notulen spkn pemeriksaan lkpp (kelompok 5)

3
NOTULEN SPKN 1. DARUL Pertanyaan: Apabila terdapat hasil review (rekomendasi) audit di tahun sebelumnya yang tidak ditindaklanjuti, apakah dapat diidentifikasi pada tahap ini tanpa menunggu tahapan pelaksanaan? Jawaban: Sesuai dengan filosofinya, tujuan pemeriksaan auditor adalah untuk memberi keyakinan yang memadai, bukan untuk mencari-cari kesalahan. Apabila terdapat temuan namun tidak didapat buktinya, maka tidak dapat ditindaklanjuti. Namun auditor sendiri harus menerapkan profesional skeptism atau dapat dikatakan suuzon yang professional. Ibaratnya untuk kolam yang kotor, sample yang diambil banyak, sedangkan untuk kolam yang bersih, sample yang diambil cukup sedikit. Mengenai temuan yang tidak ditindaklanjuti: Terdapat peraturan yang mengaturnya, yaitu Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2010 pasal 8. Peraturan tersebut secara garis besar mengatur bahwa 60 hari setelah BPK menyampaikan rekomendasi, auditee wajib menyampaikan hasil tindak lanjutnya. Jika tidak, akan terdapat diskusi antara BPK dan auditee untuk mencari solusinya. 2. DESTIKO Pertanyaan: Kriteria satker yang akan disampling itu seperti apa? Jawaban: Pemilihan sampling didasarkan pada resiko/materialitas yang diketahui melalui pemeriksaan sistem pengendalian internal (SPI). Auditor melalukan analisis terlebih dahulu bagaimana resiko/materialitas dan sampling ditentukan berdasar hal tersebut. Pertanyaan lanjutan : Di Kemenkeu, penyerap APBN terbesar adalah DJP dan DJBC. Hal ini apakah berarti DJBC memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan DJPb walaupun jika dilihat dari jumlah satker, DJPb jauh lebih banyak. Jawab:

Upload: ayub-ramdhan

Post on 06-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

bcalah

TRANSCRIPT

Page 1: NOTULEN SPKN Pemeriksaan LKPP (Kelompok 5)

NOTULEN SPKN

1. DARULPertanyaan: Apabila terdapat hasil review (rekomendasi) audit di tahun sebelumnya yang tidak ditindaklanjuti, apakah dapat diidentifikasi pada tahap ini tanpa menunggu tahapan pelaksanaan?Jawaban:Sesuai dengan filosofinya, tujuan pemeriksaan auditor adalah untuk memberi keyakinan yang memadai, bukan untuk mencari-cari kesalahan. Apabila terdapat temuan namun tidak didapat buktinya, maka tidak dapat ditindaklanjuti. Namun auditor sendiri harus menerapkan profesional skeptism atau dapat dikatakan suuzon yang professional. Ibaratnya untuk kolam yang kotor, sample yang diambil banyak, sedangkan untuk kolam yang bersih, sample yang diambil cukup sedikit.Mengenai temuan yang tidak ditindaklanjuti:Terdapat peraturan yang mengaturnya, yaitu Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2010 pasal 8. Peraturan tersebut secara garis besar mengatur bahwa 60 hari setelah BPK menyampaikan rekomendasi, auditee wajib menyampaikan hasil tindak lanjutnya. Jika tidak, akan terdapat diskusi antara BPK dan auditee untuk mencari solusinya.

2. DESTIKOPertanyaan: Kriteria satker yang akan disampling itu seperti apa?Jawaban:Pemilihan sampling didasarkan pada resiko/materialitas yang diketahui melalui pemeriksaan sistem pengendalian internal (SPI). Auditor melalukan analisis terlebih dahulu bagaimana resiko/materialitas dan sampling ditentukan berdasar hal tersebut.Pertanyaan lanjutan :Di Kemenkeu, penyerap APBN terbesar adalah DJP dan DJBC. Hal ini apakah berarti DJBC memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan DJPb walaupun jika dilihat dari jumlah satker, DJPb jauh lebih banyak.Jawab:Betul

3. MARDIANSYAHPertanyaan:a. Terdapat pernyataan “semua satker yang pendanaannya berasal dari APBN harus diperiksa”,

namun di sisi lain terdapat mekanisme sampling. Apakah hal tersebut tidak bertentangan?b. Apa bedanya pemeriksaan LKPP dengan pemeriksaan LKPD?

Jawaban:

a. Bahwa dalam LKPP terdapat 2 unit, yang pertama unit akuntansi, yaitu unit yang menyampaikan laporan akuntansi ke unit pelaporan. Yang kedua adalah unit pelaporan, yaitu unit yang menyampaikan laporan keuangan ke BPK. Yang wajib diperiksa/diaudit

Page 2: NOTULEN SPKN Pemeriksaan LKPP (Kelompok 5)

adalah unit pelaporan. Dan sampling dilakukan pada unit-unit akuntansi di bawahnya.b. Untuk bedanya pemeriksaan LKPP dengan LKPD, karena pembahasan mengenai

pemeriksaan LKPD baru akan dijelaskan oleh kelompok berikutnya, maka pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab sekarang.

4. INDRIPertanyaan:a. Sejauh mana auditor harus memiliki pemahaman mengenai proses bisnis entitas yang

diaudit (dalam hal pemeriksaan LKPP)?b. Apa yang dimaksud dengan modifikasi opini dalam acceptable risk?c. Untuk komponen-komponen dalam LKPP ada yang kurang, yaitu Laporan Realisasi Anggaran

dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

Jawaban:

a. Tidak ada patokan sejauh mana auditor harus memiliki pemahaman akan proses bisnis auditee. As possible as we can, sejauh mungkin auditor harus paham akan proses bisnis auditee, karena dalam prakteknya auditor dibagi dalam tim-tim untuk masing2 instansi. Sehingga diharapkan setiap tim dapat menguasai proses bisnis auditee sebaik mungkin.

b. Untuk kalimat “modifikasi opini dalam acceptable risk”, kami hanya mengambil dari undang-undang.

c. Iya, memang terdapat kekurangan untuk komponen LKPP, karena sekarang sudah akrual maka seharusnya memang terdapat Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)

5. ELVIRAPertanyaan:a. Biasanya penentuan risiko yang dilakukan itu berdasar apa? Per siklus/per akun/per audit?b. Apakah auditor melakukan pembedaan prosedur analitis untuk area yang beresiko tinggi

dan beresiko rendah?

Jawaban:

a. Penentuan resiko bisa didasarkan pada aspek/lini apa saja. Sebisa mungkin semua aspek diperiksa.

b. Ya, memang seharusnya dilakukan pembedaan prosedur antara area beresiko tinggi dan area beresiko rendah. Untuk area beresiko tinggi prosedurnya harus lebih mendetail, sedangkan untuk area beresiko rendah tidak perlu terlalu detail.

6. RIOPertanyaan:a. Prosedur analitis awal dilaksanakan pada saat apa?b. Data yang digunakan untuk prosedur analitis awal dari periode kapan? Apabila dilaksanakan

bulan Desember, apakah jangka waktunya tidak terlalu dekat?

Jawaban:

Page 3: NOTULEN SPKN Pemeriksaan LKPP (Kelompok 5)

a. Pada petunjuk teknis (juknis), prosedur analitis awal hanya ada di awal, tapi prakteknya harus dilakukan di setiap tahap.

b. Data yang digunakan diambil data bulan Desember karena terdapat lonjakan belanja modal pada bulan tersebut.