segi pemasaran khususnya sapi potong sudah

merambah hingga ke seluruh pulau Jawa. Sampai saat ini sistem ternak sapi dilakukan secara individu

yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan, sapi Madura ini selain untuk konsumsi

dagingnya juga dibuat sebagai hewan pacu (kerapan sapi). Untuk ternak yang lain: ayam, kambing, dan

domba kesediannya juga cukup

Beberapa kawasan penghasil ikan di Kabupaten Pamekasan terdiri dari perikanan laut yang meliputi

perairan Laut Jawa di sepanjang pantai utara yaitu Kecamatan Batu Marmar dan Pasean, serta Selat

Madura di sepanjang pantai meliputi wilayah Kecamatan Tlanakan, Pamekasan dan Pademawu.

Page 3: No.2 Indeks Williamson

Perikanan budidaya yakni tambak dan kolam yang terdiri dari tambak ikan bandeng dan udang berada di

Kecamatan Galis dan Pademawu. Sedangkan penggaraman atau untuk menghasilkan garam dengan

memanfaatkan musim kemarau atau lahannya bergantian dengan tambak budidaya yang berada di

Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis.

Pada Kabupaten Pamekasan khususnya sector kehutanan ini sangat minim sekali yang mana

produktivitas kehutanan yang ada dengan luas kawasan kehutanan (hutan rakyat) keseluruhan ± 1.258

Ha yang tersebar pada beberapa kecamatan yang merupakan hutan produktif di kecamatan Tlanakan

(338 Ha), Batumarmar (94 Ha), dan Waru (219 Ha). Sedangkan untuk hutan lindung di kecamatan

Pademawu (238 Ha) dan Galis (363 Ha). Sehingga pemerintah Kabupaten Pamekasan berupaya menjaga

dan mempertahankan kelestarian ekosistem yang ada pada hutan.

Di sektor Pertanian Kabupaten Pamekasan selalu mengalami peringkat. Dalam program kegiatannya

swasembada pangan merupakan prioritas dalam rangka untuk meningkatkan mensejahterakan

masyarakat akan tersedianya pangan. Luas areal Pertanian Kabupaten Pamekasan keseluruhnya

mencapai 74.467,167 Ha yang terdiri luas tegalan 62.013,769 Ha, sawah irigrasi 6.649,5 Ha dan sawah

tadah hujan 5.803,898 Ha. Dengan pola penyebaranya kawasan pertanian sawah dan tegalan cenderung

mengikuti pola system DAS yang ada. Pada areal persawahan yang paling banyak terdapat di Kecamatan

Pademawu, Proppo, Pegantenan dan Palengaan, sedangkan kawasan tegalan yang banyak terdapat di

kecamatan Pamekasan, Pademawu dan Proppo. Beberapa komoditas dari jenis sayuran seperti bayam,

kangkung, terong, bawang merah, lombok, kacang panjang, ketimun. Sedangkan untuk tanaman

holtikultura seperti durian, jeruk, mangga dan pisang.

Pada sektor Perkebunan Kabupaten Pamekasan luas areal yang ada merupakan perkebunan areal hutan

rakyat, areal tegalan dan areal pekarangan. Pada umumnya komoditi diareal perkebunan ada dua jenis

tanaman semusim dan tanaman tahunan. Kelompok tanaman semusim seperti tembakau, jahe, loas,

kunyit, kunci, kencur, temulawak, temu ireng. Sedangkan untuk tanaman tahunan seperti kelapa, jambu

mente, asam jawa, kopi, agave, cengkeh, kemiri, siwalan, lada, kakao, cabe jamu dan kapok randu.

Untuk sektor pertambangan di Kabupaten Pamekasan berupa bahan tambang/galian golongan C yaitu

bata galian, batu gung, pasir dan kerikil. Kawasan pertambangan tersebut tersebar hampir di seluruh

kecamatan. Lokasi tambang yang paling menonjol yaitu di desa Angsanah, Akkor dan Rekkerek

Kecamatan Palengaan. Selama ini batu gung atau kapur yang mana banyak di konsumsi masyarakat

sebagai bahan pengganti batu bata dan batu kali sebagai pendirian rumah. Dari komoditas sektor

Page 4: No.2 Indeks Williamson

pertambangan di Kabupaten Pamekasan perlu uluran tangan dari para investor dengan pendirian pabrik

atau pengolahan hasil tambang sangat melimpah dan tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di

Kabupaten Pamekasan. Secara struktur Geologi, wilayah Kabupaten Pamekasan mempunyai sumber

daya alam yang tak ternilai dengan bahan tambang terdiri dari Holosen Alluvium, Pliosen Limestone

Facies, Miosen Sendimentary Facies, Cleiston Clay Sedementary.

Ternyata pamekasan itu belum memiliki Perda BUMD jadi Pamekasan merupakan satu - satunya

kabupaten di Madura yang belum memiliki BUMD. Akibatnya, arah masa depan ekonominya tidak jelas

ke arah mana muaranya. PAD (pendapatan asli daerah) saat ini masih mengandalkan pajak dan retribusi

yang terkesan membebani rakyat. Seharusnya, pemerintah mendirikan dan mengembangkan usaha di

sektor nonpajak dan retribusi. Misalnya, BUMD yang mengelola tembakau, garam, general kontraktor,

dan eksplorasi migas.

Tembakau Pamekasan terbaik di Madura. Arealnya mencapai 30 ribu ha denga produski rata 16 ribu ton.

Atau sekitar 30 persen dari total Jatim. Pemasarannya pasar regional, nasional dan internasional,

kususnya pabrik rokok. Seluruh kecamatan potensi tanaman tembakau

Pamekasan harus kreatif menyusun program peningkatan ekonomi yang bisa menarik investor. Diantara

bidang investasi baru yang menarik adalah bidang hotel dan pariwisata

Sementara untuk mengatasi kebuntuhan tata niaga tembakau maka perlu diupayakan pemanfaatan

tembakau untuk non rokok, seperti untuk bahan baku minyak atsiri yang nilai ekonominya tinggi dan

kebutuhan pasar internasional sangat besar juga. Pamekasan harus bisa mensinkronkan program

pembangunan sejalan dengan tuntutan investasi dan lapangan kerja.

Page 5: No.2 Indeks Williamson