oke doc
DESCRIPTION
KTI dengan sumber terbaruTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan,
karena keduanya sama-sama berorientasi pada perubahan perilaku,
yang diharapkan yaitu perilaku sehat sehingga mempunyai kemampuan
mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya.
(Mubarak, 2007)
a. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan. ( Soekidjo, Notoadmodjo,
2003 )
Menurut Wood (1926) dalam Mubarak dkk (2007) dikatakan
pendidikan kesehatan sebagai pengalaman yang mendukung
kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan
kesatuan indivdu, masyarakat, dan ras.
Menurut Stuart (1968) dalam Mubarak dkk (2007) Pendidikan
kesehatan adalah komponen program kesehatan dan kedokteran
yang terdiri atas upaya terancang untuk mengubah perilaku indivdu,
kelompok maupun masyarakat yang merupakan perubahan cara
berpikir, berskap dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan
renovilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hdup sehat.
Menurut Nyswander (1947) dalam Mubarak (2007),
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri
manusia yang ada hubungannya dengan tujuan kesehatan baik
perseorangan maupun pada masyarakat.
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku
yang dinamis, di mana perubahan tersebut bukan sekedar proses
transfer materi / teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. ( Wahit, dkk, 2006)
b. Tujuan
Berdasarkan pengertian pendidikan kesehatan di atas, maka
menurut Wahit, dkk (2007) dapat diperinci tujuan pendidikan
kesehatan adalah menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
bernilai di masyarakat, mendorong individu agar mampu secara
mandiri/ kelompok mangadakan kegiatan untuk mencapai tujuan
hidup sehat dan mendorong pengembangan dan penggunaan secara
tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari ‘tahu’ dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan yang terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
dan angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan
yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat atau suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (komprehenship)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar. Materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (yang
sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan berupa penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
dalam suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut. Kemampuan analisis dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, dapat menggambarkan
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis dapat menyusun formulasi-
formulasi yang ada seperti : dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini
berdasarkan kriteria yang ada seperti dapat membandingkan antara
anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi.
3. Menopause
Mengenali menopause tidak semudah yang dipikirkan, wanita
biasanya beranggapan bahwa menopause akan datang sendirinya dan
sudah pasti akan datang tanpa memahami arti dari menopause
sebenarnya.
a. Pengertian
Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti
“Bulan”, yang secara linguistic lebih tepat disebut “Menocease”.
Secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa
menstruasi, bukan istirahat. Menopause adalah suatu tingkatan
dimana seseorang tidak lagi memiliki siklus menstruasi secara
normal (Maryanti 2010).
Menurut Santoso Arrumy (2002), menopause adalah sebuah
kata yang memiliki banyak arti. Men dan Peuseis adalah kata yunani
yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya
haid. Menurut Perpustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap
sebagai suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita setelah
menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi,
sedangkan menurut Baziad (2000), menyebutkan menopause
sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi
hormon indung telur.
Menopause adalah berhentinya proses didalam tubuh atau
disebut fisiologi siklus menstruasi, yang berkaitan dengan lanjut usia.
Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila
yang bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12
bulan. Singkat kata, menopause merupakan suatu proses peralihan
dari masa produktif menuju perlahan-lahan ke masa non-produktif
yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron
(Maryanti, 2010).
Menurut (Rebecca, 2007) tahap menopause dibagi dapat
dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Pramenopause merupakan rentang waktu dimana seseorang
wanita dapat hamil lagi mulai dari pubertas hingga menopause.
2) Perimenopause, masa ini biasanya terjadi selama kira-kira 4 – 5
tahun, dan dimulai sebelum menopause itu sendiri dimana saat
pertama kali kita merasakan gejala menopause yaitu rasa panas
dan berkeringat pada malam hari.
3) Pascamenopause merupakan masa sesudah menstruasi berakhir.
b. Klimakterium dan Menopause
Banyak yang tidak memahami tahapan-tahapan dari
menopause, kebanyakan beranggapan bahwa menopause hanyalah
proses berhentinya haid.
1) Pengertian
a) Klimakterium berasal dari bahasa yunani yang bearti “tangga”,
merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa
senium. Klimakterium kira-kira berakhir 6-7 tahun sesudah
menopause. Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai
yang rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-
gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian lama
klimakterium lebih kurang 13 tahun.
b) Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir. Bagian klimakterium sebelum menopause disebut
pramenopause.
c) Senium adalah masa sesudah pascamenopause, ketika telah
tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga
tidak ada lagi gangguan vegetative maupun psikis.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usia Memasuki Menopause
Menurut (Faisal, 2001) berikut ini beberapa faktor yang
mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause :
a) Umur sewaktu mendapatkan haid pertama kali (menarche)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara
umur pertama mendapat haid pertama dengan umur sewaktu
memasuki menopause. Semakin muda umur sewaktu
mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki
menopause.
b) Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada penelitian yang menemukan pada wanita yang
tidak menikah dan bekerja, umur memasuki menopause lebih
muda dibanding dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan
menikah.
c) Jumlah anak
Makin sering melahirkan, makin tua baru memasuki usia
menopause. Kenyataan ini terjadi pada golongan ekonomi
berkecukupan dibandingkan dengan golongan masyarakat
ekonomi kurang mampu.
d) Penggunaan obat-obat keluarga berencana ( KB)
Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon
dari indung telur, wanita yang menggunakan pil KB lebih lama
baru memasuki umur menopause.
e) Merokok
Wanita perokok terlihat akan lebih muda memasuki usia
menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
f) Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut
Wanita yang tinggal diketinggian lebih dari 2000-3000 m
dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia
menopause dibandingkan dengan wanita yang tinggal
diketinggian <1000 m dari permukaan laut.
g) Sosio-ekonomi
Seperti usia pertama kali mendapatkan haid,
menopause juga dipengaruhi oleh faktor status sosio-ekonomi,
disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu pula
hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang
bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosio-ekonomi.
h) Menopause yang terlalu dini dan menopause yang terlambat
Umur rata-rata perempuan Inggris memasuki
menopause pada umur 45 tahun sebanyak 4,3% dan umur 54
tahun sebanyak 96,4% sudah memasuki menopause.
Sedangkan pada menopause terlalu dini ditemukan adanya
penurunan fungsi kelenjar indung telur mulai umur 30-45 tahun
lebih 51 tahun.
3) Menopause Dini dan Menopause Terlambat
Menopause pasti terjadi pada semua wanita, hanya saja
tiap wanita akan mengalaminya pada usia yang berbeda-beda.
a) Menopause Dini
Menopause terjadi sebelum usia 45 tahun dianggap
sebagai menopause yang cepat, tetapi menopause dini
didefenisikan menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun.
Kadang-kadang menopause dini disebut sebagai ovarium dini
premature ovarium faiture karena hal tersebut adalah
masalah yang telah menyebabkan menopause datang lebih
cepat.
Namun demikian sangat penting untuk mencatat bahwa
POF dan menopause dini tidak selalu merupakan hal yang
sama. Tidak semua kasus POF adalah permanen pada
beberapa kasus, fungsi ovarium dapat dipulihkan dan
menstruasi dapat berlangsung kembali. Seperti yang kita
ketahui menopause ditentukan oleh menstruasi yang paling
akhir dan hal ini hanya dapat terjadi jika POF bersifat permanen
(Rebecca, 2007).
b) Menopause Terlambat
Pada kira-kira usia 45 tahun, empat dari lima wanita
akan mengalami menopause. Akan tetapi jika menopause
tertunda sampai setelah usia 55 tahun maka hal tersebut
dianggap terlambat. Wanita mungkin akan mengalami
keterlambatan menopause jika kelebihan berat badan. Seperti
yang kita ketahui sebagian besar estrogen dibuat didalam
ovarium. Akan tetapi sejumlah kecil estrogen dibuat dibagian
tubuh lain termasuk sel-sel lemak. Jika kita mengalami obesitas
maka kita memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam
seluruh masa hidup. Oleh karena itu selain meningkatkan
resiko terhadap masalah kesehatan yang serius seperti kanker
payudara dan jantung memiliki berat badan berlebih juga dapat
menunda menopause. (Rebecca, 2007).
4) Proses Terjadinya Menopause
Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormon yang
diproduksi kelenjar Hipofisis yang ada diotak (FSH- Folikel
Stimulating Hormone dan LH-Leutenezing Hormone) dan dua
hormon lagi dihasilkan oleh ovarium (Progesteron dan Estrogen).
Saat kita berada pada masa menjelang menopause FSH dan LH
terus diproduksi sebagaimana yang seharusnya estrogen dan
progesteron yang diproduksi juga semakin berkurang. Menopause
terjadi ketika ovarium tidak lagi menghasilkan hormon-hormon
tersebut dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan
siklus menstruasi. (Rebecca, 2007).
5) Gejala-gejala pada Menopause
Gejala-gejala yang umum yang terjadi pada saat
menopause menurut (Mary, dkk, 2005) adalah sebagai berikut;
a) Gejala-gejala Fisik
Gejala-gejala fisik yang umum dialami pada masa
menopause diantaranya adalah Hot flushes (rasa panas pada
wajah, leher, dan yang berlangsung selama beberapa menit
dan dapat pula merasa pusing dan lemah), berkeringat pada
malam hari, susah tidur ( insomnia), sakit kepala dan keinginan
buang air kecil menjadi lebih sering.
- Gejala-gejala Psikologi
Gejala psikologi yang umumnya timbul diantaranya
mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood)
yang tidak menentu, sering lupa dan susah berkosentrasi.
- Gejala-gejala Seksual
Gejala seksual yang bisa terjadi diantaranya
kekeringan vagina yang mengakibatkan rasa tidak nyaman
selama berhubungan seksual serta menurunnya libido.
6) Penanganan Pada Masa Menopause
Gaya hidup yang sehat akan membantu tubuh dalam
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang timbul saat
menopause. Menopause dapat ditangani dengan bebrbagia cara,
diantaranya :
a) Menerapkan Pola Makan Sehat
Berdasarkan (Erlangga, 2007) Terdapat sejumlah nutrisi
yang sangat penting saat mengalami menopause yaitu:
- Kalsium
Sumber kalsium yang baik antara lain bersumber dari susu.
- Vitamin D
Vitamin D diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi.
Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dari
makanan. Sumber vitamin D yang baik antara lain minyak
ikan, seperti ikan sardine, ikan makarel, hati dan telur
- Fitoestrogen
Mengkonsumsi makanan yang kaya dengan fitoestrogen
atau mengonsumsi suplemen (misalnya dalam bentuk pil)
dapat mengurangi hot flushes, sakit kepala, gelisah, dan sulit
tidur. Sumber makanan yang kaya dengan fitoestrogen
antara lain produk dari kedelai (misalnya tahu, susu kedelai),
buncis, kacang-kacangan, gandum, dan seledri.
Zat gizi yang dapat membantu mengurangi keluhan
menopause menurut (Gerailmu, 2010) antara lain:
- Asam lemak, omega 3, asam folat, dan vitamin D untuk
mengikis keluhan depresi. Sumbernya bisa ikan yang ada
lemaknya, whole grain, sayuran berdaun hijau, jus jeruk, dan
produk susu.
- Zat besi untuk mengurangi keluhan menstruasi berat.
Sumber bisa dari daging merah, kacang-kacangan, bayam,
kismis, sereal.
- Kalsium untuk mengurangi keluhan hot flushes. Sumbernya
bisa dari susu rendah lemak dan produk olahan, sayuran
berdaun hijau, ikan kaleng, ikan teri.
- Vitamin D dan kalsium untuk mengurangi keluhan
osteoporosis. Sumbernya ikan yang berlemak, tuna, salmon,
sardine, susu rendah lemak dan hasil olahannya, sayuran
berdaun hijau, ikan kaleng.
b) Olahraga
Misalnya latihan ketahanan tubuh seperti jalan kaki atau
jogging, olahraga dengan menggunakan beban.
c) Terapi Sulih Hormon
Terapi Sulih Hormon (HRT-Hormon Replacement
Therapy) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1942, saat
perusahaan farmasi Ayerst mulai memasarkan pil estrogen
Premarin. Pada akhir tahun 1940-an, premarin telah menjadi
obat baru utama yang mantap secara klinis untuk mengatasi
gejala menopause. Terapi hormon adalah terapi utama bagi
gejala menopause, dan juga sebagai pencegahan bagi banyak
penyakit kronik yang terkait dengan penuaan (Mary,dkk, 2005).
Gejala menopause dan meningkatnya resiko komplikasi
yang mengikuti menopause sebagian besar karena fakta
bahwa terjadi penurunan kadar estrogen. peran HRT secara
sederhana adalah mengembalikan kadar estrogen (Erlangga,
2007).
Ada dua bentuk dasar HRT menurut (Rebecca, 2007)
yaitu:
- HRT dengan estrogen tunggal- pemberian estrogen dengan
dosis harian rendah dan cocok untuk wanita yang pernah
menjalani histerektomi sehingga tidak lagi memiliki rahim.
- HRT kombinasi- digunakan untuk wanita yang masih
memiliki rahim.
Cara yang lebih aman untuk mendapatkan
tambahan estrogen dari luar adalah dengan mengkonsumsi
bahan makanan alami yang mengandung fitoestrogen.
Fitoestrogen merupakan senyawa kimia yang berasal dari
hormon tumbuhan. Fito artinya tumbuhan yang memiliki
struktur kimia yang menyerupai hormon estrogen pada tubuh
manusia.
7) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
Dengan perkembangan ilmu kedokteran maka dapat
diketahui rahasia proses fisiologi menopause sehingga mampu
menawarkan pilihan, penanggulangan termasuk terapi menopause
sehingga dengan ini dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan wanita menjelang atau pada usia 50-an tentang
menopause dan penanggulangan sehingga bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas hidup pada usia lanjut (Soetomo, 2005).
a) Umur
Usia menurut Meliono (2009) mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak
informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang
dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
b) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan
rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.
Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut
(Meliono, 2009).
c) Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu.
Dapat juga terbukti cepatnya ibu mengalami masa
menopause. Selain itu faktor genetik juga berpengaruh. Ibu
yang melahirkan muda atau nulipara akan memasuki masa
menopause lebih awal sedangkan pada wanita multipara akan
mengalami menopause lebih lambat (Prawiroharjo, 2005).
d) Sumber Informasi
Sumber informasi merupakan segala sesuatu yang
menjadi perantara dalam menyampaikan pesan, merangsang
pikiran dan kemampuan. Pengetahuan tentang menopause
khusus ditujukan bagi wanita yang sudah mengalami
menopause dan juga mengikut sertakan wanita yang belum
mengalami menopause sebagai bekal untuk mereka.
(Meliono, 2009).
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut (Meliono, 2009).
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MODUL PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 45-65 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DESA CILAPARKECAMATAN KALIGONDANG
TAHUN 2011
Proposal penelitian ini diajukan untuk persyaratanUjian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
ANISA SILATUR RAHMAH
NIM : P17424310048
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANANPURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan usia harapan hidup
orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti wanita
memiliki kesempatan untuk hidup rata-rata 25 tahun lagi sejak awal masa
menopause. Berbagai upaya perlu dilakukan agar waktu yang cukup
lama itu dijalani dengan semenyenangkan mungkin (Siagian, 2007).
Menopause adalah proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita
tidak lagi mendapatkan haid selama 1 tahun. Penyebab berhentinya haid
karena indung telur tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan
progesterone. Rata-rata wanita mengalami menopause pada usia sekitar
50 tahun. Pada wanita muda, menopause mungkin juga terjadi, pada
mereka yang menjalani operasi pengangkatan indung telur (Luciana,dkk,
2005).
Pada usia 40 tahun ke atas, sekitar 80% wanita mulai tidak teratur
siklus menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti
menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang
berkepanjangan sebelumnya. sehingga melibatkan lebih dari 2.700
wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause
yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun (Maryanti, 2010).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno pada tahun
2010, menyebutkan bahwa dari 107 wanita usia 45-60 tahun yang
memasuki masa klimakterium, sebanyak 77 wanita berpendidikan lebih
tinggi ( SMP/SMA ) mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang
menopause dibandingkan dengan wanita yang berpendidikan lebih
rendah ( SD / tidak bersekolah ).
Menurut Soekanto (2004), pengetahuan adalah kesan di dalam
pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindera yang berbeda
sekali dengan kepercayaan (believe), khayal, penerangan-penerangan
yang keliru (miss information). Dari penelitian terbukti bahwa perilaku
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan.
Menurut data penduduk di Kecamatan Kaligondang tahun 2011,
terdapat sebanyak 28.745 penduduk dengan jenis kelamin perempuan,
dimana sebanyak 8.094 penduduk adalah wanita usia 40-65 tahun.
Berdasarkan survei awal di Desa Cilapar, Kecamatan Kaligondang,
Purbalingga yang penulis lakukan pada bulan September 2012, terdapat
sebanyak 128 wanita usia 40-65 tahun, dan dari jumlah tersebut ternyata
masih banyak ibu yang belum mengerti tentang menopause dan belum
ada yang pernah melakukan penyuluhan tentang menopause.
Rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan minimnya
pengetahuan ibu tentang menopause.
Dari data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Modul Terhadap
Pengetahuan Ibu Tentang Menopause di Desa Cilapar, Kecamatan
Kaligondang, Purbalingga Tahun 2011, kemudian menilai pengetahuan
ibu-ibu di Desa Cilapar tentang menopause.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah “
Apakah ada pengaruh modul pendidikan kesehatan reproduksi terhadap
pengetahuan ibu tentang menopause di Desa Cilapar, Kaligondang,
Purbalingga. “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh modul pendidikan kesehatan reproduksi
terhadap pengetahuan ibu tentang menopause di Desa Cilapar,
Kaligondang, Purbalingga.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui biografi meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan,
pendidikan, paritas dan riwayat obstetric.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi ibu
mengenai menopause sebelum dilakukan perlakuan berupa
pendidikan kesehatan reproduksi menopause menggunakan
modul di Desa Cilapar, Kaligondang, Purbalingga.
c. Mengetahui adanya peningkatan pengetahuan kesehatan
reproduksi ibu mengenai menopause sesudah diberi perlakuan
berupa pendidikan kesehatan reproduksi menopause
menggunakan modul di Desa Cilapar, Kaligondang, Purbalingga.
d. Mengetahui adakah pengaruh pemberian pendidikan
menggunakan modul terhadap pengetahuan ibu tentang
menopause di Desa Cilapar, Kecamatan Kaligondang,
Purbalingga.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Dapat menambah wawasan pengetahuan dan sebagai bahan
informasi masyarakat dalam bidang kesehatan terutama mengenai
menopause.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan sebagai bahan
informasi bagi para mahasiswi jurusan kebidanan serta dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembuatan karya tulis
ilmiah.
3. Bagi Peneliti
a. Merupakan kesempatan berharga untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dengan cara menerapkan langsung ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama masih kuliah.
b. Penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk memberikan
pengalaman dalam penelitian dalam rangka menganalisa
bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan dengan modul
terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang menopause.
E. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan :
No Nama JudulJenis
penelitian
Populasi
dan
sample
Uji statistik Hasil penelitian
1 Retno N
(2010)
Gambaran
pengetahuan
wanita
premenopause
tentang
menopause
Deskriptif Populasi
yang
digunakan
sebanyak
147.
Sampel
yang
digunakan
sebanyak
107 orang.
Purposive
sampling
Wanita usia premenopause
terbanyak adalah usia 45-
49tahun, sebanyak 82orang.
Pendidikan terakhir terbanyak
adalah menengah sebanyak 62
orang. Sebagian besar
responden sebanyak 77 orang
memiliki pengetahuan yang
cukup tentang menopause yang
didapat dari tenaga kesehatan.
B. Kerangka Teori
Pendidikan kesehatan
pengertian pendidikan
kesehatan
tujuan pendidikan
kesehatan
Pengetahuan
Tahu (know)
Memahami (komprehenship)
Aplikasi (Application)
Analisis (Analysis)
Sintesis (Synthesis)
Evaluasi (Evaluation)
Menopause
Pengertian menopause
Klimakterium dan menopause
Menopause dini dan menopause terlambat
Proses terjadinya menopause
Gejala-gejala menopause
Penanganan pada masa menopause
Factor-faktor yang mempengaruhi
menopause
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
Nama Mahasiswa : Anisa Silatur Rahmah
NIM : P17424310048
Nama Pembimbing : Dina Indarti DS
Judul KTI :
Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan modul terhadap tingkat
pengetahun ibu usia 45-65 tahun tentang menopause di Desa Cilapar,
Kecamatan Kaligondang, Tahun 2011.
N
oHari / Tanggal Materi Saran Pembimbing Tanda Tangan Pembimbing
Daftar Pustaka
B.Sutanto, L. 2005. Wanita & Gizi Menopause. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Llewellyn-jones, D. 2005. Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa.
Lestary, D. 2010. Seluk Beluk Menopause. Yogjakarta : Garailmu.
Maryanti, D. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum.
Yogjakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Rebecca. Brown, P. 2007. Menopause. Jakarta : Erlangga.
Tagliaferri, M. 2006. The New Menopause Book. Jakarta : Indeks.
Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause .Jakarta
Handayani, E. 2009. Menopause. (www.husada.co.id.)
Cunningham, FG. 2006. Menopause pada Wanita. (Bidan Shop.com)
Mubarak, dkk . 2007. Promosi kesehatan. Jakarta : Graha ilmu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
B. VARIABEL PENELITIAN
1. Variable Independent
Variable independent dalam penelitian ini adalah Pendidikan
Kesehatan Menggunakan Modul.
2. Variable Dependent
Variable dependent dalam penitian ini adalah Tingkat Pengetahuan
Ibu Usia 45-65tahun terhadap Menopause.
Modul Pendidikan
Kesehatan : Menopause
Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang menopauseIbu menopause
C. DEFINISI OPERASIONAL ( DO ) VARIABEL
NO Variabel Definisi opersional
Parameter Alat Ukur
Skala Pengukuran
D. HIPOTESIS
H0 : Ada pengaruh pemberian modul pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan ibu usia 45-65 tahun tentang menopause di Desa
Cilapar, Kecamatan Kaligondang.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Tempat
lokasi penelitian dilakukan di Desa Cilapar, Kecamatan Kaligondang
tahun 2011. Adapun pemilihan lokasi adalah karena di daerah
tersebut belum pernah dilakukan penyuluhan ataupunpemberian
pendidikan kesehatan mengenai menopause.
2. Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Maret 2013.
F. RANCANGAN PENELITIAN
1. Jenis / Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Eksperimental, dengan menggunakan pre test dan post test group
desain untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perlakuan yang
diberikan peneliti.
01 x 02
Jika 01 = 02, maka tidak ada pengaruh
Jika 01 < 02, maka ada pengaruh
Jika 01 > 02, maka terjadi kesalahan prosedur
2. Populasi, Sampel, dan Teknik sampling
a. Populasi
Populasi dalam penelitian Ini adalah ibu-ibu usia 45-65 tahun yang
ada di Desa Cilapar, Kecamatan Kaligondang tahun 2011 yang
berjumlah 128 0rang.
b. Sampel
c. Teknik Sampling
.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Data primer
b. Data sekunder
4. Instrument Penelitian
Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini diantaranya :
5. Pengolahan dan Analisis data
6. Etika Penelitian
7. Jadwal Penelitian