oleh: twenty liana disampaikan pada kuliah umum genetika...
TRANSCRIPT
Cara Berbiak, metode dan produksi benih
Oleh:Twenty Liana
Disampaikan padaKuliah Umum Genetika Tumbuhan dan Pemuliaan Tanaman,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiah Palangka RayaSelasa, 18 Juli 2017
PENDAHULUAN
Pembagunan sector pertanian berkembang secara besar-besaran
Bagian dari pemuliaan adalah bagaimana menciptakandan dan memproduksi benih unggul
Pemuliaan tanaman merupakan ilmu seleksi
CARA BERBIAK TANAMAN
Membiak secara vegetatif
Membiak secara vegetatif
Umbi Lapis Umbi Batang Sulur Batang Akar
Pembiakan secara vegetatif:
Membiak secara generatif
Membiak secara generatif terbagi atas tiga kelompok: Seksual Aseksual
Pembiakan Secara Seksual Penyerbukan sendiri, dimana gamet jantan dan gamet
betina berasal dari satu individu
Pembiakan Secara Seksual Penyerbukan silang atau bersari bebas, dimana gamet
jantan dan gamet betina berasal dari individu tanman yang berbeda, dalam satu tanaman atau tanaman lain
Secara alami dapat terjadi karena bantuan angin, serangga, air dan hewan
Pembiakan Secara Seksual Dengan melibatkan bantuan karena beberapa faktor:
Diklin atau berkelamin satu
Dichogami
Heterosyle atau heteromorphi
Self-sterility
Incompatibility
Secara alami dapat terjadi karena bantuan angin, serangga, air danhewan
Bagaimana suatu tanaman membiak dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada sbb. :
Ciri penyerbuk sendiri:
(1) Bunga hermaprodit,
(2) Monogamy: tepung sari dan putikmasak berbarengan,
(3) Bunga tidak pernah membuka,dan
(4) Cleistogamy: penyerbukan telahterjadi saat bunga membuka
Hermaphroditic Flowers
• Self-compatible (SC)• Capable of self-fertilization
or cross-fertilization
• Self-incompatible (SI)• Only capable of cross-
fertilization
• Inability of hermaphroditic plant to produce zygotes w/ self pollen
Cleistogamy
• Flowers never open and only capable of self-fertilization in bud.
• Inconspicuous, bud-like apetalous flowers that form directly into seed capsules.
• Has evolved independently multiple times
• throughout the angiosperms, including some basal lineages.
• 488 species, across 212 genera and 49 families.
• Violaceae, Fabaceae, Poaceae
Bagaimana suatu tanaman membiak dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada sbb. :
Ciri penyerbuk silang:
(1) Berumah satu atau berumah dua,
(2) Dichogamy: tepung sari dan putik masak tidak padawaktu yang bersamaan; kemungkinan tepung sarimasak duluan (protandry) atau putik yang masakduluan (protogeny), dan
(3) Swa-steril
Cara berbiak akan menentukan struktur populasi tanaman. Dari Genetika Mendel, kita tahu bahwa populasi F1, populasi
salah satu tetuanya, dan populasi BC1 – silang balik F1 dengantetua tsb. sama kenampakannya, namun genetik tanamannyaberbeda.
Dengan demikian struktur populasi haruslah menggambarkanmacam dan banyak genotipe yang ada di populasi.
POPULASI TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Dari Genetika Mendel diketahui
Individu yang homosigot akan menghasilkan keturunan yangkesemuanya homosigot seperti tetuanya,
Sebaliknya, hanya separo keturunannya akan heterosigot jikaindividu yang heterosigot di suatu lokus menyerbuk sendiri.
Mudah dipahami bahwa jika terus menerus terjadi penyerbukansendiri, keturunan yang heterosigot semakin lama semakinsedikit sehingga pada akhirnya dapat diabaikan.
Struktur Genetik Populasi Tanaman Menyerbuk Sendiri
Tetua AA x aa
F1 Aa
F2 ¼ AA + ½ Aa + ¼ aa
F3 (¼ + 1/8) AA + 1/4 Aa + (¼ + 1/8) aa
…
Fn (1 – (½)n) AA + (½)n Aa + (1 – (½)n) aa
Jika lokusnya lebih dari satu, hal yang sama seperti di atas yang akanterjadi, yaitu untuk tiap lokus peluang heterosigotnya (½)n.
Dari pembicaraan di atas terlihat bahwa populasi tanaman menyerbuksendiri adalah heterogen-homosigot karena tersusun atas tanamanhomosigot yang berbeda-beda
Metode Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri
Struktur populasi tanaman menyerbuk sendiri tersusun atas campuran tanaman yang homosigot
Metode pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri mengarahpada dihasilkannya populasi yang homogen homosigot, atauheterogen homosigot dengan karakter yang diinginkan jikapopulasi tersebut berbiak secara alami, atau hibrida F1 jikatidak memanfaatkan cara berbiaknya yang alami
Beberapa metode pemuliaannya meliputi: (1) Seleksi dalam populasi, dan (2) Hibridisasi yang diikuti dengan seleksi
Seleksi dalam PopulasiMetode ini diterapkan pada populasi alami yang telah lama
ditanam di suatu lokasi (landrace).
Populasi demikian umumnya memiliki keragaman yangbesar sebab merupakan campuran genotipe yangkesemuanya homosigot namun berbeda-beda.
Bukti empiris yang mendasari teori seleksi dalam populasidiletakkan oleh Johannsen ahli botani berkebangsaanDenmark, di awal abad XX.
Jadi, dalam suatu galur murni, biji dengan ukuran berapapun akan menghasilkan keturunan yang berat bijinya merupakan ciri kelompoknya.
Dua metode dapat diterapkan pada seleksi dalam populasi:
Seleksi massa
Pada seleksi massa, biji yang diperoleh dari tanaman terpilihdijadikan satu dan kemudian gunakan sebagai benih untuk musimtanam berikutnya. Pemilihan diulang kembali pada musim tanamberikutnya. Biji yang diperoleh dari tanaman terpilih di musimtanam ke dua kembali dijadikan satu. Hal demikian dapat dilakukanbeberapa kali musim tanam. Dengan demikian hasil pemuliaannyaberupa populasi tanaman yang heterogen homosigot.
Seleksi massa sering digunakan untuk pemurnian.
Dua metode dapat diterapkan pada seleksi dalam populasi:
Seleksi galur murni
Biji yang diperoleh dari tiap tanaman terpilih dipanen terpisah.Biji dari tiap tanaman terpilih ditanam sebagai satu baris dimusim tanam berikutnya. Pemilihan di musim tanam ke duadilakukan pada pemilihan antar baris. Tahap ini dapat dilakukanbeberapa musim tanam sesuai kehendak pemulia tanaman.
Dengan demikian hasil pemuliaan berupa populasi tanamanyang homogen homosigot. Atas dasar alasan inilah metodeseleksinya disebut seleksi galur murni
Hibridisasi yang diikuti dengan seleksiMetode ini diterapkan apabila populasi alami yang ada telah habis
dimanfaatkan.
Oleh karena itu harus diciptakan populasi yang mempunyai keragaman. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membuat persilangan antar tetua yang menunjukkan perbedaan.
Metode ini pada akhirnya mendominasi pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri.
Dua, tiga, atau empat tetua dapat digunakan dalam hal ini.
POPULASI TANAMAN MENYERBUK SILANG
Struktur Genetik Populasi Tanaman Menyerbuk Silang
i
iP .1
.π i
iiGP
Andaikan dalam suatu populasi tanaman menyerbuk silang terdapat genotipe G1, G2, … dengan frekuensi P1, P2, … Tentu saja
Dengan genotipenya adalah
Karena populasi menyerbuk silang, setiap tanaman mempunyai peluang yang sama untuk menyerbuki atau diserbuki tanaman lainnya.
Persilangan dua tanaman dengan genotipe Gi dan Gj
dilambangkan dengan Gi x Gj
Larik gamet Gim
mim Ap Larik gamet Gjn
njn Ap .
Larik keturunan jika jika disilangkan
nm
nmjnim AApp,
)(][,, , ,
nj
njnjji nm mi
miminmjnimji ApPApPAAppPP
2
,
)(mi
mimi ApP
m
mimi
i ApP 2)]([
yang merupakan kuadrat larik gamet yang dihasilkan
Mengingat persarian tidak mengubah frekuensi gen, struktur populasi berikutnya sebagai hasil bersari bebas akan tetap sama,
disebut dalam keadaan keseimbangan Hardy-Weinberg
Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang
Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang didominasi oleh metode yang dikembangkan pada jagung, karena pemuliaan jagung yang paling maju. Metode pemuliaannya meliputi, salah satunyaadalah Pembentukan hibrida
Langkah- langkah pembuatan hibrida:
1. Memilih tanaman yang baik dalam populasi dan melakukanpenyerbukan sendiri, saat panen tongkol dari tanaman hasil menyerbuksendiri dipanen terpisah dan diberi nomor-nomor
2. Musim berikutnya ditanam kembali secara terpisah dan dilakukanpenyerbukan sendiri
3. Dilakukan penyerbukan sendiri sampai pada generasi ke 7 dan 8
4. Setelah diperoleh glur inbred, dilakukan pembuatan varietas hibrida:
single cross
three way cross
doble cross
Proses yang terjadi jika silang dalam terjadi terus menerus (Selfing) tanaman lebih homozigot keturunanya disebut sebagai galurinbred
single cross pada tanaman jagung
Jagung Hibrida potensi hasil yaitu lebih tinggi dan pertumbuhan tanaman lebih seragam
Jagung KompositKelebihan jagung komposit adalah produksi benihnya dapat dilakukan dengan mudah oleh petani/kelompok tani dan lebih mampu beradaptasi pada kondisi lahan marginal,
Jagung Sintetik
Suatu varietas yg merupakan hasil persilangancampuran (inter-cross) beberapa breeding material dapat berupa galur-galur, inbred, klon, maupun varietas yg telah diketahui potensigenetiknya. Kategorinya masuk dalam inter-varietal crossing (krn menggunakan berbagaimacam materi persilangan )
• Jagung hibrida memiliki daya hasil tinggi, tampilan yang lebih tinggi, kuat dan lebih vigor. Terbentuk melalui:
30
BENTUK HASIL HIBRIDA
Mule
Horse+
Donkey
Beefalo
Cow
+
Bison
Broccoflower
Broccoli
+Cauliflower
Triticale
Wheat
+
Rye
PENYEDIAAN BENIH SUMBER
Benih merupakan salah satu sarana produksi yangpenting
Penggunaan varietas unggul merupakan salah satukomponen inovasi teknologi yang sangat penting
Varietas unggul yang sesuai dengan agroklimat danpreferensi konsumen serta sistem produksi benihbermutu
TARGET PRODUKSI NASIONAL TAHUN 2018
38
Padi
80,08 Juta Ton
Jagung
23,48 Juta Ton
Kedelai
2,34 Juta Ton
Tebu
3,30 Juta Ton
Daging sapi
0,69 Juta Ton Karkas
Cabai
2,23 Juta Ton
Bawang Merah
1,37 Juta Ton
Sawit
34,52 Juta Ton CPO
Kakao 0,92 Juta Ton KeringKopi 0,76 Juta Ton BerasanKaret 3,69 Juta Ton Biji Kering
1 2 3 4
5 6 7 8
11109
Target PDB Pertanian Tumbuh 3,79 %; Tenaga Kerja 34,7 juta org; Target NTP 103,99; PPH 90,5
Sumber: Renstra Revisi 2015-2019
Penyediaan Benih Sumber
• Surat Tugas Menteri Pertanian Nomor336/KP.340/M/11/2014
• Sumber dana: Penghematan anggaran
• Pelaksana UPBS BPTP 14 prov
Kedelai
(2014)
• Surat Tugas Menteri Pertanian Nomor86/HK.410/M/4/2015
• Sumber dana: APBNP 2015
• Pelaksana UPBS BPTP: Padi 18 prov, Jagung 9 prov, Kedelai 11 prov
Padi, Jagung, Kedelai
HASIL KEGIATAN
NO VARIETASLUAS
TANAM
(Ha)
CALON BENIH
(Kg) SUSUT
(Kg)
BENIH UPBS
(Kg)
FS SS FS SS
1 Inpari 10 4 9.456 360 226 9.230 360
2 Inpari 30 2 8.692 5.219 341 8.550 5.020
3 Situ Bagendit 2 3.943 - 53 3.890 -
4 Inpara 3 0,40 1.170 4.000 60 1.110 4.000
Jumlah 23.261 9.579 680 22.780 9.380
Total Produksi UPBS Padi Tahun 2016
FS71%
SS29%
Total Produksi UPBS Jagung Tahun 2016
Produksi Benih Jagung Bagi Hasil Antara UPBS dan Petani
VARIETAS PRODUKSIBAGI HASIL CALON
BENIHPETANI UPBS
Bima 15-Sayang 480,5 325 155,5
JUMLAH 480,5 325 155,5
Varietas, kelas benih, calon benih, susut dan benih UPBS jagung
VARIETASKLAS
BENIH
CALON BENIH
(Kg)
SUSUT
(Kg)
BENIH
UPBS (Kg)
Bima-15 Sayang F1/ES 155,5 0,5 155
Jumlah 155,5 0,5 155
Rencana Penyediaan Benih Sumber padi danjagung tahun 2017
No Benih Klas Rencana Produksi(ton)
1 FS 2
2 SS 3
3 ES 25
TOTAL 30
PADI
BULAN APRIL 2017 akan tersedia ± 30 ton benih padi
VARIETAS PADI UPBS 2017 (1)VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
INPARI 9 ELO - umur tanam ± 125 hari- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 6,4 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak rentan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Cocok ditanam di lahan irigasi dengan ketinggian 600 m dpl
INPARI 22 - umur tanam ± 118 hari setelah sebar- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 5,8 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Tahan terhadap hewar daun bakteri dan blas- Rentan tungro- Cocok ditanam di lahan irigasi dengan ketinggian 0 - 600 m dpl
VARIETAS PADI UPBS 2017 (2)VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
INPARI 30 CIHERANG SUB 1 - umur tanam ± 111 hari setelah semai- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 7,2 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak rentan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Cocok ditanam di lahan irigasi dengan ketinggian 400 m dpl
INPARI 33 - umur tanam ± 107 hari setelah sebar- Tekstur nasi sedang- rata-rata hasil 6,6 t/ha GKG- Tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Tahan terhadap hewar daun bakteri dan agak tahan blas- Cocok ditanam di lahan irigasi dengan ketinggian 0 - 400 m dpl
VARIETAS PADI UPBS 2017 (3) VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
INPARI 34 SALIN AGRITAN - umur tanam ± 102 hari setelah sebar- Tekstur nasi pera- rata-rata hasil 5,1 t/ha GKG- Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Toleran salinitas pada fase bibit- Cocok ditanam di lahan irigasi dengan ketinggian 0-500 m dpl
INPARI 35 SALIN AGRITA - umur tanam ± 106 hari setelah sebar- Tekstur nasi pera- rata-rata hasil 5,3 t/ha GKG- Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Toleran salinitas pada fase bibit- Cocok ditanam di lahan irigasi dengan ketinggian 0-500 m dpl
VARIETAS PADI UPBS 2017 (4)VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
INPARI 38 TADAH HUJAN AGRITAN - umur tanam ± 115 hari setelah sebar- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 5,71 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Toleran kekeringan pada fase bibit- Cocok ditanam di lahan irigasi dan dataran rendah
INPARI 39 TADAH HUJAN AGRITAN - umur tanam ± 115 hari setelah sebar- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 5,89 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Toleran kekeringan pada fase bibit- Cocok ditanam di lahan irigasi dan dataran rendah
VARIETAS PADI UPBS 2017 (5)VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
INPARI 40 TADAH HUJAN AGRITAN - umur tanam ± 116 hari setelah sebar- Tekstur nasi sedang- rata-rata hasil 5,79 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Agak toleran kekeringan- Cocok ditanam di lahan irigasi dan dataran rendah samapi 600 dpl
INPARI 41 TADAH HUJAN AGRITAN - umur tanam ± 114 hari setelah sebar- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 5,57 t/ha GKG- Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Peka ekeringan pada fase bibit- Cocok ditanam di lahan irigasi dan dataran rendah
VARIETAS PADI UPBS 2017 (6)VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
INPARI 42 AGRITAN GSR - umur tanam ± 112 hari setelah sebar- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 7,11 t/ha GKG- Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2 dan 3- Agak tahan terhadap hewar daun bakteri strain IV dan VII- Rentan tungro- Tahan blas- Cocok ditanam di lahan sawah 600 dpl
INPAGO 8 - Umur tanam ± 119 hari- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 5,2 t/ha GKG- Tahan blas- Tahan kekeringan, keracunan Al dan Fe
SITU BAGENDIT - Umur tanam ± 110-120 hari- Tekstur nasi pulen- rata-rata hasil 3 - 5 t/ha GKG- Agak tahan blas dan hewar daun
Rencana Penyediaan Benih Sumber padi danjagung tahun 2017
No Benih Klas Rencana Produksi(ton)
1 Hibrida 11
JAGUNG
BULAN AGUSTUS 2017 akan tersedia ± 6 ton benih JAGUNGDan
BULAN JANUARI 2018 akan tersedia ± 5 ton benih JAGUNG
VARIETAS JAGUNG UPBS 2017VARIETAS YANG DISEDIAKAN KRITERIA
BIMA-19 URI - Masak fisiologis ± 102 hari setelah tanam- Rata-rata hasil 10,6 t/ha- Tahan bulai, karat daun, dan hewar daun- Toleran kekeringan- Tahan rebah akar dan batang
BIMA-20 URI - Masak fisiologis ± 102 hari setelah tanam- Rata-rata hasil 11 t/ha- Tahan bulai, karat daun, dan hewar daun- Toleran kekeringan- Tahan rebah akar dan batang
MEKANISME PRODUKSI BENIH JAGUNG
PENELITIAN DAN PEMULIAANUNTUK MENDAPATKAN VARIETASUNGGUL BARU DAN PRODUKSIBENIH PENJENIS (BS)
PRODUKSI BENIH DASAR (BD) DANPRODUKSI BENIH POKOK (BP)
PRODUKSI BENIH SEBAR (BR)
DISTRIBUSI/PEREDARAN BENIHSEBAR (BR) KEPADA PETANI
PENGENDALIAN MUTU BENIH(PENGAWASAN MUTU DANSERTIFIKASI BENIH)
OLEH PEMERINTAH, SWASTA, LEMBAGAPENELITIAN, DAN PEMULIA PERORANGAN
OLEH BALAI BENIH (PROVINSI DANKABUPATEN), UPBS BPTP
OLEH PRODUSEN/PENANGKAR BENIH(BUMN, SWASTA, PENANGKAR PETANI)
PASAR BEBAS NON SUBSIDI PASAR BEBAS BENIH BERSUBSIDI
MELALUI BUMN BANTUAN LANGSUNG BENIH
PEMERINTAH CADANGAN BENIH NASIONAL (CBN)
SISTEM PERBENIHAN DAN ALUR PRODUKSI BENIH TANAMAN PANGAN
OLEH BPSB DAN PRODUSEN BENIH YANGTELAH MEMPEROLEH SERTIFIKATSERTIFIKASI SISTEM MANAJAMEN MUTU
Benih Penjenis (BS), warna label KUNING
Benih Dasar ( BD / FS ), warna label PUTIH
Benih Pokok ( BP / SS ), warna label UNGU
Benih Sebar ( BR / ES ), warna label BIRU
KELAS BENIH DAN WARNA LABEL :
BENIH PENJENIS
Varietas unggul jagung Badan Litbang Pertanian
Varietas Tahun Potensi hasil
(t/ha)
Umurpanen(hari)
KetahananPenyakit
Bulai
KeunggulanSpesifik
Komposit/bersari bebas
Lagaligo
Gumarang
Kresna
Lamuru
Palakka
Sukmaraga
Srikandi Kuning-1
Srikandi Putih-1
Anoman-1 (Putih)
Provit A (Obatampa)
Provit A
1996
2000
2000
2000
2003
2003
2004
2004
2006
2011
2011
7,5
8,0
7,0
7,6
8,0
8,5
7,9
8,1
6,5
6,9
7,2
90
82
90
95
95
105
110
110
103
100
100
Toleran
AgakToleran
AgakToleran
AgakToleran
Toleran
Toleran
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Toleran kekeringan
Umur genjah
Umur sedang
T. kekeringan
Umur sedang
T. kemasaman
Protein bermutu
Protein bermutu
Sesuai u/ pangan
Beta karoten tinggi Beta karoten tinggi
Varietas Tahun Potensi hasil
(t/ha)Keunggulan
SpesifikPemegang Lisensi
Hibrida
Semar-10
Bima-1
Bima-2 Bantimurung
Bima-3 Bantimurung
Bima-4
Bima-5
Bima-6
Bima-7
Bima-8
Bima-9
Bima-10
Bima-11
Bima-12 Q
Bima-13 Q
Bima-14
Bima-15
Bima - 16
2001
2001
2007
2007
2008
2008
2008
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
9,0
9,0
11,0
10,0
12,0
11,0
11,0
12,1
11,7
13,4
13,1
13,2
11,0
11,0
13,0
13,0
12,0
Biomas tinggi
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
Stay green
QPM
QPM
Stay green
Stay green
Stay green
-
PT. Ssprotan
PT. PAS
PT. Golden Seed Indonesia
PT. Bintang Timur Pasifik
PT. Sumber Alam Sejahtera
PT. Biogene
PT. Biogene
PT. Tossa Shakti
PT. Tossa Shakti
PT. Tossa Shakti
PT. Berdikari
PT. Petrokimia Gresik
Provinsi Sul-Sel
Provinsi Sul-Sel
-
BIMA-1
Potensi hasil = 8,0 – 9,0 t/ha
Umur = 97 hari
Biomass tinggi, Stay green
BIMA-2
BIMA-3
Potensi hasil = 11 t/ha
Umur = 100 hari
Stay green
Potensi hasil = 10 t/ha
Umur = 100 hari
Stay green
BIMA-4
BIMA-5
BIMA-6
POTENSI HASIL = 11,5 t/ha
SIFAT SPESIFIK:
Stay green,
toleran kekeringan
POTENSI HASIL = 12,0 t/ha
SIFAT SPESIFIK:
Stay green, toleran kekeringan
POTENSI HASIL = 11,7 t/ha
SIFAT SPESIFIK:
Stay green
BIMA-7
BIMA-8
Potensi hasil biji kering > 12 t/hasesuai untuk integrasi ternak
BIMA-9
BIMA-10BIMA-11
BIMA-10 dan Bima 11 (hibrida)
Potensi hasil : 13,1 t/haUmur : 100 hariKeunggulan : - Stay green
- Agak peka BulaiTahun dilepas : 2010
BIMA 12-Q
BIMA-12Q dan Bima 13 Q (hibrida)
Potensi hasil : 11 t/haUmur : 100 hariKeunggulan : Kualitas protein tinggi
(Lisin dan Triptofan)Tahun dilepas : 2010
BIMA 13-Q
Bima 19 URI
Jenis hibrida silang tigajalur (STJ)
Potensi hasil 12,5 t/ha Umur panen 102 hari Pertumbuhan tanaman
kuat dan tahan penyakitbulai
Toleran kekeringansehingga cocok ditanampada musim kemarau
Pulut URI 1 (Jagung ketan/pulen)
Rasa enak dan pulen, cocokuntuk konsumsi segar atauindustri jagung marningPotensi hasil 9,4 t/ha (biji dantongkol)Umur genjah, 80-85 hariPertumbuhan tanaman kuatdan agak toleran penyakit bulaiKandungan amilopektin 55%
Potensi Hasil = 6,5 - 7,0 t/ha
Kandungan beta carotene tinggi = 0,14 ppm
Jagung biasa beta carotene = 0,04 ppm
JAGUNG QUALITY PROTEIN MAIZE (QPM)
SRIKANDI PUTIH-1
Potensi hasil = 8,0 t/ha
Umur = 105 – 110 hari
Protein berkualitas tinggi
Protein = 10,44%
Lysine = 0,410%
Tryptophan = 0,087%
SRIKANDI KUNING-1
Potensi hasil = 8,0 t/ha
Umur = 105 – 110 hari
Protein berkualitas tinggi
Protein = 10,38%
Lysine = 0,477%
Tryptophan = 0,093%
LAMURU
Toleran kekeringan
Potensi Hasil = 7,0 – 8,0 t/ha
Umur = 96 hari
SUKMARAGA
Toleran kemasaman tanah
Potensi Hasil = 8,0 t/ha
Umur = 105 hari
BARTIM 2016
TarusanKAPUAS2016
KP. TatasKAPUAS2016
PULPIS 2016
BARTIM 2017
TERIMA KASIH