nur sosiologi pend.2
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
1/15
Ringkasan materi tentang Landasan Sosiologi Pendidikan
Manusia adalah mahkluk sosial. Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar
masyarakat dan individu dengan masyarakat. Hidup di masyarakat itu merupakan manifestasi
bakat sosial anak. Oleh karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu
dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi matang. Di samping tugaspendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu
anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam
proses pendidikan. Dan menurut para ahli bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah bahwa
mendidik itu bertujuan membimbing agar kelak dapat hidup serasi dengan masyarakat tempat
hidupnya.
1. Pengertian tentang Landasan SosiologisSosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang masyarakat.
Sosiologi sebagai ilmu otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama
sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (17981857). Sosiologi adalahilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompokkelompok dan struktur
sosialnya. Sosiologi mempunyai ciriciri :
1. Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari
kenyataan yang terjadi di lapangan.
2. Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya
yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terusmenerus sebagai konsekuensi dari
terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teoriteori itu akan berkomulasi
mengarah kepada teori yang lebih baik.
4. Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu
individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan polapola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi
yang terdapat pada pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan
meliputi :
1. Interaksi gurusiswa.2. Dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah.3. Struktur dan fungsi sistem pendidikan.4. Sistemsistem masyarakat dan pengaruhnya terhaadap pendidikan.
Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b. Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
2/15
c. Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan
kebudayaan.
d. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.
e. Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan,atau kelompokkelompok dalam masyarakat.
2. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi :
a. Sifat kebudayaann sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.
b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :
a. Peranan sosial guru.
b. Sifat kepribadian guru.
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anakanak.
4. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi :
a. Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi
sekolah.
b. Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitaskaum tidak terpelajar.
c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
d. Faktorfaktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai sarana untuk memahamisistem pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat (Wayan Ardhana,
1986 : Modul 1/67)
Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma
kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan
bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar
pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan
masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi
oleh masing-masing anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga
macam norma yang dianut oleh pengikutnya, yaitu:
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
3/15
1. Paham individualisme, Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahirmerdeka dan hidup merdeka. Masingmasing boleh berbuat apa saja menurut
keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak
individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan
individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk
mencapai pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lainsaling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.
2. Paham kolektivisme, Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihankepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah
sebagai alat bagi masyarakatnya.
3. Paham integralistik, paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masinganggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan
masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara individualis
melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan juga merupakan
relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan
kepentingan pribadi.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber
dari norma kehidupan masyarakat:
1. Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat.2. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat..3. Negara melindungi warga negaranya.4. Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara
orang per orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik
pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan luar
sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat
penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertaman bagi setiap manusia.
Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga, dimana anak mulai mengembangkan diri.
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa Pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga
dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai norma dan keterampilan.perlu
pula ditegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian keluarga untuk melaksanakan
upaya pendidikan dalam lingkungannya sendiri. Meskipun pendidikan formal telahmengambil sebagian tugas keluarga dalam mendidik anak, tetapi pengaruh keluarga tetap
penting sebab keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak. Dalam
keluarga dapat ditanamkan nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya. Perubahan fungsi keluarga, pola hubungan orang tua dan anak di dalam keluarga,
komposisi keanggotaan dalam keluarga, keberadaan orang tua (hanya bapak/ibu) dalam
keluarga, dan perbedaan kelas sosial keluarga diperkirakan tetap berpengaruh terhadap
perkembangan anak (Redja Mudyahardjo. et.al.,1992: modul 5/54).
Selanjutnya disamping sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh
berbagai kelompok sosial dalam masyarakat. Seperti kelompok keagamaan, organisasi
pemuda dan pramuka, dan lainlain. Terdapat satu kelompok khusus yang datangnya bukandari orang dewasa, tetapi dari anakanak lain yang hampir seusia yang disebut kelompok
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
4/15
sebaya. Kelompok sebaya ini juga merupakan agen sosialisasi yang mempunyai pengaruh
kuat searah dengan bertambahnya usia anak. Kelompok sebaya sendiri dari sejumlah individu
yang ratarata usianya hampir sama yang mempunyai kepentingan tertentu yang bersifat
sangat sementara.
Kelompok sebaya bukanlah merupakan lembaga yang bersifat tetap sebagaimana keluarga.Memang kelompok ini mempunyai semacam organisasi, tetapi peranan dari setiap anggota
kurang jelas dan perananperanan itu sering berubahubah. Pada beberapa kelompok
sebaya, bahkan tidak jelas siapa sebenarnya yang menjadi anggota dan siapa yang bukan
anggota. Anakanak selalu pindah dari satu kelompok ke kelompok sebaya lainnya sejalan
dengan bertambahnya usia anak yang bersangkutan. Banyak anak menjadi anggota lebih dari
satu kelompok dalam waktu yang bersamaan. Pada suatu saat seorang anak menjadi anggota
kelompok sebaya di kampungnya, di organisasi pemuda, dan atau di sekolah. Di dalam
masingmasing kelompok seorang anak mempunyai status tertentu dan dituntut dari
kelompok sebaya dan adanya kecenderungan setiap anggota kelompok untuk memenuhi
ekspektasi itu, maka dirasakan pengaruh kelompok sebaya menjadi sangat penting. Sebagai
lembaga sosial, kelompok sebaya tidak mempunyai struktur yang jelas dan tidak mempunyaitujuan yang bersifat permanen. Tetapi kelompok sebaya dapat menciptakan solidaritas yang
sangat kuat diantara anggota kelompoknya. Terdapat beberapa hal yang dapat disumbangkanoleh kelompok sebaya dalam proses sosialisasi anak, antara lain bahwa kelompok sebaya
memberikan model, memberikan identitas, serta memberikan dukungan. Di samping itu,
kelompok sebaya memberikan jalan pada anak untuk lebih independen dan menumbuhkan
sikap kerjasama dan membuka horison anak lebih luas.
Paparan tersrbut menyoroti terutama pengaruh masyarakat terhadap pendidikan, mulai dari
keluarga, kelompok sebaya dan lainnya. Dari sisi lain, yang tidak kalah pentingnya adalah
pengaruh pendidikan terhadap masyarakat. Tentang hal ini terdapat suatu persoalan klasik
yang telah dikaji sejak dulu. Permasalahan dimaksud adalah dalam kaitannya dengan tujuan
pendidikan, yakni yang harus mendapat penekanan : apakah pendidikan mempersiapkan anak
untuk hidup di dalam masyarakatnya (penekanan pada sosialisasi), atau mempersiapkan anak
untuk merombak/membarui masyarakat (penekanan pada agen pembaruan). Seperti tampak
di banyak negara, pendidikan yang dilaksanakan pada umumnya tidak memilih salah satu
kutub pendapat tersebut, tetapi diupayakan seimbangan antara upaya pelestarian dan
pengembangan.
Berdasarkan interaksi sosial di atas, interaksi dan proses sosial di dasari oleh faktorfaktor :
1.
Imitasi. Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bissa pula bersifat negatif.2. Sugesti. Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik padapandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas.
Di sekolah yang berwibawa misalnya guru, yang berwewenang misalnya kepala
sekolah dan yang mayoritas misalnya pendapat sebagian besar temannya. Sugesti ini
memberi jalan bagi anak itu untuk mensosialisasi dirinya. Namun kalau anak terlalu
sering mensosialisasi sugesti dapat membuat daya berpikir yang rasional terhambat.
3. Identifikasi. Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Iaberusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar
maupun dibawah sadar.
4. Simpati. Simpati adalah faktor terakhir yang membuat anak mengadakan proses sosial.Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Faktor
perasaan memang penting dalam simpati. Sebab itu hubungan yang akrab perlu
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
5/15
dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini mudah muncul,
sosialisasi mudah terjadi, dan anakanak akan tertib mematuhi peraturanperaturan
kelas dalam belajar.
b. Ruang Lingkup dan Fungsi Kajian Sosiologi Pendidikan
Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya, Sosiologi
Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational Sociology) adalah cabang ilmu
Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh professional dibidang pendidikan (calon guru,
para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasisiwa serta professional sosiologi.
Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat
pokok bahasan berikut:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain2. Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar,3. Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan4. Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007:
81).
Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai bagaimana
harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses pendidikan itu, atau bagaimana
sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut kacamata kepentingan masyarakat, baik pada
level nasional maupun lokal.
Sosiologi Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang sosiologi yang
memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata pendidikan dengan pranata
kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan komunitas sekitar, interaksi social antara
orang-orang dalam satu unit pendidikan, dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta
didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007: 82).
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan
tiga fungsi pokok, yaitu :
1. Fsungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentangfenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan
konsep-konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik
sampai dalil dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasilpenelitian lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan
lain, serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi
yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan
yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomenafenomena yang dihadapi secara
akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media
komunikasi.
2. Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang
diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, tuntutan
masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan
eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
6/15
prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna
mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
3. Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,
kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalahpenyelenggaraan pendidikan sendiri.
Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya
selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian
tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari
model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus,
Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial
di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta
didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang
hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.
c. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling
tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, pada umumnya bertempat
tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka memiliki hubungan darah atau memilikikepentingan bersama. Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas
ataupun dalam arti sempit. Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya
masyarakat bangsa, sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau suku.
Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain:
1. Ada interaksi antara warga-warganya2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum, dan
aturan-aturan khas
3. Ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. Kesatuan wilayah, kesatuanadat- istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan
pangkal dari perasaan bangga sebagai patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan
kesetiakawanan sosial (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 100).
Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu hingga kini, ciri
yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk yang tersebar
di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan panjang, masyarakat yang bhineka tersebutakhirnya mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan satu negara serta berusaha
mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat yang bhinneka tunggal ika.
Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh dua ciri yang unik, yakni :
1. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitasberdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
2. Secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas,menengah, dan lapisan bawah.
Pada zaman penjajahan, sifat dasar masyarakat Indonesia yang menonjol adalah :
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
7/15
1. Terjadi segmentasi ke dalam bentuk kelompok social atau golongan social jajahanyang seringkali memiliki sub-kebudayaan sendiri.
2. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi.3. Seringkali anggota masyarakat atau kelompok tidak mengembangkan consensus di
antara mereka terhadap nilai-nilai yang bersifat mendasar.
4. Diantara kelompok relative seringkali mengalami konflik.5. Terdapat saling ketergantungan di bidang ekonomi.6. Adanya dominasi politiuk oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok social yang
lain.
7. Secara relative integrasi social sukar dapat tumbuh (Wayan Ardhana, 1986: Modul1/70).
Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan Orde Baru,
telah banyak mengalami perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan
ciri-ciri unik, baik secara horizontal maupun secara vertical, masih dapat ditemukan,
demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman penjajahan belum terhapus
seluruhnya. Namun niat politik yang kuat menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia sertakemajuan dalam berbagai bidang pembangunan, maka sisi ketunggalan dari bhinneka
tunggal ika makin mencuat. Berbagai upaya dilakukan, baik melalui kegiatan jalur sekolahmaupun jalur luar sekolah, telah menumbuhkan benih-benih persatuan dan kesatuan yang
semakin kokoh.
Berbagai upaya telah dilakukan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan
masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yang semestinya
dengan antara lain dimasukkannya muatan lokal (mulok) di dalam kurikulum sekolah. Perlu
ditegaskan bahwa muatan local di dalam kurikulum tidak dimaksudkan sebagai upaya
membentuk manusia lokal, akan tetapi haruslah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan manusia Indonesia di suatu lokal tertentu. Dengan demikian akan dapat
diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi
yang memahami dan menyatu dengan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) di sekitarnya.s
2. Pengertian Hakikat Manusia :
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah lakuintelektual dan sosial.
3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur danmengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernahselesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untukmewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaandengan potensi yang tak terbatas
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
8/15
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baikdan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkania tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal
tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal,
dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur
kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-
Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan
berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang
sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapanini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi
telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal
ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai
mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena
adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari
adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia
dari Allah SWT. {Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di
bumi semuanya.}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari
dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat
berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang
menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan
pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu
sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai
cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu
kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya
yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan
mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasansehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa
yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang,
bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat
membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya
untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,
rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai
harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan
sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu jugatelah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
9/15
dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat
dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai
dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya
saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara
untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan
kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yangtelah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan
pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.
Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan
pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya
yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.
Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan
tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang
diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan
konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiranyang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai
mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai
dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini
disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-
Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan
yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus
ajaran Allah.
Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang
biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw
wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-
Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan yang telah diuraikan
diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berfungsi sebagai penerus
ajaran agama yang telah dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khalifah juga
merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.
Beberapa Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,
manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yang mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yang luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas
sebagai sumber utama yang bebaskepadanya dunia alamworld of nature, sejarah dan
masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan
bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan
pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yang paling menonjol;
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yang menakjubkan, ia memahami
aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yang tersembunyi dari pengamatan, dan
mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal padapermukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar penginderaan
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
10/15
dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas
penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa
mendatang, ke dalam waktu yang tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan
yang benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yang
lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk
hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya
secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan
manusia memiliki kekuatan ajaib-semuquasi-miracolousyang memberinya kemampuan
untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan
kedalaman eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yang belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yang ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya.
Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yang ada. Kekuatan
inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki,
mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.
Nilai terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau
dimana suatu motif yang lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin
dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa
rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri,
dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Contohnya :
Salah satu hakekat manusia adalah manusia memiliki tenaga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang dimaksud tenaga
dalam adalah ilmu yang mereka miliki. Ilmu itu di dapatkan dari pendidikan yang mereka
capai dalam hidupnya yaitu dengan bersekolah ataupun mengikuti kursuskursus sehingga
dapat membekali mereka untuk mendapatkan pekerjaaan yang layak, sehingga dapat
memenuhi kebutuhankebutuhannya.
3. Pengertian pendidikan :
Arti pendidikan secara etimologi :
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
11/15
Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata PAIS artinya anak, dan AGAIN
diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
Secara definitif pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai
berikut :
1. John deweyPendidikan adalah proses pembentukan kecakapankecakapan fondamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
1. D. R. MJ. LangeveldPendidikan adalah pemberian bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan, dalam
pelaksanaan bimbingan diperlukan yang sengaja positif kearah tujuan yang diinginkan. Sifat
Pendidikan : Semua usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan harus diberikan tertuju
kepada kedewasaan anak didiknya.
1. SA. Bratanata dkkPendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang
tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
1. Ki Hajar DewantaraPendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anakanak, artinya menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anakanak agar mereka sebagai manusia dan sebagaianggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya.
Selain itu pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pengerti
(pikiran) dan jasmani anak.
1. RousseauPendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anakanak, akan
tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
1. UU SPN 20/03Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuataan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1. Panggulowentah (Jawa)Pendidikan berarti mengelola, mengubah kejiwaannya, mematangkan perasaan, pikiran,
kemajuan dan watak sang anak ( mengenai pemberian pengetahuan melalui
pengajaran/onderwus)
1. Educare (Romawi Inggris)
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
12/15
Pendidikan berarti mengeluarkan dan menuntun / membangunkan kekuatan terpendam atau
mengaktiveer kekuatan potensil yang dimiliki anak.
1. Erzichung (Jerman)Pendidikan berarti mengeluarkan dan menuntun.
1. Jumberansyah IndarPendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi
baik jasmani atau pun rohani sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan.
1. H. HomePendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dankemanusiaan dari manusia.
1. Edgar DallePendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
1.
JJ. Rouseau
Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.
14.Kingsley PricePendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara
atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa.
1. J. AdlerPendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang
diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-
kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun
untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu
kebiasaan yang baik.
16.John S. BrubacherPendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka
penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta.
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
13/15
Menurut saya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
1. Lembagalembaga pendidikan yang ada di IndonesiaLembaga pendidikan di Indonesia dibagi menjadi Lembaga Pendidikan formal, Non-Formal,
dan In-formal.
a. Lembaga Pendidikan Formal
C Arti Sekolah
Sekolah dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah atau
tempat tertentu, teratur sistimatis, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, sertaberlangsung mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi yang telah
ditetapkan.
Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang
meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Bagi pemerintah karean dalam rangka
pengembangan bangsa dibutuhkan pendidikan, maka jalur yang ditempuh unuk mengetahui
out put nya baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktifitasnya
direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum. Fungsi Lembaga Pendidikan Formal
(Sekolah) adalah :
F Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan
memperdalam atau memperluas, tingkah laku anak atau peserta didik yang dibawa dari
keluarga serta membantu mengembangkan bakat.
F Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar :
@ Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan, teman dan masyarakat tertentu.
@ Peserta didik belajar taat kepada peraturan atau mengerti tentang disiplin.
@ Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat berdasarkan normanorma yang
berlaku.
C Jenjang Lembaga Pendidikan Formal
Jenjang lembaga pendidikan formal di bagi menjadi 3 :
F Pendidikan tinggi
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
14/15
F Pendidikan Menengah yang terdiri dari SMTA (Umum dan Kejuruan) dan SMTP (Umum
dan Kejuruan).
F Pendidikan dasar
C Jenis Lembaga Pendidikan Formal
F Umum yang terdiri dari :
@ SMTA
@ SMTP
@ SD
F Kejuruan yang terditi dari :
@ Teknik Industri : STM
@ Kejuruan : SMEA
@ Kerumahtanggaan : SMKK, SPK, SAA, SMPS
@ Jasa : SPK
@ Pertanian : SMTP
C Tujuan Pengadaan lembaga pendidikan formal :
F Tempat sumber ilmu pengetahuan
F Tempat untuk mengembangkan bangsa
F Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupandi masyarakat sehingga siap pakai.
b. Lembaga Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar
mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan
paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran
(TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program
paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar. Pendidikan
lanjutan meliputi program paket C(setara SLA), kursus, pendidikan vokasi, latihan
keterampilan lain baik dilaksanakan secara terogranisasi maupun tidak terorganisasi.
Pendidikan Non Formal mengenal pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai
pangkalan program yang dapat berada di dalam satu kawasan setingkat atau lebih kecil dari
kelurahan/desa. PKBM dalam istilah yang berlaku umum merupakan padanan dari
Community Learning Center (CLC)yang menjadi bagian komponen dari Community Center.
-
7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2
15/15
c. Pendidikan In Formal
Pendidikan in formal ini terutama berlangsung di tengah keluarga, namun mungkin juga
berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal dan lain
lain yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu.
Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa danya program waktu, (tak
terbatas), dan tanpa adanya evaluasi. Adapun alasannya di atas pendidikan in formal ini tetap
memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi seseorang atau peserta didik.
Pendidikan ini dapat berlangsung di luar sekolah, misalnya di dalam keluarga atau
masyarakat, tetapi juga dapat pada saat ini di dalam suasana pendidikan formal atau sekolah,
misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu jajan di kantin, atau pada waktu saat pemberian
pelajaran tentang keadaan sikap guru mengajar, atau saat guru memberi tindakan tertentu
kepada anak.
Pendidikan in formal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk lingkungan keluargaatau rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat (desa mawa cara, negara mawa tata :
bahasa jawa)
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 2007.Landasan Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Tirtarahardja, Umar. 2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya.
Ahmadi, Abu & Uhbiyati, Nur. 2003.Ilmu Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.