oleh siti rizqia nurmala 11140183000062 jurusan/program
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PESERTA DIDIK KELAS II MI
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
oleh
Siti Rizqia Nurmala
11140183000062
JURUSAN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H
i
ii
iii
iv
ABSTRAK Siti Rizqia Nurmala (11140183000062). Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik pada Peserta Didik Kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik pada peserta didik kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta. Pengelolaan kelas menyangkut peserta didik, dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran, dan lain-lain). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan penelitian ini digolongkan ke dalam studi kasus deskriptif kualitatif. Metode penelitian ini disebut juga dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Instrumen dalam penelitian ini adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk memandu keterarahan penelitian, peneliti menggunakan instrument lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi. Untuk pemeriksaan keabsahan data, peneliti melakukan uji kredibilitas dan konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kelas oleh guru di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta secara umum sudah terlaksana dengan baik. Demikian pula dengan pembelajaran tematik yang dalam implementasinya secara praktis terlaksana dengan baik. Kendala ditemukan pada pengelolaan kelas yang masih belum konsisten secara periodik teragendakan. Standar kompetensi belum menjadi rujukan perubahan pola-pola pengelolaan kelas. Pada aspek implementasi pembelajaran tematik pun ditemukan permasalahan. Permasalahan yang paling menonjol adalah kurang kreatifnya guru dalam mendesain pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi serta kebutuhan tumbuh kembang siswa, baik fisik maupun psikis. Kata Kunci: Pengelolaan Kelas, Pembelajaran Tematik
v
ABSTRACT
Siti Rizqia Nurmala (11140183000062) Classroom Management in
Thematic Learning Grade II Primary school in Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta
The purpose of this study is to determine the process of classroom
management activities in thematic learning in grade II students MI Development UIN Jakarta. Classroom management involves learners, and physical management (rooms, furniture, instructional tools, etc.). The method used in this study is field research and categorized into qualitative descriptive case study. This study method is also called naturalistic research method because based on natural condition (natural setting). Instrument in this study is human instrument, that is researcher herself. To guide the study's severity, researchers used observation sheet, interview sheet, and documentation. To check the validity of the data, the researchers tested credibility and confirmability. The results showed that classroom management by teachers in Madrasah Pembangunan UIN Jakarta in general has been done well. Similarly, implementation of thematic learning has been done well. Constraints are found in the management of classes that have not been consistently periodically scheduled. Standards of competence have not been a reference to changes in classroom management patterns. In the implementation aspect of thematic learning found problems. The most prominent problem is the lack of creative teachers in designing learning with various models of learning in accordance with the demands of competence and development needs of students, both physical and psychological. Keywords: Classroom Management, Thematic Learning
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik pada Peserta Didik
Kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta”.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari adanya doa, bantuan,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku sekretaris jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Fauzan, MA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi
bimbingan, arahan, maupun kritik dan saran yang sangat bermanfaat
selama mengerjakan skripsi.
6. Dindin Ridwanudin, M.Pd., selaku dosen PGMI yang telah memberikan
arahan dan semangat agar dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu,
serta selalu mengingatkan untuk bersyukur dan menikmati setiap
prosesnya.
7. Segenap dosen PGMI, terima kasih atas ilmu, nasehat, motivasi, serta
tugas-tugas yang selama ini telah mendewasakan saya, berkat mereka,
saya mendapatkan banyak ilmu mengenai pengajaran.
vii
8. Drs. Sugiono, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dengan tangan terbuka menerima saya untuk
melakukan penelitian.
9. Dewan guru Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, yang
telah memberikan banyak contoh, teladan, pengalaman, dan memberi
kesempatan untuk belajar lebih banyak, serta tak lupa untuk siswa-
siswa MI Pembangunan yang selalu menyambut saya dengan suka cita.
10. Kedua orang tua saya, Ibu Hj. Kusmiati, dan Bapak H. Sanata, terima
kasih karena tidak henti-hentinya memberikan do’a dan dukungannya
baik moril maupun material, serta telah mengajarkan kemandirian, kerja
keras, dan bersyukur terhadap segala sesuatu yang saya miliki.
11. Kakak saya, Lia Angraeni, dan Sumarlin Jaya, serta Adik Kholil Bisri,
yang tidak henti-hentinya memberikan do’a dan dukungannya. Serta
ponakan saya satu-satunya Muhamad Faza Fauzan ‘Adzima yang telah
menghibur dan menghilangkan kejenuhan selama pembuatan skripsi.
12. Sahabat-sahabat tersayang dan seperjuangan, Naila Qonita, Novalda
Pertiwi, Arum Herdela, Desiana Utami, Roosna Sari Mauludina, Faiz
Nur Haryanti, Nurul Fadhilah, dan Fatihatul Mufarrohah, Ghita Tamalia,
yang telah mengingatkan untuk selalu ber’doa dan berusaha, menghibur,
menemani, dan menyemangati selama proses pembuatan skripsi.
13. Teman-teman PGMI 2014 khususnya PGMI B yang senantiasa
menyemagati saya dalam menyelesaikan skripsi.
14. Teman-teman pengajar di Bimbel Gemilang yang selalu memberi ide-
ide baru dalam pengajaran, serta murid-murid kecilku baik di bimbel
dan privat, yang membuatku banyak belajar dari kalian.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan PPKT
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan dan
iringan do’a selalu semoga segala amal yang kalian berikan akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis sadar, meskipun usaha telah
maksimal tetapi sebagai manusia pastilah terdapat kekurangan. Oleh karena
viii
itu, dengan senang hati penulis menerima saran dan masukan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Penulis sangat berharap semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, dan juga bagi pengembangan pendidikan.
Jakarta, 11 Mei 2018
Penulis,
Siti Rizqia Nurmala
NIM. 11140183000062
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ....................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM ................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 7
A. Hakikat Pengelolaan Kelas ........................................................................ 7
1. Pengertian Pengelolaan Kelas ............................................................ 7
2. Tujuan Pengelolaan Kelas .................................................................. 10
3. Pendekatan Pengelolaan Kelas ........................................................... 12
4. Prinsip Pengelolaan Kelas .................................................................. 15
5. Keterampilan Pengelolaan Kelas ....................................................... 16
6. Jenis-jenis Pengelolaan Kelas ............................................................ 19
7. Sasaran Pengelolaan Kelas ................................................................. 21
8. Masalah dalam Pengelolaan Kelas ..................................................... 23
x
9. Pengelolaan Kelas Efektif .................................................................. 24
10. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Kelas .................... 25
B. Pembelajaran Tematik ............................................................................... 30
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ...................................................... 30
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................. 32
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik ...................................... 34
4. Implikasi Pembelajaran Tematik ........................................................ 36
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 49
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 49
C. Teknik Pemilihan Informan ...................................................................... 50
D. Situasi Sosial ............................................................................................. 51
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................................... 51
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 53
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ....................................... 58
H. Analisis Data ............................................................................................ 59
I. Data dan Sumber Data .............................................................................. 60
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 62
1. Sejarah Singkat MI Pembangunan UIN Jakarta ................................. 62
2. Visi dan Misi ...................................................................................... 63
3. Tujuan MI Pembangunan UIN Jakarta .............................................. 64
4. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 66
5. Guru dan Tenaga Kependidikan ......................................................... 68
6. Siswa ................................................................................................. 71
B. Deskripsi dan Interpretasi Data ................................................................. 71
1. Prosedur dan Keterampilan Pengeloaan Kelas di Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta ................................................ 72
xi
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................. 84
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 93
A. Kesimpulan ............................................................................................... 93
B. Saran .......................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 97
BIODATA PENULIS .......................................................................................... 187
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan ................................................................. 39
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ...................................................... 54
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi ......................................................... 57
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Dokumentasi ................................................... 58
Tabel 4.1 Sarana Bangunan MI Pembangunan UIN Jakarta ........................... 66
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana MI Pembangunan UIN Jakarta .................... 67
Tabel 4.2 Hasil MIR (Multiple Intelengence Research) Kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018 ..................... 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil MIR (Multiple Intelengence Research) Kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018 ................ 75
Gambar 4.2 Pola Tempat Duduk Perkelompok .............................................. 77
Gambar 4.3 Pola Tempat Duduk Leter U ....................................................... 78
Gambar 4.4 Pola Tempat Duduk Dibagi Dua Bagian ..................................... 78
Gambar 4.5 Mading Kelas, Absensi Kelas, Jurnal dan Penilaian Kelas ......... 80
Gambar 4.6 Rak Sepatu, Loker, dan Karpet ................................................... 81
Gambar 4.7 Meja Guru dan Proyektor ............................................................ 81
Gambar 4.8 Papan Tulis dan AC .................................................................... 82
Gambar 4.9 Kreasi Media Peserta Didik......................................................... 82
Gambar 4.10 Perpustakaan Kelas dan Tempat Makanan Minuman ................. 82
Gambar 4.11 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Beberapa
Kali Mengadakan Pelatihan Kurikulum Tematik ....................... 83
Gambar 4.12 Buku Tematik Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta ................................................................................. 86
Gambar 4.13 Proses Pembelajaran Menggunakan Media Video ...................... 88
Gambar 4.14 Proses Pembelajaran dengan Model Jigsaw, Metode Diskusi
dan Poster Comment ................................................................... 89
xiv
DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ............ 69
Diagram 4.1 Data Pendidik Berdasarkan Status Kepegawaian ........................... 70
Diagram 4.2 Data Pendidik Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 70
Diagram 4.3 Data Pendidik Berdasarkan Rentang Usia ...................................... 71
Diagram 4.4 Data Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan ....................... 71
Diagram 4.5 Jumlah Pserta Didik MI Pembangunan UIN Jakarta Tahun
Ajaran 2017/2018 ............................................................................ 72
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 99
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian...................................................................... 100
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................. 101
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ......................................... 102
Lampiran 5 Pedoman Wawancara Guru .......................................................... 104
Lampiran 6 Pedoman Observasi Guru ............................................................. 108
Lampiran 7 Pedoman Observasi Peserta Didik ................................................ 112
Lampiran 8 Pedoman Hasil Wawancara Kepala Sekolah ................................ 115
Lampiran 9 Pedoman Hasil Wawancara Guru Kelas II A ............................... 118
Lampiran 10 Pedoman Hasil Wawancara Guru Kelas II D ............................... 122
Lampiran 11 Pedoman Hasil Wawancara Guru Kelas II H ............................... 126
Lampiran 12 Pedoman Hasil Wawancara Guru Kelas II E ................................ 130
Lampiran 13 Pedoman Hasil Wawancara Guru Kelas II G ............................... 134
Lampiran 14 Pedoman Hasil Observasi Guru Kelas II A .................................. 138
Lampiran 15 Pedoman Hasil Observasi Peserta Didik Kelas II A ..................... 143
Lampiran 16 Pedoman Hasil Observasi Guru Kelas II D .................................. 146
Lampiran 17 Pedoman Hasil Observasi Peserta Didik Kelas II D ..................... 151
Lampiran 18 Pedoman Hasil Observasi Guru Kelas II H .................................. 154
Lampiran 19 Pedoman Hasil Observasi Peserta Didik Kelas II H ..................... 159
Lampiran 20 Transkip Wawancara Kepala Sekolah .......................................... 162
Lampiran 21 Transkip Wawancara Guru Kelas II A ......................................... 165
Lampiran 22 Transkip Wawancara Guru Kelas II H ......................................... 167
Lampiran 23 Transkip Wawancara Guru Kelas II D ......................................... 169
Lampiran 24 Transkip Wawancara Guru Kelas II E .......................................... 171
Lampiran 25 Transkip Wawancara Guru Kelas II G ......................................... 173
Lampiran 26 Catatan Lapangan 01 .................................................................... 175
Lampiran 27 Catatan Lapangan 02 .................................................................... 177
Lampiran 28 Catatan Lapangan 03 .................................................................... 179
Lampiran 29 Uji Referensi ................................................................................ 181
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan dalam
suatu institusi pendidikan, di mana adanya proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan keterampilan, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik, yang nantinya
pencapaian hasil belajar yang telah dirumuskan tidak menyimpang dari tujuan
pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat diimplementasikan dengan baik ketika guru
dapat mengelola kelas secara optimal. Pengelolaan kelas merupakan rangkaian
tingkah laku kompleks yang digunakan oleh guru untuk memelihara suasana
kelas sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan hasil yang efisien
dan berkualitas tinggi, guna mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas
yang optimal akan mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas, yang
nantinya menjadi ukuran kemahiran dan tingkat kemampuan peserta didik
dalam menerima pembelajaran yang telah diberikan.
Suharsimi Arikunto dalam buku Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
berpendapat, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud
agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti
yang diharapkan. Pengelolaan kelas yang dimaksud dilihat dari dua segi, yaitu
2
pengelolaan yang menyangkut peserta didik, dan pengelolaan fisik (ruangan,
perabot, alat pelajaran, dan lain-lain).1
Penanggung jawab kegiatan belajar mengajar yang dimaksud adalah guru.
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran perlu adanya tindakan yang dapat
mewujudkan terciptanya suasana kelas yang optimal.
Sebagai pengelola kelas, idealnya guru hendaknya dapat mengelola kelas
sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan
mengajar dapat berlansung secara efektif dan efisien, seperti memahami seluruh
karakter peserta didik di kelas, mengorganisasikan peserta didik, mengatur
ruangan kelas, perabot pelajaran di kelas, mengatur peserta didik dalam belajar,
memilih metode belajar mengajar, penghentian perilaku peserta didik yang
menyeleweng perhatian kelas, pemberian ganjaran dengan segera,
pengembangan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, serta
pengembangan aturan permainan dalam kegiatan kelompok.2
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi
edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat
kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk
tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya proses
interaksi edukatif, terutama pada pembelajaran berbasis tematik (integrated
curriculum), di mana melalui pembelajaran tematik diharapkan akan
menghasilkan proses pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif,
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Ditambah lagi dengan dukungan sarana prasarana, serta media yang tercukupi,
sehingga peserta didik termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran dengan
efektif, senang, dan nyaman.
1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 177. 2 Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2017), h. 35.
3
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta merupakan salah satu
sekolah Islam unggulan yang banyak diminati oleh para pelajar. Kurikulum
yang digunakan di sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta yaitu kurikulim 2013
yang berbasis pada pembelajaran tematik. MI Pembangunan UIN Jakarta,
sangat diminati karena gedung sekolah yang megah, lingkungan sekolah yang
asri dan bebas polusi, sarana dan prasarana yang sangat memadai, guru-guru
dan tenaga kerja yang berkompeten, serta sistem pendidikan yang
mengutamakan tentang keislaman dan pembentukan karakter peserta didik.
Banyak sekali prestasi yang sudah diraih oleh sekolah MI Pembangunan UIN
Jakarta, baik prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Prestasi di
bidang akademik di antaranya: juara I lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional,
dan juara I lomba cerdas cermat PMR se-jabodetabek. Sedangkan di bidang non
akademik di antaranya: juara I lomba News Casting tingkat nasional, juara I
lomba pencak silat tingkat nasional, dan juara III lomba nasyid se-jabodetabek.
Setelah peneliti melakukan observasi dan praktik mengajar langsung
selama 4 bulan di kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta, terdapat 8 lokal kelas
(dari A-H), satu kelas terdapat 29-30 peserta didik. Setiap kelas memiliki sarana
dan prasarana yang cukup lengkap, seperti bangku, meja, white board, AC,
proyektor, lemari guru, loker peserta didik, karpet untuk alas mengaji, dan
berbagai media belajar peserta didik.
Ada beberapa hal yang masih harus menjadi perhatian bagi guru MI
Pembangunan UIN Jakarta dalam mengelola kelas khususnya pada proses
kegiatan pembelajaran tematik. Masih kurangnya keterampilan guru dalam
mengelola kondisi kelas (pengorganisasian peserta didik, pengaturan pola
tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, dan pajangan kelas), masih
terdapat reaksi negatif terhadap anggota kelompok peserta didik (bercakap-
cakap, ribut, pergi ke sana ke mari, melakukan tindakan fisik, adanya
kelompok/geng antar peserta didik, dan saling mengucilkan), guru yang terlalu
serius pada saat proses pembelajaran berlangsung, kurangnya hubungan
4
emosional antara guru dengan peserta didik, dan kurangnya keperdulian antar
peserta didik.
Permasalahan di atas merupakan hal penting yang harus diperhatikan
dalam menerapkan pengelolaan kelas yang baik. Gagalnya seorang guru
mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru mengelola
kelas, yang nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan proses belajar
mengajar.
Oleh karena itu, guru harus mengenali secara tepat pokok permasalahan
pengelolaan kelas, baik secara perorangan maupun kelompok peserta didik.
Setelah itu, guru harus memahami pendekatan yang cocok dan tidak cocok
untuk dilakukan pada permasalahan tersebut, dan memilih serta menetapkan
pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah tersebut.
Dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
kajian penelitian dengan judul: Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik
pada Peserta Didik Kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Kurangnya keterampilan guru dalam mengelola kondisi kelas pada
pembelajaran tematik (pengajaran yang masih bersifat monoton,
pengorganisasian peserta didik, pengaturan pola tempat duduk, pengaturan
alat-alat pengajaran, dan pajangan kelas). Sehingga peserta didik merasa
bosan, asik dengan dunianya sendiri, dan dengan adanya pengaturan pola
tempat duduk peserta didik dapat melakukan variasi kerja sama secara
berkelompok.
2. Masih terdapat reaksi negatif terhadap anggota kelompok peserta didik
(bercakap-cakap, ribut, pergi ke sana ke mari, melakukan tindakan fisik,
5
adanya kelompok/geng antar peserta didik, dan saling mengucilkan),
sehingga kelas menjadi tidak kondusif dan optimal.
3. Kurangnya hubungan emosional antara guru dengan peserta didik,
sehingga guru kurang peka terhadap kondisi peserta didik, dan peserta
didik tidak perduli dengan arahan yang disampaikan guru.
C. Pembatasan Penelitian
Agar masalah ini dapat dibahas secara terperinci dan tidak meluas,
penelitian dibatasi pada:
1. Fokus penelitian pengelolaan kelas terhadap guru kelas dan peserta didik
kelas II A, D, dan H MI Pembangunan UIN Jakarta.
2. Proses pengelolaan kondisi kelas II A, D, dan H yang mencakup
pengorganisasian peserta didik, pengajaran yang dilakukan oleh guru,
pengaturan pola tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, dan
pajangan kelas.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu: bagaimana proses kegiatan pengelolaan kelas dalam
pembelajaran tematik kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
kegiatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik pada peserta didik
kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta.
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Teoretis
a. Menambah informasi untuk dunia pendidikan Indonesia, terutama
terhadap guru mengenai pengelolaan kelas.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai
pengelolaan kelas pada pembelajaran tematik.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini berguna sebagai pembelajaran
sekaligus pemahaman mengenai pengelolaan kelas dalam
pembelajaran tematik, dan mempersiapkan diri sebagai guru kelas
yang profesional.
b. Bagi program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),
hasil penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan,
melengkapi dan memberikan informasi yang berharga mengenai
pengelolaan kelas pada pembelajaran tematik.
c. Bagi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, sebagai
evaluasi dasar mengenai pengelolaan kelas khususnya pada
pembelajaran tematik.
d. Bagi pembaca, memberikan tambahan informasi penelitian, sebagai
bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya
yang sejenis.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awal “pe”
dan akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”.
Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management,
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.3
Pengelolaan kelas dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dalam buku Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan kelas yaitu sekelompok peserta didik yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dalam pernyataannya yang lain menegaskan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas yang dimaksud dilihat dari dua segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut peserta didik, dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran, dan lain-lain).4 Dua komponen yang menyangkut pengelolaan peserta didik dan fisik/ruangan kelas, merupakan dua unsur penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan kelas yang efektif.
Sedangkan menurut Ika Nurdiana A, “pengelolaan kelas adalah
kegiatan yang dilakukan guru yang ditunjukan untuk menciptakan kondisi
kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang
optimal”.5
3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 174. 4 Ibid,. h. 175. 5 Ika Nurdiana Azizah, dkk, “Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Rendah pada
Pembelajaran Tematik di SD”, Joyful Learning Journal, Vol. 2, 2017, h. 2.
8
Pengelolan kelas dikemukakan oleh Beetlestone dalam Nafi Isbadrianingtyas, bahwa peserta didik akan merasa senang ketika guru melakukan modifikasi tempat duduk, peserta didik merasa nyaman ketika kelas dalam keadaan bersih, peserta didik sering melakukan pemajangan mading dalam satu minggu dua kali. Pembelajaran tematik memang memfasilitasi peserta didik dengan lingkungan yang nyaman sehingga diperlukan sisi kreatif dari guru untuk mengatur kelasnya. Iklim kelas yang mendukung dapat mendorong terciptanya respon-respon peserta didik secara alami.6
Menurut Sunaryo dan Nyoman dalam Sunhaji, “perlunya kemampuan
mengelola kelas yang dimiliki oleh seorang guru karena pembelajaran adalah
proses membantu peserta didik belajar, yang ditandai dengan perubahan
perilaku baik dalam aspek kognitif maupun psikomotorik.”7
Pengelolaan kelas dikemukakan oleh Sudirman N dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, dkk merupakan upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambah lagi oleh Hadari Nawawi dengan mengatakan bahwa kegiatan pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan peserta didik.8
Menurut Faizal Djabidi, “kegiatan mengelola kelas sebagai proses
menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar
dapat berlangsung secara efektif dan efisien seperti melalui pemberian
ganjaran dengan segera, pembangunan hubungan yang baik antara guru dan
6 Nafi Isbadrianingtyas, dkk, “Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah
Dasar”, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, Nomor. 5, Mei 2016, h. 903. 7 Sunhaji, “Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal
Kependidikan, Vol. 2. Nomor. 2. November 2014, h. 35. 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 177.
9
peserta didik serta pengembangan aturan permainan dalam kegiatan
kelompok”.9
Manajemen atau pengelolaan kelas pada peserta didik bisa pula diartikan sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan peserta didik, pembinaan yang dilakukan selama peserta didik berada di sekolah, dengan kata lain manajemen tersebut bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja, meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasioanl dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.10
Definisi pengelolaan kelas, yang dikutip dari informasi
pendidikan nasional, setidaknya ada lima, yakni: a. Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
b. Pengelolaan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan peserta didik dalam hal ini guru membantu peserta didik untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya.
c. Pengelolaan kelas yang berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavior modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
d. Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosial emosional yang positif didalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.
e. Pengelolaan kelas yang berdasar pada anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat
9 Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2017), h. 35. 10 Nur Hamiyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2015), Cet. I, h. 35.
10
berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual.11
Dari pengertian berbagai para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa,
pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, kegiatan-
kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
dalam proses belajar mengajar. Yang termasuk kedalam hal ini misalnya
adalah, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian hadian bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas
oleh peserta didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Dari sini
dapat diperjelas bahwa pengelolaan kelas lebih berfokus bagaimana peserta
didik itu dapat terlibat sebagai pelaksana kegiatan dan pelaku kegiatan yang
dapat diperdayakan sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dilakukan agar suasana belajar di kelas tetap
menyenangkan dan sesuai dengan perencanaan yang dicanangkan oleh guru
dalam upaya mencerdaskan peserta didik, sebagaimana terkandung dalam
tujuan pendidikan.
Adapun tujuan pengelolaan kelas menurut Pupuh Fathurrohman adalah sebagai berikut: a. Speed, artinya peserta didik dapat belajar dalam percepatan
proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
b. Simple, artinya kelas menjadi kondusif, dan materi menjadi sederhana dan mudah dicerna.
11 Ibid., h. 38.
11
c. Self-confidence, artinya peserta didik dalam belajar dengan penuh percaya diri, menganggap dirinya sehingga dapat berprestasi.12
Menurut Husni El Hilali bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
d. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.13
Sedangkan menurut Faizal Djabidi, tujuan pengelolaan kelas secara khusus dibagi menjadi dua: a. Tujuan untuk peserta didik:
1) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
2) Membantu peserta didik untuk mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas maupun pada kegiatan yang diadakan.
b. Tujuan untuk guru: 1) Untuk mengembangkan pemahaman dalam penyajian
pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.
2) Untuk dapat menyadari akan kebutuhan peserta didik dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada peserta didik.
12 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika
Aditama, 2009), h. 104. 13 Husni El Hilali, “Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran”, Jurnal Edu-Bio, Vol. 3,
2012, h. 131.
12
3) Untuk mempelajari cara merespon tingkah laku peserta didik yang mengganggu secara efektif.
4) Untuk memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku peserta didik yang muncul di dalam kelas.14
Berbagai tujuan pengelolaan kelas tersebut mengacu pada penciptaan
kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan. Kondisi kelas tersebut
mampu menunjang semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Peserta didik yang memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti
pembelajaran, akan berpengaruh terhadap pemahaman serta prestasi belajar
peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam
kelas sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja dengan baik, yang
memungkinkan peserta didik berbuat sesuai dengan kemampuannya dan
mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Selain itu, tujuan
pengelolaan kelas yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas itu memungkinkan peserta didik belajar dan
bekerja, tercapainya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana
disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta keterampilan
pada peserta didik.
3. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi
terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan peserta didik adalah faktor
utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan semangat
peserta didik baik secara kelompok maupun secara individu. Interaksi di
14 Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2017). h. 42.
13
dalam kelas yang terjadi antara guru dengan peserta didik maupun peserta
didik dengan peserta didik, tergantung pada pendekatan yang digunakan
guru dalam mengelola kelas.
Pendekatan pengelolaan kelas yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Pendekatan individual. Hal pertama yang harus dilakukan
oleh guru sebelum mengelola kelas adalah memahami karakter setiap masing-masing peserta didik, di antaranya: gaya belajar masing-masing siswa yang berbeda-beda, cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan, dan lain sebagainya.
b. Pendekatan kelompok. Pendekatan ini sewaktu-waktu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Hal ini didasari oleh setiap makhluk berkencenderungan untuk hidup bersama (homo socius).
c. Pendekatan edukatif. Pendekatan ini merupakan sikap dan perbuatan yang dapat dilakukan guru sebagai bentuk pengajaran dan penanaman nilai kebaikan yang bagi peserta didik, baik dalam pembiasaan cara belajar ataupun apabila peserta didik melakukan kesalahan.
d. Pendekatan keagamaan. Pendekatan ini tidak hanya dalam pelajaran keagamaan, namun dapat disisipkan pada pelajaran umum sebagai bentuk pembiasaan jiwa religious sehingga menyatu dengan nilai agama.15
Pendekatan apabila dikaitkan dengan pengelolaan kelas merupakan
kegiatan dalam proses belajar mengajar agar berjalan agar sesuai dengan
kaidah atau norma yang dilakukan oleh guru menuju pembelajaran yang
berkualitas, kompeten, dan profesional.
Pupuh Fathurrohman mengemukakan bahwa adanya interaksi yang optimal tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh guru dalam melakukan pengelolaan kelas, antara lain: a. Pendekatan kekuasaan. Setiap kelas memiliki peraturan serta
tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta didik. Dengan penggunaan pendekatan ini guru harus menyampaikan tata
15 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 54.
14
tertib serta aturan sehingga kondisi kelas tetap tertib dan kondusif.
b. Pendekatan ancaman. Pendekatan ini menggunakan sindiran, larangan, paksaan bahkan hukuman sebagai alat pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan efek jera pada peserta didik.
c. Pendekatan kebebasan. Pendekatan ini digunakan dengan tujuan agar mampu memberikan serta meningkatkan perasaan bebas pada peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih leluasa dalam mengikuti pembelajaran.
d. Pendekatan resep. Kelas memiliki daftar yang berisi hal apa saja yang dapat dilakukan guru dan hal yang tidak boleh dilakukan oleh guru.
e. Pendekatan pengajaran. Pada setiap kelas terdapat suatu masalah yang timbul. Permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan menjadikan proses pengajaran sebagai alat untuk mengurangi perilaku menyimpang pada peserta didik.
f. Pendekatan perubahan. Tingkah laku dan interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik dapat berdampak positif maupun negatif. Diharapkan guru dapat memberikan dorongan, maupun penguatan dengan cara memberikan dukungan, pujian maupun hadiah. Sedangkan pada peserta didik yang bersikap negatif, guru mampu melakukan pencegahan dengan cara menegur atau melontarkan kalimat sindiran. Dengan begitu, diharapkan perilaku peserta didik yang positif dapat berkembang dan perilaku peserta didik yang negatif dapat berkurang.
g. Pendekatan suasana emosional dan hubungan sosial. Guru harus membuat kelas yang kondusif dan menyenangkan akan peserta didik menjadi nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
h. Pendekatan proses kelompok. Pembentukan kelompok di dasarkan pada karakter setiap sehingga dalam kelompok tersebut dapat tejalin suasan akrab, menyenangkan, dan antar kelompok terjadi persaingan secara sehat.
i. Pendekatan elektis atau pluralistik. Yaitu pengelolaan jelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk menciptakan dan
15
mengkondisikan kelas dan suasana belajar agar berjalan efektif dan efisien.16
Berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas di atas merupakan
upaya-upaya atau cara alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk
menciptakan keharmonisan hubungan antara guru dengan peserta didik, serta
tingginya kerja sama antara guru dan peserta didik yang tersimpul dalam
bentuk interaksi.
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam sebuah kelas, pasti akan selalu timbul permasalahan yang
mengganggu keberlangsungan proses pembelajaran. Guna mengurangi
permasalahan tersebut, dipergunakanlah prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
Di samping itu prinsip pengelolaan kelas berfungsi sebagai motivasi peserta
didik untuk belajar secara sungguh-sungguh. Hal ini didominasi dengan
penataan kelas yang nyaman dan tidak menetap atau perlu terus
dikembangkan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Djamarah Aswan Zain yakni sebagai berikut: a. Hangat dan antusias. Hangat dan antusias diperlukan dalam
belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan peserta didik didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar.
c. Bervariasi. Penggunaan alat atau media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dengan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian peserta didik.
d. Keluwesan. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan
16 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika
Aditama, 2009), h. 105.
16
munculnya gangguan peserta didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
e. Penekanan pada hal-hal positif. Mengupayakan hal-hal yang positif bagi peserta didik dan menghindari sejauh mungkin kesalahan yang dapat memancing para peserta didik untuk bersikap negatif kepada guru.
f. Penanaman disiplin diri. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah peserta didik dapat mengembangkan disiplin diri. Karena itu guru sebaiknya selalu mendorong peserta didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin peserta didik disiplin dalam segala hal.17
Prinsip-prinsip tersebut digunakan agar suasana di kelas serta
interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik
dengan peserta didik dapat berjalan dengan baik. Selain itu, berbagai prinsip
pengelolaan kelas mampu menciptakan rasa nyaman bagi peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran.
5. Keterampilan Pengelolaan Kelas
Keterampilan mengelola kelas mencakup penciptaan dan pemeliharaan
iklim pembelajaran yang kondusif, sehingga terciptanya suasana kelas yang
nyaman dan menyenangkan.
Menurut Melvin L. Silberman ada beberapa cara keterampilan yang dapat digunakan guru untuk dalam menciptakan iklim pengelolaan kelas, sebagai berikut: a. Menstimulasi diskusi dalam proses pembelajaran untuk
mengintensifkan dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama dalam materi yang diajarkan.
b. Guru membuat pancingan dalam pembahasan, agar peserta didik mau merumuskan dan mengajukan pertanyaan.
c. Belajar secara mandiri, untuk melatih tanggung jawab peserta didik dalam menyelasaikan tugas individu.
17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 185-186.
17
d. Pembelajaran afektif dilakukan agar peserta didik dapat memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka.
e. Mengembangkan keterampilan peserta didik pada materi-materi tertentu.18
Menurut E Mulyasa, Keterampilan mengelola kelas
mencakup penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang kondusif, diantaranya sebagai berikut: a. Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara
seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas.
b. Membagi perhatian secara visual dan verbal. c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan
peserta didik dalam pembelajaran. d. Memberi petunjuk yang jelas. e. Memberi teguran secara bijaksana. f. Memberi penguatan ketika diperlukan.19
Keterampilan pengelolaan kelas juga berhubungan dengan
pengedalian kondisi belajar, yang bisa dilakukan dengan modifikasi perilaku, mengelola kelompok, menemukan dan mengatasi perilaku negatif. a. Modifikasi perilaku dengan cara:
1) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan,
2) Meningkatkan perilaku yang baik melalui hadiah dan peguatan,
3) Mempertahankan perilaku baik dengan penciptaan lingkungan,
4) Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman. b. Mengelola kelompok, dengan cara: meningkatkan kerjasama
dan keterlibatan, serta menangani konflik, dan memperkecil masalah yang timbul.
c. Menemukan dan mengatasi perilaku negatif, dengan cara: mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya, menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi.20
18 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012). h. 116. 19 E Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2014), Cet. I, h. 43. 20 Ibid., h. 43.
18
Menurut Usman dalam Ika Nurdiana A, keterampilan-
keterampilan yang harus dikuasai guru meliputi: keterampilan bertanya (questioning skills), keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills), keterampilan mengadakan variasi (variation skills), keterampilan menjelaskan (explaning skills), keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure), keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perorangan.21
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran, keterampilan pengelolaan kelas meliputi: a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik;
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik;
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;
h. Guru menghargai pendapat peserta didik; i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata
pelajaran yang diampunya; dan
21 Ika Nurdiana Azizah, dkk, “Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Rendah pada
Pembelajaran Tematik di SD”, Joyful Learning Journal, Vol. 2, 2017, h. 4.
19
k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.22
Keterampilan ini terkait dengan kemampuan peserta didik
untuk berinisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sedemikian sehingga berjalan secara optimal, efisien, dan efektif. Keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik adalah: 1) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara
seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberi reaksi terhadap gangguan di kelas.
2) Membagi perhatian secara visual dan verbal. 3) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan
peserta didik dalam pembelajaran. 4) Memberi petunjuk yang jelas. 5) Memberi teguran secara bijaksana. 6) Memberi penguatan ketika diperlukan.23
Keterampilan pengelolaan kelas merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru untuk mengendalikan kegiatan pembelajaran dalam
mengelola kelas, menciptakan dan mempertahankan kelas yang kondusif,
yang nantinya keterampilan tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan dalam proses pembelajaran.
6. Jenis-Jenis Pengelolaan Kelas
Menurut Nurhadi dalam buku Faizal Djabidi, upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan suasana yang diliputi oleh motivasi
belajar peserta didik yang tinggi dapat dilakukan secara preventif maupun
secara kuratif.
a. Pengelolaan Kelas yang Bersifat Preventif
Pengelolaan kelas dikatakan secara preventif apabila upaya yang
dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan kondisi baru yang
22 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016 Tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. sdm.data.kemdikbud.go.id/ SNP/ dokumen/Permendiknas No 22 tahun 2016.pdf.
23 Panduan Magang II Terintegrasi dengan Mata Kuliah Pengajaran Mikro UNY (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h. 12.
20
menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas yang
bersifat preventif ini dapat berupa tindakan, contoh atau pemberian
informasi yang dapat diberikan kepada peserta didik sehingga akan
berkembang motivasi yang tinggi, atau agar motivasi yang baik itu tidak
akan dinodai oleh tindakan peserta didik yang menyimpang sehingga
mengganggu proses pembelajaran di kelas.
b. Pengelolaan Kelas yang Bersifat Kuratif
Pengelolaan kelas secara kuratif adalah pengelolaan kelas yang
dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku peserta
didik sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran. Dalam hal
ini kegitan pengelolaan kelasakan berusaha menghentikan tingkah laku
yang menyimpang tersebut dan kemudian mengarahkan terciptanya
tingkah laku peserta didik yang mendukung terselenggaranya proses
pembelajaran dengan baik.
Guru harus mengetahui pusat perhatian peserta didik pada waktu
mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah peserta didik di kelas tekun
mengikuti dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau tidak. Dari
sorot mata atau gerak-gerik peserta didik dapat diketahui apakah mereka
sudah tertuju dan mengikuti dengan baik proses pembelajaran ataukah
mengganggu proses kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui
ketika peserta didik ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah
guru, akan memberikan jawaban yang salah atau terlihat terkejut.
Jenis-jenis pengelolaan kelas dapat dijadikan sebagai acuan untuk
guru untuk mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam rangka
pengelolaan kelas. Apabila terdapat peserta didik yang menimbulkan
gangguan pada saat kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan
seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku peserta didik.24
24 Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2017), h. 62.
21
7. Sasaran Pengelolaan Kelas
Sasaran pengelolaan kelas itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pengelolaan Fisik
Pengelolaan kelas yang fisik ini berkaitan dengan ketatalaksanaan
atau pengaturan kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi oleh
dinding tempat peserta didik, dengan harapan proses belajar mengajar
dapat berlangsung efektif dan efisien.25
Menurut Ahmad Rohani dalam buku Syaiful Bahri Djamarah, pengelolaan kelas bersifat fisik ini meliputi: 1) Ruangan
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa tidak desak-desakan dan tidak saling mengganggu antara peserta didik pada saat melakukan aktifitas belajar.
2) Pengaturan Tempat Duduk Dalam mengatur tempat duduk yang paling penting
adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Karena pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
3) Ventilasi Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta
didik, jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik, dan peserta didik harus dapat melihat tulisan dengan jelas (tulisan di papan, pada buletin board, buku bacaan, dan sebagainya).
4) Pengaturan Penyimpanan Barang-barang Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus
yang mudah dicapai. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik.26
25 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 204. 26 Ibid., 204.
22
b. Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan peserta didik ini berkaitan dengan pemberian
stimulus dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi
motivasi peserta didik untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat
dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manivestasinya
dapat berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau
diciptakan guru dengan menstimulasi peserta didik agar ikut serta
berperan aktif dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh.
Masalah yang perlu diperhatikan untuk membuat iklim kelas yang sehat
dan efektif sebagai berikut:
1) Bila situasi kelas memungkinkan peserta didik belajar secara
maksimal, fungsi kelompok harus diminimalkan.
2) Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan
kreatifitas dan kerjasama.
3) Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisispasi
dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada
hubungan dan kondisi belajar.
4) Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan
kebingungan, ketegangan, dan perasaan tertekan.
5) Perlu diciptakannya persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar
peserta didik.27
Untuk menciptakan iklim kelas yang sehat dan efektif, guru harus
mengetahui kondisi peserta didik terlebih dahulu, guru juga perlu melakukan
pengelompokan kerja yang memberikan manfaat bagi peserta didik agar
mereka bisa bekerjasama dalam tugasnya sehingga proses pembelajaran bisa
terlaksana dengan baik dan lancar.
27 Ibid., h. 204.
23
8. Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas seringkali terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran. Masalah ini merupakan penyimpangan dari apa yang
diharapkan dan direncanakan, sehingga menjadi rintangan untuk
mencapainya suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Made Pidarta dalam buku Pupuh Fathurrohman, masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa adalah sebagai berikut: a. Kurangnya kesatuan antar peserta didik, karena perbedaan
gender (jenis kelamin), rasa tidak senang, atau persaingan tidak sehat.
b. Tidak ada standar perilaku dalam kerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana-kemari, dan sebagainya.
c. Terkadang timbul reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan, merendahkan, kelompokn bodoh, dan sebagainya.
d. Kelas mentolelir kekeliruan-kekeliruan temannya, ialah mendorong perilaku peserta didik yang keliru.
e. Mudah bereaksi negatif atau terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
f. Moral rendah, permusuhan, sikap agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat-alat yang kurang, kekurangan uang, dan sebagainya.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi yang baru, dan sebagainya.28
Masalah yang terjadi dalam pengelolaan kelas merupakan bentuk
penyimpangan-penyimpangan yang menghambat proses pengelolaan kelas
secara optimal, di antaranya adalah perilaku peserta didik, seperti: terjadinya
reaksi negatif, moral yang rendah, dan tidak mampu beradaptasi.
28 Pupuh Fathurahmah dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika
Aditama, 2007). h. 125.
24
Selain itu penyebab timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas
adalah sebagai berikut:
a. Hilangnya hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik.
b. Sistem pembelajaran yang masih monoton, dan kurang profesionalnya
guru dalam menggunakan metode, strategi, ataupun media.
c. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif.
d. Tidak ada kreativitas dari guru, peserta didik, maupun lingkungan
sekolah.
e. Tidak ada batasan waktu belajar.
f. Tidak ada kerja sama antara guru, peserta didik, dan orangtua.29
Ada dua masalah yang seringkali terjadi di kelas, yaitu masalah
pengajaran dan masalah pengelolaan kelas. Masalah pengajaran harus
ditangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan.
9. Pengelolaan Kelas yang Efektif
Bila kelas diberikan batasan sebagai kelompok orang yang belajar
bersama, yang mendapatkan pengajaran dari guru, maka di dalamnya
terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan karakteristik
masing-masing yang berbeda dari yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, untuk mengelola kelas yang efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan
tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu peserta didik pada waktu tertentu, tetapi bagi semua peserta didik atau kelompok.
c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu-individu dalam hal
29 Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2017), h. 97.
25
bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan bagaimana mereka dalam belajar.30
Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi bila guru menggunakan
upaya-upaya seperti: diskusi dan proyek kelompok kecil, melatih peserta
didik untuk presentasi dan debat terkait materi, latihan melalui pengalaman,
pengalaman kelapangan, simulasi dan studi kasus. Hal tersebut akan
menciptakan gaya belajar mengajar aktif yang sangat sesuai dengan masa
kini. 31
Menurut Radno Harsanto untuk mengelola kelas secara efektif harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Memahami jenis kelas dan karaktek peserta didik. b. Membuat kelompok belajar peserta didik. c. Mengadakan analisis sosial. d. Mengefektifkan papan tulis di kelas. e. Mengefektifkan posisi tempat duduk peserta didik. f. Mengembangkan pemetaan bahan. g. Memanfaatkan perpustakaan kelas. h. Mengembangkan kemampuan bertanya. i. Mengatasi masalah disiplin di kelas.32
Pengelolaan kelas yang efektif harus dilakukan sebagai usaha untuk
menghilangkan atau memperkecil permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan pengelolaan kelas, seperti kurangnya kesatuan, tidak adanya standar
perilaku dalam bekerja kelompok, reaksi negatif terhadap anggota
kelompok, dan lain sebagainya.
10. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Kelas
Tindakan pengelolaan kelas seorang guru dapat efektif jika guru dapat
mengidentifikasi dengan tepat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada
30 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), h. 214. 31 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012). h. 29. 32 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2007). h. 40.
26
saat terjadi hambatan dapat menemukan strategi yang tepat untuk
menanggulanginya.
a. Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor internal (fakor dari dalam peserta didik), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi
lingkungan sekitar peserta didik.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni sejenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran.33
Faktor di atas dalam banyak hal saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain. Dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan profesional
diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya
kelompok peserta didik yang menunjukan kegagalan dengan berusaha
mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
Ketiga faktor di atas meliputi beberapa aspek:
a. Faktor Internal Peserta Didik
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus peserta didik
seperti tingkat kesehatan indera pendengar, dan indera penglihat,
juga sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam
33 Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2017), h. 108-118.
27
meyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di
kelas.
2) Aspek Psikologis
a) Intelegensi Peserta Didik
b) Sikap Peserta Didik
c) Bakat Peserta Didik
d) Minat Peserta Didik
b. Faktor Eksternal Peserta Didik
1) Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial seperti para guru, staf administrasi, dan
teman-teman kelas yang mempengaruhi semangat belajar peserta
didik. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial peserta didik
adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di
sekitar perkampungan peserta didik. Kondisi masyarakat yang
kumuh yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran, maka
hal tersebut akan mempengaruhi aktifitas belajar peserta didik.
Paling tidak peserta didik tersebut akan menemukan kesulitan
ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam
alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.
a) Faktor Lingkungan Non-Sosial
b) Faktor Pendekatan Belajar
c. Faktor Penghambat
Adapun masalah pengelolaan kelas yang bersumber pada peserta
didik dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu masalah
individual dan masalah kelompok.
Menurut R. Dreikus dan P. Cassel dalam buku Faizal Djabidi, bahwa masalah pengelolaan kelas individual dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1) Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian, misalnya
dengan membadut atau ramai di kelas.
28
2) Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan, misalnya membandel, membantah, bertindak emosional.
3) Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, misalnya memukul, menggigit, dan lain sebagainya.
4) Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin banyak kegagalan yang menjadi bagiannya. Misalnya berlagak menyerah atau tidak berdaya, pasif, apatis, acuh tak acuh, atau bahkan menolak sama sekali melakukan apapun.34
Masalah yang dihadapi guru dalam kelas bisa terjadi kapan saja.
Masalah ini datang dari berbagai tingkah laku yang ditimbulkan oleh peserta
didik yang ingin mencari perhatian ataupun berbuat sesuatu yang dapat
mengganggu proses pembelajaran. Untuk itu guru harus melakukan
pendekatan dengan peserta didik tersebut dan berusaha mencari solusi yang
tepat untuk menghadapinya.
L. V. Johnson dan M. A. Bany dalam buku Faizal Djabidi, mengemukakan enam kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu: 1) Kelas kurang kohersif (kompak), misalnya ada perbedaan
jenis kelamin, suku, dan tingkatan sosio-ekonomi dan sebagainya.
2) Kelas bereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek anggota kelas.
3) Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya memberi semangat kepada badut kelas.
4) Kelompok mudah sekali dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
5) Semangat kerja rendah, lamban, dan malas. Misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas ang diberikan kurang adil.
6) Kelas sukar menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya perubahan jadwal dan pergantian guru.35
34 Ibid., h. 108-118. 35 Ibid., h. 108-118.
29
Selain itu ada dua faktor penghambat dalam pengelolaan kelas,
sebagai berikut:
a. Faktor Guru
Telah dijelaskan di atas bahwa guru pun bisa merupakan faktor
penghambat dalam pelaksanaan penciptaan suasana yang
menguntungkan dalam proses pembelajaran. Faktor penghambat yang
datang dari guru berupa:
1) Tipe Kepemimpinan Guru
2) Gaya Mengajar Guru yang Monoton
3) Kepribadian Guru
4) Pengetahuan Guru
5) Pemahaman Guru Tentang Peserta Didik
b. Faktor Peserta Didik
Faktor lain merupakan hambatan dalam pengelolaan kelas adalah
faktor peserta didik, antara lain:
1) Faktor Lingkungan Keluarga
Tingkah laku peserta didik di kelas merupakan pencerminan
keadaan keluarga. Sikap otoriter orang tua yang akan tercermin
dalam tingka laku peserta didik yang agresif dan apatis. Di dalam
kelas sering ditemukan peserta didik pengganggu dan pembuat
ribut. Mereka itu biasanya dari keluarga yang tidak utuh dan kacau.
Kebiasaan kurang baik di lingkungan keluarga seperti tata tertib
tidak patuh pada disiplin, kebebasan yang berlebihan atau terlampau
dikekang akan merupakan latar belakang yang menyebabkan
peserta didik melanggar disiplin di dalam kelas.
30
2) Faktor Fasilitas
Faktor fasilitas yang mempengaruhi dalam sistem pengelolaan
kelas meliputi:
a) Jumlah peserta didik dalam kelas yang jumlah peserta didiknya
banyak sulit untuk dikelola.
b) Besar ruangan kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah
peserta didik dan kebutuhan peserta didik untuk bergerak
dalam kelas.
c) Ketersediaan alat peraga yang tidak sesuai dengan jumlah
peserta didik yang membutuhkannya akan menimbulkan
masalah dalam pengelolaan kelas.36
Faktor penghambat dalam pembelajaran disebabkan karena keadaan
masyarakat kelas yang kurang menyatu dan kurang semangat dalam
menerima pelajaran. Untuk menangani masalah tersebut guru harus bisa
menciptakan suasana yang bisa membangkitkan semangat belajar peserta
didik dan mengganti metode belajar yang sesuai dengan kondisi peserta
didik. Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor
penghambat. Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, dari peserta
didik, lingkungan keluarga, ataupun faktor fasilitas.
B. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang didasarkan pada
sebuah tema sentral sebagai pengkait pada beberapa mata pelajaran yang
diajarkan, atau dengan kata lain pembelajaran tematik mengkaitkan beberapa
mata pelajaran dalam satu payung tema.37
36 Ibid., h. 108-118. 37 Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: UIN Press, 2015). h. 129.
31
Andi Prastowo berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan
model pendekatan pembelajaran terpadu (integrated learning) pada jenjang
taman kanak-kanak (TK/RA) atau sekolah dasar (SD/MI) yang
diimplementasikan pada kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) yang didasarkan
pada tema-tema tertentu yang kontekstual dengan dunia peserta didik.38
Hal tersebut didasari oleh pertimbangan bahwa pembelajaran tematik
lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis peserta didik, di mana
pembelajaran harus lebih menyenangkan.
Pentingnya pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik dikemukakan oleh Majid dalam Nafi Isbadrianingtyas bahwa pada pelaksanaan pembelajaran tematik, suasana belajar dibuat menyenangkan, ruangan ditata disesuaikan dengan tema yang dilaksanakan, dan modifikasi bangku peserta didik disesuaikan dengan kebutuhan belajar. Pada kegiatan diskusi kelompok, peserta didik tidak selalu duduk di bangku namun bisa juga di karpet. Pada kegiatan belajar pada tema tertentu dapat dilakukan di dalam kelas maupun luar kelas.39
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik merupakan proses pembelajaran secara utuh dan terpadu
(integrated), yang mengaitkan atau memadukan beberapa kompetensi dasar
dan indikator dari kurikulum atau standar isi dari beberapa mata pelajaran
menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema, yang nantinya hasil
dari pembelajaran tersebut dapat melahirkan kualitas pribadi yang
mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang terintegrasi.
38 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoretis dan Praktik, (Jakarta:
Kencana, 2014). h. 52. 39 Nafi Isbadrianingtyas, dkk, “Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah
Dasar”, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, Nomor. 5, Mei 2016, h. 902.
32
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki banyak karakteristik, berbagai
karakteristik tersebut dapat dikerucutkan menjadi 18 macam, yaitu:
a. Adanya efisiensi (ketepatan cara dalam menjalankan sesuatu, tidak
membuang biaya, waktu, dan tenaga).
b. Kontekstual, berhubungan dengan situasi yang ada hubungannya dengan
suatu kejadian atau pengalaman.
c. Student centered atau berpusat pada peserta didik.
d. Memberikan pengalaman langsung (autentik), dengan cara mendalami
materi secara langsung dengan diri masing-masing peserta didik.
e. Pemisahan mata pelajaran yang tidak jelas antar mata pelajaran, bukan
berarti menghilangkan esensi dan tujuan pembelajaran.
f. Holistis atau peserta didik mampu memahami semua materi pelajaran
dan konsep yang dijarakan secara utuh.
g. Fleksibel atau bersifat luwes, artinya guru tidak boleh kaku ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
h. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik,
yang memang sangat berguna serta sangat mempengaruhi
perkembangan intelektual dan kehidupan peserta didik.
i. Kegiatan belajar sangat relevan dengan kebutuhan peserta didik di
sekolah dasar, sehingga proses mental peserta didik akan bekerja secara
aktif dalam menghubungkan informasi secara utuh.
j. Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik,
dengan tujuan untuk menguasai dan mengaitkan konsep-konsep dalam
satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya.
k. Kegiatan belajar akan lebih bermakna.
l. Mengembangkan keterampilan berpikir (metakognisi) peserta didik.
33
m. Menyajikan kegiatan belajar pragmatis yang sesuai dengan
permasalahan.
n. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.
o. Menekankan keaktifa peserta didik dalam pembelajaran, baik secara
fisik, mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapai
pembelajaran yang optimal.
p. Menggunakan prinsip bermain sambil belajar.
q. Mengembangkan komunikasi peserta didik.
r. Lebih menekankan proses ketimbang hasil.40
Dengan kata lain, berbagai karakteristik dalam pembelajaran tematik
untuk mengoptimalkan peroses pembelajaran dan mengembangkan
intelektual serta komunikasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman peserta didik. Memanfaatkan
pembelajaran yang menyenangkan untuk melatih cara berpikir (kognitif),
dan afektif peserta didik, di mana peserta didik turut aktif dalam proses
pembelajaran.
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik Pada dasarnya tujuan pembelajaran tematik yaitu menciptakan proses
pembelajaran lebih menyenangkan dengan mempengaruhi pengembangan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran tematik adalah:
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
40 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoretis dan Praktik, (Jakarta:
Kencana, 2014). h. 100-109.
34
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik mengaitkan berbagai
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata.
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena meteri yang
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu.
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan
dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi
dan kondisi.41
Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan peserta didik juga dapat:
a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna.
b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi.
c. Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai- nilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
d. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
e. Meningkatlkan gairah dalam belajar.
f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.42
Dengan menerapkan pembelajaran tematik, guru dan peserta didik
akan mendapatkan banyak manfaat. Di antara manfaat tersebut adalah:
41 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Press, 2015). h. 39. 42 Mohamad Muklis, “Pembelajaran Tematik”, Jurnal Fenomena, Vol. IV, Nomor. 1, 2012, h. 69.
35
a. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual peserta
didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualitasnya.
b. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu
mengeksporasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan
pembelajaran.
c. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan antar
peserta didik.
d. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
profesionalismenya.
e. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
f. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan bermakna.
g. Mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi.
h. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.43
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat pembelajaran tematik
memiliki keterkaitan satu sama lain yaitu memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada guru dan peserta didik, bahwa pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang dirancang secara bekmana dan
menyenangkan, serta berdasarkan kebutuhan peserta didik dalam
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
4. Implikasi Pembelajaran Tematik
Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar
mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:
a. Implikasi bagi guru
43 Ibid., h. 69.
36
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi peserta didik, juga dalam
memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan
utuh.
b. Implikasi bagi peserta didik
1) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang
bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
1) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada peserta
didik baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya
memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran, maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan
yang dapat dimanfaatkan.
3) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu peserta
didik dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-
masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan
buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
37
d. Implikasi terhadap pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu
melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.
Pengaturan ruang tersebut meliputi:
1) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang
dilaksanakan.
2) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan
dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.
3) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di
tikar/karpet.
4) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya
peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
6) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga
memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya
kembali.
e. Implikasi terhadap pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan
dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain
peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.44
Dapat disimpulkan bahwa implikasi pembelajaran tematik mencakup
implikasi bagi guru, peserta didik, sara prasarana, media, metode, dan
pengaturan ruang kelas. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi sistem
pengelolaan kelas efektif dan lebih optimal.
44 Ibid., h. 69.
38
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada tabel 2.1 di bawah ini, dijelaskan hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian ini, berupa skripsi dan jurnal yang didapat dari berbagai
sumber, di antaranya:
39
Tabel 2.1
Hasil Penelitian yang Relevan
No. Penulis Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1. Nur Chamidah
(Skirpsi.
Fakultas Ilmu
Pendidikan.
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
2014).
Pengaruh
Pengelolaan
Kelas terhadap
Prestasi Belajar
IPS Siswa Kelas
IV SD Negeri
Margoyasan
Yogyakarta.
Kelompok eksperimen
yang diberi pengelolaan
kelas secara fisik dan
pengaturan siswa lebih
baik dibandingkan
dengan kelompok control
yang diberi pengelolaan
kelas berupa pengaturan
siswa, ditunjukkan
dengan nilai rata-rata
kelompok eksperimen
lebih baik dari kelompok
Penelitian ini sama-
sama meneliti
Mengenai
pengelolaan kelas di
sekolah dasar.
Perbedaan penelitian
ini terletak pada
variabel Y yaitu
prestasi belajar IPS,
dan penelitian skripsi
yang dilakuan oleh
Nur Chamidah
menggunakan metode
penelitian eksperimen
kuasi dengan desain
nonequivalen control
group design.
40
kontrol.
Perbedaan prestasi belajar
IPS antara kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol sebesar
1,64
dilihat dari selisih nilai
rerata posttest.
2. Frisca Fauzia
Khairunnissa
(Skripsi.
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan
Universitas
Syarif
Hidayatullah
Pengaruh
Pengelolaan
Kelas terhadap
Hasil Belajar
Siswa pada Mata
Pelajaran IPS di
SMP Al-
Islamiyah
Ciputat.
Hasil penelitian ini yaitu
Terdapat tingkat korelasi
R (Rxy) sebesar 0,272
dan R Square (Koefisien
Diterminasi) sebesar
7,39% menunjukkan
bahwa korelasi antara
pengelolaan kelas dan
hasil belajar memiliki
korelasi yang lemah atau
Penelitian ini sama-
sama meneliti
mengenai
pengelolaan kelas.
Perbedaan penelitian
ini terletak pada
variabel Y yaitu hasil
belajar pada mata
pelajaran IPS di SMP,
dan penelitian
skripsi yang dilakuan
oleh Frisca Fauzia
menggunakan metode
41
Jarkarta). rendah. Dengan
demikian, maka hipotesis
0 ditolak dan hipotesis 1
diterima, artinya tidak
terdapat pengaruh
signifikan antara
pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar
siswa pada mata
pelajaran IPS di SMP
Islamiyah Ciputat.
penelitian kuantitatif
dengan teknik
pengambilan sampel
yaitu simple random
sampling.
3. Ridwan (Jurnal
Kiat, Vol. 8
No. 1, 2016)
Strategi
Pengelolaan
Kelas dalam
Meningkatkan
Prestasi Belajar
Siswa 1 Sigi.
Penilaian terhadap proses
pengajaran, berdasarkan
hasil wawancara,
observasi peneliti dan
supervisi kepala sekolah,
bahwa kompetensi guru
dalam pembelajaran di
Penelitian ini sama-
sama meneliti
tentang pengelolaan
kelas, dan
menggunakan
metode penelitian
kualitatif deskrptif.
Perbedaan penelitian
terletak pada Strategi
untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa
(Variabel Y).
42
kelas sudah bagus sekali,
bahkan guru senior selalu
menularkan etos kerja
yang bagus, baik dalam
melaksanakan tugas
mengajarnya, tugas
mengadministrasi
hasil mengajar, maupun
tugas tambahan dari
sekolah. Demikian juga
para guru SMA Negeri 1
Sigi memiliki komitmen
mempertahankan prestasi
sekolah yang sudah bagus
ini untuk lebih
ditingkatkan lagi
sehingga prestasi siswa
menjadi
43
optimal.
4. Muhammad
Faishal
Ramdhan
(Skripsi.
Fakultas Ilmu
Trabiyah dan
Keguruan,
Universitas
Islam Syarif
Hidayatullah
Jakarta 2014).
Pengaruh
Persepsi Siswa
terhadap
Keterampilan
Guru dalam
Mengelola Kelas
terhadap Hasil
Belajar IPS Kelas
VIII di MTs
Nuurul Bayan
Kecamatan
Kelapanunggal
Kabupaten
Sukabumi
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif
dan signifikan mengenai
persepsi siswa tentang
keterampilan guru dalam
mengelola kelas terhadap
hasil belajar IPS kelas
VIII MTs Nuurul Bayan
Kecamatan
Kelapanunggal
Kabupaten Sukabumi,
dengan ri (x1) = 0,597, rxxy
=0,536 dan thitung sebesar
6,753 lebih besar dari
ttabel sebesar 0,000.
Penelitian ini sama-
sama meneliti
tentang pengelolaan
kelas.
Perbedaan penelitian
ini terletak pada
variabel Y yaitu hasil
belajar siswa dengan
metode kuantitaif.
5. Suhaebah Nur
(Jurnal
Pengaruh
Pengelolaan
Berdasarkan hasil analisis
kuisioner terhadap data
Penelitian ini sama-
sama meneliti
Perbedaan penelitian
ini terletak pada
44
Pepatuzdu,
Vol. 8, No. 1,
November
2014)
Kelas terhadap
Minat Belajar
PKN pada
Peserta Didik di
SMA di SMA 1
Polewali
yang diperoleh variabel
X, adalah 32,32. Dengan
demikian, total skor rata-
rata kemampuan guru
dalam mengelola kelas
selama pelajaran PKN
cukup baik. Dalam
kuesioner minat (Variabel
Y) Setelah total skor
dibagi dengan jumlah
responden (1328:31),
Hasil yang diperoleh
adalah 45,83. Dengan
demikian, total skor rata -
rata siswa terhadap mata
pelajaran PKN di SMA
Negeri 1 Polewali
tergolong baik pada
kriteria tinggi. Dari hasil
tentang pengelolaan
kelas, dan sama-
sama menggunakan
metode deskriptif
dengan penelitian
lapangan (field
research).
variabel Y yaitu minat
belajar pada mata
pelajaranPKN di
SMA, dan
penggunaan metode
pada penelitian ini
yaitu studi korelasi.
45
analisis korelasi ternyata,
rxy 4:48 adalah korelasi
yang sangat kuat.
6. Dian Arumsari
(Jurnal
Akuntansi dan
Pendidikan,
Vol. 6, No. 1,
2017)
Pengaruh Media
Pembelajaran dan
Keterampilan
Pengelolaan
Kelas terhadap
Prestasi Belajar
Siswa SMK
Negeri 5 Madiun.
Hasil penelitian ini
adalah pengaruh simultan
media pembelajaran dan
keterampilan pengelolaan
kelas, diperoleh Fhitung
sebesar 33,060. Nilai
Ftabel dicari pada
signifikansi 0,05 dengan
uji dua pihak dan jumlah
data (n) = 84, maka
diperoleh Ftabel sebesar
1,39. Nilai Fhitung lebih
besar daripada Ftabel
(33,060 >1,39), maka Ho
ditolak. Artinya, ada
pengaruh secara
Penelitian ini sama-
sama meneliti
tentang pengelolaan
kelas.
Perbedaan penelitian
terletak pada adanya
pengaruh media
pembelajaran
terhadap prestasi
belajar siswa SMK,
dan menggunakan
metode penelitian
kuantitatif dengan
teknik proporsional
sampling.
46
signifikan antara media
pembelajaran dan
keterampilan pengelolaan
kelas secara bersama-
sama terhadap prestasi
belajar.
7. Berlian Henu
Cahyani
(Jurnal Spirits,
Vol. 3, No. 1,
2012)
Peran
Pengelolaan
Kelas dalam
Regulasi Diri
pada Siswa
selama di Kelas.
Hasil penelitian bahwa
pengelolaan kelas dapat
berperan dalam regulasi
diri siswa selama di
kelas. Data dapat
diketahui bahwa regulasi
diri selama di kelas terdiri
dari: kemampuan
memperhatikan,
kemampuan mencari
instruksi, kemampuan
monitoring, kemampuan
Persamaan penelitian
ini yaitu sama-sama
meneliti tentang
pengelolaan kelas,
dan menggunakan
metode penelitian
kualitatif deskriptif.
perbedaan penelitian
terletak pada variabel
terikat yaitu regulasi
diri pada siswa.
47
keterlibatan dalam kelas
dan metacognitive talk.
Pengelolan kelas terdiri
dari: kemampuan
melibatkan siswa secara
aktif, kemampuan dalam
mengelola gangguan di
kelas dan penggunaan
waktu belajar yang
efisien. Dua aspek
tersebut sudah baik dan
terpenuhi pada diri siswa.
8. Rosdiana, dkk
(Jurnal Lentera
Pendidikan,
Vol. 20 No. 1,
2017)
Pengaruh
Manajemen Kelas
terhadap
Keaktifan Belajar
Peserta Didik
pada MTS
Madani Alauddin
Hasil penelitian deskriptif
ini adalah adanya
keaktifan belajar peserta
didik di MTs Madani
Alauddin Kabupaten
Gowa berada pada
kategori sedang.
Penelitian ini sama-
sama meneliti
tentang pengelolaan
kelas.
Perbedaan penelitian
ini terletak pada
variabel terikat yaitu
keaktifan belajar
siswa, dan
menggunakan metode
penelitian kuantitatif
48
Kabupaten Gowa. Sedangkan hasil analisis
statistik inferensial
menunjukkan nilai t
hitung sebesar 3,250
lebih besar dari pada nilai
t tabel distribusi dengan
nilai 1,980 dengan taraf
signifikansi sebesar 5%
(3,250 > 1,980) =
(thitung > ttabel) berarti
ada pengaruh manajemen
kelas terhadap keaktifan
belajar peserta didik di
MTs Madani Alauddin
Kabupaten Gowa.
dengan pendekatan
penelitian yang
digunakan adalah Ex
Post Facto.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta
yang beralamat di Jl. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Jakarta, Pondok Pinang,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan
Maret tahun ajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research) dan penelitian ini digolongkan ke dalam studi kasus deskriptif
kualitatif. Metode penelitian ini disebut juga dengan metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting). Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka
diperlukan penguasaan teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial menjadi lebih jelas
dan bermakna.45
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data
yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu
dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan
transferability.46
45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
8. 46 Ibid., h. 9.
50
Pada penelitian ini menggunakan istilah “social situation” atau situasi
sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan
aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.47
Dalam pelaksanaanya, pertama mengumpulkan data kualitatif mengenai
pengelolaan kelas terhadap pembelajaran tematik kelas II A, D dan H Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta dengan menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentsi.48
Tahap selanjutnya, menganalisis masing-masing sumber data yang
diperoleh dari berbagai sumber yang telah ditentukan untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dengan demikian, akan
didapatkan informasi yang mendalam mengenai pengelolaan kelas terhadap
pembelajaran tematik peserta didik kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta.49
C. Teknik Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dalam penelitian ini
teknik yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian kualitatif adalah
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, dengan kata lain sampel yang
ditetapkan secara sengaja oleh peneliti.50 Teknik ini dipilih berdasarkan tujuan
penelitian yakni memilih orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi tentang masalah pada penelitian ini.
Pemilihan level kelas II (A, D, dan H) sengaja dipilih berdasarkan MIR
(Multiple Intelengence Research) yang telah diterapkan MI Pembangunan UIN
Jakarta. Level kelas berdasarkan MIR bukan untuk membandingkan antara anak
47 Ibid., h. 215. 48 Ibid., h. 222. 49 Ibid., h. 243. 50 Ibid., h. 218.
51
bodoh dan pintar melainkan untuk mendapatkan data yang menyeluruh pada
kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta. Menurut MIR peserta didik pada kelas A
rata-rata memiliki tingkat kecerdasan Linguistic, pada peserta didik kelas II D
rata-rata memiliki tingkat kecerdasan Interpersonal, dan pada peserta didik kelas
II H rata-rata memiliki tingkat kecerdasan Kinestetic.
Adapun beberapa informan tersebut adalah:
1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
2. Guru kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
3. Peserta didik kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta.
D. Situasi Sosial
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tapi oleh
Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis.51
Tempat dalam penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, sedangkan pelaku dalam aktivitas penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru dan peserta didik kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, serta aktifitas dalam penelitian ini adalah
pengelolaan kelas yang telah diimplementasikan di kelas II A, D, dan H pada
pembelajaran tematik.
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, maka
langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
51 Ibid, h. 215.
52
1. Observasi
Penelitian ini menggunakan observasi partisipatif, yaitu peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya.52
Dalam penelitian ini, data terhadap objek dikumpulkan dan akan
dicatat datanya dengan mengamati langsung bentuk pengelolaan kelas II A,
D, dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, yang mencakup 2
aspek yaitu guru dan peserta didik. Pada guru di antaranya: persiapan
pembelajaran (memberikan motivasi dalam belajar, ruangan, pengaturan
tempat duduk, ventilasi, dan pengaturan penyimpanan barang-barang),
mengorganisasikan peserta didik baik secara individu ataupun kelompok
(Memakai metode, model, dan memanfaatkan media serta fasilitas yang
tersedia, memberikan kebebasan untuk mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, memberi tindakan secara tanggap kepada peserta didik yang
melakukan penyimpangan, membimbing peserta didik dalam mengalisis dan
mengevalusi proses pemecahan masalah, serta melakukan refleksi).
Sedangkan pada peserta didik di antaranya: dampak terhadap proses
pengelolaan yang dilakukan oleh guru.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan
52 Ibid, h. 227.
53
situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan
melalui observasi.53
Wawancara juga merupakan cara untuk memperoleh data melalui
narasumber sebagai orang yang dianggap paling tahu mengenai masalah
yang diteliti. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstuktur
(semistructure interview), yaitu wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman yang telah ditetapkan, namun berkembang setelah
wawancara berlangsung.54
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap kepala
sekolah, guru kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta, dan beberapa guru lain pada kelas II Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat memiliki
data dan informasi yang lebih mendalam dan menyeluruh selain dari pada
observasi.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.55
Dalam penelitian ini, dokumentasi berupa gambar-gambar dan
dokumen, seperti: RPP, silabus, LKS, media, buku pelajaran, modul, dan
lain sebagainya, yang menerangkan pelaksanaan pengelolaan kelas II A, D,
dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang sejumlah
data yang diperkirakan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
53 Ibid, h. 232. 54 Ibid, h. 233. 55 Ibid, h. 240.
54
Pada dasarnya, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri.56 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara mengetahui pengelolaan kelas di
kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Selain
itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas dan peserta
didik selama proses pembelajaran.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Objek Penelitian Aspek Indikator Pertanyaan
Kepala Sekola MI
Pembangunan UIN
Jakarta
Pengelolaan kelas
secara umum
1. Memahami
pengertian
penglolaan kelas.
2. Mengetahui sistem
pengelolaan kelas.
3. Mengadakan
pelatihan dan
supervise.
4. Mengetahui sarana
dan prasarana.
5
56 Ibid., h. 222.
55
Guru Kelas II MI
Pembangunan UIN
Jakarta
Pengelolaan kelas
dan pembelajaran
tematik
1. Memahami
pengertian
pengelolaan kelas
dan pembelajaran
tematik.
2. Menata ruangan
kelas (mading,
perpustakaan
kelas, media, alat
pembelajaran,
dan lain-lain).
3. Membentuk pola
tempat duduk
peserta didik.
4. Membentuk
karakter peserta
didik.
5. Menggunakan
model, metode,
dan strategi pada
pembelajaran
tematik.
8
Masalah dan
hambatan dalam
pengelolaan kelas
dan pembelajaran
tematik
1. Mengetahui
masalah dan
hambatan dalam
pengelolaan
kelas.
2. Mengetahui
3
56
masalah dan
hambatan dalam
pembelajaran
tematik.
Perencanaan
pelaksanaan dalam
pembelajaran
5. Membuat
perencanaan
pelaksanaan
dalam
pembelajaran.
6. Mengaplikasikan
RPP dalam
pembelajaran.
3
Sarana dan prasarana
yang mendukung
dalam pembelajaran
tematik
1. Mengetahui
sarana dan
prasarana yang
diperlukan dalam
pembelajaran
tematik
1
2. Observasi
Observasi dan catatan lapangan ini meliputi kegiatan pengamatan
terhadap implementasi pengelolaan kelas pada saat proses pembelajaran
tematik di kelas II A, D, dan H Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN
Jakarta.
57
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi
No. Objek
Penelitian
Variabel
Penelitian
Indikator No
Item
Jumlah
Butir
1.
Guru
Proses
Pengelolaan
Kelas dalam
Pembelajaran
Tematik
1. Mengelola kelas
yang mencakup
fisik dan persiapan
pembelajaran.
2. Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar (individu
dan kelompok).
1
16
2.
Peserta Didik
Proses Belajar
Peserta Didik
1. Mengatahui
dampak
pengelolaan kelas
terhadap peserta
didik dalam
pembelajaran
tematik.
2
10
3. Dokumentasi
Dokumentasi berupa gambar-gambar dan dokumen, seperti: RPP,
silabus, LKS, media, buku pelajaran, modul, dan lain sebagainya, yang
menerangkan pelaksanaan pengelolaan kelas II A, D, dan H Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
58
Tabel 3.3 Studi Dokumentasi
No. Aspek Objek
1. Proses pengelolaan kelas
dalam pembelajaran tematik
1. Gambar atau foto, rekaman, video,
dan lain-lain terkait dengan proses
pengelolaan kelas.
2. Silabus, RPP, media/alat peraga,
absensi kelas, penialaian, buku
tematik, buku modul, dan dokumen
lainnya.
G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian tentu apakah data ini sesuai dengan tujuan, maka penulis
akan memuat pemeriksaan dan informasi keabsahan data dengan dua cara: 1) Uji
Kredibilitas diantaranya dengan triangulasi, perpanjangan pengamatan, dan
menggunakan bahan refrensi, dan 2) Pengujian Konfirmability, sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
Bermacam-macam cara pengujian data dengan menggunakan uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif,
diantaranya:
a. Triangulasi data
Merupakan teknik dengan sumber, metode, penelidik dan teori,
dan peneliti disini akan menggunakan triangulasi dengan sumber sebagai
perbandingan pengecekan kepercayaan suatu data informasi yang telah
peneliti tulis.57
57 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Kualitatif Lapangan
dan Perpustakaan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 165.
59
Triangulasi data pada hakikatnya menggabungkan berbagai teknik
pengumpulan data untuk dicek keabsahannya, yang antara lain melalui
wawancara, angket, dokumentasi dan observasi.58
b. Perpanjangan penelitian
Yaitu peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,
wawancara, dan yang lainnya dengan sumber data yang lama maupun
baru.59
c. Menggunakan bahan refrensi
Yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang
ditemukan oleh peneliti. Seperti rekaman wawancara, dan foto-foto atau
dokumen autentik.60
2. Pengujian Konfirmability
Peneliti secara jujur menuliskan apa yang dilihat, didengar dan
diamati tanpa memasukkan kepentingan pribadi, orang lain, atau suatu
organisasi ke dalam skripsi ini secara objektif tidak mendukung pihak-pihak
tertentu. Dan peneliti akan memberikan beberapa hasil gambar terkait
penelitian yang berlangsung dengan sumber yang relevan.61
H. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dimengerti oleh orang lain.62
58 Ibid., h. 165. 59 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
270. 60 Ibid., h. 275. 61 Ibid., h. 277. 62 Ibid., h. 244.
60
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan
Huberman yang terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya.63 Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Penyajian bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan
hubungan antar kategori. Penggunaan gambar, bagan, dan tabel bisa
memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami
isi penelitian.64
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada pengumpulan data
berikutnya.65
I. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini adalah data kualitatif berupa hasil
pengamatan, observasi, maupun wawancara. Adapun keseluruhan data yang
dibutuhkan untuk keperluan analisis adalah data yang bersumber dari kepala
sekolah, guru, dan peserta didik kelas II A, D, dan H Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta (responden). Data-data yang dimaksud adalah hasil jawaban
63 Ibid., h. 247 64 Ibid., h. 249 65 Ibid., h. 252.
61
responden (selft report), dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
penelitian yang meliputi foto, video, rekaman, Silabus, RPP, media/alat peraga,
LKS, buku tematik, buku modul, dan dokumen lainnya.
62
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MI Pembangunan UIN Jakarta
Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berawal dari keinginan
akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representif dari para tokoh di
Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada awal tahun
1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh
Rektor IAIN (sejak tahun 2002 berubah menjadi UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. H. M. Toha Yahya Omar (alm).
Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah (MP UIN) Jakarta membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya
baru 58 orang, terdiri dari kelas I : 43 orang kelas II : 8 orang dan kelas III : 7
orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai tanggal 7 Januari 1974.
Tanggal 7 Januari inilah yang kemudian ditetapkan sebagai “Hari Kelahiran” MP
UIN Jakarta.
Sesuai dengan Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, sejak awal
September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dilaksanakan
oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini
di antaranya menyiapkan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sebagai
Madrasah Laboratorium FTIK UIN Syarif Hidayatullah.
Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madrasah
Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta.
64
Kini diusianya yang telah lebih dari 40 tahun, siswa MI Pembangunan UIN
Jakarta berjumlah lebih dari 1.378 orang. Prestasi-prestasi yang telah diraih baik
dalam bidang akademik maupun non akademik serta kepercayaan masyarakat
yang begitu besar untuk menyekolahkan putra-putrinya di Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta membuktikan bahwa MP UIN Jakarta memiliki mutu
yang dapat diandalkan.
2. Visi dan Misi MI Pembangunan UIN Jakarta
Visi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta:
Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan
terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan
mengapresiasi potensi didik serta perkembangan era global.
Misi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta:
a. Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan beriman,
bertakwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan-
keunggulan komparatif;
b. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terdapat keseimbangan
antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani siswa, dan dapat
melahirkan lulusan yang cerdas, kuat serta sehat;
c. Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan ke-
Islaman, sains dan teknologi serta apresitatif terhadap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia;
d. Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga profesional yang
menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis
serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia;
e. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional
yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadian yang Islami;
65
f. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar
yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar
berfungsi sebagai pusat pembelajaran;
g. Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai
aktivitas belajar intra maupun ekstrakurikuler.
3. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
a. Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan
lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif serta
keunggulan komparatif;
b. Terwujudnya peserta didik yang yang memiliki keseimbangan antara
kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial;
c. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan
kemampuan potensi anak;
d. Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang
keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta
memiliki kemampuan untuk mengajarkannya (teaching skill),
berkepribadian pedagogis dan berakhlak mulia;
e. Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam menguasai
tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos
kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia;
f. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar seluas-
luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat
pembelajaran;
66
g. Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan
teamwork melalui berbagai aktivitas belajar intra maupun ekstrakurikuler.
4. Sarana dan Prasarana
a. Bangunan
Tabel 4.1
Sarana Bangunan MI Pembangunan UIN Jakarta
NO JENIS FASILITAS JUMLAH LUAS (M²)
1. Ruang Kelas 50 3450
2. Ruang Kepala Madrasah 1 30
3. Ruang Guru 2 225
4. Ruang Tata Usaha 2 150
5. Laboratorium 3 225
Komputer 1 75
MIPA 1 75
C. I P S 1 75
D. Bahasa 1 75
E. Kitchen Lab 1 50
6. Perpustakaan 1 225
7. Ruang Kesenian/Musik 1 71
8. Ruang BP/BK 1 75
9. Ruang UKS 1 75
11. Ruang Serbaguna 1 375
12. Masjid dan Aula 1 432
13. Rumah Dinas 2 70
14. Kantin 5 138
67
b. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana MI Pembangunan UIN Jakarta
NO JENIS FASILITAS JUMLAH
1 Mesin Tik 1
2 Komputer Kantor 27
3 Komputer Siswa 60
4 Printer 13
5 Scan Nilai 2
6 Audio Visual 4
7 Foto Copy/ Resograf 2
8 Mesin Fax 1
9 Meja Guru 128
10 Meja TU 23
11 Kursi Integral Siswa 1440
12 Filling Kabinet 9
13 LCD/OHP 30
14 Kendaraan Operasional 5
15 AC 131
16 Lainnya (Laptop) 8
17 Scanner 4
15. Koperasi Sekolah 1
15 WC Guru 7 151
16 WC Murid 30 383
68
c. Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Dokter Kecil 12) Futsal
2) Pramuka 13) Bola Basket
3) Karate 14) Manga
4) Taekwondo 15) Marawis
5) Seni Lukis 16) Tenis Meja
6) Seni Tari 17) Sains Club
7) Seni Musik 18) Peer Mediation
8) Marching Band 19) Math Club
9) English Club 20) Jurnalistik (Wartawan Cilik)
10) Tahfiz 21) Kelompok Peduli Lingkungan
11) Paskibra
69
5. Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta
Bagan 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
________________ : Garis Instruktif
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ : Garis Koordinatif
YAYASAN
FITK UIN JAKARTA
KOMITE MADRASAH
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
Kepala Bagian Tata Usaha
SUBBAG
ADM DIKJAR
SUBBAG
ADM UMUM & HUMAS
SUBBAG
KEPEG & KEUANGAN
Kepala MA
Kepala MTs
Kepala MI
Wakabid. Kurikulum
Wakabid. Kesiswaan
Wakabid. Kurikulum
Wakabid. Kesiswaan
Waka I
Waka IV
Waka III
Waka II
PUSAT LITBANG DAN JAMINAN MUTU
PUSAT SISTEM INFORMASI, DOKUMENTASI DAN
PUBLIKASI
PERPUSTAKAAN LABORATORIUM
70
6. Data Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Diagram 4.1
Data pendidik berdasarkan status kepegawaian
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa data pendidik Madarasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta berdasarakan status kepegawaian terdiri
dari 47 PNS, dan 40 non-PNS.
Diagram 4.2
Data pendidik berdasarkan jenis kelamin
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa data pendidik Madarasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta berdasarakan status jenis kelamin terdiri
dari 44 laki-laki, dan 43 perempuan, dengan jumlah keseluruhan 87 tenaga
pendidik.
71
Diagram 4.3
Data pendidik berdasarkan rentang usia
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa data pendidik Madarasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta berdasarakan rentang usia mulai dari
usia 25 tahun sampai 65 tahun.
Diagram 4.4
Data pendidik berdasarkan kualifikasi pendidikan
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa data pendidik Madarasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta berdasarakan kualifikasi pendidikan
terdiri dari S1 berjumlah 83 orang, PGA berjumlah 1 orang, D II berjumlah 2
orang, dan SGO berjumlah 1 orang.
72
7. Data Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Diagram 4.5
Jumlah Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Tahun Pelajaran 2017/2018
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa data peserta didik
Madarasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, dengan jumlah 1378 peserta
didik, dan jumlah rombel 48 kelas (setiap paralel kelas terdiri dari 8 kelas):
a. Kelas 1: 240 peserta didik d. Kelas III: 217 peserta didik
b. Kelas II: 238 peserta didik e. Kelas IV: 220 peserta didik
c. Kelas III: 228 peserta didik f. Kelas V: 235 peserta didik
C. Deskripsi dan Interpretasi Data Data-data hasil penelitian pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik
pada kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Observasi dilakukan dengan mengamati proses pengelolaan kelas yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tematik pada kelas II MI Pembangunan
73
UIN Jakarta. Selain itu observasi juga dilakukan dalam mengamati tata letak fisik
kelas yang meliputi: pengaturan pola tempat duduk, kebersihan ruangan dan
ventilasi kelas, pengaturan alat-alat pengajaran, pajangan kelas, dan sarana
prasarana yang terdapat di kelas (papan tulis, mading kelas, proyektor, AC,
perpustakaan kelas, loker peserta didik, tempat menaruh makanan dan minuman,
karpet dan meja untuk mengaji, serta rak sandal).
Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara semi terstruktur yang
terlebih dahulu peneliti telah memiliki sejumlah pertanyaan untuk diajukan,
namun berkembang saat proses wawancara berlangsung. Wawancara ini
ditujukan kepada pihak-pihak yang dianggap peneliti sebagai narasumber yang
cocok untuk menggali data yang dibutuhkan oleh peneliti, antara lain kepala
sekolah, dan guru kelas II (A, D, dan H) Madrasah Ibitidaiyah UIN Jakarta.
Terakhir, peneliti melakukan dokumentasi yang berhubungan dan
mendukung penelitian, khususnya mengenai proses pengelolaan kelas di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Dokumentasi yang peneliti
dapatkan berupa lampiran RPP, silabus, dan foto-foto saat proses pengelolaan
kelas berlangsung.
Secara rinci, hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dipaparkan
sebagai berikut:
1. Prosedur dan Keterampilan Pengelolaan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta
Pada hakikatnya pengelolaan kelas merupakan tugas guru untuk
menciptakan kondisi belajar yang optimal dan menetralisir keadaan jika terjadi
gangguan di dalam kelas selama proses belajar mengajar. Di mana guru sebagai
ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi,
membina, dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia
yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi.
Keterampilan pengelolaan kelas dirasa sangat penting dimiliki oleh guru
kelas MI Pembangunan UIN Jakarta, di samping untuk kenyamanan peserta didik
74
dalam belajar, juga untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam
memahami kosep, mengalisis dan mengaplikasikan pembelajaran. Hal ini seperti
yang telah peneliti tanyakan kepada kepala sekolah, dan guru kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
“Pengelolaan kelas itu penataan kelas untuk menunjang proses kegiatan
belajar mengajar, seperti mengatur fokus siswa untuk belajar, serta tata letak
tempat duduk dan mading”.66
“Pengelolaan kelas menurut hemat saya, dapat mengkodisikan kelas dan
peserta didik, membuat seluruh siswa fokus terhadap materi yang disampaikan,
serta mengajar sesuai dengan RPP yang sudah dibuat”.67
Keterampilan dalam pengelolaan kelas memang diharapkan untuk
menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat
berlansung secara efektif dan efisien, serta meningkatkan fokus peserta didik
dalam memahami pelajaran khususnya pada pembelajaran tematik. Hal tersebut
tidak luput dari profesionalitas guru dalam mengatur pengelolaan kelas, serta
sarana dan prasarana yang dapat dimanafaatkan di kelas. Hal ini seperti
diungkapkan oleh kepala sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta.
“Sistem pengelolaan kelas di bawah tanggung jawab guru kelas, dimulai
dari tersedianya layout kelas, menetapkan denah atau pola tempat duduk, harus
tersedia seperangkat administrasi yang standar untuk proses kegiatan belajar
mengajar, baik jurnal kelas, absensi kelas, penilaian, struktur kelas, tata tertib
kelas, sampai jadwal piket. Pada kelas rendah layout yang digunakan harus
disesuaikan, tidak terlalu sulit, seperti membuat kreasi yang dapat ditempel di
mading kelas, serta tidak lupa untuk melibatkan peserta didik dalam mengelola
66 Ummu Sa’diyah, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II H Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 12.39 WIB. 67 Rita Zahara, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II E Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 12 April 2018 pukul 12.32 WIB.
75
kelas, sebagai bentuk pembelajaran dan kedisiplinan yang ditanamkan sejak
dini”.68
Pembagian peserta didik pada kelas II yang terdiri dari 8 kelas, diatur
bukan berdasarkan pintar atau bodohnya peserta didik, melainkan berdasarkan
MIR (Multiple Intelengence Research) yang menggambarkan gaya belajar
peserta didik. Peneliti memilih tiga bentuk kecerdasan atau gaya belajar peserta
didik yang menyangkut dalam proses pengelolaan kelas, yaitu linguistic,
kinesthetic, dan interpersonal. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh kepala
sekolah MI Pembangunan UIN Jakarta.
“Pengaturan kelas paralel pada kelas II diatur sesuai acuan MIR (Multiple
Intelengence Research) yang menggambarkan gaya belajar peserta didik”.69
Tabel 4.3
Hasil MIR (Multiple Intelengence Research)
Kelas II Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018
No. Tipe Kecerdasan A B C D E F G H
1. Interpersonal 16 11 1 12 13 10 6 5
2. Linguistik 15 15 - 1 1 - 1 10
3. Kinestetik 6 5 4 - - - 4 16
4. Matlog 3 1 9 5 7 17 9 3
5. Intra Personal 1 2 4 1 5 4 3 3
6. Spasial Visual 1 3 6 12 5 12 8 1
7. Naturalis - 1 7 - - - - 1
8. Musik - 1 1 3 1 - - -
Rata-rata 5.3 5 4 4 4 5.4 3.9 4.9
Sumber: Next Edu (Discovering Human’s Multiple Intelengences)
68 Yon Sugiono, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.24 WIB. 69 Yon Sugiono, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.24 WIB.
76
Gambar 4.1 Hasil MIR (Multiple Intelengence Research) kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Faktanya, setelah diwawancara dari tiga guru kelas II (A, D, dan H),
pengelolaan kelas yang bersifat fisik, seperti pengaturan pola tempat duduk,
kebersihan ruangan dan ventilasi kelas, pengaturan alat-alat pengajaran dan
pembuatan mading kelas, tidak ada jangka waktu khusus dalam penerapannya.
Pengaturan dilakukan jika merasa kondisi kenyamanan peserta didik yang
berkurang dan suasana saat belajar dirasa sudah mulaitidak kondusif. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh guru kelas II (A, D, dan H).
77
“Biasanya perbulan, tapi tergantung suasana belajar. Kalau mading tidak
ada patokan waktu khusus, jika peserta didik membuat kreasi baru ditempel di
mading”.70
“Tempat duduk minimal sebulan sekali, namun terkadang melewati satu
bulan. Kalau pembuatan mading tidak ada patokan waktu, tergantung ada kreasi
peserta didik yang bisa dipajang”.71
“Tidak ada patokan jangka waktu untuk mengatur tempat duduk dan
mading kelas, kalau dirasa sudah tidak kondusif suasana belajarnya, baru diganti
polanya”.72
“Kalau saya paling cepat dua minggu sekali, atau paling lama sebulan
sekali. Saat ini saya sedang mencoba membuat leader pada setiap kelompok,
supaya peserta didik yang mendominasi dapat merangkul temannya yang dirasa
kurang dan lamban mengikuti pelajaran, walaupun terkadang ada pro dan kontra
antar peserta didik”.73
Berdasarkan hasil observasi, pengamatan, dan wawancara, pola
pengaturan tempat duduk yang biasa diterapkan pada siswa kelas II terdapat tiga
pola, yaitu: membetuk leter U, membuat kelompok (5-6 kelompok), dan dibagi
menjadi dua bagian. Sedangkan pada penempatan tempat duduk peserta didik
diatur secara heterogen. Hal ini seperti diungkapan guru kelas II A Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
“Tata letak tempat duduk biasanya dibagi menjadi 5-6 kelompok,
membuat leter U, atau dibagi menjadi dua saja. Penempatan peserta didik di
samping saya melihat sesuai dengan MIR, saya menggabungkan peserta didik
70 Linda Nurlinda, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.47 WIB. 71 Syukri Rifa’I, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II D Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 09.10 WIB. 72 Ummu Sa’diah, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II H Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 12.39 WIB. 73 Sarmadan Noor Daulay, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II G Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 12 April 2018 pukul 13.59 WIB.
78
secara campur dan merata dengan kemampuan yang berbeda-beda, kecuali pada
peserta didik yang memerlukan ekstra perhatian lebih itu di tempatkan di depan
namun masih bercampur rata”.74
Gambar 4.2 Pola tempat duduk perkelompok
Gambar 4.3 Pola tempat duduk leter U
74 Linda Nurlinda, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.47 WIB.
79
Gambar 4.4 Pola tempat duduk dibagi dua bagian
Keberhasilan pengelolaan kelas dapat terwujud dengan adanya kerjasama
antara guru dengan peserta didik. Namun, pada penerapannya terdapat hambatan
dan masalah-masalah yang muncul pada proses pengelolaan kelas, terutama pada
tingkat kecerdasan dan gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda Hal tersebut
dapat mempengaruhi keberhasilan pengelolaan kelas dan mengganggu proses
kegiatan belajar mengajar. Hal ini seperti diungkapkan guru kelas II (A, D, dan
H) Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
“Di kelas II A memang peserta didik lebih dominan linguistic (banyak
berbiacara/ngobrol saat pelajaran), jadi harus didiamkan dulu baru bisa
dilanjutkan pelajarannya, dan itu menghambat proses pembelajaran. Kalau ada
yang penyelewengan saya akan tegur, mengucapkan istigfar, dan bahkan sampai
saya suruh untuk belajar di luar. Sedangkan reward, saya kasih bintang di papan
reward”.75
“Kalau di kelas II D memang lebih dominan interpersonal, walaupun ada
beberapa peserta didik yang intrapersonal (pendiam). Jadi peserta didik yang
interpersonal ini mudah emosional dan tidak mau mengalah satu sama lain,
sedangkan yang pendiam biasanya cuek dan cenderung lambat mengikuti
75 Linda Nurlinda, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.47 WIB.
80
pembelajaran. Kalau ada bentuk penyelewengan saya suruh baca istigfar 50 kali.
Kalau reward saya kasih alat tulis seperti penghapus, pensil, dan rautan”.76
“Kalau di kelas II H sebetulnya kalau disesuaikan berdasarkan MIR lebih
dominan linguistic (sering ngobrol), namun semakin ke sini peserta didik rata-
rata menjadi kinesthetic (tidak bisa diam) ada saja yang dimainkan, entah pensil,
kertas dibuat mainan, sampai naik ke kursi. Kalau sudah melewati batas, saya
akan suruh peserta didik untuk menulis janji supaya tertib, dan Alhamdulillah
ada efeknya”.77
Proses pengelolaan kelas juga tidak luput dari adanya sarana dan
prasarana kelas yang mendukung berjalannya proses pengelolaan kelas sehingga
dapat berjalan dengan baik. Pada kelas II Madrasah Ibtidiayah Pembangunan
UIN Jakarta, kelengkapan sarana dan prasarana kelas sama, meliputi: papan tulis,
mading kelas, proyektor, AC, perpustakaan kelas, loker peserta didik, tempat
menaruh makanan dan minuman, karpet dan meja untuk mengaji, rak sandal,
serta media hasil kreasi peserta didik dalam penerapan pembelajaran tematik. Hal
ini seperti diungkapkan oleh kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta.
“Sarana dan prasarana di dalam kelas dibuat selengkap mungkin. Adapun
kalau ada sesuatu yang kurang, dapat diajukan ke bagian administrasi umum
untuk ditindak lanjuti. Secara garis besar, setiap kelas paralel memiliki
kelengkapan saran dan prasarana yang sama”.78
76 Syukri Rifa’I, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II D Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 09.10 WIB. 77 Ummu Sa’diah, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II H Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 12.39 WIB. 78 Yon Sugiono, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.24 WIB.
81
Gambar 4.5 Mading kelas, absensi kelas, jurnal dan penilaian kelas
Gambar 4.6 Rak sepatu, loker, dan karpet
82
Gambar 4.7 Meja guru dan proyektor
Gambar 4.8 Papan tulis dan AC
83
Gambar 4.9 Kreasi media peserta didik
Gambar 4.10 Perpustakaan kelas dan tempat makanan minuman
Berdasarkan hasil wawancara, ternyata ditemukan fakta bahwa
sebelumnya pernah ada pelatihan mengenai kurikulum pembelajaran tematik
yang di dalamnya mencakup pengelolaan kelas. Seraya diungkapkan oleh kepala
sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
84
“Sebetulnya, kalau pelatihan khusus pengelolaan kelas di MI
Pembangunan UIN Jakarta belum pernah ada, namun beberapa kali sekolah
mengadakan pelatihan untuk guru mengenai kurikulum tematik yang di
dalamnya mencakup pengelolaan kelas walaupun tidak secara mendalam, seperti
letak tempat duduk, dan administrasi kelas”.79
Gambar 4.11 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta beberapa kali
mengadakan pelatihan kurikulum tematik
79 Yon Sugiono, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.24 WIB.
85
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, serta melakukan telaah
terhadap dokumentasi, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pengelolaan kelas Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta secara
garis besar merupakan tanggung jawab dari guru kelas, baik terkait dengan
ruangan atau fisik kelas, seperti pola tempat duduk, kebersihan ruangan dan
ventilasi kelas, pembuatan mading, layout kelas, jurnal kelas, absensi dan
penilaian peserta didik, jadwal piket dan tata tertib kelas, sarana dan
prasarana kelas, sampai penanaman kerjasama terhadap peserta didik dalam
mengelola kelas dengan baik.
b. Tujuan pengelolaan kelas itu sendiri yaitu menciptapkan suasana dan proses
belajar mengajar yang kondusif dan optimal di dalam proses pengelolaan
kelas, serta menumbuhkan hubungan emosional yang baik antara guru dan
peserta didik dan mengurangi bentuk perilaku negatif antar peserta didik.
c. Pembagian kelas II dilakukan secara paralel sesuai acuan MIR (Multiple
Intelengence Research) yang menggambarkan gaya belajar peserta didik,
seperti linguistic, kinesthetic, dan interpersonal. Kelas II A memiliki
dominan tingkat kecerdasan linguistic, kelas II D melimiliki dominan tingkat
kecerdasan interpersonal, dan kelas II H memiliki dominan tingkat
kecerdasan kinesthetic.
d. Tidak adanya jangka waktu dalam membuat pengaturang pola tempat duduk,
pengaturan alat-alat pengajaran, dan pembuatan mading kelas pada kelas II
Madrasah Ibtidaiyah UIN Jakarta. Semuanya diatur secara kondisional
sesuai dengan kondusif atau tidaknya suasana kelas.
e. Ada tiga pola pengaturan tempat duduk pada kelas II Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, yaitu: pola perkelompok, pola leter U, dan pola
dua bagian.
f. Adanya penindakan secara langsung terhadap peserta didik kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta yang melakukan
penyelewengan atau tindakan negatif saat proses pengelolaan kelas
86
berlangsung, di antaranya: membaca istigfar, membuat janji ketertiban dan
kedisiplinan, mengikuti pelajaran di luar kelas, berdiri di depan kelas dengan
mengangkat kaki dan menjewer telinga, dan mediasi jika ada selisih paham
antara wali murid terhadap perilaku negatif antar peserta didik. Sedangkan
reward yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa bintang yang
ditempelkan di papan bintang, alat tulis (pensil, penhapus, dan rautan), serta
makanan ringan.
g. Sarana dan prasarana kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta secara umum memiliki kelengkapan yang sama, seperti: papan tulis,
mading kelas, proyektor, AC, perpustakaan kelas, loker peserta didik, tempat
menaruh makanan dan minuman, karpet dan meja untuk mengaji, serta rak
sandal.
2. Pengaplikasian pembelajaran tematik pada kelas II Madrasah Ibtidaiyah UIN
Jakarta
Pengelolaan kelas akan berjalan dan terlihat ketika diterapkan dalam
suatu bentuk kegiatan belajar mengajar. Dalam teorinya, pembelajaran tematik
sendiri yaitu proses pembelajaran secara utuh dan terpadu (integrated), yang
membutuhkan perhatian khusus dalam proses pembelajarannya untuk
membentuk tiga kecerdasan siswa (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Oleh
karena itu pengelolaan kelas dan pembelajaran tematik merupakan satu kesatuan
yang saling ketergantungan dalam penerapannya. Hal tersebut seperti
diungkapkan oleh kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta.
“Pembelajaran tematik khususnya pada kelas rendah harus diperhatikan
secara ekstra dalam penerapannya, karena di dalam pembelajaran tematik terselip
87
proses pengelolaan kelas, baik dalam pengaturan peserta didik saat belajar dan
pembuatan media”.80
Gambar 4.12 Buku tematik kelas II Madrasah Ibitidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta
Hasil wawancara mengungkapkan, sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran tematik, seluruh kelas II membuat perencanaan pembelajaran atau
RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang akan menjadi acuan dalam proses
kegiatan pembelajaran tematik. Hal tersebut seraya diungkapkan oleh guru kelas
II A Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.
“Di awal semester kami sudah mulai membuat RPP, dengan cara
membagi secara rata sesuai dengan dengan tema yang akan digunakan dalam satu
semester. Kami membagi tugas, supaya lebih ringan dalam pengerjaannya. Kami
pun biasanya mengadakan kumpulan kelas paralel seminggu sekali untuk
menyiapkan pembelajaran yang sekiranya harus membuat media”.81
Dalam pengaplikasiannya, keterampilan guru dalam mengelola kelas
khususnya pada pembelajaran tematik, memerlukan model, metode, strategi, dan
80 Yon Sugiono, Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.24 WIB. 81 Linda Nurlinda, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 13.47 WIB.
88
media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan tujuan pembelajaran
menjadi lebih bermakna, dan peserta didik pun dapat senang dalam belajar,
sehingga bisa mengaitkan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari.
Guru kelas II D mengatakan, bahwa minimal seminggu sekali diadakan
perkumpulan kelas paralel untuk menyiapkan pembelajaran yang sekiranya akan
menggunakan media, “Biasanya diadakan kumpulan paralel seminggu sekali
untuk menyiapkan pembelajaran yang perlu mengunakan media seperti membuat
relief bumi, membuat balok dari karton, menghias kendi, dan masih banyak
lainnya”.82
Namun pada faktanya, hasil wawancara mengungkapkan bahwa tidak
semua guru kelas II memakai model, metode, dan strategi khusus dalam setiap
mengajar. Dari tiga kelas yang dilakukan penelitian, dua di antaranya tidak
menggunakan model, metode, dan strategi saat mengajar. Semuanya lebih
terfokus pada penghabisan 1-2 pembelajaran dengan pengejaran materi
pembelajaran. Guru kelas II H mengatakan pemanfaatan media dengan
menggunakan video, lebih digunakan untuk penguatan materi, “kadang-kadang
menggunakan media dengan video, tergantung materinya”.83
Dipertegas dengan ungkapan guru kelas II E yang mengatakan media
video sangat membantu peserta didik dalam memahami materi, “Saya sering
menayangkan video untuk memberikan pemahaman lebih terkait materi kepada
peserta didik”.84
82 Syukri Rifa’I, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II D Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 09.10 WIB. 83 Ummu Sa’diah, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II H Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 12.39 WIB. 84Rita Zahara, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II E Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta, 12 April 2018 pukul 12.32 WIB.
89
Gambar 4.13 Proses pembelajaran menggunakan media video
Sesuai dengan hasil observasi bahwa dalam mengajar guru tidak
meggunakan model, dan metode yang khusus, melainkan hanya memanfaatkan
media video, dan sesuai dengan alur pembelajaran tematik yang terdapat pada
buku tematik peserta didik.
Walaupun memang tayangan video dapat menambah penguatan
pemahaman peserta didik. Sisi negatif yang timbul adalah peserta didik tidak
terlibat secara aktif, dan tidak dapat mengeksplorasi kemampuan berpikirnya.
Padahal hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas II A, bahwasanya dampak
peserta didik terhadap proses pembelajaran tematik yang menggunakan metode
dan media khusus, sangat berpengaruh pada motivasi dan antusiasme peserta
didik dalam mengikuti dan memahami pelajaran.
Hasil wawancara terhadap guru kelas II A yang menggunakan model saat
pembelajaran mengatakan, “Saya saat pembelajaran biasanya seperti tadi,
menggunakan model jigsaw mtode diskusi, dan media karton untuk poster
comment saat pembelajaran tematik.”85
85 Linda Nurlinda, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II A Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 12.39 WIB.
90
Gambar 4.14 Proses pembelajaran dengan model jigsaw, metode diskusi dan
poster comment
Hasil observasi memperlihatkan bahwa dengan digunakannya metode dan
media dalam pembelajaran akan memberikan dampak yang positif dan membuat
peserta didik semakin aktif, dapat mengeskplorasi serta menggali informasi
kemampuan berpikirnya. Peserta didik juga mambangun komunikasi antar
peserta didik dengan diskusi kelompok. Artinya guru memberi kebebasan lebih
kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengaitkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari, karena pusat pembelajaran yang utama adalah
peserta didik (student center).
Dalam implementasinya, tidak dipungkiri adanya masalah-masalah yang
ditemukan selama proses pembelajaran tematik berlangsung. Hal terbesar yang
dapat disimpulkan dari hasil wawancara adalah keterbatasan waktu dan sulitnya
pembahasan materi bagi peserta didik kelas II, menjadi hambatan bagi guru
untuk mengajarkan konsep materi, sehingga ketercapaian tujuan dan ketuntasan
pembelajaran tidak didapat secara utuh.
91
Hal tersebut seraya diungkapkan oleh guru kelas II D, “Selain sulitnya
mengatur fokus siswa yang sulit mengikuti pelajaran, juga mengatur waktu
karena harus mengejar dan menuntaskan materi pembelajaran”.86
Ditambah dengan ungkapan guru kelas II G yang berkata, “Sebetulnya
pembelajaran tematik bagus, namun materi yang diberikan kepada kelas II cukup
sulit dicerna oleh peserta didik, banyak konteks yang tidak seimbang dengan
pemikiran peserta didik kelas II, sehingga memerlukan ekstra berpikir peserta
didik”.87
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, serta melakukan telaah terhadap
dokumentasi, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Penerapan embelajaran tematik kelas II MI Pembagunan UIN Jakarta,
dimulai dengan pembuatan perencanaan program pembelajaran atau RPP
yang telah dirancang dan dibagi secara merata pada awal semester kepada
guru paralel kelas II untuk satu semester.
b. Penggunaan model, metode, strategi, dan media khusus pada pembelajaran
tematik akan dapat membagun motivasi dan antusiasme peserta didik dalam
menggali informasi.
c. Kefokusan peserta didik kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta menjadi hal
penting dalam proses pembelajaran tematik.
d. Madrasah Ibtidaiyah UIN Jakarta beberapa kali melakukan pelatihan untuk
guru-guru mengenai kurikulum 2013, yang di dalamnya berisi pembekalan
kepada guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik agar
menjadi mudah, menyenangkan, dan bermakna.
e. Hambatan yang ditemukan pada implementasi pembelajaran tematik pada
kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta adalah sulitnya mengatur waktu yang
sangat terbatas untuk dapat memberikan hasil yang maksimal kepada peserta
86 Syukri Rifa’I, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II D Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, 21 Maret 2018 pukul 09.10 WIB.
87 Sarmadan Noor Daulay, Hasil wawancara dengan Guru Kelas II G Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, 12 April 2018 pukul 13.59 WIB.
92
didik, baik pada pemahaman konsep, dan membuat pembelajaran tematik
menjadi bermakna. Selain itu perbedaan gaya belajar peserta didik yang
cenderung lamban mengikuti pembelajaran juga mempengaruhi proses
pembelajaran tematik menjadi semakin lama.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki kekurangan karena keterbatasan peneliti.
Penelitian ini hanya berfokus pada proses pengelolaan kelas dalam pembelajaran
tematik dan dampak pengelolaan kelas terhadap peserta didik kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, sehingga tidak meneliti proses
pengelolaan kelas yang ada di kelas tinggi dan kelas rendah lainnya.
93
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan pengelolaan kelas
dalam pembelajaran tematik yang dilakukan guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengelolaan kelas oleh guru secara umum sudah terlaksana dengan baik. Hal
tersebut dibuktikan dengan keterampilan guru dalam mengelola kelas,
seperti memetakan pola-pola tempat duduk siswa, mengondisikan kelas
selalu dalam keadaan bersih, menyediakan perangkat-perangkat pendukung
pembelajaran berupa mading, layout kelas, jurnal kelas, jadwal piket dan tata
tertib kelas, serta sarana dan prasarana kelas lainnya yang tergolong ke
dalam jenis pengelelolaan kelas yang bersifat preventif. Pada aspek ini,
terungkap pula kendala-kendala yang dihadapi oleh guru. Kendala tersebut
antara lain terkait dengan konsistensi pengelolaan kelas itu sendiri.
Terungkap fakta bahwa pengelolaan kelas yang bersifat kuratif, atau dengan
kata lain pengorganisasian guru terhadap peserta didik dalam proses
pembelajaran masih belum terlihat (masih banyak peserta didik yang tidak
fokus dalam pelajaran, membuat kegaduhan, dan adik dengan diri sendiri),
serta perubahan pola-pola tempat duduk belum terprogram secara baik.
Perubahan pola tempat duduk belum didasarkan kepada tuntutan kompetensi
materi pembelajaran dan gaya belajarpeserta didik. Guru belum secara
maksimal mengondisikan kelas sesuai dengan kebutuhan tahapan tumbuh
kembang peserta didik yang beragam. Faktor akses guru yang minim
terhadap berbagai pelatihan terkait dengan pengelolaan kelas menjadi
kendala tersendiri.
94
2. Pembelajaran tematik secara umum sudah terlaksana. Hal tersebut terungkap
dari hasil observasi pembelajaran terhadap dokumen RPP. Guru-guru sudah
mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan
baik. Di sisi lain, fakta menunjukkan bahwa keberlangsungan proses
pembelajaran tematik masih bersifat monoton. Belum seluruh guru mampu
mengkreasikan pembelajaran dengan beragam pendekatan, model, metode,
strategi.
3. Paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) masih
mendominasi. Terungkap fakta bahwa salah satu masalah penerapan
pembelajaran tematik adalah terbatasnya manajemen waktu dalam proses
pembelajaran tematik, hal tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya
pengajaran guru dan pemahaman peserta didik terkait pembelajaran tematik.
B. SARAN
Pengelolaan kelas yang telah dilaksanakan khususnya dalam pembelajaran
tematik, hendaknya dapat berlanjut pada tahap pengembangan melalui pelatihan
khusus secara berkala bagi guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan
kompetensi guru Madarasah Pembangunan. Kendala-kendala yang ditemukan
sebaiknya menjadi titik awal dalam proses evaluasi yang menjadikan pengelolaan
kelas menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran
secara menyeluruh. Selain itu, kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,
hendaknya dapat dikembangkan secara lebih luas sesuai dengan perkembangan
zaman.
96
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ika Nurdiana., dkk. 2017. Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Rendah pada Pembelajaran Tematik di SD. Joyful Learning Journal. Vol. 2.
Djabidi, Faizal. 2017. Manajemen Pengelolaan Kelas. Malang: Madani. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2015. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta. El Hilali, Husni. 2012. Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran, Jurnal
Edu-Bio. Vol. 3. Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Refika Aditama. Hamiyah, Nur dan Mohammad Jauhar. 2015. Pengantar Manajemen Pendidikan di
Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Cet. I. Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius. Herlianti, Yanti. 2015. Pembelajaran Tematik. Jakarta: UIN Press. Isbadrianingtyas, Nafi., dkk, 2016. Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik
di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan. Vol. 1. Mukhtar. 2010. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis
Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan. Jakarta: Gaung Persada Press. Muklis, Mohamad. 2012. Pembelajaran Tematik. Jurnal Fenomena, Vol. 4, Nomor.
1. Mulyasa, E. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. Cet. I. Panduan Magang II Terintegrasi dengan Mata Kuliah Pengajaran Mikro UNY. 2017.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016
Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. sdm.data.kemdikbud.go.id/ SNP/ dokumen/Permendiknas No 22 tahun 2016. Diakses pada tanggal 13 September 2017.
97
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoretis dan
Praktik. Jakarta: Kencana. Ridwanudin, Dindin. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press. Silberman, Melvin L. 2012. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Sunhaji. 2014. Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam Pembelajaran.
Jurnal Kependidikan, Vol. 2. Nomor. 2.
98
LAMPIRAN
99
Lampiran 1
100
Lampiran 2
101
Lampiran 3
102
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas Madrasah Ibtidaiyah UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : ………………….
Waktu dan Tempat Wawancara : ………………….
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak pahami mengenai
pengelolaan kelas?
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
secara umum di MI Pembangunan
UIN Jakarta?
103
3. Adakah pelatihan mengenai
pengelolaan kelas untuk tingkat MI?
4. Bagaimana bentuk pembagian
peserta didik paralel kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
5. Bagaimana sarana dan prasarana
yang mendukung di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Ciputat, ………………….
Informan
NIP.
104
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : ………………………
Kelas : ………………………
Waktu dan Tempat Wawancara : ………………………
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pengelolaan kelas?
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
di kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
105
3. Berapa kali bapak/ibu melakukan
secara rutin pengaturan pola tempat
duduk peserta didik dan pembuatan
mading kelas?
4. Bagaimana pola penataan ruangan
kelas yang mencakup tempat duduk,
pengelolaan kelompok peserta didik,
alat pengajaran dan pajangan kelas?
5. Bagaimana cara bapak/ibu
mengorganisasikan peserta didik dan
memahami karakter peserta didik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
6. Masalah apa saja yang ditemukan
dalam pengelolaan kelas terutama
dalam pembelajaran tematik?
7. Bagaimana sikap bapak/ibu jika
menemukan tindakan
negatif/penyelewengan pada peserta
didik saat proses pembelajaran
106
tematik berlangsung?
8. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pembelajaran tematik?
9. Apa bapak/ibu membuat Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
pada pembelajaran tematik?
10. Kapan pembuatan RPP pada
pembelajaran tematik dilakukan?
11. Bagaimana RPP yang diterapkan
pada pembelajaran tematik di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta?
12. Apa saja model dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
13. Apa saja sarana dan prasana yang
107
mendukung pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
14. Bagaimana proses pengelolaan
pembelajaran tematik di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
15. Apa saja hambatan yang ditemukan
bapak/ibu dalam mengajar tematik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Ciputat, ………………….
Informan
NIP.
108
Lampiran 6
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati pengelolaan
kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:
A. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data mengenai pengelolaan kelas
dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta.
B. Identitas Guru
Nama Guru Kelas : .................................
Kelas : .................................
Waktu : …………………….
C. Aspek yang diamati:
No Aspek Indikator SB B C K Keterangan
1. Pengelolaan
fisik dan
Persiapan
pembelajaran
Memastikan ruangan
kelas, papantulis,
kolong meja,
loker/lemari, dan
ventilasi bersih dan
rapih.
109
Mengatur tempat
duduk, dan membuat
kelompok peserta
didik secara heterogen
dan sesuai dengan
karakteristik peserta
didik.
Memeriksa
penyimpanan barang-
barang peserta didik
dan memberi arahan
apabila masih terlihat
belum rapih.
Memberikan motivasi
belajar dan ice
breaking sebelum
belajar.
Membuat RPP dan
media pembelajaran.
Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Menjelaskan
logistik/alat/bahan
yang dibutuhkan.
Menyesuaikan materi
pelajaran dengan
kecepatan dan
kemampuan belajar
110
peserta didik.
Memulai dan
mengakhiri proses
pembelajaran sesuai
dengan waktu yang
dijadwalkan.
2. Mengorganis
asikan
peserta didik
untuk belajar
(individu dan
kelompok)
Memberikan contoh
dengan tutur kata yang
sopan, volume dan
intonasi suara dalam
proses pembelajaran
harus dapat didengar
dengan baik oleh
peserta didik.
Menciptakan
ketertiban,
kedisiplinan,
kenyamanan,
keselamatan, dan
kepatuhan pada
peraturan dalam
menyelenggarakan
proses pembelajaran.
Memakai metode,
model, dan
memanfaatkan media
serta fasilitas yang
tersedia.
111
Memberikan
kebebasan untuk
mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya.
Membimbing peserta
didik dalam
mengalisis dan
mengevalusi proses
pemecahan masalah.
Memberi tindakan
secara tanggap kepada
peserta didik yang
melakukan
penyimpangan
Membantu peserta
didik untuk
melakukan refleksi
terhadap pemahaman
dan penyelidikan
dalam pembelajaran.
112
Lampiran 7
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
PESERTA DIDIK KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Kelas : ………………………….
Tema : ………………………….
Sub Tema : ………………………….
Pembelajaran : ………………………….
Hari/Tanggal : ………………………….
Waktu : ………………………….
No. Aspek yang diamati SB B C K
Keterangan
1. Peserta didik mengikuti peraturan
dan arahan dari guru.
2. Peserta didik terlibat secara aktif
dalam menggali informasi tentang
tema atau pembelajaran yang
dipelajari.
3. Keterhubungan tema atau
pembelajaran dengan kegiatan
yang dilakukan.
4. Peserta didik mengaitkan materi
pelajaran dengan pengetahuan
yang relevan.
5. Peserta didik antusias dalam
menggunakan media dan fasilitas
113
yang bersedia.
6. Peserta didik mengikuti beragam
aktivitas pembelajaran sesuai
dengan metode atau model
pembelajaran yang digunakan
guru.
7. Peserta didik belajar dalam konsep
learning by doing.
8. Pusat pembelajaran adalah peserta
didik sebagai pelaku utama
(students center).
9. Terjadi interaksi antara peserta
didik, serta peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya.
10. Peserta didik belajar dalam
kelompok-kelompok diskusi.
114
Keterangan:
SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator
dilakukan/terpenuhi.
Apabila ada satu
pernyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila ada dua
penyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator tidak
terlaksana.
Ciputat, ……………………. Guru Kelas NIP.
115
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas Madrasah Ibtidaiyah UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : Drs. Yon Sugiono
Waktu dan Tempat Wawancara : 13.24 WIB, di Ruang Kepala Sekolah
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak pahami mengenai
pengelolaan kelas?
Pengelolaan kelas terkait dengan pengelolaan
fisik atau ruangan dengan melibatkan peserta
didik juga.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
secara umum di MI Pembangunan
UIN Jakarta?
Sistem pengelolaan kelas di bawah tanggung
jawab guru kelas, dimulai dari tersedianya
layout kelas, menetapkan denah atau pola
tempat duduk, harus tersedia seperangkat
administrasi yang standar untuk proses
kegiatan belajar mengajar, baik jurnal kelas,
116
absen kelas, penilaian, struktur kelas, tata
tertib kelas, sampai jadwal piket. Pada kelas
rendah layout yang digunakan harus
disesuaikan, tidak terlalu sulit, seperti
membuat kreasi yang dapat ditempel di
mading kelas, serta tidak lupa untuk
melibatkan peserta didik dalam mengelola
kelas, sebagai bentuk pembelajaran dan
kedisiplinan yang ditanamkan sejak dini.
3. Adakah pelatihan mengenai
pengelolaan kelas untuk tingkat MI?
Sebetulnya, kalau pelatihan khusus
pengelolaan kelas di MI Pembangunan UIN
Jakarta belum pernah ada, namun beberapa
kali sekolah mengadakan pelatihan untuk
guru mengenai kurikulum tematik yang di
dalamnya mencakup pengelolaan kelas
walaupun tidak secara mendalam, seperti
letak tempat duduk, dan administrasi kelas.
4. Bagaimana bentuk pembagian
peserta didik paralel kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Pengaturan kelas paralel pada kelas II diatur
sesuai acuan MIR (Multiple Intelengence
Research) yang menggambarkan gaya belajar
peserta didik.
5. Bagaimana sarana dan prasarana
yang mendukung di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Sarana dan prasarana di dalam kelas dibuat
selengkap mungkin. Adapun kalau ada
sesuatu yang kurang, dapat diajukan ke
bagian administrasi umum untuk ditindak
117
lanjuti. Secara garis besar, setiap kelas paralel
memiliki kelengkapan saran dan prasarana
yang sama.
Ciputat, 26 Maret
Informan
Drs. Yon Sugiono
NIP.
118
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : Linda Nurlinda, S.Pd
Kelas : II A
Waktu dan Tempat Wawancara : 12.39 WIB, di Ruang Kelas
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pengelolaan kelas?
Melakukan suatu cara untuk mengajarkan
peserta didik terutama pada peserta didik
yang melakukan penyimpangan.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
di kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Melakukan tata letak tempat duduk,
memperhatikan kedisiplinan peserta didik,
dan melakukan ice breaking.
119
3. Berapa kali bapak/ibu melakukan
secara rutin pengaturan pola tempat
duduk peserta didik dan pembuatan
mading kelas?
Biasanya pengaturan tempat duduk perbulan,
tapi mading tidak ada jangka waktu, kalau
peserta didik membuat kreasi, bisa ditempel
di mading.
4. Bagaimana pola penataan ruangan
kelas yang mencakup tempat duduk,
pengelolaan kelompok peserta didik,
alat pengajaran dan pajangan kelas?
Biasanya dibagi menjadi 5 kelompok karena
lebih mudah berdiskusi, atau membuat leter
U. Untuk alat pengajaran di simpang di
lemari.
5. Bagaimana cara bapak/ibu
mengorganisasikan peserta didik dan
memahami karakter peserta didik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Di samping saya melihat MIR peserta didik,
saya menggabungkan peserta didik secara
campur dan merata dengan kemampuan yang
berbeda-beda, kecuali pada peserta didik yang
memerlukan ekstra perhatian lebih itu di
tempatkan di depan namun masih bercampur
rata.
6. Masalah apa saja yang ditemukan
dalam pengelolaan kelas terutama
dalam pembelajaran tematik?
Di kelas II A memang peserta didik lebih
dominan linguistic (banyak
berbiacara/ngobrol saat pelajaran), jadi harus
didiamkan dulu baru bisa dilanjutkan
pelajarannya, dan itu menghambat proses
pembelajaran.
7. Bagaimana sikap bapak/ibu jika
menemukan tindakan
negatif/penyelewengan pada peserta
didik saat proses pembelajaran
tematik berlangsung?
Kalau ada yang penyelewengan saya akan
tegur, mengucapkan istigfar, dan bahkan
sampai saya suruh untuk belajar di luar.
Sedangkan reward, saya kasih bintang di
papan reward.
120
8. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pembelajaran tematik?
Kurikulum terpadu yang menggabungkan
semua mata pelajaran umum.
9. Apa bapak/ibu membuat Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
pada pembelajaran tematik?
Ya, kelas II pralel membuat RPP secara RPP
setiap satu kali pembelajaran.
10. Kapan pembuatan RPP pada
pembelajaran tematik dilakukan?
Pada awal semester sudah dibagi-bagi secara
merata kepada seluruh guru kelas II.
11. Bagaimana RPP yang diterapkan
pada pembelajaran tematik di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta?
Sesuai dengan silabus, KD, dan indikator
pembelajaran.
12. Apa saja model dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya terkadang menggunakan model jigsaw,
inquiry, dan kooperatif learning. Metodenya
diskusi, poster comment, dan ceramah. Kalau
media saya menggunakan karton, video
tergantung materi pembelajaran.
13. Apa saja sarana dan prasana yang
mendukung pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya sangat terbantu dengan sarana dan
prasarana, misalnya: adanya proyektor,
mading, dan AC.
14. Bagaimana proses pengelolaan
pembelajaran tematik di kelas II MI
Diajarkan sesuai materi pembelajaran tematik,
satu hari dapat menghabis 1-2 pembelajaran.
121
Pembangunan UIN Jakarta?
15. Apa saja hambatan yang ditemukan
bapak/ibu dalam mengajar tematik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Kesulitan dalam mengatur waktu untuk
menghabiskan 1-2 pembelajaran, ditambah
lagi sekarang sedang mengejar materi karena
sebelantar lagi Ujian Akhir Semester (UAS).
Ciputat, 23 Maret 2018
Informan
Linda Nurlinda, S.Pd
NIP.
122
Lampiran 10
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : Syukri Rifa’I, S.Pd
Kelas : II D
Waktu dan Tempat Wawancara : 09.10 WIB, di Perpustakaan
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pengelolaan kelas?
Pengelolaan itu di samping isinya mengenai
administrasi juga lebih kepada display kelas
atau penataan ruang/fisik.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
di kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Sempat ada pelatihan yang berkaitan dengan
pengelolaan kelas. Mengatur kedisiplinan
peserta didik, penataan fisik kelas (tempat
duduk, tempat makan, dan lain-lain).
123
3. Berapa kali bapak/ibu melakukan
secara rutin pengaturan pola tempat
duduk peserta didik dan pembuatan
mading kelas?
Tempat duduk diatur minimal sebulan sekali,
kadang melewati satu bulan. Pembuatan
mading tidak ada patokan waktu, tergantung
kalau ada kreasi peserta didik yang bisa
dipajang.
4. Bagaimana pola penataan ruangan
kelas yang mencakup tempat duduk,
pengelolaan kelompok peserta didik,
alat pengajaran dan pajangan kelas?
Saya sedang menggunakan pola yang dibagi
dua bagian, tapi terkadang dibuat
perkelompok. Alat pengajaran dan pajangan
disimpan di lemari/mading.
5. Bagaimana cara bapak/ibu
mengorganisasikan peserta didik dan
memahami karakter peserta didik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya atur siswa secara heterogen dengan
karakter dan tingkat kecerdasan yang
berbeda-beda. Kebetulan di kelas saya
dominan interpersonal (indin selalu menjadi
pemimpin, tidak mau mengalah, dan
cenderung memilih-milih teman).
6. Masalah apa saja yang ditemukan
dalam pengelolaan kelas terutama
dalam pembelajaran tematik?
Ada peserta didik yang pendiam, jadi sulit
mengikuti pelajaran, cenderung cuek dengan
pelajaran. Dan ada peserta didik yang
emosional dan tidak mau mengalah satu sama
lain.
7. Bagaimana sikap bapak/ibu jika
menemukan tindakan
negatif/penyelewengan pada peserta
didik saat proses pembelajaran
tematik berlangsung?
Jika tidak tertib saat pembelajaran tematik,
saya akan suruh maju ke depan kelas dan
membaca istigfar 50 kali. Kalau sudah
melewati batas saya akan panggil
orangtuanya. Kalau reward saya akan
memberikan hadiah berupa alat tulis (pensil,
penghapus, dan rautan).
124
8. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pembelajaran tematik?
Kurikulum terpadu yang menyatukan
beberapa mata pelajaran.
9. Apa bapak/ibu membuat Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
pada pembelajaran tematik?
Ya, membuat RPP dengan dibagi-dibagi
bersama guru paralel kelas II.
10. Kapan pembuatan RPP pada
pembelajaran tematik dilakukan?
Di awal semester kami sudah mulai membuat
RPP untuk satu semester.
11. Bagaimana RPP yang diterapkan
pada pembelajaran tematik di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta?
Sesuai dengan silabus , KD, indikator
pembelajaran tematik. Biasanya diadakan
kumpulan paralel seminggu sekali untuk
menyiapkan pembelajaran yang memerlukan
media khusus.
12. Apa saja model dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya sering menggunakan media audio visual,
seperti lagu atau video.
13. Apa saja sarana dan prasana yang
mendukung pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Sarana dan prasarana seperti proyektor, wifi,
AC, dan ATK. Kalau ada bahan-bahan atau
keperluan yang harus dibeli itu sudah
dirapatkan di awal semester sesuai bedah
buku tematik.
125
14. Bagaimana proses pengelolaan
pembelajaran tematik di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Biasanya dilakukan secara berkelompok pada
pembelajaran tertentu, satu hari dapat
menuntaskan 1-2 pembelajaran.
15. Apa saja hambatan yang ditemukan
bapak/ibu dalam mengajar tematik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Sulit membagi peserta didik dalam
berkelompok terutama pada peserta didik
yang intrapersonal (pendiam). Dan sulot
mengatur waktu karena mengejar materi
pembelajaran.
Ciputat, 22 Maret 2018
Informan
Syukri Rifa’I, S.Pd
NIP.
126
Lampiran 11
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : Dra. Ummu Sa’diyah
Kelas : II H
Waktu dan Tempat Wawancara : 13.47 WIB, di Ruang Kelas
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pengelolaan kelas?
Penataan kelas untuk menunjang proses
kegiatan belajar mengajar dengan situasi dan
kondisi yang ditentukan.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
di kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Berdo’a sebelum belajar, mangatur fokus
peserta didik supaya bisa mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
3. Berapa kali bapak/ibu melakukan Tidak ada patokan jangka waktu, tergantung
127
secara rutin pengaturan pola tempat
duduk peserta didik dan pembuatan
mading kelas?
suasana peserta didik, akan diubah kalau
dirasa sudah tidak kondusif.
4. Bagaimana pola penataan ruangan
kelas yang mencakup tempat duduk,
pengelolaan kelompok peserta didik,
alat pengajaran dan pajangan kelas?
Ada 2 pola, pertama dibagi menjadi dua
bagian, atau membuat 5 kelompok. Alat
pengajaran disimpan di meja guru atau lemari,
pajangan dipajang di mading.
5. Bagaimana cara bapak/ibu
mengorganisasikan peserta didik dan
memahami karakter peserta didik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya justru menggabungkan peserta didik
yang berisik (sering ngobrol) menjadi
berdekatan dan ditaruh di paling depan
supaya tidak mengganggu peserta didik yang
serius mengikuti pelajaran, dan lebih mudah
dikontrol.
6. Masalah apa saja yang ditemukan
dalam pengelolaan kelas terutama
dalam pembelajaran tematik?
Peserta didik masih sering mengobrol dan
main sendiri, lari-larian di dalam kelas, dan
bercanda.
7. Bagaimana sikap bapak/ibu jika
menemukan tindakan
negatif/penyelewengan pada peserta
didik saat proses pembelajaran
tematik berlangsung?
Menulis janji sebanyak 5 baris “saya berjanji
skan belajar dengan tertib”, dan akan
bertambah jumlah barisnya kalau
mengulanginya. Kalau reward saya berikan
alat tulis (pensil, rautan, dan penghapus).
8. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pembelajaran tematik?
Menggabungkan materi pelajaran menjadi
satu kesatuan.
9. Apa bapak/ibu membuat Rencana Ya, kami membuat RPP secara bersama-
128
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
pada pembelajaran tematik?
sama, satu paralel kelas II untuk satu
semester.
10. Kapan pembuatan RPP pada
pembelajaran tematik dilakukan?
Sudah dibuat di awal semester secara
bersama-sama.
11. Bagaimana RPP yang diterapkan
pada pembelajaran tematik di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta?
Sesuai silabus, dan indikator pembelajaran
tematik.
12. Apa saja model dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Kadang-kadang saya menggunakan media
video tergantung dengan materi, membuat
relief bumi, dan menggunakan cat air.
13. Apa saja sarana dan prasana yang
mendukung pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Sangat terbantu dengan sarana dan prasarana
di kelas seperti proyektor, ATK, dan AC.
14. Bagaimana proses pengelolaan
pembelajaran tematik di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Diajarkan sesuai materi pembelajaran saja,
terkadang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
15. Apa saja hambatan yang ditemukan Sulit mengatur waktu untuk menyelesaikan 1-
129
bapak/ibu dalam mengajar tematik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
2 pembelajaran karena harus mengejar materi
untuk UAS, juga karena untuk mendiamkan
peserta didik supaya fokus saja terkadang
membutuhkan waktu 10 menit.
Ciputat, 21 Maret 2018
Informan
Dra. Ummu Sa’diyah
NIP.
130
Lampiran 12
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : Rita Zahara, S.Pd
Kelas : II E
Waktu dan Tempat Wawancara : 12.32 WIB, di Ruang Kelas
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pengelolaan kelas?
Pengelolaan kelas menurut hemat saya, dapat
mengkodisikan kelas dan peserta didik,
membuat seluruh siswa fokus terhadap materi
yang disampaikan, serta mengajar sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
di kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Bagi saya yang terpenting adalah materi yang
saya sampaikan dapat dicerna oleh peserta
didik. jadi secara otomatis peserta didik harus
131
fokus kepada saya, karena dari situlah dapat
diukur sejauh mana pencapaian pemahaman
peserta didik terkait materi yang disampaikan.
3. Berapa kali bapak/ibu melakukan
secara rutin pengaturan pola tempat
duduk peserta didik dan pembuatan
mading kelas?
Paling cepat seminggu sekali, dan paling lama
dua minggu sekali atau bahkan lebih, dengan
menempatkan peserta didik secara merata.
4. Bagaimana pola penataan ruangan
kelas yang mencakup tempat duduk,
pengelolaan kelompok peserta didik,
alat pengajaran dan pajangan kelas?
Sekarang saya sedang menggunakan pola
perkelompok. Atau menggunakan pola leter
U, atau dibagi dua.
5. Bagaimana cara bapak/ibu
mengorganisasikan peserta didik dan
memahami karakter peserta didik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya melihat MIR dan benar di kelas saya
lebih dominan interpersonal dan ada yang
kinesthetic.
6. Masalah apa saja yang ditemukan
dalam pengelolaan kelas terutama
dalam pembelajaran tematik?
Masalah terbesar adalah pada peserta didik
yang lamban mengikuti pelajaran, sehingga
dapat menghambat jalannya pembelajaran.
Bahkan di kelas ini kalau tidak ditegaskan ada
saja yang bermain fisik, missal memukul
dengan menggunakan penggaris, dan lain-
lain.
7. Bagaimana sikap bapak/ibu jika
menemukan tindakan
negatif/penyelewengan pada peserta
didik saat proses pembelajaran
tematik berlangsung?
Saya melakukan peneguran langsung secara
tegas. Kalau saya sudah berat dan saya tidak
sanggup mengatasi, saya akan lapor ke guru
BP sebagai mediator dan tetap
mengkomunikasikan ke orangtua.
132
8. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pembelajaran tematik?
Menggabungkan beberapa mata pelajaran
umum menjadi sebuah tema.
9. Apa bapak/ibu membuat Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
pada pembelajaran tematik?
Ya..kami sudah buat bersama-sama dengan
guru kelas II lainnya.
10. Kapan pembuatan RPP pada
pembelajaran tematik dilakukan?
Di awal semester sudah dibuat dan dibagi
merata.
11. Bagaimana RPP yang diterapkan
pada pembelajaran tematik di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta?
Disesuaikan dengan tema, pembelajaran,
tujuan, dan indikator, baru dapat dibuat
perencanaan.
12. Apa saja model dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya lebih suka menggunakan video untuk
penguatan materi, karena memang tidak
cukup dengan hanya penjelasan saja,
melainkan harus lihat contoh real.
13. Apa saja sarana dan prasana yang
mendukung pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Ada proyektor, AC, dan wifi. Semua sangat
membantu ketika proses belajar mengajar.
14. Bagaimana proses pengelolaan
pembelajaran tematik di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Menuntaskan 1-2 pembelajaran dalam sehari,
dan harus dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
15. Apa saja hambatan yang ditemukan Kalau tematik masalahnya di waktu, karna
133
bapak/ibu dalam mengajar tematik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
tematik itu materi tidak ada pengulangan dan
harus tuntas hari itu juga. Jadi pemahaman
yang didapat tidak mendalam dan meyeluruh
Ciputat, 12 April 2018
Informan
Rita Zahara, S.Pd
NIP.
134
Lampiran 13
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Wawancara guru kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembagunan UIN Jakarta,
meliputi:
A. Tujuan: untuk memperoleh data melalui dasar sumber yang terpilih mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta.
B. Identitas
Nama Responden : Sarmadan Noor Daulay, S.Pd
Kelas : II G
Waktu dan Tempat Wawancara : 13.59 WIB, di Ruang Kelas
C. Pertanyaan:
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang bapak/ibu pahami
mengenai pengelolaan kelas?
Mempersiapkan bahan materi yang akan
diajarkan, dan mengkodisikan peserta didik
agar siap untuk belajar.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas
di kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Menyiapkan RPP, mengkondisikan peserta
didik agar siap belajar dan fokus terhadap
materi yang disampaikan.
3. Berapa kali bapak/ibu melakukan
secara rutin pengaturan pola tempat
duduk peserta didik dan pembuatan
Tidak ada jangka waktu untuk mengatur pola
tempat duduk, tapi paling cepat dua minggu
sekali atau lebih dari itu.
135
mading kelas?
4. Bagaimana pola penataan ruangan
kelas yang mencakup tempat duduk,
pengelolaan kelompok peserta didik,
alat pengajaran dan pajangan kelas?
Terkadang dibagi menjadi dua, atau dibuat
perkelompok. Saat ini saya sedang memakai
pola perkelompok dan mencoba membuat
leader pada setiap kelompok, dengan tujuan
agar dapat merangkul temannya yang kurang
dalam mengikuti pelajaran, walaupun ada pro
dan kontranya dari peserta didik.
5. Bagaimana cara bapak/ibu
mengorganisasikan peserta didik dan
memahami karakter peserta didik di
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
Berdasarkan MIR, di kelas saya lebih
dominan kinesthetic dan linguistic, jadi kelas
cenderung ramai.
6. Masalah apa saja yang ditemukan
dalam pengelolaan kelas terutama
dalam pembelajaran tematik?
Banyak, salah satunya peserta didik yang telat
datang ke sekolah akan mempengaruhi
kesiapan belajar peserta didik tersebut, dan
peserta didik yang butuh perhatian khusus
(lamban dalam belajar).
7. Bagaimana sikap bapak/ibu jika
menemukan tindakan
negatif/penyelewengan pada peserta
didik saat proses pembelajaran
tematik berlangsung?
Kalau penyimpangannya ringan saya akan
menegurnya, menyuruhnya membaca istigfar.
Namun kalau sudah berat saya
8. Apa yang bapak/ibu pahami Kurikulum integrated dengan menyatukan
136
mengenai pembelajaran tematik?
beberapa mata pelajaran umum menjadi tema
yang telah ditentukan.
9. Apa bapak/ibu membuat Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
pada pembelajaran tematik?
Yaa..kami membagi-bagi dalam pembuatan
RPP.
10. Kapan pembuatan RPP pada
pembelajaran tematik dilakukan?
Diawal semester sudah mulai dibagi secara
merata untuk satu semester.
11. Bagaimana RPP yang diterapkan
pada pembelajaran tematik di kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan
UIN Jakarta?
Saya melihat dan menyesuaikan dari KD,
indikator, tujuan, dan pembelajaran.
12. Apa saja model dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Saya menggunakan media audio visual
dengan menayangkan video, dengan
menggunakan metode demonstrasi dan
diskusi kelompok.
13. Apa saja sarana dan prasana yang
mendukung pada pembelajaran
tematik di kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta?
Sarana dan prasarana yang mendukung seperti
proyektor, AC, dan wifi.
14. Bagaimana proses pengelolaan
pembelajaran tematik di kelas II MI
Pembangunan UIN Jakarta?
Membuat RPP, mengajar sesuai pembelajaran
dan tujuan pembelajaran tematik. Satu hari
harus bisa menuntaskan 1 pembelajaran.
15. Apa saja hambatan yang ditemukan
bapak/ibu dalam mengajar tematik di
Pertama, konten isi pembelajaran tematik bagi
kelas II sangat sulit dicerna oleh peserta didik,
137
kelas II MI Pembangunan UIN
Jakarta?
jadi guru sulit juga mengajar konsep yang
mudah dipahami oleh peserta didik. Kedua,
waktu yang ada sangat singkat sedangkan
materi sulit dan satu pembelajaran harus
dituntaskan dalam satu hari, ditambah lagi
sekarang sedang mengejar materi untu UAS.
Ciputat, 12 April 2018
Informan
Sarmadan Noor Daulay, S.Pd
NIP.
138
Lampiran 14
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati pengelolaan
kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:
A. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data mengenai pengelolaan kelas
dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta.
B. Identitas Guru
Nama Guru Kelas : Linda Nurlinda, S.Pd
Kelas : II A
Waktu : 09.05-10.35 WIB
C. Aspek yang diamati:
No Aspek Indikator SB B C K Keterangan
1. Pengelolaan
fisik dan
Persiapan
pembelajaran
Memastikan ruangan
kelas, papantulis,
kolong meja,
loker/lemari, dan
ventilasi bersih dan
rapih.
√ Ruangan kelas
cukup rapih,
papan tulis,
kolong meja,
dan ventilasi
terlihat bersih.
Mengatur tempat √ Pola tempat
139
duduk, dan membuat
kelompok peserta
didik secara
heterogen dan sesuai
dengan karakteristik
peserta didik.
duduk dibuat
perkelompok
dengan
pembagian
peserta didik
secara
heterogen.
Memeriksa
penyimpanan
barang-barang
peserta didik dan
memberi arahan
apabila masih terlihat
belum rapih.
√ Arahan belum
terlihat, tetapi
penyimpanan
barang-barang
sudah cukup
rapih.
Memberikan
motivasi belajar dan
ice breaking sebelum
belajar.
√ Motivasi dan
ice breaking
dilakukan
dengan
nyanyian.
Membuat RPP dan
media pembelajaran.
√ RPP tersedia.
Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
√ Tidak
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
melainkan
langsung
masuk pada
140
materi
pembelajaran
Menjelaskan
logistik/alat/bahan
yang dibutuhkan.
√ Penjelasan
logistik dan
alat sudah
cukup jelas.
Menyesuaikan materi
pelajaran dengan
kecepatan dan
kemampuan belajar
peserta didik.
√ Penyesuaian
materi dengan
peserta didik
sudah cukup
baik.
Memulai dan
mengakhiri proses
pembelajaran sesuai
dengan waktu yang
dijadwalkan.
√ Memulai dan
mengakhiri
pembelajaran
sudah tepat
waktu.
2. Mengorganis
asikan
peserta didik
untuk belajar
(individu dan
kelompok)
Memberikan contoh
dengan tutur kata
yang sopan, volume
dan intonasi suara
dalam proses
pembelajaran harus
dapat didengar
dengan baik oleh
peserta didik.
√ Suara dan
intonasi sudah
terdengar oleh
peserta didik.
Menciptakan
ketertiban,
kedisiplinan,
√ Masih banyak
siswa yang
berbicara/men
141
kenyamanan,
keselamatan, dan
kepatuhan pada
peraturan dalam
menyelenggarakan
proses pembelajaran.
gobrol.
Memakai metode,
model, dan
memanfaatkan media
serta fasilitas yang
tersedia.
√ Menggunakan
model jigsaw
dengan
metode poster
comment.
Memberikan
kebebasan untuk
mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya.
√ Peserta didik
bebas
mengembangk
an dan
menyajikan
pengetahuan
sesaui
kemampuannn
ya.
Membimbing peserta
didik dalam
mengalisis dan
mengevalusi proses
pemecahan masalah.
√ Peserta didik
dibimbing
untuk
menemukan
dan
menganalisis
masalah.
Memberi tindakan √ Kepekaan
142
secara tanggap
kepada peserta didik
yang melakukan
penyimpangan
guru sudah
cukup baik
terhadap
peserta didik
yang
melakukan
penyimpangan
Membantu peserta
didik untuk
melakukan refleksi
terhadap pemahaman
dan penyelidikan
dalam pembelajaran.
√ Guru sudah
memberikan
penguatan di
akhir
pembelajaran.
143
Lampiran 15
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
PESERTA DIDIK KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Kelas : II A
Tema : 7 (Merawat hewan dan tumbuhan)
Sub Tema : 2 (Merawat hewan)
Pembelajaran : 4
Hari/Tanggal : Jum’at, 23 Maret 2018
Waktu : 09.05-10.35 WIB
No. Aspek yang diamati SB B C K
Keterangan
1. Peserta didik mengikuti
peraturan dan arahan dari guru.
√ Masih ada beberapa
peserta didik yang
sibuk sendiri, dan
mengobrol.
2. Peserta didik terlibat secara
aktif dalam menggali informasi
tentang tema atau pembelajaran
yang dipelajari.
√ Sebagian besar
peserta didik sudah
antusias dalam
menggali informasi.
3. Keterhubungan tema atau
pembelajaran dengan kegiatan
yang dilakukan.
√ Keterhubungan
tema dengan
kegiatan sudah
cukup baik.
4. Peserta didik mengaitkan
materi pelajaran dengan
√ Peserta didik sudah
mulai bisa
144
pengetahuan yang relevan. mengeksplorasi
dengan kehidupan
sehari-hari.
5. Peserta didik antusias dalam
menggunakan media dan
fasilitas yang bersedia.
√ Sudah mulai bisa
bekerja sama antar
kelompok.
6. Peserta didik mengikuti
beragam aktivitas pembelajaran
sesuai dengan metode atau
model pembelajaran yang
digunakan guru.
√ Sebagian besar
peserta didik aktif
dalam mengikuti
pembelajaran.
7. Peserta didik belajar dalam
konsep learning by doing.
√ Sudah mulai
terlihat, ditambah
dengan video
sebagai penguatan.
8. Pusat pembelajaran adalah
peserta didik sebagai pelaku
utama (students center).
√ Masih banyak
mendpat arahan
dari guru.
9. Terjadi interaksi antara peserta
didik, serta peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya.
√ Komunikasi yang
terjalain sudah
cukup baik.
10. Peserta didik belajar dalam
kelompok-kelompok diskusi.
√ Peserta didik sudah
memiliki kelompok
diskusi, dan dapat
berdiskusi
kelompok.
145
Keterangan:
SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator
dilakukan/terpenuhi.
Apabila ada satu
pernyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila ada dua
penyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator tidak
terlaksana.
Ciputat, 23 Maret 2018 Guru Kelas Linda Nurlinda, S.Pd NIP.
146
Lampiran 16
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati pengelolaan
kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:
A. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data mengenai pengelolaan kelas
dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta.
B. Identitas Guru
Nama Guru Kelas : Syukri Rifa’i, S.Pd
Kelas : II D
Waktu : 10.10-11.40 WIB
C. Aspek yang diamati:
No Aspek Indikator SB B C K Keterangan
1. Pengelolaan
fisik dan
Persiapan
pembelajaran
Memastikan ruangan
kelas, papantulis,
kolong meja,
loker/lemari, dan
ventilasi bersih dan
rapih.
√ Ruang kelas
ventilasi,
papan tulis,
kolong meja,
dan ventilasi
sudah terlihat
rapih dan
147
bersih.
Mengatur tempat
duduk, dan membuat
kelompok peserta
didik secara heterogen
dan sesuai dengan
karakteristik peserta
didik.
√ Belum
melakukan
pengaturan
pola tempat
duduk, pola
yang
digunakan
yaitu
membagi
menjadi dua
bagian,
dengan
membagi
peserta didik
secara
heterogen.
Memeriksa
penyimpanan barang-
barang peserta didik
dan memberi arahan
apabila masih terlihat
belum rapih.
√ Arahan
belum
terlihat,
namun
penyimpanan
barang-
barang sudah
cukup rapih.
Memberikan motivasi
belajar dan ice
breaking sebelum
√ Pemberian
motivasi dan
ice breaking
148
belajar. belum
terlihat.
Membuat RPP dan
media pembelajaran.
√ RPP tersedia.
Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
√ Langsung
masuk pada
materi
pembelajaran
.
Menjelaskan
logistik/alat/bahan
yang dibutuhkan.
√ Penjelasan
bahan sudah
cukup.
Menyesuaikan materi
pelajaran dengan
kecepatan dan
kemampuan belajar
peserta didik.
√ Penyesuaian
materi
dengan
kemampuan
peserta didik
sudah baik.
Memulai dan
mengakhiri proses
pembelajaran sesuai
dengan waktu yang
dijadwalkan.
√ Memulai dan
mengakhiri
pembelajaran
sudah tepat
waktu
2. Mengorganis
asikan
peserta didik
untuk belajar
(individu dan
Memberikan contoh
dengan tutur kata yang
sopan, volume dan
intonasi suara dalam
proses pembelajaran
√ Suara dan
intonasi
sudah
terdengar
oleh seluruh
149
kelompok) harus dapat didengar
dengan baik oleh
peserta didik.
peserta didik.
Menciptakan
ketertiban,
kedisiplinan,
kenyamanan,
keselamatan, dan
kepatuhan pada
peraturan dalam
menyelenggarakan
proses pembelajaran.
√ Masih
banyak siswa
yang belum
fokus dan
asik dengan
diri sendiri.
Memakai metode,
model, dan
memanfaatkan media
serta fasilitas yang
tersedia.
√ Belum
terlihat
menggunaka
n model dan
metode,
hanya
menggunaka
n media
video saja.
Memberikan
kebebasan untuk
mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya.
√ Masih
banyak
arahan dari
guru.
Membimbing peserta
didik dalam
√ Bimbingan
untuk
150
mengalisis dan
mengevalusi proses
pemecahan masalah.
menemukan
dan
menganalisis
permasalahan
sudah cukup
baik.
Memberi tindakan
secara tanggap kepada
peserta didik yang
melakukan
penyimpangan
√ Masih kurang
peka terhadap
peserta didik
yang cuek
dan lambat
dalam
mengikuti
pelajaran.
Membantu peserta
didik untuk
melakukan refleksi
terhadap pemahaman
dan penyelidikan
dalam pembelajaran.
√ Belum
nampak
refleksi dan
penguatan
yang
diberikan.
151
Lampiran 17
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
PESERTA DIDIK KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Kelas : II D
Tema : 7 (Merawat hewan dan tumbuhan)
Sub Tema : 1 (Hewan di Sekitarmu)
Pembelajaran : 5
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Maret 2018
Waktu : 10.10-11.40
No. Aspek yang diamati SB B C K
Keterangan
1. Peserta didik mengikuti
peraturan dan arahan dari guru.
√ Masih banyak
peserta didik yang
tidak fokus dan
sibuk sendiri.
2. Peserta didik terlibat secara
aktif dalam menggali informasi
tentang tema atau pembelajaran
yang dipelajari.
√ Sebagian besar
peserta didik sudah
antusias dalam
menggali informasi.
3. Keterhubungan tema atau
pembelajaran dengan kegiatan
yang dilakukan.
√ Keterhubungan
tema dengan
kegiatan sudah
cukup baik.
4. Peserta didik mengaitkan √ Peserta didik sudah
152
materi pelajaran dengan
pengetahuan yang relevan.
mulai bisa
mengeksplorasi
dengan kehidupan
sehari-hari.
5. Peserta didik antusias dalam
menggunakan media dan
fasilitas yang bersedia.
√ Belum ada media
khusus yang
digunakan, hanya
berupa video saja.
6. Peserta didik mengikuti
beragam aktivitas pembelajaran
sesuai dengan metode atau
model pembelajaran yang
digunakan guru.
√ Belum terlihat
metode yang
digunakan, peserta
didik hanya
memperhatikan
tayangan video.
7. Peserta didik belajar dalam
konsep learning by doing.
√ Penguatan materi
dengan video sudah
cukup, namun
belum terlalu
terlihat konsep
learning by doing.
8. Pusat pembelajaran adalah
peserta didik sebagai pelaku
utama (students center).
√ Masih banyak
mendapat arahan
dari guru.
9. Terjadi interaksi antara peserta
didik, serta peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya.
√ Komunikasi yang
terjalain sudah
cukup baik.
153
10. Peserta didik belajar dalam
kelompok-kelompok diskusi.
√ Belum terlihat
kelompok diskusi
peserta didik.
Keterangan:
SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator
dilakukan/terpenuhi.
Apabila ada satu
pernyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila ada dua
penyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator tidak
terlaksana.
Ciputat, 22 Maret 2018 Guru Kelas Syukri Rifa’I, S.Pd NIP.
154
Lampiran 18
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
GURU KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati pengelolaan
kelas dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:
A. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data mengenai pengelolaan kelas
dalam pembelajaran tematik di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN
Jakarta.
B. Identitas Guru
Nama Guru Kelas : Dra. Ummu Sa’diyah
Kelas : II H
Waktu : 09.10-11.40 WIB
C. Aspek yang diamati:
No Aspek Indikator SB B C K Keterangan
1. Pengelolaan
fisik dan
Persiapan
pembelajaran
Memastikan ruangan
kelas, papantulis,
kolong meja,
loker/lemari, dan
ventilasi bersih dan
rapih.
√ Ruang kelas,
ventilasi,
papan tulis,
kolong meja,
dan loker
sudah tampak
155
bersih dan
rapih.
Mengatur tempat
duduk, dan membuat
kelompok peserta
didik secara heterogen
dan sesuai dengan
karakteristik peserta
didik.
√ Belum
terlihat
pengaturan
tempat
duduk,
namun sudah
menggunaka
n pola yang
dibagi
menjadi dua
bagian
dengan
membagi
peserta didik
secara
heterogen.
Memeriksa
penyimpanan barang-
barang peserta didik
dan memberi arahan
apabila masih terlihat
belum rapih.
√ Arahan sudah
mulai
terlihat, dan
penyimpanan
barang-
barang sudah
rapih.
Memberikan motivasi
belajar dan ice
breaking sebelum
√ Pemberian
motivasi dan
ice breaking
156
belajar. menggunaka
n lagu.
Membuat RPP dan
media pembelajaran.
√ RPP tersedia.
Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
√ Langsung
masuk pada
materi
pembelajaran
Menjelaskan
logistik/alat/bahan
yang dibutuhkan.
√ Penjelasan
logistik sudah
cukup baik.
Menyesuaikan materi
pelajaran dengan
kecepatan dan
kemampuan belajar
peserta didik.
√ Penyesuaian
materi
dengan
kemampuan
siswa sudah
cukup baik.
Memulai dan
mengakhiri proses
pembelajaran sesuai
dengan waktu yang
dijadwalkan.
√ Memulai dan
mengakhir
kegiatan
pembelajaran
sudah tepat
waktu.
2. Mengorganis
asikan
peserta didik
untuk belajar
(individu dan
Memberikan contoh
dengan tutur kata yang
sopan, volume dan
intonasi suara dalam
proses pembelajaran
√ Ketegasan
suara dan
intonasi
sudah sangat
baik dan
157
kelompok) harus dapat didengar
dengan baik oleh
peserta didik.
terdengar
oleh seluruh
peserta didik.
Menciptakan
ketertiban,
kedisiplinan,
kenyamanan,
keselamatan, dan
kepatuhan pada
peraturan dalam
menyelenggarakan
proses pembelajaran.
√ Masih ada
beberapa
peserta didik
yang belum
fokus selama
proses
pembelajaran
Memakai metode,
model, dan
memanfaatkan media
serta fasilitas yang
tersedia.
√ Hanya
menggunaka
n merode
ceramah dan
media video
saja.
Memberikan
kebebasan untuk
mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya.
√ Masih
banyak
arahan dari
guru.
Membimbing peserta
didik dalam
mengalisis dan
mengevalusi proses
pemecahan masalah.
√ Bimbingan
untuk
menemukan
dan
memecahkan
158
masalah
sudah cukup
baik.
Memberi tindakan
secara tanggap kepada
peserta didik yang
melakukan
penyimpangan
√ Kepekaan
guru terhadap
penyimpanga
n peserta
didik sudah
sangat baik.
Membantu peserta
didik untuk
melakukan refleksi
terhadap pemahaman
dan penyelidikan
dalam pembelajaran.
√ Penguatan
dan refleksi
pembelajaran
belum terlalu
terlihat.
159
Lampiran 19
PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
PESERTA DIDIK KELAS II MI PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Kelas : II H
Tema : 7 (Merawat hewan dan tumbuhan)
Sub Tema : 1 (Hewan di Sekitarmu)
Pembelajaran : 5 & 6
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Waktu : 09.10-11.40
No. Aspek yang diamati SB B C K
Keterangan
1. Peserta didik mengikuti
peraturan dan arahan dari guru.
√ Masih ada beberapa
peserta didik yang
sibuk sendiri, dan
mengobrol.
2. Peserta didik terlibat secara
aktif dalam menggali informasi
tentang tema atau pembelajaran
yang dipelajari.
√ Masih sering
mendapat arahan
dari guru dalam
menggali informasi.
3. Keterhubungan tema atau
pembelajaran dengan kegiatan
yang dilakukan.
√ Keterhubungan
tema dengan
kegiatan sudah
cukup baik.
4. Peserta didik mengaitkan
materi pelajaran dengan
√ Peserta didik sudah
mulai bisa
160
pengetahuan yang relevan. mengeksplorasi
dengan kehidupan
sehari-hari.
5. Peserta didik antusias dalam
menggunakan media dan
fasilitas yang bersedia.
√ Hanya
menggunakan
media video saja.
6. Peserta didik mengikuti
beragam aktivitas pembelajaran
sesuai dengan metode atau
model pembelajaran yang
digunakan guru.
√ Belum terlihat
penggunaan metode
khusus dalam
pembelajaran.
7. Peserta didik belajar dalam
konsep learning by doing.
√ Penguatan materi
dengan video sudah
cukup, namun
belum terlalu
terlihat konsep
learning by doing.
8. Pusat pembelajaran adalah
peserta didik sebagai pelaku
utama (students center).
√ Masih banyak
mendapat arahan
dari guru.
9. Terjadi interaksi antara peserta
didik, serta peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya.
√ Komunikasi yang
terjalain sudah
cukup baik.
10. Peserta didik belajar dalam
kelompok-kelompok diskusi.
√ Belum terlihat
diskusi kelompok
peserta didik.
161
Keterangan:
SB (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator
dilakukan/terpenuhi.
Apabila ada satu
pernyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila ada dua
penyataan dari
seluruh indikator
yang tidak
terlaksana.
Apabila seluruh
pernyataan dari
indikator tidak
terlaksana.
Ciputat, 21 Maret 2018 Guru Kelas Dra. Ummu Sa’diyah
NIP.
162
Lampiran 20
TRANSKRIP WAWANCARA
Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta
Nama Responden : Drs. Yon Sugiono
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Senin, 26 Maret 2018
1. Apa yang bapak ketahui mengenai pengelolaan kelas?
Pengelolaan kelas terkait dengan pengelolaan fisik atau ruangan dengan
melibatkan peserta didik juga.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas secara umum dan secara khusus pada kelas
rendah di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta?
Sistem pengelolaan kelas seacara umum di bawah tanggung jawab guru kelas,
dimulai dari tersedianya layout kelas, menetapkan denah atau pola tempat
duduk, harus tersedia seperangkat administrasi yang standar untuk proses
kegiatan belajar mengajar, baik jurnal kelas, absen kelas, penilaian, struktur
kelas (pemilihan ketua kelas, wakil, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang
lainnya), tata tertib kelas (baik secara umum di kelas atau tata tertib yang sudah
menjadi khas dari kelas tersebut berdasarkan kesepakatan antara guru dengan
anak), sampai jadwal piket. Kalau secara khusus pada kelas rendah sebetulnya
sama, namum pada penataan kelas rendah di mana kelas yang rapih
penataannya merupakan kelas yang siap untuk belajar. Perbedaannya adalah
pada pembuatan layout yang digunakan harus disesuaikan karena masih
adaptasi dari kelas sebelumnya, tidak terlalu sulit, disambungkan dengan
kebiasaan mereka di kelas sebelumnya, kelas yang baik adalah kelas yang dapat
memberikan motivasi kepada anak, seperti membuat kreasi yang dapat ditempel
di mading kelas untuk mengapresiasi sekecil apapun kreasi anak (bukan semata-
163
mata mencari yang terbaik), serta tidak lupa untuk melibatkan peserta didik
dalam mengelola kelas agar terlihat rapih dan indah, sebagai bentuk
pembelajaran dan kedisiplinan yang ditanamkan sejak dini.
3. Dengar-dengar di sekolah ada super visi yang rutin di lakukan oleh kepala
sekolah ya Pak, itu bagaimana sistemnya Pak?
Iya.. memang super visi merupakan bagian dari tugas kepala sekolah. Idealnya
sih lebih sering lebih baik, tapi karena banyaknya kelas di MI Pembagunan UIN
Jakarta ini, minimal dalam satu tahun bisa dikunjungi 1 atau 2 kali dalam satu
semester. Hanya saja tidak boleh salah pengertian, super visi bukan untuk
menilai kelas, tapi untuk melakukan pemantauan kelas. Sehingga jika di kelas itu
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai standar, bisa diberikan masukan kepada
guru-guru untuk langkah perbaikan.
4. Bagaimana sistem penempatan peserta didik pada setiap kelas, Pak?
Pengelompokkan di kelas rendah (1 dan 2) masih berdasarkan hasil tes MIR
(Multiple Intelengence Research) yang menggambarkan gaya belajar anak,
paling tidak rumpun gaya belajarnya hampir sama. Kemudian untuk yang 3 dan
4, idealnya juga menggunakan tes kembali, tapi selama ini berdasarkan
campuran dari berbagai macam jenis kemampuan anak, dan dari berbagai kelas
yang berbeda, jadi setiap ajaran baru mereka dapat bertemu dengan kawan baru
lagi, untuk menghilangkan kejenuhan, dan memperluas pergaulan mereka.
5. Apakah ada pelatihan khusus dalam pengelolaan kelas di Madrasah Ibtidaiyah
UIN Jakarta?
Pengelolaan kelas mungkin tidak pelatihan secara khusus, yang ada pelatihan
pengelolaan kelas itu sudah terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan pelatihan
kurikulum 2013, atau proses metodologi pembelajaran. Jadi materi pengelolaan
kelas menjadi bagian dari pelatihan kurikulum tematik.
6. Apa saja sarana dan prasarana di dalam kelas, Pak?
Sarana dan prasarana di dalam kelas itu juga menjadi point-point penting yang
harus ada, dan tanggung jawab wali kelas, apakah tersedia semua sarana dan
164
prasarananya sesuai kebutuhan. Misalnya tidak tersedia dapat mengajukan
kepada bagian umum di Madrasah Pembangunan, biasanya kebutuhan-
kebutuhan tersebut akan diajukan secara bersama-sama dengan kelas paralel.
Secara umum semua kelas paralel memiliki kelengakapan sarana dana
prasarana yang sama di dalam kelas, khususnya dalam pembelajaran tematik,
jika ada media yang dibutuhkan bisa diajukan masing-masing kelas paralel.
165
Lampiran 21
TRANSKRIP WAWANCARA
Guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Nama Responden : Linda Nurlinda, S.Pd (Guru kelas II A MI)
Tempat : Ruang Guru
Hari/Tanggal : Jum’at, 23 Maret 2018
1. Apa yang ibu ketahui mengenai pengelolaan kelas?
Bagaimana pengelolaan kelas yang saya tau mah, mengajar pada anak,
memberi tanggapan ketika ada kasus-kasus tertentu, misal ada yang terlambat
dating ke kelas. Pengelolaan kelas juga terkait dengan tata letak, desain kelas,
pembelajarannya juga.
2. Hambatan atau masalah apa saja yang sering ditemukan di kelas, Bu?
Kalau masalah sudah pasti ada, karna kelas ini linguistic jadi banyak siswa
yang mengobrol saat pembelajaran. Jadi harus benar-benar membuat diam
dan fokus itu sulit.
3. Tindakan apa yang dilakukan jika menemui peserta didik yang melakukan
penyimpangan?
Biasanya saya suruh istigfar, atau jika ada hadiah nanti saya bilang tidak
boleh mendapat hadiah, atau nanti pulangnya jadi telat. Pernah sekali saya
suruh mengerjakan di luar karna sudah keterlaluan.
4. Tipe anak di kelas ini sendiri seperti apa, Bu?
Sebetulnya dalam pergaulan sudah baik, namun terkadang ada saja
kecemburuan sosial anak yang muncul, kalau ada yang lebih bagus atau pinter
gitu.
166
5. Terkait hambatan dalam pembelajaran tematik sendiri, seperti apa Bu?
Kalau kesulitan secara materi sih tidak, namun hanya pada waktu saja yang
sulit mengaturnya. Terkadang semua materi tidak dapat tertuntaskan, karna
materi yang terlalu padat.
6. Apakah Ibu membuat RPP? Bagaimana sistem pembuatannya RPP tersebut?
Iya bikin, pembuatannya disesuaikan dengan kompetensinya dan indikatornya.
Jadi di awal semester sudah dibagi-bagi secara rata oleh guru-guru paralel.
7. Ada jangka waktu tersendiri tidak dalam penataan tempat duduk? Lalu
bagaimana pola tempat duduk yang biasa digunakan?
Biasanya kan perbulan, kalau untuk tempat duduk biasanya perkelompok
(dibagi 5 kelompok), atau leter U. Jadi ketika shalat dzuhur lebih mudah.
8. Bagaimana penempatan peserta didik sendiri, Bu?
Kalau saya campur, dalam satu kelompok ada laki-laki dan perempuan juga,
dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasan anak juga (ada yang pinter, dengan
yang kurang gitu) sehingga ada yang bisa membimbing.
9. Metode atau model apa yang sering digunakan, Bu?
Kaya tadi kan ada jigsaw, inquiry yang pasti, medianya poster comment secara
berkelompok, atau menggunakan video seperti tadi.
167
Lampiran 22
TRANSKRIP WAWANCARA
Guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Nama Responden : Drs. Ummu Sa’diyah (Guru kelas II H MI)
Tempat : Ruang Guru
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
1. Apa yang ibu ketahui tentang pengelolaan kelas?
Pengelolaan kelas itu penataan untuk menunjang proses belajar mengajar, dan
pengelolaannya pun disesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
2. Sistem pengelolaan kelas ini seperti apa, Bu?
Ya…biasa, berdo’a sebelum belajar, kadang-kadang ada ice breaking sebelum
belajar untuk motivasi, lalu masuk ke pembelajaran, dan di akhiri dengan shalat
dzuhur berjama’ah.
3. Berapa kali biasanya ibu mengatur tempat duduk? Bagaimana pola tempat duduk
yang sering digunakan?
Saya biasanya perbulan, polanya kalau ada materi yang membutuhkan untuk
membuat kelompok, saya kelompokkan, kalau tidak paling sayan bagi dua
bagian saja, atau tergantung suasana belajar jika dirasa tida kondusif.
4. Hambatan yang sering terjadi di kelas ini dalam mengelola kelas apa saja, Bu?
Ya itu, anak-anaknya suka main dan mengobrol, fokus paling lama sekitar 10
menit.
5. Bagaimana cara ibu mengatur tempat duduk peserta didik?
Kalau kemarin saya lihat di MIR rata anak linguistic, tapi sekarang lebih ke
kinesthetic sih, karena kan bisa berubah sesuai dengan perkembangan anak.
Anak-anak banyak gerak, dan main-main.
168
6. Apa saja hambatan yang ditemui dalam pembelajaran tematik?
Hambatannya mengejar waktunya, karena kita kan harus mendiamkan anak saja
butuh waktu 10 menit. Jadi kendalanya di waktu, karena materi yang padat.
7. Bagaimana cara ibu mengelompokkan peserta didik?
Saya atur dari tingkat kecerdasan yang pandai, dan kurang. Bahkan saya pernah
mengelompokkan anak yang kurang semua dan ditaruh di depan (di dekat saya)
supaya lebih terkontrol dan tidak mengganggu yang serius belajar.
8. Metode model, dan media apa yang biasa ibu gunakan?
Kadang-kadang saya gunakan media video, tapi ga sering sih, yaaa…
tergantung materi aja sih. Ada beberapa media yang sudah dihasilkan, kaya:
relief bumi, membuat lilin, dan mengecat kendi.
9. Apakah ibu membuat RPP? Bagaimana sistem pembuatan RPP tersebut?
Iya buat RPP, di awal sudah dibagi-bagi kan untuk satu semester kepada guru
kelas II paralel, pertema bisa dibagi 2 orang.
10. Punishment apa saja yang digunakan pada peserta didik yang menyimpang?
Saya suruh nulis janji sebanyak 5 baris “saya berjanji akan belajar dan menulis
dengan baik”, karena padahal semua siswa bisa sebetulnya dalam belajar, cuma
karena males jadi kadang-kadang ngasal. Alhamdulillah setelah menulis janji,
anak ada peningkatan dan tidak separah sebelumnya.
169
Lampiran 23
TRANSKRIP WAWANCARA
Guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Nama Responden : Syukri Rifa’i, S.Pd (Guru kelas II D MI)
Tempat : Ruang Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Maret 2018
1. Apa yang bapak ketahui tentang pengelolaan kelas?
Pengelolaan kelas malah ada pelatihannya, di dalamnya berisi selain
administrasi juga lebih kepada display kelas, dan lebih kepada mengatur fisik
(letak meja, letak tempat makan, mading, cara menata barang-barang yang
bagus).
2. Berapa kali bapak mengatur tempat duduk peserta didik? Dan menggunakan pola
tempat duduk seperti apa?
Saya sebulan sekali kalau mengatur tempat duduk, ada leter U, duduk
perkelompok, dan dibagi menjadi 2 bagian. Tapi kalau sekarang lebih
disarankan leter U biar tengahnya bisa dipakai shalat atau tilawati.
3. Bagaimana penerapan pengaturan peserta didik dan memahami karakternya?
Biasanya saya campur antar peserta didik (ada yang interpersonal, linguistic,
dan intrapersonal), tapi di kelas saya lebih dominan interpersonal. Kalau
interpersonal lebih ingin menang sendiri dan dipandang, kalau intrapersonal
lebih pendiam, pengamat, dan asik dengan dirinya sendiri.
4. Hambatan apa saja yang ditemui dalam pengelolaan kelas?
Hambatannya itu dalam mengatur waktu yang sangat padat karena harus
mengejar materi.
5. Penerapan tindakan apa yang digunakan pada peserta didik yang menyimpang?
Kalau reward saya kasih bintang, sama hadiah seperti: pensil, penghapus, dan
rautan. Semua sama ko setiap kelas sudah disediakan alat tulis untuk hadiah.
170
Kalau punishment saya suruh kerjakan pelajaran di luar kelas, bahkan saya
akan panggil orang tuanya kalau perlu mediasi.
6. Adakah hambatan dan pembelajaran tematik?
Lebih sulit mengatur anak yang pendiam dan cuek karna sulit digabungkan
dengan kawannya.
7. Apakah bapak membuat RPP? Dan bagaimana sistem pembuatannya?
Iyaa membuat… di awal semester kami sudah bagi-bagi kepada guru paralel
kelas II untuk satu semester.
8. Media, metode, dan model apa saja yang sering digunakan?
Kalau ada lagu saya gunakan video (audio visual) supaya lebih jelas, kalau ada
materi yang membutuhkan kelompok, saya akan buat kelompok. Biasanya ada
kumpulan seminggu sekali untuk menyiapkan bahan atau media yang
dibutuhkan.
9. Adakah jangka waktu untuk membuat mading?
Tidak ada patokan waktu sih, kalau ada kreasi yang bisa dipajang, baru
dipajang.
10. Apakah bapak terbantu dengan sarana dan prasarana di kelas? Apa saja bentuk
sarana dan prasarananya?
Sangat terbantu, seperti: proyektor, AC, wifi. Sebetulnya akan dirundingkan jika
ada yang diperlukan untuk diajukan ke bagian umum.
171
Lampiran 24
TRANSKRIP WAWANCARA
Guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Nama Responden: Rita Zahara, S.Pd (Guru kelas II E MI)
Tempat : Ruang Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 12 April 2018
1. Menurut ibu pengelolaan kelas itu seperti apa?
Kalau menurut aku sih.. satu kita bisa mengkondisikan anak, kedua menyiapkan
materi, ketiga mengajar susuai RPP.
2. Bagaimana sistem pengelolaan kelas yang diterapkan ibu di kelas?
Kan orang beda-beda ya.. kalau saya sih apa yang kita sampaikan harus
dipahami anak, dan pada saat aku menyampaikan informasi dapat sampai ke
anak.
3. Adakah jangka waktu untuk mengatur tempat duduk? Bagaimana pola tempat
duduknya?
Seminggu sekali, paling lama sih dua sekali sih ya atau kadang lebih. Kadang
perkelompok, leter U, dibagi dua tapi menghadap depan.
4. Bagaimana cara ibu memahami peserta didik?
Saya lihat MIR, di sini anak-anak lebih interpersonal, dan kinesthetic juga.
Karena mereka kenal masing-masing sudah cukup lama, makanya saya suka
ganti posisi duduk anak seminggu sekali supaya mengurangi ngobrolnya, dan
dari zona nyamannya.
5. Hambatan pengelolaan kelas apa yang ibu temukan di kelas?
Aku sih paling satu anak yang sulit, karna dia lamban dalam memahami belajar,
lambat menulis juga. Jadi mengganggu proses belajar.
172
6. Apa saja hambatan dalam pembelajaran tematik?
Mengatur waktunya sih yang sangat sempit, karena kalau tematik kan harus
tuntas saat itu juga dan tidak ada pengulangan, dan harus mengejar materi
karena mau UAS. Beda dengan KTSP, kalau KTSP kan satu materi lama ya
sampai anak-anak bisa semua, beda dengan tematik ya, gitu sih.
7. Tindakan apa sja yang dilakukan ketika menemui peserta didik yang
menyimpang?
Aku kan orang tegas, jadi ketika mereka melakukan kesalahan, ya aku adili, dan
sekiranya aku tidak bisa selesaikan saya serahkan ke guru BP sebagai pihak
ketiga, kalau sekiranya berat dan fisik, karena di sini ada yang suka bermain
fisik juga, seperti penggaris dibaretin di muka temennya, saking aktifnya. Dan
memang di kelas ini gabisa dilembutin
8. Media, model, dan metode apa saja yang digunakan?
Saya pakai ini, video supaya anak-anak lebih paham, seperti ada lagu saya akan
munculkan videonya.
9. Bagaimana cara ibu memahami karakter peserta didik?
Ya gitu di sini kan lebih ke interpersonal, jadi anak inginnya dilihat dan paling
terdepan, kalau dimintai tolong semuanya ingin membantu, jadi ada plus
minusnya juga sih. Tapi kinesthetic juga di sini, banyak gerak, lari-larian, ya
banyak deh.
173
Lampiran 25
TRANSKRIP WAWANCARA
Guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Nama Responden: Sarmadan Noor Daulay, S.Pd (Guru kelas II G MI)
Tempat : Ruang Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 12 April 2018
1. Apa yang bapak pahami tentang pengelolaan kelas?
Yang perlu dipersiapkan dalam mengelolan kelas tuh, bahan ajar yang mau
diajarkan, tekniknya apa yang mau dipersiapkan. Kalau kelas bawah sih saya
ingin anak mengkodisikan anak agar siap untuk belajar, karena kalau materi
kelas bawah kan gampang. Kalau untuk administrasi kan umumnya menyiapkan
RPP, dan lain-lain.
2. Adakah jangka waktu dalam pengaturan pola tempat duduk? Bagaimana pola
tempat duduk yang digunakan?
Saya sih inginnya seminggu sekali ganti, tapi karna dari jati jadi repot. Jadi
saya paling 2 minggu sekali, kalau tidak ya lebih dari itu. Kadang-kadang
berkelompok, leter U, atau dibagi 2 saja. Saya sedang pakai metode leader (yang
mempunyai kemampuan lebih) dalam kelompok, jadi setiap kelompok ada
ketuanya untuk bimbing temennya. Jadi ada transfer knowledge, saya pernah
baca tuh metodenya.
3. Hambatan yang ditemukan dalam pengelolaan kelas?
Kalau hambatan mah banyak bu, mulai dari tipikal anak, lalu pada anak yang
perlu perhatian khusus juga sangat mempengaruhi, ada juga faktor dari rumah,
kadang-kadang dari rumah ngambek terus telat dateng ke sekolah juga
mempengaruhi belajar di kelas nantinya. Terakhir itu mengatur waktu sih.
4. Hambatan apa yang ditemui dalam pembelajaran tematik?
Yaitu konten materi tematik yang ga sesuai dengan kemampuan anak ditambah
dengan waktu yang terbatas. Kontennya ga runtut, saya aja sulit mau ngedrill
174
anak dalam perkalian. Banyak konten yang abstrak dan tidak kenalar oleh anak.
Tematik juga kan beberapa kali ada revisi berarti ada masalah kan di dalamnya.
5. Bagaimana cara bapak mengatasi penyimpangan pada peserta didik?
Kalau masih ringan biasanya saya masih menasehati, karna masih anak-anak.
Kalau udah mentok paling baca istigfar, kadang sambil angkat kaki sih di depan.
6. Media, metode, dan model apa yang biasa bapak gunakan?
Biasanya saya apersepsi, karena sekarang mengejar materi dan waktunya
sangat terbatas jadi jarang menggunakan metode. Tapi kadang saya
menggunakan permainan walaupun tidak seideal mungkin, lalu project based
learning seperti membuat bakpao, ya walaupun dalam pelaksanaan hasilnya
tidak maksimal.
175
Lampiran 26
Catatan lapangan 01
Proses Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik
Tanggal : 21 Maret 2018
Waktu : 09.00-11.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II H
Suasana kelas II H Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta yang
tampak ramai pada jam istirahat. Peserta didik tampak sedang memakan bekal
makanan yang dibawa, sibuk mengobrol, berlari-larian di dalam kelas, serta beberapa
peserta didik perempuan yang mengobrol membentuk kelompok.
Terlihat ruang kelas dan ventilasi yang cukup bersih, rak sandal yang tertata
rapih, kelengkapan sarana dan prasarana kelas, seperti: papan tulis, proyektor, AC,
loker peserta didik, karpet dan meja untuk mengaji, mading kelas dengan banyak
kreasi peserta didik, lemari, dan alat-alat pengajaran yang tersusun rapih.
Ketika bel sudah berdering pukul 09.10, seluruh peserta didik berhamburan masuk ke
dalam kelas, bersamaan dengan guru yang masuk ke dalam kelas untuk memulai
kembali pembelajaran.
Mereka menggunakan pola tempat duduk yang dibagi menjadi dua bagian
secara heterogen. Guru kelas mengucapkan salam sebagai tanda pembukaan
pembelajaran yang baru, peserta didik menjawab dengan serentak. Selanjutnya guru
memberikan ice breaking dengan nyanyian yang ditayangkan pada LCD dan
apersepsi sebagai penguatan pada awal pembelajaran, namun tidak menjelaskan
tujuan pembelajarannya.
Pembelajaran sudah masuk pada tema 7, subtema 1, pembelajaran 5,
mengenai “hewan di sekitarku”. Seluruh peserta didik mengikuti pembelajaran
176
dengan cukup antusias, walaupun ada beberapa peserta didik yang masih sibuk
sendiri dengan mainannya dan tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran dan
langsung ditegur secara tegas oleh guru, serta ada beberapa peserta didik yang
memerlukan perhatian khusus baik dalam memahami pembelajaran ataupun dalam
menulis pembelajaran. Sebagai penguatan, guru sesekali menayangkan video terkait
materi pembelajaran. Jangka waktu yang cukup lama pada pembelajaran tematik,
tepat pukul 11.00 guru melanjutkan untuk masuk pada pembelajaran selanjutnya
(pembelajaran 6). Guru memberi arahan dalam mengerjakan tugas, dan sesekali
membantu menemukan pokok permasalahan.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11.30, tanda pembelajaran tematik
sebentar lagi akan berakhir, guru mengulas kembali tentang materi yang telah
dipelajari. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengamati hewan
peliharaan yang ada di rumah, dan dibuat sebuah laporan singkat tentang pengamatan
tersebut. Guru mengakhiri pembelajaran dengan nyanyian, hingga tepat pukul 11.40,
guru mengakhiri pembelajaran tematik, dan mengarahkan peserta didik untuk
merapihkan segala perlengkapan belajar untuk bersiap melakukan sholat dzuhur
berjama’ah.
177
Lampiran 27
Catatan Lapangan 02
Proses Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik
Tanggal : 22 Maret 2018
Waktu : 09.00-11.40 WIB
Tempat : Ruang Kelas II D
Cuaca yang cukup panas hari ini, dan suasana kelas II D Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta yang tampak ramai pada jam istirahat. Peserta didik
tampak sedang memakan bekal makanan yang dibawa, sibuk mengobrol, dan
beberapa peserta didik yang bermain di lapangan sekolah.
Kondisi ruang kelas dan ventilasi yang cukup bersih, kelengkapan sarana dan
prasarana kelas yang sama secara umum, seperti: papan tulis, rak sandal yang tertata
rapih, proyektor, AC, loker peserta didik, karpet dan meja untuk mengaji, mading
kelas dengan banyak kreasi peserta didik, lemari, dan alat-alat pengajaran yang
tersusun rapih.
Ketika bel sudah berdering pukul 09.10, seluruh peserta didik berhamburan
masuk ke dalam kelas, bersamaan dengan guru yang masuk ke dalam kelas untuk
memulai kembali pembelajaran. Mereka menggunakan pola tempat duduk yang
dibagi menjadi dua bagian secara heterogen.
Guru tampak langsung memulai pembelajaran dengan menayangkan video
terkait pembelajaran tematik yang sedang dipelajari pada tema 7, subtema 1,
pembelajaran 5, mengenai “hewan di sekitarku”, tanpa memulai pembelajaran dengan
salam, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan apersepsi terlebih dahulu.
Pada pembelajaran, sebagian besar peserta didik antusias mengikuti pelajaran,
bahkan cenderung rata-rata peserta didik ingin menjadi yang terbaik di kelas, sesekali
berselisih bicara antar peserta didik. Walaupun masih ada beberpa peserta didik yang
178
cuek dan belum fokus mengikuti pelajaran, bahkan diam-diam masih ada yang
tampak sedang memakan sisa makanan sewaktu istirahat. Guru tidak langsung secara
tanggap menegur peserta didik tersebut secara tegas, dan tetap melanjutkan materi
pembelajaran. Sebagai penguatan, guru sesekali menayangkan video terkait materi
pembelajaran, dan bersama-sama menemukan dan menganalisis permasalahan.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11.40, tanda pembelajaran tematik
sudah berakhir, tanpa memberikan refleksi dan penguatan, guru langsung
mengarahkan peserta didik untuk merapihkan segala perlengkapan belajar untuk
bersiap melakukan sholat dzuhur berjama’ah.
179
Lampiran 28
Catatan lapangan 03
Proses Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik
Tanggal : 23 Maret 2018
Waktu : 08.55-10.35 WIB
Tempat : Ruang Kelas II A
Cuaca siang hari yang cukup terik dan suasana kelas II A Madrasah Ibtidaiyah
Pembangunan UIN Jakarta yang tampak ramai pada jam istirahat. Peserta didik
tampak sedang memakan bekal makanan yang dibawa, sibuk mengobrol, berlari-
larian di dalam kelas, dan bermain bola di depan kelas.
Terlihat ruang kelas dan ventilasi yang cukup bersih, rak sandal yang tertata
rapih, kelengkapan sarana dan prasarana kelas yang sama, seperti: papan tulis,
proyektor, AC, loker peserta didik, karpet dan meja untuk mengaji, mading kelas
dengan banyak kreasi peserta didik, lemari, dan alat-alat pengajaran yang tersusun
rapih.
Ketika bel sudah berdering pukul 09.05, seluruh peserta didik berhamburan
masuk ke dalam kelas, bersamaan dengan guru yang masuk ke dalam kelas untuk
memulai kembali pembelajaran. Setiap hari jum’at memang lebih cepat proses
pembelajarannya dari hari-hari biasa.
Mereka menggunakan pola tempat duduk perkelompok sebanyak 5 kelompok
secara heterogen. Guru kelas mengucapkan salam sebagai tanda pembukaan
pembelajaran yang baru, peserta didik menjawab dengan serentak. Selanjutnya guru
memberikan ice breaking berupa nyanyian, dan apersepsi sebagai penguatan pada
awal pembelajaran, namun tidak menjelaskan tujuan pembelajarannya.
Pembelajaran sudah masuk pada tema 7, subtema 2, pembelajaran 4. Guru terlihat
semangat menjelaskan materi pembelajaran, sesekali menayangkan video sebagai
180
penguatan materi. Pada pertengahan materi, guru memberikan tugas kepada peserta
didik dengan membagikan karton pada setiap kelompok. Karton tersebut digunakan
untuk membuat poster comment terkait materi pancasila yang sedang dipelajari.
Guru menjelaskan aturan cara mengerjakan tugas tersebut, dan terlihat peserta
didik tampak antusias memperhatikan, walaupun tetap saja ada beberpa peserta didik
yang asik dengan dirinya sendiri. Jika ketahuan tidak memperhatikan, guru secara
tegas menegur peserta didik tersebut dan akan dikurangi bintang penilaian sebagai
hukuman. Seluruh peserta didik bekerja sama dan berdiskusi dalam mngerjakan
tugas. Sampai pada pukul 10.00 semua peserta didik harus sudah menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Tiba saatnya peserta didik menyajikan hasil tugas yang sudah dikerjakan.
Dengan model jigsaw, guru membuat penyajian hasil tugas peserta didik, dengan cara
ditempelkan seluruh hasil poster comment pada dinding kelas, lalu di bawah arahan
dan bimbingan guru, seluruh kelompok secara bergantian dan berputar secara urut
untuk membaca, menganalisis dan berkomentar terhadap hasil karya kelompok
lainnya. Hingga tiba pukul 10.20, guru menghentikan pembelajaran, dan memberikan
penguatan terhadap pembelajaran yang telah dipelajari.
Waktu sudah menunjukka pukul 10.35, guru mengakhiri pembelajaran, dan
mengarahkan peserta didik untuk berkemas dan bersiap untuk pulang, serta berpesan
untuk melakukan ibadah shalat jum’at bagi peserta didik laki-laki.
181
Lampiran 29
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik pada Peserta Didik Kelas II
MI Pembangunan UIN Jakarta”. Disusun oleh Siti Rizqia Nurmala
(11140183000062), Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya
oleh dosem pembimbing skripsi pada tanggal 11 Mei 2018.
Jakarta, 18 Mei 2018
Pembimbing
Dr. Fauzan, MA
NIP. 19761107 200701 1 013
182
UJI REFERENSI
Nama : Siti Rizqia Nurmala
NIM : 11140183000062
Judul Skripsi : Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Tematik pada
Peserta Didik Kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta
Dosen Pembimbing : Dr. Fauzan, MA
No Referensi No Footnote Halaman
Skripsi
Paraf
Pembimbing
BAB I
1. Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2015), h. 177.
1 2
2. Faizal Djabidi, Manajemen
Pengelolaan Kelas, (Malang:
Madani, 2017), h. 35.
2 2
BAB II
3. Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2015), h 174, h. 175, h .
177, h 54, h 185, h 204, h 214
3, 4, 8, 15,
17, 25, 30
7,7, 8, 13,
16, 21, 25
4. Ika Nurdiana Azizah, dkk,
“Keterampilan Guru dalam
5, 21 7, 18
183
Pengelolaan Kelas Rendah pada
Pembelajaran Tematik di SD”,
Joyful Learning Journal, Vol. 2,
2017, h 2, h 4.
5. Nafi Isbadrianingtyas, dkk,
“Pengelolaan Kelas dalam
Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar”, Jurnal
Pendidikan, Vol. 1, Nomor. 5,
Mei 2016, h 903, h 902.
6, 39 8, 31
6. Sunhaji, “Konsep Manajemen
Kelas dan Implikasinya dalam
Pembelajaran”, Jurnal
Kependidikan, Vol. 2. Nomor. 2.
November 2014, h. 35.
7 8
7. Faizal Djabidi, Manajemen
Pengelolaan Kelas, (Malang:
Madani, 2017), h. 35, h 42, h 62,
h 97, h 108.
9, 14, 24, 29,
33
9, 12, 20,
24, 26
8. Nur Hamiyah dan Mohammad
Jauhar, Pengantar Manajemen
Pendidikan di Sekolah, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya, 2015), Cet.
I, h. 35, h 38.
10, 11 9, 10
184
9. Pupuh Fathurrohman dan M.
Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar, (Bandung: Refika
Aditama, 2009), h. 104, h 105, h
125.
12, 16, 28 11, 15, 23
10. Husni El Hilali, “Pentingnya
Pengelolaan Kelas dalam
Pembelajaran”, Jurnal Edu-Bio,
Vol. 3, 2012, h. 131.
13 11
11. Melvin L. Silberman, Active
Learning 101 Cara Belajar
Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012). h. 116, h 29.
18, 31, 17, 25
12. E Mulyasa, Guru dalam
Implementasi Kurikulum 2013,
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2014), Cet. I,
h. 43, h 43.
19, 20 17, 17
13. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2016 Tentang
Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan
Menengah.
22 19
185
sdm.data.kemdikbud.go.id/ SNP/
dokumen/Permendiknas No 22
tahun 2016.pdf.
14. Panduan Magang II Terintegrasi
dengan Mata Kuliah Pengajaran
Mikro UNY (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta,
2017), h. 12.
23 19
15. Radno Harsanto, Pengelolaan
Kelas yang Dinamis,
(Yogyakarta: Kanisius, 2007). h.
40.
32 25
16. Yanti Herlianti, Pembelajaran
Tematik, (Jakarta: UIN Press,
2015). h 129.
37 30
17. Andi Prastowo, Pengembangan
Bahan Ajar Tematik Tinjauan
Teoretis dan Praktik, (Jakarta:
Kencana, 2014). h. 52, h 100.
38, 40 31, 33
18. Dindin Ridwanudin, Bahasa
Indonesia, (Jakarta: UIN Press,
2015). h. 39.
41 34
186
19. Mohamad Muklis,
“Pembelajaran Tematik”, Jurnal
Fenomena, Vol. IV, Nomor. 1,
2012, h. 69.
42 35
BAB III
20. Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h
8, h 9, h 215, h 222, h 243, h
218, h 215, h 227, h 232, h 233,
h 240, h 222.
45, 46, 47,
48, 49, 50,
51, 52, 53,
54, 55, 56
49, 49, 50,
50, 50, 50,
51, 52, 53,
53, 53, 54
21. Mukhtar, Bimbingan Skripsi,
Tesis dan Artikel Ilmiah:
Panduan Berbasis Kualitatif
Lapangan dan Perpustakaan,
(Jakarta: Gaung Persada Press,
2010), h. 165, h 165.
57, 58 58, 59
187
BIODATA PENULIS
Siti Rizqia Nurmala, lahir di Tangerang pada tanggal 06 Mei
1995. Kegemarannya adalah membaca buku, menulis, dan
mempunyai bakat dalam bidang tata rias wajah dan fashion.
Dalam kesehariannya, penulis aktif mengajar di lembaga
pendidikan, bimbingan belajar, dan les privat untuk anak usia
Sekolah Dasar. Sebelumnya, penulis juga pernah mengajar di Taman Pendidikan al-
Quran (TPA). Kecintaan penulis terhadap pendidikan dan anak-anak membuat
penulis bercita-cita untuk terus mengabdi pada dunia pendidikan.