olahraga dan politik studi kasus peran...
TRANSCRIPT
OLAHRAGA DAN POLITIK
STUDI KASUS PERAN PEMERINTAH DALAM KONFLIK PERSATUAN
SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
AGAM DLIYA ULHAQ
NIM :106033201157
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
iv
ABSTRAKSI
Skripsi yang berjudul Olahraga dan Politik, Studi Kasus Peran
Pemerintah dalam Konflik PSSI, diangkat dari pengamatan penulis terhadap
fenomena yang terjadi dalam kekisruhan organisasi PSSI yang terjadi mulai tahun
2010- 2013 yang membuat masyarakat pecinta sepakbola dan pelaku sepakbola
cemas dengan keberadaan konflik tersebut, karena melibatkan beberapa tokoh
politik, pengusaha dan lain-lain. Konflik semakin berkembang yang akhirnya
mengorbankan prestasi Indonesia, kekalahan demi kekalahan dialami tim nasional
Indonesia dan Indonesia pada saat itu berada di urutan 170 rangking FIFA.
Pemerintah mengambil beberapa kebijakan dalam mengatasi konflik PSSI namun
ada hambatan antara lain Statuta FIFA yang melarang keterlibatan pihak luar
dalam mengatasi urusan assosiasi. Disisi lain pemerintah juga mempunyai aturan
dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional yang mengatur peran pemerintah dalam dunia keolahragaan. Sikap
kurang kooperatif PSSI dengan pemerintah menjadikan konflik semakin tajam dan
banyak pihak-pihak yang akhirnya tidak puas dengan kepengurusan PSSI membuat
kompetisi tandingan PSSI yaitu LPI yang dibentuk oleh pengusaha Arifin
Panigoro,berlanjut dengan kisruh pemilihan ketua umum PSSI, konflik KPSI dan
PSSI.
Konflik yang berkepanjangan dan berlarut-larut dan ancaman sanksi FIFA
semakin dekat membuat pemerintah melakukan tindakan intervensi secara
langsung yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik PSSI. Banyak langkah yang
dilakukan pemerintah mulai dari pembekuan fasilitas pemerintah kepada PSSI
pada periode Nurdin Halid. Proses abritasi oleh Komite Normalisasi dan Komite
Banding PSSI yang melibatkan pemerintah. Terakhir konflik PSSI versus KPSI
yang berakhir tanggal 17 maret dalam KLB (Kongres Luar Biasa) PSSI yang
diinsiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga.Skripsi ini menggunakan teori konflik
karena teori tersebut berkaitan dengan fokus masalah yaitu peran pemerintah
dalam konflik PSSI. Penulis menggunakan metode penelitian kulaitatif dan analisis
deskripstif.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang selalu
mencurahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada para hamba yang serius
dalam urusan dunia dan akhiratnya. Dialah source of all my power dalam penulisan
skripsi ini. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan untuk junjungan Nabi agung
Muhammad SAW sebagai penebar cinta dan kasih sayang pada semua makhluk
yang dinantikan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis berikan untuk kedua
orang tua penulis Abdul Wahib dan Dra. Nihlatin Nisa, kakek penulis KH.
Multazam, bapak Anwar, paman dan bibi penulis Anisatin Nufus, Lailatin Na’ma
dan Ahmad Chotib, yang tak pernah lelah mendoakan dan memotivasi penulis
selama ini dan seterusnya yang selalu sabar merawat dan membimbing penulis,
semoga Allah SWT selalu menurunkan segala rahmat, ampunan dan syurga-nya
untuk mereka di sini (dunia) dan di sana nanti (akhirat). Saudara penulis Dzihan
Khilmi Ayu Firdausi, Ghulam Zaki NF, Rizkia Dinul Ulya F, Aulia Ulfiana F,
Ath’aul Malikul Haq yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis dalam melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu menuntut
ilmu.
Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. DR. Komarudin Hidayat.
MA
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, MA.
vi
3. Bapak. Dr. Ali Munhanif selaku Ketua Prodi Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Ali Munhanif atas bimbingannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Dosen Penguji Skripsi Bapak Zaki Mubarak dan Ibu Suryani, yang memberi
banyak masukan tentang skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis. Staf Akademik Fakultas
yang selalu siap membantu mahasiswa.
8. Staf kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga bapak Ardiansyah Nico yang
membantu penulis dalam mengembangkan skripsi.
9. Seluruh teman-teman yang tak pernah lelah untuk membantu dan memotivasi
dalam meneyelasikan skrpisi (M. Thoriq, Fikri Adrian, Ridho Abdi Winahyu
S.Sos, Ihwanuddin S. Sos, Mayang Widya Putri, Syifa Resky F, Silmi NF, Lina
S. S.Sos)
10. Keluarga Taekwondo Modus Club. Baik pengurus pelatih, atlit, senior, junior
dan siswa keluarga Modus Club. Keluarga besar M-Academy para Pelatih
(Sabeum Nim Ardiansyah Nico, Sabeum Nim Iptu. Ali Musofa.ST.MM,
Sabeum Nim Novian Alim), orang tua dan atlit M-Academy (Ibu Rennisa, Ibu
Asnaria Hutapea, Rizki Adimas, Raja Naliansyah, Okki Setiawan, Gunawan,
Syahril Akmal, Rizkia, Rouline, Aulia, Annisa, Bagas, Meiditha dan lain-lain).
Keluarga besar Teater El-Na’ma. Keluarga Besar Taekwondo UTI Pro Bangka
vii
Belitung. Dan yang terakhir semua pihak yang secara langsung atau tidak
langsung membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga segala bentuk bantuan dan kontribusi yang diberikan dinilai ibadah
oleh Allah SWT, Jazakumullahu Khairal Jaza. Amiin
Jakarta, 03 Desember 2013
Agam Dliya Ulhaq
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10
E. Metodologi Penelitian .............................................................. 11
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 14
Teori Konflik ............................................................................ 14
A. Definisi Konflik ....................................................................... 15
B. Jenis Konflik ........................................................................... 21
C. Karakteristik Konflik ................................................................ 24
D. Penyebab dan Pendukung Terjadinya Konflik ......................... 24
E. Akibat Dari Konflik ................................................................. 26
ix
F. Penanganan Konflik ................................................................. 28
BAB III PROFIL ASSOSIASI SEPAKBOLA DAN KEMENTERIAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA ................................................... 36
A. Sejarah Sepakbola .................................................................... 37
1. Sejarah Sepakbola Dunia ................................................... 37
2. Sejarah Sepakbola Indonesia ............................................. 39
B. Profil FIFA (Federation International Football Assosiation) 41
1. Sejarah FIFA...................................................................... 42
2. Assosiasi ............................................................................ 43
3. Wewenang FIFA................................................................ 44
C. Profil PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) ........... 48
1. Sejarah PSSI ..................................................................... 48
2. Perkembangan PSSI .......................................................... 51
3. Kontroversi PSSI .............................................................. 53
D. Profil Kementerian Pemuda dan Olahraga ............................. 58
1. Sejarah Kementerian Pemuda dan Olahraga .................... 58
2. Wewenang Kementerian Pemuda dan Olahraga .............. 59
BAB IV KRONOLOGI KONFLIK DAN PERAN PEMERINTAH
DALAM KONFLIK PSSI ......................................................... 62
A. Periode Nurdin Halid (2003-2011) .......................................... 67
B. Periode Komite Normalisasi (2011) ......................................... 83
C. Periode Djohar Arifin Hussein (2011-2015) ............................ 87
x
D. Proses Penyelesaian Konflik PSSI dan KPSI ........................... 93
E. Babak Akhir Konflik PSSI dan KPSI ...................................... 100
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 103
A. Kesimpulan .............................................................................. 103
B. Saran ........................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Dalam sistem demokrasi sebuah bangsa selalu dihadapkan oleh peristiwa-
peristiwa politik dan kepentingan yang akhirnya berbuah menjadi konflik. Adapun
peristiwa tersebut seringkali berdampak pada perkembangan masyarakat, tidak
terkecuali dalam dunia olahraga salah satunya adalah sepakbola. Alasan sepakbola
sarat kepentingan karena saat ini sepakbola menjadi sebuah kekuatan yang sangat
dahsyat. Sepakbola bukan hanya sekedar permainan saja tetapi sudah mulai
merasuk ke bidang politik, ekonomi, teknologi informasi dan hiburan. Sepakbola
adalah olahraga yang paling digemari masyarakat dunia, hampir setiap
pertandingan euforia penggemar terhadap tim yang dibelanya sangat terlihat.
Dikarenakan banyak kepentingan kemudian memancing konflik yang terjadi di
dalam olahraga paling digemari di dunia tersebut.
Di Indonesia menjadi sebuah headline di berita tentang konflik yang terjadi
dalam kubu PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) baik konflik yang
berasal dari dalam atau luar organisasi PSSI. PSSI yang sejatinya sebagai
pemegang amanah tertinggi sepakbola Indonesia dan organisasi kemasyarakatan
dan independen yang didirikan berdasarkan hukum dan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dan berdasarkan statuta FIFA yang bersifat internasional,
bertugas mengembangkan dan mempromosikan sepakbola secara terus menerus,
mengatur dan mengawasinya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
2
Indonesia dengan semangat fair play. Pada kenyataanya berkembang menjadi
konflik yang sarat kepentingan berbagai pihak baik secara politik, bisnis ataupun
kekuasaan dan mempengaruh prestasi Indonesia anjlok bahkan kalah 10-0
melawan Bahrain dalam pertandingan Pra Piala Dunia.1 Perkembangan konflik
sepakbola menjadikan Indonensia sebagai satu-satunya negara di dunia yang
memiliki dua tim nasional dan dua Liga sepakbola yang membuat konflik semakin
berkepanjangan prestasi timnas merosot tajam. Banyaknya tekanan masyarakat dan
pecinta sepakbola akhirnya memaksa pemerintah turun tangan mengatasi dan
memediasi konflik yang berkepanjangan tersebut. Namun, hal tersebut dihalang-
halangi oleh PSSI karena berlawanan terhadap statuta FIFA yang mengakibatkan
PSSI akan di hukum FIFA karena keterlibatan pihak luar termasuk pemerintah
dalam urusan rumah tangga PSSI. Sikap tidak kooperatif PSSI dengan pemerintah
menyebabkan memanasnya hubungan kedua belah pihak.
FIFA (Federation International Football Assosiation) memiliki aturan
tersendiri dalam mengatur organisasinya. Pada Statuta FIFA pasal 13 tentang
kewajiban anggota, huruf G disebutkan bahwa seluruh anggota FIFA harus selalu
melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi secara independen, dan wajib
memastikan bahwa seluruh aktivitas organisasi tidak diintervensi atau bebas dari
campur tangan pihak ketiga. To manage their affairs independently and ensure that
their own affairs are not influenced by any third parties.2 Kewajiban menjaga
independensi organisasi itu kembali ditekankan pada statuta FIFA pasal 17 ayat
1Lihat, http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/ 0 /29/203916/1854953/76/indonesia-
dipermalukan-bahrain-0-10 (diakses tanggal 7 Mei 2013) pukul 18.00 WIB. 2 Statusta FIFA pasal 13.
3
dua tentang independensi anggota FIFA. Pada ayat ini diatur bahwa Setiap
anggota harus mengelola semua urusannya secara independen dan tanpa pengaruh
dari pihak ketiga. “Each Member shall manage its affairs independently and with
no influence from third parties”.3
Berdasarkan statuta FIFA tentu bertolak belakang dengan apa yang terjadi
di dalam konflik di tubuh PSSI. Pihak ketiga atau pihak di luar organisasi PSSI
sangat terlihat perannya di dalam saga PSSI. Pemerintah terlibat dan berperan
sentral dalam konflik PSSI. Periode Andi Malarangeng dan Roy Suryo menjabat
sebagai Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) yang aktif melibatkan diri dalam
konflik PSSI. Berdasarkan statuta FIFA maupun electoral code FIFA, intervensi
pemerintah terhadap proses pelaksanaan kongres PSSI maupun permasalahan di
dalam PSSI dapat menyebabkan FIFA menjatuhkan sanksi pembekuan
keanggotaan. Sebab, sesuai pasal-pasal tersebut, intervensi itu telah mengakibatkan
terganggunya independensi PSSI. Dalam electoral code FIFA pada bagian prinsip,
kewajiban dan hak-hak pihak, campur tangan pemerintah.
Karena adanya pelanggaran atas azas independensi itulah, maka
berdasarkan statuta FIFA, PSSI dapat dihukum pembekuan sementara keanggotan
FIFA. Pada pasal 14 ayat satu Statuta FIFA disebutkan bahwa, Kongres FIFA
bertanggung jawab untuk membekukan status keanggotaan. Komite Eksekutif
FIFA dapat membekukan anggota yang melanggar kewajiban secara serius dan
berulang-ulang dengan sanksi pembekuan segera berlaku efektif. “The congress is
responsible for suspending a Member. The Executive Committee may, however,
3 Statuta FIFA pasal 17.
4
suspend a Member that seriously and repeatedly violates its obligations as a
Member with immediate effect”.4
Dampak bagi PSSI bila status keanggotannya dibekukan oleh FIFA adalah
Berdasarkan Statuta FIFA pasal 14 ayat tiga ditentukan bahwa anggota FIFA yang
telah dibekukan akan kehilangan hak-hak keanggotaannya. Selain itu, anggota
FIFA yang lainnya dilarang melakukan hubungan olahraga maupun kompetisi
dengan anggota yang sedang dibekukan keanggotaannya. Komite Disiplin FIFA
dapat mengenakan sanksi lebih lanjut terhadap anggota yang dibekukan maupun
anggota lain yang melakukan hubungan olahraga atau kompetisi dengan anggota
tersebut. “A suspended Member shall lose its membership rights. Other Members
may not entertain sporting contact with a suspended Member. The Disciplinary
Committee may impose further sanctions”.5
Jika status keanggotannya dibekukan, otomatis PSSI tidak dapat mengikuti
agenda-agenda kompetisi resmi yang dilaksanakan sesuai kalender yang diakui
atau dilaksanakan oleh FIFA. Pembekuan tersebut berlaku sampai PSSI telah dapat
memenuhi kewajiban mereka. “Members which do not participate in at least two of
all FIFA competitions over a period of four consecutive years shall be suspended
from violating at the Congress until they have fulfilled their obligations in this
respect”.
Di sisi lain pemerintah Indonesia mempunyai landasan tersendiri dalam
terlibat dalam kisruh organisasi PSSI dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
4 Statuta FIFA pasal 14 ayat 1.
5 Statuta FIFA pasal 14 ayat 3
5
menjelaskan bahwa peran pemerintah dan kewajiban pemerintah dalam sistem
keolahragaan nasional seperti yang disebutkan pada Pasal 13 ayat 1: Pemerintah
mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan,
melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.
Undang-undang tersebut bersebrangan dengan Statuta FIFA karena wakil FIFA di
negara bukanlah pemerintah melainkan Assosiasi Sepakbola, di Indonesia diwakili
oleh PSSI. Nurdin Halid menggunakan statuta FIFA untuk membatasi peran
pemerintah terlibat dalam konflik PSSI yang menyebabkan berlarut-larutnya
proses penyelesaian kisruh PSSI. Pemerintah beranggapan bahwa, pemerintah
harus ikut terlibat karena dalam program kerja PSSI masih menggunakan fasilitas
negara dan menggunakan APBN dan APBD.
Konflik yang berkepanjangan memaksa pemerintah turun tangan mengatasi
konflik tersebut, walaupun dalam statuta FIFA pemerintah tidak diperkenankan
pihak selain organisasi untuk ikut campur dan mengintervensi PSSI. Menpora Andi
Malarangeng dan Roy Suryo memberanikan diri dalam mengatasi konflik karena
bependapat kalau tidak diselesaikan maka PSSI pun akan dibekukan dan hanya
menunggu waktu lebih baik pemerintah intervensi langsung dan mencari solusi
terbaik untuk mengatasi konflik PSSI.6
FIFA mengetatkan peraturan tersebut karena sepakbola dianggap menjadi
olahraga dunia dan di penjuru dunia sepakbola merupakan olahraga tradisional
walalupun akhirnya Inggris diklaim menjadi negara asal sepakbola. Menghindari
6Lihat, http://makassar .tribunnews.com /2013/01/11/menpora-sebut-dua-pengusaha-
besar-penyebab-konflik-pssi (diakses tanggla 5 mei 2013) pukul 15.30 WIB.
6
politisasi olahraga dan menjunjung tinggi sportifitas merupakan alasan utama FIFA
untuk menegakkan peraturan tersebut. Statuta tersebut tentu sulit dijalankan
dijalankan oleh negara dunia ketiga seperti Indonesia dan negara yang lain berbeda
dengan negara-negara di Eropa. Indonesia merupakan negara yang berkembang
dan baru terlepas dari bayang-bayang Orde Baru. Contoh kasus Nurdin Halid yang
mampu memimpin PSSI dalam beberapa periode walaupun terjerat hukum yang
berlanjut menjadi konflik besar PSSI yang menyebabkan merosotnya prestasi Tim
Nasional merupakan contoh bahwa di Indonesia Assosiasi sepakbola Indonesia
belum bisa mandiri, maka diperlukan peran pemerintah didalamnya dalam
mengawasi peran PSSI. PSSI dan klub di Indonesia juga masih menggunakan dana
APBN dan APBD dalam menjalankan kompetisi berbeda dengan negara-negara
Eropa yang mengelola sepakbola secara professional tanpa menggunakan dana dan
fasilitas pemerintah.
Dari beberapa pemaparan di atas dijelaskan membuktikan bahwa konflik
PSSI bukan hanya konflik internal PSSI, tapi melibatkan banyak tokoh nasional.
Pertanyaan yang timbul adalah mengapa banyak pihak yang mempunyai obesesi
kuat untuk menguasai PSSI? Apakah pihak yang berkonflik bertujuan untuk
perkembangan sepakbola Indonesia untuk berprestasi di tingkat internasional atau
ada udang di balik batu perlu dipertanyakan. Ternyata di sepakbola juga sama
dengan politik, praktik korupsi dan politisasi juga terjadi di dalam PSSI jadi
semakin tinggi oknum yang berkepentingan memimpin PSSI semakin mudah
praktek tersebut terealisasi.
7
Berbeda dengan korupsi politik, korupsi sepakbola mecakup beberapa
faktor seperti judi bola melalui pengaturan skor akhir, permainan terkait transfer
pemain ke klub lain, di tingkat internasional melalui cara suap tuan rumah
kompetisi sepakbola atau pemilihan ketua FIFA dan perangkat dibawahnya dan
pemilihan tuan rumah kompetisi internasional, suap perangkat pertandingan seperti
wasit dan badan pengawas pertandingan. Dalam praktek politik terjadi seperti
halnya pemilik PSM Makassar yang menyebrang dari LSI (Liga Super Indonesia)
ke LPI (Liga Premier Indonesia) karena pihak yang bersangkutan pindah dari
partai Golongan Karya ke partai Demokrat. Pernyataan Nurdin Halid yang
mengatakan keberhasilan Timnas Indonesia di Piala AFF karena jasa Partai
Golongan Karya, dan banyak contoh yang lain. Di internasional politisasi
digunakan beberapa penguasa diktator untuk pencitraan dirinya. Piala dunia 1978
di Argentina yang pada saat itu terjadi pro kontra pemilihan Argentina sebagai tuan
rumah karena terjadinya kudeta politik yang dilakukan oleh militer terhadap
presiden Isabel Martina de Peron. Pada saat itu dinyatakan 30.000 aktivis
dinyatakan tewas di tangan Jendral Jorge Rafael Videla dan banyak contoh yang
lain.Untuk mengetahui dan memahami lebih jelas apa yang terjadi dalam konflik
PSSI di atas dan seberapa besar pengaruh, peran pemerintah dan campur tangan
pemerintah dalam konflik PSSI dengan ketatnya peraturan FIFA tentang peran
pemerintah atau pihak ketiga untuk terlibat dalam asosiasi, namun pemerintah tetap
dapat terlibat dan berperan dalam menyelesaikan konflik PSSI yang merupakan
langkah yang beresiko bagi persepakbolaan Indonesia. Namun, disisi lain FIFA
menuntut dualisme kompetisi dan organisasi terselesaikan secepatnya dan FIFA
8
mengancam akan menghukum PSSI bila masalah tersebut tidak terselesaikan
sampai batas waktu yang ditentukan. Pemerintah yakin kebijakan intervensi
adalah yang terbaik bagi masa depan sepakbola Indonesia dengan berbagai cara
dan agenda untuk menyelesaikan konflik. Untuk lebih memperdalam pembahasan
di atas seperti peran pemerintah dalam mengatasi kasus dan beberapa kronologi
konflik yang terjadi dalam kubu PSSI maka penulis menulis skripsi dengan judul:
Olahraga dan Politik studi kasus Peran Pemerintah dalam Konflik PSSI.
B. Perumusan Masalah
Pada perkembangan persepakbolaan Indonesia penulis melihat banyaknya
masalah dan kejadian yang terjadi dalam dunia persepakbolaan di Indonesia
kepengurusan badan induk sepakbola yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia. Karena banyaknya masalah dalam persepakbolaan di Indonesia penulis
mengambil fokus hanya pada peran dan pengaruh pemerintah serta manuver yang
dilakukan pemerintah dalam mengatasi konflik di PSSI.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka penulis merumuskan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana keterlibatan pemerintah dalam konflik PSSI pada masa periode Nurdin
Halid (2003-2011) dan Djohar Arifin (2011- Sekarang) ?
2. Bagaimana metode penyeleasian konflik yang dilakukan Menpora (Menteri
Pemuda dan Olahraga) Andi Malarangeng, Agung Laksono dan KRMT Roy Suryo
dalam menyelesikan konflik PSSI?
9
C. Tujuan dan manfaat penelitian
Dari perumusan di atas maka yang jadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Bertujuan untuk mengetahui fenomena-fenoma politik dalam perkembangan
PSSI.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan, tindakan dan sikap pemerintah,
DPR RI, Komite olahraga serta FIFA sebagai badan sepakbola tertinggi di
dunia dalam menanggapi isu pergolakan di dalam kubu PSSI ?
3. Untuk mengetahui bagaimana dan apa saja proses-proses mediasi yang
dilakukan walaupun itu berasal dari dalam PSSI sendiri ataupun d iluar badan
PSSI seperti pemerintah dan FIFA.
Manfaat penelitian dalam konflik PSSI adalah :
1. Memberikan sumbangan pada dunia akademik dan kepada masyarakat
umum berupa pemahaman yang komprehensif tentang perpolitikan yang
terjadi dalam dunia sepakbola di Indonesia.
2. Memberikan sumbangan kepada masyarakat pelaku sepakbola, baik
pemilik, pengurus, pemain maupun penggemar berupa penjelasan yang
komprehensif tentang konflik dalam tubuh PSSI dan fenomena-fenomena
yang terjadi di dalam kekisruhan sepakbola Indonesia serta peran
pemerintah dalam mengatasi konflik dan campur tangan pemerintah.
3. Secara umum manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah PSSI,
kepentingan Politik di dalam tubuh PSSI dan tokoh-tokoh yang terlibat
dalam proses revolusi PSSI.
10
4. Secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk menambah ilmu penegetahuan
terkait dengan politik dan bisnis, politik dan kepentingan serta negara dan
pemerintah dalam persepakbolaan di Indonesia.
5. Secara praktis untuk menambah pengetahuan politik tentang hubungan
olahraga, politik dan negara dalam fenomena persepakbolaan di Indonesia
6. Manfaat bagi penulis, penelitian ini bermanfaat mengembangkan potensi
dalam penulisan karya ilmian yang sistematis.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam pembahasan kasus konflik PSSI penulis menemukan pembahasan
yang sangat jelas mengenai konflik PSSI karya ketua komite banding PSSI Prof.
DR. Tjipta Lesmana M.A yang mencabut wewenang Nurdin Halid Nirwan Bakrie
serta pasangan Arifin Panigoro dan George Toisuta sebagai calon ketua PSSI
Periode 2011-2016.
Dalam bola politik, Tjipta bercerita bagaimana situasi menjelang kongres
untuk memilih kepengurusan baru di PSSI tahun 2011. Tjipta juga berbagi
pengalamannya sebagai ketua Komite Banding yang ia sebut selama bekerja
timnya terus menerus mendapatkan intimidasi.Tjipta mengecam pihak-pihak yang
ngotot menyuarakan kepentingannya sendiri dalam perebutan kursi PSSI-1 tahun
2011, secara khusus kepada GT-AP dan kelompok pendukungnya K78 yang begitu
ngotot memaksakan jagoannya untuk maju, padahal sudah ditolak oleh Komite
Banding. Tjipta menyebut bahwa sikap ngotot tersebut adalah keliru, karena K78
sudah berani head to head dengan FIFA. Padahal menurut Tjipta sepakbola adalah
11
olahraga yang unik, karena segala peraturan harus tunduk pada FIFA. Tjipta juga
membahas kekuatan-kekuatan siapa saja yang berada di balik kubu GT-AP,
termasuk pandangan bahwa adanya campur tangan oknum-oknum tentara.7
Tjipta menyampaikan kritik cukup pedas terhadap kubu GT-AP, termasuk
kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Ia menyebut LPI yang digagas oleh AP
sejak awal tidak diakui atau ditentang oleh FIFA, dituding sebagai breakaway
league atau runaway league.8 Tjipta selanjutnya mengkritik kepengurusan PSSI di
bawah Djohar Arifin Husin mulai dari masalah pemecatan Alfred Riedl,
melahirkan klub kembar kontroversi pengangkatan Bernhard Limbong,
kontroversi Persipura Jayapura terkait keikut sertaan "Mutiara Hitam" di ajang
kompetisi Asia, dan pemecatan empat anggota Exco.
E. Metodologi Penelitian.
Untuk menyempurnakan penelitian penulis mengumpulkan data-data yang
telah diperoleh dari teknik penelitian kualitatif kemudian diolah menggunakan
analisis kualitatif dan analisis deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, para peneliti
tidak mencari kebenaran tentang moralistas tetapi dengan upaya mencari
pemahaman. Sedangkan analisis deskriptif penulis penulis menggambarkan seatu
fenomena permasalahan yang terjadi secara tepat, jelas, akurat dan sistematis
berdasarkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan teknik deskriptif analisis
penulis berharap dapat mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara
7 Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2013)hal .245 8 Ibid, hal. 257
12
olahraga dan politik, khususnya pada fenomena nuansa politik dalam konflik PSSI
dan peran pemerintah di dalamnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dokumentasi. Untuk
tindakan pengumpulan data lebih detail, penulis dapat menganalisi data yang sudah
ada melalui tekhnik dokumentasi. Dokumentasi berasal dari dokumen yang artinya
barang-barang tertulis. Penulis juga menggunakan data pokok yaitu buku dan data
penunjang seperti jurnal ilmiah. Dikarenakan fenomena pergolakan politik ini
bersifat postulat yaitu pembicaraan masyarakat dan pemberitaan media lebih
banyak, dan sangat mencuri perhatian banyak masyarakat Indonesia serta media
massa, maka penulis lebih banyak menggunakan artikel media massa, media
elekronik dan juga media internet sebagai sumber data.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menyusun pembahasan menjadi
beberapa bagian dari sistematika penulisan sebagai berikut :
1. Bab I : Pendahuluan, pada bab ini penulis berusaha menguraikan
permasalahan yang melatar belakangi penulisan dengan pembahasan dan
perumusan masalah serta tujuan terkait dalam penelitian peran pemerintah
dalam konflik PSSI yang berdasarkan pada metode penelitian kualitatif.
2. Bab II : Pada bab ini berisi mengenai teori-teori sebagai pendekatan yang
menjelaskan pokok permasalahan skripsi ini yaitu peran pemerintah dalam
konflik PSSI.
13
3. Bab III : Pada bab ini penulis membahas sekilas tentang biografi dan profil
dari Assosiasi sepakbola internasoinal yaitu FIFA dan nasional yaitu PSSI
profil kementerian pemuda dan olahraga. Bab III juga menjelaskan
kewenangan FIFA dan pemerintah dan beberapa kontroversi yang terjadi di
dalam PSSI.
4. Bab IV : Pada bab ini merupakan bagian terpenting dari penulisan skripsi,
karena berisikan tentang permasalahan yang penulis angkat. Penulis akan
menjelaskan Kronrologi konflik PSSI dari isu awal sampai berakhirnya
konflik akbar PSSI dan peran dan keterlibatan pemerintah dalam konflik
PSSI.
5. Bab V : Pada bab ini penulis berupaya untuk menyimpulkan pembahasan
mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan
peran pemerintah dan keterlibatan pemerintah dalam konflik PSSI. Dan
selanjutnya di bab penutup ini terdapat saran dan kritik bagi para pembaca.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori Konflik
Teori konflik dapat dihubungkan dengan dinamika yang terjadi dalam
konflik di persepakbolaan Indonesia. Banyaknya kepentingan dan konflik yang
berbau politik yang terjadi di Indonesia menyebabkan PSSI menjadi objek dalam
kepentingan politik bagai para elite di tubuh organisasi PSSI. Teori ini dipaparkan
dalam rangka untuk memahami dinamika yang terjadi di dalam konflik di kubu
PSSI. Dengan adanya kepentingan politik dan kekuasaan dapat membangkitkan
konflik di masyarakat. Kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda dalam
sistem sosial akan saling mengejar tujuan yang berbeda dan saling bertanding. Hal
ini sesuai dengan pandangan Lock Wood, bahwa kekuatan–kekuatan yang saling
berlomba dalam mengejar kepentingannya akan melahirkan mekanisme
ketidakteraturan sosial.9
Besarnya organisasi PSSI melahirkan berbagai masalah dan kepentingan
berbagai pihak, mengingat sepakbola adalah olahraga paling digemari di dunia
yang mencakupi banyak aspek baik bisnis dan lain-lain. Semakin besar ukuran
suatu organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya. Kompleksitas
ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, kompleksitas
9 Maergareth M Poloma, ,Sosiologi Kotemporer, (Jakarta: PT Raja Grafrindo Persada1994)
hal.117.
15
komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas pendelegasian
wewenang dan sebagainya yang membuat organisasi PSSI sensitif dengan konflik.
Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan sumber daya manusia.
Sehubungan dengan sumber daya manusia dapat diidentifikasi pula berbagai
kompleksitas seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas
kedudukan dan status, kompleksitas hak dan wewenang dan lain-lain.
Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik
dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari sumber daya manusia dan
kelompok kepentingan yang sebagian berada dalam kepengurusan PSSI. Pelaku
konflik PSSI bukanlah pelaku sepakbola atau mantan atlit tetapi para tokoh politik,
dimana dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu mempunyai tujuan
yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam bekerja.
A. Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul.10
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.11
Stephen P Robbins menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses
interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut
pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif
10
Sefean Husein Dkk, Pentadbiran dalam Pembangunan Pendidikan (Pahang:Fakultas
pendidikan Universitas Malaya, 2005) hal. 280. 11
Pauline Pudjiastuti,Sosiologi,(Jakarta(Grasindo Gramedia,2008) hal. 4
16
maupun pengaruh negatif. Sedangkan menurut Luthans konflik ini bersumber
pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa
istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.12
Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena
konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti
konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam
persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang
mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah
menjurus ke arah konflik, terutama bila ada persaingan yang menggunakan cara-
cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah
konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa
permusuhan.Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada
dalam keadaan konflik.13
Konflik politik merupakan bagian dari demokrasi, karena ciri dari
demokrasi adalah adanya peluang dari kemerdekann pemikiran, konsensus, dan
perbedaan pendapat, serta partisipasi politik dan manajemen konflik secara damai
serta luasnya kepercayaan dan loyalitas terhadap pemerintah yang konstitusional
dan demokratis.14
12
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) hal.173. 13
Muslim Mufti,teori-Teori Politik.(bandung:CV pustaka Setia,2013) hal.159 14
Ronald.H.Chilcote.Teori Perbandingan Politik.Penelusuran Paradigma.(Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2003) hal. 475
17
Beberapa pengertian Konflik
1. Hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling
tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing –
masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri –
sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
2. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk interaktif yang
terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada
tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang
sangat dekat hubungannya dengan stres.
3. Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang
satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh
perbedaan tujuan.
4. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu
pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau,
satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan
menyerang secara negatif.
5. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu
lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam
pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau
lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.
6. Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam
berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
18
berterusan. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama,
yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan,
keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.
Dari beberapa pengertian di atas dari para ahli disimpulkan konflik dibagi
menjadi beberapa faktor dan pengertian.
Ramlan Subakti menjelaskan tentang pegertian konflik politik terdapat lima
penjelasan mengenai konflik politik yaitu sebagai berikut:15
1. Konflik politik adalah konflik yang berhubungan tentang pertentangan
kepentingan publik.
2. Konflik politik yang berkenaan dengan penyelenggaraan negara dan
pemerintah. Secara verikal konflik dapat terjadi karena antara pemerintah
dan rakyat, secara horizontal terjadi antara masyarakat pendukung
penguasa dan masyarakat yang ingin berganti penguasa.
3. Konflik politik merupakan konflik yang terjadi akibat dari adanya
perebutan kekuasaan. Dalam arti luas pencakup memepertahankan
kekuasaan, mencari dan menjalankan kekuasaan.
4. Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan umum. dapat dicontohkan sebagai kebijakan PSSI yang menuai
banyak kritik semasa zaman kepemimpinan Nurdin Halid dan Djohar
Arifin seperti format pertandingan larangan kompetisi dan sanksi bagi
pengikut organisasi atau pengurus yang dianggap tidak sah.
15
Ramalan Subakti,menahami Politik (Jakarta:Gramedia Mediasarana Indonesia
,1992)hal.1-2
19
5. Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan
sumber-sumber yang dianggap penting. Sumber yang dianggap penting
dapat dicontohkan seperti materi pengaruh dan koneksi.
Penjelasan Ramlan Subakti di atas mewakili beberapa nilai-nilai yang ada
dalam konflik PSSI. Konflik antar pengurus PSSI, ketidakpercayaan masyarakat
dengan Nurdih Halid serta dampak yang terjadi setelah konflik PSSI menjadikan
konflik di PSSI semakin luas yang akhirnya memaksa pemerintah turun tangan
serta FIFA membentuk Komite Normalisasi yang bertujuan untuk mengatasi
konflik PSSI dan komite banding PSSI yang akhirnya hanya meredam sementara
konflik PSSI.
Robbins berpendapat adanya perkembangan pemikiran tentang konflik ada
yang berpendapat bahwa konflik adalah sesuatu yang harus dihindari Karena
konflik menunjukkan adanya hal yang tidak terjadi dalam suatu kelompok.
Robbins menyebut pemikiran ini sebagai pandangan Tradisional. Aliran pemikiran
lainnya adalah pandangan hubungan manusia, berpendapat konflik adalah gejala
ilmiah yang tidak terhindarkan dalam suatu kelompok manapun konflik tidak
selalu jahat tetapi konflik berpotensi sebagai daya positif untuk mendonrong
sebuah kinerja. Pandangan ketiga dan yang paling modern menyatakan bahwa
konflik tidak hanya menimbulkan daya positif tetapi secara eksplisit berpendapat
bahwa konflik mutlak diperlukan oleh sebuah kelompok untuk dapat berkinerja
20
secara efektif. Robbins melabeli ketiga aliran ini sebagai pandangan Interaksionis.
Penulis menjelaskan lebih dekat masalah masing pandangan tersebut : 16
1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan
bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan
harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah kekerasan, kerusakan
dan irasionalistis. Dari definisi tersebut konflik sudah sangat berbahaya dan
harus dihindari. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat
komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang –
orang, dan kegagalaan manajemen. Pandangan bahwa semua konflik buruk
merupakan pandangan yang sederhana dan kini banyak para ahli
menganggap konflik tidak serta merta buruk tetapi banyak diantara kita
masih mengevaluasi situasi konflik dengan standar yang masih using kini.
2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan ini
menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar
terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai
sesuatu yang tidak dapat dihapuskan karena di dalam kelompok atau
organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota.
Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat
guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik
harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan
di dalam tubuh kelompok atau organisasi dan menguntungkan kinerja
16
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) hal.174
21
kelompok.pandangan ini mendominasi teori konflik dari akhir tahun 1940-
1970.
3. Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini
cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik.
Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan
serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif.
Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada
tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam
kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif. Pandangan ini
tidak serta merta mengatakan bahwa setiap konflik adalah baik, beberapa
konflik memang bisa mendukukng pencapaian tujuan kelompok dan
memperbaiki kinerja yaitu bentuk konflik yang fungsional selain itu juga
terdapat konflik yang disfungsional.
B. Jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis
konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu
dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal (inter individu)
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang
tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
22
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
c. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan
dan tujuan.
d. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuan-tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya
seringkali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan
keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan–penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
dua pilihan yang sama menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang
lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
23
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-
tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu
dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-
norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja - manajemen
merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik sepakbola antara
PSSI dan KPSI adalah buah dari ketidakpuasan beberapa orang atas kinerja PSSI
yang kemudian membentuk kelompok tandingan yang gunanya sebagai alat untuk
menuntut keadilan.
5. Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang olahraga di Indonesia negara-negara lain dianggap
sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
24
Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya
pengembangan kualitas atlit, manajemen dan program latihan, prestasi dan kontrak
yang tinggi dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
C. Karakteristik Konflik
Kejadian dapat disebut sebuah konflik ketika memiliki beebrapa
karkteristik , Ted Robert Gurr membatasi konflik mempunyai empat karakteristik
yaitu :
1. Kedua pihak saling menentang.
2. Melibatkan dua pihak atau lebih.
3. Kedua pihak melakukan tindakan pemaksaan yang di arahkan untuk
menghancurkan melukai, merintangi dan untuk mengontol lawan-lawannya.
4. Interaksi dilakukan secara terang-terangan sehingga tindakan mereka dapat
mudah dideteksi dan disepakati oleh pihak-pihak dan pengamat independen.17
D. Penyebab Konflik dan Kondisi yang medukung terjadinya Konflik
Entah menampakkan gejala atau tidak kebanyakan konflik tidak tejadi
tanpa ada kondisi yang mendukungnya dan kondisi tersebut merupakan benih-
benih timbulnya konflik. Faktor yang mndukung terjadinya konflik antara lain
adalah18
:
1. Antara pihak-pihak yang berkonflik telah memiliki sejarah berkonflik.
2. Terciptanya suasana persaingan dalam situasi ini sudah barang tentu setiap
orang akan saling mengunggli satu sama lain bahkan saling menjatuhkan.
17
Muslim Mufti,teori-Teori Politik.(bandung:CV pustaka Setia,2013) hal.162. 18
Agus M Hardjana, Konflik di Tempat kerja (Yogyakarta:Kanisius,1994) hal 24.
25
3. Keterbatasan sumber tenaga, dan fasilitas.
4. Peraturan tata tertib yang terlalu ketat dan cenderung kaku.
5. Perbedaan personalitas atau kepribadian.
6. Kecenderungan manusia untuk mencapai keberhasilan, kedudukan,
pangkat, dan mendapatkan imbalan serta fasilitas hidup. Kecenderungan ini
dapat menciptakan tujuan dan kepentingan yang berlawanan, rasa cemburu
dan iri merupakan sumber konflik.
7. Berbagai halangan berkomunikasi sehingga tidak tercapai saling pengertian
anatara pihak yang satu kepada pihak yang lain19
.
Konflik dapat terjadi karena berbagai faktor berikut dijelaskan beberapa
faktor secara umum yang menyebabkan konflik terjadi adalah:20
1. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi.
2. Perbedaan tujuan dan kepentingan karena perbedaan nilai hidup yang di
pegang.
3. Persaingan untuk hal atau sumber-sumber yang terbatas seperti fasilitas
koneksi dan lain-lain.
4. Masalah wewenang dan tanggung jawab, ketika setiap kelompok atau
individu memilik wewenang yang berdekatan.
5. Penafsiran yang bebeda akan suatu hal, perkara dan peristiwa yang
sama.karena penafsiran yang berbeda individu saling bedebat kemudian
lahirlah hubungan yang tidak baik yang akhirnya berujung terhadap
konflik.
19
Ibid, hal 26.
20
Pauline Pudjiastuti, Sosiologi,(Jakarta(Grasindo Gramedia,2008) hal. 4
26
6. Kurangnya kerja sama dan kekompakan.
7. Tidak mentaati tata tertib atau peraturan.
8. Perbedaan pendirian dan permasalahan individu.
9. Perbedan latar belakang kebudayaan sehingga seseorang akan terpengaruh
oleh pola pikir dan pendirian kelompok.
10. Perbahan nilai yang cepat dan medadak sehingga membuat culture shock
dalam masyarakat.
11. Adanya usaha untuk menguasai dan merugikan dan tentu saja pihak yang
merasa ingin dikuasai atau dirugikan akan melakukan perlawanan dan
kemudian terjadilah konflik.
12. Perubahan dalam sasaran perosedur kerja dalam suatu kelompok sehingga
individu merasa memiliki harapan yang tidak jelas.
E. Akibat Dari Konflik
Berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan
tradisional yang telah disebutkan di atas mengatakan bahwa konflik hanyalah
merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu
dihindari. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut21
:
1. Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan
ditiadakan.
21
Bagja waluya, Sosioligi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT
Setia Purna Inves, 2004) hal. 40.
27
2. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan
dalam kepemimpinan.
3. Konflik dapat menimbukan keretakan suatu kelompok dikarenakan
pertentangan antar anggota dalam suatu kelompok.
4. Konflik meneyebabkan perubahan kepribadian individu karena
pertentangan-pertentangan di dalam kelompok atau antar kelompok yang
menyebabkan individu tertentu merasa tertekan.
5. Dominasi dan takluknya salah atu pihak. hal ini terjadi bila kekuatan pihak
yang berkonflik tidak seimbang.
6. Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi
manajemen tingkat yang lebih tinggi bahkan pemisahan kelompok dan
menimbulkan kelompok-kelompok baru yang berpecah.
7. Banyaknya kerugian, harta benda maupun jiwa akibat kekerasan yang
ditonjolkan dalam penyelesaian konflik.
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat
berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk
menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi
organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
2. Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi.
28
3. Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan
masalah. Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di
dalam suatu organisasi.
4. Konflik dapat membangkitkan solidaritas di antara anggota kelompok.
5. Konflik merupakan alat perubahan sosial.
6. Munculnya pribadi-pribadi dan msyarakat yang tahan uji dalam
menghadapi setiap tantangan dan permasalahan yang dihaapi sehingga
dapat lebih mendewasakan masyarakat.
7. Dalam diskusi ilmiah, perbedaan pendapat justru diharapkan untuk melihat
kelemahan suatu pendapat sehingga dapat ditemukan pilihan dan
pemecahan suatu masalah.
F. Penanganan Konflik
Untuk menyelesaikan koflik diperlukan konsesnsus. Konflik dan konsensus
merupakan gejala sosial yang selalu ada dalam masyarakat. Selama masyarakat ada
selama itu pula konflik dan konsensus ada dalam masyarakat. Hal ini berkaitan
dengan pandangan pendekatan konflik dan ilmu sosial, bahwa setiap masyarakat
mengandung konflik dalam dirinya,atau konflik merupakan gejala yang melekat di
setiap masyarakat. Konsensus diartikan sebagai penyelesaian konflik yaitu melalui
proses interaksi pihak-pihak yang terlibat konflik untuk tercapainya titik temu atau
kesepakatan bersama sehingga yang ada di dalamnya sama-sama mendapatkan
manfaat dan keuntungan yang wajar. Konsesus dapat dilakukan secara tidak
langsung atau melalui perantara (mediator) dan secara langsung, yang dilakukuan
oleh pihak-pihak yang berkonflik dengan pendekatan persuasif yang yang
29
menyediakan berbagai berbagai kemungkinan alternatif atau koersif dengan
pendekatan paksa baik berupa ancaman atau kekerasan fisik.
Menurut Maswadi Rauf ada empat model konsensus atau penanganan konflik
sebagai berikut:22
1. Menggabungkan butir-butir yang terdapat dari pihak yang terlibat konflik.
Model ini disebut konsensus internal yang dilakukuan secara persuasif
melalui butir-butir atau pendapat pihak-pihak yang berkonflik dan para
pihak yang berkonflik saling menawar dari butir-butir yang tersedia yang
akhirnya mencapai kesepakatan bersama.
2. Karena konflik terlalu tajam, salah satu pihak yang berkonflik mengambil
butir-butir pendapat dominan untuk menjadi konsensus.
3. konsensus dibentuk dari pendapat pihak luar, karena sulit mendapat
konsesnsus dari pihak yang berkonflik baik secara mediator maupun bukan
mediator.
4. Konsensus gabungan yaitu menggunakan butir-butir pendapat dari pihak-
pihak yang berkonflik dan butir-butir pendapat dari pihak yang tidak
terlibat konflik, apabila tidak mencapai konsensus, konflik dapat
diselesaikan melalui proses hukum di pengadilan. Selain itu konsensus
dapat dilakukan melalui pemungutan suara (voting). Jika satu pihak
memperoleh suara terbanyak pendapat itu akan menjadi hasil dari
penyelesaian konflik.
22
Maswardi Rauf, Konsensus Politik :Sebuah penjajakan Teoretis, (Jakarta: Dirjen
pendidikan Tinggi DEPDIKNAS,2000) hal.2
30
Bagja waluya menegaskan penanganan konflik di dalam konflik memiliki
dua kepntingan yang berbeda dan utama yaitu23
:
1. Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi.
2. Kepentingan untuk menjcapai hubungan baik dengan kelompok lain.
Pada dasarnya manusia selalu ingin menjaga keharmonisan terhadap orang
lain atau kelompok namun dalam beberapa kesempatan setiap pihak memiliki
keinginan pibadi. pihak yang berkonflik mempunyai tujuan yang berbeda dengan
kelompok yang lain yang kemudian perbedaan keinginan inilah yang membuat
pergesekan atau konflik terjadi.
Adanya dua kepentingan yang berbeda dapat memepengaruhi seseorang
bertindak dalam suatu konflik. Dengan melihat dua perbedaan tersebut terdapat
lima cara dalam menangani konflik yaitu:24
1. Menghindar. Cara ini seolah-olah seperti kura-kura yang menarik kedalam
tempurungnya untuk menghindari konflik. Tipe ini mengorbankan
kepentingan pribadi dan hubungan antara orang lain karena tidak ada
gunanya untuk berkonflik dan berusaha untuk menyelsaikan konflik. Dia
memilih menghindari konflik dan orang yang bertentangan dengannya.
2. Memaksakan kehendak atau mendominasi (mendahulukan kemauan
sendiri). Cara ini digunakan untuk menguasai lawan-lawannya dengan cara
memaksa untuk menerima tawaran untuk menyelesaikan konlik seperti
23
Bagja waluya, Sosiologi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT
Setia Purna Inves, 2004) hal. 41. 24
Ibid, hal. 42.
31
yang diinginkan. Kebutuhan pribadi dianggap sangat penting jadi menomor
duakan kebutuhan dan kepentingan bersama. Tipe ini tidak membutuhkan
pendapat orang lain, dia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan
dengan cara satu pihak menang dan pihak lain kalah. Ia berusaha untuk
menang untuk menguasai, mengatasi dan mengintimidasi pihak yang kalah
dan sebaliknya pihak yang kalah akan merasa lemah dan tidak berdaya.
3. Menyesuaikan dengan keinginan orang lain atau placticing. Pada metode
ini hubungan dengan orang lain sangatlah penting. Orang tipe ini ingin
diterima dan disukai orang lain. Ia merasa konflik harus di hindari untuk
menjaga keharmonisan dan ia yakin bahwa konflik tidak apat dibicarakan
jika merusak hubungan baik. Ia mengorbankan hubugan pribadi untuk
mempertahankan hubungan dengan orang lain.orang yang menggunakan
cara ini seolah-olah mengatakan: aku mengorbankan tujuanku dan
membiarkanmu mendapatkan apa yang kau inginkan agar kau menyukai
diriku. Orang ini berusaha memperhalus situasi konflik yang terjadi.
4. Tawar menawar. Tawar menawar cukup memperhatikan tujuan bersama
dan tujuan pribadi. Metode ini biasanya mencari kompromi yang
mengorbnkan sebagian tujuan pribadi dan membujuk pihak lain yang
berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban juga. Metode ini mencari
penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak
memperoleh sesuatu. Ia ingin mengorbankan sebgaian tujuan pribadinya
dan sebagian hubungan dengan orang lain untuk mencapai persetujuan
kearah kebaikan bersama.
32
5. Kolaborasi. Metode ini menghargai tujuan pribadi dan hubungannya
dengan orang lain. Ia memandang konflik sebagai permasalahan yang harus
diselesaikan. Metode ini memandang bahwa konflik untuk meningkatkan
hubungan dengan cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. ia tidak
puas sampai menemukan suatu penyelesaian yang dapat mencapai tujuan
pribadinya dan tujuan orang lain, ia juga tidak puas sampai ketegangan dan
perasaan negatif sepenuhnya selesai.
Dari kelima metode tersebut semuanya dapat dijalankan tergantung situasi
dan kondisi. Adakalanya bila kebutuhan pribadi tidak begitu penting dan tidak
perlu menjaga keharmonisan dengan orang lain lebih baik menghindar seperti
masalah yang terjadi di tempat umum dengan menghindari permusuhan dengan
orang yang tidak kita kenal. Ketika kebutuhan pribadi sangat penting metode
pemaksaan dilakukan karena dapat merugikan kepentingan pribadi, seperti
tindakan perventif yang dilakukan PSSI yang melarang para pemain liga yang
tidak diakui oleh PSSI untuk mengikuti timnas dan pencekalan. Metode yang lain
seperti tawar-menawar dan kolaborasi dilakukan oleh pemerintah dan FIFA dalam
penanganan kasus PSSI dengan dibentuknya Komite Normalisasi yang dipimpin
Agum Gumelar yang bertugas mengatasi konflik PSSI yang kemudian dibetuknya
komite banding PSSI yamg bertugas mengiring konflik PSSI kearah kesepakatan
yang bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara serta peran pemerintah yang
terjun langsung dalam mengatasi konflik PSSI yang di lain pihak melanggar statuta
FIFA tetapi pemerintah bersikukuh untuk intervensi langsung proses mediasi PSSI
dan KPSI.
33
Dalam penenyelesaian konflik dapat dibantu pihak ketiga untuk
menyelesaikan konflik. Dibentuk tim intervensi dapat disebut mediator, arbitrator,
konsiliator dan konsultan, yang yang bersikap netral dalam mengtasi konflik dan
tidak terlibat konflik. Tim intervensi dapat memainkan peran negosiasi, mediasi
dan arbitrari.
Robbins dalam buku perilaku organisasi menjelaskan tentang mediator,
arbitrator, konsiliator dan konsultan.25
1. Mediator adalah pihak ketiga yang bersifat netral yang memfasilitasi
negosiasi solusi dengan menggunakan penalaran dan persuasi yang
menyodorkan alternatif dan semacamnya.
2. Arbitrator adalah pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk
menentukan kesepakatan. Kelebihan abritrasi adalah selelu
menghasilkan peneyelesaian walaupun hasil kesepakatan berdampak
negatif maupun positif.
3. Konsiliator adalah pihak ketiga yang dipercaya untuk membangun
relasi komunikasi informal antara perunding dengan lawannya dalam
praktiknya, konsiliator bertindak lebih dari sekedar saluran komunikasi,
tetapi mereka terlibat dalam pencarian fakta, penafsiran pesan dan
usaha untuk membujuk pihak-pihak yang berkonflik untuk membentuk
kesepakatan.
4. Konsultan adalah pihak ketiga yang terlatih dan tidak berpihak yang
berupaya memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan
25
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) hal. 203.
34
analisis, dengan dibantu oleh pengetahuan mereka menegenai
manajemen konflik. Berbeda dengan peran-peran sebelumnya, peran
konsultan bukanlah penyelesaian persoalan, melainkan memperbaiki
hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik sehingga mereka dapat
mencapai penyelesaian sendiri. Alih-alih menawarkan solusi-solusi
yang spesifik, konsultan membantu para pihak yang berkonflik saling
belajar memahami dan bekerjasama.
Taktik yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian konflik melalui
pihak ketiga dijelaskan Peg Pickering dalam buku How to Manage Conflict
menjelaskan metode yang dilakukan pihak ketiga antara lain:26
1. Negoisasi, dengan cara meminta pihak-pihak yang terlibat duduk berhadap-
hadapan dan berupaya bersama-sama mencari pemecahan dengan
disaksikan pihak luar.
2. Mediasi ,dengan cara kedua tim membeberkan persoalan kepada tim
intervensi. Metode ini akan mendorong diskusi dan mengusahakan agar
pihak-pihak yang bertikai terus berupaya mencari jalan keluar yang
disepakati bersama. Dalam proses mediasi biasanya pihak-pihak yang
bertikai bertanggung jawab mencari landasan yang sama dan jalan
keluarnya.
3. Arbirtari, metode ini menggunakan cara setiap pihak membeberkan
argumen terbaik tim abitrase memenangkan salah satu pihak. taktik ini jelas
membawa kerugian besar terhadap kedua belah pihak. namun, konflik
26
Peg Pickering, How To Manage Conflict, (Jakarta:Erlangga, 2006) hal. 31.
35
tahap tinggi dapat diselesaikan. Arbitrasi, terutama yang mengikat harus
ditegakkan. Semua pihak harus mematuhi dan menerima keputusan tim
arbitrasi.
Beberapa metode di atas dapat digunankan dalam mengatasi konflik
sebagaimana proses penyelesaian konflik PSSI yang menggunakan pihak ketiga
yaitu dibentuknya Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar karena PSSI
dianggap oleh FIFA tidak bisa mengatasi persepakbolaan di Indonesia.dan juga
Banding yang memutuskan dijegalnya Arifin Panigoro George Toisuta dan
pasangan Nurdin Halid Nirwan Bakrie.
36
BAB III
PROFIL ASSOSIASI SEPAKBOLA DAN KEMENTERIAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA
Pertandingan sepak bola selalu menyedot perhatian banyak orang, dari
kelas bawah sampai atas, dari pedagang sampai politisi. Pertandingan sepak bola
profesional yang dikelola dengan baik dapat menjadi sarana memajukan
kesejahteraan umum. Karena itu, negara kerap tergoda untuk melakukan intervensi
atas sepak bola dengan menerapkan hukum nasionalnya. Negara, dan para pihak
yang berkepentingan, lupa bahwa sepakbola itu milik FIFA, sama sekali bukan
milik negara. Jika negara mengintervensi, FIFA bisa dan berhak melarang
sepakbola dipertandingakan di negara itu. Intervensi negara bisa membuat
sepakbola tidak pernah ada di negara tersebut. Sepak bola adalah permainan yang
dikuasai dan dikontrol FIFA secara penuh dan berdaulat, maka kompetisi sepak
bola pun dikelola dan dimiliki oleh FIFA. Tetapi karena pertandingan sepak bola
membutuhkan lapangan yang merupakan milik dan ada di bawah kedaulatan
sebuah negara, maka tak ada pertandingan sepak bola tanpa izin negara27
.Di
Indonesia perjalan sepakbola melaui pasang surut karena banyaknya pengaruh
yang terjadi dalam organisasi PSSI ataupun dalam kompetisi itu sendiri. Dalam
bab III penulis memfokuskan pada profil dan sejarah sepak bola dan perilaku yang
terjadi dalam perkembangan sepakbola internasional yaitu FIFA asosiasi
27 Dr.Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan
FIFA,(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011) back cover.
37
perwakilannya di Indonesia yaitu PSSI, serta pemerintah yakni Kementrian
Pemuda dan Olahraga yang melibatkan diri dan berperan dalam mengatasi konflik
PSSI .
A. Sejarah Sepakbola
1. Sejarah sepakbola dunia.
Awal mula sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang
perdebatan. Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepakbola lahir sejak masa
Romawi, sebagian lagi menjelaskan bahwa sepak bola berasal dari Tiongkok.
FIFA sebagai badan sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola
lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2
sampai dengan ke-3 SM. Olah raga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu “.28
Dalam salah satu dokumen militer menyebutkan, pada tahun 206 SM, pada
masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, masyarakat Cina telah memainkan bola
yang disebut tsu chu. Tsu sendiri artinya menerjang bola dengan kaki. sedangkan
chu, berarti “bola dari kulit dan ada isinya. Permainan bola saat itu menggunakan
bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring
dan memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang.29
Versi sejarah kuno tentang sepak bola yang lain datangnya dari negara
Jepang, sejak abad ke-8, masyarakat disana telah mengenal permainan bola.
Masyarakat disana menyebutnya dengan Kemari. Sedangkan bola yang
28
Lihat, http://www.sportsknowhow.com/soccer/history/soccer-history.shtml (diakses
tanggal 21 Agustur 2013) pukul 17.51wib 29
ibid
38
dipergunakan adalah kulit kijang namun ditengahnya sudah lubang dan berisi
udara.
Menurut Bill Muray, salah seorang sejarawan sepakbola, dalam bukunya
The World Game: A History of Soccer, permainan sepakbola sudah dikenal sejak
awal Masehi. Pada saat itu, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal teknik
membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain linen. Sisi sejarah
yang lain adalah di Yunani Purba juga mengenal sebuah permainan yang disebut
episcuro yang tidak lain adalah permainan menggunakan bola.30
Bukti sejarah ini
tergambar pada relief-relief museum yang melukiskan anak muda memegang bola
dan memainkannya dengan pahanya.31
Di Inggris konon seribu tahun yang lalu awal mula sepakbola berasal dari
kepala manusia dari para perompak yang tewas dibunuh masyarakat Britania
kemudian kepalanya dipenggal dan dimainkan dengan kaki.32
Di Inggris
dinamakan sepakbola karena menendang bola dengan kaki. Pada tahun 1600-an
para pelajar bermain sepakbola melawan pelajar lainnya dan peraturannya berbeda-
beda bahkan dalam satu sekolah memeperbolehkan setiap pemain saling
menendang satu sama lain. Peraturan dibuat ketika beberapa pemain mulai
mengguanakan tangannya untuk menangkap bola. Akhirnya pdaa tahun 1846
30
Bill Murray,The Worlds Game,A History Of soccer,(Illions: university of illions,1996)
hal, 21. 31
Irwnsyah,Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan,(Jakarta:Grafindo, 2006) hal. 2. 32
Diana stall helmer,Sports Throughout History,History of Soccer,(New York:Rosen
Publicy Group,2000) hal.5.
39
kelompok sepakbola Camabridge University setuju untuk memberikan peraturan
dalam permainan sepakbola.33
2. Sejarah sepakbola Indonesia
Di Indonesia sepakbola barawal dari pemainan anak-anak jawa untuk
meramaikan pasar malam dan ajang judi bagi para belanda dan meraup keuntungan
dari sepakbola Lapangan banteng menjadi saksi dimana orang-orang belanda
melaksananakan pertandingan. Sepakbola menjadi daya tarik ekonomi karenanya
para penonton mulai diwajibkan membeli karcis saat pertandingan-pertandingan
digelar. Reklame-reklame iklan dari berbagai macam toko pun mulai dipasang di
sekeliling lapangan. Hasil dari bisnis sepakbola ternyata cukup menggiurkan.
Meskipun dompet tipis, para penggemar bola ternyata tak sungkan mengeluarkan
uangnya untuk sekedar menyaksikan hiburan bola.
Dalam pertandingan ujicoba persahabatan di Bandung Tahun 1922,
Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) berhasil meraup untung 12.425
Gulden dari 12.559 orang yang hadir di lapangan pertandingan. Jumlah ini
sangatlah besar di zamannya. Berbeda dengan NIVB yang mengksploitasi
sepakbola untuk keuntungan bisnis, hasil penjualan karcis pertandingan tim-tim
pribumi semuanya diberikan untuk kegiatan sosial dan pendidikan.
Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) berhasil menggalang dana Rp 32.000 dari
turnamen sepakbola yang digelar untuk memeriahkan pasar malam untuk pelajar
tahun 1924. Di tempat yang sama, tahun 1927, Muhammadiyah menggelar
33
Ibid, hal.6
40
pertandingan yang hasil keuntungan diserahkan kepada pedagang korban
kebakaran di Pasar Baru.
Di Indonesia klub sepak bola awal benama NIVB (Nederlandsch Indische
Voetbal Bond) yang merupakan klub sepakbola milik belanda serta organisasi
sepakbola masyarakat pribumi yaitu Midle Javasche Voetbal Bond (MJVB) dan
Javasche Voetbal Bond (JVB) di Surakarta walaupun kandas karena tidak ada
resopn dari bond-bond diluar Surakarta kemudian membubarkan diri. Selang 3
tahun kemudian, 2 Oktober 1927, di Surabaya berdiri organisasi baru yang dinamai
Indonesische Voetbal Bond (IVB) yang bermarkas di Surabaya, organisasi ini
diinisiasi Soebroto, R.T Tjidarboemi, A.Soeroto dan Soedarboemi. Keempat orang
ini merupakan perwakilan dari empat persatuan sepakbola, yaitu Soerabaja
Indonesische Voetbal Bond (SIVB), Vorsterlansche Voetbal Bond (VVB),
Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) dan PS Hizboel Wathan (Jogja).
Kondisi akurnya organisasi IVB dengan organisasi belanda membuat IVB
melenceng dari tujuan semula yaitu perjuangan bangsa Indonesia.
Dalam sejarah Indonesia pernah terpilih sebagai peserta putaran final piala
dunia tahun 1938. Pada saat itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Tapi
pada saat itu NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) ditunjuk FIFA sebagai
satu-satunya induk organisasi sepakbola di Indonesia. Karena menurt peraturan
FIFA hanya boleh ada satu induk olahraga Sepakbola dalam satu negara. NIVU
dan PSSI sebenarnya sepakat tentang penyeleksian anggota tim yang ikut ke Piala
Dunia tetapi NIVU melanggarnya dan hanya menggunakan tim dari NIVU yang
bertanding. Sebenarnya alasan NIVU cukup beralasan karena apabila dari Tim-
41
Tim dari PSSI yang turun akan menambah semangat perjuangan bangsa Indonesia
dan mengangkat pamor PSSI karena para pemain sepakboal binaan PSSI juga
mempunyai kualitas yang bagus karena pada pertandingan persahabatan pada
tauhn 1938 PSSI mampu menahan Men Hua yaitu tim yang sangat disegani di Asia
pada masanya.34
Bagi NIVU, memberikan celah PSSI untuk tampil di Piala Dunia
sama saja menaruh bom waktu. Masuknya aktifis pergerakan ke dalam kegiatan
sepakbola di lingkungan PSSI, Otto Iskandardinata, MH Thamrin dan Ki Hajar
Dewantoro bisa membuat sepakbola semakin kental aspek politisnya. NIVU sangat
mengerti, jika kesempatan FIFA itu diberikan kepada PSSI, sebagai alat
pergerakan nasional, nama PSSI tentunya akan terus melambung, terlebih pemain-
pemain PSSI yang berkualitas. Satu-satunya jalan dengan meninggalkan PSSI
dalam ajang empat tahunan tersebut. Pada zaman jepang sepakbola dilarang oleh
jepang . Pada masa kemerdekaan barulah sepakbola kembali dimainkan di
Indonesia.
B. Profil FIFA ( Federation International Football Assosiation)
FIFA (Federation International Football Assosiation) Merupakan badan
sepak bola tertinggi di Dunia yang bermarkas di Zurich Swiss yang kini anggota
FIFA sebanyak 209 negara anggota FIFA yang kini dipimpin oleh Sepp Blatter.
FIFA adalah organisasi pusat pengatur kompetisi dan keorganisasian sepakbola di
dunia.
34
Arief Natakusumah, Drama Itu Bernama Sepakbola, (Jakarta :Elexmedia
Komputindo,2008)hal, 88.
42
1. Sejarah FIFA
Pertandingan pertama yang dilaksanakan antar Negara adalah pertandingan
antara Inggris Menghadapi Skotlandia pada tahun 1872, hal itu kemudian diikuti
oleh terciptanya badan sepakbola nasional kedua di dunia yaitu Scootish Football
Assosiation pada tahun 1873. Sebelumnya asosiasi sepakbola telah tumbuh di
Inggris. Karena penyebaran sepakbola telah berkembang ke berbagai negara dan
jumlah pertandingan antar negara meningkat kebutuhan akan badan sepakbola
internasional muncul. Awalnya inggris berniat untuk mengatur peraturan
persepakbolaan global dan menunjukkan peran inggris dalam sejarah sepakbola.
Keinginan tersebut ditolak oleh berbagai negara dan dipimpin oleh presiden
sepakbola Lord Kinnaird, yang akhirnya negara-negara benua Eropa membentuk
kelompok sendiri yang akhirnya disebut FIFA yang lahir di Paris pdada tanggal 21
mei 1904.35
Untuk menyatukan Asosiasi sepakbola Prancis, Belgia, Denmark,
Belanda, Spanyol, Swedia, dan Swiss.36
Statuta pertama FIFA adalah :
1. Hanya Asosiasi Nasional diwakili akan diakui.
2. Klub dan pemain hanya bisa bermain untuk dua Assosiasi sepakbola
nasional.
3. Pertandingan itu akan dimainkan sesuai dengan Laws of the Game of the
Football Association.
35
Joseph s. Blatter, All About FIFA ,Develope Game,Touch the future, (Zurich: FIFA,
2010) hal,15. 36
Lihat,http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html. (diakses
tanggal 22 agustus 2013) pukul 16.14WIB
43
4. Setiap assosiasi Negara membayar biaya tahunan sebesar 50 Franc.
5. Hanya FIFA bisa mengatur Pertandingan Internasional.37
Kongres FIFA pertama diadakan pada tanggal 23 Mei 1904 Robert Guérin
terpilih menjadi Presiden, Victor E. Schneider dari Swiss dan Carl Wilhelm Anton
Hirschmann dari Belanda menjadi Wakil Presiden, dan Louis Muhlinghaus Belgia
ditunjuk sebagai Sekretaris dan Bendahara dengan bantuan Ludvig Sylow dari
Denmark. Upaya awal melaksanakan pertandingan internasional tanpa Inggris
gagal, walaupun pada akhirnya Inggris bergabung dengan FIFA pada tanggal 14
April 1905. Pada tahun 1906, Daniel Burley Woolfall didapuk sebagai presiden
FIFA dan menyeragamkan peraturan sepakbola di seluruh dunia.38
2. Assosiasi
Badan ini berfungsi bersama dengan asosiasi-asosiasi regional yang
memantau perkembangan sepak bola di berbagai belahan dunia. Keenam
konfederasi yang membentuk FIFA (dan wilayah yang di bawah pengawasan
mereka) adalah:39
AFC - (Asia)
CAF - (Afrika)
CONMEBOL - (Amerika Selatan)
CONCACAF - (Amerika Utara, Tengah dan Karibia)
37
Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/FIFA. (diakses tanggal 22 agustus 2013) pukul 16.14
WIB. 38
Ibid. 39
Dr. Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan
FIFA,(Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011) hal.
44
OFC - (oceania)
UEFA - (Eropa)
Jika digambarkan secara sederhana, maka bentuk kelembagaan struktur
organisasi. Jadi pondasi sepakbola yang sesungguhnya adalah pemain sepakbola
itu sendiri sepakbola berbentuk piramida, dimana FIFA berada di bagian paling
atas lalu diikuti dengan enam konfederasi di bagian tengah dan di bagian paling
bawah adalah 208 asosiasi sepakbola. Namun demikian, piramida itu belum
berhenti sampai pada level asosiasi sepakbola di masing-masing negara, sebab
setiap klub-klub sepakbola baik, klub sepakbola amatir maupun klub sepakbola
professional merupakan bagian dari FIFA dan merupakan pondasi dasar dari
FIFA.
3. Wewenang FIFA
FIFA merupakan badan hukum organisasi internasional yang berbadan
hukum Swiss yang memiliki dan mengelola sepakbola professional secara tunggal
di dunia, yang didirikan berdasarkan ketentuan Pasal 60 Swiss Civil Code. Dan
diakui keberadaannya oleh negara-negara di dunia. Jumlah keanggotaan FIFA
sebanyak 20940
lebih besar dibandingkan dengan keanggotaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang hanya 192 negara.
Pasal 60 Swiss Civil Code mengatur FIFA adalah sebuah organisasi yang
status badan hukumnya sebagai federasi sepakbola internasional tunggal yang
didirikan tanggal 21 Mei 1904 di Paris, Prancis dan didaftarkan berdasarkan Pasal
40
Lihat, http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html (diakses
pada tanggal 22 Agustus 2013).pukul 19.23 WIB.
45
60 Swiss Civil code.41
FIFA berkantor di Zurich, Swiss, dimana lokasi Kantor
FIFA ini dapat dipindahkan ke tempat lain berdasarkan keputusan kongres FIFA
yang khusus dibuat untuk itu.42
Dengan demikian FIFA berbadan hukum Swiss.
tentang pendirian sebuah society sebagai berikut : “Associations which have a
political, religius, scientific, artistic, charitable, social, or any other than an
industrial object, acquire the status of a person as soon as they show by their
constitution their intention to have a corporate existence. They constitution must
be drawn up in writing and state object, the capital and the organization of the
society”.43
Keanggotaan FIFA bukanlah negara melainkan asosiasi sepakbola swasta
tunggal yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola klub sepakbola
yang berbadan hukum di negara yang bersangkutan sesuai dengan mekanisme dan
sistem aturan yang ditetapkan Pasal 10 ayat (1) Statuta FIFA yang berbunyi : “Any
Association Which is responsible for organizing and supervising football in its
country may become a member of FIFA. In this context, the expression “country”
shall refer to an independent state recognized by the international community.
Subject to par. 5 and par. 6 below, only one Association shall be recognized in
each country”.44
Di Indonesia, organisasi yang resmi dan satu-satunya yang
memiliki kewenangan dan karenanya berdaulat penuh mengelola penyelenggaraan
sepakbola adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
41
Lihat pasal 1 ayat 1 ststuta FIFA 42
Lihat pasal 1 ayat 2 statuta FIFA 43
Swiss civil code pasal 60. 44
Ststusta FIFA pasal 10 ayat 1.
46
FIFA juga mengatur tentang tidak boleh adanya intervensi pihak ketiga
dalam penyelesaian konflik PSSI. Bahkan ancaman bagi pelanggaran berupa
pelarangan anggota assosiasi untuk mengikuti kegiatan FIFA serta menghukum
anggota FIFA yang melakuakn kegiatan sepakbola dengan anggota FIFA yang di
banned seperti dijelaskan dalam Statuta FIFA pasal 13 tentang Kewajiban
Anggota, huruf G disebutkan bahwa seluruh anggota FIFA harus selalu
melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi secara independen, dan wajib
memastikan bahwa seluruh aktivitas organisasi tidak diintervensi atau bebas dari
campur tangan pihak ketiga. “To manage their affairs independently and ensure
that their own affairs are not influenced by any third parties”.45
Kewajiban menjaga independensi organisasi itu kembali ditekankan pada
statuta FIFA pasal 17 ayat dua tentang independensi anggota FIFA. Pada ayat ini
diatur bahwa Setiap anggota harus mengelola semua urusannya secara independen
dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga. “Each Member shall manage its affairs
independently and with no influence from third parties”.46
Bila ada asosiasi yang melanggar maka berdasarkan statuta FIFA asosiasi
yang melanggar akan medapatkan hukuman pembekuan sementara keanggotan
FIFA. Pada pasal 14 ayat satu Statuta FIFA disebutkan bahwa, kongres FIFA
bertanggung jawab untuk membekukan status keanggotaan. Komite Eksekutif
FIFA dapat membekukan anggota yang melanggar kewajiban secara serius dan
berulang-ulang dengan sanksi pembekuan segera berlaku efektif. “The congress is
responsible for suspending a Member. The Executive Committee may, however,
45
Statute FIFA pasal 13 Huruf G 46
Statute FIFA pasal 17 ayat 2.
47
suspend a Member that seriously and repeatedly violates its obligations as a
Member with immediate effect”.47
Pada ayat 2 pasal 14 disebutkan bahwa, status pembekuan akan
dikonfirmasi pada kongres FIFA berikutnya dengan persetujuan mayoritas minimal
tiga perempat jumlah vooter. Jika pembekuan itu tidak dikonfirmasi, maka
pembekuan akan berakhir secara otomatis. “A suspesion shall be confiremed at the
next Congress by a three-quarter majority of the votes taken. If it is not confirmed,
the suspensions is automatically lifted”.48
Peraturan lebih tegas adalah anggota FIFA yang terkena sanksi bukan
hanya dilarang, bahkan terkesan dikucilkan oleh asosiasi yang lain. Bila ada
asosiasi yang bekerja sama atau melaksanakan pertandingan atau hubungan
olahraga serta kompetisi dengan anggota yang disanksi maka anggota tersebut
akan terkena sanksi pula. “A suspended Member shall lose its membership rights.
Other Members may not entertain sporting contact with a suspended Member. The
Disciplinary Committee may impose”.
Bagaikan sebuah negara yang memiliki lembaga eksekutif, legislatif, dan
yudikatif FIFA juga mempunyai lembaga tersebut. Penulis akan paparkan rincian
tersebuat sesuai dengan beberapa sumber di antaranya sebagai berikut: 49
47
Statute FIFA pasal 14 ayat 1. 48
Statute FIFA pasal 14 ayat 2. 49
Dr. Hinca Ip Pandjaitan XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan
FIFA,(Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011 hal.
48
A. Legislatif
FIFA memeliki kelembagaan yang terdiri dari :
1. Kongres sebagai lembaga legislatif tertinggi.
2. Komisi Eksekutif sebagai lembaga eksekutif.
3. Sekretariat Jenderal sebagai lembaga administratif.
B. Yudikatif
1. Komisi Disiplin
2. Komisi Banding
3. CAS ( Court of Arbitration for sports)
C. Eksekutif
1. Standing Committee
2. Ad-Hoc Committee
3. Expert Bodies.
C. Profil PSSI ( persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia)
1. Sejarah PSSI
Soeratin Sosrosoegondo yang seorang sarjana teknik sipil Soeratin
menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan
dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda).
49
Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme
di kalangan pemuda sebagai tindakan menentang Belanda. Kegagalan Indonesische
Voetbal Bond (IVB)50
untuk mempersatukan sepakbola menjadi permasalahan
yang mesti segera dievaluasi. Jika segera tak teratasi, maka agenda menyamakan
gendang tarian antara sepakbola dengan perlawanan di dunia akan terhambat.
Alasan terbentuknya PSSI yang lain didasari karena sakit hatinya
masyarakat pribumi sebab PSM Mataram Yogyakarta yang ingin mengadakan
pertandingan amal dan mengajak tim-tim dari NIVB yang berada dalam naungan
Belanda untuk ikut dalam laga amal tersebut justru medapat hinaan dari pihak
Belanda yang menyebut anggota NIVB dilarang bertanding melawan tim-tim
Inlander51
yang belum teratur baik. Kemudian hinaan tersebut disikapi secara
serius, tokoh–tokoh sepakbola Yogyakarta bersatu untuk mengundang para Bond-
bond Indonesia untuk merapatkan barisan menentang NIVB yang semakin
keterlaluan.
Akhirnya, pada tanggal 10-11 April 1933 di Gedung Hande Proyo
dibentuklah panitia persiapan pembentukan organisasi yang diketuai HA Hamid
dan sekretaris Ir. Soeratin serta anggota H.Anwar Noto dan M Daslam Hadiwasito.
Keputusan rapat itu menghasilkan empat agenda yang harus dikerjakan
dalam tempo waktu yang singkat:
1. Membentuk panitia konferensi.
50 Assosiasi sepakbola sebelum diidrikannya PSSI yang mewakili beberapa klub di pulau
jawa yang tidak berafilifasi kepada NIVB. 51
Kelompok atau orang selain belanda atau sebutan bagi orang-orang pribumi jajahan
Belanda, dalam konteks tertentu itu adalah hinaan
50
2. Menyelenggarakan konfrensi untuk membentuk suatu badan organisasi
bond-bond Indonesia untuk menyaingi keberadaan NIVB .
3. Menyiapkan konferensi tanggal 19 April 1930 di Gedung Sositet Hande
Priyo Yogyakarta.
4. Mengundang semua bond-bond yang ada di pulau Jawa untuk datang.
Pada awal kongres hanya tujuh Bond pribumi yang menyatakan akan hadir
di antaranya adalah, Voetbal Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoeng Voetbal
Indonesische Bond (BIVB), Madioenshe Voetbal Bond (MVB), Soerabaja
Voetbal Indonesische Bond (SIVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang
(IVBM), Persis Solo dan tuan rumah PSM Mataram.
Dalam kaitanya mengatasi permasalahan IVB dan hinaan dari pihak
Belanda membuat Soeratin Sosroegondo bertolak ke Jakarta. Pengurus Voetbal
Indonesische Jacatra (VIJ) dan pelaku sepakbola lainnya kemudian mengadakan
pertemuan di hotel Hotel Binnenhof Jalan Kramat no.17, semua orang yang hadir
sepakat bahwa dalam waktu dekat akan segera dibentuk organisasi sepakbola
bumiputera yang kepengelolaanya akan lebih serius dan professional yang
berlandaskan kepada perjuangan. Sampai akhirnya, 30 April 1930 di Gedung
Sositet Hande Pryo Jalan Yudonegara Yogyakarta, dengan sukarela IVB
membubarkan diri dan muncul suatu organisasi baru, yang orang akan lebih sering
menyebutnya dengan panggilan PSSI yang awalnya bernama Persatuan Sepak
Raga Seluruh Indonesia menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga
menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Nama PSSI ini diubah dalam
51
kongres PSSI di Solo 1950.52
Usai membentuk kepengurusan organisasi, rapat
kemudian dilanjutkan membahas pertimbangan sikap PSSI terhadap NIVB yang
selama ini sering merendahkan bond-bond bumiputera. Secara bergantian wakil
dari Bandung, Jakarta dan Yogyakarta mengaduk sikap-sikap NIVB yang
terkadang amat keterlaluan melarang para pemainnya untuk bergabung dengan
bond bumiputera. Mereka sepakat untuk menolak berdamai dengan NIVB dan
genderang perang akan terus ditabuh demi harga diri bangsa Indoensia.
2. Perkembangan PSSI
Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun
perkembangan dunia sepakbolaan Indonesia mengalami pasang surut dalam
kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya, akan tetapi, olahraga yang dapat
diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI
sebagai induk sepakbola nasional memang telah berupaya membina timnas dengan
baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih
kurang masksimal. Peringkat terbaik Indonesia adalah peringkat 80 dunia dan kini
berada di peringkat 169 dibawah Singapura, Malaysia,Vietnam, Thailand bahkan
Myanmar.53
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat
prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga
dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi Sementara tanpa disadari
kompetisi nasional kita telah tertinggal oleh negara-negara Asia.
52
Dimas Wahab, 70 tahun PSSI, mengarungi Millenium Baru 1930-2000 (Jakarta: PSSI,
2000) hal.79. 53
Lihat http://www.fifa.com/worldranking/rankingtable/index.html (diakses tanggal 24
Agustus 2013) pukul 9.39 WIB.
52
Sesuatu yang lebih menarik adalah dapat dilihat sebagian besar ketua
umum PSSI adalah tokoh politik ada pula memang pelaku sepak bola seperti
contohnya Maladi yang menjadi ketua umum PSSI peride 1950-1959, beliau
menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi juga pernah menjabat sebagai
Menteri Pemuda dan Olahraga di era Soekarno dan pernah menjadi penjaga
gawang Timnas Indonesia. Malui Saelan ketua umum PSSI 1964-1967 juga
seorang pemain sepakbola legendaris PSSI. tokoh-tokoh yang pernah menjabat
sebagai ketua umum PSSI juga banyak sebagai tokoh politik seperti Ali Sadikin
yang memimpin PSSI periode 1977-1981. Beliau pernah menjabat sebagai menteri
perhubungan di era Soekarno dan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 1966-
1977. Azwar Anas ketua umu PSSI tahun1991-1999 di masa kepemimpinanya
sebagai ketua PSSI beliau juga merangkap jabatan sebagai menteri perhubungan
1988-1993 dan Menkokesra 1993-1998. Disusul oleh Jend (Purn) TNI Agum
gumelar seorang tokoh calon wakil presiden yang berpasangan dengan Hamzah
Haz yang menjabat sebagai ketua umum PSSI periode 1999-2003. Beliau juga
pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan serta ketua umu KONI (Komite
Olahraga Nasional Indonesia) pusat.
Periode 2003-2011 adalah masa kepemimpinan Nurdin Halid, Pada masa
ini wajah PSSI mulai melahirkan berbagai polemik dan kontoversi di dalamnya.
Belum ada Peningkatan prestasi timnas Indonesia juga menjadi isu yang membuat
gerah para supporter Indonesia karena Jebloknya prestasi timnas. Tiga kali gagal
ke semifinal SEA Games yakni tahun 2003, 2007, dan 2009. Tahun 2005 lolos ke
semifinal. Dan merosotnya prestasi Indonesia yang kini ke peringkat 170 versi
53
FIFA dibawah Thailand Vietnam dan Malaysia.54
Merupakan peringkat terendah
dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Setelah masa Nurdin, Komite
Normalisasi dan Komite Bading PSSI menunjuk Djohar Arifin Hussein sebagai
ketua umum PSSI periode 2011 sampai sekarang.
3. Kontroversi PSSI
Kontroversi Nurdin Halid
Pada periode kepemimpinan Nurdin Halid kejadian dan keputusan
kontoversial sering terjadi dalam penyelenggaraan PSSI. Beberapa kejadian
tersebut bahkan mengindikasikan memanasnya konflik PSSI hingga menyentuh
badan-badan yang berada di luar PSSI. Salah satu kejadian yang kontorversial
tentu saja pada tahun 2006 Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
(PSSI), Nurdin Halid, didakwa dengan berbagai tuduhan korupsi atas import gula
dan pembagian minyak goreng.55
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dinyatakan bersalah dan dihukum dua
tahun penjara atas berbagai tuduhan tindak pidana korupsi. Wakil Presiden
Republik Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
Adyaksa Dault dan Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Rita Subowo
mendesak Nurdin mengundurkan diri demi alasan etika.56
Akan tetapi, Nurdin
Halid menolak mundur dengan alasan pada tahun 2003 saat dan terpilih dia belum
54
Lilhat,http://www.fifa.com/associations/association=idn/ranking/gender=m/index.html,
(diakses tanggal 21 agustus 2013) pukul 22.03WIB. 55
Lihat,http://www.antaranews.com/berita/77212/nurdin-halid-divonis-dua-tahun-penjara
(diakses tanggal 24 agusutus 2013) pukul 10.37WIB. 56
Lihat, http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110615/Ketua-KONI-PSSI-
Harus-Pilih-Ketua-Baru.( diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 10.37WIB.
54
terlibat kasus kriminal serta pada tahun 2007 telah keluar dari penjara pada saat
terpilih berikunya.57
PSSI pada masa periodenya juga memanipulasi Pasal 32
Statuta FIFA statuta mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus
tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa Inggris: “They..., must not
have been previously found guilty of a criminal offense....") diubah dengan
menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have been previously") sehingga
artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan
kriminal" (bahasa Inggris: "... Must not found guilty of a criminal offense.....)58
Diselenggarakanya LPI (Liga Premier Indonesia)
Konflik PSSI mencuat ke publik ketika dibentuknya LPI (Liga Premier
Indonesia). Liga Primer Indonesia, disingkat LPI (bahasa Inggris: Indonesia
Premier League) adalah kompetisi sepak bola antar klub di Indonesia yang
diselenggarakan pada 8 Januari 2011 yang diselenggarakan oleh Konsorsium PT
Liga Primer Indonesia yang dimotori oleh pengusaha Arifin Panigoro dan tidak
berafiliasi dengan PSSI, sehingga menjadi ajang tandingan terhadap Liga Super
Indonesia (LSI) yang diselenggarakan oleh PSSI. Dukungan Andi Malarangeng
dan kehadiran ketua umum partai Demokrat Anas Urbaingrum dalam pendirian
LPI diartikan bahwa LPI mendapat dukungan dari pemerintah dan melalui BOPI
pemerintah mengeluarkan surat ijin diselenggarakan LPI. Liga Primer Indonesia
mulai berjalan, diikuti 19 klub. Tujuan utama Liga Primer Indonesia adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi besar liga sepak bola profesional
57
Lihat,http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110657/Nurdin-Halid-Menolak-
Mundur-dari-PSSI (diakses diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 10.50 WIB. 58
Lihat, http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2010/03/07/1822019/inilah-rapor-
merah-nurdin-halid (diakses diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 11.09 WIB.
55
di tanah air sambil menggalang dukungan dari dunia usaha bagi perkembangan
persepakbolaan nasional bukannya menggunakan dana masyarakat untuk
membiayai klub sepakbola Indonesia.
Desakan publik dan pecinta sepakbola akhirnya memaksa Menpora
mengadakan mediasi dengan mengundang PSSI, LPI, dan Polri, akan tetapi tidak
satu pun perwakilan PSSI hadir di pertemuan tersebut.59
Menpora kemudian
menyatakan penyelenggaraan LPI tidak membutuhkan izin PSSI, melainkan hanya
membutuhkan izin Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan menurut
Menpora semakin banyak kompetisi di Indonesia semakin baik karena timbul
banyak persaingan antar klub-klub sepakbola.60
POLRI pun memberikan izin
pertandingan setelah BOPI memberikan rekomendasi. Karena menurut menpora
pendirian LPI sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut pengurus
PSSI hal tersebut berlawanan dengan statuta FIFA. Statuta FIFA dengan jelas
memberikan definisi mengenai liga sebagai” an organization that is subordinate to
an association“ yang diterjemahkan sebagai sebuah organisasi yang berada di
bawah naungan assosiasi, yang dimaksud assosiasi adalah FIFA dan perpanjangan
dari FIFA di Indonesia adalah PSSI.61
Ancaman bagi para pemain, klub atau official juga berlaku bagi yang ikut
terlibat dalam kompetsi LPI juga gencar didengungkan oleh PSSI. Di antara
ancaman yang dilontarkan PSSI, klub Liga Super Indonesia yang terlibat LPI akan
59
Lihat, http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/01/07/156996-
mediasi-dengan-lpi-eh-pssi-tak-hadir (diakses tanggal 26 Agusutus 2013) pukul 07.53WIB. 60
Lihat, http://www.tempo.co/read/news/2011/01/05/099304037/Menpora-Siap-Mediasi-
LPI-PSSI,(diaksese tanggal 26 Agustus 2013)pukul 07.58WIB. 61
Tjipta Lesmana, Bola Plolitik dan Politik Bola, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama,2013) h, 119.
56
didegradasi ke divisi satu yaitu PSM Makassar, Persema Malang dan Persibo
Bojonegoro.62
Bagi para pemain yang terlibat di LPI tidak akan dipanggil ke
Timnas Indonesia bahkan pelatih Alfred Riedl bersikukuh tidak akan memangil
pemain dari liga di luar naungan PSSI karena menurutnya liga yang sah di bawah
PSSI dan diakui FIFA adalah LSI (Liga Super Indonesia). Para pelatih dan wasit
yang terlibat dari LPI tidak luput dari ancaman PSSI.
Dibentuknya KPSI (komite Penyelamat Sepakbola Indonesia)
KPSI dibentuk atas ketidak percayaan terhadap PSSI yang digagas oleh
Empat Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla Manttalitti, Roberto Row, Erwin Dwi
Budiawan dan Tony Apriliani Komite ini terbentuk pada 28 Desember 2011.63
La
Nyala Mattalitti mengadakan rapat yang digagas anggota PSSI Komite Eksekutif
menghasilkan rekomendasi untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), serta
membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia. Awal konflik bermula Liga
Premier Indonesia yang menjadi liga resmi kompetisi di bawah PSSI dan
keputusan PSSI yang membuat 24 tim yang berlaga di LPI, serta hak siar ANTV
yang menayangkan Liga resmi PSSI kemudian beralih ke MNC Grup sebagai
pemegang hak siar.64
62
Lihat, http://www.goal.com/id-ID/news/1391/superliga-indone sia/2010/1 2/30/2283443
/ik ut-lpi-tiga-klub-superliga-didegradasi (diakses tanggal 26 Agustus 2013)pukul 8.39WIB 63
Lihat,http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/03/19/m14r3z-
inilah-kronologi-lengkap-perseteruan-pssi-dan-kpsi (diakses tanggal 26 Agustus 2013) pukul 11.08
WIB. 64
Lihat, PSSI ingkar ANTV Tempuh jalur hukum.http://bola.viva.co.id/news/read/255023-
pssi-ingkar--antv-siap-tempuh-jalur-hukum (diakses tanggal 6 mei 2013)
57
Dibawah ini akan dijelaskan lima butir sikap dari KPSI dari rapat yang diklaim
La Nyala dihadiri oleh 452 anggota PSSI dari 27 Pengurus Provinsi PSSI, di Hotel
Pullman, Jakarta, Minggu 18 desember 2011 adalah :65
1. Menyatakan mosi tidak percaya pada PSSI, wakil anggota EXCO Sihar
Sitorus, Widodo Santoso, Tuty Dau, dan Bob Hippy.
2. Menyelenggarakan KLB dengan agenda pemilihan ketua umum, wakil
ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif, paling lambat 30 Maret 2012.
3. Meminta PSSI untuk memberikan jawaban KLB selambat-lambatnya 23
Desember 2011.
4. Membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia dengan ketua Tony
Apriliani, serta La Nyala Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan,
Benhur Tomi Mano, M. Hasan, Dody Alex Noerdin, FX. Rudi Hadyatmo,
Sumaryoto, Hardi Hasan, dan Benny Dollo sebagai anggota. Komite ini
bertugas memastikan diselenggarakannya KLB PSSI. Dan apabila PSSI
tidak bersedia, maka dengan ini kami memberikan kewenangan penuh pada
Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia untuk menyelenggarakan KLB
PSSI sesuai Statuta PSSI.
5. Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia juga akan bertugas menjalankan
roda organisasi PSSI sesuai hasil Kongres II di Bali, termasuk memproteksi
kredibilitas dan integritas PSSI dan anggotanya sampai terpilihnya Komite
Eksekutif yang baru.
65
Lihat,http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/12/19/002218/1794059/76/dibentuk-
komite-penyelamat-sepakbola-indonesia (diakses 27 Agustus 2013)pukul 7.24WIB.
58
D. Profil KEMENPORA (Kementerian Pemuda dan Olahraga)
Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah lembaga negara yang mengatur
tentang kepemudaan dan keolahragaan. Lembaga ini dipimpin oleh Menteri
Pemuda dan Olahraga yang sekarang diduduki oleh Kanjeng Raden Mas
Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau disingkat KRMT Roy Suryo
Notodiprojo atau lebih dikenal sebagai Roy Suryo yang menggantikan Andi
Mallarangeng yang mengundurkan diri terkalit kasus Hambalang.
1. Sejarah Kementerian Pemuda dan Olahraga
Pondasi sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan
dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia.
Sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada
susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet
yang bersifat Presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh
Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di
bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam
lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga
di masyarakat yang berupa cabang-cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang
kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk
parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik
pada tanggal 14 November 1945, yang menamakannya sebagai Kementrian
kepemudaan .66
66
Lihat, http://kemenpora.go.id/index/profil (diakses tanggal 27 Agusutus 2013)pukuk 09.27WIB.
59
2. Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Kementrian Pemuda dan
Olahraga.
Wewenang dan tugas Kementrian Pemuda dan Olahraga diatur dalam
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 yang di sebutkan dalam pasal 12,13,14,15
dan 16 .yang berbunyi: Pasal 12 ayat 1 berbunyi: Pemerintah mempunyai tugas
menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi bidang keolahragaan
secara nasional. Ayat 2: Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk
melaksanakan kebijakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan
keolahragaan serta melaksanakan standardisasi bidang keolahragaan di
daerah.Pasal 13 ayat 1: Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur,
membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
keolahragaan secara nasional. Ayat 2 berbunyi: Pemerintah daerah mempunyai
kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan
mengawasi penyelenggaraan keolahragaan di daerah.
Pasal 14 ayat 1 berbunyi : Pelaksanaaan tugas penyelenggaraan
keolahragaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 pada tingkat nasional
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan yangdikoordinasikan oleh
Menteri. Ayat 2: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada pemerintah
daerah sesuai denganperaturan perundang-undangan. Ayat 3: Dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 2,pemerintah daerah membentuk
sebuah dinas yang menangani bidang keolahragaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.Pasal 15 berbunyi : Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
60
bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan keolahragaan
nasional. Pasal 16 : Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, wewenang, dan
tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 sampai dengan Pasal 15 diaturdengan Peraturan Pemerintah.
Seperti juga dijelaskan dalam peraturan menteri pemuda dan Olahraga
nomor 193 tahun 2010 tentang organisasi dan taat kerja kementeria pemuda dan
Olanraga kementerian pemuda dan olahraga mempuyai kedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pemuda dan Olahraga dipimpin
oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Sedangkan Kementerian Pemuda dan
Olahraga mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pemuda dan
olahraga dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Dalam pelaksanaanya, Kementerian Pemuda dan Olahraga
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pemuda dan olahraga.
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemuda dan
olahraga.
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pemuda dan Olahraga.
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pemuda
dan Olahraga.
5. Penyelenggaraan fungsi operasionalisasi kebijakan pembinaan dan
pengembangan kepemudaan dan keolahragaan sesuai dengan undang-
undang di bidang kepemudaan dan keolahragaan.
61
Dalam undang-undang Nomor 3 tahun 2005 juga dijelaskan wewenang
pemerintah mengatasi sengketa dalam olahraga melalui pasal 88 ayat 1, 2 dan 3
yaitu melalui beberapa metode antara lain :
1. Penyelesaian sengketa keolahragaan diupayakan melalui musyawarah dan
mufakat yang dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga.
2. Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui arbitrase
atau alternatif penyelesaian sengketa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
tercapai, penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pengadilan yang
sesuai dengan yurisdiksinya.
62
BAB IV
KRONOLOGI KONFLIK DAN KETERLIBATAN PEMERINTAH DI
DALAM KONFLIK PSSI
Dewasa ini, hubungan antara olahraga dan politik merupakan dua hal yang
dapat saling berhubungan. Olahraga dalam peradaban modern bukan lagi sekedar
kegiatan yang netral dan bernuansa sportif, melainkan kental dengan hal-hal di
luar olahraga. Artinya, sepakbola bukan sekadar olahraga, melainkan telah lama
menjadi alat politik sekaligus inspirasi dan pembelajaran dalam berpolitik.
Dengan kata lain, sepakbola dalam perkembangannya digunakan sebagai alat
politik atau legitimasi politik kekuasaan untuk tujuan pencitraan dan kepentingan
yang lain. Karena faktor tersebut dapat menimbulkan perbedaan tujuan dan
menyebabkan konflik di dalam tubuh asosiasi olahraga tersebut.
Terjadinya perpecahan di organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI) menjadi permasalahan yang sangat vital, permasalahan sangat
kompleks dan sulit diselesaikan oleh PSSI itu sendiri, sehingga persepakbolaan di
Indonesia terancam sanksi dari induk assosiasi sepakbola dunia Federation
International Football Association (FIFA).67
Pertanyaan yang timbul adalah,
mengapa banyak konflik terjadi di dalam tubuh PSSI dan banyak pihak yang
ngotot untuk menguasai PSSI? Apakah karena bertujuan mengembangkan
persepakolaan Indonesia? Atau ada udang di balik batu? Pertanyaan tersebut
67
Lihat,http://bola.kompas.com/read/2012/03/27/10541234/Kisruh.PSSI.Dibawa.ke.Rapat.
Exco.FIFA (diakses tanggal 28 Agustus 2013)pukul 13.33WIB
63
muncul karena konflik PSSI yang melibatkan tokoh politik, partai politik,
pemerintah dan pengusaha. Dalam teori konflik menurut Stephen P Robbins
disebutkan bahwa konflik suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas
pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif,
Sedangkan menurut Luthans konflik ini bersumber pada keinginan manusia.
Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan
pendapat, persaingan dan permusuhan.68
Perbedaan pendapat tidak selalu berarti
perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka
perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat
hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak
menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya.
Proses interaksi dapat disebut konflik karena beberapa faktor antara lain:
Melibatkan dua pihak atau lebih yang saling menentang. Kedua pihak melakukan
tindakan pemaksaan yang di arahkan untuk menghancurkan melukai, merintangi
dan untuk mengontol lawan-lawannya dan Interaksi dilakukan secara terang-
terangan sehingga, tindakan mereka dapat mudah dideteksi dan disepakati oleh
pihak-pihak dan pengamat independen.69
Dalam permasalahan di PSSI perseteruan
antara Nurdin Halid dan Arifin Panigoro terlihat dengan sangat jelas. Liga
tandingan yang disebut LPI (Liga Premier Indonesia) dibentuk sebagai alat untuk
menunjukan kekuatan Afrifin Panigoro dalam kelanjutan konflik PSSI. Serta
68
Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi ,(Jakarta:Salemba Empat, 2008 ) h.173. 69
Muslim Mufti,teori-Teori Politik.(bandung:CV pustaka Setia,2013)h.162.
64
konflik antara PSSI dan KPSI keterlibatan kelompok 78 yang menunjukkan
karakteristik tersebut sebagai sebuah konflik.
Indikasi politik bermain dalam kubu PSSI terlihat ketika Nurdin Halid tetap
bersikukuh untuk tetap menjadi ketua umum PSSI walaupun terjerat kasus
korupsi. Kunjugan yang dilakukan Tim Nasional Indonesia sebelum Piala AFF
2010 di kediaman Aburizal Bakrie, Pernyataan Nurdin tentang keberhasilan
Indonesia di piala AFF karena jasa partai Golongan Karya, pemilik PSM
Makassar yang menjabat sebagai walikota Makassar Arif Sirajudin yang
menyebrang dari LSI (Liga Super Indonesia) ke LPI (Liga Premier Indonesia)
karena pihak yang bersangkutan pindah dari partai Golongan Karya ke partai
Demokrat. Kehadiran Anas Urbaningrum sebagai ketua umum partai Demokrat
dalam laga pembuka IPL di stadion Manahan Surakarta, mengindikasikan ada bau
politik dalam politisasi dalam IPL, mengingat Anas dalam sejarahnya tidak
pernah terlibat dalam sepakbola sebagai pengurus ataupun penggemar sepakbola.
Tidak bisa dipungkiri bahwa olahraga dapat menjadi alat pencitraan bagi
para pelaku politik dan kepentingan bagi para pengusaha. Dalam teori disebutkan
kelompok kepentingan (intersest group) adalah sekelompok manusia yang
mengadakan persekutuan yang didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Kepentingan ini dapat berupa kepentingan umum atau masyarakat luas ataupun
kepentingan untuk kelompok tertentu.70
Kelompok kepentingan bertujuan untuk
memperjuangkan sesuatu kepentingan dengan mempengaruhi lembaga-lembaga
70
Bambang S dan Sugianto.2007,Pendidikan Kewarganegaraan.Surakarta,Penerbit
Grahadi, hal. 176
65
superior agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan atau menghindarkan
keputusan yang merugikan.71
Bagi para pelaku politik, sepakbola dapat mendongkrak pamornya ketika
pelaku politik tersebut memiliki klub sepakbola atau posisi strategis di
pengurusan PSSI, kampanye Pilkada atau pemilu dapat menggunakan para
pemain dan klub sepakbola yang diidolakan masyarakat, metode tersebut terbukti
menjadi cara ampuh bagi para pelaku politik untuk mengambil hati para pemilih.
Bagi para pengusaha yang memiliki klub sepakbola akan terlihat berwibawa bagi
pemerintah daerah dan tidak jarang jajaran pengurus klub tersebut adalah orang
yang memiliki posisi strategis di pemerintahan, bila mereka memiliki proyek di
daerah tersebut akan lebih mudah untuk lolos karena pandangan pemerintah,
pengusaha tersebut adalah figur yang membawa besar nama daerah.
Di tingkat nasional faktor penyebab politisasi dan kepentingan dan
memiliki cakupan lebih besar, ketika PSSI dikuasai oleh Nurdin Halid yang
merupakan personifikasi dari partai Golkar dapat menjadi modal besar dalam
berpolitik karena pemimpin pusat dapat mengatur assosiasi di Pengprov (
Pengurus Provinsi ) dan Pengcab (pengurus Cabang) di seluruh Indonesia. Bagi
pengusaha dapat menggunakan sponsor atau hak siar untuk keuntungan
perusahaan, sebagai contoh karena PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin
Hussein mengganti hak siar dari ANTV ke MNC Group. Hal tersebut tentu
merugikan ANTV, karena rating pertandingan ISL cukup tinggi dan sponsor harus
membayar mahal untuk iklan dan sponsor program tersebut.
71
Eddi Wibowo dkk.2004 , Ilmu Politik Kontemporer. Yogyakarta, YPAPI, hal. 69
66
Pertanyaan yang lain timbul, apakah sepakbola memilki banyak uang
karena banyak pihak yang memperbutkan posisi pengurus pusat PSSI? Tentu saja
sepakbola memancing banyak uang yang beredar dalam kompetisi dan assosiasi
sebagai contoh RAPBN pemerintah tahun 2011, pemerintah menggelontorkan
dana sebesar 20 milyar untuk kinerja PSSI. Dalam dunia sepakbola juga mengenal
istilah korupsi. Berbeda dengan korupsi politik, korupsi sepakbola mecakup
beberapa faktor seperti judi bola melalui pengaturan skor akhir, permainan terkait
transfer pemain ke klub lain, di tingkat internasional melalui cara suap tuan rumah
kompetisi sepakbola atau pemilihan ketua FIFA dan perangkat dibawahnya dan
pemilihan tuan rumah kompetisi internasional, suap perangkat pertandingan seperti
wasit dan badan pengawas pertandingan. Para pelaku korupsi tersebut adalah
anggota EXCO (Eksecutive Committee), Pengurus Harian, Badan liga Indonesia,
para makelar sepakbola, pada dunia sepakbola indonesia kasus suap dan korupsi
sepakbola marak terjadi bebrapa penyebabnya antara lain72
:
1. Kebutuhan klub untuk naik peringkan dengan cara apapun karena desakan
supporter.
2. Pemilik klub atau manajer klub seorang pejabat daerah yang menggunakan
sarana sepakbola untuk kampanye, atau calon incumbent, pejabat akan
mendapat pujian dari calon pemilih karena club yang dipimpinnya
memenangkan kompetisi atau naik peringkat.
72
Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,2013, hal. 192.
67
3. Tidak professionalnya pengurus daerah yang menajdikannya sapi perah
bagi pengurus pusat.
4. Dari sisi perangkat pertandingan, bila wasit atau perangkat pertandingan
tidak mau mengikuti perangkat yang di atasnya maka merekan akan
mengalami kesulitan untuk mendapatkan tugas selanjutnya, wasit juga akan
susah naik tingkat. Karena nasib para wasit berada di tangan pengurus
pusat PSSI.
5. Pelatih atau klub yang sengaja menjual poinnya (mengalah), karena
permintaan klub lawan atau karena imbalan tertentu.
Karena berbagai faktor tersebut sepakbola Indonesia sulit berkembang
karena beberapa kepentingan pengurus pusat dan pihak-pihak yang menggunakan
sepakbola untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Faktor tesebut subur di
Indonesia karena hal tersebut dapat diindikasikan mengapa beberapa pihak selalu
kompak baik di tingkat daerah atau pusat ketika ada pihak luar ada yang mau
intervensi ke dalam assosiasi, karena hal tersebut merupakan aset berharga bagi
oknum yang mencari keuntungan pribadi.
Di bawah ini penulis akan menjelaskan konflik dan peran pemerintah di
dalam konflik PSSI menurut periode kepemimpinan pengurus PSSI.
A. Periode Nurdin Halid (2003-2011)
Konflik PSSI pada masa Nurdin Halid termasuk jenis konflik Interpesonal
yang berkembang menjadi konflik di dalam organisasi dan berkembang lagi
menjadi konflik antar organisasi.
68
1. Konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan
orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini
sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang
kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika
yang amat penting dalam perilaku organisasi karena dapat berkembang
menjadi konflik besar tergantung pengaruh para pihak yang berkonflik.
Pengaruh konflik antara Nurdin halid dan Arifin Panigoro
mempengaruhi beberapa pihak yang berada dalam kepengurusan PSSI
akhirnya terpecah mejadi kubu-kubu yang terpecah dan timbul konflik.
2. Konflik di dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe
konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik
PSSI di era Nurdin ditandai dengan berjalannya LPI yang diprakarsai
oleh penguasaha Arifin Panigoro. Ketidakpuasan beberapa orang atas
kinerja PSSI yang kemudian membentuk kelompok tandingan yang
gunanya sebagai alat untuk menuntut keadilan dan kualitas kompetisi.
Konflik menjadi semakin panas, PSSI mulai membentengi dengan
menggunkaan ancaman kepada pihak yang terlibat di IPL yaitu
pembekuan dan pelarangan hak bagi pemain untuk memperkuat Tim
Nasional.
3. Konflik antar organisasi. Terjadi antara organisasi yang berbeda, tidak
padunya PSSI dan pemerintah dalam mengatasi konflik. PSSI
menggunakan statuta FIFA yang berisi tidak boleh ada pihak ketiga
yang ikut campur dalam masalah rumah tangga PSSI, baik pemerintah
69
atau lembaga yang lain. Ancaman pembekuan assosiasi selalu
dilontarkan PSSI ketika pemerintah akan turun tangan dalam mengatasi
konflik PSSI, sebagaimana yang diutarakan Nurdin dalam rapat dengar
Komisi X DPR RI. Nurdin mengecam pemerintah yang mengusik
indepensensi PSSI dan Menpora Andi Malarangeng yang terlalu ikut
campur dalam urusan dalam negeri PSSI bahkan menggunakan
Undang-Undang Pemerintah di dalam tubuh PSSI. Andi Malarangeng
membantah melakukan intervensi terhadap PSSI pemerintah hanya
menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang mengawasi keolahragaan
di Indonesia.73
Sebagaimana dijelaskan diatur dalam undang-undang
Nomor 3 tahun 2005 yang berisikan pemerintah bertugas dan
mempunyai wewenang untuk membina, melaksanakan, mengatur,
mengelola dan mengawasi keolahragaan nasional yang sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 13 ayat 1 yang berbunyi: “Pemerintah
mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan,
melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara
nasional”.74
Ramlan Subakti menjelaskan salah satu penyebab konflik karena konflik
senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin
dicapai, alokasi sumber-sumber yang dibagikan, mencari mempertahankan atau
menguasai sumber yang di anggap penting baik berupa kedudukan, materi ataupun
73
Lihat,http://bola.liputan6.com/read/322341/nurdin-tuding-pemerintah-intervensi-pssi,
(diakses,28 Agustus 2013)pukul 18.46 WIB. 74
Undang-undang No 3 tahun 2005 Tentang Sistem keolahragaan nasional.
70
koneksi, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat dan
permasalahan perebutan kekuasaan atau mempertahankan kekuasaan.75
Penyebab
konflik dalam tubuh PSSI awalnya terjadi karena penolakan Nurdin Halid untuk
mengundurkan diri demi alasan etika dari pimpinan tertinggi PSSI ketika dirinya
terjerat kasus korupsi. Himbauan tersebut diutarakan para tokoh nasional seperti,
Jusuf Kalla ( wakil presiden ) dan Adyaksa Dault ( Menegpora ), serta Rita
Sobowo ( ketua KONI Pusat ), akan tetapi alih-alih Nurdin mundur, Nurdin bahkan
merubah statuta FIFA Pasal 32 mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi
"harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (bahasa Inggris: “They..., must
not have been previously found guilty of a criminal offense....") diubah dengan
menghapuskan kata "pernah" (bahasa Inggris: "have been previously") sehingga
artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan
kriminal" (bahasa Inggris: "... Must not found guilty of a criminal offense...").76
Penyebab konflik juga dapat terjadi karena pihak atau kelompok yang
mempunyai kewenangan yang berdekatan ketika terjadi perbedaan masalah ide
atau keputusan, menyebabkan konflik terjadi. Peran pemrrintah dalam mengatasi
kemunduran persepakbolaan Indonesia dengan mengadakan KSN (Kongres
Spakbola Nasional). Kegagalan timnas Indonesia di Sea Games kalah oleh
Myanmar 1-3 di Laos tahun 2009 menjadi acuan pemerintah untuk mengadakan
kongres tersebut. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
mengadakan rapat khusus kabinet membahas persepakbolaan nasional. Menteri
75
Ramalan Subakti,menahami Politik (Jakarta:Gramedia Mediasarana Indonesia ,1992)hal.1-2 76
Lihat, http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2010/03/07/1822019/inilah-rapor-
merah-nurdin-halid (diakses diakses tanggal 24 agusrtus 2013) pukul 11.09 WIB.
71
Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pemuda dan
Olahraga mengumumkan rencana penyelenggaraan Kongres Sepak Bola Nasional.
KSN (Kongres Sepakbola Nasional) yang diinisiasi SIWO (Seksi Wartawan
Olahraga) yang dibuka resmi oleh presidan Susilo Bambang Yudhoyono di Malang
29 April 2010. Dalam KSN tersimpan ambisi untuk merombak total organisasi
PSSI yang terpuruk dalam prestasi olahraga bahkan di wilayah Asia Tenggara.
Sidang yang dipimpin oleh Agum Gumelar mengeluarkan tujuh
Rekomendasi Malang yang mendesak PSSI melakukan reformasi organisasi dan
programnya beberapa poin rekomendasi antara lain :
1. PSSI perlu segera melakukan reformasi dan restrukturisasi atas dasar usul,
saran dan kritik serta harapan masyarakat, dan mengambil langkah-langkah
kongkret sesuai aturan yang berlaku untuk mencapai prestasi yang
diharapkan masyarakat.
2. Perlu adanya pembangunan dan peningkatan infrastruktur olahraga
khususnya sepakbola.
3. PSSI perlu meningkatkan komunikasi, koordinasi dan sinkronisasi dengan
seluruh stake holder terutama KONI dan pemerintah.
4. Dilakukan pembinaan sejak usia dini melalui penangan secara khusus
melalui pendekatan IPTEK, dengan melibatkan tim yang terdiri dari
dokter, psikolog, pemandu bakat, dan pakar olahraga, dan perlu segera
disusun kurikulum standar nasional untuk penyelenggaraan Sekolah
Sepakbola, PPLP dan PPLM sepakbola
72
5. Metode pembinaan atlet pelajar atau muda agar memperhatikan
pendidikan formalnya.
6. Pemerintah menyediakan anggaran dari APBN dan APBD untuk
mendukung dan menunjang target dan pencapaian sasaran untuk menuju
prestasi (karena dana APBD masih diperlukan untuk stimulan).
7. Perlu segera disusun dan dilaksanakan program pembinaan prestasi yang
fokus kepada pembentukan tim nasional untuk menjadi juara dalam SEA
Games 2011 di Indonesia.
Sorotan yang terjadi dalam sidang KSN adalah dibatalkannya rekomendasi
yang kedelapan yang berisi: Pemerintah dan masyarakat perlu mengawal hasil
rekomendasi yang konkret, dalam hal ini diminta kepada Presiden RI untuk
membentuk Dewan Sepakbola Nasional yang bersifat Independen. Dihapusnya
rekomendasi kedelapan menandakan kegagalan pemerintah dalam upaya
mengawasi kinerja Nurdin Halid dan reformasi kepengurusan di PSSI.77
KSN yang awalnya bertujuan untuk mengawasi kinerja Nurdin Halid
terlihat tidak sesuai rencana, padahal pemerintah telah menggelontorkan dana
sebesar lima milyar untuk menggelar KSN. Bila ditelaah hasil KSN yang
merupakan tujuh butir resolusi seperti hanya pemberian mandat baru yang
diberikan kepada Nurdin Halid. Rekomendasi ke delapan yang sangat krusial yang
berisikan pembentukan Dewan PSSI untuk mengawasi pimpinan PSSI akhirnya
gagal terealisasi karena ditolak oleh seluruh jajaran PSSI dengan alasan institusi itu
77 Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,2013, hal. 121.
73
tidak ada dalam AD/ART PSSI. Hegemoni Nurdin Halid ketika itu sulit digoyang.
Seminggu sebelum KSN berlangsung Nurdin Halid mengumpulkan para 33
pengurus Pengprov se Indonesia di Surabaya untuk konsolidasi terkalit KSN.
Hampir dipastikan seluruh pengurus Provinsi PSSI memberikan jaminannya untuk
mendukung Nurdin Halid untuk menghadapi KSN hasil akhir KSN pun dapat
ditebak kubu SIWO dan PWI tidak siap mengahadapi kekuatan pengurus PSSI.
Konflik juga berkaitan dengan kepentingan publik dan perilaku pemimpin
terhadap masyarakat, kekecewaan masyarakat karena kinerja yang buruk dan
kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat. Kegagalan Timnas kompetisi piala
AFF yang memaksa Indonesia puas hanya sebagai runner-up menjadikan Nurdin
sebagai bulan-bulanan pecinta sepakbola. Alokasi tiket pertandingan yang carut-
marut menyebabkan terjadi kericuhan di area Gelora Bung Karno menandakan
kegagalan PSSI menangani persepakbolaan Indonesia terlihat jelas. Aksi damai
dan demonstrasi anti Nurdin Halid berlangsung di Gelora Bung Karno menuntut
Nurdin Halid mundur dari kepemimpinan PSSI. Dalam buku Dosa-Dosa Nurdin
Halid yang ditulis oleh Erwiyantoro membeberkan permasalahan dan
penyelewengan yang dilakukan Nurdin Halid ketika menjabat ketua PSSI yang
disebut sebagai sepuluh dosa Nurdin halid antara lain adalah:78
1. Nurdin menggunakan politik uang saat bersaing menjadi Ketua Umum
PSSI periode lalu (November 2003) dengan Sumaryoto dan Jacob Nuwa
Wea.
78
Erwiyantoro, Dosa-Dosa nurdin Halid, (Yogyakarta: Galang Press Yogyakarta, 2011)
hal. 67
74
2. Nurdin dituding mengubah format kompetisi dari satu wilayah menjadi dua
wilayah dengan memberikan promosi gratis kepada 10 tim (Persegi
Gianyar, Persiba Balikpapan, Persmin Minahasa, Persekabpas Pasuruan,
Persema, Persijap, dan Petrokimia Putra, PSPS, Pelita Jaya, serta Deltras).
3. Nurdin terindikasi melakukan jual beli trofi pada musim kompetisi 2003
lantaran juara yang tampil punya kepentingan politik. Karena ketua atau
manajer klub yang bersangkutan akan bertarung di pemilihan kepala daerah
atau pilkada.
4. Jebloknya timnas yang tiga kali gagal ke semifinal SEA Games pada 2003,
2007, dan 2009. Tahun 2005 lolos ke semifinal, namun PSSI saat itu
dipimpin Pjs (pejabat sementara) Agusman Effendi.
5. Nurdin membohongi Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dengan menggelar
musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di Makassar, Sulawesi Selatan,
pada 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya.
6. Tak jelas laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIFA yang
diberikan setiap tahunnya.
7. Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, bahkan banyak yang
melibatkan petinggi PSSI, seperti Kaharudinsyah dan Togar Manahan
Nero.
8. Nurdin tak punya kekuatan untuk melobi polisi sehingga sejumlah
pertandingan sering tidak mendapatkan izin atau digelar tanpa penonton.
9. Nurdin adalah satu-satunya Ketua Umum PSSI dalam sejarah yang
memimpin organisasi dari balik jeruji besi.
75
10. Terlalu banyak intervensi terhadap keputusan-keputusan Komisi Disiplin
sebagai alat lobi untuk kepetingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai
Ketua Umum PSSI.
Pergesekan wewenang terjadi kembali di dunia persepakbolaan Indonesia
ketika pemerintah dengan tangan terbuka mendukung digulirkan LPI, hal tersebut
menuai protes dari PSSI karena melanggar statuta FIFA. LPI yang didirikan oleh
Pengusaha Arifin Panigoro, visi dan misi LPI tidak menggunakan fasilitas negara
seperti APBD dan APBN, LPI juga memberikan dana segar senilai 20 milyar
rupiah bagi tim yang ikut ke LPI. PSM Makassar adalah klub pertama yang
menunjukkan antusiasnya bergabung ke LPI, kemudian disusul Persema Malang,
Persebaya Surabaya dan Persibo Bojonegoro.
Nuansa Politik kental dalam pendirian LPI, salah satunya adalah
perpindahan PSM Makasaar dari ISL ke LPI karena PSM dipimpin oleh Arif
Sirajudin, walikota PSM Makassar yang baru pindah dari partai Golkar ke
Demokrat, karena gagal mengalahkan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin
Limpo dalam pemilihan ketua DPD partai Golkar, Arif Sirajudin merasa di curangi
karena dalam pemilihan ketua DPD seharusnya menggunakan voting namun tiba-
tiba menggunakan aklamasi untuk memilih Yasin Limpo sebagai ketua DPD.
Sidang yang dipimpin Nurdin Halid yang juga menjabat sebagai ketua wilayah
Sulawesi mengecewakan pihak Arif Sirajudin, merasa dikhianati Arif akhirnya
pindah ke Demokrat dan untuk menunjukkan loyalitasnya Arif membawa tim yang
dipimpinnya menyebrang ke LPI.
76
Politik di kubu PSSI pun terlihat. Sosok Nirwan Bakrie sebagai adik
kandung Aburizal Bakrie. Nurdin Halid sendiri duduk di DPP partai Golkar
sebagai salah satu ketua, dengan demikian ada kekuatan politik besar di belakang
Nurdin. Hal tersebut telah ditampilkan oleh Nurdin, walaupun tanpa disadarinya,
membawa Tim Nasional dan pelatih Alfred Riedl lengkap dengan para asisten
pelatihnya mengunjungi kediaman Aburizal Bakrie menjelang pertandingan final
piala AFF 2010. Beberapa hari kemudian Nurdin Halid mengucapkan terima kasih
kepada Aburizal Bakrie yang telah membantu PSSI selama ini. Bahkan Nurdin
secara terang-terangan mengungkapkan alasan menurunkan tiket piala AFF karena
himbauan ketua umum partai Galkar bukan karena himbauan presdien RI,
pernyataan aneh karena Nurdin lebih loyal terhadap Aburizal Bakrie daripada
Presiden RI.79
Partai Demokrat sebagai penguasa eksekutif memberikan dukungan kepada
LPI, hal tersebut terlihat ketika pemerintah terkesan memaksakan bergulirnya LPI,
walaupun PSSI menolak keras hal tersebut karena melanggar statuta FIFA yang
menyebutkan hanya ada satu kompetisi di bawah naungan assosiasi. Pemerintah
sejatinya telah membuka negosisasi dan siap untuk memediasi namun PSSI tidak
hadir dalam proses mediasi yang dilakukan pemerintah. Menpora melalui BOPI
(Badan Olahraga Profesional Indonesia) mengizinkan bergulirnya LPI.
Sosok Arifin Panigoro sebagai pendiri LPI menjadi perhatian publik, selain
seorang pengusaha, Arifin panigoro adalah seorang Politisi. Arifin pada masa Orde
79
Tjipta Lesmana, Bola Politik dan Politik Bola,Kemana Arah tendangannya? (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama), 2013 hal. 126
77
Baru menjadi kader partai Golkar, karena runtuhnya orde baru pada tahun 1998
Arifin menyebrang ke PDIP. Arifin mendapatkan posisi penting di DPP PDIP
sebagai salah satu ketua. Aifin juga menjadi ketua Fraksi di DPR RI. Karena
konflik internal PDIP Arifin membentuk partai PDP (Partai Demokrasi
Pembaharu). Arifin juga sempat diisukan sempat merapat ke partai Demokrat.
Pendirian LPI tidak mungkin terjadi bila tidak ada campur tangan pemerintah dan
dukungan kuat partai Demokrat. Isu yang beredar LPI dapat digunakan untuk
mengakhiri dominasi Nurdin Halid di PSSI, Nurdin dapat dikatakan perwakilan
dari partai Golkar, ketika berhasil mengulingkan Nurdin dari kepemimpinan PSSI
maka dominasi Golkar akan pupus di kepengurusan PSSI.
Keputusan pengesahan LPI disesalkan PSSI karena menurut UU No 3
tahun 2005 pasal 51 menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan pertandingan
olahraga yang mendatangkan massa wajib mendapatkan rekomendasi induk
olahraga yang bersangkutan. Tetapi pemaparan pihak kepolisian yang diwakili
Komjen Wahyono menjelaskan bahwa kalau kompetisi tersebut bersifat amatir
harus ada rekomendasi induk cabang olahraga, namun jika bersifat profesional
harus ada izin pelenggaraan dari BOPI. Manakala BOPI memberikan izin, maka
Polri akan memeberikan izin dan pelayanan. Atas diselenggarakannya LPI, PSSI
melakukan berbagai cara dalam menjegal kompetisi LPI berupa ancaman bagi
yang terlibat dalam LPI baik para pemain, wasit dan official berupa larangan
memperkuat Tim Nasional dan pencabutan lisensi. Ancaman itupun ditanggapi
dingin oleh pemerintah karena menurut pemerintah semua warga negara berhak
untuk mendapatkan kesempatan membela Indonesia.
78
Ungkapan Nurdin Halid yang mengatakan lebih loyal kepada Aburizal
bakrie secara tidak langsung dianggap pelecehan terhadap Presiden RI. Tahun
2011 berkenaan dengan pemilihan calonm ketua umum PSSI yang baru. Sosok
Arfin belum kuat untuk mengalahkan Nurdin yang mendapat dukungan kuat dari
semua jajaran PSSI, kubu Arifin Panigoro menggandeng KASAD Jendral George
Toisutta sebagai pasangan Arifin Panigoro. Mengapa George Tosisutta yang
diangkat menjadi pasangan Arifin Panogoro pun menjadi misteri, sosok yang
puluhan tahun tidak terkait dengan sepakbola Indonesia tiba-tiba muncul sebagai
calon ketua umum PSSI bahkan menggeser posisi Arifin Panigoro. Mantan wakil
Presiden Jusuf Kalla pun berkomentar George sebagai figur yang cocok memimpin
PSSI. George mengungkapkan alasan menerima tanggung jawab sebagai calon
ketua umum PSSI merupakan amanah, amanah dari siapa? Amanah selalu datang
dari orang yang berkuasa dan dihormati. Keberadaan George selalu menjadi
misteri, karena sosok George tidak pernah terlibat di sepakbola nasioal walaupun
dikabarkan sudah lama aktif di Persatuan Sepakbola Angkatan Darat (PSAD).
Keberadaan George juga dinilai dapat menjadi bulldozer bagi kelompok Nurdin
Halid seperti adanya indikasi kegagalan kongres di Pekanbaru dan Jakarta adanya
peran TNI terlibat didalamnya.
Kegagalan kongres Pekanbaru maret 2011, berubah ricuh dan bernuansa
kekerasan karena keterlibatan oknum-oknum militer, kongres juga diambil alih
oleh kelompok 78 yang mendukung duet GT-AP sebagai pemegang suara sah
PSSI. Kegagalan tersebut dinilai pemerintah merupakan kegagalan kepemimpinan
79
Nurdin Halid, atas kegagalan tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai sikap
antara lain :80
1. Menunggu sikap FIFA atas keputusan kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011
di Pekanbaru yang diikuti oleh 78 anggota PSSI pemilik hak suara.
2. Jika keputusan kongres tersebut disikapi secara positif oleh FIFA, maka
pemerintah bersama KONI/KOI mendukung segera dilaksanakannya
kongres PSSI untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan Anggota
Executive Committee PSSI Periode 2011-2015 sesuai jadwal yang telah
ditetapkan oleh FIFA yaitu sebelum tanggal 30 April 2011.
3. Apabila FIFA bersikap lain, maka Pemerintah bersama KONI/KOI
mendukung segera diselenggarakannya kongres PSSI untuk memilih
Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan yang baru, dan
selanjutnya melaksanakan kongres pemilihan ketua umum, wakil ketua
umum, dan Anggota Executive Committee PSSI Periode 2011-2015.
4. Apabila situasi butir 3 yang terjadi, maka Pemerintah bersama KONI/KOI
beranggapan bahwa Pengurus PSSI di bawah pimpinan ketua umum Nurdin
Halid dan Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes tidak kompeten untuk
memimpin organisasi PSSI, dan tidak kompeten untuk menyelenggarakan
kongres PSSI.
5. Untuk mencegah hal-hal yang bisa menyebabkan terulangnya kegagalan
kongres PSSI karena ketidak kompetenan pengurus PSSI, terutama ketidak
tertiban di dalam penentuan hak suara, distribusi undangan, penentuan
80
Lihat, http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/03/28/163632/1602915/76/pemerintah-
tak-akui-lagi-pssi-di-bawah-nh-dan-nb (diakses tanggal 31 agustus 2013)pukul 11.14 WIB.
80
peraturan pemilihan, agenda kongres, serta ketidak bertanggung jawaban
dalam penyelenggaraan kongres, maka dengan ini Pemerintah menyatakan
tidak mengakui lagi pengurus PSSI di bawah pimpinan ketua umum
Saudara Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Noegraha Besoes, serta
seluruh kegiatan keolahragaan yang diselenggarakan kepengurusan PSSI
tersebut.
6. Kebijakan ini diambil berdasarkan kewenangan pemerintah yang terdapat
pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2007. Kebijakan ini juga diambil demi menyelamatkan
organisasi PSSI dan melindungi kepentingan persepakbolaan nasional.
7. Dengan kebijakan ini, maka seluruh jajaran pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, tidak
dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI
di bawah pimpinan ketua umum Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal
Noegraha Besoes, serta seluruh kegiatan keolahragaannya.
8. Dengan ini pula maka pemerintah menghentikan sementara penyaluran
dana yang bersumber dari APBN, sampai terbentuk kepengurusan PSSI
yang baru periode 2011-2015.
9. Demi kepentingan nasional, maka persiapan Tim Nasional sepakbola
Indonesia untuk menghadapi SEA Games 2011 harus terus berjalan. Dalam
hal ini Pemerintah bersama KONI/KOI sepakat bahwa KONI/ KOI
bersama Program Indonesia Emas (PRIMA) akan menjalankan persiapan
Tim Nasional.
81
10. Seluruh pertandingan LSI, Divisi Utama, Divisi I, II, dan III tetap berjalan
sebagaimana mestinya dengan supervisi KONI/KOI bersama Pengprov
PSSI dan Klub setempat.
11. Pemerintah bersama KONI/KOI akan terus berkomunikasi dan bekerjasama
dengan FIFA untuk mencari solusi terbaik dalam rangka penyelenggaraan
kongres PSSI serta terpilihnya Komite Eksekutif PSSI Periode 2011-2015
yang kredibel.
12. Pemerintah bersama KONI/KOI meminta dukungan dan doa seluruh rakyat
Indonesia, seluruh pecinta bola di manapun berada agar langkah-langkah
yang diambil ini akan berujung pada terbentuknya Pengurus PSSI yang
kredibel dan kemajuan sepakbola Indonesia.
13. Sudah saatnya sepakbola Indonesia kembali menjadi yang terbaik di Asia
Tenggara, menjadi salah satu Macan Asia, dan berbicara pada tingkat
dunia.
Dalam penanganan konflik yang dianggap lebih besar assosiasi tertinggi
menggunakan lembaga abitrase, yaitu pihak ketiga yang menentukan wewenang
dan mengambil keputusan. Metode arbirtari menggunakan cara setiap pihak
membeberkan argumen terbaik tim abitrase memenangkan salah satu pihak. Taktik
ini jelas membawa kerugian besar terhadap kedua belah pihak. Namun, konflik
tahap tinggi dapat diselesaikan. Arbitrasi, terutama yang mengikat harus
ditegakkan. Semua pihak harus mematuhi dan menerima keputusan tim arbitrasi.
Metode yang dianggap ampuh ini biasanya akan menimbulkan konflik baru karena
ada pihak yang dikalahkan tidak puas dengan keputusan lembaga abitrase.
82
PSSI membentuk lembaga abitrase yaitu Komite Banding dan Komite
Verifikasi, Komite Banding PSSI mecoret pasangan Arifin Panigoro dan Geogre
Toisuta serta Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Dicoretnya duet GT-AP membuat
kecaman dari kelompok 78. Himbauan dari Menpora untuk meninjau ulang
pencoretan GT-AP juga merupakan tekanan yang dianggap mengganggu
independensi Komite Banding karena melanggar statuta FIFA.81
Berikut keputusan lengkap Komite Banding PSSI pada tanggal 25 Februari
2011:
1. Komite Banding telah memeriksa dan meneliti berkas-berkas keberatan
banding yang disampaikan para pembanding. Ada empat orang, yakni Arifin
Panigoro, George Toisutta, Tuti Daud dan Sihar Sitor.
2. Untuk menjaga independensi dan obyektivitas yang diambilnya, Komite
Banding dengan mengingat adanya ancaman, intimidasi, tekanan dan
intervensi memutuskan mengambil keputusan atas keputusan Komite
Pemilihan dan keberatan dari para pembanding, maka Komite Banding
menolak banding Arifin Panigoro, Geogre Toisutta, pada waktu yang
bersamaan Komite Banding menolak keputusan Komite Pemilihan yang
memilih pasangan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie sebagai calon ketua
umum PSSI.
3. Komite Banding menyerahkannya kepada PSSI sebagai pemberi mandat
kepada Komite Banding.
81
Lihat,http://bola.inilah.com/read/detail/1271522/komite-banding-akui-diintimidasi-
pemeri ntah /#.UiSRsdI0WuI
83
4. Komite Banding mengucapkan terima kasih kepada PSSI yang telah
mempercayai kami sebagai anggota Komite Banding. Komite Banding juga
mengucapkan terima kasih kepada media massa, pecinta sepakbola di
seluruh Indonesia dan pihak-pihak yang turut memberi kontribusi pemikiran
selama Komite Banding bekerja.
Terkait sikap pemerintah dan intervensi pemerintah terhadap PSSI dan
keputusan pemerintah menghentikan fasilitas yang diberkan kepada PSSI serta
adanya TNI dalam kongres Pekanbaru, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) turun
tangan untuk memediasi. Komisi X DPR RI memanggil Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng terkait pengambil alihan Kantor PSSI pasca
kerusuhan saat kongres di Pekanbaru, 26 Maret 2011 lalu dan tentang kehadiran
TNI dalam kongres Pekanbaru. 82
Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah
menuai pro dan kontra. Satu pihak beranggapan pemerintah terlalu berani dan
terlalu mengintervensi PSSI dan melanggar statuta FIFA di pihak yang lain
memang itu adalah tugas pemerintah adalah mengatur dan mengawasi kegiatan
olahraga di Indonesia.
B. Periode Komite Normalisasi (2011)
FIFA sebagai otoritas assosiasi tertinggi sepakbola dunia memiliki badan
abitase yaitu Komte Banding, Komite Darurat, Komite Disiplin dan CAS ( Court
of Arbitration for sports). FIFA melalui komite tersebut memutuskan untuk
mengganti kepengurusan PSSI dengan Komite Normalisasi karena FIFA
82
Lihat,.http://bola.viva.co.id/news/read/212678-dpr-akan-panggil-menpora-terkait-pssi
(diakses tanggal 5 mei 2013) pukul 11.14WIB
84
menganngap Nurdin Halid gagal dalam memimpin PSSI karen tidak bisa
mengatasi LPI dan kekirsurah dalam kubu PSSI yang tidak bisa diselesaikan.
Komite Normalisasi dibentuk untuk mengatasi kekisruhan di Indonesia, beberapa
tugas Komite Normalisasi Pimpinan Agum Gumelar antara lain lain adalah :83
1. Menggelar kongres berdasarkan electoral code FIFA dan Statuta PSSI
sebelum 21 Mei 2011.
2. Komite Normalisasi merangkap sebagai komite pemilihan dan memastikan
duet Nurdin Halid, Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro, Geore Toisuta tidak
dapat diajukan sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015 karena
telah ditolak komite banding dan ditolak oleh FIFA.
3. Mengambil alih LPI di bawah kendali PSSI atau menghentikan kompetisi
tersebut secepat mungkin.
4. Mengendalikan kegiatan PSSI dengan spirit rekonsiliasi untuk perbaikan
sepakbola Indonesia.
Kecenderungan manusia untuk mencapai keberhasilan, kedudukan,
pangkat, dan mendapatkan imbalan serta fasilitas hidup. Kecenderungan ini dapat
menciptakan tujuan dan kepentingan yang berlawanan dan merupakan sumber
konflik. Kepentingan tersebut dapat dilihat dari kengototan kelompok 78 yang
mengklaim dirinya sebagai pemegang suara terbanyak di PSSI dan sangat
berambisi untuk memuluskan jalan duet GT-AP menjadi calon pimpinan PSSI.
Dalam teori kelompok selain kelompok kepentingan ada kelompok yang disebut
83
Lihat, http://bola.viva.co.id/news/read/213028-fifa-komite-normalisasi-ambil-alih-tugas-
pssi (diakses tanggal 5 Agustus 2013) Pukul 08.22 WIB.
85
kelompok penekan. Kelompok penekan (Pressure group) merupakan sekelompok
manusia yang berbentuk lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas atau
kegiatannya memberikan tekanan kepada pihak penguasa agar keinginannya dapat
diakomodasi oleh pemegang kekuasaan. Pada mulanya, kegiatan kelompok-
kelompok ini biasa-biasa saja, namun perkembangan situasi dan kondisi
mengubahnya menjadi pressure group.84
Kelompok 78 dapat dikategorikan
sebagai kelompok penekan karena berbagai tekanan yang dilakukan dalam periode
Komite Normalisasi.
Keputusan yang dibuat oleh Komite Normalisasi menuai kekecewaan dari
kelompok 78 terkait penolakan George Toisutta dan Arifin panigoro sebagai calon
ketua dan wakil ketua umum PSSI. Pada kongres 20 Mei 2011. Kongres yang
dipimpin oleh Agum Gumelar dan dihadiri Direktur FIFA Heinry Regenass terjadi
kericuhan dan hujan interupsi dari peserta kongres. Heinry Regenass sampai
frustasi dengan sikap peserta kongres dan kengototan kelompok 78 dalam
mengusung AP-GT walaupun sebelumnya Heinry Regenass menjelaskan alasan
dicoretnya AP-GT serta NH-NB. Alasan dicoretnya Arifin Panogoro, Geogre
Toisuta karena keterlibatannya dalam bergulirnya LPI yang merupakan faktor
penyebab konflik PSSI. Dicoretnya Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie karena
keduanya adalah tokoh sentral dalam kisruh PSSI dan Ketidakmampuan Nurdin
Halid dalam memimpin PSSI. Akhinya sidang selama Tujuh jam pun berakhir
tanpa hasil. Kongres pada tanggal 21 mei tersebut dianggap gagal oleh FIFA dan
tidak menghasilkan keputusan apapun.
84
Bambang S dan Sugianto, Pendidikan Kewarganegaraan. (Surakarta: Penerbit Grahadi,
2007) hal. 177
86
Pasca kongres 20 Mei yang gagal, FIFA membeli pernyataan keras, Komite
Eksekutif FIFA memberi kesempatan kembali kepada PSSI untuk menggelar
pemilihan ketua umum sampai tanggal 30 Juni 2011. Untuk itu masa Komite
Normalisasi diperpanjang sampai 30 Juni 2011. Komite Eksekutif FIFA kembali
menegaskan kembali pencekalan empat kandidat yang telah dicoret dari bursa
calon ketua dan wakil ketua umum PSSI yaitu duet GT-AP, NH-NB, FIFA juga
menegaskan LPI harus berada di bawah kendali PSSI, jika syarat-syarat tersebut
tidak dipenuhi hingga tanggal yang ditentukan, PSSI secara otomatis akan
dbekukan tanggal 1 juli 2011.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dinahkodai Komite
Normalisasi kembali menyelenggarakan kongres luar biasa di kota Solo. Jika
kongres ini mengalami kegagalan atau deadlock, FIFA sudah memastikan akan
memberi sanksi sehari setelahnya. Pemerintah membangun komunikasi dengan
kelompok 78 dan dan George Toisutta sebagai pihak yang dianggap dalang
kericuhan di dua kongres sebelumnya yaitu di Pekanbaru dan Jakarta agar kongres
di solo berjalan lancar. Pernyataan Andi Malarangeng bahwa keyakinanya kongres
di Solo tidak akan ada lagi kebuntuan dan deadlock, keyakinannya Andi bahwa
George adalah orang yang tunduk dengan putusan FIFA yangvmelarang dirinya
sebagai ketua umum PSSI.
Kongres PSSI yang digelar di Solo, Sabtu tanggal 9 Juli 2011, pernyataan
Andi Malarangeng terbukti berjalan lancar tidak ada hujan interupsi dan kericuhan
seperti kongres-kongres sebelumnya. Kongres digelar 4 minggu setelah surat
undangan dikirim pada para peserta kongres, sesuai Statuta. Kongres PSSI ini
87
dihadiri utusan dari FIFA dan AFC, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi
Malarangeng, ketua KOI/KONI Rita Subowo. FIFA mengirim Primo Carvaro,
Frank van Hattum dan Jay Singh Muthiah. Sementara delegasi AFC terdiri dari
Alex Soosay, James Johnson dan Lazarus.
Pada saat kongres berlangsung, PSSI akhirnya berhasil memilih ketua
umum dan wakil ketua umum baru periode 2011-2015 yang terpilih dengan cara
demokratis. Djohar Arifin Husin terpilih menjadi Ketua Umum PSSI dan Farid
Rahman terpilih menjadi Wakil Ketua Umum dan sembilan Anggota Komite
Eksekutif PSSI. Sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI terpilih periode 2011-
2015 adalah Sihar Sitorus, La Nyala M. Mattalitti, Mawardy Nurdin, Robertho
Rouw, Widodo Santoso, Erwin Dwi Budiawan, Tuty Dau, Tony Apriliani, dan Bob
Hippy. Dengan hasil ini sepakbola Indonesia terhindar dari sanksi FIFA.
C. Periode Djohar Arifin Hussein (2011-2015)
Semangat sepakbola kembali berkobar dan harapan besar berada dalam
pundak Djohar Arifin Hussein. Banyak janji yang diungkapkan oleh Djohar sesaat
setelah ia terpilih. Salah satunya adalah membentuk kepengurusan yang ramping
dan efektif. Janji lainnya adalah membenahi kompetisi agar mampu berjalan lebih
professional. Selain itu Djohar juga berjanji akan mengaudit keuangan PSSI
bahkan mantan staf ahli Menpora itu berjanji akan melibatkan auditor dari luar
negeri untuk menciptakan sistem yang transparan. Namun dalam kinerjanya
Djohar Arifin Hussein membuat keputusan yang kontroversial dalam
kepemimpinannya yang menimbulkan konflik baru.
88
Konflik PSSI pada masa kepemimpinan Djohar Arifin termasuk jenis
konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe
konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan
staf, pekerja dan pekerja - manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar
kelompok. Berbeda dengan periode Nurdin Halid yang melibatkan banyak pihak
dalam berkonflik dan berkepentingan di dalamnya berbeda pada era Djohar Arifin
hanya melahirkan keputusan kontroversial yang menyebabkan perbedaan pendapat
organisasi dapat menjadi fakotr penyebab konflik. Agus M Hardjana menyebutkan
beberapa penyebab konflik adalah, Perubahan nilai yang cepat dan medadak
sehingga membuat culture shock dalam organisasi.85
Perubahan dalam sasaran
perosedur kerja dalam suatu kelompok sehingga individu merasa memiliki harapan
yang tidak jelas. Konflik juga berkaitan dengan penetapan dan penetapan kebijakan
yang dinilai merugikan salah satu pihak dapat pula memicu adanya konflik.
Beberapa faktor pemicu konflik periode ini adalah :
1. Pemecatan Alfed Riedl
Hanya dalam waktu empat hari memimpin, PSSI memecat pelatih asal
Austria tersebut diganti dengan pelatih asal Belanda Wim Risjbergen. Alasan
yang diungkapkan PSSI karena Alfred tidak pernah mendatangani kontrak resmi
dengan PSSI dan hanya menggunakan kontrak pribadi dengan Nirwan Bakrie.
PSSI tidak menemukan dokumen kontrak Alfred Riedl di kantor PSSI.86
Riedl
pun menanggapi hal tersebut dengan dingin karena pemecatannya karena
85
Ibid. 86
Lihat, http://bola.inilah.com/read/detail/1696742/inilah-alasan-pssi-pecat-riedl# .Uifo
lNI0W uI,(dia kses tanggal 5 Agustus 2013) pukul 09.15WIB
89
beralasan politik karena yang memimpin PSSI sekarang adalah Partai Politik yang
berbeda dengan era sebelumnya. Riedl yang tidak terima mengadukan masalah ini
ke FIFA.
2. Berubahnya Format 24 klub kompetisi tertinggi di Indonesia dan pergantian
kompetisi LSI (Liga Super Indonesia) menjadi LPI (Liga Prima Indonesia).
Kritikan tajam menerpa kepengurusan PSSI di bawah Djohar Arifin karena
perubahan format kompetisi dan kuota peserta kompetisi. Awalnya, PSSI
melakukan verifikasi ulang tim-tim yang akan tampil di kompetisi profesional
musim ini, agar tim yang berlaga di liga tertinggi ini bisa memenuhi syarat yang
ditetapkan AFC untuk tampil di Liga Champions Asia. Ada lima aspek yang
disyaratkan untuk dipenuhi klub - klub Divisi Utama dan Liga Super Indonesia
(ISL) agar layak disebut tim profesional. Itu meliputi aspek legal, keuangan,
infrastruktur, SDM (Sumber Daya manusia), dan supporting.
PSSI sempat membuka wacana membagi kompetisi menjadi dua bagian,
yakni Liga I dan Liga II. Liga I akan dibagi dalam dua wilayah dengan proyeksi
jumlah kontestan sebanyak 36 klub. Tetapi dalam rapat Exco, format ini kembali
berubah. Djohar mengatakan pihaknya akan mengikuti format liga yang digariskan
Statuta PSSI. Artinya, tim-tim yang berlaga di liga level tertinggi akan tetap diikuti
oleh 18 tim saja. Namun, keputusan ini tak bertahan lama. Meski keras ditentang
beberapa anggota Exco, PSSI meralat keputusannya dan menambah jumlah peserta
Indonesia Premier League (IPL) menjadi 24 tim. Rinciannya adalah14 tim peserta
ISL, 4 tim promosi, dan 6 tim tambahan yang ditentukan oleh pengurus PSSI.
90
Keenam tim tersebut addalah PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Bontang FC,
Persibo Bojonegoro, Persema Malang, dan PSM Makassar.
Pergantian nama kompetisi dan penyelanggara liga. Sebagai ganti PT LI
Liga Indonesia, PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS)
sebagai penyelenggara liga. Hal itu disebabkan karena informasi dari AFC bahwa
kompetisi dan klub yang berlaga di Liga Super Indonesia. Indonesia tidak
melaksanakan Kriteria AFC mengenai klub sepak bola profesionalnya dan tenggat
waktu untuk menjalankan kriteria ACL tersebut adalah 14 Oktober 2011. PSSI
kemudian meminta pengelola PT LI menyerahkan laporan keuangan yang sudah
diaudit, tetapi mereka menolak memberikannya. Oleh karena itu, berdasarkan
ketentuan Pasal 79 Statuta PSSI, Komite Eksekutif PSSI mengakhiri pelimpahan
PT LI sebagai pengelola liga professional digantikan Liga Prima Indonesia yang
dimulai tanggal 15 Oktober 2011.87
Karena hal itu Indonesia terbebas dari sanksi
AFC.
3. Mengakhiri Kontrak Hak Siar Dengan ANTV
Kontrak hak siar liga Indonesia dengan ANTV diakhiri oleh PSSI karena
stasiun televisi yang lain berani membayar mahal, ANTV seharusnya memegang
hak siar liga Indonesia sampai tahun 2017. PSSI dengan sepihak mengakhiri
kontrak dan menggantinya dengan MNC Group dengan kontrak sepuluh milyar per
musim. Pemutusan kontrak tersebut dianggap berbagai pihak karena ANTV adalah
87
Lihat, sport.detik.com/sepakbola/read/2011/09/29/175456/1733532/76/liga-indonesia-
kick of f-15-oktober (diakses 6 Septe,ber 2013)pukul 07.23 WIB.
91
stasiun televisi milik Aburizal Bakrie. PSSI ingin menghapus segala sesuatu yang
berbau Nurdin Halid di program PSSI periode Djohar Arifin.
4. Pengangkatan Pejabat PSSI yang dianggap Kontroverisal
PSSI mengangkat orang-orang yang memiliki loyalitas terhadap George
Toisutta seperti Benhard Limbong, seorang Jenderal bintang satu TNI-AD yang
berjuang dalam pengangkatan George Toisutta sebagai cvalon ketua umum PSS.
Benhard pernah menuding Komite Normalisasi tidak bisa mandiri dan kedaulatan
Indonesia di jajah karena menelan mentah-mentah keputusan FIFA yang mencekal
George Toisutta sebagai calon ketua PSSI. Saleh Mukadar yang diangkat sebagai
Deputi Sekretaris Jenderal PSSI yang menyulut kontroversi, pasalnya Saleh
Mukadar sedang menjalani hukuman larangan berkecimpung di dunia sepakbola
selama tiga tahun oleh Pengprov Jawa Timur. Keputusan tersebut diambil karena
Saleh Mukadar adalah tokoh yang mati-matian mengusung Arifin Panigoro.
5. Kontrovesrsi Persipura
Putusan PSSI untuk tidak menyertakan Persipura Jayapura sebagai wakil
Indonesia untuk mengikuti Liga Champion Asia juga amat kontoversial. Dan
membuat masyarakat Papua gusar. PSSI berkilah bahawa Persipura dicoret oleh
AFC karena keikutsertaan Persipura ke ISL yang dianggap Liga Ilegal oleh FIFA.
Menurut Roberto Rouw anggota Exco yang dipecat PSSI cerita sebenarnya adalah
PSSI tidak mendaftarkan Persipura Jayapura bukan karena di larang AFC.
6. Pemecatan Anggota Exco
Empat Komite Eksekutif, La Nyalla Manttalitti, Roberto Row, Erwin Dwi
Budiawan dan Tony Apriliani dipecat dari jabatannya karena mengkritisi dan
92
dianggap mbalelo oleh PSSI karena mengkritisi kinerja PSSI. Menurut statuta
FIFA dan statuta PSSI pemberhentian anggota Exco hanya dapat dilakuakan
melalui kongres bukan dengan keputusan pimpinan PSSI.
Konflik terjadi karena adanya kegagalan kepemimpinan kelompok yang
tidak puas dengan kepemimpinan, karena peraturan yang kaku dan pemimpin
menggunakan kepemimpinannya untuk kepentingan tertentu. Pihak yang tidak
puas akan membentuk kelompok perlawanan untuk revolusi organisasi atau
kelompok.88
Banyak pihak berpendapat keputusan yang dibuat Djohar Arfin bukan
dari dirinya karena ada sponsor yang bemain dang mengendalikan Djohar Arifin di
balik layar. Kondisi PSSI semakin memanas. Anggota Exco yang dipecat
membentuk kelompok baru yang disebut KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola
Indonesia). Awalnya kelompok ini tidak terlalu diperhitungkan tetapi kemudian
berkembang. Empat Komite Eksekutif, La Nyalla Manttalitti, Roberto Row, Erwin
Dwi Budiawan dan Tony Apriliani, secara pro-aktif mendorong anggota PSSI
untuk mendukung Indonesia Super League (ISL) di bawah PT LI. KPSI juga
membentuk Timnas tandingan dengan menyertakan pelatih Alfred Riedl dan
pemain timnas dari kompetisi ISL. KPSI menantang Timnas bentukan mereka
untuk melawan timnas PSSI, kemudian Timnas yang memenangkan pertandingan
tersebut akan membela Indonesia.89
Seperti kepengurusan PSSI periode Nurdin
Halid, PSSI pun mengambil tindakan tegas kepada pemain dan klub terkait
kompetisi illegal. KPSI menggelar kongres yang diikuti oleh 452 anggota PSSI di
88 Bagja waluya, Sosioligi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT
Setia Purna Inves, 2004) hal. 40. 89
Lihat,www.merdeka.com/sepakbola/kpsi-resmi-layangkan-tantangan-untuk-timnas.html
(diakses 9 September 2013) pukul 6.54 WIB.
93
hotel Pullman Jakarta 18 Desember 2011 untuk mencabut legitimasi Djohar Arfin
di PSSI.
D. Proses Penyelesaian konflik PSSI dan KPSI
Menurut Bagja waluya penanganan konflik di dalam konflik memiliki dua
kepentingan yang berbeda dan utama yaitu :
3. Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi.
4. Kepentingan untuk mencapai hubungan baik dengan kelompok lain.
Pada dasarnya manusia selalu ingin menjaga keharmonisan terhadap orang
lain atau kelompok namun dalam beberapa kesempatan setiap pihak meemliki
keinginan pibadi. Pihak yang berkonflik mempunyai tujuan yang berbeda dengan
kelompok yang lain yang kemudian perbedaan keinginan inilah yang membuat
pergesekan atau konflik terjadi. Adanya dua kepentingan yang berbeda dapat
memepengaruhi seseorang bertindak dalam suatu konflik. dengan melihat dua
perbedaan tersebut terdapat berbagai cara dalam menangani konflik. Pihak yang
berkonflik akan melakukan tindakan untuk mengatasi konflik atau dengan
menggunakan pihak ketiga dalam penyelesaian konflik.
Tawar menawar atau negoisasi. Metode ini biasanya mencari kompromi
yang mengorbankan sebagian tujuan pribadi dan membujuk pihak lain yang
berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban juga. Metode ini mencari
penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak memperoleh
sesuatu. Ia ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadinya dan sebagian hubungan
dengan orang lain untuk mencapai persetujuan ke arah kebaikan bersama.
94
Proses penyelesaian konflik PSSI mebuka negosisasi kepada KPSI untuk
menyelesaikan konflik Dalam Proses negosisasi di Kuala Lumpur Malaysia PSSI
memberikan Lima penawaran kepada KPSI antara lain:
1. PSSI akan merujuk AFC Club Licensing Regulation (CLS) sebagai dasar
seleksi klub profesional. Semua peserta wajib mematuhi ketentuan CLR,
namun PSSI menyadari kesulitan yang akan dihadapi sehubungan dengan
status anggota klubnya saat ini dalam memenuhi ketentuan CLR tersebut.
PSSI terus berupaya dan berkonsultasi dengan AFC agar semua klub
peserta pada akhirnya dapat memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan.
2. PSSI mengajukan nama baru untuk tingkat tertinggi kompetisi sepak bola
profesional. Untuk kompetisi selanjutnya nama ISL atau IPL tidak lagi
digunakan. Dikhawatirkan pemakaian salah satu dari kedua nama tersebut
dapat memicu resistensi klub peserta liga dalam upaya menggabungkan dua
liga menjadi satu liga tunggal.
3. PSSI menawarkan agar pemilihan CEO baru penyelenggara Liga
didasarkan pada kemampuan menguasai sistem. Calon harus memiliki
pengalaman luas dalam mengelola kompetisi sepak bola rofessional dan
jaringan internasional sehingga PSSI dapat bangkit kembali dan
membangun kembali liga rofessional yang baru.
4. PSSI mengijinkan ISL dan IPL menyelesaikan kompetisi di musim yang
berjalan sesuai jadwalnya masing-masing. Tetapi, PSSI harus memiliki
wewenang penuh mengatur dan mengelola pertandingan-pertandingan ISL
dengan menugaskan pengawas pertandingan.
95
5. PSSI akan menghargai dan menghormati penawaran tertinggi sebagai
pemenang sponsor utama liga professional yang baru.
Selain penyelesaian dengan dua pihak yang berkonflik, adakalanya konflik
perlu diselesaikan oleh pihak ketiga. Beberapa kelompok yang disebut pihak ketiga
antara lain adalah Mediator, Abritator, Konsiliator dan konsultan, yang yang
bersikap netral dalam mengtasi konflik dan tidak terlibat konflik. Tim intervensi
dapat memainkan peran negosiasi, mediasi dan arbitrari. Dari beberapa proses
negosiasi dan mediasi yang dipimpin oleh tim task force bentukan FIFA. Tim Task
Force dipimpin oleh Wakil Presiden AFC yaitu Pangeran HRH Abdullah Ibni
Sultan Ahmad Shah dan anggota Komite Eksekutif AFC Datoí Worawi
Makudithat, bertugas membantu PSSI mencari jalan keluar kekisruhan
penyelengaraan liga sepakbola di Indonesia. Satuan Kerja (Task Force) AFC
bertemu dengan PSSI dan wakil-wakil ISL. Pertemuan menghasilkan kesepakatan
kedua belah pihak untuk mengadakan diskusi lanjutan demi kepentingan
persepakbolaan Indonesia.
Tim Task Force AFC mengadakan pertemuan pada tanggal 6-7 Juni di
Kuala Lumpur, Malaysia. Dari pertemuan tersebut diperoleh kesepakatan antara
PSSI dan KPSI untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di persepakbolaan
Indonesia. Bentuk kesepakatan itu adalah dengan menandatangani nota
kesepahaman, yakni MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani
96
oleh wakil-wakil dari PSSI, KPSI, dan diketahui oleh perwakilan AFC dan FIFA.
Berikut isi MoU antara PSSI, ISL dan KPSI 90
:
1. PSSI sepakat mengangkat kembali keempat anggota Komite Eksekutif
PSSI yang sudah diberhentikan: La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw,
Erwin Dwi Budiawan andi Tony Apriliani. Namun prosedur
pengangkatannya kembali akan ditetapkan oleh Komite Gabungan
PSSI.
2. ISL secepatnya menyatakan di bawah jurisdiksi PSSI, terutama
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kedisiplinan, administrasi dan
transfer pemain dan penunjukkan pengawas pertandingan sampai satu-
satunya liga sepak bola profesional Indonesia terbentuk. Sambil
menunggu, ISL diperbolehkan beroperasi secara mandiri.
3. Para pihak sepakat bahwa KPSI akan dibubarkan dan berhenti
beroperasi sebagai badan penyelenggara sepak bola nasional. Selain itu,
para pihak juga sepakat bahwa KPSI akan dilebur dan karena itu
dibubarkan sebagai sebuah badan segera setelah diadakannya konggres
PSSI yang akan datang.
4. Para pihak sepakat membentuk sebuah Komite Gabungan PSSI yang
beranggotakan dari masing-masing pihak bertugas mengevaluasi IPL
dan ISL dalam rangka membentuk sebuah dan satu-satunya liga sepak
bola profesional di Indonesia secepatnya. Komite tersebut bekerja di
bawah pengawasan dan kerjasama dengan Satuan Kerja (Task Force)
90
Surat MoU antara PSSI,ISL dan KPSI
97
AFC Indonesia dan bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan
FIFA dan AFC mengenai kajian statuta PSSI dan hal-hal terkait
lainnya.
Komite Gabungan PSSI terdiri dari:
I. Ketua: ditunjuk oleh PSSI
II. Wakil Ketua: ditunjuk oleh ISL/KPSI;
III. Anggota: 3 anggota ditunjuk oleh IPL dan 3 anggota lainnya
oleh ISL/KPSI;
5. Para pihak sepakat mengadakan Kongres PSSI paling lambat akhir
2012 termasuk adopsi statuta baru. Komposisi kongres PSSI tetap sama
seperti kongres PSSI yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2011
dengan dihadiri FIFA dan AFC dan agenda kongres wajib mendapat
persetujuan dari AFC Task Force Indonesia. Verifikasi komposisi
kongres tersebut akan dibahas dan ditetapkan oleh Komite Gabungan
PSSI untuk mencegah masuknya anggota illegal.
MoU berjalan tidak lama karena PSSI dak KPSI terlibat perselisihan, di
pihak yang lain pemerintah mendapat tamparah keras karena Menpora Andi
Malarangeng terlibat kasus korupsi dana proyek Hambalang. Jabatan Menpora
sementara dimandatkan kepada Menkokesra Agung Laksono sebagai pejabat
sementara. Dalam periode singkat ini menpora melakukan berbagai sikap antara
lain adalah mengesahkan digulirnya ISL (Liga Super Indonesia) yang sebelumnya
dianggap PSSI sebagai kompetisi illegal karena ISL diikuti Tim papan atas
Indonesia. Namun Pemerintah memberikan tiga syarat antara lain adalah:
98
1. Adanya komitmen untuk menghilangkan dualisme kepengurusan organisasi
sepakbola nasional dan penyatuan kompetisi.
2. Komitmen untuk membentuk satu Timnas yang mewakili kekuatan
nasional. Karena sebelumnya pihak KPSI membentuk timnas tandingan
dan melarang para pemain dari ISL untuk memperkuat timnas PSSI.
3. Komitmen untuk menyelesaikan segala bentuk kewajiban klub-klub
terhadap pemain, pelatih dan ofisial lainya yang tertunda pada kompetisi
2011-2012.
Jika tiga syarat tersebut tidak bisa dipenuhi, maka pemerintah melalui
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) bersama POLRI akan mencabut
rekomendasi tersebut dan semua kompetisi wajib untuk dihentikan.
Tanggal 11 januari 2013, Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh kader
partai Demokrat Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo atau
disingkat KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau lebih dikenal sebagai Roy Suryo.
Roy Suryo lebih berani melakukuan intervensi langsung terhadap PSSI. Pada
periode ini PSSI lebih koperatif terhadap pemerintah berbeda dengan periode
Nurdin Halid yang menolak bentuk intervensi dari pihak manapun diluar PSSI.
Pemerintah langsung dan cepat mencari solusi terbaik untuk mengatasi konflik
PSSI jadi proses mediasi dan konsiliasi tidak menemui kendala yang berarti.
Metode mediasi dan langkah awal periode Roy Suryo dalam mengatasi
permasalahan Tim Nasional adalah membentuk BTN (Badan Tim Nasional). BTN
dibentuk untuk memfasilitasi pembentukan Timnas dari PSSI dan KPSI agar dapat
99
bersatu membela Indonesia. Keputusan pembentukan BTN menuai Pro dan Kontra
karena statuta FIFA dan PSSI tidak membahas tentang BTN bila pembentukan
dipaksakan akan melanggar Statuta. Menpora mengungkapkan rencana
membentuk BTN bukan untuk mengintervensi PSSI. Badan ini hanya akan
memfasilitasi pemanggilan pemain. Menpora juga mengaku sudah mendapat
dukungan dari Presiden AFC Zhang Jilong untuk menyelesaikan polemik yang
terjadi di sepak bola Indonesia.91
Pemerintah tidak peduli dengan perkataan pihak-pihak yang mengangggap
Roy Suryo terlalu mengintervensi karena bila tidak secepatnya PSSI juga akan
menunggu terkena sanksi dari FIFA dan mencoreng muka Indonesia di
internasional. FIFA akhirnya secara langsung untuk meminta pemerintah
melakukan mediasi dan konsiliasi untuk mengakhiri konflik PSSI. Alasan FIFA
meminta pemerintah karena pemerintah sangat tahu dengan kondisi di Indonesia
dan FIFA seakan tidak percaya lagi dengan pengurus PSSI dan pihak yang
berkonflik di PSSI, dan untuk mengatas konflik dibutuhkan pihak ketiga yaitu
pemerintah untuk membantu mengatasi konflik. Proses mediasi dimulai Tanggal
18 Februari Menpora mengadakan pertemuan dengan PSSI, KPSI dan KONI
untuk membahas kongres tanggal 17 Maret 2013 serta kesepakatan PSSI dan KPSI
empat solusi penyelesaian konflik rekomendasi FIFA antara lain :
1. Revisi Statuta PSSI.
2. Pengembalian empat EXCO.
91
Lihat, http://soccer.sindonews.com/read/2013/02/13/58/717416/pssi-btn-bentuk-
intervensi pemerintah, (diakses tanggal 7 September 2013) pukul 08.04 WIB
100
3. Unifikasi Liga.
4. Kongres dengan voter Solo.
E. Babak Akhir Konflik PSSI dan KPSI.
PSSI dan KPSI sepakat menggelar KLB (Kongres Luar Biasa) pada tanggal
17 Maret 2013 di hotel Borobudur Jakarta, persiapan seratus voter yang telah
disepakati sebagai peserta kongres. Kongres yang dibuka oleh menteri Pemuda dan
Olahraga dihadiri pula dua orang perwakilan Federasi Sepak bola Internasional
(FIFA) untuk hadir di Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak bola Seluruh
Indonesia pada 17 Maret 2013. Mereka adalah Michael Van Praag yang menjabat
Ketua Federasi Sepakbola Kerajaan Belanda (KNVB) dan Marco Leal yang
menjabat Manajer Departemen Asosiasi FIFA.
Kongres berjalan dengan lancar walaupun diwarnai aksi walk out enam
anggota Exco yaitu Tuty Dau, Bob Hippy, Sihar Sitorus, Widodo Santoso, Farid
Rahman, dan Mawardi Nurdin. Agenda inti KLB adalah perubahan Statuta dan
unifikasi liga terdapat beberapa perubahan antara lain adalah :
1. Pasal 31, menyangkut permintaan digelarnya KLB oleh anggota PSSI, jika
sebelumnya harus diminta oleh 2/3 anggota, sekarang diubah menjadi harus
mendapatkan setidaknya 50 persen plus 1 suara dari seluruh anggota PSSI.
2. Pasal 35 mengenai penambahan anggota Komite Eksekutif (Exco). Jika
sebelumnya anggota Exco PSSI adalah 11 orang, maka kini menjadi 15
orang. Komposisinya adalah satu Ketua Umum, dua Wakil Ketua Umum,
satu Sekjen, ditambah 11 anggota.
101
3. Menyangkut unifikasi liga, Penyatuan kompetisi baru akan dilakukan pada
2014 dengan 18 klub peserta ISL ditambah empat klub IPL dengan syarat
bukan klub yang bermasalah dengan dualisme kepengurusan. Sistem
degradasi ISL tetap diterapkan musim ini. Untuk berikutnya selama dua
tahun sejak 2014 diberlakukan sistem dua promosi dan empat degradasi
sehingga jumlah peserta liga profesional hanya diikuti 18 klub. Sistem
promosi dan degradasi kembali menjadi tiga degradasi dan tiga promosi.
Selain itu, KLB PSSI juga menghasilkan sejumlah keputusan, antara lain:
1. Memberikan sanksi skorsing pada enam anggota Exco PSSI, yaitu Farid
Rahman, Tuti Dau, Bob Hippy, Sihar Sitorus, Mawardi Nurdin, dan
Widodo Santoso, yang melakukan aksi walk out. Keenam anggota Exco itu
akan ditentukan nasibnya pada Kongres PSSI mendatang.
2. Mengangkat empat anggota Exco PSSI yang baru, yakni La Siya, Zul
Fadli, Hardi Hasan, dan Djamal Azis. Kehadiran mereka melengkapi
anggota Exco PSSI saat ini, sehingga keseluruhannya berjumlah 15 orang.
3. Mengangkat La Nyalla Mattalitti menjadi Wakil Ketua Umum PSSI
mendampingi Djohar Arifin, menggantikan Farid Rahman yang terkena
skorsing.
4. Membubarkan secara resmi Komite Penyelamat Sepakbola Seluruh
Indonesia (KPSI).
Sikap tegas pemerintah dan kerjasama yang baik antara pihak yang
berkonflik menjadikan proses mediasi dan negosiasi berjalan lancar. Dalam
sambutan di acara penutupan KLB di Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga Roy
102
Suryo mengungkapkan KPSI resmi dibubarkan setelah adanya kesepakatan yang
ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin, Sekjen PSSI Hadiyandra,
La Nyalla Mahmud Mattalitti selaku Ketua Umum KPSI dan Hinca Panjaitan.
Pembubaran KPSI diikuti dengan perombakan struktur organisasi PSSI, di
antaranya komite banding, komite wasit, dan lain-lain. Pembubaran KPSI
merupakan salah satu agenda Kongres Luar Biasa PSSI. La Nyalla Mattalitti
yang diangkat menjadi wakil ketua umum PSSI meresmikan pembubaran KPSI.
KLB menghasilkan penyelesaian dualisme persepakbolaan Indonesia. KPSI
yang resmi bubar siap bahu membahu di dalam organisasi PSSI untuk memajukan
persepakbolaan Indonesia. Hasil kongres yang diprakarsai Menteri Pemuda dan
Olahraga Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo ini dilaporkan dalam rapat Exco
FIFA 20-21 Maret, dan dilihat dari reaksi anggota delegasi FIFA bayang-bayang
ancaman sanksi dibatalkan dan FIFA menyetujui hasil KLB. Indonesia sudah boleh
bernafas lega, tetapi tugas berat menata sepakbola yang terus berlangsung
perbaikan kualitas kompetisi, pembinaan atlit serta sportifitas menjadi tugas rumah
PSSI dan pemerintah sebagai otoritas tertinggi sepakbola dan negara.
103
BAB V
PENTUTUP
A. Kesimpulan
Statuta, tujuh huruf yang selalu disebutkan dalam setiap konflik PSSI.
Konflik bisa dihentikan kalau setiap yang berkonflik dapat mematuhi Statuta dan
Undang-Undang. Statuta Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pasal 10 dan 13
menyebutkan, segala bentuk kegiatan sepak bola di suatu negara harus diawasi dan
diorganisir oleh federasi resmi yaitu PSSI. Hal tersebut bahkan sudah dinyatakan
FIFA pada surat tertanggal 26 November yang dikirimkan kepada Kemenpora saat
masih dipimpin Andi Malarangeng.
Sikap Nurdin Halid yang selalu menggunakan statuta untuk alasan
melanggengkan kekuasaanya dan mengingatkan pemerintah untuk tidak ikut
campur dalam rumah tangga PSSI karena menyebabkan Indonesia akan dibanned
FIFA. Di lain pihak Undang-Undang nomor 3 tahun 2005 pun menjelaskan bila
pemerintah mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi menyelenggarakan dan
membina keolahragaan di Indonesia. Sikap tidak kooperatif Nurdi Halid terhadap
pemerintah, tuntutan masyarakat yang menghendaki Nurdin turun dari jabatannya
serta konflik internal PSSI membuat pemerintah melakukan berbagai tindakan
seperti :
1. KSN (Kongres Sepakbola Nasional) yang menghasilkan tujuh butir sikap.
2. Menanggapi kisruh LPI pemerintah mengesahkan digulirkannya LPI (Liga
Premier Indonesia).
104
3. Pemerintah menghentikan dana serta menarik fasilitas yang diberikan
kepada PSSI seperti kantor PSSI. Karena kegagalan PSSI dalam mengatasi
konflik internal serta kericuhan kongres Pekanbaru 2011.
4. Terkait penarikan fasilitas yang diberikan pemerintah komisi X DPR RI
memanggil Pengurus PSSI serta Menpora untuk mengikuti rapat dengar
mengenai konflik PSSI.
5. Pemerintah menuntut pemain yang berkompetisi di LPI dan LSI dapat
membela Tim Nasional Indonesia.
6. Pemerintah menuntut diturunkannya harga tiket piala AFF 2010.
7. Pemerintah menghimbau Komite Banding PSSI untuk meninjau ulang
pencoretan pasangan Arifin Panigoro dan George Toisutta sebagai calon
ketua dan wakil ketua PSSI.
8. Menteri Dalam Negeri menerbitkan undang-undang pelarangan klub
sepakbola menggunakan dana APBD.
Pada periode Djohar Arifin terdapat dualisme organisasi. Periode Nurdin
hanya terdapat dualisme kompetisi, kini terdapat dualisme kompertisi dan
organisiasi yaitu yang dikenal dengang KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola
Indonesia) yang dibentuk oleh empat anggota EXCO PSSI yang tidak puas dengan
kepemimpinan Djohar Arifin. Agung laksono menjabat sebagai Menopra
sementara karena terseretnya status tersangka Andi Malarangeng dalam kasus
Hambalang. Agung Laksono melakukan berbagai kebijakan mengenai konflik
dualisme tersebut antar lain adalah :
105
1. Mengesahkan bergulirnya LSI (Liga Super Indonesia) yang dianggap
Kompetisi illegal bagi PSSI karena PSSI menggunakan kompetisi LPI
(Liga Prima Indonesia) dengan berbagai syarat akhirnya LSI dapat
memulai kick off.
2. KONI sebagai badan tertinggi akan mengambil alih PSSI dan akan
membawa kasus tersebet kepada BAORI (Badan Abitrase Olahraga
Republik Indonesia).
3. Menuntut tidak adanya diskriminasi antara status pemain ISL dan IPL,
karena Tim nasional adalah harkat dan martabat bangsa jadi pemain
terbaiklah yang berhak membela tim nasional.
Menpora resmi yang baru yaitu Roy Suryo memulai pekerjaanya sebagai
Menpora dengan banyak masalah. Banyak pihak yang meragukan kemampuannya
sebagai Menpora karena dasar seorang ahli telematika tentu bertolak belakang
dengan olahraga. Walaupun begitu, Menpora yang baru bergerak lebih cepat dalam
mengatasi konflik PSSI. Bahkan Roy Suryo lebih tegas dan berani terjun langsung
dan siap mengintervensi PSSI polemik ini cukup sulit karena keduanya mengakui
mereka yang sah PSSI secara de jure dan KPSI secara de facto. Pernyataan FIFA
yang meminta bantuan pemerintah membuat pemerintah semakin percaya diri
dalam mengintervensi PSSI. Berikut dijelaskan kinerja menpora dalam
menanggulangi konflik PSSI :
1. Pemerintah siap membubarkan PSSI dan KPSI bila keduanya tidak
dapat bersatu dan memgutamakan kepentingan kelompok bukannya
prestasi Indonesia.
106
2. Membentuk BTN (Badan Tim Nasional) untuk mengakomodir pemain
yang ada di kompetisi LPI atau ISL untuk membela Timnas Indonesia.
3. Menyatukan PSSI dan KPSI karena FIFA mengancam akan memberi
sanksi kepada Indonesia terkalit dualisme organisasi dan kompetisi.
Menpora mengadakan KLB untuk menyatukan PSSI dan KPSI 17
maret 2013 dan akhirnya dualisme berakhir. KPSI resmi dibubarkan
oleh La Nyalla mattalitti.
B. Saran
Permasalahan yang terjadi dalam konflik PSSI menjadi sangat rumit karena
banyak kepentingan bagi para pihak yang berkonflik. Dilema terjadi dalam tubuh
pemerintah karena beberapa peraturan di Statuta FIFA tentang pelarangan pihak
ketiga untuk ikut campur dalam penyelesaian konflik PSSI. Penerapan Statuta
FIFA mungkin dengan mudah dilaksanakan oleh negara-negara maju di Eropa,
berbeda di negara dunia ketiga seperti Indonesia yang negara yang sedang
berkembang secara konstitusi dan politik yang perlu dukungan pemerintah dalam
mengatasi permasalahan organisasi dan regulasi kompetisi sepakbola. Di Eropa
klub sepakbola berkembang secara professional, menggunakan dana klub dalam
menjalankan klubnya, berbeda dengan Indonesia karena beberapa pemerintah
masih menggunakan dana APBD dan PSSI masih mengandalkan dana APBN dan
pemerintah menandakan sistem sepakbola Indonesia masih belum mapan dan perlu
pengawasan lebih dari pemerintah.
Para pihak yang berkonflik juga harus bekerja sama untuk tujuan bersama
yaitu kebangkitan persepakbolaan Indonesia dan mengesampingkan kepentingan
107
pribadi dan kelompok. Dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan. Tidak
perlu adanya pembatas antara pemerintah dan PSSI. Dapat dibuktikan ketika
pemerintah turun tangan mengatasi konflik KPSI dan PSSI keduanya menyatu
kembali di dalam naungan PSSI. Pemerintah berani mengambil resiko sanksi
FIFA, meskipun akan terkena sanksi jika pemerintah melakukan intevensi terhadap
PSSI, menurut penulis lebih baik terkena skorsing 6 bulan sampai 1 tahun dan kita
benahi persepakbolaan di Indonesia ini sehingga ke depan sepakbola Indonesia
lebih baik lagi dari sekarang. Kini sepakbola Indonesia telah melewati masa sulit
karena konflik organisasi berawal dari kasus Nurdin Halid, LPI, pemilihan ketua
umum PSSI, konflik PSSI versus KPSI, Sepakbola Indonesia harus menunjukkan
prestasi kompetisi internasional yang telah dibuktikan oleh skuad Timnas U-19
menjuarai piala AFF adalah sebuah pembuktikan bahwa Indonesia merupakan
negara dengan kualitas sepakbola yang baik.
1
Daftar Pustaka
Bambang dan Sugianto. Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: Penerbit
Grahadi, 2007.
Blatter, Joseph s. All About FIFA,Develope Game,Touch the future. Zurich: FIFA,
2010.
Chilcote, Ronald.H. Teori Perbandaingan Politik.Penelusuran Paradigma.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Dr. Pandjaitan, Hinca Ip XII, SH.MH.ACCS, Kedaulatan Negara Vs Kedaulatan
FIFA. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Erwiyantoro, Dosa-Dosa nurdin Halid. Yogyakarta: Galang Press Yogyakarta,
2011.
Halid, Nurdin, Membangun Sepakbola Indonesia Modern.Menuju Industri
Sepakbola dan Pentas Dunia. Jakarta: PSSI, 2010.
Hardjana, Agus M. Konflik di Tempat kerja. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Helmer, Diana stall. Sports Throughout History,History of Soccer. New York:
Rosen Publicy Group, 2000.
Husein, Sefean. Pentadbiran dalam Pembangunan Pendidikan. Pahang: Fakultas
pendidikan Universitas Malaya, 2005.
Irwansyah. Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo, 2006.
2
Lesmana,Tjipta. Bola Politik dan Politik Bola, Kemana Arah tendangannya?
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013
Mufti, Muslim. Teori-Teori Politik. Bandung: CV pustaka Setia, 2013.
Murray, Bill. The Worlds Game, A History Of soccer.Illions: university of illions,
1996.
Natakusumah, Arief. Drama Itu Bernama Sepakbola.Jakarta: Elexmedia
Komputindo, 2008.
Pickering, Peg. How To Manage Conflict. Jakarta: Erlangga, 2006.
Poloma, Maergareth M. Sosiologi Kotemporer. Jakarta: PT Raja Grafrindo Persada
1994.
Pudjiastuti, Pauline. Sosiologi. Jakarta: Grasindo Gramedia, 2008.
Rauf, Maswardi. Konsensus Politik: Sebuah penjajakan Teoretis, Jakarta: Dirjen
pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 2000.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Subakti, Ramalan. Menahami Politik. Jakarta: Gramedia Mediasarana Indonesia,
1992.
Statuta FIFA (Federation International Football Assosiation)
Surat MoU antara PSSI,ISL dan KPSI.
Undang-undang No 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
3
Wahab, Dimas. 70 tahun PSSI,Mengarungi Millenium Baru 1930-2000. Jakarta:
PSSI, 2000.
Waluya, Bagdja. Sosioligi, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung:
PT Setia Purna Inves, 2004.
Wahyudin. Manajemen Konflik Dalam Organisasi. Jakarta : Al Fabeta, 2008.
Wibowo, Eddi dkk. Ilmu Politik Kontemporer. Yogyakarta: YPAPI, 2004.
Internet
http://bola.inilah.com/read/detail/1271522/komite-banding-akui-diintimidasi-pe
merinta h /#.UiSRsdI0 (diakses tanggal 15 Oktober 2013) pukul 14.30
WIB.
http://bola.inilah.com/read/detail/1696742/inilah-alasan-pssi-pecat-riedl#.UifolN
I0W uI,(diakses tanggal 5 Agustus 2013) pukul 09.15 WIB.
http://bola.kompas.com/read/2012/03/27/10541234/Kisruh.PSSI.Dibawa.ke.Rapat
.Exco.FIFA (diakses tanggal 28 Agustus 2013) pukul 13.33 WIB.
http://bola.liputan6.com/read/322341/nurdin-tuding-pemerintah-intervensi-pssi
(diakses, 28 Agustus 2013) pukul 18.46 WIB.
http://bola.viva.co.id/news/read/212678-dpr-akan-panggil-menpora-terkait-pssi
(diakse s tanggal 5 Mei 2013) pukul 11.14WIB.
4
http://bola.viva.co.id/news/read/213028-fifa-komite-normalisasi-ambil-alih-tugas-
pssi (diakses tanggal 5 Agustus 2013 ) Pukul 18.00 WIB.
http://en.wikipedia.org/wiki/FIFA. (diakses tanggal 22 Agustus 2013) pukul
16.14WIB .) Pukul 08.22 WIB.
http://kemenpora.go.id/index/profil (diakses tanggal 27 Agustus 2013) pukul
09.27 WIB.
http://makassar .tribunnews.com /2013/01/11/menpora-sebut-dua-pengusaha-
besar-penyebab-konflik-pssi (diakses tanggal 5 Mei 2013) pukul 15.30
WIB.
http://soccer.sindonews.com/read/2013/02/13/58/717416/pssi-btn-bentuk-interv
ensi pemerintah, (diakses tanggal 7 September 2013) pukul 08.04 WIB.
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/03/28/163632/1602915/76/pemerintah
-tak-akui-lagi-pssi-di-bawah-nh-dan-nb (diakses tanggal 31 Agustus 2013)
pukul 11.14 WIB.
sport.detik.com/sepakbola/read/2011/09/29/175456/1733532/76/liga-indonesia-
kic k off-15-oktober (diakses 6 September 2013) pukul 07.23 WIB.
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2011/12/19/002218/1794059/76/dibentuk-
ko mite-penyelamat-sepakbola-indonesia (diakses 27 Agustus2 013) pukul
7.24WIB.
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/ 0 /29/203916/1854953/76/indonesia-
dipermalukan-bahrain-0-10 (diakses tanggal 7 Mei 2013) pukul 18.00 WIB.
5
http://www.antaranews.com/berita/77212/nurdin-halid-divonis-dua-tahun-penjara
(diakses pada tanggal 24 Agusutus 2013) pukul 10.37 WIB.
http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html.(diakses
pada tan gal 22 Agustus 2013) pukul 16.14 WIB.
http://www.fifa.com/aboutfifa/officialdocuments/doclists/aboutfifa.html (diakses
pada tanggal 22 Agustus 2013 pukul 19.23 WIB.
http://www.fifa.com/associations/association=idn/ranking/gender=m/index.html,
(diakses tanggal 21 Agustus 2013) pukul 22.03WIB.
http://www.fifa.com/worldranking/rankingtable/index.html (diakses tanggal 24
Agustus 2013) pukul 9.39 WIB.
http://www.goal.com/id-ID/news/1390/pssi/2010/03/07/1822019/inilah-rapor-m
erah-nurdin-halid (diakses diakses tanggal 24 Agusrtus 2013) pukul 11.09
WIB.
http://www.goal.com/id-ID/news/1391/superliga-indone sia/2010/1 2/30/2283443
/ik ut-lpi-tiga-klub-superliga-didegradasi (diakses tanggal 26 Agustus
2013) pukul 8.39WIB
www.merdeka.com/sepakbola/kpsi-resmi-layangkan-tantangan-untuk-timnas.html
-(diakses 9 September 2013) pukul 6.54 WIB.
http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/11/01/07/156996-me
diasi-dengan-lpi-eh-pssi-tak-hadir (diakses tanggal 26 Agusutus 2013)
pukul 07.53WIB.
6
http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/12/03/19/m14r3z-in
ilah-kro nologi-lengkap-perseteruan-pssi-dan-kpsi (diakses tanggal 26 Agu
stus 2013) pukul 11.08 WIB.
http://www.sportsknowhow.com/soccer/history/soccer-history.shtml (diakses tan
ggal 21 Agustus 2013) pukul 17.51WIB.
http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110615/Ketua-KONI-PSSI-
Harus-Pili h-Ketua-Baru.( diakses tanggal 24 Agustus 2013) pukul
10.37WIB.
http://www.tempo.co/read/news/2007/11/02/068110657/Nurdin-Halid-Menolak-
Mundur-dari-PSSI (diakses tanggal 24 Agustus 2013) pukul 10.50 WIB.
http://www.tempo.co/read/news/2011/01/05/099304037/Menpora-Siap-Mediasi-
LPI-PS SI, (diakses tanggal 26 Agustus 2013) pukul 07.58WIB.