ojk agar terbitkan aturan teknis uu pencegahan...

1

Upload: hakhanh

Post on 05-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OJK Agar Terbitkan Aturan Teknis UU PENCEGAHAN ...bigcms.bisnis.com/file-data/1/1429/73ed5d3b_Des15-TiphonemobileIndonesiaTbk.pdf · cana investasi ketiganya akan ditindaklanjuti

4 M A K R O E K O N O M I Jumat, 18 Maret 2016

JAKARTA — Sejumlah konglomerasi asal Ko rea Selatan seperti Lotte Group, CJ Group dan Korea Gas Corporation (COGAS) bersiap berinvestasi di berbagai sektor mulai dari pembangunan bioskop hingga pipa dan gas.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Mo dal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan ren-cana investasi ketiganya akan ditindaklanjuti ber samaan dengan rencana kunjungan Pre-siden Joko Widodo ke Korea Selatan pada 17-19 Mei.

Franky menjelaskan bahwa Presiden Jo kowi nantinya akan menghadiri pertemuan bis nis dengan sejumlah pemangku kepen-tingan asal Negeri Gingseng itu.

Pertemuan ter sebut diharapkan mampu menghimpun investasi senilai lebih dari US$20 miliar.

Dia mengatakan, Lotte Group tengah meng-hitung nilai investasi yang akan ditanamkan untuk pembangunan bioskop. Adapun bebe-rapa grup lainnya dikabarkan telah menyele-saikan perhitungan bisnisnya.

“Dengan rencana hadirnya Presiden justru lebih cepat dan mengonfirmasi banyak hal, sehingga mereka sepakat dengan nilai ter-tentu yang sudah direncanakan untuk diin-ves tasikan,” katanya di Kompleks Istana Ke pre sidenan, Rabu (16/3).

Franky menjabarkan sejumlah sektor po-tensial yang menjadi lirikan investor negara itu antara lain pembangunan bioskop, ma-kanan, pakan, industri kimia, pipa, dan gas.

REGULASIKendati demikian, dia mengatakan ada

be berapa isu yang akan menjadi topik para in vestor yang berminat untuk menanamkan mo dalnya, misalnya aturan mengenai perta-nahan, kebijakan pertanian, dan impor ba han baku.

Pada saat ini, Korea Selatan berada di po-sisi keempat dari lima besar negara dengan ko mitmen investasi terbesar di Indonesia per Januari-Februari 2016. Dalam 2 bulan per tama tahun ini, nilai investasi Negeri Ging seng itu mencapai US$574 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 364% year-on-year (yoy).

Posisi Korea Selatan berada di bawah Ame-rika Serikat dengan nilai investasi US$16,3 miliar, Singapura US$7,87 miliar, dan China US$3,2 miliar pada Januari-Februari. Malaysia mengisi posisi lima besar dengan US$374 juta setelah Korsel.

“Jadi kami inginkan supaya lebih besar lagi [nilai investasi Korea Selatan] karena dalam situasi era kompetisi ini, bukan hanya Indonesia saja yang ingin menarik investor. Namun, Myanmar, Vietnam dan India juga sangat aktif sekali,” ujarnya. (Irene Agustine)

�INVESTOR KORSEL

RI Harapkan Tambahan US$20 Miliar

Kurniawan A. [email protected]

Andreas Eddy Susetyo, anggota Komisi XI DPR, mengatakan jiwa dari Undang-Un-dang Pencegahan dan Penanganan Kri sis Sis tem Keuangan (UU PPKSK) yakni ke-se hatan perbankan dengan skema bail-in. Dengan demikian, tugas dan tantangan berat pada gilirannya bergeser ke Otoritas Jasa Ke uangan (OJK).

“UU ini akan berfungsi efektif, kuncinya di pengawasan OJK. OJK harus betul-betul meng awasi secara efektif bank-bank ini dan segera melakukan aksi,” katanya, Kamis (17/3).

Dalam sidang paripurna DPR—peng am-bil an keputusan tingkat II—seluruh fraksi menyetujui agar RUU bisa disahkan. Aturan yang terdiri atas delapan bab dan 55 pasal ini merupakan produk hukum pertama hasil

pembahasan Komisi XI DPR dan pemerintah pada 2016.

Setidaknya, beberapa peraturan OJK yang harus segera disusun dan diterbitkan a.l. per aturan terkait dengan penentuan bank sis temik serta ketentuan mengenai ra sio ke-cukupan modal, rasio kecukupan li kuiditas, dan rencana aksi, serta tambahan kapasitas permodalan.

Rencana aksi, setidaknya akan memuat ke wajiban pemegang saham pengendali dan/atau pihak lain untuk menambah

mo dal bank dan mengubah jenis utang ter-tentu menjadi modal bank. Selain itu, lanjut dia, penyerahan kepada LPS – setelah upaya dari OJK mentok – juga perlu diatur lewat peraturan OJK.

BANK SISTEMIKAndreas juga meminta agar ada penguatan

kelembagaan OJK lewat revisi undang-un-dang. Dengan penguatan kelembagaan, pengawasan harus mampu dilakukan secara detail dan terintegrasi terutama terkait deng-an pengawasan bank sistemik.

Unsur governance, lanjutnya, tidak boleh di lupakan saat menentukan kriteria bank sis-temik. Tata kelola perbankan, menurutnya, menjadi salah satu tolak ukur besar atau kecilnya risiko dari penanganan perbankan, terutama dalam situasi krisis.

Menilik Peraturan OJK No. 46/POJK.03/ 2015, indikator yang digunakan dalam meto-do logi penetapan systemically important bank (SIB) terdiri atas ukuran bank, ke ter-ka itan dengan sistem keuangan, dan kom-pleksitas kegiatan usaha.

Seperti diberitakan sebelumnya, peme rin-tah dan legislatif akhirnya satu suara terkait dengan penguatan bail-in dalam payung hu kum yang sudah diajukan sejak 2009 ini. Bahkan, celah penggunaan uang negara di-tutup.

Langkah presiden – termasuk peng gunaan

APBN – tidak di atur dalam payung hukum ini.

M. Prakosa, Wakil Ketua Komisi XI DPR yang juga Ketua Panja RUU PPKSK, me-nga takan jika penanganan dengan sumber daya bank tanpa APBN tidak dapat meng-atasi permasalahan, penanganan dilakukan de ngan dukungan Bank Indonesia untuk li kuiditas.

Selain itu, penanganan masalah sol va-bilitas dilakukan oleh LPS dengan meng-alih kan sebagian atau seluruh aset dan/atau kewajiban bank sistemik kepada bank penerimaan. Selain itu, mengalih-kan sebagian atau seluruh aset dan/atau kewajiban bank sistemik kepada bank per-antara. Selanjutnya, melakukan pena nganan bank sesuai dengan UU mengenai LPS.

Komisioner Pengawas Perbankan OJK Nel-son Tampubolon mengatakan setidaknya ada tiga Peraturan OJK yang harus segera dirumuskan. Salah satunya terkait dengan penentuan bail-in. Dia mencontohkan harus ada spesifikasi utang yang bisa dikonversi menjadi saham.

“Di sisi liabilities itu kan macam-macam jenisnya. Kita harus specify. Setahun ini harus sudah keluar [peraturannya],” tegasnya.

Terkait dengan jumlah bank sistemik, Nel-son enggan berkomentar secara detail karena keputusan akan diambil di tingkat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

�UU PENCEGAHAN & PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

OJK Agar Terbitkan Aturan TeknisJAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan diminta segara menerbit-kan aturan teknis untuk memperkuat stabilitas dan mencegah

terjadinya krisis sistem keuangan menyusul pengesahan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem

Keuangan.

�UU PPKSK jadi produk hukum pertama dari Komisi XI DPR dan pemerintah pada tahun ini.

�Penguatan kelembagaan OJK bisa dilakukan melalui revisi undang-undang.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia Elisa Sinaga (dari kanan) berbincang dengan Director Italian Trade Agency Alessandro Liberatori, Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi Achmad Safiun, dan Counsellor and Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Italia Alessandro Garbellini di Jakarta, Kamis (17/3) malam. Mereka bertemu pada jamuan makan malam dalam rangka perayaan pameran keramik di Jakarta.

Bisnis/Endang Muchtar

�PERTEMUAN PENGUSAHA KERAMIK

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, Investor, 18 Maret 2016