nur sosiologi pend.2

Upload: shita-jung

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    1/15

    Ringkasan materi tentang Landasan Sosiologi Pendidikan

    Manusia adalah mahkluk sosial. Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar

    masyarakat dan individu dengan masyarakat. Hidup di masyarakat itu merupakan manifestasi

    bakat sosial anak. Oleh karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu

    dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi matang. Di samping tugaspendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu

    anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam

    proses pendidikan. Dan menurut para ahli bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah bahwa

    mendidik itu bertujuan membimbing agar kelak dapat hidup serasi dengan masyarakat tempat

    hidupnya.

    1. Pengertian tentang Landasan SosiologisSosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang masyarakat.

    Sosiologi sebagai ilmu otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama

    sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (17981857). Sosiologi adalahilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompokkelompok dan struktur

    sosialnya. Sosiologi mempunyai ciriciri :

    1. Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari

    kenyataan yang terjadi di lapangan.

    2. Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya

    yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.

    3. Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terusmenerus sebagai konsekuensi dari

    terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teoriteori itu akan berkomulasi

    mengarah kepada teori yang lebih baik.

    4. Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu

    individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

    Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan polapola

    interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi

    yang terdapat pada pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan

    meliputi :

    1. Interaksi gurusiswa.2. Dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah.3. Struktur dan fungsi sistem pendidikan.4. Sistemsistem masyarakat dan pengaruhnya terhaadap pendidikan.

    Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

    1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :

    a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan

    b. Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    2/15

    c. Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan

    kebudayaan.

    d. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.

    e. Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan,atau kelompokkelompok dalam masyarakat.

    2. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi :

    a. Sifat kebudayaann sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.

    b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.

    3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :

    a. Peranan sosial guru.

    b. Sifat kepribadian guru.

    c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.

    d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anakanak.

    4. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan

    kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi :

    a. Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi

    sekolah.

    b. Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitaskaum tidak terpelajar.

    c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.

    d. Faktorfaktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.

    Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai sarana untuk memahamisistem pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat (Wayan Ardhana,

    1986 : Modul 1/67)

    Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma

    kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan

    bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar

    pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan

    masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya

    menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi

    oleh masing-masing anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga

    macam norma yang dianut oleh pengikutnya, yaitu:

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    3/15

    1. Paham individualisme, Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahirmerdeka dan hidup merdeka. Masingmasing boleh berbuat apa saja menurut

    keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak

    individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan

    individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk

    mencapai pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lainsaling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.

    2. Paham kolektivisme, Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihankepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah

    sebagai alat bagi masyarakatnya.

    3. Paham integralistik, paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masinganggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan

    masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara individualis

    melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan juga merupakan

    relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan

    kepentingan pribadi.

    Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber

    dari norma kehidupan masyarakat:

    1. Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat.2. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat..3. Negara melindungi warga negaranya.4. Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.

    Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara

    orang per orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.

    Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik

    pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan luar

    sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat

    penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertaman bagi setiap manusia.

    Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga, dimana anak mulai mengembangkan diri.

    Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa Pendidikan keluarga

    merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga

    dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai norma dan keterampilan.perlu

    pula ditegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian keluarga untuk melaksanakan

    upaya pendidikan dalam lingkungannya sendiri. Meskipun pendidikan formal telahmengambil sebagian tugas keluarga dalam mendidik anak, tetapi pengaruh keluarga tetap

    penting sebab keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak. Dalam

    keluarga dapat ditanamkan nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak

    selanjutnya. Perubahan fungsi keluarga, pola hubungan orang tua dan anak di dalam keluarga,

    komposisi keanggotaan dalam keluarga, keberadaan orang tua (hanya bapak/ibu) dalam

    keluarga, dan perbedaan kelas sosial keluarga diperkirakan tetap berpengaruh terhadap

    perkembangan anak (Redja Mudyahardjo. et.al.,1992: modul 5/54).

    Selanjutnya disamping sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh

    berbagai kelompok sosial dalam masyarakat. Seperti kelompok keagamaan, organisasi

    pemuda dan pramuka, dan lainlain. Terdapat satu kelompok khusus yang datangnya bukandari orang dewasa, tetapi dari anakanak lain yang hampir seusia yang disebut kelompok

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    4/15

    sebaya. Kelompok sebaya ini juga merupakan agen sosialisasi yang mempunyai pengaruh

    kuat searah dengan bertambahnya usia anak. Kelompok sebaya sendiri dari sejumlah individu

    yang ratarata usianya hampir sama yang mempunyai kepentingan tertentu yang bersifat

    sangat sementara.

    Kelompok sebaya bukanlah merupakan lembaga yang bersifat tetap sebagaimana keluarga.Memang kelompok ini mempunyai semacam organisasi, tetapi peranan dari setiap anggota

    kurang jelas dan perananperanan itu sering berubahubah. Pada beberapa kelompok

    sebaya, bahkan tidak jelas siapa sebenarnya yang menjadi anggota dan siapa yang bukan

    anggota. Anakanak selalu pindah dari satu kelompok ke kelompok sebaya lainnya sejalan

    dengan bertambahnya usia anak yang bersangkutan. Banyak anak menjadi anggota lebih dari

    satu kelompok dalam waktu yang bersamaan. Pada suatu saat seorang anak menjadi anggota

    kelompok sebaya di kampungnya, di organisasi pemuda, dan atau di sekolah. Di dalam

    masingmasing kelompok seorang anak mempunyai status tertentu dan dituntut dari

    kelompok sebaya dan adanya kecenderungan setiap anggota kelompok untuk memenuhi

    ekspektasi itu, maka dirasakan pengaruh kelompok sebaya menjadi sangat penting. Sebagai

    lembaga sosial, kelompok sebaya tidak mempunyai struktur yang jelas dan tidak mempunyaitujuan yang bersifat permanen. Tetapi kelompok sebaya dapat menciptakan solidaritas yang

    sangat kuat diantara anggota kelompoknya. Terdapat beberapa hal yang dapat disumbangkanoleh kelompok sebaya dalam proses sosialisasi anak, antara lain bahwa kelompok sebaya

    memberikan model, memberikan identitas, serta memberikan dukungan. Di samping itu,

    kelompok sebaya memberikan jalan pada anak untuk lebih independen dan menumbuhkan

    sikap kerjasama dan membuka horison anak lebih luas.

    Paparan tersrbut menyoroti terutama pengaruh masyarakat terhadap pendidikan, mulai dari

    keluarga, kelompok sebaya dan lainnya. Dari sisi lain, yang tidak kalah pentingnya adalah

    pengaruh pendidikan terhadap masyarakat. Tentang hal ini terdapat suatu persoalan klasik

    yang telah dikaji sejak dulu. Permasalahan dimaksud adalah dalam kaitannya dengan tujuan

    pendidikan, yakni yang harus mendapat penekanan : apakah pendidikan mempersiapkan anak

    untuk hidup di dalam masyarakatnya (penekanan pada sosialisasi), atau mempersiapkan anak

    untuk merombak/membarui masyarakat (penekanan pada agen pembaruan). Seperti tampak

    di banyak negara, pendidikan yang dilaksanakan pada umumnya tidak memilih salah satu

    kutub pendapat tersebut, tetapi diupayakan seimbangan antara upaya pelestarian dan

    pengembangan.

    Berdasarkan interaksi sosial di atas, interaksi dan proses sosial di dasari oleh faktorfaktor :

    1.

    Imitasi. Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bissa pula bersifat negatif.2. Sugesti. Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik padapandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas.

    Di sekolah yang berwibawa misalnya guru, yang berwewenang misalnya kepala

    sekolah dan yang mayoritas misalnya pendapat sebagian besar temannya. Sugesti ini

    memberi jalan bagi anak itu untuk mensosialisasi dirinya. Namun kalau anak terlalu

    sering mensosialisasi sugesti dapat membuat daya berpikir yang rasional terhambat.

    3. Identifikasi. Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Iaberusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar

    maupun dibawah sadar.

    4. Simpati. Simpati adalah faktor terakhir yang membuat anak mengadakan proses sosial.Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Faktor

    perasaan memang penting dalam simpati. Sebab itu hubungan yang akrab perlu

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    5/15

    dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini mudah muncul,

    sosialisasi mudah terjadi, dan anakanak akan tertib mematuhi peraturanperaturan

    kelas dalam belajar.

    b. Ruang Lingkup dan Fungsi Kajian Sosiologi Pendidikan

    Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya, Sosiologi

    Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational Sociology) adalah cabang ilmu

    Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh professional dibidang pendidikan (calon guru,

    para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasisiwa serta professional sosiologi.

    Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat

    pokok bahasan berikut:

    1. Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain2. Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar,3. Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan4. Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007:

    81).

    Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai bagaimana

    harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses pendidikan itu, atau bagaimana

    sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut kacamata kepentingan masyarakat, baik pada

    level nasional maupun lokal.

    Sosiologi Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang sosiologi yang

    memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata pendidikan dengan pranata

    kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan komunitas sekitar, interaksi social antara

    orang-orang dalam satu unit pendidikan, dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta

    didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007: 82).

    Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan

    tiga fungsi pokok, yaitu :

    1. Fsungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentangfenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan

    konsep-konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik

    sampai dalil dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasilpenelitian lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan

    lain, serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi

    yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan

    yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomenafenomena yang dihadapi secara

    akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media

    komunikasi.

    2. Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang

    diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, tuntutan

    masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan

    eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    6/15

    prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna

    mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.

    3. Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

    kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,

    kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalahpenyelenggaraan pendidikan sendiri.

    Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya

    selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian

    tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari

    model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus,

    Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial

    di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta

    didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang

    hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

    c. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional

    Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling

    tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, pada umumnya bertempat

    tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka memiliki hubungan darah atau memilikikepentingan bersama. Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas

    ataupun dalam arti sempit. Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya

    masyarakat bangsa, sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau suku.

    Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain:

    1. Ada interaksi antara warga-warganya2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum, dan

    aturan-aturan khas

    3. Ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. Kesatuan wilayah, kesatuanadat- istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan

    pangkal dari perasaan bangga sebagai patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan

    kesetiakawanan sosial (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 100).

    Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu hingga kini, ciri

    yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk yang tersebar

    di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan panjang, masyarakat yang bhineka tersebutakhirnya mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan satu negara serta berusaha

    mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat yang bhinneka tunggal ika.

    Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh dua ciri yang unik, yakni :

    1. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitasberdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.

    2. Secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas,menengah, dan lapisan bawah.

    Pada zaman penjajahan, sifat dasar masyarakat Indonesia yang menonjol adalah :

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    7/15

    1. Terjadi segmentasi ke dalam bentuk kelompok social atau golongan social jajahanyang seringkali memiliki sub-kebudayaan sendiri.

    2. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi.3. Seringkali anggota masyarakat atau kelompok tidak mengembangkan consensus di

    antara mereka terhadap nilai-nilai yang bersifat mendasar.

    4. Diantara kelompok relative seringkali mengalami konflik.5. Terdapat saling ketergantungan di bidang ekonomi.6. Adanya dominasi politiuk oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok social yang

    lain.

    7. Secara relative integrasi social sukar dapat tumbuh (Wayan Ardhana, 1986: Modul1/70).

    Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan Orde Baru,

    telah banyak mengalami perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan

    ciri-ciri unik, baik secara horizontal maupun secara vertical, masih dapat ditemukan,

    demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman penjajahan belum terhapus

    seluruhnya. Namun niat politik yang kuat menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia sertakemajuan dalam berbagai bidang pembangunan, maka sisi ketunggalan dari bhinneka

    tunggal ika makin mencuat. Berbagai upaya dilakukan, baik melalui kegiatan jalur sekolahmaupun jalur luar sekolah, telah menumbuhkan benih-benih persatuan dan kesatuan yang

    semakin kokoh.

    Berbagai upaya telah dilakukan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan

    masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yang semestinya

    dengan antara lain dimasukkannya muatan lokal (mulok) di dalam kurikulum sekolah. Perlu

    ditegaskan bahwa muatan local di dalam kurikulum tidak dimaksudkan sebagai upaya

    membentuk manusia lokal, akan tetapi haruslah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka

    mewujudkan manusia Indonesia di suatu lokal tertentu. Dengan demikian akan dapat

    diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi

    yang memahami dan menyatu dengan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) di sekitarnya.s

    2. Pengertian Hakikat Manusia :

    Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

    1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

    2.

    Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah lakuintelektual dan sosial.

    3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur danmengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

    4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernahselesai (tuntas) selama hidupnya.

    5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untukmewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik

    untuk ditempati

    6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaandengan potensi yang tak terbatas

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    8/15

    7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baikdan jahat.

    8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkania tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di

    dalam lingkungan sosial.

    Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.

    Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas

    mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal

    tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal,

    dan Sualalah.

    Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur

    kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-

    Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan

    berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang

    sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapanini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi

    telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal

    ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai

    mahluk yang sempurna dan paling mulia.

    Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,

    tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena

    adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari

    adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia

    dari Allah SWT. {Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di

    bumi semuanya.}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari

    dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan

    siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat

    berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang

    menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan

    pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu

    sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai

    cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu

    kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya

    yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan

    mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasansehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.

    Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa

    yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang,

    bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat

    membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya

    untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,

    rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai

    harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan

    sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu jugatelah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    9/15

    dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat

    dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai

    dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya

    saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara

    untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan

    kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yangtelah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan

    pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.

    Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan

    pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya

    yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.

    Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan

    tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang

    diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan

    konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiranyang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai

    mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai

    dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini

    disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-

    Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan

    yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus

    ajaran Allah.

    Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang

    biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw

    wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-

    Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan yang telah diuraikan

    diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berfungsi sebagai penerus

    ajaran agama yang telah dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khalifah juga

    merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.

    Beberapa Definisi Manusia :

    1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,

    manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yang mulia.

    2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yang luar biasa dan tidak dapat

    dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas

    sebagai sumber utama yang bebaskepadanya dunia alamworld of nature, sejarah dan

    masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan

    bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan

    pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan

    3. Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yang paling menonjol;

    Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yang menakjubkan, ia memahami

    aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yang tersembunyi dari pengamatan, dan

    mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal padapermukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar penginderaan

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    10/15

    dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas

    penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa

    mendatang, ke dalam waktu yang tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan

    yang benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yang

    lebih mulia daripada eksistensi.

    4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk

    hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari,

    manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

    5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya

    secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan

    manusia memiliki kekuatan ajaib-semuquasi-miracolousyang memberinya kemampuan

    untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan

    kedalaman eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk

    menikmati apa yang belum diberikan alam.

    6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah

    puas dengan apa yang ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya.

    Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak

    memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yang ada. Kekuatan

    inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki,

    mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.

    7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.

    Nilai terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau

    dimana suatu motif yang lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin

    dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa

    rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

    8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri,

    dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan mulia. Ia

    memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, memiliki kekuatan untuk

    memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.

    Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan punya arti

    kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

    Contohnya :

    Salah satu hakekat manusia adalah manusia memiliki tenaga dalam yang dapat

    menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang dimaksud tenaga

    dalam adalah ilmu yang mereka miliki. Ilmu itu di dapatkan dari pendidikan yang mereka

    capai dalam hidupnya yaitu dengan bersekolah ataupun mengikuti kursuskursus sehingga

    dapat membekali mereka untuk mendapatkan pekerjaaan yang layak, sehingga dapat

    memenuhi kebutuhankebutuhannya.

    3. Pengertian pendidikan :

    Arti pendidikan secara etimologi :

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    11/15

    Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata PAIS artinya anak, dan AGAIN

    diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.

    Secara definitif pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai

    berikut :

    1. John deweyPendidikan adalah proses pembentukan kecakapankecakapan fondamental secara

    intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

    1. D. R. MJ. LangeveldPendidikan adalah pemberian bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan, dalam

    pelaksanaan bimbingan diperlukan yang sengaja positif kearah tujuan yang diinginkan. Sifat

    Pendidikan : Semua usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan harus diberikan tertuju

    kepada kedewasaan anak didiknya.

    1. SA. Bratanata dkkPendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang

    tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.

    1. Ki Hajar DewantaraPendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anakanak, artinya menuntun segala

    kekuatan kodrat yang ada pada anakanak agar mereka sebagai manusia dan sebagaianggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya.

    Selain itu pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pengerti

    (pikiran) dan jasmani anak.

    1. RousseauPendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anakanak, akan

    tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

    1. UU SPN 20/03Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

    kekuataan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia

    serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    1. Panggulowentah (Jawa)Pendidikan berarti mengelola, mengubah kejiwaannya, mematangkan perasaan, pikiran,

    kemajuan dan watak sang anak ( mengenai pemberian pengetahuan melalui

    pengajaran/onderwus)

    1. Educare (Romawi Inggris)

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    12/15

    Pendidikan berarti mengeluarkan dan menuntun / membangunkan kekuatan terpendam atau

    mengaktiveer kekuatan potensil yang dimiliki anak.

    1. Erzichung (Jerman)Pendidikan berarti mengeluarkan dan menuntun.

    1. Jumberansyah IndarPendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi

    baik jasmani atau pun rohani sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan.

    1. H. HomePendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi

    makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar

    kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dankemanusiaan dari manusia.

    1. Edgar DallePendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah

    melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar

    sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan

    peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

    1.

    JJ. Rouseau

    Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa

    kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.

    14.Kingsley PricePendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara

    atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa.

    1. J. AdlerPendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang

    diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-

    kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun

    untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu

    kebiasaan yang baik.

    16.John S. BrubacherPendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka

    penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta.

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    13/15

    Menurut saya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat

    mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya dan masyarakat.

    1. Lembagalembaga pendidikan yang ada di IndonesiaLembaga pendidikan di Indonesia dibagi menjadi Lembaga Pendidikan formal, Non-Formal,

    dan In-formal.

    a. Lembaga Pendidikan Formal

    C Arti Sekolah

    Sekolah dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah atau

    tempat tertentu, teratur sistimatis, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, sertaberlangsung mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi yang telah

    ditetapkan.

    Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang

    meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang

    dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Bagi pemerintah karean dalam rangka

    pengembangan bangsa dibutuhkan pendidikan, maka jalur yang ditempuh unuk mengetahui

    out put nya baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

    Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktifitasnya

    direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum. Fungsi Lembaga Pendidikan Formal

    (Sekolah) adalah :

    F Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan

    memperdalam atau memperluas, tingkah laku anak atau peserta didik yang dibawa dari

    keluarga serta membantu mengembangkan bakat.

    F Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar :

    @ Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan, teman dan masyarakat tertentu.

    @ Peserta didik belajar taat kepada peraturan atau mengerti tentang disiplin.

    @ Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat berdasarkan normanorma yang

    berlaku.

    C Jenjang Lembaga Pendidikan Formal

    Jenjang lembaga pendidikan formal di bagi menjadi 3 :

    F Pendidikan tinggi

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    14/15

    F Pendidikan Menengah yang terdiri dari SMTA (Umum dan Kejuruan) dan SMTP (Umum

    dan Kejuruan).

    F Pendidikan dasar

    C Jenis Lembaga Pendidikan Formal

    F Umum yang terdiri dari :

    @ SMTA

    @ SMTP

    @ SD

    F Kejuruan yang terditi dari :

    @ Teknik Industri : STM

    @ Kejuruan : SMEA

    @ Kerumahtanggaan : SMKK, SPK, SAA, SMPS

    @ Jasa : SPK

    @ Pertanian : SMTP

    C Tujuan Pengadaan lembaga pendidikan formal :

    F Tempat sumber ilmu pengetahuan

    F Tempat untuk mengembangkan bangsa

    F Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupandi masyarakat sehingga siap pakai.

    b. Lembaga Pendidikan Non Formal

    Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar

    mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan

    paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran

    (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program

    paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar. Pendidikan

    lanjutan meliputi program paket C(setara SLA), kursus, pendidikan vokasi, latihan

    keterampilan lain baik dilaksanakan secara terogranisasi maupun tidak terorganisasi.

    Pendidikan Non Formal mengenal pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai

    pangkalan program yang dapat berada di dalam satu kawasan setingkat atau lebih kecil dari

    kelurahan/desa. PKBM dalam istilah yang berlaku umum merupakan padanan dari

    Community Learning Center (CLC)yang menjadi bagian komponen dari Community Center.

  • 7/27/2019 Nur Sosiologi Pend.2

    15/15

    c. Pendidikan In Formal

    Pendidikan in formal ini terutama berlangsung di tengah keluarga, namun mungkin juga

    berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal dan lain

    lain yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu.

    Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa danya program waktu, (tak

    terbatas), dan tanpa adanya evaluasi. Adapun alasannya di atas pendidikan in formal ini tetap

    memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi seseorang atau peserta didik.

    Pendidikan ini dapat berlangsung di luar sekolah, misalnya di dalam keluarga atau

    masyarakat, tetapi juga dapat pada saat ini di dalam suasana pendidikan formal atau sekolah,

    misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu jajan di kantin, atau pada waktu saat pemberian

    pelajaran tentang keadaan sikap guru mengajar, atau saat guru memberi tindakan tertentu

    kepada anak.

    Pendidikan in formal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk lingkungan keluargaatau rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat (desa mawa cara, negara mawa tata :

    bahasa jawa)

    DAFTAR PUSTAKA

    Pidarta, Made. 2007.Landasan Kependidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

    Tirtarahardja, Umar. 2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya.

    Ahmadi, Abu & Uhbiyati, Nur. 2003.Ilmu Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.