objek dan desain penelitian iii.1. objek penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00479-ak...
TRANSCRIPT
29
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III.1. Objek Penelitian
III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis
Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya.
Tahun 2005, Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1241/Menkes/XI/2004 PT Askes (Persero) ditunjuk sebagai penyelenggara Program
Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat
penugasan untuk mengelola kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Pada tahun 2008, PT Askes (Persero) berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI
Nomor 112/Menkes/II/2008 mendapat penugasan untuk melaksanakan Manajemen
Kepesertaan Program Jamkesmas yang meliputi tatalaksana kepesertaan, tatalakasana
pelayanan dan tatalaksana organisasi dan manajemen. PT Askes (Persero) pada 6
Oktober 2008 PT Askes (Persero) mendirikan anak perusahan yang akan mengelola
Kepesertaan Askes Komersial. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008 berdiri
anak perusahaan PT Askes (Persero) dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia
yang dikenal juga dengan sebutan PT AJII.
Tahun 2009, Pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor Kep-38/KM.10/2009 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia selaku
30
anak perusahaan dari PT Askes (Persero) telah memperoleh ijin operasionalnya. Dengan
dikeluarkannya ijin operasional ini maka PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dapat
mulai menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi masyarakat.
Tahun 2011, Terkait UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional di tahun 2011, PT Askes (Persero) resmi ditunjuk menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang meng-cover jaminan kesehatan seluruh
rakyat Indonesia yang tertuang dalam UU BPJS Nomor 24 tahun 2011.
III.1.1.1. Landasan Hukum
PT Askes (Persero) yang berkedudukan di Jakarta didirikan dengan Akte Notaris
Muhani Salim, SH Nomor 104 tanggal 20 Agustus 1992 yang telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Akte Notaris NM Dipo Nusantara Pua Upa, SH Nomor 37, tanggal 19
Agustus 2008 yang mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan sebagai berikut:
Maksud dan tujuan perseroan ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan
dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya di bidang asuransi sosial melalui penyelenggaraan asuransi/ jaminan
kesehatan bagi pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan
beserta keluarganya, dan masyarakat lainnya, serta optimalisasi pemanfaatan sumber
daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat,
guna meningkatkan nilai manfaat bagi peserta dan nilai Perseroan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
31
III.1.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi Spesialis dan pusat unggulan Asuransi Kesehatan di Indonesia.
Misi Perusahaan
• Memberikan kepastian jaminan pemeliharaan kesehatan kepada peserta
(masyarakat Indonesia) melalui sistem pengelolaan yang efektif dan efisien.
• Mengoptimalkan pengelolaan dana dan pengembangan sistem untuk
memberikan pelayanan prima secara berkelanjutan kepada peserta.
• Mengembangkan pegawai untuk mencapai kinerja optimal dan menjadi salah
satu keunggulan bersaing utama perusahaan.
• Membangun kordinasi dan kemitraan yang erat dengan seluruh stakeholders
untuk bersama menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
III.1.1.3. Tujuan Perusahaan
PT. ASKES mempunyai tujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya, khususnya di bidang asuransi sosial melalui penyelenggaraan
asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran,
perintis kemerdekaan beserta keluarganya, dan masyarakat lainnya, serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat, guna meningkatkan nilai manfaat bagi peserta dan nilai Perseroan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
32
III.1.2. Bidang Usaha
PT. ASKES bergerak dibidang usaha bisnis / industri yaitu jasa asuransi. Untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan asuransi kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif)
bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis
Kemerdekaan beserta Keluarganya.
2. Menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi Pegawai dan Penerima Pensiun
Badan Usaha dan Badan lainnya.
3. Menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah sesuai dengan prinsip
penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional.
4. Melakukan kegiatan investasi dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
33
III.1.3. Struktur Organisasi
Gambar III.1
34
34
Gambar III.2
35
Gambar III.3
36
III.1.4. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
Ketatakelolaan perusahaan (corporate governance) menurut Surat Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002, dan telah
disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER - 01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Pada Badan Usaha Milik Negara, adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ Badan Usaha Milik Negara (Rapat Umum Pemegang Saham/RUPS, Komisaris
dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai bagi pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya (pihak-pihak yang memiliki
kepentingan dengan Badan Usaha Milik Negara, baik langsung maupun tidak langsung
yaitu, Komisaris/Dewan Pengawas, Direksi dan Karyawan serta Pemerintah, Kreditur,
dan pihak berkepentingan lainnya), berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai
etika.
Kebijakan Corporate Governance PT ASKES (Persero) tentang Pengertian,
Prinsip-prinsip dan Tujuan Corporate Governance memberikan pengertian corporate
governance sebagai suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan secara
efektif yang bersumber dari budaya Perseroan, etika, nilai, proses bisnis, kebijakan dan
struktur organisasi Perseroan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung
pengembangan Perseroan, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan
efektif dan pertanggungjawaban Perseroan kepada Pemegang Saham dan stakeholder
lainnya.
37
III.1.5. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Prinsip-prinsip corporate governance PT ASKES (Persero) adalah :
a. Transparansi (transparency), Keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
material dan relevan mengenai Perseroan.
b. Akuntabilitas (accountability), Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Rapat Umum Pemegang Saham/RUPS, Komisaris dan
Direksi untuk sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif.
c. Tanggung Jawab (responsibility), Kesesuaian di dalam pengelolaan Perseroan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
d. Kemandirian (independence), Perseroan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
e. Keadilan (fairness), Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
III.1.6. Organ Perusahaan
III.1.6.1 Dewan Komisaris GCG
Tugas, Tanggung Jawab, dan Resume Komisaris Tugas serta Tanggung jawab
sebagaimana diatur pada Anggaran Dasar adalah melakukan pengawasan terhadap
38
kebijakan Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan-ketentuan anggaran Dasar, Keputusan
RUPS dan peraturan per Undang-Undangan yang berlaku. Komisaris melakukan rapat
sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Anggota Komisaris menerima honorarium
dan tunjangan lain yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS.
a. Komite Audit
Komite Audit PT Askes (Persero) ditetapkan dengan keputusan Komisaris PT
Askes (Persero) Nomor Kep- 01/DK-Askes/2006 tanggal 27 Juni 2006.
Tugas & Tanggung Jawab Komite Audit
Tugas utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris untuk
melakukan pengawasan di perusahaan, mengkaji sistem pengendalian Internal dan
manajemen resiko, proses pelaporan keuangan, proses pemeriksaan (Audit) dan
kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. Senantiasa memelihara
hubungan kerja yang efektif dengan Komisaris, Direksi, Internal dan Eksternal Auditor.
Sejalan dengan fungsi tersebut, Komite Audit bertanggung jawab sebagai Monitoring
Proses Perbaikan atas kebijakan, prosedur dan praktek pada semua tingkatan di PT
Askes (Persero) dan pengendalian resiko yang baik guna memastikan telah
dilaksanakannya Good Corporate Governance.
b. Komite-Komite Lainnya
Komite yang telah dibentuk Direksi adalah Komite Investasi dan Tim Seleksi
Jabatan. Komite Investasi dibentuk dengan Keputusan Direksi Nomor 18/Kep/0109
tanggal 15 Januari 2009 dengan tugas:
39
1. Membantu Direksi dalam menyusun Kebijakan Investasi dan Petunjuk Teknis
Investasi Tahun 2009.
2. Membantu Direksi untuk menelaah dan menganalisis usulan investasi/divestasi
tertentu baik terhadap aspek finansial, legal maupun aspek lainnya dengan
memperhatikan faktor-faktor sosial, politik, ekonomi dan lingkungan yang
berkembang pada saat usulan investasi/divestasi diajukan.
3. Memberikan rekomendasi atas hasil analisa yang dilakukannya terhadap usulan
investasi/divestasi dimaksud, dengan disertai latar belakang dan alasan-alasan
yang jelas tentang diterima atau ditolaknya usulan suatu investasi/divestasi.
4. Memberikan pertimbangan kepada Direksi dalam rangka memutuskan
pelaksanaan investasi/divestasi sebagaimana dimaksud butir 1 dan 2.
5. Membantu Direksi dalam membentuk oversight committee yang keanggotaannya
bersifat ad-hoc, profesional dan independen.
6. Melakukan evaluasi kinerja investasi paling sedikit setiap triwulan dan
memberikan rekomendasi hasil evaluasi kepada Divisi Investasi melalui Direksi.
Tim Komite Pertimbangan Jabatan dibentuk dengan Keputusan Direksi Nomor
90/Kep/0211 tanggal 1 Februari 2011 dengan tugas :
1. Membantu memberikan pertimbangan kepada Direksi apabila diperlukan dalam
rangka penetapan mutasi/promosi untuk pengisian jabatan Struktural maupun
Fungsional untuk setingkat Senior Manager dan Manager.
2. Melakukan kordinasi dengan Divisi Organisasi dan Sumber Daya Manusia untuk
memperoleh informasi/data kepegawaian.
3. Tugas - tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
40
III.1.6.2. Satuan Pengawas Intern (SPI)
SPI PT Askes (Persero) merupakan bentuk perwujudan dan pelaksanaan:
• Peraturan Pemerintah nomor 12 Tahun 1998 tanggal 17 Januri 1998 tentang
Perusahaan Perseroan (Persero).
• Undang-Undang nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, bahwa (1) Pada setiap
BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan aparat pengawasan
intern perusahaan (2) Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang Kepala
yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
• Keputusan Direksi nomor 95/Kep/0404 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perusahaan Perseroan (Persero).
Aktivitas SPI
Lingkup penugasan SPI yang berkaitan dengan penilaian dan pemeriksaan
sebagai wujud dari pengendalian internal perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian intern pada
setiap satuan kerja PT Askes (Persero).
2. Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku
pada PT Askes (Persero), termasuk kelayakan dan efektivitas kebijakan.
3. Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen
lainnya, termasuk sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi
tersebut.
4. Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya perusahaan, termasuk
proses untuk memperoleh dan pemanfaatan sumber daya.
41
5. Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan
tujuan perusahaan.
6. Penilaian/ assesment atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen
risiko.
7. Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau
perintah dari Direktur Utama.
III.1.7. Etika perusahaan (Kode Etik Duta Askes)
Setiap Duta Askes bertanggung jawab untuk mewujudkan nilai-nilai yang
terdapat di dalam Kode Etik Askes ke dalam setiap perilaku, karena tingkah laku Duta
Askes akan mencerminkan etika bisnis Perusahaan. Etika perusahaan yang harus
dipegang teguh oleh Duta Askes antara lain:
1. Rahasia Data dan Informasi Perusahaan
Duta Askes diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan semua informasi
rahasia mengenai Perusahaan serta informasi lain yang dimiliki Perusahaan yang
berkaitan dengan pelanggan, provider, maupun pihak lainnya yang diperoleh
Duta Askes selama bekerja di Perusahaan. Pengungkapan informasi rahasia
tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan dilarang dilakukan baik
pada masa bakti sebagai pegawai maupun masa purna bhakti.
2. Hadiah, Cinderamata dan Suap
a. Pemberian Hadiah
Pemberian hadiah kepada pihak lain (provider, vendor, atau pihak eksternal
lain di luar Perusahaan) dalam bentuk uang, barang, fasilitas maupun jamuan
42
harus memperhatikan etika bisnis yang berlaku dan hanya dilakukan untuk
kepentingan Perusahaan serta dapat dipertanggung jawabkan (sesuai
kebijakan Perusahaan, mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang,
dilakukan pengendalian dengan baik, serta dicatat dan dibukukan sesuai
kebijakan akuntansi Perusahaan).
b. Penerimaan Hadiah
Duta Askes maupun anggota keluarga yang langsung maupun tidak langsung
tidak diperkenankan menerima hadiah dalam bentuk apapun (uang, setara
dengan uang tunai seperti voucher, barang, fasilitas maupun jamuan) dari
siapapun yang diperkirakan akan menimbulkan potensi berkurangnya
independensi atau objektivitas dalam pengambilan keputusan atau
menimbulkan persepsi dari pihak lain bahwa hal tersebut telah
mempengaruhi pertimbangan bisnis Perusahaan.
c. Suap
Seluruh unit kerja di PT Askes (Persero) tunduk pada Undang-Undang anti
penyuapan (anti korupsi). Duta Askes tidak diperbolehkan untuk meminta,
menerima, menawarkan, menjanjikan atau membayar suap. Larangan ini
mencakup pembayaran fasilitasi kecuali telah dinyatakan sebelumnya dalam
pra-persetujuan yang diperoleh.
3. Penyalahgunaan Narkotika, Obat Terlarang dan Minuman Keras
PT Askes (Persero) harus menjaga lingkungan kerja yang sehat dan
produktif. Setiap Duta Askes diharapkan untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan cara yang aman, bebas dari pengaruh alkohol, dan obat-obatan
43
terlarang. Penyalahgunaan, penjualan, produksi, penyebaran, pemilikan,
penggunaan zat-zat yang diawasi atau berada di bawah pengaruh obat-obatan
terlarang dan minuman kerjas di tempat kerja atau saat menjalankan pekerjaan
terkait tugas adalah hal yang dilarang.
4. Aktivitas Politik
Duta Askes dilarang melakukan kegiatan politik, yang meliputi: Menjadi
anggota maupun pengurus partai politik, menggunakan dana atau sumber daya
yang dimiliki Perusahaan untuk menyumbang kandidat partai dan non partai
politik dimanapun di seluruh dunia, atau membuat kontribusi politik Perusahaan
dan menghimpun kontribusi politik, menggunakan fasilitas ataupun sumber daya
Perusahaan oleh Duta Askes untuk tujuan kampanye politik, penggalangan dana
politik atau untuk tujuan partisipasi politik, secara pribadi melakukan pelayanan
sukarela selama jam kerja atas nama kampanye kandidat untuk kantor publik,
komite partai politik, atau komite politik, melakukan lobi atau melibatkan upaya
di luar target terhadap pejabat publik, termasuk upaya untuk mempengaruhi
pembuatan Undang-Undang (tergantung pada yurisdiksinya), dan juga mencakup
upaya untuk mempengaruhi lembaga pembuat aturan atau pemberian kontrak
Pemerintah dan mencari, menerima atau memegang kantor yang bersifat politis
dan berhubungan dengan Pemerintah, termasuk Dewan dan Komisi Pemerintah
atau organisasi serupa lainnya.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Perusahaan menyadari adanya tanggung jawab untuk mengelola data
keuangan Perusahaan dalam rangka menghasilkan laporan-laporan yang dapat
44
dipertanggung jawabkan, akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemegang
saham, pelanggan, pemerintah dan pihak berkepentingan lainnya. Oleh karena
itu, semua catatan resmi mengenai kegiatan usaha Perusahaan harus dicatat
secara akurat, jujur, lengkap dan tepat waktu. Hal ini dapat mencerminkan
reputasi dan kredibilitas Perusahaan dan memastikan bahwa Perusahaan
memenuhi kewajibannya pada hukum dan peraturan.
6. Benturan Kepentingan
Duta Askes tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi yang
dapat menimbulkan benturan kepentingan atau keadaan yang memungkinkan
terjadinya ataupun yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan antara
dirinya dengan Perusahaan atau dengan pelanggan. Kebijakan Perusahaan dalam
hal benturan kepentingan didasarkan pada prinsip bahwa setiap keputusan yang
dihasilkan oleh Duta Askes harus diambil semata-mata bagi kepentingan terbaik
Perusahaan dan pelanggan. Duta Askes tidak diperkenankan secara tidak wajar
menempatkan kepentingan mereka di atas kepentingan Perusahaan dan/atau
pelanggan.
45
III.2. Desain Penelitian
Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara sistematik untuk
menemukan fakta dari gejala atau hubungan antara gejala tertentu. Dalam proses
penelitian selalu terjadi kombinasi antara fakta hasil pengamatan dan penalaran.
Penelitian merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan suatu jawaban
untuk pembuktian suatu hal atau pemecahan masalah. Agar suatu penelitian dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, penulis terlebih dahulu harus menentukan
metode penelitian yang dianggap tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Penulis menggunakan studi kausal, yaitu penelitian yang mengkombinasikan
hasil analisis laporan dan observasi yang digunakan untuk memahami peristiwa-
peristiwa beserta prosesnya.
III.2.1. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh penulis. Data ini diperoleh
melalui kuesioner dan disebarkan langsung kepada pihak perusahaan yang telah
ditentukan. Kemudian hasil kuesioner tersebut diolah menggunakan teknik
pengolahan data, sehingga menghasilkan suatu informasi yang sesuai dengan
yang diperlukan penulis. Dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner dari
Ventriana Dian Putri (2009) yang telah dimodifikasi.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari perusahaan. Berupa
sejarah singkat perusahaan, landasan hukum, visi dan misi, bidang usaha,
46
struktur organisasi dan informasi lain seputar perusahaan yang dibutuhkan
oleh penulis.
III.2.2. Penentuan Jumlah Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik
populasi secara keseluruhan. Alasan peneliti harus menggunakan sampel adalah karena
populasi sedemikian banyak sehingga sulit untuk meneliti seluruh elemen (anggota
tunggal dari populasi), keterbatasan waktu, biaya penelitian dan sumber daya manusia,
penelitian terhadap sampel dan bukan seluruh populasi kadang kala juga sangat mungkin
untuk memberikan hasil yang lebih terpercaya dan jika elemen populasi homogen,
penelitian terhadap seluruh populasi menjadi tidak masuk akal.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui jumlah sampel, penulis menggunakan
rumus Slovin (Sarjono dan Julianita, 2011), yaitu:
n = N : (1 + N x e2)
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = standar kesalahan 10%
III.2.3. Metode Pengumpulan Sampel
Dalam penelitian ini metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah
menggunakan Stratified Random Sampling, yaitu suatu pendekatan pengambilan sampel
yang dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata dari populasi. Pendekatan ini
47
dilakukan mengingat dalam setiap populasi tertentu akan ditemukan suatu strata
populasi yang bersifat mutually exclusive. Sebagai contoh pada PT Askes, pihak-pihak
yang ada didalamnya dapat dikelompokan dalam strata tertentu, misalnya
pengelompokan berdasarkan jabatan tertinggi sampai jabatan terendah, kemudian
sampel akan diambil dari tiap tingkatan tertentu.
Alasan penggunaan pendekatan ini adalah secara statistik akan menaikkan
efisiensi setiap sampel dan memberikan data yang cukup untuk melakukan analisis
berbagai jenis pengelompokan populasi.
III.2.4. Metode Analisis Data
III.2.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data seperti mean,
standar deviasi, varians, modus dan lain-lain. Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi
profil, distribusi dan populasi asal data (bukan dummy). Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui deskripsi tentang karakter variabel-variabel nilai intrinsik nilai-nilai budaya
perusahaan dan good corporate governance, yang diujikan menghitung nilai minimum,
maximum, mean dan standard deviation.
III.2.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur tingkat
48
validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan
dan total skor konstruk.
Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya bila r hitung < r tabel maka
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau andal
apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten (Sunyoto, 2011). Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program Statistical Program for Society
Science (SPSS) for windows version 18.0, dengan fasilitas Cronbach Alpha (a).
III.2.4.3. Meningkatkan Skala Pengukuran Dari Ordinal ke Interval
Merupakan hasil kajian tentang proses transformasi data dari data ordinal ke
dalam bentuk data interval sebagai prasyarat sebelum melakukan analisis regresi.
Peningkatan skala interval pengukuran ini menggunakan penghitungan di Microsoft
Office Excel 2007.
III.2.4.4. Uji Asumsi Klasik
Model regresi dengan metode kuadrat terkecil biasa merupakan model regresi
yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik jika terpenuhi asumsi-asumsi
49
klasik. Untuk menghindari penyimpangan asumsi-asumsi klasik perlu dilakukan uji
asumsi klasik. Model uji asumsi klasik yang harus dilakukan adalah:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian
berasal dari populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini perlu dilakukan karena
semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Penulis
menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas data ini (Sunyoto, 2011).
Dasar pengambilan keputusan yaitu:
• Jika signifikansi (2-tailed) > 0,10, maka model regresi terdistribusi normal.
• Jika signifikansi (2-tailed) < 0,10, maka model regresi tidak terdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang
terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi
(gejala multikolinearitas) atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011).
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan penganggu pada
periode sebelumnya (t-1). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukkan
adanya problem autokorelasi (Sarjono dan Julianita, 2011).
Menentukan nilai dL dan dU dengan melihat tabel Durbin-Watson, pada α = 5%
(lihat lampiran 26). Keputusan ada tidaknya autokorelasi ditentukan sebagai berikut:
50
a. Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4-dU, maka korelasi sama
dengan nol. Artinya, tidak terjadi autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih kecil daripada dL , maka korelasi lebih besar daripada nol.
Artinya, terjadi autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-dL, koefisien korelasi lebih kecil daripada
nol. Artinya, terjadi autokorelasi negatif.
d. Bilai nilai DW terletak antara 4-dU dan 4-dL, maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
4. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidaknya
varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika variabel-
variabel dalam penelitian tidak sama/ berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Dan
persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji scatterplot
antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil
prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y
prediksi – Y riil).
Kesimpulannya dapat dilihat jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan
data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah ataupun diatas origin (angka 0)
pada Y dan tidak mempunyai pola yang teratur maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dan jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit,
melebar maupun bergelombang-gelombang maka terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto,
2011).
51
III.2.4.5. Pengujian Hipotesis
III.2.4.5.1 Analisis Regresi
Analisi regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini analisis regresi yang
digunakan adalah analisis regresi berganda, bukan analisis regresi logistik, karena pada
analisis ini bentuk hubungannya adalah beberapa variabel bebas terhadap satu variabel
terikat, dimana variabel yang terlibat adalah ada empat variabel bebas yaitu nilai-nilai
budaya perusahaan dan satu variabel terikat yaitu good corporate governance.
Sedangkan analisis regresi logistik digunakan untuk memodelkan hubungan dua
kategori (binary) variabel hasil (variabel dependen/terikat dan dua atau lebih variabel
penjelas (variabel independen/bebas). Estimasi model regresi logistik untuk masing-
masing variabel bebas memberikan perkiraan efek variabel tersebut terhadap variabel
terikat setelah menyesuaikannya dengan variabel bebas lainnya pada permodelan
tersebut. (Yamin dan Kurniawan, 2009).
Perbedaan antara analisis regresi berganda dengan analisis logistik, yaitu:
1. Analisis regresi berganda terdapat uji F yaitu uji pengaruh bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen. Dan ada uji t yaitu uji untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Sedangkan analisis regresi logistik hanya terdapat uji t.
2. Pada analisis logistik variabel dependennya ada dua pilihan (dichotomous),
misalnya ya atau tidak, berkualitas atau tidak, lulus atau gagal, sering atau
jarang.
52
Persamaan analisis regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε
Dimana:
Y = variabel dependen (terikat)
X = variabel-variabel independen
a = konstanta
b = nilai parameter
III.2.4.5.2 Uji-t
Uji-t digunakan untuk mencari signifikansi pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dalam uji tersebut, dilakukan dengan menggunakan
program SPSS for windows version 18.0.
Nilai t yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS merupakan nilai thitung, kemudian
dibandingkan dengan t-tabel dengan taraf signifikan 0.10. Kriterianya adalah:
• Jika thitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
• Jika thitung > t-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
III.2.4.5.3 Uji-F
Uji F bertujuan untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel independen
secara bersama-sama (simultan), mempengaruhi variabel dependen. Kriterianya adalah:
• Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
• Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
53
III.2.4.5.4 Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dan untuk mengetahui kemampuan
variabel bebas untuk berkontribusi terhadap variabel terikatnya dalam satuan persentase.
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi
jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
III.2.5. Metode Penyajian Data
Dari hasil data yang dikumpulkan melalui kuesioner, dan diolah menggunakan
SPSS 18.0, maka data dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik disertai dengan
penjelasannya agar mudah dipahami dan dimengerti. Tabel merupakan kumpulan dari
angka-angka yang disusun berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan sehingga
memudahkan untuk pembuatan analisis data. Sedangkan grafik merupakan gambar-
gambar yang menunjukan data secara visual, yang biasanya berasal dari beberapa tabel
yang telah dibuat.
III.2.6. Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen (variabel
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
54
III.2.6.1 Variabel Independen
Variabel independennya adalah nilai-nilai budaya perusahaan PT Askes yang
terdiri dari Integritas, Kerjasama, Pelayanan Prima dan Inovatif. Variabel tersebut
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen.
III.2.6.2 Variabel Dependen
Variabel dependennya adalah penerapan good corporate governance pada PT
Askes, dimana variabel tersebut merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.