documentok

5
Jurnal Ilmiah WIDYA 21 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014 DAMPAK PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN KADER POSYANDU TENTANG PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DI PONDOK BETUNG PONDOK AREN Meylina Djafar PS Gizi Stikes Binawan E-mail: [email protected] Abstrak: Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan, perilaku sehat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsi anekaragam pangan, (2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal. Kader posyandu mempunyai peranan yang sangat penting dalam tercapainya perilaku yang mendukung peningkatan status kesehatan seluruh anggota keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan kader posyandu tentang PUGS di masyarakat. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Posyandu di RW 01 Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren selama 3 hari pada bulan Juni 2013 dengan sampel 56 orang dan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS, (2) Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS, (3) Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. (4) Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS, (5) Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. Kata kunci: kader posyandu, pengetahuan, sikap, tindakan, pugs Abstract: The general guidelines of Balanced Nutrition (PUGS) need to be socialized to all walk Indonesian society in order to improve the understanding and the ability to consume food, healthy behaviors based on 4 pillars principles, namely: (1) variety of food consumption, (2) behaviors of clean living, physical activity, (3) and (4) maintain a normal body weight. Posyandu cadre has a very important role in supporting the achievement of behavior level that supports the health status improvement of the whole family. The purpose of this research was to determine the relationship between the knowledge and attitude of posyandu cadre acts of PUGS in the community. This research is a case study conducted at Posyandu in Pondok Betung Village RW 01 Pondok Aren District for 3 days in June 2013 with a sample of 56 people and using questionnaires. The results showed that: (1) there is no relationship between the level of education with action cadre of Posyandu PUGS, (2) there is no relation between the age and the action of posyandu cadre PUGS, (3) there was no connection between the job action cadre of posyandu about PUGS. (4) there is a link between knowledge and action cadre of posyandu about PUGS, (5) there is no relationship between the attitude of posyandu cadre with the action of PGUS. Key words: cadres of posyandu, knowledge, attitude, action, pugs PENDAHULUAN Latar belakang penelitian adalah adanya masalah gizi yang berkaitan erat dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dimana rendahnya kualitas SDM di Indonesia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Menurut Fasli Jalal dan Sumali M. Atmojo (1998), bahwa banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan SDM yang berkualitas, antara lain (1) faktor pangan (unsur gizi), (2) kesehatan, (3) pendidikan, (4) informasi teknologi dan (5) jasa pelayanan lainnya. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi yang ketiganya dipengaruhi oleh keadaan gizi, Sehingga gizi memegang peranan paling penting. Penduduk Indonesia masih mengalami berbagai masalah gizi seperti (1) masalah gizi kurang, (2) gizi ganda, dan (3) gizi tidak seimbang. Hasil Kajian ilmiah Riskesdas (2013), menunjukkan bahwa perhatian masalah gizi ganda perlu ditingkatkan melalui upaya perubahan perilaku gizi masyarakat kearah perilaku gizi seimbang. Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan, perlu disosialisasikan perilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsi anekaragam pangan, (2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal, yang diwujudkan dalam bentuk Pedoman Umum Gizi Seimbang ISSN-L 2338-3321 ISSN 2337-6686

Upload: muhammad-zumrodin

Post on 14-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

  • Jurnal Ilmiah WIDYA 21 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

    DAMPAK PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKANKADER POSYANDU TENTANG PEDOMAN UMUM GIZI

    SEIMBANG (PUGS) DI PONDOK BETUNG PONDOK AREN

    Meylina DjafarPS Gizi Stikes Binawan

    E-mail: [email protected]

    Abstrak: Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkanpemahaman dan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan, perilaku sehat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsi anekaragam pangan,(2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badan normal. Kader posyandu mempunyai peranan yang sangatpenting dalam tercapainya perilaku yang mendukung peningkatan status kesehatan seluruh anggota keluarga. Tujuan penelitian ini untukmengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan kader posyandu tentang PUGS di masyarakat. Penelitian ini merupakanstudi kasus yang dilakukan di Posyandu di RW 01 Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren selama 3 hari pada bulan Juni 2013dengan sampel 56 orang dan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan antara tingkatpendidikan dengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS, (2) Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakan kader posyandu tentangPUGS, (3) Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS. (4) Terdapat hubungan antara pengetahuandengan tindakan kader posyandu tentang PUGS, (5) Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan kader posyandu tentang PUGS.

    Kata kunci: kader posyandu, pengetahuan, sikap, tindakan, pugs

    Abstract: The general guidelines of Balanced Nutrition (PUGS) need to be socialized to all walk Indonesian society in order to improvethe understanding and the ability to consume food, healthy behaviors based on 4 pillars principles, namely: (1) variety of food consumption,(2) behaviors of clean living, physical activity, (3) and (4) maintain a normal body weight. Posyandu cadre has a very important role insupporting the achievement of behavior level that supports the health status improvement of the whole family. The purpose of this researchwas to determine the relationship between the knowledge and attitude of posyandu cadre acts of PUGS in the community. This research is acase study conducted at Posyandu in Pondok Betung Village RW 01 Pondok Aren District for 3 days in June 2013 with a sample of 56 peopleand using questionnaires. The results showed that: (1) there is no relationship between the level of education with action cadre of PosyanduPUGS, (2) there is no relation between the age and the action of posyandu cadre PUGS, (3) there was no connection between the job actioncadre of posyandu about PUGS. (4) there is a link between knowledge and action cadre of posyandu about PUGS, (5) there is no relationshipbetween the attitude of posyandu cadre with the action of PGUS.

    Key words: cadres of posyandu, knowledge, attitude, action, pugs

    PENDAHULUANLatar belakang penelitian adalah adanya masalah

    gizi yang berkaitan erat dengan kualitas Sumber DayaManusia (SDM) dimana rendahnya kualitas SDM diIndonesia merupakan tantangan berat dalam menghadapipersaingan bebas di era globalisasi. Menurut Fasli Jalaldan Sumali M. Atmojo (1998), bahwa banyak faktor yangharus diperhatikan untuk menciptakan SDM yangberkualitas, antara lain (1) faktor pangan (unsur gizi), (2)kesehatan, (3) pendidikan, (4) informasi teknologi dan(5) jasa pelayanan lainnya.

    Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsayang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, danproduktivitas kerja yang tinggi yang ketiganya dipengaruhi

    oleh keadaan gizi, Sehingga gizi memegang perananpaling penting.

    Penduduk Indonesia masih mengalami berbagaimasalah gizi seperti (1) masalah gizi kurang, (2) giziganda, dan (3) gizi tidak seimbang. Hasil Kajian ilmiahRiskesdas (2013), menunjukkan bahwa perhatian masalahgizi ganda perlu ditingkatkan melalui upaya perubahanperilaku gizi masyarakat kearah perilaku gizi seimbang.Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuanmasyarakat untuk mengkonsumsi makanan, perludisosialisasikan perilaku sehat bagi seluruh lapisanmasyarakat berdasarkan 4 pilar prinsip yaitu: (1) konsumsianekaragam pangan, (2) perilaku hidup bersih, (3) aktivitasfisik dan (4) mempertahankan berat badan normal, yangdiwujudkan dalam bentuk Pedoman Umum Gizi Seimbang

    ISSN-L 2338-3321ISSN 2337-6686

  • (PUGS). PUGS Kemenkes 2014 merupakan pembaharuandari pembaharuan dari PUGS Depkes 2003.

    Pemerintah sudah lebih dari 15 tahunmemperkenalkan PUGS kepada masyarakat, bahkan saatini pemerintah juga sedang menerapkan danmengintensifkan pola konsumsi pangan yang menekankanpada pentingnya gizi seimbang. Pola konsumsi pangantersebut mengarah pada konsumsi pangan yangmengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh tubuhdalam jumlah yang cukup, sehingga diharapkan diperolehstatus kesehatan dan gizi yang optimal (Mukson dkk,1999). Namun masih banyak kendala dan halangan dalamsosialisasi PUGS ini, sehingga harapan untuk merubahperilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbangmasih belum sepenuhnya tercapai. Menurut Susanto(2002), beberapa kendala dalam penerapan PUGS dimasyarakat adalah kadar ilmiah isi, kata-kata dan uraianPUGS yang relatif tinggi dan sulit dipahami oleh providerkesehatan masyarakat yang belum pernah duduk di bangkukuliah dan tidak memiliki dasar pendidikan gizi. Dengandemikian PUGS dibutuhkan disosialisasikan secara intensifkepada masyarakat terutama kepada pihak-pihak yangterkait.

    Posyandu merupakan kegiatan dari; oleh, dan untuk,masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakatterutama para ibu dalam mengembangkan kesehatankeluarga dan tumbuh kembang anak dengan alih teknologidari pemerintah. Dengan demikian diharapkan masyarakattidak tergantung lagi pada pemerintah dan dituntut untukmandiri.

    Kader posyandu sebagai penyelenggara kegiatanposyandu mempunyai peranan yang sangat penting dalammencapai tujuan utama posyandu yaitu tercapainyaperilaku yang mendukung peningkatan status kesehatanseluruh anggota keluarga, khususnya balita dan ibu hamil.Untuk mengoptimalkan pemanfaatan posyandu danmencapai tujuan utamanya maka para kader harusmempunyai pengetahuan, sikap yang benar sertamelakukan praktek gaya hidup sehat yang akandisosialisasikannya, di antaranya adalah perilaku makansesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang yang berisi 10

    Jurnal Ilmiah WIDYA 22 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

    Meylina Djafar, 21 - 25

    Pesan Umum dan 8 pesan Khusus Dasar Gizi Seimbang(Kemenkes, PUGS 2014, pembaharuan PUGS Depkes2003).

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1)dampak pengetahuan dan sikap terhadap tindakan kaderposyandu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang(PUGS), (2) hubungan tingkat pendidikan, pengetahuanserta sikap terhadap tindakan kader posyandu di PondokBetung Pondok Aren. Penelitian ini dilakukan di PondokBetung, Pondok Aren selama 3 hari pada bulan Juni 2013.Metode yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif,eksploratif dengan populasi 65 orang kader posyanduyang ada, diambil sampling sebanyak 56 orang. Datadiperoleh dengan cara wawancara, dan menggunakankuesioner tertutup dengan jawaban benar diberikan nilai1 dan jawaban yang salah diberikan nilai 0.. IdentitasSampel, meliputi: Kode sampel, Nama Sampel, Alamat,Umur, Pekerjaan dan Tingkat pendidikan. Pengetahuanresponden, meliputi 13 pertanyaan. Sikap responden,meliputi 13 pernyataan sikap (SS : Sangat Setuju, S:setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju).Tindakan responden, meliputi 13 pertanyaan (Ya atauTidak). Kuesioner terbuka dengan cara mengumpulkanresponden pada suatu tempat kemudian responden dimintauntuk mengisi sendiri kuesioner tersebut. Pada kuesionerTindakan Record hari pertama adalah informasi hasil polamakan responden hari sebelumnya (15 Juni 2013),responden diajarkan langsung cara mengisinya sampaiselesai dan langsung dikumpulkan. Record hari kedua(16 Juni 2013) responden boleh membawa pulangkues ioner dan d ikumpulkan keesokannya .

    PEMBAHASANPedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

    Menurut Kodyat dan Halim (1997) Pedoman UmumGizi Seimbang (PUGS), merupakan suatu alat promosimakanan sehat yang dituangkan dalam bentuk gambardan pesan-pesan dasar bagi masyarakat. MenurutDirektorat bina gizi Kemenkes (2014), pedoman inimerupakan petunjuk teknis bagi petugas dari berbagaiinstitusi baik pemerintah maupun non pemerintah dalam

    Dampak Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Kader Posyandu tentangPedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Pondok Betung Pondok Aren

  • melaksanakan pendidikan gizi seimbang kepadamasyarakat. PUGS yang lama memuat tiga belas pesandasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat luassebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai danmempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.(Almatsier,2001). Sedangkan PUGS baru 2014, memuat10 pesan Umum dan 8 pesan Khusus berdasarkan 4 pilar,yaitu (1) anekaragam pangan, (1) perilaku hidup bersih,(3) aktivitas fisik dan (4) mempertahankan berat badannormal.Kader Posyandu; adalah masyarakat yang mau bekerjadengan sukarela membantu petugas kesehatan dalammeningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dengan tidakmemandang profesi. Kegiatan ini dipilih dari, oleh, untukmasyarakat, dengan kriteria dapat baca tulis, tinggal dilingkungan setempat, mau dan mampu bekerja dengansukarela, mempunyai waktu, mengikuti pelatihan-pelatihantentang kesehatan.(Dinkes,2011)Pengetahuan; adalah merupakan hasil mengetahui yangterjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadapsuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera penglihatan, pencengaran,penciuman, rasa dan raba.

    Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilakuyang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.Menurut Suhardjo (2003), pengetahuan gizi membukasumbangan pengertian tentang apa yang kita makan,mengapa kita makan, dan bagaimana hubungan makandengan kesehatan dan kesejahteraan, baik secaraperorangan, masyarakat secara menyeluruh.Sikap (Attitude); Menurut Notoatmodjo (2013), Sikapmerupakan reaksi atau respons seseorang yang masihtertutup terhadap suatu stimulus atau objek dan belummerupakan suatu tindakan atau aktivitas.Tindakan; Menurut Notoatmodjo (2013), suatu sikapbelum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overtbehavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatuperbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu

    Jurnal Ilmiah WIDYA 23 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

    Meylina Djafar, 21 - 25

    kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas,faktor dukungan (support) dari pihak lain.Sumber Informasi; Informasi penting bagi terbentuknyapersepsi seseorang. Namun informasi itu sendiri belumcukup individu yang bersangkutan harus mampu menyerapinformasi yang diterima secara baik. Kemampuanmenyerap informasi ini merupakan kapasitas yang dimilikiseseorang untuk menampung informasi pengalaman yangdiperolehnya.

    Analisis Hasil Pengolahan Data PenelitianSecara keseluruhan jumlah penduduk Kota Tangerang

    Selatan pada tahun 2009 tercatat 1.042.026 jiwa, yangterdiri dari 519.851 jiwa laki-laki dan 522.175 jiwaperempuan. Jumlah penduduk terbanyak yaitu KecamatanPondok Aren sebanyak 261.064 jiwa.

    Hasil data yang diperoleh berdasarkan:1. Umur

    Menurut Sarwono (2002) Umur seseorang akanmempengaruhi kinerja karena semakin lanjut umuryaakan semakin bertanggung jawab, lebih tertib, lebihbermoral, lebih berbakti dari pada umur muda. 31responden (55,4%) berumur lebih atau sama dengan 48tahun dan yang berumur kurang dari 48 tahun sebanyak25 responden (44,6%).

    Dengan usia tersebut diharapkan kader posyandudapat menjadi: (a) bersosialisasi dengan masyarakat, (b)memikul tanggung jawab sebagai penggerak posyandudan (c) dapat menyampaikan informasi tentang kesehatankepada masyarakat.Menurut hasil penelitian:a. Sebagian besar kader posyandu sebanyak 41 responden(73,2%) memiliki tindakan baik tentang P Umum GiziSeimbang, sedangkan sisanya sebanyak 15 responden(26,8%) memiliki tindakan yang kurang. Tindakan yangbaik tentang PUGS lebih banyak dimiliki oleh kaderposyandu yang berumur kurang dari atau sama dengan48 tahun, yaitu sebanyak 25 orang (80,6%).b. Hubungan antara umur dan tindakan kader posyandutentang PUGS.

    Dampak Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Kader Posyandu tentangPedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Pondok Betung Pondok Aren

  • Hasil uji korelasi menunjukkan tidak adanyahubungan antara umur dengan tindakan kader posyandutentang PUGS. dengan nilai r= 0,187 dan P = 0,168(P>0,05). Hal ini diduga karena umur yang semakinbertambah belum tentu dapat menjadikan seseorangmelakukan tindakan yang baik mengenai PUGS denganmelakukan pesan-pesannya.

    2. Tingkat PendidikanMenurut Amalia (2009), bahwa tingkat pendidikan

    berhubungan dengan kemampuan dalam menerimainformasi kesehatan misalnya petugas kesehatan sehinggadapat ikut berperan serta dalam kegiatan peningkatankesehatan seperti posyandu.Menurut hasil penelitian sebagai berikut:a. Terdapat variasi tingkat pendidikan kader posyanduyaitu Responden yang memiliki tingkat pendidikan (1)SD sebanyak 11 orang (19,6 %), (2) SMP sebanyak 17orang (30,4%), SMA sebanyak 27 orang (48,2%) danPerguruan Tinggi (1 orang (1,8%)b. Kader posyandu yang memiliki tindakan yang baiktentang PUGS lebih banyak terdapat pada kader posyanduyang memiliki tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak21 responden (77,8%).c. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tindakan kaderposyandu tentang PUGS

    Berdasarkan hasil uji korelasi Spearmansmenunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkatpendidikan dengan tindakan kader posyandu tentangPUGS dengan nilai r= - 0,063 dan P = 0,642 (P>0,05).

    3. PekerjaanMenurut Widagdo (2009), bahwa pekerjaan dapat

    menjadi salah satu kendala dalam keaktifan kader dalamposyandu karena pekerjaan merupakan salah satu sumberpendapatan sehingga akan lebih difokuskan daripadakegiatan posyandu. Bekerja pada ibu-ibu akan mempunyaipengaruh terhadap kehidupan keluarga sehingga semakinbanyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaanmaka semakin sempit kesempatan untuk menjadi kader.

    Hasil penelitian menunjukkan:a. Sebagian besar responden sebanyak 50 orang (89,3%)

    Jurnal Ilmiah WIDYA 24 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

    Meylina Djafar, 21 - 25

    adalah Ibu Rumah Tangga atau tidak bekerja, sedangkansisanya sebanyak 6 orang (10,7%) bekerja.b. Tindakan yang baik mengenai PUGS paling banyakdimiliki oleh kader posyandu yang tidak bekerja yaitusebanyak 36 responden (72,0%).c. Hubungan antara tingkat pekerjaan dan tindakan kaderposyandu tentang PUGS

    Berdasarkan hasil uji korelasi Spearmansmenunjukkan tidak adanya hubungan antara pekerjaandengan tindakan kader posyandu tentang PUGS dengannilai r= 0,079 dan P = 0,562 (P>0,05).

    4. PengetahuanMenurut Dodi (2004), bahwa pengetahuan seseorang

    tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal. Lingkunganmerupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhipengetahuan, sehingga apabila lingkungannya mendukungseseorang untuk dapat memperoleh informasi mengenaigizi, maka dengan demikian pengetahuan gizi orangtersebut akan bertambah.Berdasarkan hasil penelitian:a. Sebagian besar kader posyandu sebanyak 44 responden(78,6%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 11responden (19,6%) memiliki pengetahuan yang cukupdan 1 responden (1,8%) memiliki pengetahuan yangkurang.b. kader posyandu yang memiliki tindakan baik tentangPUGS paling banyak dimiliki oleh kader posyandu yangmemiliki pengetahuan yang baik pula yaitu sebanyak 35responden (79,5%).c. Hubungan antara Pengetahuan dan tindakan kaderposyandu tentang PUGS.

    Berdasarkan hasil uji korelasi Spearmansmenunjukkan adanya hubungan antara pengetahuandengan tindakan kader posyandu tentang PUGS dengannilai r= 0,284* dan P = 0,034 (P

  • tidak melalui sikap yang positif. Hal tersebut bisa terjadikarena beberapa faktor.Berdasarkan hasil penelitian:a. Responden yang memiliki sikap yang positif adalah 26responden (46,4%) hampir sama dengan responden yangmemiliki sikap negatif yaitu sebanyak 30 responden(53,6%).b. Tindakan yang baik mengenai PUGS paling banyakdimiliki oleh kader posyandu yang memiliki sikap positif,yaitu sebanyak 21 responden.c. Hubungan antara Sikap dan tindakan kader posyandutentang PUGS

    Berdasarkan hasil uji korelasi Spearmansmenunjukkan tidak adanya hubungan antara sikapdengan tindakan kader posyandu tentang PUGS dengannilai r= 0,159 dan P = 0,242 (P>0,05)

    PENUTUPKesimpulan1. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan tindakankader posyandu tentang PUGS2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikandengan tindakan kader Posyandu tentang PUGS.3. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengantindakan kader posyandu tentang PUGS.4. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengantindakan kader posyandu tentang PUGS.5. Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakankader posyandu tentang PGUS.

    Saran saran1. Perlunya dukungan semua pihak yang terkait untukpeningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui

    Jurnal Ilmiah WIDYA 25 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014

    Meylina Djafar, 21 - 25

    training, penyegaran dan demonstrasi dengan materimengenai gizi, khususnya PUGS agar terbentuk sikapkader posyandu yang mendorong terbentuknya perilakuuntuk menyampaikan informasi tentang pesan giziseimbang kepada masyarakat.2. Bagi Kader Posyandu; Penelitian ini dapat memberikanpengetahuan tentang PUGS kepada kader sehinggadiharapkan kader memiliki sikap dan tindakan lebih baikdalam aplikasi sehari-hari dan dalam memberikanpenyuluhan kesehatan kepada masyarakat .3. Bagi Posyandu Pondok Aren Kelurahan PondokBetung; Penelitian ini dapat menjadi salah satu masukandalam mengembangkan sosialisasi dan penyampaianmengenai PUGS pada masyarakat luas.

    DAFTAR PUSTAKAAhmad Fatoni. Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Kader dalam

    Penyelenggaraan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas RajegKecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang. Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia. Depok. 1997.

    Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta, 2001.Departemen Kesehatan. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta, 1996.Departemen Kesehatan. Pedoman Umum Gizi Seimbang: Panduan

    untuk Petugas. Jakarta.2003Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Buku Petunjuk Tehnis Kader

    Kesehatan. Tangerang Selatan.2011Dodi Garnadi. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Sekitar

    Hutan terhadap Hutan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2004Fasli Jalal, dkk.. Kebijakan Ketahanan Pangan Dalam Pemenuhan

    Gizi Seimbang. Prosiding Kongres Nasional PERSAGI danTemu Ilmiah XII. Jakarta. 1988.

    Hanim Diffah dkk.. Metoda Penelitian Pedoman Gizi Seimbang PadaKelompok Ibu Menyusui di Kabupaten Karanganyar. JurnalIlmiah WIDYA 44 Volume 2 Nomor 2 Mei-Juli 2014.

    Kemenkes. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta, 2014Mukson, dkk. Laporan Hasil Penelitian Faktor Penentu Pola Konsumsi

    Pangan Keluarga Kaitanya Dengan Pola Gizi Seimbang diKotamdya Dati II Semarang. Fakultas Peternakan UniversitasDipenogoro. Semarang. 1999.

    Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat :Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.Jakarta. 2007.

    Widagdo L. Besar TH. Pemanfaatan Buku KIA Oleh Kader Posyandu:Studi Pada Kader Posyandu d i Wilayah KeraPuskesmasKedungadem Kabupaten Bojonegoro. MakaraKesehatan, Vol 13, No.1. 2009

    Dampak Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Kader Posyandu tentangPedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Pondok Betung Pondok Aren