oksigen dan hemoglobin

16
DINDA KEMALA RANTIH 1102014075 1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen dan Hemoglobin 1.1 Oksigen 1.1.1 Definisi Oksigen Oksigen adalah unsur gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan diperlukan untuk kehidupan serta menunjang pembakaran. Oksigen membentuk 20-21% dari udara atmosfer. Oksigen diangkut ke jaringan oleh oksihemoglobin (hemoglobin jenuh disertai oksigen). Masing-masing dari keempat gugus heme di sebuah molekul hemoglobin memiliki afinitas yangberbeda terhadap oksigen, yang menyebabkan kurva disosiasi oksigen berbentuk sigmoid. Hal ini menunjukan betapa mudahnya gugus heme menyerahkan oksigen ke jaringan yang juga bergantung pada suhu, pH dan tekanan karbon dioksida. Penyaluran oksigen adalah jumlah oksigen yang diberikan ke jaringan yang bergantung pada curah jantung, kadar hemoglobuin dan saturasi hemoglobin. Konsumsi oksigen atau pengeluaran oksigen adalah laju pengeluaran oksigen dari darah oleh jaringan. 1.1.2 Peran dan Fungsi Oksigen Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem respirasi. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.

Upload: dindaa-kemalaa-rantih

Post on 12-Dec-2015

368 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

oksigen

TRANSCRIPT

Page 1: Oksigen Dan Hemoglobin

DINDA KEMALA RANTIH1102014075

1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen dan Hemoglobin1.1 Oksigen

1.1.1 Definisi Oksigen Oksigen  adalah  unsur  gas  yang  tidak  berwarna,  tidak  berbau,  dan diperlukan untuk  kehidupan  serta  menunjang  pembakaran.  Oksigen membentuk 20-21% dari udara atmosfer.  Oksigen diangkut ke jaringan oleh oksihemoglobin  (hemoglobin  jenuh  disertai  oksigen).  Masing-masing  dari keempat  gugus heme di  sebuah molekul  hemoglobin memiliki  afinitas yangberbeda  terhadap  oksigen,  yang  menyebabkan  kurva  disosiasi  oksigen berbentuk  sigmoid.  Hal  ini  menunjukan  betapa  mudahnya  gugus  heme menyerahkan oksigen ke jaringan yang juga bergantung pada suhu,  pH dan tekanan karbon dioksida. Penyaluran oksigen adalah jumlah oksigen yang diberikan  ke  jaringan  yang bergantung  pada  curah  jantung,  kadar hemoglobuin dan saturasi  hemoglobin. Konsumsi  oksigen atau pengeluaran oksigen adalah laju pengeluaran oksigen dari darah oleh jaringan.

1.1.2 Peran dan Fungsi OksigenOksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak  adanya  oksigen  akan  menyebabkan  tubuh,  secara fungsional,  mengalami kemunduran  atau  bahkan  dapat  menimbulkan kematian.  Oleh karena  itu, kebutuhan oksigen merupakan  kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem respirasi. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.

Oksigen secara langsung berhubungan dengan aktifitas kimiawi  di dalam tubuh, yaitu dalam reaksi katabolisme  yang  melibatkan reaksi fosforilasi oksidatif.Reaksi katabolisme misalnya respirasi aerob,  merupakan reaksi yang membutuhkan oksigen sebagai akseptor electron. Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang  mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38 ATP.Pada pernapasan ini, pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara.

1.2 Hemoglobin 1.2.1 Definisi Hemoglobin

Hemoglobin merupakan zat protein yang ditemukan pada sel darah merah yang memberi  merah pada darah.  Hemoglobin membentuk ikatan reversibel yang tidak stabil  dengan oksigen.  Dalam keadaan kaya oksigen hemoglobin disebut oksihemoglobin dan berwarna merah terang.  Dalam keadaan kurang oksigen disebut deoksihemoglobin dan berwarna ungu kebiruan. Hemoglobin terdiri  dari  zat  besi

Page 2: Oksigen Dan Hemoglobin

yang  merupakan  pembawa  oksigen.  Batasan  normal hemoglobin pada pria dewasa adalah 13,5-17 gr/dl,  sedangkan pada wanita dewasa 12-15 gr/dl.

1.2.2 Peran dan Fungsi Hemoglobin Hemoglobin berperan dalam memelihara fungsi transpor oksigen dari paru-paru kejaringan. Hemoglobin mengambil oksigen di paru paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam jaringan jaringan tubuh

Reaksi Pengikatan OksigenHemoglobin mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin, kemudian dibawa  keseluruh  tubuh  melalui  sistem  peredaran  darah.  Mekanisme pengikatan oksigen oleh hemoglobin merupakan reaksi kesetimbangan.Hb   +   O2 ⇆ HBO2

Reaksi pengikatan oksigen oleh Hb terjadi dalam paru-paru.  Reaksi tersebut berjalan ke arah kanan karena konsentrasi oksigen bertambah. Ketika oksigen mulai beredar  kedalam jaringan tubuh,  konsentrasi  oksigen akan berkurang karena digunakan untuk proses pembakaran. Dengan demikian, reaksi didalam jaringan berjalan ke arah kiri.  Reaksi kesetimbangan dalam peredaran darah ini dapat menjelaskan alasan mengapa mengisap gas karbon monoksida (CO) yang beracun dapat mengganggu kesehatan. Ketika gas CO terisap dan larut dalam peredaran darah, gas CO berikatan dengan Hb. Co dan O2 akan bersaingketat agar dapat berikatan dengan Hb. Tetapan kesetimbangan kimia Hb-CO lebih besar daripada tetapan kesetimbangan Hb-O2 sehingga Hb lebih mudah mengikat CO.

HbO2 +   CO     ⇆ HbCO  +  O2

Adanya  CO dalam tubuh menyebabkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen  berkurang.  Gas  CO  akan  menggantikan  oksigen  sehingga  yang beredar dalam tubuh adalah gas CO yang beracun.

Oksigen yang  kita dapatkan dari pernafasan,  masuk ke dalam sel melalui difusi.Dalam reaksi katabolisme misalnya glikolisis yang terjadi di sitoplasma, oksigen bertindak sebagai akseptor elektron bersama hydrogen yang kemudian membentuk molekul air (H2O) pada saat terjadi reaksi fosforilasi oksidatif atau pembentukan ATP.                  Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa (terdiridari 6 atom C) menjadi asam piruvat (terdiridari 3 atom C).Reaksi ini melepaskan energi untuk menghasilkan ATP dan NADH2.Glikolisis terjadi di sitoplasma dan tidak memerlukan oksigen.Reaksinya adalah sebagaiberikut:C6H12O6 —-> 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2H+

Page 3: Oksigen Dan Hemoglobin

Asam piruvat  yang  dihasilkanakan memasuki mitokondria untuk melakukan siklus Krebs.  Namun sebelum memasukis iklus  Krebs,  asam piruvat  (3C)  inidiubah terlebih dahulu menjadi asetilkoA (2C)  di  dalam matriks mitokondria melalui  proses dekarboksilasi oksidatif.  Senyawa selain glukosa,  misalnya fruktosa,  manosa, galaktosa,  dan lemak dapat  pula mengalami metabolisme melalui jalur glikolisis dengan bantuan enzim-enzim tertentu. Apabila tidak ada oksigen yang disuplai ke dalam sel,  maka reaksi katabolisme tidak dapat dilakukan.Apabila reaksi katabolisme tidak terjadi, maka kebutuhan  ATP  untuk melakukan reaksi anabolisme tidak akan terpenuhi, dan sel pun akan mengalami kematian atau nekrosis.

Respirasi SelulerRespirasi  adalah pemanfaatan energi  bebas dalam makanan menjadi energi  bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP.  Dalam sel,  ATP digunakan sebagai sumber energi bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi. Menurut  Campbell et  al.  (2002),  aktivitas  hidup  yang  memerlukan  energi antara lain: Kerja mekanis (kontraktil dan motilitas) Transpor  aktif (mengangkut  molekul  zat  atau ion yang melawan gradien konsentrasi zat) Produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan menyusui). Namun,  selain ketiga  tujuan tersebut,  energi  dibutuhkan oleh tubuh untuk transfer materi genetik dan metabolisme sendiri.Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tiga tahapan metabolik yaitu :• Glikolisis • Dekarboksilasi Oksidatif• Siklus krebs• Rantai transport electron dan fosforilasi oksidatifBerikut dijelaskkan keempat proses tersebut:

1. GlikolisisAdalah rangkaian reaksi pengubahan molekul  glukosa menjadi  asam piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP.Sifat – sifat glikolisis ialah:A. Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerobB. Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan AdenosineTrifosfat (ATP) serta Adenosine Difosfat (ADP)C. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat  dari  molekul  satu ke molekul lainnya.

2. Reaksi Antara (Dekarboksilasi Oksidatif)Setelah glikolisis terjadi  reaksi antara.  (dekarboksilasi  oksidatif), yaitu  pengubahan asam  piruvat  menjadi  2  asetil  KoA  sambil menghasilkan CO2 dan 2NADH2 yang reaksinya adalah :

Page 4: Oksigen Dan Hemoglobin

Perubahan asam piruvat menjadi asetil KoA merupakan persimpangan jalan  untuk menuju  berbagai  biosintesis  yang  lain.  Asetil  KoA yang  terbentuk  kemudian memasuki siklus krebs.

3. Siklus Krebs ( Siklus Asam Sitrat)Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi  KoA. Asetil  KoA bergabung dengan asam oksaloasetat  membentuk asam  sitrat.  KoA dilepaskan  sehingga  memungkinkan  untuk  mengambil fragmen 2C lain dari  asam piruvat. Pembentukan asam sitrat  terjadi  diawal siklus krebs,  sementara itu sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2.  Selama terjadi pembentukan – pembentukan , energy yang dibutuhkan dilepaskan  untuk  menggabungkan  fosfat denga  ADP  membentuk  molekul ATP.Pada siklus krebs , pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis , reaksi antara dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul  glukosa 6 karbon menjadi  6 molekul  1 karbon,  selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs.

Perlu  diingat  bahwa  tiap  –  tiap  proses  melepaskan  atom hydrogen  yang ditranspor ke sistem transport electron oleh molekul pembawa .

4. Sistem transport electron Pada  sistem transpor  electron  berlangsung  pengepakan  energy  dari glukosa menjadi ATP.Reaksi ini terjadi didalam membaran dalam mitokondria, hydrogen dari siklus krebs yang tergabung dalam FADH2dan NADH diubah menjadi elektorn dan proton.Pada  sistem transport  electron  ini,  oksigen  adalah  akseptor  electron  yang terakhir , setelah menerima electron , O2akan bereaksi dengan H+ membentuk H2O. pada sistem ini dihasilkan 34 ATP.Jadi total ATP yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebagai berikut:(Secara tidak langsung secara lewat sistem transport elektron langsung)Glikolisis                 2 NADH2 = 6 ATP                            2 ATPReaksi antara           2 NADH2 = 6 ATP Siklus Krebs            6 NADH2 = 18 ATP                           2 ATP                                2 FADH2 = 4 ATP          Total :                    38 ATP

I.2.3 StrukturHemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang

terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit

Page 5: Oksigen Dan Hemoglobin

protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.

Gugus Heme Molekul Hemoglobin

I.2.4 KomponenHemoglobin menjadi dua komponen yaitu :

1).Komponen protein yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat digunakan kembali.2).Komponen heme akan dipecah menjadi dua yaitu :

Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang. Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu.

2. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia.

2.1. Definisi HipoksiaHipoksia  adalah  adalah  penurunan  pemasukan  oksigen  ke  jaringan sampai  di bawah  tingkat  fisiologik  meskipun  perfusi  jaringan  oleh  darah memadai. Hipoksia  juga  bisa  diartikan  sebagai  keadaan  dimana  tubuh kekurangan oksigen untuk menjamin keperluan hidupnya. Dengan menipisnya udara pada ketinggian, maka tekanan parsial  oksigen dalam udara menurun atau mengecil. Mengecilnya tekanan parsial oksigen dalam udara pernapasan akan berakibat terjadinya hipoksia.

2.2 Jenis Hipoksia1. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik), dimana PO2 darah arteri berkurang 2. Hipoksia anemik, dimana PO2 darah arteri normal tetapi jumlah hemoglobin yang

Page 6: Oksigen Dan Hemoglobin

tersedia untuk mengangkut oksigen berkurang.3. Hipoksia  stagnant  atau iskemik,  dimana  aliran darah ke  jaringan sangat lambat sehingga oksigen yang adekuat tidak di kirim ke jaringan walaupun PO2 konsentrasi hemoglobin normal.4. Hipoksia histotoksik dimana jumlah oksigen yang dikirim ke suatu jaringan adalah adekuat tetapi oleh karene kerja zat yang toksik sel-sel jaringan tidak dapat memakai oksigen yang disediakan.

2.3 Gejala HipoksiaGejala  yang  timbul  pada  hipoksia  sangat  individual,  sedang  berat ringannya gejala  tergantung  pada  lamanya  berada  di  daerah  itu,  cepatnya mencapai ketinggian tersebut,  kondisi  badan orang yang menderitanya  dan lain sebagainya.  Gejala-gejala ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu: 1) Gejala-gejala Obyektif, meliputi : a)  Air hunger, yaitu rasa ingin menarik napas panjang terus-menerus.b)Frekuensi nadi dan pernapasan naik c)Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi d)Gangguan  dalam melakukan gerakan  koordinatif  misalnya  memasukkanpaku ke dalam lubang yang sempit e) Cyanosis, yaitu warna kulit, kuku dan bibir menjadi biru f) Lemas g)Kejang-kejang h)Pingsan dan sebagainya. i) Malas j) Euphoria yaitu rasa gembira tanpa sebab dan kadang-kadang timbul rasa sokjagoan. Rasa  ini  yang  harus  mendapat  perhatian  yang  besar  pada  awak pesawat, karena euphoria ini banyak membawa korban akibat tidak adanya keseimbangan lagi  antara kemampuan yang mulai  mundur  dan kemauan yang meningkat.

Pada hipoksia hipoksik dan bentuk hipoksia umum lain, otaklah yang pertama  kali terpengaruh.  Hipoksia  yang  tidak  terlalu  berat  menimbulkan berbagai gangguan mental yang tidak berbeda dengan kelainan akibat alkohol: gangguan dalam mengambil keputusan,  mengantuk,  berkurangnya kepekaan  terhadap nyeri dll. Gejala lain mencakup anoreksia,mual, muntah,takikardia dan  pada  hipoksia  berat dijumpai  hipertensi.

Hipoksia  yang  terjadi  pada ketinggian tertentu dapat pula menyebabkan kelelahan otot  dankematian sel  (apopstosis). Kadang  pengaruh  hipoksia  pada  rangsangan pernapasan  membuat terjadinya Dispnea, proses pernapasan yang sulit atau berat pada subjek yang secara  sadar  merasakan  sesak  napas.  Hipoksia  juga  bisa menyebabkan Sianosis, yaitu kondisi dimana hemoglobin tereduksi dan mempunyai warna gelap.  Bila  konsentrasi  hemoglobin tereduksi  di  dalam darah kapiler  lebih besar dari 5g/dL,jaringan akan terlihat biru-kehitaman.Namun,  perlu  diingat  bahwa  sianosis  tidak  tampak  pada  hipoksia

Page 7: Oksigen Dan Hemoglobin

anemik dan pada keracunan karbon monoksida dan pada hipoksia histotoksik.

DAMPAK DARI HIPOKSIADampak dari hipoksia adalah :. kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi. kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan dan sianosis. penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya. keringat dingin bila berlanjut  dapat  mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya meninggal.  Hal  ini tergantung pada ketinggian dan kondisi pendaki.

Proses hipoksia timbul secara perlahan. Biasanya pendaki gunung yang terlalu lama dalam perjalanan pendakian,  sesampainya di  rumah tubuhnya tidak bisa menerima perubahan suhu.  Hipoksia yang terjadi  berjalan agak lama.  Tentu saja hal ini  akan mengganggu proses pernapasan yang dilakukan paru - paru.

Untuk  mencegah  dampak  buruk  dari  hipoksia,  para  pendaki  gunung yang sebelumnya mengidap penyakit  jantung,  pernapasan clan sirkulasi  darah dianjurkan untuk tidak mencapai ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh, Dengan demikian, sebelum mendaki gunung periksa keadaan diri..

2.4 Tingkat hipoksiaHipoksia  Fulminan : Dimana  terjadi  pernapasan  yang  sangat  cepat.  Paru  -  paru menghirup udara tanpa adanya  udara bersih (  oksigen ).  Sering dalam waktu satu menit akan jatuh pingsan.

Hipoksia  Akut.  Terjadi  pada  udara  yang  tertutup  akibat  keracunan  karbonmonoksida.  Misalnya,  seorang  pendaki  gunung  tiba   tiba  panik  takkala  udara belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan gas racun, akhirnya paru - paru tak kuasa menyedot udara bersih. Mendadak ia pingsan.

2. 5 Mekanisme HipoksiaKetika kita bepergian ke daerah yang tinggi, tubuh kita mulai membentuk

respon fisiologis yang inefisien. Terdapat kenaikan frekuensi pernapasan dan denyut jantung hingga dua kali lipat walaupun saat istirahat. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat karena jantung memompa lebih kuat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen. Kemudian, tubuh mulai membentuk respon pengerjaannya efisien secara normal, yaitu aklimatisasi. Sel darah merah dan kapiler lebih banyak diproduksi untuk membawa oksigen lebih banyak. Paru-paru akan bertambah ukurannya untuk memfasilitasi osmosis oksigen dan karbondioksida. Terjadi pula peningkatan vaskularisasi otot yang memperkuat tranfer gas.

Ketika kembali pada permukaan laut setelah terjadi aklimatisasi yang sukses terhadap ketinggian, tubuh mempunyai lebih banyak akan sel darah merah dan

Page 8: Oksigen Dan Hemoglobin

kapasitas paru yang lebih besar. Akan tetapi, perubahan fisiologik ini hanya berlangsung singkat. Pada beberapa minggu, tubuh akan kembali pada kondisi normal.

Apabila kondisi tersebut tidak diatasi maka dapat menimbulkan hipoksia akut yang menyebabkan kematian jaringan, penekanan aktivitas mental yang kadang-kadang memberat sampai koma, dan menurunkan kapasitas kerja otot. Resiko klinis hipoksia Akut pada ketinggian di Atas 10.000 kaki diantaranya  (pada yang ringan): penurunan kemampuan adaptasi terhadap gelap, peningkatan frekuensi pernapasan (hiperventilasi), peningkatan denyut jantung, tekanan sistolik, dan curah jantung (cardiac output). Sedangkan jika terjadi berlanjut akan terjadi gangguan yang lebih berat seperti berkurangnya pandangan sentral dan perifer, termasuk ketajaman penglihatan (visus), indera peraba berkurang fungsinya, Dan pendengaran berkurang.

Demikian  juga  terjadi  perubahan  proses-proses  mental  seperti  gangguan intelektual  dan  munculnya  tingkah  laku  aneh  seperti  euforia  (rasa  senag berlebihan).  Selain  itu kemampuan  koordinasi  psikomotor  akan berkurang. Pada tahapan  yang  kritis,  setelah  terjadinya  sianosis  dan  sindroma hiperventilasi  berat, maka  tingkat  kesadaran  akan  berangsur  hilang (kehilangan kesadaran), dan pada tahap akhir dapat terjadi kejang dilanjutkan dengan henti napas / apnoe.

2.6 Penanganan hipoksiaPenanganan yang dapat dilakukan terhadap penderita hipoksia adalah:

1).Pemberian oksigenMerupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam saluran pernafasan dengan alatbantu oksigen. Pemberian oksigen dapat dilakukan meallui tiga cara, yaitu melaluikanula, nasakm dan masker. Pemberian oksigen ini ditujukan untuk memenuhikebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

Penanganan pada daerah yang tinggi :

2).Turun segeraDengan turun segera dari ketinggian dapat menyembuhkan gejala dalam beberapa jam, namun misi naik gunung dapat tertunda.

3).Istirahat di ketinggian yang samaDiharapkan terjadinya proses aklimatisasi(penyesuaian ketersediaan O2 yangmenurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam.

4).Istirahat dan minum Acetazolamide, atau Deksametason, atau keduanya Dengan Acetazolamide, gejala dapat hilang dalam 12-24 jam, namun ada efek samping obat. Sedangkan pada Deksametason dapat menghilangkan gejala dalambeberapa jam, namun hanya menyembunyikan gejala dan tidak terjadi prosesaklimatisasi.

5).Terapi oksigen hiperbarik 

Page 9: Oksigen Dan Hemoglobin

Gejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya dapat meningkatkan jumlahO2 yang larut dalam darah arteri, sehingga memberikan arti yang terbatas padahipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik.

II.7 Penyebab hipoksiaSebuah serangan asma yang parah, atau suar, dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak. Dan saat serangan saluran udara Anda sempit, sehingga sulit untuk mendapatkan udara ke dalam paru-paru Anda. Batuk untuk membersihkan paru-paru Anda menggunakan bahkan lebih banyak oksigen dan dapat membuat gejala memburuk.Hal-hal lain dapat menyebabkan hipoksia, terlalu:

Penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, bronkitis dan edema paru (cairan di paru-paru)

Kuat obat sakit dan lain obat-obatan yang terus kembali pernapasan Masalah jantung Anemia (rendah jumlah sel darah merah, yang membawa oksigen) Keracunan Sianida (sianida adalah suatu bahan kimia yang digunakan

untuk membuat plastik dan produk lainnya).

II.8 Faktor hipoksiaHipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan sehingga sel-sel tidak memperoleh oksigen yang cukup akibatnya metabolisme sel terganggu.Hipoksia dapat terjadi karena:

1) O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik.2) Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas

ataupemenuhan paru menurun.3) Shunt vena ke arteri.4) Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai.5) Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jarinagn disebabkan

keracunanenzim sel, kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.6) Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan

kebutuhanterhadap oksigen.7) Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat memengaruhi status oksigenasi

seseorang.

Daftar Pustaka

Page 10: Oksigen Dan Hemoglobin

Murray, Robert K. Biokimia Harper. Ed.27. hal.51Ganong.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.22

Dorland. Kamus Kedokteran. Ed.31Marks D, dkk.

Biokimia Kedokteran Dasar.Guyton, Hall.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Sloane E.

Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Pierson David J. Pathophysiology and Clinical Effects of Chronic Hypoxia https://Docs.Google.Com/Usu

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090620-pengertian- oksigen/ #ixzz1gMwyCQhQ

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2026989-hipoksia- kekurangan-oksigen/#ixzz1gYANSPia

http://3rr0rists.net/medical/hipoksia.html

http://www.google-book.com/-Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klienhttp://www.makalah pendididkan.com

http:/   /www.newton.com

http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/ 

http://www.madehow.com/Volume-4/Oxygen.html#ixzz1gMutQD2C

http://www.lenntech.com/periodic/elements/o.htm#ixzz1gMs9MVih

http://www.tpub.com/ase2/85.htm

http://www.caregiver.org/caregiver/jsp/content_node.jsp?nodeid=575  

http://www.steadyhealth.com/articles/Elevated_Hemoglobin__Risks___Symptoms_a194.htm

Page 11: Oksigen Dan Hemoglobin

(http://www.webmd.com/asthma/guide/hypoxia-hypoxemia)