oleh: raynaldo christian suharto nim:15.i1 · 2019. 4. 18. · a. menerapkan dasar–dasar teori...
TRANSCRIPT
PROSES PRODUKSI BUMBU INSTAN “INDOFOOD”
DAN PENERAPAN GMP (GOOD MANUFACTURING
PRACTICES) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR,
Tbk DIVISI FOOD SEASONING
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat–syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pangan
Oleh:
RAYNALDO CHRISTIAN SUHARTO
NIM:15.I1.0149
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROSES PRODUKSI BUMBU INSTAN “INDOFOOD”
DAN PENERAPAN GMP (GOOD MANUFACTURING
PRACTICES) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR,
Tbk DIVISI FOOD SEASONING
Oleh:
Raynaldo Christian Suharto
NIM:15.I1.0149
Program Studi:Teknologi Pangan
Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan
di hadapan sidang penguji pada tanggal 4 Juni 2018
Semarang, 4 Juni 2018
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Soegijapranata
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
Benny Andhira Stefani Amanda STP. MSc
Dekan
Dr. R. Probo Y. Nugrahedi STP, Msc
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
melimpah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Kerja Praktek dengan
lancar. Dengan kegiatan Kerja Praktek ini penulis mendapatkan banyak tambahan ilmu
baru dan juga pengalaman. Laporan ini berisikan pengetahuan yang diperoleh selama
kegiatan Kerja Praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Food
Seasoning. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
sebagai Sarjana Teknologi Pangan Unika Soegijapranata.
Dalam mejalankan kerja praktek dan penyusunan laporan, penulis tidak akan berhasil
tanpa bantuan, bimbingan, serta dukungan dari banyk pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. R. Probo Y. Nugrahedi STP, Msc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
(FTP) Unika Soegijapranata.
2. Ibu Stefani Amanda STP. MSc selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan
waktu dan tenaga dalam membimbing, memberi saran, dan semangat sampai akhir
penulisan laporan kerja praktek ini.
3. Bapak Usman Kamis, selaku Factory Manager di PT Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk divisi Food Seasoning yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan kerja praktek.
4. Bapak Bambang Mulyono selaku pihak Human resource development, Bapak
Better Sujatmoko P selaku pihak Human Resource Manager yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek dan memberikan
bantuan selama pelaksanaan kerja praktek.
5. Bapak Benny Andhira, selaku Pembimbing lapangan dan Production Manager di
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan penjelasan dalam
pelaksanaan kerja praktek.
6. Bapak Wandi, selaku Production supervisor departemen bumbu instan yang telah
mendampingi penulis memahami proses produksi bumbu instan di lapangan.
iii
7. Bapak Bayu yang telah sangat sabar dan baik dalam menjelaskan proses produksi
bumbu instan.
8. Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan dukungan kepada penulis
sehingga kerja praktek dan pembuatan laporan kerja praktek dapat terselesaikan.
9. Seluruh karyawan produksi kecap PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk divisi
Food Seasoning atas bimbingan dan penjelasannya mengenai proses produksi
kepada penulis selama pelaksanaan kerja praktek.
10. Ibu Eka, Bapak Tegar, dan Mba Ratna yang telah mendampingi penulis selama
kegiatan kerja praktek
11. Seluruh staff dan karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk divisi Food
Seasoning yang telah banyak memberikan semangat dan kerja sama yang baik
selama Kerja Praktek ini berlangsung.
12. Amel dan Mishell sebagai teman–teman sekelompok kerja praktek yang telah
berjuang bersama hingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini. Penulis berharap agar laporan ini dapat dimanfaatkan pembaca. Segala
bentuk kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan demi kebaikan
bersama di masa depan. Terima kasih dan Tuhan memberkati.
Semarang, 3 Juni 2018
Penulis,
Raynaldo Christian Suharto
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................ 2
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................ 2
2. PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................ 3
2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 3
2.2. Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................... 4
2.2.1. Visi Perusahaan ............................................................................. 4
2.2.2. Misi Perusahaan ............................................................................ 4
2.3. Sarana dan Prasarana ................................................................................. 5
2.4. Lokasi dan Tata Letak................................................................................ 5
2.5. Struktur Organisasi .................................................................................... 6
2.6. Sistem Ketenagakerjaan ............................................................................. 7
2.7. Produk–produk Perusahaan dan Sistem Distribusi Produk........................ 9
2.8. Sistem Manajemen Mutu ........................................................................... 10
3. SPESIFIKASI PRODUK ................................................................................. 14
3.1. Jenis Produk .............................................................................................. 14
3.2. Kapasitas Produksi .................................................................................... 15
3.3. Sistem Distribusi Produk............................................................................ 15
4. PROSES PRODUKSI BUMBU INSTAN “Indofood”........................................ 16
4.1. Bahan Baku................................................................................................. 16
4.2. Proses Produksi Bumbu Instan...................................................................... 20
5. PEMBAHASAN..................................................................,.............................. 30
5.1. Tugas Khusus............................................................................................... 30
6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 35
6.1. Kesimpulan................................................................................................. 35
6.2. Saran........................................................................................................... 35
7. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36
8. LAMPIRAN ..................................................................................................... 37
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian Waktu Kerja Karyawan PT Indofood ....................................... 8
Tabel 2. Produk yang Diproduksi PT Indofood ........................................................ 9
Tabel 3. Produk-produk Bumbu Instan PT Indofood ................................................ 14
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Produk Bumbu Instan PT Indofood .......................................................... 14
Gambar 2 Diagram Alir Produksi Bumbu Instan Indofood ...................................... 21
viii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Strukstur Organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Food
Seasoning Cabang Cibitung ...................................................................................... 37
Lampiran 2. Daftar Kehadiran Kerja Praktek ............................................................ 38
Lampiran 3. Hasil Unicheck ...................................................................................... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan berkembangnya dunia saat ini, secara otomatis dunia pangan ikut mengalami
perkembangan dari berbagai sudut pandang teknologi maupun kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya makanan untuk kesehatan manusia. Hal tersebut yang mendasari
penulis sebagai mahasiswa aktif Program Studi Teknologi Pangan Unika Soegijapranata
Semarang untuk mempelajari lebih dalam dan menggali pengalaman dalam industry
pangan. Penulis memperoleh banyak ilmu selama duduk di bangku perkuliahan secara
teoritis, namun karena dirasa kurang cukup, maka penulis memerlukan adanya praktek
yang nyata melalui program Kerja Praktek (KP) yang dapat memperkaya pengetahuan
penulis akan keadaan lapangan yang sebenarnya. Kerja praktek dilakukan selama
minimal 20 hari kerja. Penulis melaksanakan kerja praktek di PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk pada divisi Food Seasoning, yang berfokus pada proses pembuatan
bumbu instan.
Dalam dunia pangan, bumbu merupakan salah satu hal yang paling banyak digunakan.
Bumbu yang digunakan ada yang terdiri dari satu bahan ataupun merupakan campuran
banyak bahan seperti garam, gula, dan lainnya. Bumbu atau spices berasal dari bahasa
Latin species yang berarti jenis spesifik. Hal tersebut menerangkan bahwa bagian
tanaman telah diolah untuk dimanfaatkan fungsi aromatic, fragrant, pungent (rasa
tajam), atau lainnya. Bagian tanaman yang sering digunakan antara lain benih (adas
manis, jintan, ketumbar), daun (cilantro, daun salam, mint), berry (juniper, lada hitam),
bark (kayu manis), biji (pala), dahan (lokio), tangkai (serei), rhizome (jahe, kunyit,
galangale), akar (lobak), bunga (kunyit jingga), bulp (bawang), buah (star anise,
kapulaga), dan kuncup bunga (cengkeh) (Uhl, 2000)
Bumbu sering digunakan pada bahan makanan karena memiliki fungsi untuk
merangsang nafsu makan, memperkaya flavor, menambah tekstur, memberi pengaruh
pada visual makanan, serta sebagai bahan pengawet alami. Bumbu sebagai bahan
2
pengawet alami diminati masyarakat yang ingin memiliki gaya hidup yang lebih sehat
(Uhl, 2000).
1.2. Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dilakukannya kerja praktek, yaitu:
a. Menerapkan dasar–dasar teori yang telah didapatkan selama perkuliahan.
b. Menambah wawasan terutama mengenai hal–hal yang berhubungan dengan bidang
pangan.
c. Mendapatkan gambaran mengenai dunia kerja dari PT Indofood Sukses Makmur,
Tbk divisi Food Seasoning.
d. Mengetahui alur proses pembuatan kecap manis dari awal sampai produk akhir
pada skala pabrik di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning..
e. Mengetahui masalah–masalah yang timbul di lapangan dan berusaha mencari jalan
keluar untuk mengatasi beberapa masalah tersebut.
f. Mengetahui penerapan Good Manufacturing Pratices pada proses produksi kecap
manis yang dilakukan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning.
g. Mengetahui pengawasan mutur yang dilakukan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
divisi Food Seasoning terhadap produk kecap manis yang dihasilkan agar
kualitasnya tetap seragam dari waktu ke waktu.
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 20 hari kerja yang dimulai tanggal 22 Januari
2018 sampai dengan tanggal 22 Februari 2018 di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
divisi Food Seasoning yang terletak di Jl. Kampung Jarakosta RT 05/RW 02, Desa
Sukamdanau, Kecamatan Cibitung, Cikarang Barat, Bekasi 17520. Jam kerja dimulai
pada pukul 08.00 sampai dengan 17.00 dengan waktu istirahat selama satu jam pada
pukul 12.00 sampai dengan 13.00.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Indosentra Pelangi Cibitung didirikan pada tanggal 17 Desember 1992 yang adalah
anak perusahaan dari Indofood yang berfokus pada bidang food seasoning. PT.
Indonsentra Pelangi mengalami bergantian nama sebanyak tiga kali sejak pertama
didirikan. Nama pertama dari perusahaan ini adalah PT. Aneka Pangan Utama yang
memproduksi bumbu instan dan berdiri di Ancol. Lalu pada tahun 1992-1993
perusahaan ini pindah ke Cikopo karena adanya larangan industry di kawasan Ancol.
Pergantian nama yang kedua adalah dari PT. Aneka Pangan Utama menjadi PT. Caraka
Pangan Sejati pada tahun 1994-1999 dengan produk bumbu instan, bumbu powder, dan
kecap. Yang terakhir, PT. Aneka Pangan utama berubah nama menjadi PT. Indosentra
Pelangi pada tahun 2000 sekaligus menandai berdirinya divisi saus sambal dengan
produk di bawah label “Indofood”. Untuk memenuhi permintaan konsumen dalam
negeri dan luar negeri, PT. Indosentra Pelangi bekerja sama dengan perusahaan yang
sama di Semarang.
PT. Indosentra Pelangi juga menjalin kerja sama dengan PT Nestle Indonesia menjadi
PT. Nestle Indofood Citarasa Indonesia (NICI) pada tahun 2005. Kedua perusahaan ini
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasaran
produk. PT. NICI mengawasi produk saus tomat, saus sambal, kecap, bumbu instan,
bumbu powder, dan saus serba guna. Produk-produk tersebut memiliki pita biru atau
“blue ribbon” yang bertuliskan “Paduan Mutu Nestle dan Indofood”.Pada Januari 2010,
berdasarkan keputusan dari manajemen pusat dan keputusan Badan Koordinasi
Penanaman Modal No. 4 tahun 2010, PT. Indosentra Pelangi bergabung dengan
perusahaan grup Indofood lain di antaranya PT. Indobiskuit, PT. Cipa Kemas Abadi,
PT. Gizindo Prima Nusantara, dan PT. Indofood Sukses Makmur menjadi PT. Indofood
CBP (Consumer Branded Products) Sukses Makmur Tbk. Sehingga mulai saat itu PT.
Indosentra Pelangi berubah nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi
Food Seasoning. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berdiri sebagai entitas
4
terpisah pada September 2009 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7
Oktober 2010. ICBP didirikan lewat restrukturisasi internal dari Grup Produk
Konsumen Bermerek (CBP) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang merupakan
perusahaan induk ICBP yang tercatat sahamnya di BEI sejak 1994. Dengan
restrukturisasi internal, semua kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood meliputi mie
instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus yang
sebelumnya bergabung dalam Grup Bogasari dialihkan ke ICBP. Setelah dilakukan
pencatatan saham ICBP, Indofood tetaplah pemegang saham mayoritas yaitu sebesar
80%. Oleh karena itu, ICBP tetap bersinergi dengan perusahaan Grup Indofood lainnya
dalam menjaga keunggulan kompetitifnya.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi Perusahaan
Visi dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning yaitu menjadi
perusahaan “Total Food Solutions”.
2.2.2 Misi Perusahaan
Misi dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning Cabang
Semarang adalah:
o Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
o Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi..
o Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan.
o Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.
5
2.3 Sarana dan Prasarana
Pabrik divisi food seasoning terdiri atas dua lantai. Lantai satu melingkupi tempat
produksi kecap, sirup, sambal, bumbu instan, dan area fermentasi, kantor personalia,
kantor factory manager, kantor PDQC, kitchen, hall pertemuan, laboratorium kimia,
mikrobiologi, dan fisik organoleptik, musholla, gudang bahan baku dan bahan
pengemas, dan gudang produk sirup. Sedangkan lantai dua hanya terdiri dari main
office. Pada bangunan luar yang terpisah, terdapat tiga gedung induk barang jadi, kantin,
masjid, bengkel teknik, pengolahan air produksi, ketel uap (penghasil uap panas), dan
pengolahan limbah cair. Setiap departemen dalam pabrik memiliki kantor staff sendiri
setiap kantor staff produksi, kantor staff QC, kantor staff RM, dan kantor staff gudang
FG.
Toilet yang berada pada pabrik semua dilengkapi dengan wastafel, sabun cuci tangan
serta tissue. Ruang produksi juga dilengkapi dengan loker dan juga wastafel untuk
membersihkan tangan sebelum masuk ruang produksi. Masing-masing kantor dan
laboratorium dilengkapi dengan pendingin ruangan dan juga disepenser air minum.
Beberapa kantor juga dilengkapi dengan ruang meeting.
2.4 Lokasi dan Tata Letak
Lokasi dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah di Kampung Jarakosta RT 05
RW 02, Desa Sukadanau, Kecamatan Cibitung, Bekasi. Luas tanah dari pabrik ini
sebesar 7,7 Ha dengan luas bangunan 3,8 Ha. Divisi food seasoning berlokasi sama
dengan divisi noodle namun terpisahkan oleh pagar.
Bagian depan area pabrik ditempati oleh gudang penerimaan raw material (RM) dan
juga packaging material (PM). Gudang tersebut diletakan di bagian depan area pabrik
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja , memenuhi kriteria tata letak pabrik
yang sesuai dengan alur proses, membatasi area lalu lalang kendaraan yang mengangkut
RM/PM dalam pabrik sehingga menekan angka kontaminasi juga. Kantor divisi
personalia, divisi purchasing / accounting, divisi marketing, divisi Quality Assurance
6
(QA), divisi Quality Control dan Product Development (PD), serta ruang auditorium
terletak pada sisi kanan pabrik yang mudah dicapai dari pintu masuk pabrik.
Bagian produksi kecap dan bumbu instan berada dalam satu bangunan dengan gudang
RM/PM, kantor, laboratorium, dan penelitian organoleptik yang letaknya bersebelahan.
Bagian produksi sambal terletak pada bangunan sendiri yang memiliki letak sesuai
dengan alur proses, yaitu RM/PM, ruang produksi, ruang pengemasan, dan ruang
Finished Good (FG). Kantin dan musholla terletak bersebalahan dengan tempat
produksi sambal. Lokasi pengolahan limbah pabrik, boiler, workshop, klinik, dan area
parkir berada pada bagian belakang pabrik.
2.5 Struktur Organisasi
Divisi Food Seasoning PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dipimpin oleh seorang
kepala Divisi yang memiliki tugas mengawasi beberapa manager yang memimpin
masing–masing departemen. Setiap departemen dibagi lagi menjadi beberapa tingkat
pekerjaan seperti administasi, supervisor dan staff. Beberapa departemen Personalia,
Departemen Finance & Accounting, Departemen Purchasing, Departemen Sales &
Marketing, Departemen Teknik, Departemen Warehouse, Departemen Quality
Assurance, Departemen Quality Control, Departemen Product Development,
Departemen Produksi Saus Tomat dan Saus Sambal, Departemen Produksi Kecap.
Diagram Struktur Organisasi PT ICBP Sukses Makmur Tbk dapat dilihat di Lampiran 1.
Tugas dan tanggung jawab dari masing–masing departemen di PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk yang berhubungan dengan produksi adalah:
1. Departemen Personalia: Bertanggung jawab dalam mengendalikan kegiatan
personalia yang meliputi industrial relation, administrasi kepegawaian, keamanan,
dan pelayanan umum untuk mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan,
termasuk mengkoordinasi kegiatan training untuk menambah pengetahuam dan
wawasan karyawan terutama di bidang mutu, keamanan pangan, dan K3.
7
2. Departemen Finance & Accounting: Bertanggung jawab terhadap segala hal yang
menyangkut finansial pabrik seta dana yang dibutuhkan untuk pengembangan
plant, pajak–pajak, serta biaya produksi dan transportasi.
3. Departemen Purchasing: Melakukan kegiatan purchasing yang meliputi pembelian
RM / PM serta spare part / non spare part dan administrasi.
4. Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control): Mengatur
perencanaan produksi, pengadaan dan pengendaliam bahan baku, bahan kemasan,
bahan setengah jadi, dan barang jadi.
5. Departemen Sales & Marketing: Bertanggung jawab untuk menangani pemasaran
dari produk–produk yang dihasilkan pabrik.
6. Departemen Teknik: Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan departemen
teknik yaitu preventive maintenance, workshop, utility, dan kalibrasi untuk
mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan.
7. Departemen Warehouse: Melakukan kegiatan penggudangan yang meliputi
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang sesuai prosedur untuk
mendukung kelancaran proses produksi dan pengiriman barang ke distributor.
8. Departemen QA (Quality Assurance): Bertanggung jawab terhadap jaminan mutu
produk dan klaim produk yang bersangkutan terhadap pihak eksternal, baik
konsumen maupun pihak–pihak lain yang bersangkutan seperti badan–badan yang
memberikan sertifikasi tertentu kepada pabrik.
9. Departemen PD (Product Development): Mengembangkan potensi dan fasilitas
dalam rangka menciptakan produk baru ataupun mencapai efisiensi dalam proses
pembuatan produk.
10. Departemen Produksi: Memproduksi bahan baku menjadi produk akhir serta
melakukan proses pengendalian selama proses produksi berlangsung.
2.6 Sistem Ketenagakerjaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memiliki tenaga kerja dengan jumlah sekitar
650 orang, dengan pembagian 508 pria dan 142 wanita. Persyaratan penerimaan tenaga
kerja atau karyawan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berbeda–beda sesuai
dengan jabatan atau kedudukan yang diinginkan. Tenaga kerja ini dibagi menjadi 3
8
golongan, yaitu karyawan tetap, karyawan kontrak, dan karyawan harian. Karyawan
kontrak yang dinilai baik kinerjanya dapat dijadikan karyawan tetap. Secara struktural,
karyawan tetap perusahaan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu level manager, level
supervisor, level staf, dan level operatif.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk beroperasi selama enam hari dalam seminggu,
yaitu selama 24 jam dari hari senin sampai jumat dan selama 6 jam pada hari sabtu.
Semua tenaga kerja di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memenuhi persyaratan
40 jam kerja selama 1 minggu dari Departemen Tenaga Kerja. Pembagian waktu kerja
untuk karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.
Karyawan tetap maupun karyawan kontrak mendapatkan gaji bulanan, kecuali untuk
karyawan harian atau borongan mendapat gaji harian. Karyawan yang bekerja melebihi
waktu kerjanya akan diberikan tambahan gaji sesuai dengan kelebihan jam kerja karena
dihitung sebagai jam lembur (SPL). Selain gaji pokok, tenaga kerja uga mendapatkan
tunjangan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tunjangan yang diberikan adalah
tunjangan kesehatan (rawat inap dan rawat jalan), tunjangan hari raya, tunjangan nikah,
tunjangan transportasi (antar jemput), dan tunjangan konsumsi (satu kali makan di
kantin per hari).
Tabel 1. Pembagian Waktu Kerja Karyawan PT Indofood
Level Hari kerja Shift Jam Kerja Jam istirahat
Manajer, Supervisor¸ Staf,
(semua departemen kecuali
produksi)
Senin–Jumat – 08.00–17.00 12.00 –13.00
Operatif
(departmen produksi)
Senin–Jumat
Sabtu
I
II
III
–
07.00–15.00
15.00–23.00
23.00–07.00
07.00–12.00
11.30–13.00
18.00–19.00
02.00–03.00
12.00–13.00 Sumber: PT Indofood CBP Sukses Makmur divisi Food Seasoning (2015)
Karyawan yang telah bekerja lebih dari 1 tahun memiliki hak untuk mengambil cuti
sebanyak 12 hari dalam 1 tahun. Jika jumlah hari cuti yang diambil melebihi jumlah
yang dipersyaratkan maka karyawan tersebut akan dipotong gaji, namun ada toleransi
9
untuk hal–hal seperti cuti menikah, cuti hamil dan melahirkan, cuti karena ada keluarga
yang meninggal, dan lain–lain. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga
memberikan jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang meliputi jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua. Fasilitas yang diberikan oleh
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk karyawannya yaitu klinik kesehatan,
kantin, musholla, koperasi, serta tempat istirahat dan merokok.
2.7 Produk–produk Perusahaan dan Sistem Distribusi Produk
Divisi food seasoning PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menghasilkan produk
yang dikategorikan dalam empat kelompok besar, yaitu saus tomat dan sambal, bumbu
instan, kecap manis, dan sirup. Produksi sirup hanya dilakukan saat high season seperti
pada saat bulan puasa dan hari raya Idul Adha. Produk-produk beserta merek yang
dihasilkan dapat diamati pada Tabel 2.
Distribusi produk dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk diarahkan ke wilayah
Indonesia bagian barat seperti Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Barat. Selain wilayah
tersebut, beberapa produk juga didistribusikan ke luar negeri seperti Jeddah (Arab),
Qatar, Taiwan, dan lain-lain. Pendistribusian produk dilakukan oleh NICI.
Tabel 2. Produk–Produk yang Diproduksi di PT Indofood
Kategori Merek
Saus Tomat dan Saus Sambal Indofood dan Piring Lombok
Kecap Indofood dan Piring Lombok
Bumbu Instan Indofood dan La Fonte
Sirup Indofood Freiss dan Indofood Naturalle Sumber: PT Indofood CBP Sukses Makmur divisi Food Seasoning (2015)
10
2.8 Sistem Manajemen Mutu
Seluruh sistem manajemen PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food
Seasoning yang menerapkan kebijakan mutu pada proses yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar pelanggan yang telah disepakati
sesuai sistem mutu ISO 9001:2008. Semua proses produksi dari bahan baku hingga
barang jadi dilakukan sendiri oleh perusahaan yang menggunakan sumber daya yang
dimiliki tanpa ikut serta pihak luar.
Manajemen PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning
berkomitmen untuk memenuhi peraturan dan regulasi mutu yang berlaku di lingkup
produk sudah ditetapkan, kepuasan telah diberikan kepada konsumen secara konsisten
lewat produk yang sesuai dengan persyaratan dan standar pelanggan melalui perbaikan
mutu yang dilakukan terus menerus. Untuk mengimplementasikan, perusahaan
menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu yang diinformasikan ke seluruh
karyawan dan pihak lain yang sedang berada di area PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk divisi Food Seasoning. Perusahaan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik serta
mengutamakan kepuasan konsumen dengan mengeluarkan produk-produk yang
bermutu. Kebijakan mutu perusahaan ditulis dalam 3 hal yaitu “CONSISTENT”,
“MAKLUMAT MUTU”, dan “TEKAD MUTU”
11
CONSISTENT
Consumer: Our Success Rest on Satisfying Consumer Need (Keberhasilan kita
tergantung pada kepuasan pelanggan)
Excellence: Excellence is Our Way of Life (Kesempurnaan adalah pandangan hidup
kita)
Innovation: Innovation is Our Key to Future Growth (Inovasi merupakan kunci
pertumbuhan di masa depan)
Staff: Reliable Staff is Our Biggest Asset (Staf yang handal merupakan asset terbesar
perusahaan)
Teamwork: Teamwork Makes a Winning Team (Kerjasama menjadikan kita sebagai
pemenang)
MAKLUMAT MUTU
Kami bertekad
Untuk hanya menghasilkan
Produk dan jasa tanpa cacat untuk semua pelanggan kami
Kami sepenuhnya memahami
Persyaratan–persyaratan untuk proses kerja
Dan kami akan mematuhi semua persyratan setiap saat
TEKAD MUTU
1. Kami menyadari bahwa mutu adalah bukti dan bukan janji
2. Kami akan melaksanakan semua persyaratan mutu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan serta regulasi pemerintah
3. Kami akan melaksanakan dengan tertib antara GMP, ISO 22000, ISO 9001, ISO
14001, Halal dan SMK3
4. Kami akan melaksanakan dengan sungguh–sungguh semua peraturan perusahaan
dan PKB yang telah disepakati
5. Kami bersedia menerima sanksi–sanksi dari perusahaan, apabila terjadi
penyimpangan terhadap peraturan–peraturan yang berlaku di PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning.
12
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning menerapkan FIVE S (5
S), yaitu:
- SEIRI : Membuang barang yang tidak diperlukan
- SEITAN : Menyusun, merapikan yang masih diperlukan
- SEISO : Membersihkan tempat
- SEIKETSU : Memelihara kebersihan
- SHITSUKE : Disiplin diri di lingkungan kerja
Tiga jenis sistem manajemen mutu yang dijalankan PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk antara lain ISO 9001:2008; ISO 22000:2005, dan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (SMK3L). ISO 9001:2008 berkaitan dengan
kualitas dari prodeuk yang dihasilkan, yaitu kriteria produk yang diinginkan oleh
konsumen. Prinsip yang dianut PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam
menjalankan sistem ISO 9001:2008 adalah “apa yang ditulis itu dikerjakan, apa yang
dikerjakan itu ditulis”. Kalimat tersebut memiliki arti segala hal yang dikerjakan harus
sesuai dengan peraturan dan manual mutu yang sudah ditetapkan serta hal yang
dikerjakan dalam proses produksi harus dicatat sebagai rekaman data atau dokumentasi
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menjalankan 3 sistem manajemen mutu, yaitu
ISO 9001:2008:, ISO 22000:2005, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lingkungan (SMK3L). ISO 9001:2008 berhubungan dengan kualitas
produk, yaitu kriteria produk yang terkait dengan keinginan konsumen. Dalam
menjalankan sistem ISO 9001:2008 ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
menganut prinsip “apa yang ditulis itu dikerjakan, apa yang dikerjakan itu ditulis”, dala
arti semua yang dikerjakan harus mengikuti peraturan dan manual mutu yang telah
ditetapkan serta hal yang telah dikerjakan dalam produksi harus dicatat sebagai rekaman
data atau dokumentasi.
ISO 22000:2005 berhubungan dengan keamanan pangan (food safety) yang juga
mencakup ISO 9001 atau bisa juga disebut dengan Food Safety Management System
(FSMS). FSMS terdiri atas 10 elemen, yaitu:
13
1. Management Commitment, yaitu komitmen untuk menciptakan kualitas dan
keamanan produk yang dtuangkan dalam slogan “CONSISTENT”, maklumat mutu
dan tekat mutu
2. Regulation Compliance, yaitu kesesuaian dengan peraturan dan perundang–
undangan yang berlaku.
3. Hazard analysis and Critical Control Point (HACCP), yaitu sistem keamanan
pangan yang bersifat pencegahan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang
aman untuk dikonsumsi.
4. Good Manufacturing Practices (GMP), acuan dan cara pengolahan pangan yang
baik terkait dengan segala aspek produksi mulai dari peroranganm bangunan dan
fasilitas, peralatan, hingga pengendalian proses produksi itu sendiri.
5. Pest Control, yaitu pengendalian terhadap hama dan serangga yang dapat
mencemari atau merusak produk.
6. Pathogen Monitoring, yaitu proses pengendalian terhadap hama dan serangga yang
dapat mencemari atau merusak produk.
7. Tracebillity, yaitu kemudahan produk untuk dilacak jika terjadi sesuatu hal yang
tidak diinginkan sehingga dapat dicari penyebabnya.
8. Calibration, yaitu kalibrasi alat yang dilakukan secara berkala untuk menjamin
kebeneran pengukuran yang dilakukan dengan alat tersebut.
9. Quality Monitoring Scheme, yaitu prosedur dan persyaratan untuk memonitor
kualitas produk.
10. Hygiene, Kebersihan yang berhubungan dengan manusia atau perorangan,
lingkungan, serta produksi yang terkait dengan kualitas dan keamanan pangan yang
akan dimiliki oleh produk yang dihasilkan.
Sistem manajemen K3L berkaitan dengan keselamatan karyawan dan penyakit akibat
kerja. Hal ini dipertimbangkan untuk melindungi tenaga kerja agar selalu dalam
keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Aplikasi dari K3 sendiri mengikuti PP no. 5 tahun 2012 mengenai
K3:“Setiap Karyawan dan orang lain memiliki hak untuk mendapat perlindungan
selama bekerja”. Pengaplikasian K3 bertujuan untuk menurunkan risiko kecelakaan
kerja sehingga para pekerja dapat bekerja secara maksimal.
14
BAB III
SPESIFIKASI PRODUK
3.1. Jenis Produk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning Cibitung terdiri dari
empat departemen, yaitu saus tomat dan saus sambal, bumbu instan, kecap, dan sirup.
Produk–produk tersebut diproduksi dengan berbagai merek. Bumbu instan dengan
merek “Indofood” terdiri atas dua jenis yaitu produk Reguler dan Kiloan yang dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Produk–produk Bumbu Instan PT Indofood
No Nama Produk Volume Jenis Pengemas
1 Reguler (11 Flavor Bumbu Instan)
Rendang, Rendang Ekspor, Soto,
Rawon, Gulai, Kare, Opor,Nasi
Goreng, Nasi Goreng Pedas, BSG
50 g Inner Pack (uk. 8,5
cm/pcs)
Outer (uk. +/- 12
cm/pcs)
2 Kiloan (7 flavor)
Bolognese, Barbeque, Hot Tuna,
Asam Manis, Spaghetti, Balado Ijo,
Balado Merah
60 g
190 g
500 g
1000 g
Standing Pouch
Sumber: PT Indofood CBP Sukses Makmur divisi Food Seasoning (2015)
Beberapa produk bumbu instan yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk Food Seasoning Division Cibitung dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber:PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Gambar 1. Produk Bumbu Instan Indofood
15
3.2. Kapasitas Produksi
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memiliki kapasitas produksi yang disesuaikan
dengan jumlah sumber daya yang ada, jam kerja, serta efisiensi mesin yang beroperasi
sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi. Untuk produk bumbu instan, dapat
dihasilkan sebanyak 2400 pcs per jam nya. Secara umum, proses produksi dibagi
menjadi 2 shift tiap hari, dimana shift pertama pada jam 07.00–15.00, jika lembur pada
jam 07.00–17.00 dan shift kedua pada jam 15.00–23.00, jika lembur pada jam 19.00–
05.00.
3.3. Sistem Distribusi Produk
Produk bumbu instan hasil PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food
Seasoning didistribusikan oleh NICI yang selanjutnya akan disebarkan ke setiap
konsumen sesuai permintaan.
16
BAB IV
PROSES PRODUKSI BUMBU INSTAN “INDOFOOD”
4.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada produksi bumbu instan antara lain bahan baku segar,
bahan baku kering, bahan pengemas, dan air. Bahan baku segar yang digunakan antara
lain bawang putih dan bawang bombai. Sedangkan bahan lain seperti minyak dan pasta
tomat dikategorikan sebagai bahan baku kering. Seluruh bahan baku yang digunakan
pada proses produksi melalui tahap pemeriksaan terlebih dahulu oleh tim Quality
Control (QC). Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku
memenuhi standard an berkualitas. Terdapat tiga pengelompokkan dari hasil
pemeriksaan, antara lain lolos, tertahan, dan on test. Bahan baku yang lolos merupakan
bahan baku yang telah memenuhi standard dan dapat digunakan untuk proses produksi
selanjutnya, status tertahan diberikan kepada bahan baku yang masih menunggu hasil
keputusan, dan status “on test” diberikan kepada bahan baku yang masih berada pada
tahap pemeriksaan.
4.1.1 Bahan Baku Segar
Bahan baku segar yang digunakan dalam proses produksi PT Indofood CBP Sukses
Makmur antara lain bawang putih, bawang bombai, jahe, kunyit, lengkuas, dan lainnya.
Seluruh rempah ini melewati tes yang rutin dan juga periodic selama berada pada proses
pengecekan. Tes rutin dilaksanakan setiap kali bahan baku baru diterima. Tes rutin
meliputi tes organoleptik yang mencakup bentuk, warna, aroma, flavor, berat kering,
dan juga kandungan bahan asing.
Sedangkan tes periodic dilakukan setiap 3 bulan dengan tujuan pemantauan. Tes
periodic meliputi tes kimiawi (residu pestisida dan kandungan logam berat) dan tes
mikrobiologi yang mencakup jamur, yeast, coliform, E. coli, dan APC. Kedua tes
tersebut dilakukan berkala karena melihat situasi bahan baku yang datang setiap hari
sehingga dinilai tidak efektif untuk melakukan beragam tes yang beragam dalam satu
waktu.
4.1.2 Bahan Baku Kering
17
Minyak, gula, garam, rempah-rempah, dan bahan lain selain bawang putih dan bawang
bombai dikategorikan sebagai bahan baku kering. Dinamakan sebagai bahan baku
kering bukan karena bentuknya yang kering melainkan karena disimpan dalam gudang
yang bernama gudang bahan baku kering. Bahan baku ini juga melewati tahap
pemeriksaan saat diterima. Pemeriksaan dilakukan dengan beberapa tes diantaranya tes
organoleptik (flavor dan aroma), tes kimiawi (kadar air), dan tes mikrobiologi
(Salmonella sp.). Maksimal penyimpanan bahan baku adalah 2 minggu.
4.1.3 Gula dan Garam
Penggunaan gula dan garam dalam produksi bumbu instan berperan dalam penambahan
flavor juga untuk pengawet yang alami dan tidak berbahaya pada takaran yang sesuai.
4.1.4 Pasta Tomat
Produk La Fonte saus Bolognese yang dihasilkan menggunakan pasta tomat dan
bukanlah tomat segar. Tujuan digunakannya pasta tomat ini adalah karena kandungan
air nya yang lebih rendah karena adanya proses evaporasi sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Pasta tomat yang digunakan merupakan pasokan dari
supplier dan disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan dengan kondisi gudang
yang kering dan tidak lembab agar tidak mengalami kerusakan.
4.1.5 Minyak
Pada proses produksi bumbu instan, minyak digunakan untuk menggoreng bahan lain.
minyak yang digunakan adalah “Bimoli”. Minyak yang diterima akan disimpan dalam
tangki besar yang diletakkan pada bangunan produksi. Tangki besar ini terhubung
dengan tangki kecil yang terletak dekat penggorengan.
4.1.6 Pengawet
Pengawet yang digunakan dalam proses produksi bumbu instan adalah sodium
metabisulfit dan sodium benzoate. Tujuan diberikan pengawet ini adalah untuk
memperpanjang umur simpan. Pengawet yang digunakan tersebut telah dikategorikan
sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe) sehingga aman jika ditambahkan dalam
bahan makanan. Fungsi dari sodium benzoate adalah untuk mematikan jamur dan yeast,
18
sedangkan sodium metabisulfit memiliki fungsi untuk memperlambat reaksi enzimatis
oleh lipoxygenase yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan rasa. Pada pH yang
rendah, sodium benzoate dapat memberikan after taste karena asam benzoate yang
dikandungnya, sehingga penambahan sodium metabisulfit bertujuan untuk mengurangi
penggunaan sodium benzoate sehingga after taste yang dihasilkan dapat dikurangi.
4.1.7 Antioksidan
Antioksidan yang digunakan dalam produksi saus Bolognese adalah takoferol dan
askorbil palmitat. Takoferol merupakan antioksidan alami yang dapat digunakan dalam
produk pangan selama menganut standar GMP. Takoferol akan bekerja lebih efektif jika
dipadukan dengan antioksidan lain seperti asam askorbat, askorbil palmitat, lesitin, atau
asam sitrat. Askorbil palmitat merupakan derivate sintetis dari asam askorbat dan sudah
dikategorikan aman untuk digunakan dalam bidang pangan. Menurut Akoh dan Min
(2008) serta Madhavi et al (1996), antioksidan tersebut cocok untuk digunakan dalam
makanan yang mengandung lemak karena sifatnya yang larut lemak.
4.1.8 TVP (Textured Vegetable Protein)
TVP digunakan dalam produksi saus Bolognese dengan tujuan untuk menggantikan
daging yang umumnya berada dalam saus. TVP yang digunakan pada La Fonte ini
memiliki bentuk serpihan (flake).
4.1.9 Vegetable Emulsifier
Tujuan digunakan vegetable emulsifier adalah untuk menyatukan antara air dan minyak
dalam proses penggorengan. Emulsifier akan menurunkan besar tekanan antara air
dengan minyak dimana bagian polar dari emulsifier akan mengikat air sedangkan bagian
non polar akan mengikat molekul minyak sehingga akan membentuk miselia (micelles)
yang akan menyelubungi molekul
4.1.10 Tepung pengental
Tepung yang digunakan untuk mengentalkan adalah tepung jagung/ tepung maizena.
Penambahan tepung dilakukan saat proses penggorengan agar saus yang diproduksi
memiliki tingkat kekentalan sesuai yang diinginkan
19
4.1.11 Bahan tambahan lain
Dalam proses produksi bumbu instan, juga ditambahkan beberapa bahan tambahan
makanan diantaranya kaldu sapi, ekstrak sapi, flavor daging sapi, dan juga rempah-
rempah kering lainnya. Penggunaan bahan tambahan ini ditujukan untuk semakin
memperkuat rasa dan aroma dari produk.
5 Bahan Pengemas
Hasil produksi saus Bolognese dimasukkan ke dalam kemasan standing pouch atau
kantung berdiri yang dipasok oleh PT Indofood CBP Sukses makmur Tbk Packaging
division. Kantung yang digunakan terdiri dari tiga lapisan yang mengandung nilon
dengan ketebalan 15 µm, alumunium dengan ketebalan 7 µm, dan LLDPE (Linear Low
Density Polyethylene) yang memiliki ketebalan 140 µm. Sedangkan bumbu instan lain
dimasukkan ke dalam plastik Penggunaan nilon sebagai kemasan dapat meningkatkan
daya pegas dari kemasan sedangkan alumunium dapat melindungi produk dari paparan
oksigen dan juga cahaya (Richardson, 2004).
LLDPE merupakan kombinasi dari HDPE (High Density Polyethylene) dan LDPE
(Low Density Polyethylene). LLDPE memiliki rantai yang pendek seperti HDPE dan
densitas yang rendah seperti LDPE. LLDPE memiliki bentuk yang lebih kokoh jika
dibandingkan dengan LDPE serta memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Meskipun
memiliki densitas yang lebih rendah, LLDPE merupakan pengemas yang awet,
memiliki kemampuan untuk dikemas dalam panas yang baik, serta daya tahan terhadap
bahan kimia yang baik (Robertson, 2006).Material pengemasan juga mengalami
pengecekan oleh tim QC dengan tes fisik, dimensi, ukuran, dan sniff test.
6 Air
Air merupakan salah satu bahan penting dalam produksi saus Bolognese. Selain untuk
bahan utama, air juga digunakan untuk melarutkan bahan baku kering ke dalam proses
penggorengan. Selain itu, air juga dimanfaatkan untuk mencuci bahan baku dan
membersihkan alat serta ruangan produksi. Air yang digunakan sebelumnya telah
mengalami proses filtrasi dengan filter pasir yang dibersihkan satu minggu sekali
dengan sistem backwash sesuai dengan standar air tanah.
20
7 Alur Produksi
Proses produksi diawali dengan penerimaan bahan baku segar yaitu bawang putih dan
bawang bombai. Bahan baku ini diterima dalam keadaan sudah terkupas dan dicuci
bersih dari pemasok. Sehari sebelum waktu produksi, pekerja mendata seluruh bahan
baku kering yang dibutuhkan termasuk kemasan bekerja sama dengan bagian gudang
untuk mempersiapkan. Seluruh bahan yang digunakan akan ditimbang dan disimpan
dalam tas plastik untuk kemudian dipindahkan ke dalam ruang produksi menggunakan
palet.
7.1 Pencucian
Pencucian dilakukan di dalam container plastik yang diletakkan pada tanki pencucian
lalu disemprot dengan air yang terpasang pada tanki sambil dicuci manual
menggunakan tangan. Pencucian perlu dilakukan meskipun bahan baku yang diterima
telah dicuci oleh supplier agar terjaga kebersihannya. Saat proses pencucian selesai,
bahan kemudian diberi perlakuan blanching dengan tujuan untuk menghilangkan
pengotor dan cutting/pemotongan
21
7.2 Pemotongan dan Pencampuran
Setelah dicuci, bahan kemuadian dimasukkan ke dalam mesin cutter. Pada tahap ini
tidak diberikan tambahan air. Di tahap cutting, bahan dipotong dengan pisau yang
berada pada dasar alat. Setelah bahan dirasa cukup halus sesuai tingkat kehalusan yang
diinginkan, bahan lalu dituang ke dalam container plastik dan dipindahkan ke dalam
area penggorengan.
Alat cutting memiliki dua mata pisau pada dasarnya untuk memotong bahan dan juga
terdapat baffle atau dinding yang panjang dan melengkung yang terbuat dari
Bahan Baku Segar
Pencucian
Blanching
Cutting & Mixing
Penggorengan
Tangki Sementara
Metal Detecting
Coding, filling,
Sealing
Cartoning
Bahan Baku Kering
22
polytetrafluoroethylene (PTFE). PTFE juga sering dikenal sebagai salah satu bahan dari
Teflon. Baffle ini terhubung dengan roda yang dapat berputar secara manual dari luar.
Fungsi dari baffle ini adalah untuk mencampur rata adonan hingga halus. Setelah
melewati proses cutting, bahan yang masih memiliki tekstur besar dan keras masuk ke
dalam tahap grinding yang akan membuat adonan semakin halus lagi. Tahap grinding
hanya dilakukan untuk produk selain saus Bolognese.
7.3 Grinding
Setelah melalui proses cutting, bahan yang masih kurang halus akan di grinding hingga
menyerupai puree atau bubur. Apabila sudah memperoleh tingkat kehalusan yang
sesuai, bahan lalu dipindahkan ke tahap penggorengan selanjutnya. Proses grinding
menggunakan alat bernama grinder yang menyerupai tabung dengan pisau berputar
didalamnya guna untuk menghaluskan bahan. Durasi grinding tidak ditentukan secara
tertulis, proses ini dihentikan saat bahan dirasa mencapai tingkat kehalusan yang
diinginkan
7.4 Penggorengan
Proses penggorengan pada produksi bumbu instan bertujuan untuk mengeluarkan aroma
dari bahan serta untuk mematangkan bahan baku. Proses penggorengan diawali dengan
menuangkan bahan perlahan sesuai dengan permintaan sesuai dengan waktu dan suhu
yang dikehendaki. Pada proses penggorengan, seluruh bahan yang digunakan untuk
produksi saus Bolognese dimasukkan sesuai dengan kode yang telah ditentukan untuk
mempertahankan formulanya. Suhu penggorengan dapat dipantau melalui thermometer
yang terdapat pada alat penggorengan.
Pada proses penggorengan, produk rework juga terkadang ikut dimasukkan. Definisi
produk rework merupakan produk yang harus diproses kembali setelah penggorengan,
biasanya diperoleh dari produk yang mengalami kebocoran. Produk rework dapat
diproses kembali setelah mendapat persetujuan dari tim QC dengan jumlah maksimal
sebesar 5%.
23
Tahap penggorengan pada produksi bumbu instan dikategorikan sebagai titik kontrol
kritis (CCP) karena mudahnya terkontaminasi dengan Salmonella dan E. coli. Batas
kritis temperature adalah 95oC selama 15 menit setelah semua bahan dimasukkan
hingga mesin dimatikan. Pekerja akan melakukan pengecekan terhadap saus yang
dimasak berdasarkan nilai Brix ataupun bau dan warna untuk memastikan bahwa saus
telah masak dan sesuai dengan contohnya. Cara lain yang dapat ditempuh untuk
memastikan tingkat kematangan saus adalah dengan menimbang berat saus. Normalnya
proses pembuatan saus berjalan 3 jam 30 menit. Bahan bakar yang digunakan untuk
menggoreng adalah LPG (Liquefied Petroleum Gas). Alat penggorengan memiliki
pengaduk yang dilengkapi dengan empat kaki panjang yang berbahan stainless steel.
Kaki yang berfungsi untuk menyapu adonan hingga dasar ini terlapisi dengan PTFE
sehingga tidak lengket pada permukaan alat maupun adonan.
7.5 Penyimpanan sementara
Setelah selesai dari proses penggorengan, alat penggorengan digulingkan dengan sistem
hidrolik sehingga adonan masak tertuang ke dalam tangki melalui hopper yang
berlokasi tepat di samping penggorengan. Hopper berfungsi untuk memudahkan proses
penuangan. Tangki sementara memiliki bentuk silinder dengan diameter yang besar dan
ketinggian yang rendah. Tangki ini memiliki dua bukaan di bagian atas dan lubang di
bagian bawah. Fungsi dari tangki ini adalah untuk menyimpan saus yang telah dimasak
secara sementara sebelum dipindahkan ke area metal detecting. Tangki ini dilengkapi
dengan insulator yang dapat mencegah panas untuk berpindah sehingga temperature
dapat terjaga hingga proses filling. Penyimpanan paling lama dalam tangki ini adalah
selama 4 jam. Penyimpanan sementara ini disebut sebagai OPRP (Operational
Prerequisite Program). Cemaran yang paling memungkinkan dari tahap ini adalah E.
coli dan untuk menghambatnya, suhu dijaga pada angka 78oC.
7.6 Metal Detecting
Setelah dari tangki sementara, saus berpindah melalui lubang pada bawah tangki yang
tersambung dengan pipa untuk masuk ke area metal detecting. Melalui pipa ini, saus
akan mengalir melewati metal detector dan kemudian masuk ke tangki pengisian
(filling). Fungsi dari tahapan ini adalah untuk memastikan bahwa saus tidak memiliki
24
kandungan metal. Tahap ini dikategorikan sebagai CCP (Critical Control Point). Batas
kritis dari metal detector adalah 1.5 mm untuk Fe dan 2mm untuk logam non-Fe.
Produk yang terdeteksi mengandung logam akan secara otomatis terbuang.
7.7 Koding, pengisian, sealing
Pada tahap ini, dilakukan beberapa tahapan antara lain pouch loading, pembukaan
pouch, koding tanggal, pengisian, sealing, dan pembongkaran. Proses diawali dengan
mempersiapkan pouch untuk kemudian di vacuum dan dirapatkan lalu di koding, diisi
dengan saus, lalu dirapatkan. Kemasan akan ditembak dengan kode produksi dan
tanggal kadaluarsa menggunakan printer. Setelah mendapat kode, kemasan akan tertarik
vacuum di bagian atas hingga terbuka dan diisi oleh saus dengan suhu 78oC. Apabila
suhu pengisian lebih rendah maka setelah proses sealing akan dilakukan proses
pasteurisasi. Setelah semua pouch terisi, maka pouch akan dirapatkan (sealing) dengan
suhu 205oC untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam karton.
Permasalahan yang mungkin timbul dalam proses ini adalah kebocoran kemasan karena
proses vacuum yang bersamaan sehingga kerapatan rendah dan berakibat pada
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran, maka produk akan ditarik kembali untuk diproses
ulang sebagai produk rework. Pada tahap ini, ruangan dikondisikan pada sistem AHU
(Air handling unit) dimana sistem memanfaatkan udara ruangan dan menyaringnya
untuk mengontrol suhu dan kelembaban ruangan. Sistem ini menghasilkan ruangan
dengan suhu di bawah 28oC, kelembaban di bawah 50% dan tekanan udara di bawah
2Pa. Adanya perbedaan tekanan ini membuat udara dari dalam akan mengalir keluar
sehingga menghindarkan terhadap terjadinya kontaminasi karena kotoran, hama, dan
serangga tidak dapat masuk ke dalam ruangan.
7.8 Pasteurisasi
Proses pasteurisasi merupakan salah satu tahapan yang penting pada saus Bolognese.
Pasteurisasi dilakukan pada suhu 78oC. Proses ini dikategorikan sebagai CCP dengan
bahaya cemaran E. coli. Kriteria pasteurisasi yang dilakukan adalah dengan air bersuhu
95oC selama 20 menit lalu kemudian dimasukkan ke dalam air dingin dengan suhu 11
oC
hingga temperature stabil mencapai 11-15oC. Proses pendinginan bertujuan untuk
25
mencegah tumbuhnya mikroorganisme dan juga spora yang tahan terhadap panas.
Untuk mencegah terjadinya kondensasi pada produk, setelah pasteurisasi, produk akan
dibiarkan selama minimal satu hari sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam karton.
7.9 Pengartonan
Sebelum memasukkan produk ke dalam karton, operator melakukan pengecekan
kembali atas kebocoran dan kode pada kemasan. Setelah itu operator akan melakukan
pengecekan kekuatan kemasan dengan menjatuhkan pada ketinggian tertentu. Dari
setiap batch, diambil 2 pouch untuk pengecekan oleh tim QC. Satu karton berisi 20
pouch. Karton berguna sebagai kemasan sekunder dan mempermudah proses
transportasi. Setiap karton juga diberi keterangan kode produksi seperti yang ada pada
pouch. Selanjutnya karton akan ditutup secara manual dengan label Indofood. Karton
akan disusun pada palet plastik dengan pembagian 5 tumpuk karton dengan total 70
karton dalam satu palet. Palet kemudian dipindahkan oleh divisi produksi ke dalam
gudang dengan menggunakan forklift.
8 Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu hal yang penting dan krusial dalam proses produksi
sehingga produk aman untuk dikonsumsi. Sanitasi yang diterapkan dalam PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk meliputi sanitasi pekerja, alat, ruangan, dan kontrol hama
8.1 Sanitasi pekerja
Dalam proses produksi, seluruh pekerja diharuskan untuk menggunakan pakaian khusus
meliputi jas, sepatu pelindung, sarung tangan, dan topi khusus dengan penutup rambut
di bagian belakang. Tujuan diberikan penutup rambut adalah untuk mencegah jatuhnya
rambut ke dalam produk. Sepatu pelindung memiliki lapisan karet pada bagian bawah
untuk melindungi pekerja dari permukaan yang licin. Pada saat memasuki ruangan
produksi, para pekerja tidak diperkenankan menggunakan perhiasan, jam, cincin,
gelang, dan aksesoris lain untuk mencegah jatuhnya aksesoris ke dalam produk. Para
pekerja yang bekerja di area basah akan diberi sepatu boots khusus dan juga pakaian
waterproof. Dalam perusahaan, seluruh pekerja dilarang untuk meludah, merokok,
menyisir rambut, membersihkan hidung, gigi, dan telinga. Larangan tersebut dilakukan
26
untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk. Selain itu, pengetahuan untuk
mencuci tangan dengan baik juga diajarkan dengan memberi petunjuk berupa poster di
sekitar wastafel.
8.2 Sanitasi alat dan perlengkapan
Pada produksi bumbu instan, proses pembersihan alat dilakukan pada tiga waktu yang
berbeda, diawali dengan hari Senin sebelum produksi dimulai lalu hari Sabtu atau
Minggu setelah proses produksi selesai, dan juga saat akan terjadi pergantian produksi
flavor. Untuk membersihkan alat, cairan pembersih harus masuk dalam tiga syarat yaitu
tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung klorin. PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk menggunakan cairan pembersih untuk membersihkan dan juga larutan
oxonia sebagai desinfektan alat produksi. Larutan oxonia yang digunakan berupa spray.
Pada divisi bumbu instan, pembersihan alat produksi sering kali menggunakan prinsip
COP (Cleaning out of Place) yang berarti alat akan dipisahkan dan dibersihkan secara
terpisah. Proses pembersihan ini meliputi pembersihan dengan larutan pembersih,
pembilasan dengan air, dan penyemprotan dengan larutan oxonia. Proses ini diterapkan
pada alat cutter mixer, fryer, dan tangki sementara. Apabila ditemui endapan, maka
digunakan scrub untuk menghilangkan endapan tersebut. Untuk membersihkan bagian
filling dan sealing dilakukan dengan cara membongkar alat untuk dibersihkan setiap
bagiannya lalu disiram dengan air panas yang mengandung cairan pembersih dan dibilas
kembali dengan air panas. Pada tahap ini, pH dari air yang digunakan harus dicek.
Pembersihan ini dilakukan rutin setelah proses produksi selesai berlangsung.
8.3 Sanitasi ruangan
Setiap ruangan produksi dibersihkan sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu sebelum
proses produksi berlangsung dan setelah proses produksi selesai. Lantai tempat produksi
juga dibersihkan dengan larutan pembersih dan larutan oxonia. Saat dibersihkan dengan
larutan pembersih, dibantu dengan sikat agar lantai semakin bersih. Proses pembersihan
ruang produksi berbeda dengan ruang gudang, gudang dibersihkan dengan kain pel,
sapu, dan cairan pembersih. Sama dengan pada pembersih alat, cairan pembersih
haruslah tanpa bau, tanpa warna, dan tidak mengandung klorin
27
8.4 Kontrol hama
Untuk mengontrol keberadaan hama, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk bekerja
sama dengan PT ETOS Indonusa (Ethology System). Pengendalian hama ini termasuk
dengan perangkap tikus dan perangkap serangga. Perangkap tikus menggunakan lem
yang mengandung racun pada bagian pucuk antara lantai dan dinding. Perangkap ini
akan lebih efektif apabila diletakkan pada daerah pintu masuk dan pintu keluar. Untuk
mengontrol serangga, dapat digunakan perangkap serangga yang memanfaatkan sinar
UV untuk menarik perhatian serangga masuk, setelah masuk serangga akan tertangkap.
Penggunaan tirai kuning pada setiap pintu juga bertujuan untuk mencegah masuknya
serangga ke dalam ruangan. Pengendalian hama biasanya dilakukan dengan fumigasi
pada hari Sabtu atau Minggu.
9 Penyimpanan
Sistem penyimpanan di PT Indofood CBP Sukses Makmur terbagi menjadi tiga, yaitu
penyimpanan bahan baku segar, bahan baku kering, dan produk jadi. Semua gudang
mengusung konsep FIFO (First In First Out) yang berarti barang terlama akan keluar
terlebih dahulu sehingga kerusakan dan penurunan kualitas dapat diminimalisir.
9.1 Penyimpanan bahan baku segar
Tempat menyimpan bahan baku segar berada tepat di samping tempat produksi. Gudang
ini merupakan tempat bongkar muat dari awal pemasok mengirimkan barang. Seluruh
bahan baku segar disimpan pada krat yang ditumpuk pada palet dengan jumlah
maksimum yang sudah ditentukan. Pada area ini palet yang digunakan adalah palet
plastik bukanlah kayu karena kayu dapat menjadi salah satu sumber kontaminasi. Setiap
palet diberi jarak 20-30 cm. Bahan baku segar disimpan paling lama 3 hari. Setiap krat
juga diberi informasi terkait nama produk, kode supplier, tanggal penerimaan, dan kode
area.
9.2 Penyimpanan bahan baku kering
Bahan baku bukan segar disimpan dalam dua tempat berbeda, yaitu pada suhu ruang
dan suhu terkontrol. Pada ruangan yang memiliki suhu ruang tidak perlu suhu dan
28
kelembaban yang spesifik, ruangan ini biasa digunakan untuk produk gula dan garam.
Sedangkan pada ruangan dengan suhu terkontrol, perlu dijaga agar suhu 26oC dengan
kelembaban udara 47%, ruangan ini digunakan untuk menyimpan rempah, antioksidan,
dan pengawet. Durasi terlama penyimpanan dalam ruangan adalah satu bulan. Saat
dibutuhkan dalam proses produksi, pekerja akan menimbang sesuai bobot yang
dibutuhkan dan dikelompokkan sesuai produknya. Dari ruang penyimpanan menuju
ruang produksi, bahan baku dipindahkan menggunakan hand pallete. Kemasan pouch
untuk saus juga disimpan dalam ruangan ini maksimal satu tahun. Kemasan yang
disimpan diberi informasi mengenai tipe produksi, ukuran packaging, dan kuantitas.
9.3 Penyimpanan produk jadi
Gudang produk jadi berisi karton saus Bolognese, saus sambal, kecap, dan juga bumbu
instan lain yang dikelompokkan terpisah sesuai jenisnya. Seluruh produk jadi disimpan
dalam gudang ini pada suhu ruang dengan dua pintu serta banyak ventilasi. Transportasi
dari gudang ini dilakukan dengan bantuan alat forklift. Jika terdapat kebocoran ataupun
kendala lain pada gudang ini, maka karton tersebut akan diberi label bertuliskan “hold”
untuk kemudian dilakukan proses ulang pada kebocoran tersebut.
10 Pengelolahan Limbah
Pengolahan limbah pada PT Indofood CBP Sukses Makmur dibedakan menjadi dua tipe
yaitu limbah padat dan limbah cair. Seluruh limbah padat akan dikumpulkan pada
tempat tertentu untuk kemudian diambil oleh PEMDA lokal. Sedangkan untuk limbah
cair akan diberikan proses selanjutnya sebelum dibuang ke sungai.
Awalnya seluruh limbah cair akan dikumpulkan pada satu tangki bernama tangki inlet
dan akan di pompa oleh pompa celup ke rotary screen, yaitu sebuah mesin yang akan
memisahkan limbah dengan padatannya (biji cabai ataupun kulit bawang). Langkah
selanjutnya, limbah tersebut akan diproses kembali untuk memisahkan minyak yang
terkandung di dalamnya. Pemisahan minyak dilakukan karena minyak dapat
menghambat pertumbuhan mikroba yang dibutuhkan untuk mendegradasi limbah.
Limbah yang akan dibuang ke lingkungan diharuskan memiliki pH yang netral dengan
pengecekan setiap jam. Apabila pH dari limbah terlalu rendah, maka ditambahkan
NaOH. Setelah pH sesuai, limbah akan dipompa untuk masuk ke tangki proses untuk
29
diaerasi. Pada proses ini, Biotrend bacteria ditambakan dan di blower selama 20 jam.
Tujuan dari blower ini adalah untuk menumbuhkan bakteri. Apabila blower rusak, maka
jumlah bakteri yang ditambahkan harus diperbanyak. Proses pemberian bakteri biasa
dilakukan pada pagi hari dengan lama 2,5 jam. Saat proses sedimentasi selama 1.5 jam,
blower dimatikan. Cairan yang sudah bebas endapan kemudian dibuang ke sungai,
sedangkan endapan akan dipindahkan pada tangki lumpur untuk kemudian di-press.
Sebelum dialirkan ke sungai, limbah melewati beberapa tahapan seperti COD
(Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dengan angka
maksmial 300 untuk COD dan 150 untuk BOD. Batasan tersebut mengacu kepada
peraturan dari Kementrian Lingkungan Hidup. Jika limbah diukur masih melebihi
batasan, maka limbah akan kembali dip roses
30
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.1. Latar Belakang
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah cara yang harus diterapkan untuk
memproduksi makanan dengan baik, aman, bermutu, juga layak untuk dikonsumsi.
GMP memuat persyaratan dasar yang harus diterapkan dari proses awal hingga akhir
produksi. Dalam prakteknya, GMP digunakan pemerintah untuk melindungi para
konsumen dari penyakit atau kerugian yang mungkin ditimbulkan dari makanan, serta
untuk memberi jaminan bahwa makanan yang dibeli/dikonsumsi aman karena
diproduksi dengan standar. Dari pihak industrial, GMP berguna untuk menyediakan
makanan yang layak untuk konsumen serta untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan kepercayaan masyarakat bahkan internasional terhadap makanan yang
diproduksi.
Ruang lingkup dari GMP antara lain sanitasi, lingkungan, lokasi, bangunan, fasilitas
unit usaha, sistem, pengendalian hama, hygene karyawan, dan pengendalian proses.
Sanitasi yang baik meliputi sarana penyediaan air, pembuangan air dan limbah,
pembersihan dan pencucian, dan juga toilet yang baik. Lingkungan yang baik dan sesuai
standar juga haruslah bersih, bebas sampah, serta memiliki sistem pembuangan yang
baik. Lokasi yang baik harus terletak di bagian pinggir kota yang tidak padat dengan
penduduk, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, terbebas dari banjir, polusi
asap, debu, dan kotoran lain, terbebas dari hama, serta tidak berada dekat dengan
industry logam dan kimia. Bangunan yang baik dilihat dari desain bangunan yang sesuai
dengan alur proses, ukuran luas dan pembersihan dilakukan secara intensif, terdapat
pemisah antara ruangan bersih dan kotor, serta memiliki lantai serta dinding yang kedap
air, kuat, mudah untuk dibersihkan, serta sudut-sudut pertemuan berbentuk lengkung
sehingga tidak menjadi tempat penumpukan kotoran. Fasilitas unit usaha yang baik
dapat dilihat dari penerangan yang cukup, ventilasi yang baik, sarana pencucian tangan
yang dilengkapi dengan cairan pembersih dan pengering, dan kemudahan dalam
membersihkan gudang yang terbebas dari hama, kemudahan untuk mengatur
kelembaban serta pelaksanaan sistem FIFO dalam gudang. Kebersihan karyawan harus
memenuhi syarat kebersihan badan, menggunakan pakaian kerja yang lengkap, menutup
31
luka, mencuci tangan dengan cairan pembersih, melatih kebiasaan karyawan,
mengendalikamn proses produksi dan pre produksi.
5.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan dengan judul ini adalah untuk mengetahui penerapan
Good Manufacturing Pratices pada proses produksi bumbu instan yang dilakukan PT
Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning.
5.3. Metode
Metode yang digunakan oleh penulis untuk menyusun laporan ini adalah
observasi/pengamatan langsung di pabrik dan ruang produksi, serta wawancara dengan
supervisor terkait untuk memperoleh data lebih mendetail.
5.4. Hasil
5.4.1. Lokasi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning yang terletak di Jl.
Kampung Jarakosta RT 05/RW 02, Desa Sukamdanau, Kecamatan Cibitung, Cikarang
Barat, Bekasi 17520. Lokasi dari PT Indofood CBP Sukses Makmur sudah sesuai
dengan syarat karena tidak berlokasi di daerah rawa, daerah pembuangan sampah,
daerah berdebu, sungai, ataupun pantai. Namun PT Indofood CBP Sukses Makmur
masih berlokasi di daerah padat penduduk. Lokasi dari PT Indofood CBP Sukses
Makmur juga sesuai jika dilihat dari ketersediaan bahan bakunya (Robinson, 1979).
5.4.2. Bangunan
5.4.2.1. Umum
Bangunan merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi
maupun penyimpanan. Ciri bangunan yang baik untuk industry pangan yaitu bebas dari
pencemar, mudah dibersihkan, mudah dilakukan perawatan. BPOM RI No. HK.
03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 menyatakan bahwa bangunan dari industry harus
terjamin agar tidak tercemar oleh bahaya fisik, kimia, dan biologis serta mudah
disanitasi. PT Indofood CBP Sukses Makmur telah memenuhi persyaratan tersebut
32
dengan adanya fasilitas yang memadai untuk sanitasi, produksi, serta kebutuhan seluruh
karyawan.
5.4.2.2. Tata Ruang
Bangunan yang dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur telah melewati
perancangan yang sesuai dengan standar keamanan dunia pangan. Pengaturan ruang
produksi, penyimpanan bahan baku telah diatur dengan baik dan terpisah. Tujuan dari
adanya perancangan sebuah pabrik adalah untuk mempermudah manufaktur,
penyusunan mesin sehingga proses berlangsung secara efektif, serta untuk
mempertahankan mutu produk karena tidak terjadi kontaminasi silang (Apple, 1990).
5.4.2.3. Lantai
Standar lantai yang baik dalam dunia industry menurut CODEX (2003) adalah tahan air,
garam, basa, asam, dan senyawa kimia lain. Permukaan dari lantai haruslah halus, tidak
licin, dan mudah untuk dibersihkan. Hal ini sudah sesuai dengan lantai di PT Indofood
CBP Sukses Makmur. Lantai yang baik juga tidak terbentuk sudut siku saat bertemu
dengan dinding sehingga mudah untuk dibersihkan dan tidak menjadi sarang kotoran.
5.4.2.4. Dinding
Berdasarkan standar CODEX (2003), dinding memiliki syarat antara lain tidak terbuat
dari bahan beracun, rapat air, permukaan halus, terang, tidak mengelupas, mudah
dibersihkan, dan tidak membentuk sudut pertemuan dengan lantai. PT Indofood CBP
Sukses Makmur telah memenuhi seluruh persyaratan tersebut.
5.4.2.5. Atap dan Langit-Langit
Syarat atap yang baik adalah tahan lama, tahan air, tidak bocor, tidak mengelupas, tidak
berlubang, tidak retak, mudah dirawat, jarak antara lantai dengan atap minimal 3 meter,
dan berwarna terang. Atap dari PT Indofood CBP Sukses Makmur sebagian besar sudah
memenuhi persyaratan dari CODEX tersebut, hanya ada beberapa lokasi yang masih
memiliki atap berlubang maupun tertimbun kotoran yang tidak dibersihkan secara rutin.
5.4.2.6. Pintu
33
Material yang digunakan untuk membuat pintu haruslah tahan lama, permukaan halus,
warna terang, mudah dibersihkan, tertutup rapat. Beberapa lokasi juga perlu diberi
dengan tirai PVC yang mampu mencegah masuknya serangga atau kontaminasi lain dari
area yang berbeda.
5.4.2.7. Penerangan
Ruangan kerja dalam ruangan haruslah mendapat penerangan sesuai standar yang ada.
Penerangan di PT Indofood CBP Sukses Makmur diperoleh dari lampu yang telah
diletakkan pada titik strategis tertentu. Sumber penerangan harus sangat mencukupi
khususnya pada area sanitasi, pengolahan produk, dan toilet (FDA, 2005). Penerangan
pada PT Indofood CBP Sukses Makmur sebagian besar telah sesuai dengan persyaratan
yang ada.
5.4.3. Fasilitas Sanitasi
5.4.4. Alat Produksi
5.4.4.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam produksi makanan tidak diperkenankan jika
membahayakan kesehatan sehingga harus sesuai dengan mutu yang berlaku. Sebelum
dipergunakan, bahan harus melewati beragam pemeriksaan diantaranya organoleptik,
fisika, kimia, dan juga mikrobiologi untuk memastikan bahwa bahan sudah sesuai
dengan standar dan tidak menimbulkan kerugian kelak (FDA, 2005). Berikut pula pada
PT Indofood CBP Sukses Makmur, seluruh bahan melewati tahap pengecekan dengan
ketat sesuai standar oleh bagian Quality Control (QC).
5.4.4.2. Proses Pengolahan
Proses pengolahan bahan menjadi produk harus menjamin mutu dan juga keamanan
pangan agar tidak terjadi kemungkinan bahaya. Pengujian suhu perlu dilakukan selama
proses berlangsung, pengujian pH difungsikan untuk mencegah pertumbuhan mikroba
pathogen (FDA, 2005). PT Indofood CBP Sukses Makmur telah menerapkan
pemeriksaan selama proses secara berkala sehingga mutu dari produk sudah terjamin
dan sesuai dengan syarat yang ada.
34
5.4.4.3. Personal
Pengendalian personal karyawan di PT Indofood CBP Sukses Makmur diawali dengan
training sehingga seluruh karyawan memahami betul perlunya GMP dalam proses
produksi. Tujuan dari penerapan personal hygiene adalah untuk memastikan bahwa
tidak terjadi kontaminasi pada produk (CODEX, 2003). Pemberian training di PT
Indofood CBP Sukses Makmur sudah sesuai dengan anjuran FDA bahwa dengan
adanya pelatihan, karyawan diajarkan untuk memahami prinsip sanitasi sehingga
kebersihan, kesehatan, sanitasi dapat dipertahankan.
Seluruh karyawan diharuskan mengenakan seragam yang sudah disediakan perusahaan.
Seragam karyawan meliputi penutup kepala, penutup rambut dan jenggot, sepatu khusus
produksi, dan sarung tangan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
sesuai dengan anjuran FDA. Kesehatan karyawan juga sangat diperhatikan dengan
adanya fasilitas jaminan kesehatan agar saat berada di daerah pabrik, kontaminasi tidak
terjadi. PT Indofood CBP Sukses Makmur juga telah menerapkan penertiban karyawan
dengan adanya himbauan untuk tidak merokok, minum, dan juga makan di area
produksi.
5.5. Pembahasan
PT Indofood CBP Sukses Makmur menerapkan GMP pada seluruh karyawan maupun
non karyawan yang berada pada area pabrik. Setiap tahun sekali seluruh karyawan
mendapatkan refreshing training yang berguna untuk mengingatkan kembali pentingnya
GMP dalam bekerja. Dengan konsen untuk menjaga kualitas produk, PT Indofood CBP
Sukses Makmur menjaga proses dari bahan baku mentah hingga barang jadi sehingga
produk yang dihasilkan sesuai standar yang diminati konsumen. PT Indofood CBP
Sukses Makmur juga sudah menerapkan metode FIFO (First In First Out) pada raw
material sehingga yang digunakan selalu masih dalam keadaan yang segar. Para pekerja
pada lingkungan produksi juga sudah menggunakan pakaian produksi yang sesuai
standar, dengan penutup rambut, penutup mulut, sarung tangan, dan sepatu sehingga
kebersihan di PT Indofood CBP Sukses Makmur sudah dapat dijamin.
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
- Proses produksi bumbu instan diawali dengan pencucian, proses blansir,
pemotongan dan pencampuran, penggorengan, penyimpanan sementara di tangki,
metal detecting, koding, pengisian, dan sealing, dan diakhiri dengan pengartonan.
- Bahan baku produksi bumbu instan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bahan baku
segar dan bahan baku kering.
- Bahan baku segar terdiri dari bawang, jahe, lengkuas, dan lain-lain.
- Bahan baku kering terdiri dari garam, gula, rempah, minyak, dan lainnya.
- Penerapan GMP bertujuan untuk menghasilkan makanan yang baik dan layak untuk
dikonsumsi.
- Ruang lingkup dari GMP antara lain sanitasi, lingkungan, lokasi, bangunan,
fasilitas unit usaha, sistem, pengendalian hama, hygene karyawan, dan
pengendalian proses.
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah menerapkan GMP yang baik untuk
mencegah dan menangani permasalahan yang mungkin timbul.
6.2 Saran
Secara garis besar, produksi bumbu instan sudah menerapkan proses yang baik dan
berstandar tinggi. Meski begitu, terdapat beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan
agar tekat perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dapat
dipertahankan. Saran yang dapat penulis berikan antara lain dengan peningkatan
kesadaran karyawan untuk tetap menggunakan alat kebersihan (masker, sarung tangan,
dan seragam yang lengkap) agar proses produksi dapat dipertahankan mutunya.
36
36
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Akoh, Casimir C. and David B. Min. Food Lipids: Chemistry, Nutrition, and
Biotechnology, 3rd
ed. Boca Raton : CRC Press, 2008.
https://www.taylorfrancis.com/books/9781439875551
Apple, James M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga
Bandung. ITB.
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/314/10dafpus_anisa_100903
11066_skr_2015.pdf?sequence=10&isAllowed=y#
CODEX. (2003). Recommended International Code of Practice General Principles of
Food Hygiene. CAC.RCP 1-1969 Rev-4. CODEX Alimentarius.
http://www.mhlw.go.jp/english/topics/importedfoods/guideline/dl/04.pdf.
Madhavi, D. L., S. S. Deshpande, and D. K. Salunkhe. Food Antioxidants
Technological, Toxicological, and health Perspectives. New York: Marcel Dekker, Inc.,
1996
https://books.google.co.id/books?id=Mk-
IdNTTJB0C&pg=PA279&lpg=PA279&dq=Madhavi,+D.+L.,+S.+S.+Deshpande,+and
+D.+K.+Salunkhe.+Food+Antioxidants+Technological,+Toxicological,+and+health+P
erspectives.+New+York:+Marcel+Dekker,+Inc.,+1996&source=bl&ots=UX5K6vX3A
2&sig=_9h7kYXJsiS18G_Z8ojQChs03VI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwijyIrxxubbAh
UEeysKHWgEBpUQ6AEwAnoECAAQAQ#v=onepage&q=Madhavi%2C%20D.%20
L.%2C%20S.%20S.%20Deshpande%2C%20and%20D.%20K.%20Salunkhe.%20Food
%20Antioxidants%20Technological%2C%20Toxicological%2C%20and%20health%20
Perspectives.%20New%20York%3A%20Marcel%20Dekker%2C%20Inc.%2C%20199
6&f=false
Richardson, Philip. Improving the Thermal Processing of Foods. Cambridge:
Woodhead Publishing Limited, 2004.
Robertson, Gordon L. Food Packaging: Principles and Practice, 2nd
ed. Boca Raton:
CRC Press, 2006
https://books.google.co.id/books?id=y27tL_7ZJFUC&printsec=frontcover&source=gbs
_ViewAPI&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
U.S. Food & Drug Adminstration. (2005). Food CGMP Modernization A Focus on
Food Safety. https://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/CGMP/ucm207458.htm.
37
BAB VIII
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Food
Seasoning Cabang Cibitung
38
Lampiran 2. Daftar Kehadiran Kerja Praktek