oleh : program studi diploma iii perpajakan … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka...

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI KESIAPAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM PEMUNGUTAN BPHTB TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Oleh : Kharisma Aulina Nurjannah F3408107 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lekien

Post on 28-Apr-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

EVALUASI KESIAPAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

DALAM PEMUNGUTAN BPHTB

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

Kharisma Aulina Nurjannah

F3408107

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

HALAMAN MOTTO

“Yang paling benar dari semua kebenaran adalah kematian, yang paling menipu dari semua penipu adalah dunia,

yang paling beruntung diantara orang yang beruntung adalah orang yang

berdakwah” (Abdurrohman)

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda

gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”

(QS Al Ankabuut 64)

“Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan hanya boleh mengucapkan apa yang

membuat Alloh ridho” (Muhammad oleh Abdul Mun’im Muhammad Umar)

“Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat membuat semua orang bahagia, namun

meminimalisir kekecewaan adalah hal yang terbaik “

(Penulis)

Page 7: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

HALAMAN PERSEMBAHAN Penulis mempersembahkan karya sederhana ini kepada

Alloh SWT Tuhan semesta alam

Mama dan Papaku tercinta

Adikku Tersayang

Semua sahabat dan teman-temanku

Seseorang yang selalu memotivasi dan menginspirasi

Almamater

Page 8: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

KATA PENGANTAR

Bismillah,

Puja serta puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI KESIAPAN PEMERINTAH KOTA

SURAKARTA DALAM PEMUNGUTAN BPHTB”

Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan

dalam mencapai derajat Ahli Madya pada Program Diploma III Perpajakan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh bantuan,

dorongan, keterlibatan dari beberapa pihak baik materiil maupun spiritual, dan

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala kemudahan dan nikmat yang diberikan kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Diploma

III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 9: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

4. Bapak Sri Suranta, S.E., M.Si., Ak., BKP selaku Ketua Program Studi

Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak Suyanto, S.E., Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Ahmad Ridwan, S.E. selaku Pembimbing Akademik

7. Seluruh dosen dan staff pengajaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

8. Kepala DPPKA Kota Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.

9. Kepada pegawai DPPKA dan staffnya, Ibu Maya, Bapak Effendi, Bapak

Widi, dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih

telah membantu penulis untuk mendapatkan bahan-bahan penulisan Tugas

Akhir.

10. Untuk Mama dan Papaku tercinta atas semua doa dan semangat yang

diberikan.

11. Untuk adikku Madenatul Nuraini tersayang

12. Nisa, Harlez, Chika, Keti terima kasih untuk 6 semester yang terbaik ini, 7

Juni 2013 don’t forget it girl!!!

13. Teman-teman magang di DPPKA Alim, Ardhie, Rindang, Litta, Yenny,

Hendri, Amin, Linda, Lia, Erent, Wakit, Ani, Nana, Maria terima kasih untuk

unforgettable magangnya.

14. Teman-teman Pajak 2008 kelas A dan B

Page 10: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas

Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis

dan pembaca sekalian.

Surakarta, 15 Juni 2011

penulis

Page 11: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 1

B. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................ 17

C. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 21

D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................. 22

E. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 22

F. METODE PENULISAN ................................................................. 23

Page 12: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 25

A. LANDASAN TEORI ....................................................................... 25

B. PEMBAHASAN............................................................................... 34

BAB III TEMUAN ..................................................................................... 40

A. KELEBIHAN................................................................................... 40

B. KELEMAHAN ................................................................................ 41

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 42

A. KESIMPULAN ................................................................................ 42

B. SARAN ............................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 44

LAMPIRAN

Page 13: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tanda terima kuliah magang kerja

2. Perda No 13 tahun 2010

3. Data pemasukan BPHTB bulan Januari-Maret tahun 2011

4. SSPD-BPHTB

5. Kutipan UU No 28 tahun 2009 mengenai pajak BPHTB

Page 14: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

Page 15: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, sampai dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi

konflik sehubungan dengan adanya pertentangan pendapat antara pro dan kontra Daerah

Istimewa. Hal ini dapat diredam untuk sementara waktu oleh Pemerintah dengan

mengeluarkan Surat Penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946 Nomor 16/S-D yang

menetapkan Daerah Surakarta untuk sementara sebagai daerah karesidenan dan dibentuk

baru dengan nama Kota Surakarta.

Peraturan yang telah ada tersebut kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya

Undang–Undang Nomor 16 Tahun 1947 yang menetapkan Kota Surakarta menjadi

Haminte Kota Surakarta. Kota Surakarta pada waktu itu terdiri dari 5 wilayah kecamatan

dan 44 kelurahan, karena 9 kelurahan di wilayah Karanganya belum diserahkan.

Pelaksanaan penyerahaan 9 kelurahan dari Kabupaten Karanganyar itu baru terlaksana

pada tanggal 9 September 1950. Pelaksana teknis pemerintah Haminte Kota Surakarta

terdiri atas jawatan. Jawatan tersebut antara lain jawatan Sekretariat Umum, Keuangan,

Pekerjaan Umum, Sosial, Kesehatan, Perusahaan P.D.& K, Pamong Praja, dan jawatan

Perekonomian Penerimaan Pendapatan Daerah pada waktu itu diurusi oleh Jawatan

Keuangan. Dengan dikeluarkannya keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta Nomor 4

Tahun 1956 tentang Perubahan Struktur Pemerintahan, maka Jawatan Umum diganti

menjadi Dinas Pemerintahan Umum yang terbagi dalam urusan-urusan dan setiap urusan-

urusan tersebut terbagi lagi dalam bagian-bagian. Dengan adanya perubahan tersebut

Page 16: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat disimpulkan bahwa untuk penanganan pajak sebagai pendapatan daerah yang

sebelumnya ditangani oleh Jawatan Keuangan kini ditangani lebih khusus oleh Urusan

Pajak.

Berdasar Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kota Surakarta tanggal 23

Februari 1970 No.259/X.10/Kp.70 tentang Struktur Organisasi Kotamadya Surakarta

termasuk Dinas Kepentingan Umum diganti menjadi bagian dan bagian itu membawahi

urusan-urusan sehingga dalam Dinas Pemerintahan Umum, Urusan Pajak diganti menjadi

Bagian Pajak. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya

Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No.162/Kep/Kdh.IV/Kp.72 tentang Penghapusan Bagian

Pajak dari Dinas Pemerintahan Umum karena bertalian dengan pembentukan Dinas

Baru. Dinas baru tersebut adalah Dinas Pendapatan Daerah yang kemudian sering

disingkat DIPENDA.

Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan langsung

dan bertanggung jawab kepada Walikota. Pada saat itu Dinas Pendapatan Daerah dibagi

menjadi empat seksi, yaitu Seksi Umum, Seksi Pajak Daerah, Seksi Pajak Pusat/Propinsi

yang diserahkan kepada Daerah dan Seksi Doleansi/P3 serta Retribusi dan Leges.

Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya

langsung di bawah pimpinan dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan

Daerah.

Tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah waktu itu adalah sebagai pelaksana Walikota

dibidang perencanaan, penyelenggaraan, dan kegiatan dibidang pengelolaan sektor-sektor

yang merupakan sumber pendapatan daerah. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No.

11 Tahun 1957 tentang Pajak Daerah, terdapat 13 macam Pajak Daerah di Kota

Page 17: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta yang wewenang pemungutan dan pengelolaannya ada pada DIPENDA. Tetapi

saat itu baru 4 macam Pajak Daerah yang dijalankan dan telah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah, yaitu dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Pajak Pertunjukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No.1 Tahun 1992.

b. Pajak Reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah No.11 Tahun 1971.

c. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 54 Tahun 1953.

d. Pajak Penjualan Minuman Keras yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 12 Tahun

1971.

Disamping itu DIPENDA juga bertugas mengelola Pajak Negara yang diserahkan

kepada daerah, yaitu sebagai berikut:

a. Pajak Potong Burung yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1959.

b. Pajak Pembangunan I yang diatur dalam Peraturan Daerah No.8 Tahun 1960.

c. Pajak Bangsa Asing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1970.

d. Pajak Radio yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1957.

Terbitnya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPD 7/12/41-101 Tahun

1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II makin memperjelas keberadaan Dinas

Pendapatan Daerah disesuaikan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 26 Mei

1988 No.473-442 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah, dan

Pendapatan Daerah lainnya telah mengakibatkan pembagian tugas dan fungsi dilakukan

berdasarkan tahapan kegiatan pemungutan pendapatan daerah yaitu pendataan, pemetaan,

pembukuan dan seterusnya. Sistem dan prosedur tersebut dikenal dengan MAPADA

(Manual Pendapatan Daerah). Sistem ini diterapkan di Kotamadya Surakarta dengan

Page 18: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbitnya Peraturan Daerah No.6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II.

Dengan berjalannya waktu penataan pemerintahaan Kota Surakarta kembali

mengalami perbaikan, dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang Peraturan

Daerah No. 6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan

Daerah Tingkat II dirubah menjadi Peraturan Daerah No.6 Tahun 2008 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Dalam peraturan baru ini

nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) berubah menjadi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset atau yang sering disebut dengan DPPKA. Peraturan

Daerah No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Surakarta ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2009.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam melaksanakan tugas

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Saat ini Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam bidang-bidang yang

dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas. Masing-masing bagian dipimpin oleh

Kepala Bagian atau biasa disebut Kabag yang dalam menjalankan tugasnya langsung di

bawah pimpinan dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset.

2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah unsur pelaksana

Pemerintah Daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset daerah yang

Page 19: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipimpin langsung oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota Surakarta.

DPPKA Surakarta mempunyai tugas pokok seperti yang tercantum dalam Peraturan

Daerah No. 6 Tahun 2008 Pasal 34 ayat (2) yaitu menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Fungsi DPPKA antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan;

c. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib retribusi;

d. Pelaksanaan perhitungan, penetapan angsuran pajak dan retribusi;

e. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pendapatan lain;

f. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan pendapatan lain;

g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi;

h. Pengelolaan aset barang daerah;

i. Penyiapan penyusunan, perubahan, dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja

daerah;

j. Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah;

k. Penyelenggaraan sosialisasi;

l. Pembinaan jabatan fungsional;

m. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

3. Struktur Organisasi DPPKA

Page 20: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Struktur organisasi yang baik perlu diterapkan untuk mempermudah dalam

pengawasan manajemen agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Penetapan struktur organisasi yang jelas sangat diperlukan sesuai dengan bagian masing-

masing. Adapun tujuan disusunnya struktur organisasi adalah sebagai berikut:

a. mempermudah dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan,

b. mempermudah pimpinan dalam mengawasi pekerjaan bawahan,

c. mengkoordinasi kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

d. menentukan kedudukan seseorang dalam fungsi dan kegiatan sehingga mampu

menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.

Adapun susunan organisasi DPPKA Surakarta menurut Peraturan Daerah Nomor 6

Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

a. Kepala.

b. Sekretariat membawahi:

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

2. Subbagian Keuangan;

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahi:

1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan;

2. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data.

d. Bidang Penetapan, membawahi:

1. Seksi Perhitungan;

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

Page 21: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Bidang Penagihan, membawahi:

1. Seksi Penagihan dan Keberatan;

2. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain.

f. Bidang Anggaran, membawahi:

1. Seksi Anggaran I;

2. Seksi Anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan, membawahi:

1. Seksi Perbendaharaan I;

2. Seksi Perbendaharaan II.

h. Bidang Akuntansi, membawahi:

1. Seksi Akuntansi I;

2. Seksi Akuntansi II.

i. Bidang Asset, membawahi:

1. Seksi Perencanaan Aset;

2. Seksi Pengelolaan Aset.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

k. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam struktur organisasi yang baru ini Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sedangkan

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai

Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Subbagian masing-

masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan. Untuk bidang masing-masing dipimpin

Page 22: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh seorang Kepala Bidang atau Kabid yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

4. Deskripsi Tugas Jabatan

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas yang cukup berat yaitu melaksanakan urusan

pemerintahan di bidang pendapatan daerah. Uraian tugas seorang Kepala adalah sebagai

berikut:

1. Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan dinas sesuai dengan Program

Pembangunan Daerah,

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas,

3. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas.

b. Sekretariat

Sekretariat yang posisinya dibawahi langsung oleh Kepala Dinas mempunyai tugas

melaksanakan administrasi umum, perijinan, kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat juga bertugas untuk

melaksanakan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas,

mengadakan monitoring dan pengendalian serta evaluasi, dan pelaporan sesuai dengan

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat membawahi subbagian-

subbagian sebagai berikut:

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

Subbagian ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan

data sebagai bahan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas.

Page 23: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu juga bertugas sebagai pelaksana/ melaksanakan monitoring dan

pengendalian, analisa dan evaluasi dan serta menyusun laporan hasil pelaksanaan

rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas.

2. Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi

keuangan.

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas yang cukup banyak yaitu

melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, administrasi perijinan,

perjalanan dinas, rumah tangga, pengelolaan barang inventaris, pengaturan

penggunaan kendaraan dinas dan perlengkapannya, hubungan masyarakat, sistem

jaringan dokumentasi, informasi hukum, dan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi

Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi mempunyai tugas yang penting

yaitu menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan dibidang pendaftaran dan pendataan

serta dokumentasi dan pengolahan data sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan

oleh Kepala Dinas. Bidang Pendaftaran, Pandataan, dan Dokumentasi membawahi seksi-

seksi sebagai berikut:

1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Page 24: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan pendaftaran, pendataan dan pemeriksaan di

lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Pajak Retribusi Daerah

(WRD).

2. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Tugas dari Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data adalah menghimpun,

mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data Wajib Pajak Daerah dan Wajib

Pajak Retribusi Daerah.

d. Bidang Penetapan

Bidang Penetapan bertugas menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan dibidang

penghitungan, penerbitan Surat Penetapan Pajak dan Retribusi serta penghitungan

besarnya angsuran bagi pemohon sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh

Kepala Dinas.

Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Perhitungan

Seksi Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan penghitungan dan penetapan

besarnya pajak dan retribusi.

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas menetapkan Surat Ketetapan

Pajak (SKP), Surat Ketetapan Retribusi (SKR), dan surat-surat ketetapan pajak

lainnya.

e. Bidang Penagihan

Page 25: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bidang Penagihan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan

dibidang penagihan dan keberatan serta pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain

sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Bidang Penagihan

membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Penagihan dan Keberatan

Tugas yang dipikul adalah melaksanakan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi

daerah dan sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan

penyelesaiannya.

2. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain

Seksi ini bertugas mengumpulkan data sumber-sumber penerimaan lain diluar pajak

daerah dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

f. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran ini bertugas untuk membuat rencana anggaran penerimaan pajak,

retribusi, dan rencana pembelanjaan keperluan instansi serta mengatur pengeluaran-

pengeluaran dana yang telah dianggarkan atau direncanakan.

Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu kesatuan tim kerja, yaitu

sebagai berikut:

1. Seksi Anggaran I;

2. Seksi Anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan

Page 26: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bidang Perbendaharaan memegang peranan sebagai pemegang dana dalam instansi,

bidang perbendaharaan dibantu oleh dua kelompok seksi, yaitu:

1. Seksi Perbendaharaan I;

2. Seksi Perbendaharaan II.

h. Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi mempunyai tugas sebagai pencatat segala bentuk kegiatan

pendanaan, yang kemudian dibuat laporan sebagai pertanggung jawaban kepada Kepala

Dinas. Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Akuntansi I;

2. Seksi Akuntansi II.

i. Bidang Aset

Bidang Aset bertugas untuk mencatat dan mengelola semua aset yang dimiliki oleh

Pemerintah Daerah Kota Surakarta.

Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1. Seksi Perencanaan Aset Seksi ini mempunyai tugas merencanakan dan

mengembangkan semua aset yang dimiliki Pemerintah Daerah Kota Surakarta

sehingga dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah.

2. Seksi Pengelolaan Aset

Seksi ini bertugas sebagai pelaksana rencana yang telah dibuat oleh Seksi

Perencanaan Aset dan juga sebagai pengelola aset-aset tersebut.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Page 27: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi Daerah Kota

Surakarta.

k. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas pada

Cabang Dinas di Kecamatan.

Page 28: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Tata Kerja DPPKA

Page 29: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam melaksanakan tugasnya DPPKA Kotamadya II Surakarta mendapatkan

pembinaan teknis fungsional dan DPPKA Tingkat I Jawa Tengah. Dalam melaksanakan

tugasnya Kepala Dinas menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,

dan simplikasi baik dalam lingkungan DPPKA sesuai dengan bidang tugasnya. Kepala

Sekretariat, Kepala Seksi, Kepala Unit Penyuluhan, dan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis

Dinas harus menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan

simplikasi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Kepala Sekretariat, para

Kepala Seksi, dan Kepala Unit Penyuluhan bertanggung jawab memberikan

bimbingan/pembinaan kepada bawahannya serta melaporkan hasil-hasil pelaksanaan

tugasnya menurut herarkis jabatan masing-masing. Kepala Sekretariat, Kepala Seksi,

Kepala Unit Penyuluhan, dan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas.

Para Kepala Seksi pada DPPKA bertanggung jawab kepada Kepala Bagian

Sekretariat/Kepala Bagian yang membidanginya. Kepala Dinas, Kepala Sekretariat, dan

Kepala Seksi di lingkungan DPPKA Kotamadya Dati II Surakarta diangkat dan

diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat II Surakarta. Kepala Urusan, Kepala

Seksi, dan Kepala Unit Penyuluhan di lingkungan DPPKA Kotamadya Daerah Tingkat II

Surakarta diangkat dan diberhentikan oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Surakarta.

F. Visi Misi DPPKA

a. Visi DPPKA

Page 30: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Visi DPPKA adalah mewujudkan peningkatan pendapatan daerah yang optimal untuk

mendukung penyelenggaraan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.

b. Misi DPPKA

Misi DPPKA adalah sebagai berikut:

1. Menggali sumber pajak dan retribusi tiada henti.

2. Meningkatkan pendapatan daerah tiada kenal menyerah.

3. Mengutamakan kualitas pelayanan ketertiban.

(DPPKA)

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dengan berlakunya Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah sebagai

pengganti dari UU No 22 tahun 1999 Otonomi Daerah diartikan sebagai hak, wewenang,

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan (Suryono dkk, 2007).

Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, saat ini diperlukan strategi

yang baik untuk menunjang pembangunan daerah. Diantaranya mengumpulkan segenap

potensi dari sumber-sumber penerimaan daerah. Berdasarkan Undang-Undang No 25

Tahun 1999 disebutkan bahwa sumber penerimaan daerah antara lain berupa: Pendapatan

Asli Daerah, Pinjaman Daerah, Lain-Lain penerimaan yang sah. Salah satu unsur dalam

pendapatan daerah yang mempunyai prosentase yang besar bagi peningkatan pendapatan

daerah adalah pajak.

Page 31: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemerintah membuat kebijaksanaan dengan ditetapkannya Undang-Undang No 34

Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun

1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang mengandung maksud bahwa pajak

daerah dan retribusi daerah juga merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan agar pemerintah daerah dapat mengurusi kepentingan daerahnya dengan

otonomi daerah. Dalam rangka peningkatan PAD, pajak daerah diharapakan menjadi

salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.

Pajak daerah ditempatkan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan yang

merupakan sarana peran serta dalam pembiayaan dalam pembangunan daerah yang nyata,

dinamis, dan bertanggungjawab dengan titik berat pada kota/kabupaten. Salah satunya

adalah dengan mengoptimalisasi pendapatan dari sektor pajak (Pratiwi, 2010).

Untuk membiayai pembangunan, pemerintah pada saat ini memerlukan sumber

pembiayaan yang memadai, terutama harus bersumber pada kemampuan dalam negeri

yakni dari sektor pajak. Untuk itu maka pemerintah membuat Undang-Undang Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (UU BPHTB No.20 Tahun 2000) dengan tujuan

untuk menambah penerimaan negara pada kegiatan pendaftaran tanah yang diatur dalam

Peraturan Pemerintah No.10/1961 yang telah diubah dan disempurnakan dengan

Peraturan Pemerintah No.24/1997. Dipilihnya self assessment dalam pemungutan pajak

dengan pertimbangan karena biaya pemungutan relatif kecil, dan kepada wajib pajak

diberi kewenangan, kepercayaan, serta tanggung jawab untuk menghitung, membayar

dan melaporkan sendiri, besarnya pajak yang harus dibayar ke Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan. Dengan tata cara ini maka kegiatan pemungutan diletakkan pada

aktivitas masyarakat sendiri (Sanyoto, 2002).

Page 32: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BPHTB merupakan salah satu unsur dari pajak daerah yang diharapkan memiliki

kontribusi yang besar bagi pendapatan daerah. BPHTB adalah salah satu sumber PAD

yang baru bagi pemerintah kota/kabupaten khususnya Kota Solo. Pemungutan BPHTB

oleh Dinas Pengelolaan, Pendapatan, Keuangan dan Aset Pemerintah Kota Surakarta baru

dilakukan dalam tahun ini, karena sebelumya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan ini adalah pajak yang dipungut oleh Negara yang menggantikan Ordonaso Bea

Balik Nama Staatsblad 1924 No 291(Mardiasmo,2008). Belum diketahui potensi yang

dimiliki oleh BPHTB ini, karena pengelolaan oleh Pemerintah Kota Solo baru dilakukan

dalam tahun ini.

Pelimpahan pengelolaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

dari pusat ke pemerintah kota ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pendapatan Daerah dan Retribusi Daerah, dan dilakukan mulai 1 Januari 2011.

BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan

yang selanjutnya disebut pajak, atau perbuatan atau peristiwa hukum yang

mengakibatkan diperolehnya hak atas dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan

(Wiryosaputro, 2007).

Awalnya BPHTB adalah pajak daerah yang dikelola oleh propinsi, dan daerah hanya

mendapat pemasukan melalui bagi hasil, setelah keluar Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pendapatan Daerah dan Retribusi Daerah maka pengelolaan BPHTB

diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah. Mulai dari pemungutan hingga

pengelolaannya.

Karena masih dalam masa transisi, termasuk pembenahan sistem pascaperalihan,

pembayaran di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) masih

Page 33: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilayani di satu loket. Masyarakat atau wajib pajak belum bisa melakukan pembayaran

secara online di bank-bank maupun kantor pos seperti sebelumnya ketika masih dipegang

kantor pajak.

Belum semua daerah di Indonesia siap dalam memungut BPHTB secara mandiri.

Sampai November 2010, baru 17 daerah yang siap melakukan penarikan Biaya Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Jumlah ini baru mewakili 10% dari 450

kabupaten/kota.

Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk

mengambil judul “EVALUASI KESIAPAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

DALAM PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN

BANGUNAN (BPHTB)”

C. RUMUSAN MASALAH

Dari Gambaran umum objek penelitian di atas, maka untuk memudahkan penyusunan

tugas akhir ini, penulis mencoba merumuskan masalah:

1. Persiapan apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta?

2. Bagaimanakah prosedur pemungutan BPHTB di Kota Surakarta?

3. Apa sajakah hambatan dalam pemungutan BPHTB oleh Pemerintah Kota Surakarta?

4. Apa sajakah upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam mengatasi

hambatan yang terjadi dalam pemungutan BPHTB?

Page 34: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persiapan-persiapan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota

Surakarta.

2. Untuk mengetahui prosedur pemungutan BPHTB di Kota Surakarta.

3. Untuk mengetahui hambatan dalam pengelolaan BPHTB di Kota Surakarta.

4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mengatasi hambatan dalam pemungutan BPHTB.

E. MANFAAT PENELITIAN

Suatu penelitian akan lebih bernilai jika memberi manfaat bagi beberapa pihak.

Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk mengetahui lebih dalam dan mempelajari secara praktek ilmu

mengenai BPHTB yang diperoleh selama di bangku kuliah.

2. Bagi objek penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Dinas Pengelolaan Pendapatan,

Keuangan, dan Aset Daerah Kota Surakarta agar lebih inovatif dalam pemungutan

BPHTB.

3. Bagi pihak lain

Page 35: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan kepada pembaca mengenai

pembayaran BPHTB dan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan kembali

penelitian sejenis di masa yang akan datang.

F. METODE PENULISAN

1. Sumber Data

Menurut Loefland dalam buknya Moleong (2002) menyatakan bahwa sumber data

yang pertama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

a. Sumber data berasal dari:

1) Data primer

2) Data sekunder

2. Teknik Pengumpulan Data:

a. Observasi/ pengamatan

Cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat

standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 1983).

Penulis mengambil data dengan cara terjun langsung ke lapangan dan mengamati

bagaiman proses pemungutan BPHTB di kawasan Surakarta.

b. Interview/ wawancara

Cara mencari informasi atau keterangan yang diperoleh langsung dari responden

atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap (Nazir, 1983)

Page 36: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penulis memperoleh informasi mengenai BPHTB dengan jalan langsung bertatap

muka dengan pihak yang terkait.

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

a. Pengertian Pajak

Page 37: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengertian pajak menurut Soemitro dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan

Pajak Pendapatan (1990) adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi),

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi

kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang

menyelenggarakan pemerintahan (Brotodiharjo, 1991).

Pajak menurut Prof S.I Djajadiningrat adalah pajak sebagai suatu kewajiban

menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada Negara disebabkan suatu keadaan,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukuman. Menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dipaksakan,

tetapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, untuk memlihara kesejahteraan

umum (Munawir, 2003)

A. Fungsi Pajak menurut Suandy dalam bukunya Hukum Pajak (2008):

1. Fungsi Budgeteir/Finansial

Memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara, dengan tujuan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.

2. Fungsi Regulerend/Mengatur

Pajak digunakan sebagai alat untuk baik masyarakat baik dibidang ekonomi,

sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

Page 38: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Penggolongan Pajak menurut Ilyas dan Burton dalam Hukum Pajak (2010) dibagi

menjadi 3 golongan:

1. Menurut Sifatnya:

a) Pajak Langsung: pajak-pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak (WP) dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan

secata berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu, misalnya PPh.

b) Pajak Tidak Langsung: pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang

lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa

tertentu saja, misalnya Pajak Pertambahan Nilai.

2. Menurut Sasaran/Objeknya:

a) Pajak Subjektif: jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tam

memperhatikan keadaan pribadi WP (subjeknya). Setelah diketahui keadaan

subjeknya barulah diperhatikan keadaan objektifnya sesuai gaya pikul, apakah

dapat dikenakan pajak atau tidak, misalnya PPh.

b) Pajak Objektif: jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama

memperhatikan/ melihat objeknya, baik berupa keadaan perbuatan atau

peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. Setelah

diketahui objeknya, barulah dicari subjeknya yang mempunyai hubungan

hokum dengan objek yang telah diketahui, misalnya Pajak Pertambahan Nilai.

3. Menurut Lembaga Pemungutannya

a) Pajak Pusat: jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam

pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal

Pajak. Hasil dari pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan dimasukkan

Page 39: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN).

b) Pajak Daerah: jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah yang dalam

pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah

(DIPENDA). Hasil dari pemungutan pajak daerah dikumpulkan dan

dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).

C. System Pemungutan Pajak menurut wirawan B Ilyas dan Richard Burton dalam

bukunya Hukum Pajak (2010)

1. Official assessment system

Suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada pemungut pajak

(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang

terutang) oleh seseorang.

2. Semiself assessment system

Suatu system pemungutan pajak yang member wewenang pada fiskus dan WP

untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.

3. Self assessment system

Suatu system pemungutan pajak yang member wewenang penuh kepada WP

untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri

besarnya utang pajak.

4. Withholding system

Page 40: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga

untuk memotong/memungut besarnya pajak yang terutang. Pihak ketiga yang

telah ditentukan tersebut selanjutnya menyetorkan dan melaporkannya kepada

fiskus. Pada system ini, fiskus dan WP tidak aktif. Fiskus hanya bertugas

mengawasi saja pelaksanaan pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak

ketiga.

D. Teori yang mendukung pemungutan pajak:

Beberapa teori yang mendukung hak Negara untuk memungut pajak dari rakyatnya

adalah:

1. Teori asuransi

Termasuk dalam tugas Negara untuk melindungi rakyat dan segala

kepentingannya keselamatan dan keamanan jiwa, dan juga harta bendanya.

2. Teori kepentingan

Pembagian beban harus didasarkan atas kepentingan orang masing-masing dalam

tugas-tugas pemerintah, termasuk perlindungan atas jiwa orang-orang itu beserta

harta bendanya.

3. Teori gaya pikul

Teori ini menekankan pada asas keadilan, bahwa pajak harus sama beratnya untuk

setiap orang. Pajak harus dibayar menurut daya pikul seseorang.

4. Teori kewajiban pajak mutlak atau teori bakti

Page 41: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teori ini mendasarkan pada paham Organische Staatsleer. Paham ini

mengajarkan bahwa karena sifat suatu Negara, maka timbullah hak mutlak untuk

memungut pajak.

5. Teori asas daya beli

Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak disamakan dengan pompa. Yaitu

mengambil daya beli dari rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga

Negara, dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud

untuk memelihara hidup masyarakat dan untuk membawanya kearah tertentu.

E. Asas pemungutan pajak:

Terdapat tiga asas pemungutan pajak:

1. Asas domisili (asas tempat tinggal)

Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan

yang berasal dari dalam negeri maupun penghasilan yang berasal dari luar negeri.

2. Asas sumber

Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan

yang bersumber di wilayahnya tanpa memerhatikan tempat tinggal wajib pajak.

3. Asas kebangsaan

Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan

suatu Negara (Resmi, 2005)

Page 42: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga daerah.(Waluyo, dan Ilyas, 2003)

Menurut Undang-Undang No 34 Tahun 2000, Pajak Daerah adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang. Pajak daerah dapat dipaksakan berdasar peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yang mana hasilnya dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (Syafiqurrahman, dan Haryani, 2007).

c. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Pengertian BPHTB menurut Suandy dalam bukunya Hukum Pajak (2008)

a. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas

perolehan hak atas tanah dan bangunan yang selanjutnya disebut pajak.

b. Perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum

yang mengakubatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan orang pribadi

atau badan.

c. Hak atas tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dasar hukum yang mengatur pengenaan BPHTB adalah UU No 20/2000 tentang

perubahan atas UU No 21/1997 tentang BPHTB.

Page 43: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BPHTB adalah pajak yang dibayar dalam rangka dan merupakan bagian dari biaya

pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan. (Widyastuti, 2010)

Besarnya pokok BPHTB yang terutang:

Tariff x (Dasar Pengenaan BPHTB-Nilai Perolehan Obyek Pajak Tidak Kena

Pajak)

Nilai perolehan obyek pajak tidak kena pajak (NPOPTKP):

a. Besarnya NPOPTKP ditetapkan paling rendah sebesar Rp 60.000.000 untuk setiap

wajib pajak.

b. Besarnya NPOPTKP dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang

diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah

wasiat, termasuk suami/istri, NPOPTKP ditetapkan paling rendah Rp 300.000.000

c. NPOPTKP ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Menurut aturan mengenai BPHTB dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang menjadi obyek pajak BPHTB adalah perolehan

hak atas tanah dan/atau bangunan.

A. Pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi:

a. Pemindahan hak karena:

1. Jual beli

2. Tukar menukar

3. Hibah

Page 44: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Hibah wasiat

5. Waris

6. Pemasukan dalan perseroan atau badan hukum lainnya

7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan

8. Penunjukkan pembeli dalam lelang

9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap

10. Penggabungan usaha

11. Peleburan usaha

12. Pemekaran usaha

13. Hadiah

b. Pemberian hak baru karena:

1. Kelanjutan pelepasan hak

2. Diluar pelepasan hak

Hak guna atas tanah adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak

pakai, hak milik atas satuan rumah susun dan hak pengelolaan.

B. Obyek pajak yang dikecualikan dalan BPHTB:

1. Perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik

2. Negara untuk penyelenggaraan pemerintah dan atau unyuk pelaksanaan

pembangunan guna kepentingan umum

3. Badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain

diluar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut

Page 45: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karene perbuatan hukum lain

dengan tidak adanya perubahan nama

5. Orang pribadi atau badan karena wakaf

6. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah

7. Yang menjadi subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang

memperoleh Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. Wajib Pajak BPHTB adalah

orang pribadi atau badan yang yang memperoleh Hak atas Tanah dan/atau

Bangunan.

(Undang-Undang No 28 tahun 2009)

B. PEMBAHASAN

1. Persiapan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta

BPHTB adalah pajak yang dikenakan terhadap perolehan hak atas tanah dan atau

bangunan yang selanjutnya disebut pajak, atau perbuatan atau peristiwa hukum yang

mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau

badan (Wiryosaputro, 2007)

Awalnya BPHTB adalah pajak daerah yang dikelola oleh propinsi, sedangkan daeran

hanya mendapat pemasukan melalui bagi hasil. Setelah keluar Undang-Undang Nomor

28 tahun 2009 tentang Pendapatan Daerah dan Retribusi Daerah, maka pengelolaan

BPHTB diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.

Page 46: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BPHTB sepenuhnya dialihkan ke Kabupaten/ Kota mulai tanggal 1 Januari 2011,

sehingga Undang-Undang No 21 tahun 2007 tentang BPHTB Stdd Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2000 (UU BPHTB) berlaku paling lama satu tahun sejak

diberlakukannya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).

Pemerintah Kota Surakarta sudah menyiapakan Perda (Peraturan Daerah) Nomor 13

tahun 2010 sebagai dasar hukum yang menguatkan pelaksanaan pemungutan BPHTB

oleh Pemerintah Kota Surakarta. Selain itu Pemerintah Kota juga sudah menyiapkan

Perwali (Peraturan Walikota) yang berisi mengenai ketentuan lebih lanjut mengenai tata

cara pembayaran, penyetoran, dan tempat pembayaran BPHTB. Namun Perwali sendiri

hingga saat ini masih dalam proses persiapan.

Perwakilan-perwakilan Pemerintah Kota Surakarta juga sudah dikirim untuk

mengikuti diklat yang diadakan di balai perpajakan Jogjakarta. Hal ini dilakukan untuk

menyiapkan personil Pemerintah Kota Surakarta agar dalam pemungutannya tidak

dilakukan secara sembarangan, melainkan sudah ada yang mengerti proses dan cara-cara

pemungutannya. Perwakilan Pemerintah Kota Surakarta tidak hanya mengikuti diklat,

namun juga mengikuti test yang diadakan untuk melengkapi rangkaian kegiatan yang

diadakan balai perpajakan Jogjakarta. Sehingga dengan tes tersebut dapat terlihat

seberapa siap perwakilan tersebut mengaplikasikan apa yang sudah diterima dalam

pelatihan kedalam pemungutan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota masing-

masing yang dalam hal ini Pemerintah Kota Surakarta.

Pemerintah Kota Surakarta sendiri telah pula menyiapkan hardware dan software

yang digunakan untuk menunjang saat pembayaran dan pelaporan yang dilakukan oleh

masyarakat sebagai wajib pajak (WP). Misalnya mempersiapakan SSPD BPHTB (Surat

Page 47: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) yang digunakan

untuk menyetor BPHTB. Disamping itu, dipersipakan pula software komputer yang

digukan untuk menginput data penyetor pajak BPHTB yang kemudian di akhir tahun

akan digunakan untuk laporan realisasi pendapatan pajak BPHTB dan dijadikan bahan

untuk menetapkan target di tahun berikutnya.

2. Prosedur pemungutan BPHTB di Kota Surakarta

Karena masih dalam masa transisi, termasuk pembenahan sistem pascaperalihan,

pembayaran di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) masih

dilayani di satu loket. Masyarakat atau wajib pajak belum bisa melakukan pembayaran

secara online di bank-bank maupun kantor pos seperti sebelumnya ketika masih dipegang

kantor pajak.

Pemungutan BPHTB menggunakan self assesment system yaitu menghitung,

memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak dan

bersifat real time.

Langkah-langkah yang harus dilakukan wajib pajak adalah menghitung sendiri

besarnya pajak yang akan dibayarkan, dalam hal ini penghitungan didasarkan oleh harga

perolehan pada transaksi yang terjadi. Kemudian wajib pajak menulis hasil penghitungan

kedalam SSPD BPHTB (Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB). Selain di CSO,

Pemerintah Kota Surakarta juga sudah bekerja sama dengan Perhimpunan Notaris

Surakarta, sehingga SSPD BPHTB juga dapat diambil di notaris-notaris yang ada di

Surakarta. Hal ini mempermudah masyarakat selaku wajib pajak dalam pengisian SSPD

BPHTB karena dalam pengisian wajib pajak mendapat bantuan dari notaris. Setelah

pengisian SSPD BPHTB dilakukan lalu wajib pajak langsung ke kantor kas daerah di

Page 48: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DPPKA untuk membayar pajak BPHTB terutang yang telah dihitung sendiri. Lalu wajib

pajak ke CSO untuk pengecekan berkas-berkas yang diperlukan dalam pembayaran

BPHTB. Dari CSO berkas-berkas dan SSPD BPHTB lalu masuk ke dafda (Pendaftaran

dan Pendataan) untuk di input data. Langkah berikutnya adalah berkas dimasukkan ke

bidang penetapan untuk pengecekan data, pada langkah ini dapat pula dilakukan cek

lapangan jika dirasa perlu. Di bidang penetapan juga dilakukan validasi untuk

menentukan adanya kurang atau lebih bayar dalam perhitungan yang dilakukan oleh

wajib pajak. Apabila telah dilakukan validasi, maka berkas-berkas yang tadi disampaikan

ke penetapan kemudian disampaikan kembali kepada wajib pajak yang kemudian berkas-

berkas SSPD BPHTB menjadi syarat untuk mengurus balik nama ke Badan Pertanahan

Nasional (BPN).

3. Hambatan yang dialami dalam pemungutan BPHTB oleh Pemerintah Kota

Surakarta

Di dalam pemungutan BPHTB ada beberapa kendala yang dialami oleh Pemerintah

Kota Surakarta, salah satunya adalah kurangnya kesadaran wajib pajak dalam

melaporkan data yang sebenarnya. Banyak sekali ditemukan wajib pajak yang

melaporkan pajak BPHTB tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Disamping itu wajib

pajak juga tidak jujur dalam menuliskan nilai perolehan yang ditetapkan. Oleh sebab itu

Pemerintah Kota Surakarta membutuhkan banyak personil untuk mengecek kondisi

lapangan apakah yang dilaporkan oleh wajib pajak sudah benar atau belum. Namun

kondisi ini juga menyebabkan hambatan dalam Pemerintah Kota Surakarta sendiri,

karena personil yang diterjunkan masih kurang. Karena itu pengecekan lapangan masih

belum optimal sehingga berpengaruh pada pendapatan Pemerintah Kota Surakarta yang

Page 49: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kurang maksimal. Selain personil yang kurang, Pemerintah Kota Surakarta juga belum

memiliki peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengecekan di lapangan, sehingga

untuk mengecek kebenaran ukuran di lapangan Pemerintah Kota Surakarta masih harus

meminta tolong kepada pihak swasta.

Pemungutan pajak BPHTB oleh Pemerintah Daerah juga belum disertai dengan

sosialisasi yang cukup oleh Pemerintah Pusat, sehingga belum banyak Wajib Pajak yang

mengetahui peralihan pemungutan pajak BPHTB.

4. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam mengatasi hambatan

yang terjadi dalam pemungutan BPHTB

Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaporkan data dan nilai perolehan dapat

diatasi dengan pengechekan langsung yang dilakukan oleh personil dari Pemerintah Kota

Surakarta. Perwakilan dari Pemerintah Kota Surakarta dapat melihat langsung kebenaran

yang dilaporkan oleh wajib pajak. Untuk mengetahui besarnya nilai perolehan saat terjadi

transaksi jual beli Pemerintah Kota Surakarta dapat mencari data dari warga sekitar

tempat obyek pajak tersebut. Disamping itu, Pemerintah Kota Surakarta mulai

menyiapkan personil-personil lapangan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi

pendapatan Pemerintah Daerah.

BAB III

TEMUAN

Page 50: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pajak BPHTB merupakan pajak yang relative baru bagi Pemerintah Kota Surakarta.

Karena sebelumnya merupakan pajak yang ditarik oleh pajak pusat, sedangkan Pemerintah Kota

Surakarta sendiri hanya memperoleh pendapatan dari bagi hasil. Berdasar analisis dan

pembahasan yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan

antara lain:

A. Kelebihan

1. Pendapatan Pemerintah Kota Surakarta dari sektor pajak BPHTB lebih tinggi, karena

pendapatan dari pajak BPHTB 100% masuk kedalam pendapatan daerah.

2. Mempermudah WP yang akan melakukan balik nama sertifikat tanah, karena

pemungutan pajak dilakukan oleh Pemerintah Daerah sehingga tidak membutuhkan

waktu yang lama dalam pengurusan pajak BPHTB

B. Kelemahan

1. Pengeluaran Pemerintah Kota Surakarta dalam mempersiapkan pemungutan pajak

BPHTB oleh Pemerintah Kota Surakarta lebih besar.

2. Peralatan yang belum memadai menghambat optimalisasi pemugutan pajak BPHTB.

3. Masih ada wajib pajak yang curang dalam melaporkan data di lapangan untuk

perhitungan pajak BPHTB.

Page 51: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Masih ada persekongkolan antara wajib pajak dengan notaris untuk menghindari

pembayaran BPHTB.

5. Pembayaran pajak BPHTB baru dilayani di satu kasir yaitu di kas daerah

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian, analisis, dan pembahasan serta keterangan dari Dinas

Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Kota Surakarta dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Persiapan-persiapan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta sudah

mulai dijalankan, tetapi masih perlu pembenahan dan penambahan-penambahan

dalam banyak hal.

Page 52: Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN … fileyang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabuut 64) “Air mata boleh mengalir, hati boleh sedih, tetapi lisan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Meskipun pendapatan yang diterima oleh Pemerintah Kota Surakarta lebih tinggi

dibanding saat pemungutan dilakukan oleh Pemerintah Pusat, namun pendapatan

yang diterima masih belum optimal karena data yang dilaporkan tidak benar.

3. Pembayaran pajak BPHTB hanya dilayani di satu kasir, sehingga mempersulit wajib

pajak dalam membayar pajak BPHTB, ditakutkan ketika banyak wajib pajak yang

datang untuk membayar terjadi antrean yang panjang.

B. SARAN

Dengan danya kelemahan-kelemahan, penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Pemerintah Kota Surakarta mulai memikirkan penambahan personil di bagian

lapangan. Karena banyaknya wajib pajak yang kurang sadar dalam melaporkan data-

data yang sebenarnya kepada fiskus.

2. Melakukan pengadaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengechekan

lapangan, sehingga pendapatan yang diterima Pemerintah Kota Surakarta lebih

optimal karena tidak menggunakan tenaga dari swasta.

3. Melakukan pengechekan lapangan sesering mungkin, sehingga mengurangi tingkat

kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak.

4. Bekerja sama dengan pihak tertentu sehingga mempermudah pembayaran pajak

BPHTB. Misalnya dengan membuka kasir di UPTD atau bank, sehingga pembayaran

dapat dilakukan di tempat-tempat yang mudah di jangkau.