nyeri ulu hati

26
NYERI ULU HATI BLOK GIT SK 1 KELOMPOK A-1 KETUA : Argia Anjani (1102013041) SEKERTARIS : Anggit Ekawati (1102013030) ANGGOTA : Ayuningtyas Tri H (1102013050) Dhina Lorenza (1102013082) Intan Purnama Sari (1102013138) Khaerunnisa (1102013147) Lisa Dwiriansyah T (1102013155) Anum Sasmita (1102012025) Alifia Amanda C (1102012017) Jajang Permana S (1102012136)

Upload: gianjani

Post on 10-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

POWER POINT WRAP UP SK 1

TRANSCRIPT

NYERI ULU HATI BLOK GIT SK 1

NYERI ULU HATIBLOK GIT SK 1KELOMPOK A-1KETUA: Argia Anjani (1102013041)SEKERTARIS: Anggit Ekawati(1102013030)ANGGOTA: Ayuningtyas Tri H(1102013050)Dhina Lorenza(1102013082)Intan Purnama Sari(1102013138)Khaerunnisa (1102013147)Lisa Dwiriansyah T(1102013155)Anum Sasmita(1102012025)Alifia Amanda C(1102012017)Jajang Permana S(1102012136)

SKENARIONYERI ULU HATINy. M, 40 tahun, mengeluh nyeri di ulu hati dan buang air besar berwarna hitam sejak satu minggu yang lalu. Pasien mengaku sering mengonsumsi obat anti nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di epigastrium. Hasil pemeriksaan laboratorium pada feses menunjukaan darah samar positif. Dokter menduga terdapat gangguan saluran cerna bagian atas dan kerusakan enzim pencernaan, sehingga menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan gastroskopi. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan ulkus peptikum sehingga diberikan obat dan makanan yang sesuai untuk mencegah komplikasi dari penyakit tersebut. SASARAN BELAJARLO. 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI GASTERLI.1.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MAKROSKOPIS GASTERLI.1.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MIKROSKOPIS GASTERLO. 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FISIOLOGI GASTER LO. 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN BIOKIMIA PADA PROSES PENCERNAAN LO. 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN SINDROMA DISPEPSIALI.4.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN DEFINISI SINDROMA DISPEPSIALI.4.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ETIOLOGI SINDROMA DISPEPSIALI.4.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN EPIDEMIOLOGI SINDROMA DISPEPSIALI.4.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PATOFISIOLOGI SINDROMA DISPEPSIALI.4.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MANIFESTASI KLINIS SINDROMA DISPEPSIALI.4.6. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING SINDROMA DISPEPSIALI.4.7. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KOMPLIKASI SINDROMA DISPEPSIALI.4.8. MEMAHAMI DAN MENJELASKANPROGNOSIS SINDROMA DISPEPSIALI.4.9. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN SINDROMA PENCEGAHAN DISPEPSIALO. 5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN TATALAKSANA SINDROMA DISPEPSIAANATOMI MAKROSKOPIS

ANATOMI MIKROSKOPISLapisan:Lapisan MukosaLapisan SubmukosaLapisan MuskularisLapisan SerosaHistologi bagian-bagian gaster :Esophagus Cardiaca2. Gaster Fundus

Pada Gaster Fundus, ada beberapa macam kelenjar yang terdapat disini antara lain :Sel epitel permukaan (sel-sel mukus)Sel zimogen (Chief cell)Sel parietal (oksintik)Sel mukus leher Sel enteroendokrin

3. Gaster Pilorus4. Gaster Duodenum

FISIOLOGI GASTER

Mulut dan Kelenjar LiurDi mulut terjadi motilitas berupa mengunyah yang dibantu oleh peran gigi, proses pencampuran makanan dengan liur, dan proses pengecapan yang secara reflex dapat meningkatkan sekresi liur, getah gaster, pancreas, dan empedu untuk persiapan kedatangan makanan.

Kelenjar liur terdiri dari : Amilase : enzim yang berperan untuk memulai pencernaan karbohidrat di mulut. Enzi mini menguraikan polisakarida menjadi maltosa yang berupa disakarida.

Mukus : Berfungsi sebagai pelumas yang mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga menyatu.

Lisozim : Enzim yang bersifat antibakteri, sebagi pertahanan dari bakteri yang terdapat pada makanan. 2. Faring dan EsofagusDi faring dan esophagus terjadi motilitas menelan yang terbagi menjadi tahap orofaring dan tahap esophagus.

3. Gaster Relaksasi reseptif: Relaksasi reflex gaster sewaktu menerima makanan, meningkatkan kemampua gaster untuk menampung tambahan volume dari makanan.

Gerak peristaltik: Kontraksinya menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pylorus. Lapisan otot yang tipis di daerah fundus dan antrum menyebabkan kontraksinya lemah, sebaliknya lapisan otot di daerah antrum yang tebal menyebabkan kontraksinya kuat.

Terdapat sekresi bahan yang disebut getah gaster, yaitu HCl, Pepsin, Mukus, dan Faktor intrinsik. Pencernaan karbohidrat akan berlanjut di bagian korpus gaster, dan pencernaan protein akan di mulai dibagian antrum gaster dengan bantuan HCl dan pepsin. Di gaster belum dimulai proses penyerapan makanan, tetapi sudah terjadi penyerapan beberapa bahan larut lemak seperti alcohol dan aspirin.

Fisiologi dan Biokimia Fungsi Organ (Gaster)

1. Fungsi motorik Fungsi reservoir Fungsi mencampur 2. Fungsi pencernaan dan sekresi Regulasi Hormon dan enzim pada fase pengisian dan pengosongan gaster

Pengisian GasterPenyimpanan GasterPencampuran GasterPengosongan GasterRegulasi pembentukan dan sekresi asam gaster Fase SefalikFase GasterFase UsusBIOKIMIA PADA PROSES PENCERNAAN Enzim yang terlibat dalam pencernaan KarbohidratEnzim ptialin (amilase mulut/amilase oral)HCl Enzim amilase pankreasEnzim enzim epitel usus halus

2. LemakLipase GasterLipase pankreas yang dibantu oleh cholesterol yang dihasilakan empedu.

3. ProteinEnzim PepsinHClTripsin, Kimotripsin, dan Karboksipolipeptidase

SINDROMA DISPEPSIADispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys- (buruk) dan -peptein (pencernaan). Berdasarkan konsensus International Panel of Clinical Investigators, dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama dirasakan di daerah perut bagian atas, sedangkan menurut Kriteria Roma III terbaru, dispepsia fungsional didefinisikan sebagai sindrom yang mencakup satu atau lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis. ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI S. DISPEPSIASekresi asam lambung Dismotilitas Gastrointestinal Diet dan Faktor Lingkungan Psikologik Obat penghilang rasa nyeri Pola makanDi Indonesia diperkirakan 30% kasus pada praktek umum dan 60% pada praktek spesialis merupakan kasus Prevalensi keluhan saluran cerna menurut suatu pengkajian sistematik atas berbagai penelitian berbasis populasi (systematicreview of population-based study)menyimpulkan angka bervariasi dari 11-41%. Jika keluhan terbakar di ulu hati dikeluarkan maka angkanya berkisar 4-14%. Dispepsia terjadi pada hampir 25% (dengan rentang 13%-40%) populasi tiap tahun tetapi tidak semua pasien yang terkena dispepsia akan mencari pengobatan medis.PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINISKeluhan yang sering diajukan pada sindroma dispepsia ini adalah:Nyeri perut (abdominal discomfort)Rasa pedih di ulu hatiMual, kadang-kadang sampai muntahNafsu makan berkurangRasa cepat kenyangPerut kembungRasa panas di dada dan perutRegurgitasiBanyak mengeluarkan gas asam dari mulut (ruktus)DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING SINDROMA DISPEPSIAAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan penunjangLaboratoriumDarahFesesNafasRadiologiEndoskopiUSGBarium EnemaBiopsi Lambung

KOMPLIKASI S. DISPEPSIASebagian besar bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut. Tetapi pada beberapa kasus, bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti: Penetrasi Perforasi Perdarahan Penyumbatan. PROGNOSIS S.DISPEPSIAApabila penyebab yang mendasari diatasi maka akan memberikan prognosa yang bagus. Kebanyakan penderita sembuh dengan terapi untuk infeksi H.Pylori, menghindari OAINS dan meminum obat antisekretorus pada lambung. Prognosis menjadi buruk jika sudah terdapat komplikasi.PENCEGAHAN S. DISPEPSIAPencegahan primer :Untuk mencegah timbulnya faktor resiko sindrom dispepsia.Modifikasi pola hidupMenjaga sanitasi lingkungan agar tetap bersihMengurangi makanan yang pedas, asam dan minuman yang beralkohol, kopi serta merokok.

Pencegahan sekunder:Melakukan diagnosis diniMelakukan pengobatan segeraTATALAKSANA SINDROMA DISPEPSIA Antasid SistemikNatrium bikarbonatNatrium bikarbonat cepat menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi. Antasid Non-sistemikAluminium hidroksida -- Al(OH)3Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerjanya paling panjang

Kalsium karbonatAntasid yang efektif karena mula kerjanya cepat, maka daya kerjanya lama dan daya menetralkannya cukup lama.Magnesium hidroksida -- Mg(OH)2Obat ini praktis, tidak larut, dan tidak efektif sebelum obat ini berinteraksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak bereaksi dengan HCl akan tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Magnesium trisiklat

Obat Penghambat Sekresi Lambung

Penghambat pompa protonSaat ini, yang digunakan di klinik adalah omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, rebeprazol, dan pantoprazol

Antagonis Reseptor H2 Antagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung. Antagonis reseptor H2 yang ada saat ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin.

Prokinetik

BathanecolMetoklopramidDomperidonCisapride TERAPI NONFARMAKOLOGIS

Modifikasi pola hidup dan dietik.Prinsipnya dasarnya adalah menghindari makanan pencetus serangan.Kurangi makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung/pepsin dan makanan yang menimbulkan nyeri seperti makanan pedas, asam dan tinggi lemakMakan dalam jumlah sedikit dan lebih sering lebih baik daripada makan sekaligus kenyang.DAFTAR PUSTAKAAbdullah M, Gunawan J. 2012. Dispepsia. Cermin Dunia Kedokteran 197 vol 39 no 9 : hal 650.Aesculapius Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau maag), Infeksi Mycobacteria pada Ulser Gastrointestinal. Jakarta: Pustaka Populer Obor.Djojodiningrat D. Dispepsia fungsional. In: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. p. 354-6.Doengoes, Marilyn E. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Grace, Pierce & Borley Neil. 2007. At A Glance : Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Erlangga.Mansjoer, Arif, et all. 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Sherwood, Laurale. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGCSofwan, A. 2013. Tractus Digestivus. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid I. Jakarta: Interna Publishinghttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23015/4/Chapter%20II.pdf