nomor 49 prp - kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/1999/pati17-1999.pdf · kewajiban...
TRANSCRIPT
LEMBA.RAN DAERAH KABUPATEN PATINOMOR 21 TAHUN 1999
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATINOMOR : 17 TAHUN 1999
TENTANGRETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang a.
b.
Mengingat
BUPATI PATI
bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan MenteriDalam Negeri Nomor '119 Tahun 1998 tentang Ruang
Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan
Daerah Tingkat ll,maka Retribusi Pasar Grosir dan atau
Pertokoan merupakan jenis Retribusi Daerah Tingkat ll ;
bahwa untuk memungut retribusi sebagaimana dimaksudpada huruf a, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.
Undang-undang Nomor 1 3 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ( Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 1950, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor ) ,
Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentangPanitia Urusan Piutang Negara ( Lembaran Negara
1
?
7
Republik lndonesia Tahun 1960 Nomor 156. TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2104 ) .
Undang-undang Nomor 8 Tahun 198i tentang HukunrAcara Pidana ( Lembaran Negara Republik lndonesiaTahun .1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 3209 ) ;
Undang-undang Nomor 18 Tahun '1997 tentang pajakDaerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 1997 Nomor 41, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3685 ) .
Undang-undang Nomor 22 Tahun iggg tentangPemerintahan Daerah ;
Peraturan Pemerintah Nomor 27 lahun 1g83 tentangPelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1gg1tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 1981 Nomor 6, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 325g ) ;
Peraiuran Pemerintah Nomor 20 Tahun 1g97 tentangRetribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik lndonesiaTahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 3692 ) ;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 19g6tentang Ketentubn Umum mengenai penyidik pegawaiNegeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah joKeputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1g97tentang penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkunganPemerintah Daerah ;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1gg7tentang Pedoman tata cara pemungutan retribusi daerah ,
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun .1997
tentang Pedoman tata cara pemeriksaan di bidangRetribusi Daerah ;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor i19 Tahun 1g9g
8.
10.
11
tentang Ruang lingkup dan jenis-jenis Retribusi DaerahTingkat I dan Daerah Tingkat ll ;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat ll pati
Nomor 3 Tahun 1989 tentang Penyidik Pegawai NegeriSipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkatll Pati :
13. Keputusan Dewan Penvakilan Rakyat Daerah KabupatenPati tanggal 7 Desember 1999 Nomor 30/KEp/1999tentang Persetujuan Penetapan Perancangan PeraturanDaerah kabupaten Pati teniang Retribusi Pasar Grosir danatau Pertokoan menjadi Peraturan Daerah.
Dengan persetujuan Dewan Perurrakilan Rakyat Daerah Kabupaten pati.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN pATt TENTANGRETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN.
BAB I
KETENTUAN TJMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Pati ;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten pati ,
c. Bupati adalah Bupati Pati ,
d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturanPerundang-undangan Daerah yang berlaku ;
g.
f.
t.
Badan adalah Suatu bentuk badan usaha yang meliputiPerseroan Terbatas. Perseroan Komanditer, perseroanlainnya, Badan Usaha Milik Negara atau daerah dengannama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan,firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yangsejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap sertabentuk badan usaha lainnya ;
Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah pasar grosirberbagai jenis barang, termasuk tempat pelelangan ikan,temak, hasil bumi, dan fasilitas pasar pertokoan yangdikontrakkan / disediakan oleh Pemerintah Daerah ;
Tempat pelelangan adalah tempat penjualan danpembelian melakukan transaksijual beli secara lelang ;
Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dandipisahkan satu dengan yang lainnya dengan dindingpemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langityang dipergunakan untuk usaha berjualan ;
Retribusi Jasa Usaha adalah Retribusi atas jasa yangdisediakan oleh Pemerintah Daerah dengan prinsipkomersial karena pada dasarnya dapat puia disediakanoleh sektor swasta ;
Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan adalah yangselanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pembayaranatas pelayanan penyediaan fasilitas pasar grosir berbagaijenis barang, termasuk tempat pelelangan ikan, temak,hasil bumi dan fasilitas pasar / pertokoan yangdikontrakkan, yang disediakan atau diselenggarakan olehPemerintah Daerah. tidak termasuk yang dikelola olehpihak swasta ;
Wajib Retribusi adalah Orang pribumi atau badan yangmenurut Peraturan Perundang-undangan retribusidiwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi ;
Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang
q
merupakan batas waktu bagi V\hyib Retribusi untukmemanfaatkan pelayanan fasilitas pasar dan ataupertokoan
;
Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yangselanjutnya dapat disingkat SpdORD adalah Surat yangdigunakan oleh \A/ajib Retribusi untuk melaporkan obyekretribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungandan pembayaran retribusi yang terutang menurutPeraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapatdisingkat SKRD, adalah Surat keputusan yangmenentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang BayarTambahan, yang setanjutnya dapat disingkat SKRDKBT,adalah Surat keputusan yang menentukan tambahan atasjumlah retribusi yang telah ditetapkan ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yangselanjutnya dapat disingkat SKRDLB, adalah Suratkeputusan yang meneniukan jumlah kelebihanpembayaran retribusi karena jumlah kridit retribusi lebihbesar dari pada retribusi yang terutang atau tidakseharusnya terutang :
Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapatdisingkat STRD, adalah Surat untuk melakukan tagihanretribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda ;
Surat Keputusan Keberatan adalah Surat keputusan ataskeberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukanoleh lAbjib Retribusi ;
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,mengumpulkan dan mengelola data dan atau keteranganlainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan
r.
kewajiban retribusi daerah berdasarkan PeraturanPerundang-undangan Retribusi Daerah,
t Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retr-ibusi Daerahadalah Serangkaian tindakan yang dilakukan olehPenyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebutPenyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yangdengan bukti iiu membuat terang tindak pidana di bidangretribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangka-nya
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pasar Grosir dan atau Penokoandipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayananpenyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang,termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, danfasilitas pasar pertokoan yang dikontrakkan.
Pasal 3
Obyek Retribusi adalah Pelayanan penyediaan fasilitaspasar dan atau pertokoan oleh Pemerintah Daerah yangmeliputi :
a. pasar grosir berbagaijenis barang ;
b. tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi ;
c. pertokoan ;
Tidak termasuk obyek retribusi adalah Pelayananpenyediaan fasilitas pasar grosir dan atau pertokoan yangdimiliki dan atau dikelola oleh pihak swasta.
(1)
(2)
Pasal 4
Subyek Retribusi adalah Orang pribadi atau badan yangmenggunakan fasilitas pasar grosir. tempat pelelangan ikandan atau pertokoan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan digolongkansebagai Retribusi Jasa Usaha.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan luas danjangka waktu penggunaan fasilitas pasar grosir dan ataupeftokoan.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPANSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnyatarif retribusi didasarkan atas tujuan untuk memperolehkeuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantasditerima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasisecara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
(1)
(2)
(3)
Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas yangterdiri atas kios dan los, pelataran lokasi, luas kios / losdan jangka waktu pemakaian.
Besarnya iarif ditetapkan berdasarkan tarif yang berlaku diwilayah daerah tersebut.
Dalam hal tarif pasar yang berlaku sulit ditemukan, makatarif ditetapkan sebagai jumlah pembayaran persatuanunit pelayanan / jasa yang merupakan jumlah unsur-unsurtarif yang rnelipuii :
a. unsur biaya persatuan penyediaan jasa.
b. unsur keuntungan yang dikehendaki persatuan jasa.
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf ameliputi :
a. biaya operasionai langsung, yang meliputi biayabelanja pegawai termasuk pegawai tidak tetap.belanja barang, belanja pemeliharaan sewa tanahdan bangunan, biaya listrik, dan semua biaya rutin /periodik lainnya yang berkaitan langsung denganpenyediaan jasa
;
b. biaya tidak langsung, yang meliputi biaya administrasiumum, dan biaya lainnya yang mendukungpenyediaan jasa :
c. biaya modal, yang berkaitan dengan tersedianyaaktiva tetap dan aktiva lainnya yang berjangkamenengah dan panjang, yang meliputi angsuran danbunga pinjaman, nilai sewa tanah dan bangunan, danpenyusutan aset ;
d. biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan
(4)
penyediaan jasa seperti bunga atas pinjaman jangkapendek.
(5) Keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
ditetapkan dalam persentase tertentu dari total biayasebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan dari modal.
(6) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :
Lokasi Jenis BangunanTarip lM2
Harian Bulanan
1 2 3 4
Pasar Kelas I a. Los
b. Kios
c. Pelataran
Rp.150
Rp.175
Rp. 125
Rp.3.750,-
Rp. 4.375,-
Rp.3.125,-Pasar Kelas ll a. Los
b. Kios
c. Pelataran
Rp. 125
Rp.150
Rp. 100
Rp.3.125
Rp.3.750
Rp.2.500Pasar Kelas lll a. Los
b. Kios
c. Pelataran
Rp. 100
Rp" 125
Rp. 75
Rp. 2.500
Rp.3.125Rp. 1.875
Pertokoan Rp.4.500,-Pemakaian
fasilitas pasar
yang diguna-
kan untuk :
a. Tambatan
Temak:
- Ternak Besar- Temak Kecil
b. Jasa Ampalan
- Hewan Besar
c. Pemakaian
Pelataran untuk
kegiatan lain :
- Dokar
- Sepeda
- Sepeda Motor
- Mobil
Rp.
Rp.
Rp.
2.000, /ekor
750,-/ekor
200.Jekor
Rp. 200.Jhari
Rp. l00,Jpemakaian
Rp. 300,Jpemakaian
Ro. 500.Joemakaian
Tempat Pelela-
ngan lkan (TPl)
Fasilitas tempat
pelelangan ikan
4% (empat perseratus)
dari harga lelang.
I
BAB VII
WLAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retdbusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempatfasilitas pasar grosir dan atau pertokoan diberikan.
BAB VIII
MASA RETRIBUSI DAN SAATRETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Masa Retribusi adalah Jangka waktu yang lamanya i ( satu )bulan / 1 ( satu ) hari atau ditetapkan lain oleh Bupati.
Pasat 11
Saat retribusi terutang adalah pada saai ditetapkan SKRDatau dokumentasi lain yang dipersamakan
BAB IX
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 12
(1) Wajib Retribusi mengisi SpdORD.
(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (i ) harus diisidengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tanganioleh lAhjib Retribusi atau kuasanya.
(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaianSPdCRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetap_kan oleh Bupati.
10
\
(1)
(2)
(3)
BAB X
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 13
Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalamPasal '12 ayat (1) ditetapkan retribusi terutang denganmenerbitkan SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukandata baru dan atau data yang semula belum terungkapyang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yangterutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.
Bentuk, isi, dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumenlain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud padaayat ('l) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat(2) ditetapkan oleh Bupati.
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasat 14
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan, dan SKRDKgT
BAB XII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 15
Dalam hal \ hjib Retribusi tidak membayar tepat pada
11
waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksiadministrasi berupa bunga sebesar 2 a/o ( dua persen ) setiapbulan dari retribusi yang terutang atau kurang di bayar danditagih dengan menggunakan STRD.
(1)
(2)
(3)
BAB XIII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 16
Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasisekaligus.
Retribusi yang terutang dilunasi selambat_lambatnya 15( lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaranretribusi diatur dengan Keputusan Bupati.
BAB XIV
TATA CARA PENAGIHAN
Pasat 17
Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lainyang dipersamakan SKRDKBT, STRD dan SuratKeputusan Keberatan yang menyebabkan jumlah retribusiyang harus dibayar bertambah, yang tidak atau kurangdibayar oleh \Ahjib Retribusi dapat ditagih melalui BadanUrusan Piutang dan Letang Negara ( BUPLN ).
Penagihan retribusi melalui BUpLN dilaksanakanberdasarkan Peraturan perundang-undangan yangberlaku
(1)
\z)
12
-:.
(1)
BAB XV
KEBERATANpasal 1g
! hjib Relribusi dapat mengajukan keberatan hanyakepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atasSKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKtsTdan SKRDLB.
Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasaindonesia dengan disetai alasan-alasan yang jelas.
Dalam hal \,Aiajib Retribusi mengajukan keberatan atasketetapan retribusi !\hjib Retribusi harus dapatmembuktikan ketidak benaran ketetapan retribusitersebut.
Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama2 ( dua ) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lainyang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan,kecuali apabila ! hjib Retribusi tertentu dapatmenunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhikarena keadaan di luar kekuasaannya.
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan 3 ( tiga ) fidakdianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidakdipertimbang kan.
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 19
Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 ( enam ) bulansejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberikepulusan atas keberatan yang diajukan.
Keputusan Bupati alas keberatan dapal berupa menerima
(2)
(3)
(4)
(s)
(6)
(1)
(2)
13
(1)
(2)
seluruhnya atau sebagian, menolak. atau menambahbesarnya retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatukeputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggapdikabulkan.
BAB XVI
PENGEM BALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 20
Atas kelebihan pembayaran retribusi, \ hjib Retribusidapat mengajukan permohonan pengembalian kepadaBupati.
Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6( enam ) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihanpembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat(1), harus memberikan keputusan.
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(2) telah dilampiri dan Bupati Daerah tidak memberikansuatu putusan, permohonan pengembalian kelebihanretribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harusditerbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 ( satu )
bulan.
Apabila ! hjib Retribusi mempunyai utang retribusilainnya. kelebihan pembayaran retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untukmelunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
Pengembalian kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 2 ( dua ) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.
Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
(3)
(4)
(5)
(b)
14
(1)
dilakukan setelah tewat jangka waktu 2 ( dua ) bulan,Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2 %( dua persen ) sebulan atas keterlambatan pembayarankelebihan retribusi.
Pasal 21
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerahdengan sekurang-kurangnya menyebutkan .
a. nama dan alamat \i\bjib Retribusi ,
b. masa retribusi ;
c. besarnya kelebihan pembayaran ;
d. alasan yang singkat dan jelas.
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi disampaikan secara langsung atau melalui postercatat.
Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau buktipengiriman pos lercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Bupail.
pasal 22
Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar KelebihanRetribusi.
Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhilungkandengan utang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (4), pembayaran dilakukan dengancara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan jugaberlaku sebagaimana bukti pembayaran.
(2)
(3)
(1)
(2)
15
BAB XVII
PENGURANGAN, KERINGANAN DANPEMBEBASAN RETRIBUSI
pasat 23
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, kennganan danpembebasan retribusi.
(2) Pengurangan dan keringanan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat diberikan kepada Wajib Retribusiuntuk mengangsur.
(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasanretribusi ditetapkan oleh Bupati.
BAB XVIII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
pasal 24
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsasetelah melampaui jangka waktu 3 ( tiga ) tahun terhitungsejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila lAhjibRetribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksudayat (1) tertangguh apabila :
a. diterbitkan Surat Teguran, atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari !\hjib Retribusibaik langsung maupun tidak langsung.
'16
(1)
(2)
(1)
{2)
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
pasal 25
\Ahjib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannyasehingga merugikan keuangan daerah diancam pidanakurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda palingbanyak 4 ( empat ) kalijumlah relribusi terutang.
Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (.1) adalahpelanggaran.
BAB XX
PENYIDIKANPasal 26
Pejabat Pegawai Negeri Sipii tertentu di lingkunganPemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagaiPenyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang pajak daerah dan reiribusi daerah sebagaimanadimaksud dalam Undang-undang Nomor g Tahun 19g.1teniang Hukum Acara pidana.
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah .
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelitiketerangan atau laporan berkenaan dengan tindakpidana di bidang retribusi daerah agar keteranganatau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas
,
b. meneliti, mencari dan mengumpuikan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentangkebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan tindak pidana retribusi daerah ;
17
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orangpribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidanadi bidang retribusi daerah ;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen_dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah ;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen_dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadapbahan bukti tersebut :
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah ;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang dan atau dokumen yang di bawasebagaimana dimaksud pada huruf e ;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana retnbusi daerah ;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi ,
j. menghentikan penyidikan ;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaranpenyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerahmenurut hukum yang dapat dipertanggung jararabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntutUmum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamUndang-undang Nomor 8 Tahun 19g1 tentang HukumAcara Pidana.
18
BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP
pasal 27
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka ketentuan yangbeftentangan denEan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidakberlaku lagi.
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan Daerah ini,sepanjang mengenai pelaksanaan akan diatur lebih lanjut olehBupati.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya,memerintahkan pengundangan peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten pati.
Ditetapkan di Pati
pada tanggal 7 Desember 1999
BUPATI PATI
rtd.
YUSUF MUHAMAD
19
Diundangkan di Pati
pada tanggal 8 Desember 1999
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PATI
ttd.
IT. SLAMET PRAWRO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PATI
TAHUN ,I999 NOMOR 21
20
PENJELASANATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI
NOMOR,IT TAHUN 1999
TENTANGRETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN
I. UMUMsesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 19g9 tentang
Pemerintahan Daerah, retribusi merupakan salah satu sumber pendapatandaerah selain pajak daerah dan penerimaan-penerimaan daerah lainnyatermasuk penerimaan yang berasal dari pemerintah. andalan pemerintahDaerah dalarn menopang pelaksanaan otonomi Daerah, yaitu mengatur danmengurus rumah tangganya sendiri.
sumber pendapatan daerah tersebut diharapkan menjadi sumberpembiayaan penyerenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Retribusi Pasar Grosir dan atau pertokoan termasuk dalam golonganretnbusi Jasa Usaha, dengan kriteria sebagai berikut :
a. jasa tersebut adarah jasa yang bersifat komersiar yang seyogyanyadisediakan oleh sektor swasta tetapi belum mernadai.
b. terdapatnya harta yang dimiliki / dikuasai daerah yang belumdimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah Daerah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 s/d Pasal 5 : Cukup jelas
Pasal 6 s/d Pasal 13 : Cukup jetas
Pasal 14 ayat (1) yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkanadalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungut-an retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihakKetiga.
Narnun dalam pengertian ini bukan berarti bahwa
21
Pasal 14 ayat (2) :
Pasal 15 s/d Pasal 22 :
Pasal 23 ayat (1) :
Pemda tidak boleh bekerjasama dengan PihakKetiga. Dengan sangat selektif dalam prosespemungutan retribusi. Pemda dapat mengajakbekerjasama badan-badan tertentu yang karenaprofesionalismenya layak dipercaya untuk ikutmelaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis
retribusi secara lebih efisien. Kegiatan pemungutan
retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan denganPihak Ketiga adalah kegiatan penghitungan
besarnya retribusi dan penagihan retribusi.
yang dimaksud dengan dokumen lain yang
dipersamakan antara lain berupa karcis rnasuk,kupon dan kartu langganan.
Cukup jelas.
Dasar pemberian pengurangan dan keringanandikaitkan dengan kemampuan !\hjib Retribusi,sedangkan pembebasan retribusi dikaitkan denganfungsr obyek retribusi.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 23 ayat (2)
Pasal 23 ayat (3)
Pasal24 s/d Pasal
22