ontologi (metafisika, asumsi, dan peluang)
TRANSCRIPT
ONTOLOGI: METAFISIKA, ASUMSI, DAN PELUANG
Oleh,Elce Purwandari
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
ontologi
Metafisika
Asumsi
Peluang
PENUTUP
Kesimpulan
Latar Belakang
Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatu
entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai
ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta.
Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi
memerlukan proses bagaimana realitas tersebut
dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut
memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir
didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan
digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
Bagaimana Ontologi itu?
Apakah Metafisika?
Apakah Asumsi?
Apakah Peluang?
Rumusan Masalah
Untuk mengetahui Bagaimana Ontologi
itu?
Untuk mengetahui Apakah Metafisika?
Untuk mengetahui Apakah Asumsi?
Untuk mengetahui Apakah Peluang?
Tujuan
Ontologi secara etimologi (bahasa) berasal dari kata “onta” yang berarti sesuatu “yang sungguh-sungguh ada”, “kenyataan yang sesungguhnya” dan “logos” yang berarti “studi tentang”, “studi yang membahas” (Ihsan, 2010: 223). Jadi ontologi adalah studi yang membahas sesuatu yang ada. Secara sungguh-sungguh ontologi juga diartikan sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang mempelajari sifat dasar dari kenyataan yang terdalam, ontologi membahas asas-asas rasional dari kenyataan (Kattsoff dalam Ihsan, 2010: 223)
Ontologi
Menurut Aristoteles
Menurut Suriasumantri
Menurut Soetriono & Hanafie
Menurut Pandangan The Liang Gie
Fungsi atau manfaat dalam mempelajari ontologi antara
lain,
1. Berfungsi sebagai refleksi, kritis, atau objek ataun
bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi,
dan postulat-postulat ilmu.
2. Dunia empiris itu dapat diketahui manusia dengan
pancaindra.
3. Fenomena yang terjadi di dunia ini berhubungan
satu dengan lainnya secara kausal (Anshari dalam
Ihsan, 2010: 224)
Klasifikasi ontologi di antaranya adalah,
1. Ontologi pada dataran transenden, yakni hakikat proses adanya kebenaran berdasarkan nilai-nilai ketuhanan
2. Ontologi pada dataran ideal yakni hakikat proses adanya kebenaran melalui proses berfikir, baik dalam bentuk gagasan, ide, konsep. Ontologi pada dataran ini memunculkan aliran idealisme, rasionalisme dan eksistensialisme.
3. Ontologi pada dataran empiris, yakni hakikat proses adanya kebenaran melalui pancaindra. Ontologi pada dataran ini memunculkan aliran empirisme, naturalisme, realisme, positivisme dan materialisme.
Metafisika berasal dari kata “meta” berarti sesudah dan “fisika” berarti nyata/alam fisik. Dengan kata lain metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata.
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Metafisika mengkaji segala sesuatu secara komprehensif. Menurut Asmoro Achmadi dalam Gie (2012: 4) metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan sesuatu yang bersifat “keluarbiasaan” (beyond nature) yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience). Metafisika mengkaji sesuatu yang berada di luar hal-hal yang biasa yang berlaku pada umumnya (keluarbiasaan) atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang berada di luar kebiasaan atau di luar pengalaman manusia.
Metafisika
Metafisika Dalam pendidikan
Metafisika memiliki implikasi-implikasi penting untuk pendidikan karena kurikulum sekolah berdasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai realitas. Dan apa yang kita ketahui mengenai realitas itu dikedalikan/didorong oleh jenis-jenis pertanyaan yang diajukan mengenai dunia. Pada kenyataannya, setiap posisi yang berkenaan dengan apa yang harus diajarkan disekolah di belakangnya memiliki suatu pandangan realitas tertentu, sejumlaj respons tertentu pada pertanyaan-pertanyaan metafisika.
Asumsi adalah suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya, atau kemungkinan benarnya tidak tinggi. belajar dapat dipahami sebagai penyimpan informasi mulai dari menerima informasi dari perhatian, pemahaman dan urutan peristiwa langsung ataupun tak langsung sehingga dapat di simpan melalui ingatan dan direproduksi menimbulkan motivasi untuk mengingatnya.
Dalam mengembangkan asumsi harus diperhatikan dua hal :1. Asumsi harus relevan dengan bidang dan tujuan
pengkajian displin keilmuan. Asumsi yang seperti ini harusoprasional, dan merupakan dasar dari pengkajian teoritis.
2. Asumsi harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya „bukan‟ bagaimana keadaan yang seharusnya.”
Asumsi
Presumsi adalah suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif dianggap sebagai benar atau walaupun kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu benar.
Hipotesis merupakan asumsi, jika diperiksa ke belakang (backward). Jika diperiksa ke depan (forward) maka hipotesis merupakan kesimpulan. Untuk memahami hal ini dapat dibuat suatu pernyataan: “Bawalah payung agar pakaianmu tidak basah waktu sampai ke sekolah”.
Apakah ASUMSI asumsi dari contoh tersebut ?
Seseorang yang mengenal dengan baik hakikat ilmu akan lebih mempercayai pernyataan “ 80% anda akan sembuh jika meminum obat ini” daripada pernyataan “yakinlah bahwa anda pasti sembuh setelah meminum obat ini”.
Hal ini menyadarkan kita bahwa suatu ilmu menawarkan kepada kita suatu jawaban yang berupa peluang. Yang didalamnya selain terdapat kemungkin bernilai benar juga mengandung kemungkinan yang bernilai salah. Nilai kebenarannya pun tergantung dari presentase kebenaran yang dikandung ilmu tersebut. Sehingga ini akan menuntun kita kepada seberapa besar kepercayaan kita akan kita tumpukan pada jawaban yang diberikan oleh ilmu tersebut.
Peluang
Ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek,
property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin
terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan
filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika.
Mengapa ontologi terkait dengan metafisika? Ontologi membahas
hakikat yang “ada”, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat
kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika
merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi
merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu,
metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang
metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati,
termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas jawaban
tentang apakah alam ini.
KESIMPULAN
• Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu
permasalahan menjadi lebar. Semakin terfokus obyek telaah suatu
bidang kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih banyak.
Asumsi dapat dikatakan merupakan latar belakang intelektal suatu
jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan pula sebagai merupakan
gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan
untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat.
• Dasar teori keilmuan di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal
yang pasti mengenai satu kejadian, hanya kesimpulan yang
probabilistik. Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar
pengambilan keputusan di mana didasarkan pada penafsiran
kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif.
TERIMA KASIH