oleh - perpustakaan digital...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN PEMULA
MODEL PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) DALAM MENUNJANG PROSES PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN
PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Oleh:
IRA NOVIANTY NIP. 197611162009122002
RULLY UMBARA
DIBIAYAI OLEH POLITEKNIK NEGERI BANDUNG DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PEMULA
Nomor : 614.2/PL1.R5/LT/2014
JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
DESEMBER, 2014
POLBAN
POLBAN
i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN PEMULA, SUMBER DANA DIPA 2014
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 1. a. Judul Penelitian : Model Penyusunan Analisis Standar Belanja Dalam Menunjang Proses Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ira Novianty, S.E.,M.Si.,Ak.,CA b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk I / IIIb /19761116 200912 2 00 2 d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. Departemen / Program Studi : Akuntansi / Akuntansi Manajemen Pemerintahan f. Universitas/Institut/Akademik : Politeknik Negeri Bandung g. Bidang Ilmu yang diteliti : Akuntansi Manajemen Pemerintahan
3. Jumlah Tim Peneliti : 2 orang 4. Lokasi Penelitian : Bandung 5. Bila penelitian ini merupakan peningkatan kerjasama kelembagaan, sebutkan:
a. Nama Instansi : - b. Alamat : -
6. Biaya penelitian : Rp.10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah)
7. Jangka Waktu Penelitian : 6 Bulan
Bandung, 17 Desember 2014 Mengetahui, Ketua Peneliti Ketua Departemen Akuntansi
( Dadang Hermawan,SE.,M.Si ) (Ira Novianty, SE.,M.Si.,Ak,CA) NIP. 19590804 198812 1 00 1 NIP. 19761116 200912 2 00 2
Menyetujui Ka. LPPM
Cap dan tanda tangan
( Dr.Ir.Ediana Sutjiredjeki,M.Sc ) NIP. 19550228 198403 2 00 1
POLBAN
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model prediksi Analisis Standar Belanja (ASB) yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran anggaran belanja pada kegiatan bimbingan teknis/pelatihan dan kegiatan sosialisasi/penyuluhan di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam membuat model Analisis Standar Belanja (ASB) ini adalah metode kuadrat terkecil (Least Square) dengan pendekatan Activity Based Costing (ABC). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dari 34 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013. Model Analisis Standar Belanja (ASB) untuk kegiatan bimbingan teknis/pelatihan adalah Y = 119.140.240,75 + 394.560,40 X dan model Analisis Standar Belanja (ASB) untuk kegiatan sosialisasi/penyuluhan adalah Y = 32.488.048,32 + 686.257,47 X , dimana Y adalah Total Anggaran Belanja dan X adalah cost drivernya. Kedua model ini dapat digunakan untuk menilai kewajaran program atau kegiatan yang akan dilaksanakan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kata Kunci : Analisis Standar Belanja (ASB) , Activity Based Costing, Biaya
Variabel, Biaya Tetap.
POLBAN
iii
ABSTRACT
This study aims to determine the Analysis of Expenditure Standards Prediction Model which can be used to assess the reasonableness of the budget on the activities of technical assistance / training and socialization on the Regional Working Units of West Java Province Government The method used in this study is the least squares method with the approach of Activity Based Costing (ABC). The data used in this study is secondary data, the Budget Implementation unit of 34 regional work units in the West Java Provincial Government for Fiscal Year 2013. The result for technical assistance / training analysis of expenditure standards model is Y = 394,560.40 119,140,240.75 + X, and for socialization / education analysis of expenditure standards model is Y = 32,488,048.32 + 686 257, 47 X, where Y is a Total Budget and X are the cost drivers. Both of these models can be used to assess the fairness of the program or activity to be carried out on the regional work units in the Provincial Government of West Java Keywords: Analysis of Expenditure Standards , Activity Based Costing, Variable Cost, Fixed Costs.
POLBAN
iv
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan rasa bahagia, penulis memanjatkan puji dan
syukur kehadirat Illahi Robbi atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia yang telah
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pemula ini.
Penelitian yang berjudul “Model Penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB) Dalam
Menunjang Proses Perencanaan, Penganggaran, Dan Pengawasan Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat” ini disusun dalam rangka
mengisi salah satu program penelitian pemula sumber dana DIPA di lingkungan internal
Politeknik Negeri Bandung.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tim evaluator yang telah bersedia memberikan masukan dan saran-sarannya.
2. Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc selaku kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Politeknik Negeri Bandung beserta stafnya yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.
3. Dadang Hermawan, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Bandung.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu Penulis
dalam menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
penelitian ini kedepannya sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca lainnya.
Bandung, Desember 2014
Penulis
POLBAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel. IV. 1 Daftar SKPD Yang Menjadi Objek Penelitian
Tabel IV. 2. Rincian Biaya Kegiatan Bimbingan Tenis/Pelatihan
Tabel IV. 3. Rincian Biaya Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan
POLBAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Perencanaan dan Penganggaran Menurut UU Nomor 32/2004
Gambar 2.3 Tahapan Penerapan ASB dalam Anggaran Berbasis Kinerja
Gambar 3.1 Tahap Pengumpulan Data Rencana Kerja dan Anggaran/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA/DPA-SKPD)
Gambar 3.2 Tahap Penyetaraan Jenis Kegiatan
POLBAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Biodata Peneliti Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Variabel Penelitian Dengan Metode Least Square Lampiran 3 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Pendidikan Lampiran 4 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Kesehatan Lampiran 5 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Pemukiman dan Perumahan Lampiran 6 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Lampiran 7 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Perhubungan Lampiran 8 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Lampiran 9 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Kependudukan, dan Keluarga Berencana Lampiran 10 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Sosial Lampiran 11 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lampiran 12 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Lampiran 13 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampiran 14 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Olah Raga dan Pemuda Lampiran 15 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lampiran 16 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Sekretariat Daerah Lampiran 17 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Sekretariat DPRD Lampiran 18 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Inspektorat Lampiran 19 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Kepegawaian Daerah Lampiran 20 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Lampiran 21 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Lampiran 22 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Lampiran 23 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Satuan Polisi Pamong Praja Lampiran 24 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Sekretariat DP KORPRI Lampiran 25 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Ketahanan Pangan Daerah Lampiran 26 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Lampiran 27 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Komunikasi dan Informatika Lampiran 28 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Lampiran 29 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Lampiran 30 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Perkebunan Lampiran 31 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Peternakan Lampiran 32 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Kehutanan Lampiran 33 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
POLBAN
viii
Lampiran 34 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampiran 35 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampiran 36 : Ringkasan DPA-SKPD Tahun 2013 Dinas Perikanan dan Kelautan
POLBAN
ix
DAFTAR ISI Halaman Lembar Identitas dan Pengesahan …………….…………………….... i
Abstrak …………………………………………..……………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………… iv
Daftar Tabel……………………………………………………..……… v
Daftar Gambar/Ilustrasi …………………………………………….…. vi
Daftar Lampiran ……………………………………………………….. vii
Bab I. Pendahuluan …………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………. 4
1.3. Tujuan dan Manfaat …………………………………………. 4
1.4. Batasan Masalah …………………………………………….. 5
Bab II. Tinjauan Pustaka ………………………………………………... 6
2.1. Perencanaan Dan Penganggaran Daerah …………………… 6
2.2. Anggaran Berbasis Kinerja ………………………………… 7
2.3. Analisis Standar Biaya (ASB) ……………………………… 7
2.4. Dasar Hukum Analisis Standar Biaya (ASB) ……………… 11
2.5. Perilaku Belanja …………………………………………… 14
2.6. Activity Based Costing (ABC) ………………………………….. 16
Bab III. Metode Penelitian …………………………………………….. 18
3.1. Variabel Penelitian ………………………………………... 18
3.2. Deskripsi Operasionalisasi Variabel ………………………. 18
3.3. Jenis dan Sumber Data …………………………………….. 19
3.4. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 19
3.5. Tahap Penyusunan Model …………………………………. 20
3.6. Tahap Pembentukan Model ……………………………… . 22
Bab IV. Hasil dan Pembahasan ……………………………………….. 25
4.1. Tahap Pengumpulan Data …………………………………. 25
4.2. Tahap Penyetaraan Kegiatan ……………………………… 26
4.3. Tahap Pembentukan Model ……………………………….. 33
Bab V. Kesimpulan dan Saran ………………………………………… 38
5.1. Kesimpulan ………………………………………………... 38
5.2. Saran ……………………………………………………… 38
POLBAN
x
Daftar Pustaka ………………………………………………………… . 40
Lampiran Rekap Penggunaan Anggaran Personalia Tenaga Peneliti
POLBAN
ii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan rasa bahagia, penulis memanjatkan puji
dan syukur kehadirat Illahi Robbi atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia yang
telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
pemula ini.
Proposal penelitian pemula yang berjudul “Model Penyusunan Analisis Standar
Belanja (ASB) Dalam Menunjang Proses Perencanaan, Penganggaran, Dan
Pengawasan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi
Jawa Barat” ini disusun dalam rangka mengisi salah satu program penelitian pemula
sumber dana DIPA di lingkungan internal Politeknik Negeri Bandung.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Tim evaluator yang telah bersedia memberikan masukan dan saran-sarannya.
2. Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc selaku kepala Unit Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Bandung beserta stafnya yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.
3. Dadang Hermawan, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Bandung.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
Penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih sangat jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki penelitian ini kedepannya sehingga dapat bermanfaat bagi
pembaca lainnya.
Bandung, April 2014
Penulis
POLBAN
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Identitas dan Pengesahan …………….…………………….... i
Abstrak …………………………………………..……………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………… iv
Daftar Tabel……………………………………………………..……… v
Daftar Gambar/Ilustrasi …………………………………………….…. vi
Daftar Lampiran ……………………………………………………….. vii
Bab I. Pendahuluan …………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………. 4
1.3. Tujuan dan Manfaat …………………………………………. 4
1.4. Batasan Masalah …………………………………………….. 5
Bab II. Tinjauan Pustaka ………………………………………………... 6
2.1. Perencanaan Dan Penganggaran Daerah …………………… 6
2.2. Anggaran Berbasis Kinerja ………………………………… 7
2.3. Analisis Standar Biaya (ASB) ……………………………… 7
2.4. Dasar Hukum Analisis Standar Biaya (ASB) ……………… 11
2.5. Perilaku Belanja …………………………………………… 14
2.6. Activity Based Costing (ABC) ………………………………….. 16
Bab III. Metode Penelitian …………………………………………….. 18
3.1. Variabel Penelitian ………………………………………... 18
3.2. Deskripsi Operasionalisasi Variabel ………………………. 18
3.3. Jenis dan Sumber Data …………………………………….. 19
3.4. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 19
3.5. Tahap Penyusunan Model …………………………………. 20
3.6. Tahap Pembentukan Model ……………………………… . 22
Bab IV. Hasil dan Pembahasan ……………………………………….. 25
4.1. Tahap Pengumpulan Data …………………………………. 25
POLBAN
4.2. Tahap Penyetaraan Kegiatan ……………………………… 26
4.3. Tahap Pembentukan Model ……………………………….. 33
Bab V. Kesimpulan dan Saran ………………………………………… 38
5.1. Kesimpulan ………………………………………………... 38
5.2. Saran ……………………………………………………… 38
Daftar Pustaka ………………………………………………………… . 40
Lampiran
Rekap Penggunaan Anggaran
Personalia Tenaga Peneliti
POLBAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 17 Tentang Keuangan Negara menetapkan bahwa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun berdasarkan
pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai. Untuk mendukung kebijakan ini
perlu dibangun suatu sistem yang dapat menyediakan data dan informasi untuk
menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan pendekatan
kinerja.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis kinerja yang
disusun oleh pemerintah daerah harus didasarkan pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk dapat membuat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis kinerja, pemerintah
daerah harus memiliki perencanaan stratejik (Renstra). Renstra disusun secara
objektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada di dalam pemerintahan.
Dengan adanya sistem tersebut pemerintah daerahakan dapat mengukur kinerja
keuangannya yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Agar sistem dapat berjalan dengan baik perlu ditetapkan beberapa hal
yang sangat menentukan yaitu standar harga, tolok ukur kinerja dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan (Kawedar, dkk. 20009:121).
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kebijakan/ program/ kegiatan sesuai dengan sasaran dan tugas yang
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah.
Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah adalah
aspek keuangan berupa Anggaran Berbasis Kinerja (Kawedar, dkk. 2009:123).
Anggaran berbasis kinerja pada dasarnya merupakan salah satu fungsi dari
penganggaran sektor publik, disamping beberapa fungsi utama lainnya seperti
sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat politik, alat
koordinasi dan komunikasi, alat penilaian kinerja, alat motivasi, dan alat
menciptakan ruang publik (Mardiasmo, 2009). Untuk melakukan suatu
pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain
indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja.
POLBAN
2
Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu
dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input
dengan keluaran (output) yang dihasilkan, peranAnalisis Standar Belanja (ASB)
sangat diperlukan. Analisis Standar Belanja (ASB) adalah penilaian kewajaran
atas beban kerjadan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu program/
kegiatan (Hafiz Tanjung, 2010).
Penjabaran Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang kemudian dijabarkan lagi dalam Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, kemudian terbitlah
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 sebagai penyempurnaan atas Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah. Dalam
regulasi yang telah ditetapkan tersebut, Analisis Standar Belanja (ASB)
merupakan salah satu instrumen pokok dalam penganggaran berbasis kinerja.
Walaupun regulasi tersebut mengamanatkan Analisis Standar Belanja (ASB),
akan tetapi belum ada regulasi yang secara operasional mengatur pelaksanaan
Analisis Standar Belanja (ASB).
Beberapa Penelitian terkait Analisis Standar Belanja (ASB) telah
dilakukan, tetapi jumlahnya masih sedikit sekali. Penelitian tentang Analisis
Standar Belanja (ASB) yang telah dilakukan diantaranya : Activity Based Costing
(ABC) Sebagai Pendekatan Baru Untuk Menghitung Analisis Standar Belanja
(ASB) Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD),
Konsep Analisis Standar Belanja (ASB) Dalam Akuntansi Sektor Publik, Peranan
dan Teknik Penyusunan Analisis Standar Belanja Dalam penyusunan APBD, dan
Kajian Analisis Standar Belanja Pemerintah Kota Batu namun sampai saat ini
belum ada penelitian terkait Model Penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB)
Dalam Menunjang Proses Perencanaan, Penganggaran dan Pengawasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Barat secara umum sudah baik, ini dibuktikan dengan diperolehnya opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama
2 (dua) tahun terakhir yaitu pada tahun 2011 dan tahun 2012 terkait hasil audit
POLBAN
3
atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.Namun, hingga saat ini
laporan kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat dilihat dari penilaian atas laporan
hasil evaluasi akuntabilitas kinerja tahun 2012 yang dilakukan oleh Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB)
terhadap 81 (delapan puluh satu) Kementrian/Lembaga dan 33 (tiga puluh tiga)
Provinsi di Indonesia, dimana Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan nilai
CC (cukup baik) dengan skor 50 – 65, nilai tersebut masih kalah jika
dibandingkan dengan 6 (enam) Pemerintah Provinsi lain seperti : Pemerintah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang
masing-masing memperoleh nilai Baik dengan skor 65 – 75 yang hingga saat ini
merupakan nilai tertinggi bagi tingkat Pemerintah Provinsi di Indonesia.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan penganggaran belum
sepenuhnya menerapkan anggaran berbasis kinerja, diantaranya belum diterapkan
konsep Analisis Standar Belanja (ASB) yang merupakan salah satu komponen
yang harus dipertimbangkan dalam penetapan belanja daerah yang tercantum
dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 167 ayat (3) hal tersebut
dikemukakan oleh Drs. Sri Mulyono, M.Si. selaku Kepala Biro Keuangan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, alokasi belanja ke dalam aktivitas untuk
menghasilkan output seringkali tanpa alasan dan justifikasi yang kuat. Untuk
mewujudkan azas efisiensi dan ekonomis dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), perlu ditetapkan indikator-indikator
terlebih dahulu, antara lain indikator masukan (input) berupa sumber dana,
sumber daya manusia, dan metoda kerja. Indikator tersebut digunakan sebagai
standar dalam penyusunan anggaran program/ kegiatan dan sebagai standar dalam
penilaian terhadap kewajaran oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
atas program/ kegiatan yang diajukan oleh tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) (Kawedar dkk, 2008:142). Beberapa Pemerintah Daerah yang telah
menerapkan konsep Analisis Standar Belanja (ASB) diantaranya : Pemerintah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kota Batu, Pemerintah Daerah
Kabupaten Purworejo, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan Pemerintah
Kabupaten Bandung.
POLBAN
4
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “MODEL PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR
BELANJA (ASB) DALAM MENUNJANG PROSES PERENCANAAN,
PENGANGGARAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana tahap-tahap penyusunan model prediksi Analisis Standar Belanja
(ASB) yang sesuai dengan karakteristik program/kegiatan pada Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana model prediksi untuk menetapkan total belanja melalui proses
Analisis Standar Belanja (ASB) ?
1.3. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penetapan total biaya dan pengalokasian anggaran secara
efektif dan efisien agar dapat dijadikan acuan atas program/ kegiatan yang
sejenis.
2. Untuk menyusun model prediksi Analisis Standar Belanja (ASB) yang sesuai
dengan karakteristik pelaksanaan program/ kegiatan di lingkungan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan, khususnya bagi pengembangan ilmu akuntansi,
penelitian akan dipublikasikan sehingga diharapkan dapat memberikan
informasi lebih luas mengenai penyusunan model prediksi Analisis Standar
Belanja (ASB) yang dapat diterapkan di pemerintah daerah dalam
penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2. Bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan pedoman dalam penerapan
POLBAN
5
Analisis Standar Belanja (ASB) khususnya di lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
3. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
dasar penelitian selanjutnya terutama dalam menyusun model Analisis
Standar Biaya Pada Belanja lainnya sebagai model prediksi.
1.4. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada belanja bimbingan teknis dan kegiatan
sosialisasi/penyuluhan dan hanya menggunakan Dokumen Pelaksana Anggaran
(DPA) Tahun 2013 dari seluruh Satuan Perangkat Daerah (SKPD). Hal tersebut
dikarenakan Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat keberatan untuk
memberikan rincian data dan DPA periode sebelumnya dan menurut mereka,
periode satu tahun sudah cukup mewakili untuk menyususn suatu model, karena
anggran tahun-tahun sebelumnya tidak jauh berbeda dengan anggran tahun 2013.
POLBAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Istilah perencanaan dan penganggaran dapat diartikan secara terpisah,
menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyatakan bahwa “Perencanaan adalah suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia”. Sementara itu,
penganggaran dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menyusun sebuah
anggaran. Sementara itu pengertian anggaran menurut Hafiz Tanjung (2008:81)
“anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah
meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur
dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis
untuk suatu periode”.
Perencanaan dan penganggaran merupakan tahapan yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pemerintahan, karena berkaitan erat dengan tujuan dari
pemerintah yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya. Perencanaan dan
penganggaran merupakan proses yang terintegrasi, oleh karenanya output dari
perencanaan adalah penganggaran (Bastian, 2009:10).
Gambar 2.1 Alur Perencanaan dan Penganggaran Menurut UU Nomor 32/2004
POLBAN
7
Sumber : Diskusi Publik Tinjauan Kebijakan Perencanaan Penganggaran Daerah, 29 Desember 2004 dalam Indra Bastian (2009:5)
2.2. Anggaran Berbasis Kinerja
Anggaran Berbasis Kinerja merupakan metode penganggaran bagi
manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-
kegiatan dengan manfaat yang dihasilkan. Manfaat tersebut dideskripsikan pada
seperangkat tujuan dan sasaran yang dituangkan dalam target kinerja pada setiap
unit kerja. Anggaran Berbasis Kinerja yang efektif akan mengidentifikasikan
keterkaitan antara nilai uang dan hasil, serta dapat menjelaskan bagaimana
keterkaitan tersebut dapat terjadi yang merupakan kunci pengelolaan program
secara efektif. Jika terjadi perbedaan antara rencana dan realisasinya, dapat
dilakukan evaluasi sumber-sumber input dan bagaimana keterkaitannya dengan
output/outcome untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program.
(Pedoman Penyusunan Penyusunan APBD Berbasis Kinerja (Revisi), 2005)
2.3. Analisis Standar Biaya (ASB)
Analisis Standar Belanja (ASB) sudah diperkenalkan kepada Pemerintah
Daerah dalam Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Istilah yang digunakan dalam PP No. 105
tersebut adalah Standar Analisa Belanja atau SAB yang mempunyai makna
penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya terhadap suatu kegiatan.
Menurut Hafiz Tanjung (2010) Analisis Standar Biaya (ASB)
adalah“Penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang dialokasikan untuk
melaksanakan suatu kegiatan”.
Analisis Standar Biaya/Belanja (ASB) merupakan salah satu komponen
yang harus dikembangkan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam
penyusunan APBD dengan pendekatan kinerja. ASB adalah standar yang
digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program
atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu Satuan Kerja dalam satu tahun
anggaran. Penerapan ASB pada dasarnya akan memberikan manfaat antara lain:
POLBAN
8
(1) Dapat menentukan kewajaran belanja untuk melaksanakan suatu kegiatan
sesuai dengan tupoksinya; (2) Meminimalisir terjadinya pengeluaran yang kurang
jelas yang menyebabkan inefisiensi anggaran; (3) Meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dalam pengelolaan Keuangan Daerah; (4) Penentuan anggaran
berdasarkan pada tolok ukur kinerja yang jelas; dan (5) Unit kerja mendapat
keleluasaan yang lebih besar untuk menentukan anggarannya sendiri.
Analisis Standar Biaya (ASB) mendorong penetapan biaya dan
pengalokasian anggaran kepada setiap aktivitas unit kerja menjadi lebih logis dan
mendorong dicapainya efisiensi secara terus menerus karena adanya perbandingan
(benchmarking) biaya per unit setiap output dan diperoleh praktek-praktek terbaik
(best practies) dalam desain aktivitas (Kawedar dkk, 2008:144).
Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah
adalah aspek keuangan berupa Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). Untuk
melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih
dahulu antara lainindikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia
dan metodekerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam
suatuanggaran, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya.
Dalammenilai kewajaran input dengan keluaran (output) yang dihasilkan, peran
Analisis Standar Biaya (ASB) sangat diperlukan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari Pemerintah Daerah ketika
menggunakan Analisis Standar Belanja adalah sebagai berikut :
a. Penetapan plafon anggaran pada saat Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) menjadi obyektif tidak lagi berdasarkan “intuisi”
b. Dapat menentukan kewajaran biaya untuk melaksanakan suatu kegiatan.
c. Meminimalisir terjadinya pengeluaran yang kurang jelas yang menyebabkan
inefisiensi anggaran.
d. Penentuan anggaran berdasarkan pada tolok ukur kinerja yang jelas.
e. Penentuan besaran alokasi setiap kegiatan menjadi objektif.
f. Memiliki argumen yang kuat jika “dituduh” melakukan pemborosan.
g. Penyusunan anggaran menjadi lebih tepat waktu.
Penilaian terhadap kewajaran beban kerja usulan program atau kegiatan
dalam hal ini dikaitkan dengan komponen dan tingkat pelayanan yang akan
POLBAN
9
dicapai, jangka waktu pelaksanaan, serta kapasitas satuan kerja untuk
melaksanakan kegiatan. Ukuran kapasitas satuan kerja dapat diproyeksikan
dengan jumlah jam kerja normal pegawai negeri yang tersedia. Hubungan antara
kapasitas satuan kerja normal tersebut dengan jumlah jam yang dibutuhkan untuk
melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tugas pokok fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu ukurun kewajaran beban kerja.
Berikut adalah bagan tahapan penerapan Analisis Standar Biaya (ASB)
dalam Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) :
Gambar 2.3 Tahapan Penerapan ASB dalam Anggaran Berbasis Kinerja
Sumber : Warsito Kawedar, dkk (2008:148)
Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Berdasarkan RPJM Daerah yang disusun secara simultan dengan penyusunan
renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), renstra Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) ditetapkan dengan peraturan pimpinan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sesuai tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dan bersifat indikatif.
POLBAN
10
b. Dengan berpedoman pada renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
atas dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) menyusun renja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik
yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun dengan
mendorong partisipasi massyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) disusun secara simultan bersamaan dengan penyusunan renja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
c. Berdasarkan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan, Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) kemudian menentukan indikator input, output,
outcome dan sampai pada benefit dan impact.
d. Berdasarkan output yang akan dihasilkan berupa barang atau jasa, dan
indicator input (dana, sumber daya manusia, perjalanan dinas, peralatan dan
bahan) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kemudian melakukan
perhitungan anggaran per jenis kegiatan dengan menggunakan Analisis
Standar Biaya (ASB).
Analisis Standar Biaya (ASB) memiliki peran yang penting dalam
pengelolaan keuangan daerah (APKASI, 2009), yaitu :
1) Tahap Perencanaan
Analisis Standar Biaya (ASB) dapat digunakan pada saat perencanaan
keuangan daerah. Analisis Standar Biaya (ASB) dapat dipergunakan pada saat
musrenbang, rencana jangka panjang (renja), dan pada saat penentuan prioritas.
Pada tahap-tahap tersebut Analisis Standar Biaya (ASB) digunakan untuk
menentukan pagu indikatif dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh
masyarakat.
2) Tahap Penganggaran
Analisis Standar Belanja (ASB) digunakan pada saat proses perencanaan
anggaran. Analisis Standar Belanja (ASB) merupakan pendekatan yang digunakan
oleh Tim Anggaran PemerintahDaerah (TAPD) untuk mengevaluasi usulan
program, kegiatan, dan anggaran setiap satuan kerja dengan cara menganalisis
beban kerja dan biaya dari usulan program atau kegiatan yang bersangkutan.
POLBAN
11
Analisis Standar Belanja (ASB) digunakan pada saat mengkuantitatifkan
program dan kegiatan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menjadi
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD).
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) berisi
rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan beserta usulan anggaran
yang akan digunakan. Untuk mengetahui beban kerja dan beban biaya yang
optimal dari setiap usulan program atau kegiatan yang diusulkan, langkah yang
dilakukan adalah dengan menggunakan formula perhitungan Analisis Standar
Belanja (ASB) yang terdapat pada masing-masing jenis Analisis Standar Belanja
(ASB).
3) Tahap Pengawasan/ Pemeriksaan
Pada tahap pengawasan/pemeriksaan, pengawas/pemeriksa dapat
menggunakan Analisis Standar Belanja (ASB) untuk menentukan batasan
mengenai pemborosan/ kerugian negara.Apabila penganggaran belanja melebihi
Analisis Standar Belanja (ASB) maka disebut pemborosan.
2.4. Dasar Hukum Analisis Standar Belanja (ASB)
Adapun dasar hukum mengenai Analisis Standar Belanja (ASB) adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 167
ayat 3 “Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukurkinerja;
dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”.
2. Penjelasan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan, Pasal
167 ayat 3: “Yang dimaksud dengan Analisa Standar Belanja (ASB) adalah
penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
3. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Pasal 20 ayat 2 “Untuk mengukur
POLBAN
12
kinerja keuangan Pemerintah Daerah, dikembangkan standar analisa belanja,
tolok ukur kinerja dan standar biaya”.
4. Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Pasal 20 ayat 2: “Yang dimaksud
dengan standar analisa belanja adalah penilaian kewajaran atas beban kerja
dan biaya terhadap suatu kegiatan.”
5. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah Pasal 39 ayat 2, “Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan capaian kinerja,
indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar
pelayanan minimal”.
6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah Pasal 41 ayat 3, “Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk menelaah kesesuaian
antara RKA-SKPD dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon
anggaran sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran
sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja,
indikator kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar
pelayanan minimal”.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 89 ayat 2 : “Rancangan surat
edarankepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup : dokumen sebagai lampiran meliputi KUA,
PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan
standar satuan harga”.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang
PedomanPengelolaan Keuangan Daerah Pasal 93 :
(1) Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) berdasarkan pada indikatorkinerja,
capaian atau target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga,
dan standar pelayanan minimal.
POLBAN
13
(2) Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 100 ayat 2 “Pembahasan oleh TAPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menelaah kesesuaian
antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA (Prioritas dan Plafon Anggaran),
prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen
perencanaan lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok
sasaran kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar
pelayanan minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD”.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 89 ayat 2 : “Rancangan surat edaran
kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup : dokumen sebagai lampiran surat edaran
meliputi KUA, PPAS, analisis standar belanja dan standar satuan harga.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 100 ayat 2 : “Pembahasan oleh TAPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menelaah: kesesuaian
rencana anggaran dengan standar analisis belanja, standar satuan harga.”
12. Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2009, (Romawi III) Teknis Penyusunan APBD No. 4 : ” Substansi
Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
kepada seluruh SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola
Keuangan daerah (RKA-PPKD) kepada Satuan kerja pengelola keuangan
daerah (SKPKD) lebih disederhanakan, hanya memuat prioritas pembangunan
daerah dan program/kegiatan yang terkait, alokasi plafon anggaran sementara
untuk setiap program/kegiatan SKPD, batas waktu penyampaian RKA-SKPD
POLBAN
14
kepada PPKD dan dokumen sebagai lampiran Surat Edaran dimaksud meliputi
KUA, PPAS, Analisis Standar Belanja, dan Standar Satuan Harga.
2.5. Perilaku Belanja
Sebagian besar keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah
memerlukaninformasi belanja yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu
perlu diketahui penggolongan belanja atas dasar perilakunya.
Yang dimaksud dengan perilaku belanja adalah pola perubahan belanja
dalam kaitannya deng perubahan target kinerja atau aktivitas pemerintah daerah
(misalnya, jumlah peserta dan jumlah hari dalam kegiatan bimbingan teknis).
Besar-kecilnya belanja dipengaruhi oleh besar-kecilnya target kinerja
kegiatan/aktivitas pemerintah daerah.
Berikut adalah jenis-jenis belanja berdasarkan perilakunya:
a. Belanja Variabel
Belanja variabel adalah belanja-belanja yang totalnya selalu berubah secara
proporsional (sebanding) dengan perubahan target kinerja kegiatan pemerintah
daerah. Besar-kecilnya total belanja variabel dipengaruhi oleh besar-kecilnya
target kinerja. Contoh jenis belanja ini antara lain belanja sewa stand per meter
persegi, belanja sewa gedung per hari, dan lain sebagainya.
b. Belanja Tetap
Belanja tetap adalah belanja-belanja yang di dalam jarak kapasitas (range of
capacity) tertentu totalnya tetap, meskipun target kinerja pemerintah daerah
berubah-ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas, belanja tetap total tidak
dipengaruhi oleh besar-kecilnya target kinerja pemerintah daerah. Contoh belanja
tetap adalah belanja gaji pegawai pemerintah daerah. Besar kecilnya belanja
pegawai tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kegiatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah.
c. Belanja Semi Variabel
POLBAN
15
Belanja Semi Variabel adalah belanja-belanja yang totalnya selalu berubah tetapi
tidak proporsional dengan perubahan target kinerja kegiatan pemerintah daerah.
Berubahnya belanja ini tidak dalam tingkat perubahan yang konstan. Belanja ini
dapat dikelompokkan pada yang tingkat perubahannya, semakin tinggi dan tingkat
perubahannya semakin rendah. Dalam belanja semi variable ini terkandung unsur
belanja tetap dan unsur belanja variabel.
Perubahan belanja total sebagai akibat dari perubahan target kinerja
pemerintah daerah ada tiga macam pola yaitu :
a. Jumlah tetap, meskipun target kinerja kegiatan berubah (belanja tetap).
b. Jumlah berubah secara proporsional dengan perubahan target kinerja
kegiatan (belanja variabel).
c. Jumlah berubah tidak sebanding dengan perubahan target kinerja kegiatan
(belanja semi variabel).
Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian belanja, pemerintah daerah harus
mengetahui pola perilaku masing-masing belanja. Penentuan pola perilaku belanja
berkaitan dengan pemisahan belanja ke dalam unsur belanja tetap dan belanja
variabel. Dengan kata lain belanja yang dipisahkan tersebut merupakan belanja
yang semi variabel dan atau belanja semi tetap.
Untuk menggambarkan hubungan antara belanja total dengan target kinerja
kegiatan pemerintah daerah, pada umumnya dinyatakan dengan fungsi belanja
sebagai berikut:
Belanja Total = Belanja Tetap Total + Belanja Variabel Total
Belanja variabel total jumlahnya dipengaruhi oleh besar-kecilnya target kinerja
kegiatan. Dengan perkataan lain belanja variabel total merupakan hasil perkalian
antara belanja variabel per unit dengan target kinerja kegiatan.
POLBAN
16
2.6. Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus
pada aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity
Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah
setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni,
bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem Activity
Based Costing (ABC), biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke
produk.Sistem Activity Based Costing (ABC) mengasumsikan bahwa aktivitas-
aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. Dalam
Activity Based Costing (ABC) mencakup (Garrison, 2006) :
1. Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk;
2. Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke dalam biaya produk;
3. Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pul dialokasikan ke produk dan
obyek perhitungan biaya (costing) lainnya dengan menggunakan ukuran
aktivitas masing-masing yang khusus;
4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi
biaya tradisional.
Tarif overhead atau tarif aktivitas disesuikan dengan kapasitas aktivitas
dan bukan dengan kapasitas yang dianggarkan.
Tahap awal implementasi Activity Based Costing (ABC) harus dilakukan
beberapa aktivitas sebagai berikut:
1. Aktivitas tingkat unit dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas
tingkat unit bersifat proposional dengan jumlah unit yang diproduksi.
2. Aktivitas tingkat batch dilakukan setap batch diperoses tanpa memperhatikan
tingkat unit yang ada dalam batch tersebut.
3. Aktivitas tingkat produk, yaitu berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya
dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau berapa unit yang
diproduksi atau jual.
POLBAN
17
4. Aktivitas yang berkaitan dengan fasilitas tanpa membedakan pelayanan
terhadap para pelanggan, barang apa yang diproduksi, berapa batch yang
dijalankan atau berapa unit yang dibuat.
Selanjutnya tahapan yang kedua membebankan biaya ke pool biaya
aktivitas .Sebagian besar biaya overhead diklasifikasikan dalam akuntansi dasar
perusahaan berdasarkan departemen di mana biaya tersebut terjadi. Sebagai
contoh gaji, perlengkapan , sewa, dan sebagainya yang terjadi di Departemen
pemasaran akan dibebankan pada departemen tersebut. Dalam beberapa kasus,
beberapa atau semua biaya dapat di telusuri secara langsung ke salah satu pola
biaya aktivitas dalam sistem Activity Based Costing (ABC).
POLBAN
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono 2006:61).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pengendali
belanja (Cost Driver), didalam penyusunan model Analisis Standar Belanja (ASB)
pengendali belanja ini bisa berbeda-beda tergantung jenis kegiatannya, sedangkan
yang menjadi variabel terikat (Y) atau variabel yang dipengaruhi adalah Total
Belanja (Total Cost) dari suatu jenis kegiatan.
Dari penelitian ini salah satunya akan didapatkan suatu persamaan regresi
(Y = a + bx) dengan menggunakan Pendekatan Regresi Sederhana (Ordinary
Least Square) dimana (a) merupakan satuan pengendali Belanja Tetap (Fixed
Cost) dari jenis kegiatan dan (b) adalah satuan pengendali Belanja Variabel
(Variabel Cost). Persamaan regresi ini salah satu komponen yang akanterdapat
dalam model Analisis Standar Belanja (ASB) sebagai rumus perhitungan untuk
menilai kewajaran suatu program/ kegiatan yang sejenis dengan masing-masing
model Analisis Standar Belanja (ASB).
3.2. Deskripsi Operasional Variabel
Kegiatan Bimbingan Teknis/ Pelatihan merupakan kegiatan untuk
memberikan pelatihan kepada para pegawai dilingkungan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) atau kepada masyarakat untuk memperoleh keahlian
tertentu.Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan keahlian untuk masalah-
masalah yang sifatnyaoperasional yang menjadi kebutuhan utama Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) serta masyarakat luas.
Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan bertujuan agar masyarakat dapat secara
langsungberkomunikasi tentang program atau misi yang sedang dibawakan
olehSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kegiatan ini dipersyaratkan
POLBAN
19
menghadiri secara fisik danberkomunikasi secara interaktif dengan masyarakat
yang ingindisosialisasi.
Pengendali belanja (cost driver) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
besarkecilnya belanja dari suatu kegiatan, faktor-faktor ini tentunyamerupakan
beban kerja riil dari kegiatan yang dimaksud.
Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost) merupakan belanja yang
nilainyatetap untuk melaksanakan satu kegiatan.Belanja tetap ini tidakdipengaruhi
oleh adanya perubahan volume/target kinerja suatukegiatan.Besarnya nilai satuan
pengendali belanja tetapmerupakan batas maksimal untuk setiap kegiatan dimana
penyusun anggaran tidak boleh melebihi nilai tersebut, namun diperbolehkan
apabila menentukan belanja tetap dibawah nilai yang ditetapkan.
Satuan pengendali belanja variabel(variable cost)merupakan besarnya
perubahan belanja variabel untuk masing-masingkegiatan yang dipengaruhi oleh
perubahan/penambahanvolume kegiatan.
3.3. Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) atau Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang ada jenis
kegiatan Bimbingan Teknik/ Pelatihan dan kegiatan Sosialisasi/ Penyuluhan.
Tahun 2013 dari seluruh Satuan Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan data Standar Biaya Belanja (SBB) yang
ada dalam Keputusan Gubernur Nomor : 910/Kep.1166-Pbd/2012 Tentang
Standar Biaya Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2013.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1) Purposive Sampling. Teknik ini digunakan untuk memilih Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan kegiatan Bimbingan
Teknis/Pelatihan dan Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan.
POLBAN
20
2) Studi dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk memperoleh Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013 yang melaksanaka kegiatan
Bimbingan Teknis/Pelatihan dan Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan, serta
dokumen Standar Biaya Belanja (SBB) yang ada dalam Keputusan
Gubernur Nomor : 910/Kep.1166-Pbd/2012 Tentang Standar Biaya Belanja
Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013.
3.5. Tahap Penyusunan Model
Adapun tahap-tahap penyusunan modelnya adalah sebagai berikut:
1. Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data Rencana Kerja dan Anggaran/
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA/DPA-
SKPD) yang ada jenis kegiatan Bimbingan Teknik/ Pelatihan dan kegiatan
Sosialisasi/ Penyuluhan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang akan dijadikan model Analisis Standar
Belanja (ASB).
2. Tahap pengumpulan data Rencana Kerja dan Anggaran/Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA/DPA-SKPD) ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1Tahap Pengumpulan Data Rencana Kerja dan Anggaran/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA/DPA-SKPD)
Database RKA/DPA SKPD Belanja Rutin
SKPD A
SKPD B
SKPD C
SKPD D
POLBAN
21
3. Tahap Penyetaraan Kegiatan
Penyetaraan kegiatan dilakukan untuk mengklasifikasikan data Rencana Kerja dan
Anggaran/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA-SKPD) yang diperoleh
pada tahap pengumpulan data ke dalam jenis atau kategori kegiatan yang
memiliki pola kegiatan dan bobot kerja yang setara. Tahap penyetaraan kegiatan
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2Tahap Penyetaraan Jenis Kegiatan
Database RKA/DPA SKPD
Jenis Belanja Rutin, antara lain: Jenis Kegiatan Bimbingan Teknik/ Pelatihan Jenis Kegiatan Sosialisasi/ Penyuluhan
Jenis Kegiatan Bimbingan Teknik/ Pelatihan
Jenis Kegiatan Sosialisasi/ Penyuluhan
POLBAN
22
3.6 Tahap Pembentukkan Model
Penyusunan Analisis Standar Belanja menggunakan tiga pendekatan
utama, yaitu: pendekatan Activity Based Costing (ABC), pendekatan Ordinary
Least Square (Regresi Sederhana) dan pendekatan Focused Group Discussion
(Metoda Diskusi) (Hafiz Tanjung, 2010).
a) Pendekatan Activity Based Costing (ABC)
Pendekatan Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu teknik untuk
mengukur secara kuantitatif biaya dan kinerja dari satu kegiatan (the cost and
performance of activities) serta teknik mengalokasikan penggunaan sumber daya
dan biaya kepada masing-masing objek biaya (operasional maupun administrasi)
dalam satu kegiatan. Pendekatan Activity Based Costing (ABC) bertujuan untuk
meningkatkan akurasi biaya penyediaan barang dan jasa yang dihasilkan dengan
menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost), sehingga
total biaya dengan pendekatan Activity Based Costing (ABC) adalah :
Formulasi biaya diatas sebenarnya sama dengan metode konvensional, hanya saja
dalam penentuan komponen biaya tetap dan biaya variabelnya yang berbeda, yaitu
melalui identifikasi aktivitas, penentuan cost pool dan cost driver dari setiap
aktivitas, sehingga dihasilkan foemulasi biaya berdasarkan Activity Based
Costing.
Disamping itu, proses evaluasi dan penilaian kewajaran biaya dengan
pendekatan ABC dilakukan atas dasar biaya-biaya per kegiatan dan bukan atas
dasar alokasi bruto (gross allocations) pada suatu organisasi atau Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).
b) Pendekatan Ordinary Least Square (Regresi Sederhana)
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
POLBAN
23
Analisis regresi sederhana adalah suatu teknik yang digunakan untuk
membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas
(Y) dengan variabel bebas (X) sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau
dugaannya. Dalam regresi sederhana ini, variabel tidak bebas merupakan total
biaya dari suatu kegiatan, sedangkan variabel bebas merupakan cost driver dari
kegiatan tersebut.
Penggunaan regresi sederhana dalam menyusun Analisis Standar Belanja
(ASB) berguna untuk membuat model persamaan regresi untuk peramalan belanja
dari suatu kegiatan. Peramalan belanja dengan model regresi ini dengan cara
menghitung belanja rata-rata, menghitung batas minimum belanja, dan batas
maksimum belanja, serta menghitung prosentase alokasi kepada masing-masing
objek belanja.
Persamaan garis regresi sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bX Di mana X dan Y adalah nilai-nilai yang diperoleh dari pengamatan.Yang
perlu ditaksir adalah koefisien a dan b.
Taksiran terbaik untuk koefisien a dan b adalah dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil , yaitu :
b = ∑ ( x - ẍ ) ( y - ӯ )
∑ ( x - ẍ )2
Dimana :
n = Jumlah Data
Dimana koefisien a merupakan biaya tetap, dan koefisien b merupakan
koefisien untuk belanja variabel.
POLBAN
24
c) Pendekatan Focused Group Discussion (Metoda Diskusi)
Pendekatan metode diskusi dalam penyusunan Analisis Standar Belanja
(ASB) digunakan untuk memperoleh masuk-masukan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) tentang aktivitas dan output dari suatu kegiatan, dan juga
masukan-masukan tentang cost driver dari suatu kegiatan. Hasil yang diharapkan
dari pendekatan metode diskusi ini adalah kesepahaman tentang aktivitas, output
dan cost driver dari suatu kegiatan antara penyusun dan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dalam penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB).
POLBAN
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data Rencana Kerja dan Anggaran/
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA/DPA-
SKPD) Tahun Anggaran 2013 yang ada jenis kegiatan Bimbingan Teknik/
Pelatihan, dan kegiatan Sosialisasi/ Penyuluhan yaitu sebanyak 34 Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Bat.
Adapun daftar 34 SKPD yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel. IV. 1 Daftar SKPD Yang Menjadi Objek Penelitian
No. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
1 Dinas Pendidikan
2 Dinas Kesehatan
3 DinasPermukiman dan Perumahan
4 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
5 Dinas Perhubungan
6 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
7 Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian
Kependudukan dan Keluarga Berencana
8 Dinas Sosial
9 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
11 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
12 Dinas Olah Raga dan Pemuda
13 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Daerah
14 Sekretariat Daerah
15 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
POLBAN
26
16 Inspektorat
17 Badan Kepegawaian Daerah
18 Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
19 Badan Pelayanan Perijunan Terpadu
20 Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
21 Satuan Polisi Pamong Praja
22 Sekretariat DP KORPRI
23 Badan Ketahanan Pangan Daerah
24 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
25 Dinas Komunikasi dan Informatika
26 Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
27 Dinas Pertanian Tanaman Pangan
28 Dinas Perkebunan
29 Dinas Peternakan
30 Dinas Kehutanan
31 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
32 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
33 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
34 Dinas Perikanan dan Kelautan
4.2. Tahap Penyetaraan Kegiatan
Tahap Penyetaraan kegiatan dilakukan setelah tahap pengumpulan data
untuk mengklasifikasikan data Rencana Kerja dan Anggaran/ Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA/DPA-SKPD). Data
yang diperoleh pada tahap pengumpulan data digolongkan ke dalam kategori
kegiatan yang memiliki pola kegiatan dan bobot kerja yang setara. Tahap
penyetaraan kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
POLBAN
27
Gambar 3.2Tahap Penyetaraan Jenis Kegiatan
Pada tahap penyetaraan kegiatan ini diperoleh 74 jenis kegiatan bimbingan
teknis/pelatihan dan 49 jenis kegiatan Sosialisasi/penyuluhan. Adapun hasil
penyetaraan kegiatan pada tahap ini disajikan sebagai berikut:
Tabel IV.2. Rincian Biaya Kegiatan Bimbingan Teknis/Pelatihan
No Program/Kegiatan Cost Driver
Output (OH)
Total Anggaran (Rp)
Orang Hari
1 Diklat Fungsional Auditor Ketua Tim 25 20 500 230.950.000 2 Diklat Tektis Substantif Legal Drfter 40 6 240 94.683.000 3 Diklat Tektis Substantif Kepala Sekolah SLB 30 11 330 224.216.000
4 Kegiatan Bimbingan teknis Perlindungan Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran 40 1 40 18.050.000
5 Kegiatan Bimbingan Keterampilan UEP Pekerja Migran (Daerah) 40 2 80 28.575.000
6 Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian Bagi Aparatut dan Non Aparatur 30 6 180 133.360.000
7 Pelatihan THL-POPT 387 5 1935 728.540.000
8 Peningkatan kapasitas SDM Laboratorium di Jawa Barat
90 3 270 190.900.000
9 Bimbingan Pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
40 1 40 42.915.000
10 Bimtek Pengelolaan Arsip Bagi Sekretaris Desa/Kelurahan Se Jawa Barat
40 1 40 67.160.000
11 Bimbingan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Fungsional Perencana
20 4 80 176.725.000
12 Bimbingan Teknis Pengelola Data
52 2 104 81.575.000
13 Bimbingan Teknis Pelaksanaan Perbaikan Rutilahu 1.000 1 1000 1.478.647.000
Database DPA 34 SKPD
Jenis Kegiatan Bimbingan Teknis/ Pelatihan
Jenis Kegiatan Sosialisasi/ Penyuluhan
POLBAN
28
No Program/Kegiatan Cost Driver Output
(OH) Total
Anggaran (Rp) Orang Hari
14 Bimbingan Teknis Peningkatan Infrastruktur Dasar dan Rehab Kantor Desa 5.406 1 5406 2.297.446.000
15 Bimbingan Teknis Perkoperasian di kalangan Generasi Muda dan Kelompok Strategis 100 5 500 230.232.500
16 Pelatihan Akuntansi 25 35 875 1.218.645.000
17 Pelatihan Teknis Substantis 30 9 270 700.785.000
18 Pembinaan dan Pengawasan Pengujian Kendaraan Bermotor di Jawa Barat
50 2 100 247.440.000
19 Pelatihan Literasi Media 100 1 100 24.379.300
20 Bimbingan Teknis Perencanaan Pengadaan Pegawai yang tepat 225 1 225 314.537.500
21 Pembinaan Mental Anggota KORPRI Melalui Pelatihan Kecerdasan Mental 75 2 150 91.675.000
22 Sosialisasi dan Pelatihan Bidang Politik Bagi Partai Politik di Jawa Barat
180 2 360 299.742.700
23 Bimbingan Teknis Konservasi Cagar Budaya 10 7 70 204.483.000
24 Pelatihan Layanan Pendidikan Anak Autis 25 4 100 104.520.000
25 Pelatihan Mata Pelajaran Penjas Adaptif 25 4 100 106.565.000
26 Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Pendidik SMK Mata Pelajaran Produktif
192 4 768 744.549.500
27 Pelatihan Untuk Daerah Rawan Bencana Alam Geologi
50 2 100 50.260.000
28 Pelatihan Pengembangan Usaha Pertambangan Skala Kecil di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis
25 3 75 120.000.000
29 Bimbingan Teknis Penguatan Pengelola Pembangkit Energi Air Skala Kecil
25 2 50 180.000.000
30 Bimbingan dan Pelatihan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) Pada Industri Makanan dan Minuman
25 3 75 85.625.000
31 Pelatihan Gambar Teknis Bagi IKM Komponen Otomotif 20 4 80 60.500.000
32 Bimbingan Teknis Desain Furniture Rotan 25 3 75 89.775.000
33 Bimbingan Teknis Akreditur 25 3 75 105.850.000
34 Pelatihan Bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri 800 17 13600 5.309.415.000
35 Pelatihan Jabar Mengembara 400 3 1200 461.060.000
36 Pelatihan Kewirausahaan Purna TKI 40 6 240 177.075.000
37 Bimbingan Teknis Metodologi Instruktur LPK 50 5 250 137.275.000
38 Bimbingan Teknis Pendidikan HAM 50 3 150 149.140.000
POLBAN
29
No Program/Kegiatan Cost Driver
Output (OH)
Total Anggaran (Rp)
Orang Hari
39 Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Multimedia 416 3 1248 929.256.000
40 Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Bagi Pengawas TK/SD, SMP, SMA 234 2 468 259.245.000
41 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru SMP
520 3 1560 811.627.862
42 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit Bagi Bidan Yang Ditempatkan Di Puskesmas PONED Hasil Pembangunan 2011
72 6 432 255.041.000
43 Pelatihan APN Bagi Bidan Yang Bertugas di Puskesmas PONED 336 10 3360 1.574.853.000
44 Pelatihan Bagi Bidan dan Dokter Yang Bertugas di Puskesmas PONED 348 12 4176 1.797.844.000
45 Pelatihan USG Yang Bertugas di Puskesmas PONED 100 5 500 216.933.000
46 TOT HIV/AIDS 60 2 120 64.443.000
47 Pelatihan Jaminan Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas
162 6 972 365.275.000
48 Pelatihan Petugas Statistik Perikanan 23 4 92 53.054.000
49 Pelatihan Auditor CBIB (Cara Budidaya Ikan Yang Baik) 30 4 120 90.313.500
50 Pelatihan Manajer Pengendalian Mutu Perbenihan
30 4 120 90.313.500
51 Pelatihan Teknis Pengelolaan Induk Ikan Bagi Petugas Balai Benih Ikan Kab/Kota di Jawa Barat
34 3 102 60.696.000
52 Pelatihan Teknis Pembenihan Ikan Mas dan Nila Nirwana Bagi Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
30 2 60 55.306.000
53 Pelatihan Budidaya Ikan Patin Bagi Petugas Balai Benih Ikan Kab/Kota di BPBAT Cijengkol Subang
25 3 75 36.756.000
54 Pelatihan Teknologi Ikan Gurame 110 2 220 58.900.000
55 Bimbingan Teknis Penanganan Ikan Hasil Tangkapan diatas Kapal 40 4 160 148.115.000
56 Bimbingan Teknis Peningkatan kemampuan Aparatur PPNS Terhadap Perda 65 6 390 400.000.000
57 Bimbingan Teknis Rencana Pengembangan Profesionalisme Pol PP
26 3 78 150.000.000
58 Bimbingan Teknis Revitalisasi Pembinaan Kemampuan Aparatur Pol PP
30 3 90 130.000.000
59 Pelatihan Penyusunan Rencana Kontijensi 3 Waduk Besar Saguling, Cirata, dan Jatiluhur di Jawa Barat
60 4 240 486.118.500
POLBAN
30
No Program/Kegiatan Cost Driver
Output (OH)
Total Anggaran (Rp)
Orang Hari
60 Pelatihan Pemulihan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Bencana Bagi Kelompok Masyarakat
50
2 100
76.064.000
61 Pelatihan Penilaian Kerusakan dan Kerugian Pasca Bencana
120
5 600
339.450.000
62 Bimbingan Teknis Capaian Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Sesuai Dengan Standar Pelayanan Minimal
108
3 324
173.425.000
63 Bimbingan Teknis Petugas Pemantau Distribusi, Harga dan Pasokan Pangan
72
3 216
116.493.000
64 Bimbingan Teknis Akses Pangan
40
3 120 76.775.000
65 Pelatihan Seleksi dan Tatacara Pemotongan Hewan Kurban
65
3 195
135.915.000
66 Pelatihan Rantai Dingin Vaksin
22
4 88 51.660.000
67 Pelatihan Pemeriksa Kebuntingan Ternak Domba
75
3 225
203.810.000
68 Pelatihan Petugas ATP
15
3 45 33.350.000
69 Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau
60
5 300
404.930.000
70 Pelatihan Penguatan Kelembagaan Perkebunan
30
3 90 233.055.000
71 Pembinaan Model Desa Konservasi (MDK) dan Model Kampung Konservasi (MKK) di 9 lokasi
30
3 90
150.152.500
72 Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Satlakdalkarhut di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung
40
3 120
138.825.000
73 Pelatihan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan Bagi Pengurus Organisasi Perempuan
100
3 300
249.800.000
74 Pelatihan Pengembangan Program P2TP2A Bagi Pengurus P2TP2A
52
3 156
87.556.000
POLBAN
31
Tabel IV.3. Rincian Biaya Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan
No Program/Kegiatan Cost Driver
Output (OH)
Total Anggaran (Rp)
Orang Hari
1 Sosialisi Lanjut Usia Produktif Penerima Bantuan UEP
25
6 150
90.450.000
2 Sosialisi Raperda
100
1 100 82.250.000
3 Sosialisi Teknis Budidaya Sayuran Organik
45
1 45 58.205.250
4 Sosialisi Penggunaan Benih Tanaman Pangan Unggul Bersertifikat
50
3 150
85.812.500
5 Sosialisi Angka Kredit Jafung Pustakawan dan Arsiparis
140
1 140
139.615.500
6 Sosialisi Data/Informasi/Statistik Pembangunan Jawa Barat
26
2 52
34.875.000
7 Sosialisi Pemberdayaan Desa Mandiri Energi
35
2 70 163.637.500
8 Penyuluhan Perkoperasian di Kalangan Generasi Muda dan Kelompok Strategis
100
5 500
230.232.500
9 Sosialisi Keselamatan Pelayaran Pada Waduk Cirata
120
1 120
35.000.000
10 Sosialisi Program 3R
35
12 420 300.000.000
11 Sosialisi Norma Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
75
4 300
250.000.000
12 Sosialisi Peran KPID Jabar Dalam Meningkatkan Pemahaman Literasi Media Penyiaran Kepada Lembaga Pendidikan
75
4 300
192.600.000
13 Sosialisi Permendagri No.5 Tahun 2005
100
1 100 118.458.000
14 Sosialisi dan Simulasi Sasaran Kinerja Pegawai
75
5 375 257.995.000
15 Penyuluhan Hukum Bagi Anggota KORPRI Kab/Kota dan UPTD/Balai Provinsi Jawa Barat
100
2 200
140.548.500
16 Sosialisi Undang-Undang Bidang Politik Bagi Parpol di Jawa Barat
180
2 360
299.742.700
17 Sosialisi Konservasi Cagar Budaya
25
3 75 557.425.000
18 Sosialisi Penanganan Anak Autis
100
2 200 118.000.000
19 Sosialisi Legisda
100
1 100 271.875.000
20 Sosialisi Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Kepala SLB
10
2 20
49.086.000
POLBAN
32
No Program/Kegiatan Cost Driver
Output (OH)
Total Anggaran (Rp)
Orang Hari
21 Sosialisi Daerah Rawan Bencana Alam Geologi
50
2 100 50.260.000
22 Sosialisi Peningkatan Upaya Konservasi dan Penghematan Energi
10
2 20
155.590.000
23 Sosialisi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Melalui Pembentukkan Industri Kelapa Terpadu
50
1 50
67.000.000
24 Sosialisi Perda dan Pergub Tentang Pengendalian Produksi dan Peredaran Garam
40
1 40
46.165.000
25 Sosialisi Program Jabar Mengembara dan Informasi Peluang Kerja
500
1 500
382.925.000
26 Sosialisi Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
100
1 100
39.700.000
27 Sosialisi Program Legislasi Daerah Tahun 2013 di 4 BKPPW
150
4 600
490.900.000
28 Sosialisi Peraturan Perundang-undangan di 4 Wilayah Jawa Barat
300
2 600
524.510.000
29 Sosialisi Tata Naskah Dinas
65
1 65 10.294.600
30 Sosialisi Kegiatan Pemilihan Pendidik, Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2013
52
2 104
60.630.000
31 Sosialisi Software Laporan Distribusi Obat PBF
50
1 50 47.640.000
32 Sosialisi Pengendalian Obat Ikan, Kimia dan Biologi Dalam Budidaya Perikanan
50
2 100
88.295.000
33 Sosialisi Perda Pengelolaan Perikanan Dalam Rangka Penataan Keramba Jaring Apung (KJA)
45
1 45
42.463.000
34 Sosialisi Program Budidaya Perikanan Melalui Pergelaran Seni Tradisional
200
2 400
243.850.000
35 Sosialisi Cek Fisik Kapal Perikanan
56
3 168 145.225.000
36 Sosialisi Paket Bantuan Kapal Perikanan >30 GT
35
2 70
65.950.000
37 Sosialisi Aplikasi Data Tidak Terstruktur OPD Provinsi dan Kab/Kota Se-Jawa Barat (5 OPD Pada 13 Kab/Kota)
60
1 60
59.600.000
38 Sosialisi Aplikasi Data Tidak Terstruktur OPD Provinsi dan Kab/Kota Se-Jawa Barat (5 OPD Pada 26 Kab/Kota)
35
2 70
60.100.000
39 Sosialisi Bantuan Peralatan Olah Raga Untuk Pondok Pesantren
125
1 125
15.050.000
40 Sosialisi dan Koordinasi ke 4 BKPP dan 26 Kap/Kota
50
2 100
71.300.000
POLBAN
33
No Program/Kegiatan Cost Driver
Output (OH)
Total Anggaran (Rp)
Orang Hari
41 Sosialisi Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana di Daerah rawan Bencana Gunung Berapi di Jawa Barat
250
2 500
498.419.000
42 Sosialisi Juklak Pemantauan Distribusi dan Harga Pangan
35
2 70
65.056.000
43 Sosialisi Peraturan Perundang-undangan Terkait Pemanfaatan TSL yang Tidak Dilindungi dan NonApendiks CITES di Kab Sumedang
38
1 38
36.731.250
44 Sosialisi Kriteria dan Indikator Green Province di Jawa Barat
60
4 240
219.030.000
45 Sosialisi dan Pembinaan Pengamanan Hutan Kepada Masyarakat di Kab Cianjur dan Kab Bandung
50
2 100
76.150.000
46 Sosialisi Hasil Penyusunan Model Kependudukan
85
1 85
81.450.000
47 Sosialisi Pengembangan Kota Layak Anak
45
5 225 209.205.100
48 Sosialisi Pengembangan Sekolah Ramah Anak di 3 Wilayah
40
3 120
117.996.000
49 Temu Lapang Penyuluh Perikanan Dalam Rangka Optimalisasi Program Pengembangan Budidaya Perikanan
23
2 46
24.475.000
Sumber: Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat daerah (DPS-SKPD) Tahun Anggaran 2013 (Data Diolah) 4.3. Tahap Pembentukan Model
Pada tahap ini akan dilakukan pembentukan model Analisis Standar
Belanja (ASB) berdasarkan DPA SKPD yang telah diolah. Adapun tahap-tahap
pembentukan model sebagai berikut:
1. Penentuan pemicu atau pengendali belanja (biasa disebut sebagai cost
driver) dari tiap-tiap jenis kegiatan
2. Penentuan nilai belanja tetap (fixed cost) dan
3. Penentuan nilai belanja variable (variable cost) untuk setiap jenis kegiatan
dengan menggunakan metode Least Square (Kuadrat Terkecil)
Model Analisis Standar Belanja (ASB) yang akan dibentuk dalam penelitian ini
adalah model Analisis Standar Belanja (ASB) kegiatan Bimbingan Teknis
POLBAN
34
(Bimtek)/Pelatihan dan model Analisis Standar Belanja (ASB) kegiatan
sosialisasi/penyuluhan. Pemilihan kedua kegiatan tersebut yang akan dijadikan
model Analisis Standar Belanja (ASB) didasarkan pada dokumen yang penulis
dapatkan dari bagian Anggaran Biro Keuangan Sekretariat Daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat ternyata hampir semua Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) menganggarkan kegiatan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi/Penyuluhan
dan nilainya sangat bervariatif tanpa memiliki standar biaya yang baku.
4.3.1. Model Analisis Standar Belanja (ASB) Kegiatan Bimbingan Teknis /
Pelatihan
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 2, diperoleh persamaan sebagai
berikut:
b = ∑ ( x - ẍ ) ( y - ӯ )
∑ ( x - ẍ )2
b = 90.056.643.062.688 228.245.519
b = 394.560,40
Sehingga nilai a dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
ӯ = a + b x
371.792.194,08 = a + (394.560,40)(640,34)371.792.194,08 = a + 252.651.953,33
a = 119.140.240,75
Setelah koefisien a dan b diketahui, maka dapat ditentukan suatu formula
belanja/model Analisis Standar Belanja sebagai berikut:
Y = a + b X
Y = 119.140.240,75 + 394.560,40 X
Penyelenggaraan Pelatihan Teknis/Bimbingan Teknis merupakan kegiatan untuk
memberikan pelatihan kepada para pegawai di lingkungan satuan kerja perangkat
POLBAN
35
daerah dan kepada masyarakat untuk memperoleh keahlian tertentu.
Dari hasil perhitungan diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pengendali belanja (cost driver):
Jumlah Peserta dan jumlah hari pelatihan.
Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost):
= Rp. 119.140.240,75 per Kegiatan
Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):
= Rp. 394.560,40 per Jumlah peserta
Rumus Perhitungan Belanja Total:
Belanja Tetap + Belanja Variabel
= Rp. 119.140.240,75 + (Rp. 394.560,40 x Jumlah peserta x jumlah hari)
Pengendali belanja (cost driver) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya belanja dari suatu kegiatan. Faktor-faktor ini tentunya merupakan beban
kerja riil dari kegiatan yang dimaksud. Dalam kegiatan sosialisasi /penyuluhan,
pengendali belanjanya yaitu Jumlah Peserta dan jumlah hari sosialisasi.
Satuan Pengendali Belanja Tetap (fixed cost):
Satuan pengendali belanja tetap merupakan belanja yang nilainya tetap untuk
melaksanakan satu kegiatan. Belanja tetap ini tidak dipengaruhi oleh adanya
perubahan volume/target kinerja suatu kegiatan. Besarnya nilai satuan pengendali
belanja tetap merupakan batas maksimal untuk setiap kegiatan dimana penyusun
anggaran tidak boleh melebihi nilai tersebut, namun diperbolehkan apabila
menentukan belanja tetap dibawah nilai yang ditetapkan.
Satuan Pengendali Belanja Variabel (variable cost):
Menunjukkan besarnya perubahan belanja variabel untuk masing-masing kegiatan
yang dipengaruhi oleh perubahan/penambahan.
POLBAN
36
4.3.2. Model Analisis Standar Belanja (ASB) Kegiatan Sosialisasi/
Penyuluhan
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 2, diperoleh persamaan
sebagai berikut:
b = ∑ ( x - ẍ ) ( y - ӯ )
∑ ( x - ẍ )2
b = 845.968.802.735,71 1.232.728,00
b = 686.257,47
Sehingga nilai a dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
ӯ = a + b x
152.485.069,39 = a + (686.257,47)(174,86)152.485.069,39 = a + 119.997.021,07
a = 32.488.048,32
Setelah koefisien a dan b diketahui, maka dapat ditentukan suatu formula
belanja/model Analisis Standar Belanja sebagai berikut:
Y = a + b X
Y = 32.488.048,32 + 686.257,47 X
Penyelenggaraan Soialisasi/penyuluhan merupakan kegiatan untuk memberikan
penyuluhan, baik kepada para pegawai di lingkungan satuan kerja
perangkatdaerah dan kepada masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tertentu.
Dari hasil perhitungan diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:
Satuan pengendali belanja tetap (fixed cost):
= Rp. 32.488.048,32 per Kegiatan
Satuan pengendali belanja variabel (variable cost):
= Rp. 686.257,47 per Jumlah peserta
Rumus Perhitungan Belanja Total:
Belanja Tetap + Belanja Variabel
= Rp. 32.488.048,32 + (Rp. 686.257,47 x Jumlah peserta x jumlah hari)
POLBAN
37
Pengendali belanja (cost driver) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya belanja dari suatu kegiatan. Faktor-faktor ini tentunya merupakan beban
kerja riil dari kegiatan yang dimaksud. Dalam kegiatan sosialisasi /penyuluhan,
pengendali belanjanya yaitu Jumlah Peserta dan jumlah hari sosialisasi.
Satuan Pengendali Belanja Tetap (fixed cost):
Satuan pengendali belanja tetap merupakan belanja yang nilainya tetap untuk
melaksanakan satu kegiatan. Belanja tetap ini tidak dipengaruhi oleh adanya
perubahan volume/target kinerja suatu kegiatan. Besarnya nilai satuan pengendali
belanja tetap merupakan batas maksimal untuk setiap kegiatan dimana penyusun
anggaran tidak boleh melebihi nilai tersebut, namun diperbolehkan apabila
menentukan belanja tetap dibawah nilai yang ditetapkan.
Satuan Pengendali Belanja Variabel (variable cost):
Menunjukkan besarnya perubahan belanja variabel untuk masing-masing kegiatan
yang dipengaruhi oleh perubahan/penambahan.
POLBAN
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Model penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB) yang dihasilkan berupa
model prediksi yang bermanfaat dalam menunjang proses perencanaan,
penganggaran, dan pengawasan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
b. Tahap pengumpulan data
c. Tahap penyetaraan kegiatan
d. Tahap pembentukan model, yang dilakukan melalui:
1) Penentuan pengendali biaya/pemicu terjadinya biaya (cost driver)
2) Penentuan nilai belanja tetap (fixed cost) dan
3) Penentuan nilai belanja variable (variable cost) dengan menggunakan
metode least square.
2. Model yang dihasilkan berupa model prediksi pada Analisis Standar Belanja
untuk kegiatan bimbingan teknis/pelatihan adalah Y = 119.140.240,75 +
394.560,40 X dan Model prediksi pada Analisis Standar Belanja untuk
kegiatan sosialisasi/penyuluhan adalah Y = 32.488.048,32 + 686.257,47 X ,
dimana Y adalah total belanja, dan X adalah pengendali biayanya (cost
driver). Kedua model ini dapat digunakan untuk menilai kewajaran program
atau kegiatan yang akan dilaksanakan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan pada
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
POLBAN
39
1. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebaiknya mengembangkan Analisis
Standar Belanja (ASB) sebagaimana yang telah diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan agar tercipta anggaran yang efektif dan efisien.
2. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebaiknya memberikan ketegasan
dalam menentukan satuan waktu yang digunakan dalam kegiatan bimbingan
teknis/pelatihan agar ada keseragaman sehingga penyusunan Analisis Standar
Belanja lebih tepat.
3. Dasar Penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB) sebaiknya tidak hanya
melihat waktu satu tahun saja agar dapat diperoleh model ASB yang lebih
baik dalam memprediksi total belanja.
POLBAN
40
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, Anthony A. et al Dialihbahasakan oleh Miranti kartika. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi kelima. PT INDEKS
APKASI, 2009, Penyusunan Analisis Standar Belanja :Pengalaman Praktis di
Pemerintah Daerah. Bastian, Indra, 2009. Sistem Perencanaandan Penganggaran Pemerintah Daerah
di Indonesia, Jakarta. Salemba Empat. Blocher, Chen, Lin, 2001. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Stratejik. Penerbit:
Salemba Empat Jakarta. Garrison, Ray H Eric Noreen, and Peter C. Brewer. 2006. Managerial
Accounting. McGraw-Hill Companies. Garrison, Noreen and Brewer Dialihbahasakan oleh Nury Hinduan. 2006.
Akuntansi Manajerial. Edisi 11. Penerbit Salemba Empat Horngren, Charles T., Sundem, Gary L and Stratton, William O. 2002.
Introduction to Management Accounting. 12th Edition, Prentice Hall Internationa
Imam Ghozali & Dwi Ratmono, 2008. Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat
(APBN) Dan Daerah (APBD). Badan Perbit : UNDIP. Jackson, Steven R., Sawyer, Roby B., Jenkins, J Gregory. 2009. Managerial
Accounting Focus On Ethical Decision making. Fifth Edition. South Western Cengage Learning
Kawedar, Warsito, 2008, dkk. Akuntansi Sektor Publik : Pendekatan
Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah / Buku 1, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit: CV. Andi Offset.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat & Rekayasa . Edisi 3. Penerbit Salemba Empat
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
PengelolaanKeuangan Daerah.
POLBAN
41
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Sekaran, Uma and Bougie, Roger. 2013. Research Methods for Business: A Skill
Building Approach. John Wiley & Sons Ltd. UK.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit
Alfabeta. Bandung. Sugiono, 2011. Metode Penellitian Bisnis Kombinasi, CV Alfabeta : Bandung
Taicu, Marian. 2010. Ethics in Management Accounting. Scientific Bulletin –
Economic Sciences, Vol.9 Tanjung,Abdul Hafiz, 2010, Peranandan Teknik Penyusunan Analisis Standar
Belanja Dalam Penyusunan APBD. Bimbinagn Teknis Penyusunan Standar Biaya Kabupaten Pelalawan-Riau.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Dana Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
POLBAN
42
POLBAN
REKAP PENGGUNAAN ANGGARAN
No Keterangan Satuan Volume Harga Jumlah % 1 Bahan dan Peralatan Textbook buah 2 300.000 600.000 Buku buah 3 200.000 600.000 Print Jurnal lembar 1000 200 200.000 Foto Copy Bahan Lain (Peraturan, dll) lembar 1000 200 200.000 ATK lumsum 1 500.000 500.000 Modem buah 2 750.000 1.500.000 Sub Jumlah 3.600.000 36 2 Pengumpulan Data Transportasi dalam kota OK 10 50.000 500.000 Sub Jumlah 500.000 5 3 Honorarium Ketua Peneliti Jam 300 6.000 1.800.000 Anggota Peneliti Jam 240 5.000 1.200.000 Sub Jumlah 3.000.000 30 4 Biaya lain-lain Laporan Penelitian Penggandaan lembar 750 200 150.000 Penjilidan Jilid 10 25.000 250.000
Seminar Kegiatan 1 1.500.000 1.500.000
Sub Jumlah 1.900.000 19 5 Pajak & Kontribusi Pajak 500.000 Kontribusi 500.000 Sub Jumlah 1.000.000 10 Total Biaya 10.000.000 100
POLBAN
BIODATA PENELITI
A. Keterangan Perorangan
Nama Lengkap : Ira Novianty, S.E.,M.Si.,Ak.,CA N I P : 197611162009122002 Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 16 November 1976 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status Perkawinan : Kawin Alamat Rumah Jalan : Nata Endah Blok C.30 Kelurahan/Desa : Sayati Kecamatan : Margahayu Kabupaten/Kota : Bandung Provinsi : Jawa Barat Kode Pos : 40228 Telpon : 022-5415810 Handphone : GSM 081 320 950005 : CDMA - Email : [email protected] atau [email protected]
B. Pendidikan B.1 Pendidikan di Dalam dan di Luar Negeri
Tingkat Nama Lembaga Jur/Prodi/Kons STTB/Tanda Lulus/Ijazah Tahun Negara/Kota
1 2 3 4 5 S1 STIE Bandung Akuntansi
1999 Bandung
S2 Universitas Padjadjaran Akuntansi 2008 Bandung
Profesi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Universitas Widyatama
Akuntansi 2006 Bandung
B.2 Kursus/Latihan (Lokakarya/Seminar/Workshop/Diskusi/Magang) di Dalam dan di Luar Negeri
No. Nama Kursus/Latihan Mulai Sampai Ijazah/Tanda Lulus/Surat
Keterangan Tahun Negara/Kota Ket.
(Keanggotaan)
1 2 3 4 5 6 7 1. Training of Trainer Agustus
2009 Sertifikat Yogyakarta Peserta
2. Pelatihan Metodologi Pembelajaran
10 Mei 2010 18 Mei 2010 Sertifikat Bandung Peserta
3. Pelatihan Asesor 2010 2010 Sertifikat Asesor Bandung Peserta 4. Seminar Internasional Asia
Pasifik Bisnis Inovation 23 Januari
2011 25 Januari
2011 Sertifikat Bali Pembicara
5. Seminar Nasional Akuntansi dan Bisnis
27 Maret 2012
28 Maret 2012
Sertifikat Bandung Pembicara
6. Pelatihan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa
9 Juni 2011 11 Juni 2011 Sertifikat Bandung Peserta
7. Workshop Perpajakan 13 Maret 2013
13 Maret 2013
Sertifikat Bandung Peserta
8. PPL Business Combination Accounting
11 Juni 2013 13 Juni 2013 Sertifikat Jakarta Peserta
9. Pelatihan Metodologi Penelitian Dan Pembuatan Road Map
4 September 2013
4 September 2013
Sertifikat Bandung Peserta
C. Penelitian 2 Tahun Terakhir
No. Judul Jabatan Mulai Sampai Sumber Dana 1 2 3 4 5 6 1. Analisis Tingkat Kesehatan BUMN Non
Infrastruktur Ketua Peneliti Januari 2013 April 2013 Mandiri
2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba
Ketua Peneliti April 2012 Agustus 2012 Mandiri
3. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten
Ketua Peneliti Maret 2011 September 2011
DIPA Polban
POLBAN
Bandung 4. Design Theory dan Perancangan Modul
Akuntansi Berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Pencapaian Sertifikasi Kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Akuntansi (LSP-TA)
Anggota Peneliti April 2014 November 2014
DIKTI
5. Model Penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB) Dalam Menunjang Proses Perencanaan, Penganggaran, Dan Pengawasan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Ketua Peneliti April 2014 November 2014
DIPA Polban
D. Jurnal (Karya Ilmiah/Diktat/Modul)
No. Judul Penerbit Tahun 1 2 3 4 1. Transfer Pricing Sebagai Strategi Penghindaran Pajak Ekspansi 2013
2. Modul Akuntansi Topik Khusus Politeknik Negeri Bandung 2013
3. Modul Pengantar Akuntansi II Politeknik Negeri Bandung 2013
4. Diktat Pengantar Akuntansi Cikal Sakti 2012
5. Modul Aplikasi Akuntansi Pemerintahan Politeknik Negeri Bandung 2012
6. Modul Aplikasi Akuntansi Manajemen Politeknik Negeri Bandung 2012
7. Modul Akuntansi Sektor Publik Politeknik Negeri Bandung 2011
8. Modul Akuntansi Syariah Politeknik Negeri Bandung 2010
9. Praktik Manajemen Laba dan Hubungannya Dengan Biaya Modal Ekuitas
Ekspansi 2010
10. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba dan Implikasinya Terhadap Biaya Modal Ekuitas
Jurnal Ilmiah Kopertis Wilayah IV Jawa Barat
2009
11. Good Corporate Governance dan Earnings Management Wawasan Tridarma Majalah Ilmia Kopertis Wilayah IV No.12
2009
12. Meningkatkan Kinerja Proses Melalui Process Value Analysis Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol 9 No.4
2008
13. Sistem Manajemen Strategi Dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol 9 No.5
2008
E. Pengabdian Masyarakat
No. Nama Jabatan Lokasi Mulai Sampai Sumber Dana 1 2 3 4 5 6 7 1. Penyusunan Laporan Keuangan
dan Penyusunan SPT Bagi UKM
Instruktur Univ. Widyatama
November 2009
November 2009
Univ. Widyatama
2. Penyusunan Laporan Keuangan Computer Base Bagi UKM Dibawah Binaan DISKOPINDAGTANI Cimahi
Instruktur Polban 22 Des 2012 22 Des 2012 DIPA Polban
F. Keanggotaan Profesi
No. Nama Negara Mulai Sampai 1 2 3 4 5 1. Anggota IAI Indonesia Maret 2012 Sekarang 2. Asesor Lembaga Sertifikasi Profesi -Teknisi Akuntansi Indonesia 2012 Sekarang
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandung, November 2014 Yang Membuat,
(Ira Novianty) NIP. 19761116200912200
POLBAN
Orang Hari64 Bimbingan Teknis Akses Pangan 40 3 120 76.775.000 (520,34) (295.017.194,08) 270.751,47 1,53509E+1165 Pelatihan Seleksi dan Tatacara Pemotongan Hewan Kurban 65 3 195 135.915.000 (445,34) (235.877.194,08) 198.325,79 1,05045E+1166 Pelatihan Rantai Dingin Vaksin 22 4 88 51.660.000 (552,34) (320.132.194,08) 305.077,09 1,76821E+1167 Pelatihan Pemeriksa Kebuntingan Ternak Domba 75 3 225 203.810.000 (415,34) (167.982.194,08) 172.505,52 6976936128568 Pelatihan Petugas ATP 15 3 45 33.350.000 (595,34) (338.442.194,08) 354.427,14 2,01487E+1169 Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau 60 5 300 404.930.000 (340,34) 33.137.805,92 115.829,84 -1127804921770 Pelatihan Penguatan Kelembagaan Perkebunan 30 3 90 233.055.000 (550,34) (138.737.194,08) 302.871,74 76352327418
71 Pembinaan Model Desa Konservasi (MDK) dan Model Kampung Konservasi (MKK) di 9 lokasi
30 3 90 150.152.500 (550,34) (221.639.694,08) 302.871,74 1,21977E+11
72Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Satlakdalkarhut di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung
40 3 120 138.825.000 (520,34) (232.967.194,08) 270.751,47 1,21222E+11
73 Pelatihan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan Bagi Pengurus Organisasi Perempuan
100 3 300 249.800.000 (340,34) (121.992.194,08) 115.829,84 41518559567
74 Pelatihan Pengembangan Program P2TP2A Bagi Pengurus P2TP2A
52 3 156 87.556.000 (484,34) (284.236.194,08) 234.583,14 1,37666E+11Total 47.385 27.512.622.362 0 (0) 228.245.519 90.056.643.062.688 Rata-rata 640,34 371.792.194,08
x - x y - ӯ (x - x ) 2 (x - x ) (y - ӯ)No Program/Kegiatan Cost Driver Output (OH) x Total Anggaran (Rp) y
POLBAN
87.035.144.803.474.300,00 55.638.050.687.564.000,00
102.484.621.687.167.000,00 28.218.017.528.294.000,00
114.543.118.734.416.000,00 1.098.114.181.119.940,00
19.248.009.021.491.600,00
49.124.153.992.355.200,00
54.273.713.518.012.100,00
14.882.095.416.716.200,00
80.790.214.025.698.000,00 38.044.181.464.999.000.000
( y - ӯ )2
POLBAN