nugraheni wahyu hal1, 2

14
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Oleh: Nama : Nugraheni Wahyu NRP : 133020112 Kelompok : E Meja : 4 (Empat) Tanggal Percobaan : 7 Desember 2013 Asisten : Aldia Januaresti Atmanagara

Upload: edwin-yang

Post on 04-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan kimia fisika

TRANSCRIPT

Page 1: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Oleh:Nama : Nugraheni WahyuNRP : 133020112Kelompok : EMeja : 4 (Empat)Tanggal Percobaan : 7 Desember 2013Asisten : Aldia Januaresti Atmanagara

LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG2013

Page 2: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Nugraheni Wahyu

133020112

Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

ABSTRAK

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku larutan, menentukan titik didih dan menentukan tekanan osmotik suatu larutan. Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatan dengan metode molaritas. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini adalah Tb air= 89˚C, Tf air= 0˚, larutan gula A: Tf= -11˚, Tf (berdasarkan praktikum)= 11˚, Tf (berdasarkan teori)= 0,543˚C, larutan gula B: Tf= -12˚, Tf (berdasarkan praktikum)= 12˚, Tf (berdasarkan teori)= 0,272˚C, larutan gula: Tb= 90˚, Tb (berdasarkan praktikum)= 0,152˚, Tb

(berdasarkan teori)= 1˚C, larutan garam: Tb= 92˚, Tb (berdasarkan praktikum)= 1,78˚, Tb (berdasarkan teori)= 3˚C.

Key words: Sifat koligatif.

PENDAHULUAN

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari 4 bagian, yaitu penurunan tekaanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis. Penurunan tekanan uap adalah peristiwa fenomena dimana tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan pelarut murni. Penurunan titik beku larutan mendeskripsikan bahwa titik beku suatu pelarut murni akan mengalami penurunan jika ditambahkan zat terlarut didalamnya. Sebagai contoh air murni membeku pada suhu 0˚ C, akan tetapi jika dilarutkan kedalam gula maka titik bekunya akan menjadi dibawah 0˚.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku larutan, menentukan titik didih dan menentukan tekanan osmotik suatu larutan.

Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku

larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatan dengan metode molaritas.

METODOLOGI

Bahan dan Alat yang DigunakanBahan yang digunakan

pada percobaan ini adalah garam, gula dan es batu. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia, tabung reaksi, termometer, bunsen, klem statif, batang pengaduk, aquadest, pipet seukuran, cawan, penjepit tabung reaksi dan kaki tiga.

Metode Percobaan

Page 3: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

Gambar 13. Metode Penentuan Titik Didih Air

Page 4: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

Gambar 14. Metode Penentuan Titik Beku Gula AGambar 15. Metode Penentuan Titik Beku Gula B

Page 5: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

Gambar 16. Metode Penentuan Titik Didih Gula

Page 6: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

Gambar 17. Metode Penentuan Titik Didih GaramHASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel 16. Hasil Pengamatan Sifat Koligatif Larutan

SAMPEL Tb TfBerdasarkan Praktikum Berdasarkan Teori

Tb Tf Tb Tf

Air 89˚ 0˚Larutan Gula A -11˚ 11˚ 0,543˚Larutan Gula B -12˚ 12˚ 0,272˚Larutan Gula 90˚ 0,152˚ 1˚Larutan Garam 92˚ 1,78˚ 3˚

(Sumber : Nugraheni Wahyu Permatasari, 133020112, Meja 4, Kelompok E)

Tabel 17. Hasil Pengamatan Larutan Gula dan Larutan Garam

Suhu (T) Waktu (T)

Didih gula Didih garam Gula Garam

28˚C 27˚C 0’ 0’40˚C 32˚C 1’ 1’

Page 7: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

58˚C 35˚C 2’71˚C 46˚C 3’82˚C 55˚C 4’85˚C 66˚C 5’87˚C 75˚C 6’90˚C 82˚C 7’

92˚C(Sumber : Nugraheni Wahyu Permatasari, 133020112, Meja 4, Kelompok E)

Tabel 18. Hasil Pengamatan Larutan Gula A dan Larutan Gula B

Gula 0,5 Gula 0,25Beku Waktu Beku Waktu27˚C 0’ 28˚C8˚C 0,5’ 8˚C 0,5’1˚C 1’ 5˚C0˚C 1,5’ 2˚C 1,5’0˚C 2’ 0˚C0˚C 2,5’ 0˚C 2,5’-1˚C 3’ -1˚C-1˚C 3,5’ -2˚C 3,5’-2˚C 4’ -5˚C-7˚C 4,5’ -7˚C 4,5’

-10˚C 5 -8˚C-11˚C 5,5’ -10˚C 5,5’-11˚C 6’ -11˚C-11˚C 6,5’ -12˚C 6,5’

(Sumber : Nugraheni Wahyu Permatasari, 133020112, Meja 4, Kelompok E)

Gambar 18. Hasil Pengamatan Larutan Gula dan Larutan Garam

Gambar 19. Hasil Pengamatan Larutan Gula A dan Larutan Gula B

PembahasanBerdasarkan percobaan sifat koligatif

larutan didapat, Tb air= 89˚C, Tf air= 0˚, larutan gula A: Tf= -11˚, Tf (berdasarkan praktikum)= 11˚, Tf (berdasarkan teori)= 0,543˚C, larutan gula B: Tf= -12˚, Tf

(berdasarkan praktikum)= 12˚, Tf

(berdasarkan teori)= 0,272˚C, larutan gula: Tb= 90˚, Tb (berdasarkan praktikum)= 0,152˚, Tb (berdasarkan teori)= 1˚C, larutan garam: Tb= 92˚, Tb (berdasarkan praktikum)= 1,78˚, Tb (berdasarkan teori)= 3˚C.

Faktor kesalahan yang biasa terjadi pada percobaan penentuan titik didih adalah api bunsen yang menyala kurang maksimal sehingga dapat memperlambat pemanasan dan akan memperpanjang waktu pendidihan. Lalu pada percobaan penentuan titik beku adalah saat menggoyangkan tabung reaksi biasanya praktikan tidak menggoyangkannya secara maksimal sehingga waktu yang diperlukan untuk membekukan larutan lebih lama.

Antara titik didih air, larutan gula dan larutan garam titik didihnya yang paling tinggi yaitu larutan gula dan larutan garam karena menghasilkan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan titik didih air. Titik didih gula dan garam menjadi lebih tinggi karena adanya ionisasi kedua zat tersebut sehingga pemanasan menjadi lebih lama.

Titik didih larutan gula dan titik didih larutan garam berbeda karena titik didih larutan bergantung pada kemudahan

1 3 5 7 9 11 13

-15-10

-505

101520253035

Gula AGula B

1 2 3 4 5 6 7 8 90

102030405060708090

100

GulaGaram

Page 8: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

penguapan larutan, jika larutan lebih mudah menguap daripada zat pelarutnya maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan titik didih pelarutnya.

Titik beku larutan gula B lebih rendah dibandingkan titik beku larutan gula A, hal ini disebabkan karena titik beku larutan gula B yaitu -12˚. Hal ini disebabkan karena jumlah zat terlarut yang ditambahkan lebih sedikit yaitu 0,25 g dibandingkan larutan gula A zat terlarut yang ditambahkan lebih banyak yaitu 0,5 g.

Fungsi dari penambahan garam dalam percobaan penentuan titik beku adalah untuk sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu, sehingga es batu cepat mencair dan larutan menjadi cepat membeku.

Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan non elektrolit, hal ini disebabkan karena larutan elektrolit mengalami ionisasi. Contohnya berdasarkan praktikum titik beku larutan gula A yang lebih besar dari pada larutan gula B.

Titik beku larutan akan lebih tinggi daripada titik beku pelarut. Sedangkan penurunan titik beku itu apabila titik beku pelarut murni ditambahkan zat terlarut, maka akan mengalami penurunan titik beku, maka dari itu titik beku larutan akan lebih tinggi daripada pelarut.

Pengaruh konsentrasi terhadap sifat koligatif larutan adalah sesuai pada pegertian sifat koligatif larutan yaitu sifatlarutan yang tidak bergantung pada jenis zatterlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.

Faktor yang mempengaruhi titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Faktor yang mempengaruhi titik beku adalah konsentrasi larutan, keelektrolitan larutan dan jumlah partikel.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.

Kenaikan titik didih adalah titik didih suatu pelarut murni akan bertambah apabila ditambahkan zat terlarut didalamnya.

Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan external yang dialami oleh cairan.

Penurunan titik beku adalah titik beku suatu pelarut murni akan mengalami penurunan jika ditambahkan zat terlarut didalamnya.

Penurunan tekanan uap adalah peristiwa fenomena dimana tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan pelarut murni.

Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.

Reverse osmosis adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi(lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya.

Aplikais dibidang pangan pada percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk pembuatan es lilin, mengetahui titik didih air dan mengetahui titik beku suatu bahan pangan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan sifat koligatif larutan, didapat Tb air= 89˚C, Tf air= 0˚, larutan gula A: Tf= -11˚, Tf (berdasarkan praktikum)= 11˚, Tf (berdasarkan teori)= 0,543˚C, larutan gula B: Tf= -12˚, Tf

(berdasarkan praktikum)= 12˚, Tf

(berdasarkan teori)= 0,272˚C, larutan gula: Tb= 90˚, Tb (berdasarkan praktikum)= 0,152˚, Tb (berdasarkan teori)= 1˚C, larutan garam: Tb= 92˚, Tb (berdasarkan praktikum)= 1,78˚, Tb (berdasarkan teori)= 3˚C. Dan dapat diketahui pula bahwa larutan gula lebih cepat mendidih dibandingkan larutan galam serta larutan gula yang memiliki gram lebih kecil lebih cepat membeku.

Page 9: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Osmosis. http://id.wikipedia.org/ wiki/Osmosis.Accesed : 13 Des 2013.

Anonim. 2013. Titik didih. http://id.wikipedia.org/ wiki/Titik_didih.Accesed : 13 Des 2013.

Anonim. 2011. Mengukur titik beku larutan elektrolit. http://eddy-smansa.blogspot.com/2011/03/mengukur-titik-beku-larutan-elektrolit.htmlAccesed: 13 Des 2013.

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Brady, E. James. (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binapura Aksara : Jakarta.

Sutrisno, E.T. dan Nurminabari, I.S.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung.

Page 10: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

LAMPIRAN

- Berdasarkan Praktikum Tf Gula A (0,5)

Tf = Tf pelarut – Tf larutan= 0 – (-11)= 11˚C

Tf Gula A (0,25)Tf = Tf pelarut – Tf larutan

= 0 – (-12)= 12˚C

Tb Gula Tb = Tb larutan – Tb pelarut

= 90 – 89= 1˚C

Tb Garam Tb = Tb larutan – Tb pelarut

= 92 – 89= 3˚C

- Berdasarkan Teori Tf Gula A (0,5)

Tf = kf · m

= ( mMr x 1000p )Kf

= ( 0,5342

x1000

5 )1,86

= 1,46 x 10-3 · 200 · 1,86=0,543˚C

Tf Gula B (0,25)Tf = kf · m

= ( mMr x 1000p )Kf

= ( 0,25342

x1000

5 )1,86

Page 11: Nugraheni Wahyu Hal1, 2

= 7,30 x 10-4 · 200 · 1,86=0,271˚C

Tb GulaTf = kb · m

= ( mMr x 1000p )Kb

= ( 5342

x1000

50 )0,52

= 0,0147 · 20 · 0,52= 0,152 ˚C

Tb GaramTf = kb · m

= ( mMr x 1000p )Kb·I

= ( 558,5

x1000

50 )0,52 ·2

= 0,0855 · 20 · 0,52 · 2= 1,78 ˚C