ok bab 1 penelitian

Upload: fhietry-idrus-scaftwee

Post on 08-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

7

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSejak tahun 1961, organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) telah mengganti istilah Prematur Baby dengan Low Birth Weight Baby (Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah-BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi kurang bulan (prematur) namun bisa jadi cukup bulan tapi beratnya tidak sesuai dengan usia kehamilan (dismatur) (Manuaba, 2010).Berdasarkan perkiraan WHO, hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini, umumnya karena BBLR. Menurut WHO, 17% dari 25 juta persalinan pertahun adalah BBLR dan 16% angka tersebut berada di Negara berkembang, dimana angka ini 4 kali lebih besar dibandingkan di Negara maju (Dinkes, 2009).Menurut Ririh (2012) Indonesia merupakan negara nomor lima penyumbang bayi prematur terbanyak di bawah India, China, Nigeria, dan Pakistan. Angkanya sudah mencapai 30% dari total jumlah kelahiran (Www. Koran sindo.Com diunduh tanggal 22 Mei 2013).Menurut Dinkes (2009), salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). AKB di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi yaitu, 30 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009 sebagai angka tertinggi di Asociation of South East Asian Nation (ASEAN). Penyebab kematian bayi terbanyak karena gangguan perinatal dan sekitar 2-27% kematian perinatal disebabkan karena kelahiran BBLR. Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200 - 900.000 persalinan pertahun. Menurut Dinkes (2008) BBLR bersama kelahiran prematur mengakibatkan gangguan yang menjadi penyebab nomor 3 kematian perinatal di Indonesia tahun 2005.Saat ini kematian bayi di Indonesia masih tergolong tertinggi jika dibandingkan dengan negara di ASEAN, hal itu tercermin dari perbandingan dengan jumlah angka kematian bayi di negara tetangga seperti Singapura (3 per 1000), Brunei Darussalam (8 per 1000), Malaysia (10 per 1000), Vietnam (18 per 1000) dan Thailand (20 per 1000). Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) ialah banyaknya kematian bayi berumur dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun (Stiani, 2011). Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007, angka kematian neonatal sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar 86.000 bayi usia 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1 (satu) neonatus meninggal (Kemenkes RI 2010).Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%. Sementara Hasil studi di 7 provinsi daerah multicenter di Indonesia secara acak diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% - 17,2% (Depkes RI, 2008).Berdasarkan hasil pengumpulan data, indikator kesehatan propinsi yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, proporsi BBLR pada tahun 2000 berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan 18,89% (Jawa Tengah), sedangkan pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% Nangro Aceh Darussalam (NAD) dan 6,90% (Sumatera Utara). Angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat karena tidak semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun atau tenaga non kesehatan lainnya (Dinkes, 2008).

Kejadian BBLR di DKI Jakarta berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 9,1% mengalami penurunan sebesar 1,5% dari hasil tahun 2007 (10,6%) (Depkes RI, 2010).Hasil perolehan data di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013, jumlah ibu bersalin yang melahirkan dengan BBLR sebanyak 33 orang. (Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, 2012-2013).Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil temuan di atas, Peneliti tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah mengenai BBLR dengan mengangkat judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat Periode Desember 2012 Sampai Juni 2013.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan perkiraan WHO, hampir semua dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini, umumnya karena BBLR (Dinkes, 2009). Menurut Depkes RI, BBLR bersama kelahiran prematur menjadi penyebab nomor 3 kematian perinatal di Indonesia tahun 2005 (Dinkes, 2008). Sementara hasil studi di 7 provinsi daerah multicenter di Indonesia secara acak diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% - 17,2% (Depkes RI, 2008). Kejadian BBLR di DKI Jakarta berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 9,1% mengalami penurunan sebesar 1,5% dari hasil tahun 2007 (10,6%) (Depkes RI, 2010).

Hasil perolehan data di RB Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat jumlah ibu bersalin yang melahirkan dengan BBLR sebanyak 33 orang (Laporan Bulanan RB Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, 2012-2013). Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian BBLR ditinjau dari segi umur, paritas, usia kehamilan, jarak kehamilan, kadar Hb dan LILA ibu di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat.1.3 Pertanyaan Penelitian

Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013?1.4 Tujuan Penelitian1.4.1 Tujuan UmumMengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran distribusi frekuensi kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.2. Mengetahui gambaran distribusi frekuensi kejadian BBLR berdasarkan umur, paritas, usia kehamilan, jarak kehamilan, kadar Hb dan LILA ibu di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.3. Mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan umur ibu di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.4. Mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan paritas ibu di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.5. Mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan usia kehamilan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.6. Mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan jarak kehamilan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.7. Mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan kadar Hb ibu di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.8. Mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan LILA ibu di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013.1.5 Manfaat Penelitian1.5.1 Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta BaratBahan masukan dan informasi untuk meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan guna mencegah dan mengurangi jumlah ibu bersalin dengan BBLR.1.5.2 Akademi Kebidanan Bhakti Bangsa

Bahan kepustakaan untuk penelitian berikutnya terutama mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR.1.5.3 Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mendapatkan pengalaman yang nyata di masyarakat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR. 1.6 Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini dilakukan untuk mengamati apakah umur, paritas, usia kehamilan, jarak kehamilan, kadar Hb dan LILA ibu ada hubungannya dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan memanfaatkan rekam medis RB Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat periode Desember 2012 sampai Juni 2013. Sementara rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional.

1