oleh: sri suryanti c1g 109 048 fakultas pertanian ...eprints.unram.ac.id/4449/1/jurnal sri.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN BUAH NAGA
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
JURNAL
Oleh:
SRI SURYANTI
C1G 109 048
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2 0 1 5
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
1
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN BUAH NAGA
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Financial Feasibility Analysis And Dragon Fruit Marketing In Central Lombok
Sri Suryanti*, (BambangDipokusumo**, AsriHidayati**)
Program Agribisnis Reguler Sore
Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Dalam sebuah proses produksi pertanian ( usahatani Buah Naga) tidak terlepas dari
persoalan biaya produksi dan penerimaan yang akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan
yang diperoleh petani. Lebih lanjut, sebuah usahatani ( berdasarkan biaya produksi dan
penerimaan ) juga harus layak secara finansial. Tujuan penelitian : (1) mengetahui
bagaimana struktur pembiayaan usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, (2)
mengetahui berapa besar pendapatan usatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, ( 3)
mengetahui bagaimana saluran pemasaran Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah.
Penentuan daerah sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan pertimbangan
bahwa dI dua Kecamatan tersebut merupakan lokasi yang memproduksi Buah Naga yang
paling banyak. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Struktur biaya produksi usahatani buah naga dimana total
biaya produksi Rp. 11.621.235 /LLG atau Rp. 128.328.227 /Ha, (2) Keuntungan petani pada
usahatani Buah Naga sebesar Rp.100.261.540 /Ha atau Rp. 9.310.955 /LLG, (3) terdapat tiga
saluran pemasaran yang terlibat dalam penelitian ini : Saluran I ( petani - pedagang
pengumpul desa – pedagang pengecer – konsumen akhir, Saluran II ( Petani – pedagang
pengumpul desa – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen akhir), Saluran III (
Petani - pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen akhir).
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
2
ABSTRACT
In a process of agricultural production (Dragon Fruit Farming) in Central Lombok district
can not be separated from the issue of the cost of production and reception that ultimately
affect the profits of farmers. Furthermore, a farm (based on the cost of production and
reception) should also be financially feasible. research objectives: (1) Knowing how to
structure financing dragon fruit farming in Central Lombok regency, (2) Knowing how
much the farm income in Central Lombok regency, (3) Knowing how marketing channels
dragon fruit farming in Central Lombok. Determination of sample area using purposive
sampling method, with the consideration that in two of the sub-district is the location which
produces dragon fruit most. Source of data in this study include primary data and secondary
data. The results showed: (1) The structure of the production costs of dragon fruit farm
where the total production cost of Rp. 11,621,235 / LLG or Rp. 128 328 227 / ha, (2) Gain
dragon fruit farmers in farming for Rp.100.261.540 / ha or Rp. 9310955 / LLG, (3) There
are three marketing channels involved in the marketing of dragon fruit, namely: Channel I
(farmers' traders rural-retailers - end consumers), Channel II (Farmers - merchants collecting
large-rural -Traders Traders retailers- and consumers), channel III (farmers' merchant Large
- and Consumers).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah Naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Bujah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,
Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia Utara dan
Tiongkok Selatan (Anonim, 2008). Tanaman buah naga (dragon fruit ) yang awalnya
dikenal sebagai tanaman hias ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Taiwan, Vietnam,
maupun Thailand. Terlebih saat diketahui bahwa buahnya dapat dikonsumsi, semakin
banyak yang mengenalnya. Bagi masyarakat di negara tersebut, usaha budidaya tanaman
buah naga terus dilakukan karena sangat menguntungkan (Kristanto, 2008).
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
3
Buah naga yang dijuluki king of the fruit atau rajanya buah ini tampaknya sudah
mendunia. Hal ini sangat didukung oleh keinginan negara produsen untuk
mempromosikannya. Salah satu contoh ialah Vietnam yang menggunakan media maskapai
penerbangannya untuk promosi buah naga, yaitu dijadikan sebagai sajian pencuci mulut di
pesawat untuk tujuan Eropa. Tidak heran jika pengenalan hingga penjuru dunia dapat cepat
terlaksana (Kristanto, 2008).
Tanaman buah naga mulai dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 2001,
dibeberapa daerah di Jawa Timur diantaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya.
Tetapi sampai saat ini areal penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada
di daerah tertentu karena memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat
luas. Saat ini Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah terbesar dunia, tetapi
permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50 persen. Pasar lokal saat ini dibanjiri
produk ekspor berdasarkan catatan dari eksportir buah di Indonesia, buah naga ini masuk ke
tanah air mencapai antara 200-400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam. Tingginya
permintaan buah naga ini di sebabkan oleh promosi yang menyebutnya sebagai buah meja
(sangat menarik dan menggiurkan bila di sajikan di meja makan), berkhasiat mujarab untuk
berbagai penyakit dan bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan
makanan, minuman, kosmetik serta produk kesehatan (Anonim, 2008).
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:1)
Bagaimanastruktur pembiayaan usahatani buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, 2)
BerapaBesarPendapatan usahatani di Kabupaten Lombok Tengah, 3) Bagaimana saluran
pemasaran usahataniBuah Naga di Kabupaten Lombok Tengah.
Tujuan penelitian ini adalah: 1)Mengetahuistruktur pembiayaan usahataniBuah Naga
di Kabupaten Lombok Tengah, 2) Mengetahui besar pendapatan usahatani di Kabupaten
Lombok Tengah, 3) Mengetahui bagaimana saluran pemasaran usahataniBuah Naga di
Kabupaten Lombok Tengah.
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
4
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian dan Sampling
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,
1988).
Penelitiandilakukan di KecamatanPringgaratadanKecamatanJonggatKabupaten
Lombok Tengah Penentuan daerah sampel ditetapkan secara “Purposive
Sampling”,denganpertimbanganbahwa di duaKecamatantersebutmerupakanlokasi yang
memproduksiBuah Naga paling banyak. Penentuan jumlah petani responden dengan
“Proportional Random Sampling”sebanyak 60 orang petani yang
melakukanusahataniBuah Naga di Kabupaten Lombok Tengah, Responden untuk
lembaga pemasaran ditentukan dengan menggunakan metode “ Snow Ball” yaitu
menelusuri rantai pemasaran buah naga dari petani responden sampai ke konsumen
akhir
Analisis Data
Untuk mengetahui besarnya keuntungan usahatani buah naga di Kabupaten
Lombok Tengah, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi,
1987) :
π = TR – TC
Keterangan :
π = Keuntungan
TR = Total Revenue ( Total penerimaan/nilai produksi)
TC = Total Cost (Total biaya/pengeluaran)
Untuk mengetahui efisiensi usahatani digunakan rumus :
R/C Ratio =
Dengan kriteria keputusan sebagai berikut :
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
5
Jika R/C Ratio ≥ 1, maka usahatani buah naga efisien atau layak untuk diusahakan
Jika R/C Ratio < 1, maka usahatani buah naga tidak efisien atau tidak layak untuk
diusahakan.
Untuk mengetahui saluran pemasaran dianalisis dengan analisis deskriptof yaitu dengan
menelusuri saluran pemasaran buah naga dari tingkat produsen ke tingkat konsumen.
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran digunakan indikator : margin pemasaran,
distribusi keuntungan, share harga, dan volume penjualan.
Margin Pemasaran
Margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus :
MP = Pr – Pf
Keterangan :
MP = Margin Pemasaran
Pr = Harga Konsumen akhir
Pf = Harga dari produsen
Share Harga
Besarnya share harga yang diterima petani/produsen (%) dan harga eceran yang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Fs =
x 100%
Keterangan :
Fs = Farmeis share
Pf = Harga ditingkat produsen
Pr = Harga ditingkat konsumen
Kriteria keputusan :
Jika X ≥ 60% berarti pemasaran buah naga adil
Jika X < 60% berarti pemasaran buah naga tidak adil
Volume penjualan
Besarnya penjualan dapat dilihat dari jumlah produksi buah naga yang dijual produsen
maupun lembaga pemasaran yang dinyatakan dalam kilogram.
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Pembiayaan Usahatani Buah Naga
Tabel 4.10 Rata-Rata Biaya Produksi pada Usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok
Tengah, Tahun 2014
No
Jenis Biaya
Nilai/LLG ( 0,092)
(Rp)
Nilai/Ha
(Rp)
Persentase
(%)
1.
Biaya Variabel
a. Biaya Bibit
b. Biaya Pupuk
c. Biaya Obat-Obatan
d. Biaya Tenaga Kerja
5.579.000
1.573.217 67.167
1.867.858
61.737.366
17.409.259 742.583
20.669.771
61,39
17,31
0,74
20,55
(a) Sub Total 9.087.242 100.558.979 100
2. Biaya Tetap
a. Penyusutan alat:
Cangkul
Paranng
Gunting
Ember
Tali Rafiah
Sprayer
Sabit
Ban
Linggis
Beton
Arcko
b. Sewa Lahan
c. PajakLahan
c. Pajak Tanah
21.625
17.000
11.086
19.237
25.000
290.000
11.638
464.720
6.558
664.934
69.825
923.083
9.287
245.066
188.122
122.685
212.882
276.651
3.209.148
128.781
5.142.604
72.567
7.358.179
772.685
9.939.878
100.000
0,88
0,68
0,44
0,77
1,00
11,56
0,46
18,52
0,26
26,50
2,78
35,76
0,36
(b) Sub Total 2.533.993 27.769.248 100
Total Biaya (a 11.621.235 128.328.227 100%
Sumber: Data Primer Diolah
92
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
7
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan bahwa, rata-rata biaya produksi
yang dikeluarkan dalam usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah sebesar
Rp. 11.621.235 /LLG atau sebesar 128.328.227/Ha yang terdiri atas biaya variabel
sebesar Rp. 9.087.242/LLG (77,94 %) atau sebesar Rp. 100.558.979 (78,10%) dan
biaya tetap sebesar Rp. 2.533.993/LLG (21,80) atau sebesar Rp. 27.769.248/Ha (21,63).
Biaya variabel merupakan komponen terbesar dari biaya produksi usahatani Buah
Naga. Rata-rata biaya variabel yang dimaksud dalam hal ini adalah, biaya bibit dengan
total rata-rata sebesar Rp. 5.579.000/LLG atau Rp. 61.737.366/Ha (61,39 %), kemudian
biaya pupuk sebesar Rp. 1.573.217/LLG atau Rp.17.409.259/Ha (17,31%), biaya obat-
obatan sebesar Rp. 67.167/LLG atau Rp.742.583/Ha (0.74%), dan biaya tenaga kerja
sebesar Rp. 1.867.858/LLG atau Rp. 20.669.771/Ha (20,55%).
Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung jenis
aktivitas usahatani yang dilakukan. Aktivitas usahatani yang dimaksud antara lain, biaya
penyiapan lahan yaitu sebesar Rp. 208.167/LLG atau Rp. 2.303.578/Ha (11.14%), biaya
penanaman sebesar Rp. 178.500/LLG atau Rp. 1.975.286/Ha (9.55%), biaya pembuatan
tegakan/ bedengan sebesar Rp. 472.833/LLG atau Rp. 5.232.387/Ha (25.31%), biaya
pemberian pupuk sebesar Rp. 78.167/LLG atau Rp. 864.994/Ha (4.18%), biaya
penyiraman sebesar Rp. 71.833/LLG atau Rp. 794.910/Ha (3.84%), biaya pembuatan
lubang sebesar Rp. 324.831/LLG atau Rp. 3.534.674/Ha (17.10%), biaya pemangkasan
cabang sebesar Rp. 70.708/LLG atau Rp. 782.460/Ha (3.78%), biaya pengerjaan
kuntum buah sebesar Rp. 160.000/LLG atau Rp. 1.770.564/Ha (8.56%), biaya
penyerbukan sebesar Rp. 159.733/LLG atau Rp. 1.767.613/ Ha (8.55%), biaya
pemanenan sebesar Rp. 148.500/LLG atau Rp. 1.643.305/Ha (7.90%)
Biaya tetap yang dimaksud dalam usahatani buah naga ini adalah, biaya
penyusutan alat, dan biaya pajak tanah, seperti yang tertera pada tabel 4.10 yang
menjelaskan bahwa biaya penyusutan alat yang paling besar dikeluarkan yaitu
penyusutan beton sebesar Rp. 664.934/LLG atau Rp. 7.358.179/Ha (26,50), kemudian
diikuti oleh biaya penyusutanban sebesar Rp.464.720/LLG atau Rp. 5.142.604/ Ha (18,52),
rata- rata penyusutan alat yaitu sebesar Rp. 1.601.623/LLG atau sebesar Rp.
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
8
17.729.370/Ha (63,84%). Besarnya biaya penyusutan alat petani responden berbeda-beda
tergantung dari jumlah dan lama pakai alat yang dimiliki. biaya sewa lahan sebesar Rp.
923.083/LLG atau Rp. 9.939.878/Ha (35,76%). Biaya pajak tanah merupakan biaya paling
rendah yakni Rp. 9.287/LLG atau Rp. 100.000/Ha (0.36%).
Produksi, Nilai Produksi dan Keuntungan Usahatani Buah Naga
Tabel 4.13 Rata-rata Produksi, Nilai Produksi, Biaya Produksi, Keuntungan dan R/C Ratio
Usahatani Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014
No. Uraian Nilai/ LLG
(0,092)
Nilai/ Ha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Produksi (Kg)
Frekwensi Panen (Kg)
- Panen 1
- Panen 2
- Panen 3
- Panen 4
- Panen 5
- Panen 6
- Panen 7
- Panen 8
Harga (Rp/Kg)
Harga (Rp/Kg)Nilai Produksi (Rp)
Keuntungan (Rp)
RC/ Ratio
730,04
85,40
86,83
91,19
88,02
87,48
96,20
91,52
103,40
25.000
17.590.195
9.310.955
1,69
7861,19
919,60
935,03
981,98
947,85
941,95
1.035,89
985,46
1.113,42
25.000
189.413.442
100.261.540
1,69
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan Tabel 4.13. Menunjukkan rata-rata nilai produksi atau total
penerimaan bisa dikatakan cukup tinggi, pada tabel terlihat nilai produksi atau total
penerimaan usahatani buah naga dengan rata-rata luas lahan garapan 0,09 dapat
menghasilkan produksi sebesar 730,04 Kg/LLG atau menghasilkan 7861,19 Kg/Ha,
dengan frekwensi panen tertingi pada panen ke 7 yaitu 103,40 Kg/LLG atau 1.113,42
Kg/Ha, dengan nilai produksi Rp.17.590.195 /LLG atau Rp.189.413.442/Ha.
Nilai produksi usahatani sangat ditentukan oleh harga yang berlaku, sebesar
apapun produksi kalau tidak didukun dengan harga yang tinggi maka nilai produksi
akan sedikit yang mengakibatkan pendapatan petani sedikit bahkan bisa rugi. Harga
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
9
buah naga di Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp.25.000/Kg, sedangkan harga buah
naga pada saat langka harganya cukup mahal yaitu berkisar antara Rp.25.000-
30.000/Kg. Keuntungan petani dari usahatani buah naga sebesar Rp 9.310.955/LLG
atau Rp.100.261.540/Ha, dengan tingkat R/C Ratio rata-rata sebesar 1,69. Tingkat ratio
antara penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan atau rata-rata R/C Ratio sebesar
1,69 yang artinya setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan perimaan
sebesar Rp 1,69 sehingga berdasarkan kriteria R/C Ratio tersebut dapat disimpulkan
bahwa usahatani buah naga yang di kembangkan di kabupaten Lombok Tengah jika
ditinjau dari srgi biaya dan keuntungan maka tergolong efisien atau layak diusahakan.
Saluran Pemasaran Buah Naga
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3(tiga ) pedagang perantara yang terlibat
dalam pemasaran buah naga yaitu pedagang pengumpul desa (1) , pedagang besar (2) ,
dan pedagang pengecer. Terdapat 3 (tiga) saluran pemasaran buah naga di Kabupaten
Lombok (3) Tengah yaitu: (I) Petani - pedagang pengumpul desa - pedagang pengecer -
konsumen akhir. (II) petani - pedagang pengumpul desa - pedagang besar - pedagang
pengecer - konsumen akhir.
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
10
Gambar 4.1 Saluran pemasaran Buah Naga
Keterangan :Saluran I
Saluran II
Saluran III
I. Petani PPDPR Konsumen Akhir
II. Petani PPD PB PR Konsumen Akhir
III. PetaniPB PR Konsumen akhir
Petani Buah Naga
N=60
orangVolume =
4379 Kg
PPD
N= 10 Orang
Volume2969Kg
Kr= 67.8 %
Pengecer
N= 9 Orang
Volume 4379 Kg
Kr=8%
PB
N= 5 Orang
Volume1410Kg
Kr= 32.2%
Konsumen Akhir
Sasaluran II
Sasaluran I
Sasaluran III
(N=10) (N=25) (N=9)
(N=22) (N=10) (N=5) (N=9)
(N=13) (N=5) (N=9)
Petani 13 orang
1410 Kg
32.1 % Petani
13 orang
1410 Kg
32.1 %
Petani 13 orang
1410 Kg
32.1 %
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
11
Hasil penelitian terhadap 60 petani , pedagang yang terlibat di pemasaran buah
naga di Kabupaten Lombok Tengah meliputi 10 Pedagang Pengumpul Desa (PPD), 5
Pedagang Besar (PB) Dan 9 Pedagang Pengecer (PR) sehingga jumlah pedagang
sebanyak 24 orang.
Pada saluran pemasaran I, 25 (orang) petani menjual produksi buah naga
sebesar 804 Kg (18,3%) ke 10 Pedagang Pengumpul Desa (PPD)kemudian pedagang
pengumpul desa menjual produksi buah naga ke 9 pedagang pengecer sebesar 2969 kg (
67,8%), lalu pedagang pengecer yang menjual langsung ke konsumen akhir. saluran
pemasaran II, 22 (orang) petani menjual produksi buah naga sebesar 2165 Kg (49,4%)
ke10 Pedagang Pengumpul Desapedagang pengumpul desa (PPD), kemudian Pedagang
Pengumpul Desa menjual Produksi buah nagake 5 Pedagang Besar (PB)sebasar 1410 kg
(32,2%), dengan cara pedagang pengumpul desa mendatangi Pedagang Besar (PB) dan
selanjutnya pedagang besar ini yang menjual produksi buah naga ke 9
pedagangpengecer, lalu pedagang pengecer yang akan langsung menjual buah naga ke
konsumen akhir. dan Pada saluran pemasaran III, 13 (orang) petani menjual produksi
buah sebesar 1410 Kg (32,1%) melalui 5 pedagang besar (PB), Pedagang besar membeli
produksi buah naga dari petani dengan cara mendatangi petarni langsung dan
selanjutnya dijual ke 9 pedangangpengecer dengan cara pengecer mendatangi Pedagang
Besar lalu pedagang pengecer menjual buah naga langsung ke konsumen akhir.
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
12
EfisiensiPemasaranBuah Naga
Tabel 4.14Rata-rata Biaya, Keuntungan, Margin Pemasaran, Share Petani,pada
Pemasaran Buah Naga di Kabupaten Lombok Tengah. Tahun 2014
No Pedagang
Saluran
Pemasaran
I
(Rp/Kg)
Saluran
Pemasaran
II
(Rp/Kg)
Saluran
Pemasaran
III
(Rp/Kg)
1 Produksi (Kg) 804 2.165 1.410
`
2 Pedagang pengumpul desa
Harga beli
Total biaya
a. Biaya transportasi
b. Biaya buruh
Harga jual
Keuntungan
Margin pemasaran
25.000
50
35
15
30.000
4.850
5000
25.667
60
35
25
27.600
1.833
1.933
3 Pedagang besar
Harga beli
Total biaya pemasaran
c. Biaya transportasi
d. Biaya buruh
Harga jual
Keuntungan
Margin pemasaran
27.333
20
0
20
30.667
3.283
3.333
29.000
60
40
20
32.000
2.850
3.000
4 Pedagang pengecer
Harga beli
Total biaya pemasaran
a. Biaya transportasi
b. Biaya buruh
Harga jual
Keuntungan
Margin pemasaran
30.000
35
35
0
35.000
4.900
5000
30.667
40
40
0
35.000
4.283
4.333
32.000
35
35
0
35.500
3.350
3.500
Total biaya 250 200 300
Total keuntungan 9.750 9.400 6.200
Total margin pemasaran 10.000 9.600 6.500
Shere petani (%) 83,33 73,33 81,69
Kriteria Efisien Efisien Efisien
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
13
BerdasarkanTabel 4.14 menunjukan bahwa total margin pemasaran pada saluran
pemasaran I,II dan saluran pemasaran III masing-masing sebesar Rp 10.000/Kg, 9.600
/Kg dan Rp 6.500/Kg. Margin pemasaran rendahmasing-masing saluran pemasaran,
sehingga saluran pemasaran Buah Naga ketiga saluran pemasaran tersebut adalah
efisien, namun yang paling efisien terdapat pada saluran pemasaran III karena margin
pemasaran lebih rendah. Hal ini mengacu pada pendapat Mubyarto (1989), bahwa
semakin rendah margin pemasaran maka semakin efisien dan sebaliknya.
Share petani pada saluran pemasaran I,II dan III masing-masing sebesar 83,33%,
73,33% dan 81,69%. Karena share petani pada masing-masing saluran pemasaran lebih
besar dan 60% maka dapat dikatakan bahwa pemasaran buah naga di Kabupaten
Lombok Tengah pada ketiga saluran pemasaran tersebut adalah efisien.
KESIMPULAN
1. Struktur biaya produksi usahatani buah naga dimana total biaya variabel sebesar
Rp.9.087.242 /LLG atau Rp.100.558.979 /Ha, dan biaya tetap sebesar Rp.2.533.993
/LLG atau Rp.27.769.248 /Ha, dengan total biaya produksi Rp.11.621.235 /LLG
atau Rp.128.328.227 /Ha.
2. Keuntungan petani pada usahatani buah naga sebesar Rp.100.261.540 /Ha atau Rp.
9.310.955 /LLG dan secara finansial usahatani buah naga adalah mengutungkan
atau layak untuk diusahakan, Hal ini di lihat dari nilai R/C ratio lebih besar dari 1
yaitu 1,69, artinya jika pengeluaran Rp 1, petani akan memperoleh penerimaan
sebesar Rp1,69.
3. Terdapattigasaluranpemasaran yang terlibatdalampemasaranbuahnagayaitu:
(a) Saluran I (Petani- pedagangpengumpuldesa- pedagangpengecer- konsumenakhir), (b)
Saluran II( Petani- pedagangpengunmpuldesa- PedagangBesar- Pedagangpengecer-
konsumenakhir), (c) Saluran III (Petani- PedaganBesar- PedagangPengecer-
KonsumenAkhir).
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
14
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat diajukan saran sebagai
berikut:
1. Diharapkan kepada pemerintah untuk mengaktifkan kembali kegiatan penyuluhan
kepada petani mengenai teknis usahatani buah naga yang baik dan efisien.
2. Diharapkan kepada pemerintah atau dinas terkait untuk dapat memberikan bantuan
modal agar petani bisa mengembangkan usahanya.
3. Diharapkankepadapemerintahataudinasterkaituntuklebihmemberikanlagipengetahuan
kepadapetanidenganmemberikanbukupanduanbagaimanacaraberusahataniBuah Naga.
4. Diharapkankepada pemerintah agar
selalumemberikanapresiasidandukungandenganmemperhatikanhargabuahnagadipasar
an agar tetapstabil.
Jurnal : Analisis Kelayakan Finansial Dan Pemasaran Buah Naga Di Kabupaten Lombok
Tengah
15
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.PenebarSwadaya.Jakarata.
Anonim. 2008. Buahnaga. http://www.wikipedia.org/buahnaga.
Nazir, M. 1988. MetodePenelitian.Ghalia Indonesia. Jakarta.
Soekartawi. 1991. AgribisnisTeoridanAplikasinya. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Mubyarto. 1989. dalamPuspitadewi W. 2008.
Skripsi.AnalisisUsahatanidanPemasaranJamurTiram di Pulau
Lombok.FakultasPertanian. UniversitasMataram.