optimalisasi pendistribusian air bersih di kawasan …

68
OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN LIPPO CIKARANG Oleh Hendra Kurniawan NIM: 004201405003 Laporan Thesis ini disampaikan kepada Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri Jababeka-Kab.Bekasi 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI

KAWASAN LIPPO CIKARANG

Oleh

Hendra Kurniawan

NIM: 004201405003

Laporan Thesis ini disampaikan kepada

Fakultas Teknik President University Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Industri

Jababeka-Kab.Bekasi

2020

Page 2: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

2

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul “(OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI

KAWASAN LIPPO CIKARANG)”yang disusun dan diajukan oleh Hendra

Kurniawan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana gelar sarjana

pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah

skripsi.Oleh karena itu, saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang skripsi.

Cikarang, Indonesia, 10 Juni 2020

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT

Page 3: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang menyatakan bahwa skripsi ini berjudul “(OPTIMALISASI

PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN LIPPO CIKARANG)”adalah

hasil dari penelitian saya di tempat dimana saya bekerja dan seluruh ide,pendapat

atau materi dari sumber lain-lain yang telah dikutip dengan penulisan referensi yang

sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak

sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan

dikenakan pada saya.

Cikarang, 10 Juni 2020

Hendra Kurniawan

Page 4: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIHDI KAWASAN

LIPPO CIKARANG

Oleh:

Hendra Kurniawan

NIM. 004201405003

Disetujui Oleh

Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT

Dosen Pembimbing

Ir. Andira Taslim, M.T.

Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

iv

ABSTRAK

Perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan air bersih biasanya memiliki kendala

dalam pendistribusian menuju ke konsumen, Adanya proyek baru penambahan cluster

perumahan, apartemen serta fasilitas perniagaan, untuk meminimalkan biaya

pendistribusian dibutuhkan pembagian jaringan. Dibutuhkanya sebuah metode

transportasi untuk memecahkan masalah ini. Metode transportasi menggunakan

Aplikasi QM for Windows dengan metode awal yaitu metode North West Corner

(NWC) dan Vogel’s Approximation Method merupakan metode yang menghasilkan

solusi awal biaya pendistribusian, dilajutkan dengan metode Stepping Stone Method

yang akan mengoptimalisasi pendistribusian. Data yang digunakan merupakan data

sekunder yang berasal dari PT. Tirtasari Nirmala pada periode 2019, dengan

menggunakan metode transportasi tersebut diperoleh solusi pendistribusian yaitu

booster pump Tower ke cluster Waterfront sebanyak 22.085 m³ dengan biaya

pendistribusian perbulan Rp. 2.269/bulan. Booster pump Blok F mendistribusikan

menuju cluster The Patio sebesar 3.816 m³ dengan biaya Rp. 180.162/bulan. Booster

pump DS 8 menuju cluster The Patio sebesar 8.320 m³ dengan biaya Rp.

720.694/bulan dan Booster pump Cibiru menuju Cluster The Patio sebesar 560 m³

dengan biaya Rp. 720.649/bulan, menuju Meikarta CBD sebesar 72.600 m³ dengan

biaya pendistribusian Rp. 4.120.914/bulan, menuju ke Cluster WaterFront sebanyak

59.515 m³ dengan biaya sebesar Rp. 2.315.886, menuju ke Ruko Mataram sebanyak

456 m³ dengan biaya sebesar Rp. 6.471/bulan.

Kata Kunci:NorthWest Corner (NWC),Vogel’s ApproximationMethod,Stepping Stone

Method.

Page 6: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

v

ABSTRACT

Companies engaged in the provision of clean water usually have problems in

distribution to consumers. There are new projects to add housing clusters, apartments

and commercial facilities. To minimize distribution costs, network sharing is needed.

He needed a transportation method to solve this problem. The transportation method

uses the QM for Windows application with the initial method, namely the North West

Corner (NWC) method and the Vogel's Approximation Method, which is a method

that produces an initial distribution cost solution, followed by the Stepping Stone

Method which will optimize distribution. The data used is secondary data from PT.

Tirtasari Nirmala in the 2019 period, using this transportation method, a distribution

solution was obtained, namely a booster pump Tower to the Waterfront cluster as

much as 22,085 m³ with a distribution fee of Rp. 2,269 / month. Blok F booster pump

distributes to The Patio cluster of 3,816 m³ at a cost of Rp. 180,162 / month. Booster

pump DS 8 to The Patio cluster is 8,320 m³ at a cost of Rp. 720,694 / month and

Cibiru Booster pump to The Patio Cluster for 560 m³ at a cost of Rp. 720,649 / month,

to Meikarta CBD of 72,600 m³ with a distribution fee of Rp. 4,120,914 / month,

heading to the WaterFront Cluster as much as 59,515 m³ at a cost of Rp. 2,315,886,

headed to the Mataram Ruko as much as 456 m³ at a cost of Rp. 6,471 / month.

Keywords:NorthWest Corner (NWC),Vogel’s ApproximationMethod, Stepping Stone

Method.

Page 7: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

vi

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya dengan

judul “OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN LIPPO

CIKARANG ”.Penelitian ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh mahasiswa President University jurusan Teknik Industri untuk dapat

mencapai gelar Strata Satu (S1) Teknik.

Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya pihak-pihak yang

membantu dan mendukung selama proses penyelesaiannya. Maka dari itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT, selaku dosen pembimbing yang sudah

memberikan banyak arahan dan bimbingan serta informasi yang sangat membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Andira Taslim, M.T. selaku kepala program Fakultas Teknik, Teknik Industri.

3. Dosen-dosen Industrial Enginnering dan President University :Ibu Anastasia

Lydia Maukar, Pak Burhan Primantyo, Pak Johan Krisnanto Runtuk, Pak Hery

Azwir, dan Pak Herwan Yusmira.

4. Bapak Lelono Widisaputra, selaku Kepala produksi PT. TSN yang telah

memberikan izin untuk mengerjakan analisa sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Rekan-rekan kerja di PT. TSN : pak ardiansyah, pak sammy, pak rusman, pak

asmat, bang omen, ridwan, yohan terimakasih atas dukungan dan bantuannya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Diandra Berliana (istri) yang selalu memberidukungan dan motivasinya, Serta

Rayleigh Syailendra Banyubiru yang selalu menjadi semangat.

7. Ibu Suparmi, bapak Sabar Budi Waluyo, Sigit Suparmono, Tiara Putri Damayanti

dan Keluarga yang selalu memberikan semangat dan selau mendoakan dalam

menyelesaikan studi S1 di President University.

Page 8: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

vii

8. Teman-teman mahasiswa industrial engineering 2014 dan teman-teman pejuang

semester akhir (Muhammad Reza, Irwan, Adi Mistono, Anggi, Burhan Alan,

Margo, Rudi, Ridho, Mugi, Tri Agung, Kristiono dan Riki) atas kebersamaan dan

dukungannya.

9. Seluruh staf President University yang telah banyak membantu pada proses

perkuliahan (Pak Hakim, Pak Boy, dan lainnya).

10. Dan semua pihak yang telah terlibat dan mendukung dalam proses penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk

memperbaiki dan menyempurnakan laporan skripsi ke depannya.Dan semoga laporan

ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Akhir kata,terima kasih banyak dan mohon maaf untuk kekurangannya.

Cikarang, 10 Juni 2020

Hendra Kurniawan

Page 9: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

viii

DAFTAR ISTILAH

Transportasi : Pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan

sebuah kendaraan.

Distribusi : Penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Booster Pump : Pompa pendorong untuk meningkatkan tekanan.

Reservoir : Penampungan

Elevasi : Posisi vertikal (ketinggian) suatu obyek dari titik tertentu.

Sistem Ring/loop : Dua tipe jaringan radial yang dimana ujung jaringan bertemu.

Page 10: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii

BAB I ............................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 13

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah ...................................................................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 3

BAB II ........................................................................................................................... 4

2.1 PT. Lippo Cikarang Tbk ......................................................................................... 4

2.2 Kawasan Industri Lippo Cikarang ........................................................................ 5

2.3 Sejarah Singkat Lippo Cikarang ............................................................................ 6

2.4. Struktur Organisasi ................................................................................................. 7

2.5. Pencapaian PT. Lippo Cikarang ............................................................................ 8

2.6. Pengertian Distribusi ............................................................................................. 10

2.7. Pengertian Umum Distribusi ................................................................................ 10

2.8. Pengertian dan Model Transportasi .................................................................... 11

2.9. Keseimbangan Model Transportasi ..................................................................... 16

2.10. Metode Transportasi ......................................................................................... 17

2.11. Pengertian Umum Air Bersih dan Air Minum................................................ 23

2.12. Sistem Penyediaan Air ....................................................................................... 23

2.13. Unit Pengolahan Air Bersih .............................................................................. 24

2.14. Kriteria Perancangan ........................................................................................ 26

Page 11: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

x

BAB III ........................................................................................................................ 29

3.1 Objek Penelitian ..................................................................................................... 29

3.2 Tahap Persiapan .................................................................................................... 29

3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 30

3.5 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................................ 34

BAB IV ........................................................................................................................ 35

4.1 Data Khusus Perusahaan ...................................................................................... 35

4.1.1 Identifikasi Tujuan dan Sumber Pendistribusian ....................................... 35

4.1.2 Jaringan Pendistribusian Lama ................................................................... 39

4.1.3 Pemilihan Alternatif Jaringan ...................................................................... 40

4.1.4 Kapasitas Sumber .......................................................................................... 41

4.1.5 Penentuan Biaya Transportasi ..................................................................... 41

4.2 Perhitungan Menggunakan Metode Transportasi .............................................. 43

4.2.1 North West Corner ........................................................................................ 43

4.2.2 Vogel’s Approximation Method ................................................................... 45

4.2.3 Stepping Stone Method .................................................................................. 46

4.3 Jaringan Pendistribusian Baru ............................................................................. 48

4.3.1 Biaya Investasi ................................................................................................ 51

BAB V ......................................................................................................................... 52

5.1 Simpulan ................................................................................................................. 52

5.2 Saran ....................................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 54

Page 12: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kapasitas Produksi WTP2 32

Tabel 3.2 Kapasitas Produksi WTP3 32

Tabel 3.5 Sistem dan Peralatan yang Digunakan Untuk Pendistribusian Air 33

Tabel 4. 1 Daftar Estimasi Debit Air Proyek Pembangunan Cluster 35

Tabel 4.2 Kapasitas Tampung Booster Pump Tower 36

Tabel 4.3 Kapasitas Tampung Booster Pump Blok F 37

Tabel 4.4 Kapasitas Tampung Booster Pump DS 8 37

Tabel 4.5 Kapasitas Tampung Booster Pump Cibiru 38

Tabel 4.6 Permintaan Kebutuhan Setiap Wilayah Tujuan 41

Tabel 4.7 Biaya Transportasi Menuju Cluster Baru 42

Tabel 4.8 North West Corner 43

Tabel 4.9 Shipping list North West Corner 44

Tabel 4.10 Vogel’s Approximation Method 45

Tabel 4.11 Shipping list Vogel’s Approximation Method 46

Tabel 4.12 Stepping Stone Method 47

Tabel 4.13 Shipping list Stepping Stone Method 48

Tabel 4.14 Biaya Investasi 51

Page 13: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Dasar Transportasi 12

Gambar 2.2 Diagram Model Transportasi 13

Gambar 2.3 Ilustrasi 2 Sumber dan 3 Tujuan 14

Gambar 2.4 Sekema Tabel Metriks Transportasi 15

Gambar 3.1 kerangka pemecahan masalah 31

Gambar 4.1 Jaringan Lama Pendistribusian Lama 39

Gambar 4.2 Alternatif Jalur Pendistribusian 40

Gambar 4.3 Jaringan Pendistribusian Baru 49

Gambar 4.4 Rincian Jaringan Perpipaan Baru 50

Page 14: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang penggolahan dan

pendistribusian air bersih, melayani ketersediaan air bersih yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen merupakan tangguang jawab perusahaan, begitu pula PT.

Tirtasari Nirmala, perusahaan pengolahan dan penyediaan air bersih di kawasan

lippo cikarang yang telah beroprasi dengan 11.551 jaringan pendistribusaian air

bersih untuk kawasan industri dan perumahan. Dengan 2 plant produksi air

bersih yaitu WTP2 dan WTP3, Untuk menjaga tekanan dan kestabilan

pendistribusian air bersih menggunakan 4 Booster Pump yaitu Booster Pump

Tower, Booster Pump Blok F, Booster Pump Cibiru dan Booster Pump

Deltasilikon 8.

Seperti pada umunya perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak dibidang jasa

ataupun perusahaan yang bergerak dibidang industri selalu menjaga kestabilan

pertumbuhan dan operasional perusahaan tersebut, dalam jangka panjang maupun

jangka pendek, tetapi tujuan utama dari perusahaan adalah keuntungan yang

maksimal. Seperti itu juga PT. Tirtasari Nirmala, dengan menggunakan 4 Booster

Pump dan dua plant produksi air bersih WTP2 dan WTP3 yang mampu

mendistribusikan air bersih sebanyak 1.275.264 m³/bulan dengan kebutuhan

konsumen sebanyak 1.073.564 m³/bulan. Seiring dengan program pengembangan

kawasan industri maupun perumahan yang berdampak bertambahnya kebutuhan

air bersih oleh konsumen, pada tahun 2020-2021 pihak pengenmbang akan

melakukan penambahan cluster perumahan, apartemen serta fasilitas perniagaan

yaitu cluster perumahan The Patio, Waterfornt, Meikarta CBD serta Ruko

Mataram dengan estimasi total pemakaian air bersih sebanyak 167.352 m³/bulan.

Untuk menjaga kestabilan pendistribusian air bersih dikawasan Lippo Cikarang

maka dilakukan penentuan jaringan pendistribusian yang optimal dengan biaya

yang minimal.

Dari keadaan tersebut untuk mencari solusi agar pendistribusian air bersih lebih

optimal dan merata kesemua wilayah pendistribusian maka menggunakan solusi

Page 15: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

2

metode transportasi dikarenakan lebih menekankan kepada pengoptimalan dan

efektivitas biaya serta terpenuhinya kebutuhan air bersih untuk konsumen dengan

membuat biaya pendistribusian air yang lebih efisien dan melakukan pengaturan

jaringan pendistribusian air bersih dari booster pump yang memiliki jarak dan

elevasi yang lebih optimal dalam mendistribusikan air .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diangkat

adalah:

1. Bagaimana cara pengoptimalisasian kebutuhan air bersih untuk

konsumen?

2. Bagaimana cara pemilihan alternatif jaringan untuk cluster baru ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah

1. Untuk mendapatkan alternatif jaringan pendistribusian yang

optimal.

2. Untuk mendapatkan solusi pendistribusian air bersih dengan

memperhatikan biaya pendistribusian dengan metode transportasi .

1.4 Batasan Masalah

Batasan penelitian adalah sebagai berkut :

1. Penelitian dilakuakan di PT. Tirtasari Nirmala.

2. Penelitian difokuskan dipendistribusian air bersih.

3. Metode yang akan digunakan adalah metode transportasi.

Page 16: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

3

1.5 Sistematika Penulisan

Merupakan gambaran tentang penelitian ini, akan dijelaskan secara singkat

dan diuraikan perbab dari penelitian ini yang menjelaskan tentang topik yang akan

dibahas dalam penelitian ini dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan jabaran dari hal-hal yang melatarbelakangi penulis melakukan

penelitian dan pengamatan yang terdiri dari : rumusan masalah, tujuan dan

batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan pembahasan yang secara rinci mengenai metode serta teori

yang akan diaplikasikan sebagai landasan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN

Merupakan penjelasan obyek penelitian, metode yang digunakan untuk

pengumpulan data, tahap jalanya penelitian, teknik pengolahan data dan kerangka

penyelesaian masalah.

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Merupakan penyajian data yang diperlukan untuk membahas serta

pengerjaan data yang diperoleh dari obyek penelitian serta menyajikan hasil

analisa terhadap data yang diperoleh dari obyek penelitian tersebut.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terahir membahas tentang hasil dari pemecahan masalah,

hasil penelitian serta simpulan dari permasalahan dan memberikan saran sebagai

bahan pertimbangan untuk memperbaki permasalahan di PT. Tirtasari Nirmala.

Page 17: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PT. Lippo Cikarang Tbk

Merupakan sebuah perusahaan publik dimana sahamnya tercatat di Bursa

Efek Jakarta dan Surabaya, P.T. Lippo Cikarang Tbk adalah salah satu perusahaan

terbesar yang mengembangkan kawasan perkotaan di Indonesia. Memulai

kegiatannya dengan mengembangkan kawasan industri ramah lingkungan di

Cikarang, Bekasi, melalui kerjasama antara perusahaan besar dari Jepang dan

Korea.

Perusahaan ini telah berhasil mengembangkan Lippo Cikarang, salah satu

kawasan perkotaan modern yang mandiri. Kawasan perkotaan ini terintegrasi

dengan permukiman, fasilitas penunjang seperti pusat perbelanjaan, pusat

rekreasi, dan utilitas publik komersial. Sertifikasi ISO 9001 dan ISO 14001 yang

bergengsi diperoleh perusahaan ini sebagai bukti bahwa kawasan perkotaan Lippo

Cikarang merupakan kesempatan berinvestasi yang berhasil bagi para

konsumennya.

P.T. Lippo Cikarang Tbk bergerak di bidang pengembangan kota, yang

menggunakan sebuah konsep komprehensif dengan tiga elemen utama sebagai

pilarnya, yakni:

1. Pengembangan infrastruktur, mencakup jalan-jalan dan sarana transportasi

umum, juga sarana umum lainnya seperti penerangan listrik, fasilitas

kebutuhan air bersih, dan telekomunikasi. Fasilitas umum seperti kantor

polisi, stasiun pemadam kebakaran, kantor pos, sekolah dan rumah sakit,

fasilitas olahraga serta fasilitas rekreasi.

2. Penerapan sistem manajemen kota, memastikan pemeliharaan dan

perawatan kota secara berkesinambungan juga mengendalikan setiap aspek

perkembangan fisik perkotaan. Tata kota Lippo Cikarang didasarkan pada

prinsip “suplai yang mengantisipasi kebutuhan”. Prinsip ini

memprioritaskan persiapan infrastruktur yang memperhatikan proyeksi

Page 18: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

5

masa depan. Karenanya, kebutuhan dasar daripada komunitas di kawasan

Lippo Cikarang terbutuhi dengan baik. Pengembangan lebih lanjut

daripada fasilitas yang ada menunjukkan adanya komitmen dan tujuan dari

perusahaan untuk terus memberikan yang terbaik bagi konsumennya.

Fasilitas-fasilitas kesehatan, pendidikan, keagamaan dan pusat rekreasi yang

memiliki kualitas tinggi bersama dengan kawasan perumahan yang terintegrasi

dengan baik di dalam area komersial dan industri ringan telah membentuk

lingkungan hidup yang nyaman dan lengkap.

2.2 Kawasan Industri Lippo Cikarang

Kawasan industri Lippo Cikarang dibangun untuk memperoleh basis

ekonomi yang kuat dengan mengintegrasikan pusat-pusat bisnis dan industri ke

dalam tata kota. Merupakan kota yang dirancang untuk menunjang kegiatan

industri dan bisnis, kawasan industri Lippo Cikarang memiliki beberapa fasilitas

penunjang seperti:

1. Kawasan industri ringan

Merupakan sebuah kawasan yang dirancang khusus untuk ditempati oleh

industri-industri ringan sarat teknologi dan non-polutif. Kawasan ini

mencakup industri penghasil batik, kosmetik, komputer hingga industri

perakitan mobil dan motor.

2. Sentra Bisnis dan Komersial

Sentra-sentra ini menawarkan berbagai tipe dan bentuk pertokoan, butik,

supermarket, restoran, serta layanan-layanan jasa seperti perbankan,

asuransi, perwisataan, hukum dan kesehatan.

3. Infrastruktur yang prima

Untuk dapat menunjang aktivitas bisnis dan industrial secara maksimal, Lippo

Cikarang dibangun dengan jaringan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas

pendukungnya, seperti: Suplai air bersih, pengolahan air limbah, suplai tenaga

listrik, serta sistem pelayanan telekomunikasi canggih dengan jaringan jalan yang

optimal sebagai sistem pendukungnya

Page 19: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

6

2.3 Sejarah Singkat Lippo Cikarang

Berlokasi strategis tepat di sisi jalan tol 30 km sebelah Timur kota Jakarta,

kawasan Lippo Cikarang yang pada mulanya adalah sebuah kawasan industri

menjadi salah satu kawasan kota mandiri paling komprehensif di daerah Jakarta

Timur. Adanya perencanaan matang membuat Lippo Cikarang menjadi sebuah

kawasan yang tidak sesak meskipun terdapat 800 pelanggan industri, 350 aktivitas

komersial, gedung perkantoran yang modern dan 25.000 unit tempat tinggal

dengan 250.000 orang yang beraktivitas di dalamnya. Lippo Cikarang sebagai

suatu pengelola kawasan kota mandiri memprioritaskan menciptakan nilai bagi

pelanggan, penghuni dan juga pemegang sahamnya. Lewat komitmen ini, Lippo

Cikarang telah membuat kehidupan menjadi lebih baik bagi seluruh stakeholder

perusahaan.

Dalam 22 tahun bergejolak di bidang pembangunan berbasis sektor

industri ringan, lebih 50% dari area kawasan industri yang ada telah terbangun

dan ditempati, menyisakan kurang dari 1.000 hektar lahan yang dapat

dikembangkan. Kawasan Lippo Cikarang sendiri memiliki luas lahan total sebesar

3.000 hektar, yangmana hampir setengah luas daripada pula Manhattan di New

York. Dengan kebijakan zonasi yang ketat dalam pengaturan peruntukan lahan,

akses transportasi untuk menunjang aktivitas industri dapat dioptimalkan,

sementara penghuni dan pengunjung lain dapat menikmati jalur-jalur jalan yang

lebar dan nyaman di area komersial dan kompleks perumahan.

Berdiri pada tahun 1990, saat ini Lippo Cikarang terus konsisten

bertumbuh dan berkembang, baik dalam besaran kuantitas maupun kualitas.

Sebuah hotel bintang-5 yang menjadi pusat dari aktivitas liburan yang dinamis,

lengkap dengan sebuah taman permainan air, driving range, pusat perbelanjaan

modern seluas 22.000 meter persegi, rumah sakit lengkap dengan sekolah

termasuk sebuah sekolah internasional menjadikan kawasan Lippo Cikarang

sebagai kawasan kota yang patut menjadi pilihan tempat tinggal yang nyaman.

Penghuni kawasan kota Lippo Cikarang tinggal di kompleks perumahan dengan

berbagai gaya dan ukuran, dimana sebagian penghuninya menempati

Page 20: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

7

kondominium yang bergengsi. Dengan sejumlah restoran dan pusat karaoke

keluarga yang dibalut dalam atmosfer multi-budaya, kawasan Lippo Cikarang

telah menjadi pusat rekreasi terkemuka di wilayah ini.

2.4. Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan operasional, P.T. Lippo Cikarang Tbk memiliki

struktur organisasi untuk mengatur kegiatan perusahaan. Struktur organisasi P.T.

Lippo Cikarang Tbk terdiri dari 4 bagian besar, yakni Board of Commissioner,

Board of Director, Audit of Committee, Internal Audit & Corporate Secretary.

Board of Commissioner :

President Commissioner : Ketut Budi Wijaya

Vice President Commissioner : Ivan Setiawan Budiono, E. Yudhistira

Susiloputro, Hong Kah Jin, Ninik Prajitno, Sugiono Djauhari

Independent Commissioner : Setyono Djuandi Darmono, Ganesh

Chander Grover

Board of Director :

President Director and Unaffiliated Director : Meow Chong Loh

Director : Ju Kian Salim, Susanto, Norita Alex

Audit of Committee :

Head of Audit Committee : Indra Simarta

Member : DR. Isnandar Rachmat Ali, Sugiarto Ranoeseminto

Internal Audit & Corporate Secretary :

Head of Internal Audit : Yoseph Tannos

Corporate Secretary : Dea Thamrin

Page 21: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

8

2.5. Pencapaian PT. Lippo Cikarang

Sejak didirikan pada tahun 1987, PT. Lippo Cikarang, Tbk telah

melakukan berbagai macam bentuk perencanaan, pembangunan, pelaksanaan, dan

perawatan untuk senantiasa membangun kawasan yang nyaman sesuai dengan visi

dan misi yang dicanangkan. Berikut daftar kegiatan yang telah dilakukan beserta

dengan tahun atau periode dilaksanakan masing-masing program tersebut.

1987 : PT. Desa Dekalb didirikan di Jakarta dengan

beragam jenis bisnis, antara l ain: ekspor-impor,

industri, pencetakan, pertanian, peternakan,

perikanan, kehutanan, dan penyuplai berbagai

macam komoditas.

1988 : PT. Desa Dekalb diubah menjadi PT.Gunung

cermai Inti

1992 : PT Gunungcermai Inti diganti menjadi PT Lippo

City Development dan dipindah dari Jakarta ke

Bekasi, Jawa Barat

1995 : PT Lippo City Development diubah menjadi PT

Lippo Cikarang. Terdapat pembangunan Megumi

Driving Range sebesar 2 hektar.

1997 : Lippo Cikarang berganti status dari perusahaan

swasta menjadi perusahaan umum. Pada bulan Juni,

terdapat Initial Public Offering dengan jumlah

108588000 saham yang diperjualbelikan seharga Rp

925,00 per saham serta memiliki harga nominal

sebesar Rp 500,00. Pada 24 Juli 1997, mencatatkan

696 juta saham di bursa efek Jakarta dan Surabaya.

1998 : Pembangunan Cibodas Garden di Taman Cibodas

1999 – 2003 : Merencanakan master plan untuk pengembangan

kawasan Lippo Cikarang. Terdapat konstruksi

Vassa Residence dan kawasan industri Delta Silicon

2.

Page 22: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

9

2004 – 2006 : Pembangunan perumahan My Home 1 di Taman

Sriwijaya, perumahan Vassa Lake di CBD Lippo

Cikarang dan perumahan Mapple, dan Pasar Sentral

Market Lippo Cikarang.

2007 : Pengoperasian WTP 2 dengan kapasitas 230 L/s dan

launching Vassa Wood.

2008 : Pembangunan kawasan industri Delta Silicon 3,

taman Elysium Garden dan New Azalea Garden,

daerah komersial Robsons Square dan Delta Niaga

2, kawasan Education Centre.

2009 : Pembukaan resmi klaster Le Jardin di Elysium

Residence, Acacia Garden, dan Easton Commercial

Centre. Pembangunan kantor Lippo Cikarang di

Easton Commercial Centre.

2010 : Konstruksi mal Lippo Cikarang Citywalk,

gelanggang olahraga Sport Village di Elysium

Residence, dan kawasan industri Delta Silicon 5.

2011 : Pembukaan konstruksi akses tol pada Km 34,7.

Lippo Cikarang memiliki jejak laju tertinggi pada

jumlah penduduk sejak pendiriannya. Peningkatan

sebesar 80% dalam penjualan ataupun penyewaan

unit komersial dan terdapat lonjakan kenaikan harga

lahan untuk kawaasan industri.

2012 : Harga saham mencapai titik tertinggi sepanjang

sejarah Lippo Cikarang sebesar Rp 3800,00.

Pembukaan akbar Trivium Terrace Apartments. PT.

Lippo Cikarang, Tbk memperoleh penghargaan dari

majalah Forbes Indonesia. Selain itu, terdapat juga

pembukaan dari klaster perumahan Vassa Terrace,

Le Vesta, Emerald Mansion.

2013 : Pembukaan akbar dari Japanese SME Center serta

dibuka juga klaster perumahan Ambrosia, Acacia

Page 23: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

10

Garden Extension, dan Ruko Cosmo, dan Trivium

Terrace Apartments

2.6. Pengertian Distribusi

Salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan dalam memperlancar arus

barang dari produsen ke konsumen adalah saluran distribusi yang tepat. Masalah

pemilihan saluran distribusi produksi merupakan persoalan yang sangat penting.

Mengingat fungsi sebagai penyalur hasil produsen ke konsumen. Beberapa

definisi para ahli mengenai distribusi atau saluran distribusi:

a. Menurut Tjiptono (1997)

Kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen sesuai yang

diperlukan.

b. Menurut Hamdi (1996)

Yang dimaksud saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor

yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan sebuah barang dari

sejumlah sumber ke sebuah tujuan.

c. Menurut Basu (1996)

Saluran distribusi barang adalah sekelompok pedagang dan agen

perusahaan yang mengkombinasikan antara perpindahan fisik nama

dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan dari pasar tertentu.

2.7. Pengertian Umum Distribusi

Sistem pendistribusian adalah sistem pengangkutan atau penyaluran yaitu

berhubungan dengan pengangkutan suatu komunitas dari berbagai sumber ke titik

permintaan. Sedangkan distribusi sendiri mempunyai pengertian kegiatan

penyaluran barang atau jasa dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam

pendistribusian yang mungkin dihadapi adalah jumlah produk yang tersedia untuk

diangkut sama besarnya dengan jumlah permintaan di tempat tujuan, dapat juga

jumlah kapasitas produk yang tersedia dalam jumlah lebih sedikit dari jumlah

permintaan tujuan.

Page 24: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

11

Sistem distribusi air bersih dapat dilakukan dengan sistem gravitasi,

pemompaan ataupun kombinasi dari keduanya. (Al layla, 1980) berikut penjelasan

dari sistem pendistribusian tersebut:

1. Gravitasi

Metode gravitasi ini dapat dilakukan apabila perbedaaan elevasi yang

sangat besar antara daerah sumber dengan tujuan sehingga tekanan

yang diperlukan dapat dipertahanan/stabil.

2. Pemompaan

Pada cara ini digunakan bantuan pompa untuk menstabilkan tekanan

dan mendistribusikan air.

3. Kombinasi

Reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan

selama periode pemakaian tinggi dan pada saat terjadi situasi darurat.

Penentuan strategi saluran pendistribusian tergantung kepada tujuan dan

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan ada trade off antara tujuan-tujuan

yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan memilih saluran distribusi produknya.

(mullins dkk, 2005; Mallen,1996)

2.8. Pengertian dan Model Transportasi

Model transportasi berkaitan dengan suatu situasi dimana suatu komoditas

hendak di kirim dari sejumlah sources ( sumber ) menuju ke sejumlah destination

(tujuan ). Tujuan dari persoalan tersebut adalah menentukan jumlah komoditas

yang harus di kirim dari tiap-tiap source ke tiap-tiap destination sedemikian

hingga biaya total pengiriman dapat di minimumkan, dan pada saat yang sama

pembatas yang berupa keterbatasan pasokan dan kebutuhan permintaan tidak

dilanggar. Model transportasi mengasumsikan bahwa biaya pengiriman komoditas

pada rute tertentu adalah proposional dengan banyaknya unit komoditas yang di

kirimkan pada rute tersebut. Secara umum, model transportasi dapat di perluas

pada bidang-bidangpengendalian, persediaan, penjadwalan tenaga kerja dan

penugasan personalia (setiawan:2006)

Model transportasi termasuk dalam program linier, metode program linier

Page 25: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

12

ini berfungsi untuk mencari solusi-solusi optimal dimana numeriknya terdiri dari

satu variabel atau lebih yang dihadapkan pada kendala-kendala. (Teguh:2014)

Model persoalan transportasi menyangkut masalah pendistribusian suatu

komoditas dari jumah sumber ke jumlah tujuan, dengan tujuan meminimalisir

ongkos pengangkutan. Model transportasi merupakan bentuk penyederhanaan dari

permasalahan yang menyangkut suatu usaha meminimalkan biaya pengiriman dari

komoditas dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. (Arifin:2010)

Model dalam permasalahan transportasi dapat digambarkan dalam suatu

tabel yang menunjukan sisi penawaran (asal) dan sisi permintaan (tujuan),

kapasitas penawaran dan jumlah permintaan, serta biaya transportasi dari masing-

maasing sumber ke masing-masing tujuan. (Herjanto:2009)

Secara umum persoalan transportasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Dasar Transportasi

Transportasi adalah model pemindahan penumpang atau barang dari satu

tempa ke tempat lain. Menurut Taha (1996; 202) sesuai dengan namanya, model

Page 26: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

13

ini berkaitan dengan penentuan rencana biaya terendah untuk mengirim susuatu

dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Data ini mencakup :

a. Tingkat penawaran disetiap sumber dan jumlah permintaan disetiap

tujuan.

b. Biaya pengiriman barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

Tujuan dari model menentukan jumlah yang harus dikirim dari setiap

sumber ke setiap tujuan sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total

diminimumkan. ciri-ciri khusus transportasi adalah sebagai berikut:(Tarliah 1999;

129)

1. Terdapat sejumlah sumber dan tujuan.

2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap

sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.

3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber atau suatu

tujuan besarnya sesuai dengan permintaan dan kapasitas sumber.

4. Biaya transportasi komoditas dari suatu sumber ke satu tujuan

besarnya tertentu.

Model transportasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Misal ada sebuah sumber dan n sebuah tujuan.

Gambar 2.2 Diagram Model Transportasi

Page 27: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

14

Keterangan:

- Masing-masing sumber mempunyai kapasitas = 1,2,3, … m.

- Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas sebanyak, bj, j =

1,2,3,... n.

- Jumlah satuan (unit) yang dikirimkan dari sumber I ke tujuan J. adalah

sebanyak xij.

- Ongkos pengiriman per unit dari sumber i ke tujuan j adalah cij.

Maka formulasi program liniernya adalah sebagai berikut:

Meminimalkan:

Max.z = (1.2.1)

Berdasarkan pembatas:

= ai,i = 1.2……m. (1.2.2)

= aj,j =1.2…….n. (1.2.3)

Xij ≥0 untuk seluruh i dan j (1.2.4)

Sebagai ilustrasi, jika terdapat 2 sumber dan 3 tujuan (m=2.n=3)

Gambar 2.3 Ilustrasi 2 Sumber dan 3 Tujuan

Page 28: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

15

Formulasi:

Meminimumkan

Z = C11X11+ C12X12+ C13X13+ C21X21+ C22X22+ C23X23 (1.2.5)

Berdasarkan pembatas:

X11+X12x+X12 = a1

Pembatas sumber (1.2.6)

X21+X22x+X23 =a2

X11+X21 = b1

X12+X22 = b2

Pembatas tujuan (1.2.7)

X13+X23 = b3

Dan matriks persoalan transportasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4 Sekema Tabel Metriks Transportasi

Tujuan (j)

1 2 3

1 sumber (i)

C11 C12 C13

X11 X12 X13

2 Demand

C11 C12 C13

X11 X12 X13

Page 29: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

16

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat adanya beberapa ciri khusus persoalan

transportasi yaitu :

1. Terdapat sejumlah sources dan sejumlah destinations tertentu.

2. Jumlah komoditas yang dikirimkan dari sejumlah source dan yang

diminta oleh setiap destination besarnya juga tertentu.

3. Biaya pengiriman per unit komoditas dari satu source ke satu

destination besarnya tertentu.

2.9. Keseimbangan Model Transportasi

Model transportasi yang dikatakan seimbang adalah apabila total sumber

(supply) sama dengan total tujuan (demand).

Dengan kata lain:

(1.3.1)

Dimana:ai = sumber

Bj = Tujuan

Dalam persoalan transportasi yang sebenarnya, batasan ini tidak selalu

terpenuhi, atau dengan kata lain, jumlah supply yang tesedia mungkin lebih besar

atau lebih kecil dari jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model

persoalannya tersebut sebagai model yang tidak seimbang(unbalanced). Batasan

diatas dikemukakan karena hanya jika menjadi dasar dalam pengembangan teknik

transportasi. Namun, setiap persoalan transportasi dapat dibuat seimbang dengan

cara memasukkan variable semua. Jika jumlah demand melebihi jumlah supply,

maka dibuat suatu sumber dummy yang akanmen-supply, kekurangan tersebut

yaitu sebanyak :

Σjbj -Σiai .Σbj >ΣaiΣbj =Σai + dj (1.3.2)

Page 30: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

17

Sebaiknya, jika jumlah supply melebihi jumlah demand, maka dibuat suatu tujuan

dummy untuk menyerap kelebihan tersebut, yaitu sebanyak :

Σiai -Σjbj .Σbj <Σbj <ΣaiΣai =Σbj + dj (1.3.3)

Ongkos transportasi per unit (cij) dari sumber dummy ke seluruh tujuan

adalah nol. Hal ini dapat dipahami karena pada kenyataannya dari sumber dummy

tidak terjadi pengiriman. Begitu pula dengan ongkos transportasi perunit (cij) dari

semua sumber ke tujuan dummy adalah nol.

2.10. Metode Transportasi

Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke

tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya termurah. Alokasi

produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya alokasi

dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat yang berbeda. Metode yang

digunakan adalah metode transportasi, metode ini berkaitan dengan penentuan

rencana biaya alokasi terendah untuk mengirimkan barang dari sumber ke tujuan

yang membutuhkan, atau dari daerah asal ke sebuah proyek yang sedang berjalan.

Dalam metode ini mencakup beberapa pertimbangan yaitu :

1. Jumlah ketersediaan barang dari setiap sumber dan jumlah

permintaan barang dari tiap- tiap tujuan.

2. Biaya unit barang dari tiap-tiap sumber ke setiap tujuan.

Dalam penyelesaian persoalan transportasi, harus dilakuan langkah-

langkah sebagai berikut : (Tarliah.1999:133)

a. Tentukan solusi fesibel awal.

Page 31: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

18

b. Tentukan entering variable dari variable-variabel non basis.

Bila semua variable sudah memenuhi kondisi optimum,

STOP. Bila belum, lanjutkan langkah c.

c. Tentukan leaving variable diantara variable-variebel basis

yang ada, kemudian hitung solusi baru. Kembali ke langkah

b.

Metode transportasi dibagi menjadi dua metode yaitu:

a) Metode awal

Metode transportasi North West Corner dan metode transportasi

Least Cost.

b) Metode ahir atau metode optimalisasi

Vogel’s Approximation Method (VAM), Metode Stepping Stone,

metode Modifed Distribution (MODI).

1. North West Corner Method

Metode North West Corner merupakan sebuah metode transportasi

yang paling mudah diaplikasikan didalam pendistribusian barang dari

daerah sumber ke daerah tujuan. Akan tetapi metode transportasi North

West Corner ini memiliki kekurangan yaitu hasil pendistribusian tidak

optimal. Dalam metode North West Corner ini alokasi pendistribusian

barang dari daerah sumber ke daerah tujuan di urutkan dari sisi kiri menuju

ke kanan dan dari sisi atas menuju ke sisi bawah dalam peta data matriks.

Cara perhitungan dengan metode transportasi North West Corner ini sesuai

dengan namanya yaitu dimulai dari sisi kiri atas bergerak menuju ke kiri

bawah sesuai dengan kapasitas sumber dan atau permintaan (Tujuan).

Metode ini diperkenalkan oleh Charnes dan cooper, kemudian

dikembangkan oleh Danzig dengan cara sebagai berikut :

a. Mulai dari pojok barat laut pada tabel persoalan transportasi.

b. Teruskan langkah ini, setapak demi setapak, menjauhi pojok barat

laut, sehingga akhirnya harganya telah dicapai pada pojok tenggara

dari tabel. (Siagian, 1987; 159).

Page 32: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

19

Aturan yang berlaku dalam metode transportasi North West Corner ini

adalah:

a. Mengalokasikan awal dari nilai sumber ke nilai sel awal,

ditetapkan pada sel yang berada di ujung kiri atas tabel. Nilai sel

awal tergantung kepada kendala-kenala supply dan demand untuk

sel. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: alokasikan sebesar

mungkin nilai pada sel X11 dengan memperhatikan kendala-kenala

supply dan demand.

b. Mengalokasikan nilai sebesar mungkin pada sel yang bersebelahan

dengan sel X11.

c. Ulangi langkah ke dua sampai semua tujuan terpenuhi.

2. Metode Ongkos Terkecil (Least Cost Method)

Dengan menggunakan langkah sebagai berikut :

a. Identifikasi sel dalam tabel transportasi dengan biaya terendah, dan

alokasikan sebanyak mungkin arus sel lain. Bila ada pertalian,

pilih sel yang berhubungan dengan busur dimana paling banyak

unit yang dikirim. Bila masih terdapat pertalian, pilih salah satu

dari sel yang bertalian.

b. Kurangi baris penawaran dan kolom permintaan sebesar jumlah

arus yang dilokasikan ke sel yang diidentifikasikan dalam langkah

a.

c. Bila semua baris penawaran dan kolom permintaan telah habis,

STOP. Bila tidak dilanjutkan dengan d.

d. Bila baris penawaran sekarang nol, hapus garis itu dari

pertimbangan lebih lanjut dengan menggambar satu garis

melaluinya.Jika kolom permintaan nol, hapus kolom itu dan

menggambar garis yang melaluinya.

3. Metode Vogel atau Vogel’s Aproximation Method (VAM)

Page 33: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

20

Metode Vogel merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat

untuk mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah

pemasaran.

Menurut Subagyo, dkk, (1990; 100) langkah-langkah untuk

mengerjakannya adalah sebagai berikut :

a. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya

pengangkutan kedalam matriks.

b. Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dari nilai absolute),

yaitu biaya terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom.

c. Pilih satu nilai perbedaan-perbedaan tersebut diantara semua nilai

perbedaan pada kolom dan baris.

d. Isilah pada satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris

terpilih, yaitu pada segi empat yang biayanya terendah diantara

segi empat yang lain pada kolom atau baris itu. Isinya sebanyak

mungkin yang bisa dilakukan.

e. Hilangkan baris atau kolom tersebuat karena baris tersebut sudah

diisi sepenuhnya sehingga tidak mungkin diisi lagi.

f. Tentukan kembali perbedan (selisih) biaya pada langkah b untuk

kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah c sampai

dengan langkah e, sampai semua kolom dan baris teralokasi.

g. Setelah terisi semua, hitung biaya transportasi secara keseluruhan.

4. Metode Batu Loncatan (Stepping Stone)

Metode Stepping Stone adalah metode yang di gunakan untuk

menghasilkan pemecahan masalah transportasi dengan biaya-biaya operasi

(biaya produksi dan biaya transportasi ) sehingga mendapatkan biaya

transportasi yang relative. Metode ini dilakukan dengan membuat siklus-

siklus pengalihan alokasi ke kolom yang belum terisi (variabel non baris).

Sebelumnya diperiksa terlebih dahulu apakah jumlah kolom yang terisi

pada solusi awal telah memenuhi jumlah (m+n-1) apabila belum maka

dilakukan penambahan jumlah kotak yang terisi dengan cara memberikan

Page 34: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

21

alokasi nol (0) pada kotak yang kosong. Beberapa hal yang penting dalam

metode Stepping Stone yaitu:

1. Arah yang diambil searah maupun berlawanan arah dengan jarum

jam adalah tidak penting dalam membuat jalur tertutup.

2. Hanya ada jalur tertutup untuk kotak kosong.

3. Jalur hanya mengikuti kotak terisi (terjadi perubahan arah), kecuali

pada kotak yang sedang di evaluasi.

4. Baik kotak terisi maupun kosong dapat dilewati dalam penyusunan

jalur tertutup.

5. Satu jalur dapat melintasi.

6. Sebuah penambahan dan penguruangan yang sama besar harus

kelihatan pada setiap baris dan kolom pada jalur itu.

Untuk menentukan entering variable dan leaving variable terlebih dahulu

dibuat suatu loop tertutup bagi setiap variable non basis. Loop tersebut

berawal dan berakhir pada variable non basis, dimanasetiap sudut loop

haruslah merupakan titik-titik yang ditempati oleh variable-variabel basis

dalam tabel transportasi. Loop digunakan untuk memeriksa kemungkinan

diperolehnya penurunan ongkos jika variable non basis dimasukkan

menjadi basis. Cara yang dilakukanadalah dengan memeriksa semua

variabel non basis yang terdapat dalam suatu interaksi, sehingga dapat

ditentukan entering variable. (Tarliah, 1999; 137)

5. Metode MODI (Modified Distribution)

Metode MODI taklain adalah alogaritma dari metode Stepping Stone

dengan teknik yang diperhalus untuk menghitung indeks yang akan

ditingkatkan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

(Siagian,1987;180)

a. Mengetes kemerosotan, alat tes ialah dengan menguji apakah

(m + n – 1) sama dengan jumlah sel yang terisi. Apabila

jumlah sel yang terisi sama maka bukan persoalan merosot,

tapi bila jumlah sel yang terisi tidak sama maka persoalan

Page 35: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

22

merosot, dan pemecahannya dilakukan seperti pada batu

loncatan.

b. Menghitung harga indeks A dan T.

Langkah kedua adalah menghitung bilangan indeks, baik

indeks baris (Ai) maupun indeks kolom (Tj ). Ini dilaksanakan

dengan menitik beratkan pada sel yang sudah terisi, dimana

berlaku rumus:

Ai + Tj = Cij, i, j = 1, 2, 3 (1.4.1)

c. Menghitung indeks yang ditingkatkan atau sel yang tidak terisi.

Langkah ini dilakukan begitu harga baris dan kolom sudah

dihitung menggunakan sel yang sudah terisi. Langkah ini dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus :

Iij = Cij – Ai – Tj (1.4.2)

Dimana:

Iij = Indeks yang akan ditingkatkan untuk tiap sel yang belum

terisi

Cij = Biaya pada baris ke i dan kolom ke j yang belum terisi

Ai = i

Tj = j

d. Jawaban optimal

Untuk mendapat jawaban optimal, kalau semuanya sudah

positif.

Apabila sudah dicapai keadaan dimana :

Page 36: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

23

Ai+Tj ≤ atau Iij ≥ 0 (1.4.3)

Dimana i = 1.2……..m.

j = 1.2…….n (1.4.4)

2.11. Pengertian Umum Air Bersih dan Air Minum

Air bersih merupakan air yang dipakai untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

(Yunus dan Witarso, 1992). Air minum adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak

berwarna, tidak berasa, dan rasa segar oleh kandungan oksigen (Izdihar dan Hadi,

1984).

Sesuai dengan ketentuan dunia ( WHO ) maupun departemen kesehatan

setempat ( Depkes ) layak tidaknya air untuk kehidupan Manusia ditentukan

berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, kimia dan biologi. Secara fisik

meliputi : kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa.(Unus Suriawiria, 1996:80)

Pengolahan air baku cair alami menjadi bersih dapat dilakukan dengan beberapa

cara .(Unus Suriawiria, 1996:91) :

1. Cara sederhana Penampungan di bak sementara sebelum di konsumsi.

2. Cara penyaringan pasir lambat

3. Koagulasi ( pengikatan partikel koloid )

Rata-rata kebutuhan konsumsi air = Jumlah keluarga X anggota rata-rata

keluarga X hari Liter / hari

2.12. Sistem Penyediaan Air

Sistem suplai air bersih yang meliputi pengambilan air baku, proses

pengolahan, transmisi, sistem perpipaan yang dioperasikan sedemikian rupa

Page 37: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

24

sehingga terdapat tekanan yang cukup setiap saat pada seluruh bagian sistem

peripaan dan dapat digunakan setiap saat. Klarifikasi sistem penyediaan air bersih:

1. Sistem Individual

Sistem ini dititik beratkan pada usaha pemenuhan kebutuhan air bersih

secara perorangan, sistem ini biasanya menggunakan mata air dangkal

yang banyak mengandung zat-zat (garam-garam terlarut) sebagai air

baku, sehingga kurang layak apabila dipakai untuk minum.

2. Sistem Komunal

Pemenuhanya dilakukan secara terorganisir melalui sistem perpipaan

dengan memanfaatkan jasa dari perusahaan air minum. Untuk masalah

kualiitas air baku, sistem ini lebih baik dibandingkan dengan sistem

individualkarena pemenuhan air baku yang banyak memanfaatkan air

tanah

2.13. Unit Pengolahan Air Bersih

Unit pengolahan air terdiri dari :

1. Unit penangkapan Air (Intake)

Inteke merupakan bangunan untuk menangkap air , atau tempat air

masuk dari sungai, danau, atau sumber air permukaan ke instalasi

penggolahan air bersih. Adapun fungsi dari intake adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas

debit air yang dibutuhkan oleh instalasi.

b. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan Bar

screen

c. Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang dibutuhkan

oleh instalasi penggolahan untuk menjaga kontinuitas

penyediaan air dari sumber

2. Unit Koagulasi

Koagulasi adalah proses dstabilisasi partikel koloid dengan

penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan. Koloid mempunyai

ukuran tertentu sehingga gaya tarik menarik antar pertikel lebih kecil dari

Page 38: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

25

pada gaya tolak menolak akibat muatan listrik. Pada kondisi stabil

penggumpalan partikel tidak terjadi, melalui koagulasi terjadi destabilisasi

sehingga partikel-partikel koloid menyatu dan menjadi gumpalan yang

bersar. Factor –faktor yang mempengaruhi proses koagulasi :

d. Kualitas air .

e. Jumlah dan karakteristik koloid.

f. pH.

g. pengadukan cepat dan waktu pengadukan.

h. temperature.

i. alkalinitas.

j. karakteristik dan ion-ion didalam air.

3. Unit Flokulasi

Flokulasi merupakan proses lambat yang bergerak secara terus

menerus selama partikel tersuspensi bercampur didalam air, sehingga

partikel akan menjadi lebih besar dan bergerak menuju proses sedimentasi.

Flokulasi merupakan suatu kombinasi percampuran dan pengadukan atau

agitasi yang menghasilkan agregasi yang akan mengendap setelah

penembahan flokulan.flokulasi adalah proses fisika dimana air yang

terpolusi diaduk untuk mendapatkan tumbukan interpartikel yang mengacu

terbentuknya partikel-partikel besar yang akan menggendap

4. Unit Sedimentasi

Proses sedimentasi berfungsi mendapatkan pertikel-partikel koloid

yang telah didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid yang

lebih besar masajenisnya dibandingkan dengan air), proses sedimentasi ini

menggunakan prinsip berat jenis.

5. Unit filtrasi

Filtrasi merupakan pembersihan partikel padat dari suatu fluida

dengan melewatkan dalam medium penyaringan, dalam tahap proses

filtrasi ini air yang mengalir setelah proses filtrasi ini merupaka air yang

siap didistribusikan.

Page 39: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

26

6. Unit Desinfektan

Penambahan bahan kimia desinfektan untuk membunuh bakteri

patogen yang berada didalam air yang telah di proses. Desinfektan yang

digunakan biasanya kaporit dan gas Chlor.

2.14. Kriteria Perancangan

Dalam penentuan kapasitas sistem penyediaan air bersih dipakai suatu

standartperencanaan sebagai acuan perancangan dalam kriteria ini mencakup :

(Astryanie ; 10)

a. Kebutuhan air bersih

Adalah banyaknya air bersih yang tersedia untuk konsumen beserta

sarana dan prasarana, termasuk menentukan besarnya fluktuasi besarnya

kebutuhan air bersih.

Kebutuhan air bersih:

1. Kebutuhan air bersih domestik

Adalah kebutuhan untuk rumah tangga yang meliputi air

minum,masak, mandi dan cuci.Pelayanan perorangan berdasarkan

besarnya air yang dipakai di Indonesia ± 160 – 200 liter/orang/hari,

dengan perincian :

Kebutuhan air minum : ± 2 liter

Kebutuhan masak, mencuci peralatan : ± 30 – 50 liter

Cuci baju : ± 60 – 110 liter

Bilas : ± 40 – 60 liter

Lain-lain : ± 30 liter

Pemenuhan kebutuhan domestik dilakukan melalui:

Page 40: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

27

a. Sambungan langsung

Adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai air

langsung ke rumah-rumah, berupa sambungan pipa distribusi air

melalui meteran air dan instalasi pipa dalam rumah.

b. Sambungan umum

Sambungan umum adalah jenis pelayanan pelanggan sistem

air minum perpipaan dengansambungan perkelompok pelanggan

dan tingkat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air minum

dengan cara pengambilan oleh masing-masing pelanggan ke

pusat penampungan.

2. Kebutuhan air bersih non domestik

1) Keperluan niaga/ komersil

Hotel/penginapan : ± 250 – 300 liter/hari

Restoran : ± 200 liter/hari

Gedung pertunjukan : ± 30 liter/pertunjukan

Toko/kios : ± 200 liter/hari.

2) Kebutuhan untuk fasilitas kantor pemerintah

Kantor pemerintah : ± 20 liter/orang/hari

Asrama militer : ± 60 – 100 liter/orang/hari

3) Fasilitas sosial dan umum

Peribadatan : ± 10 liter/orang/hari

Pendidikan : ± 40 – 80 liter/hari

Perpustakaan : ± 200 liter

Page 41: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

28

b. Tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan berkisar antara 50 – 100% dari jumlah penduduk

administratif dan disesuaikan dengan yang ditentukan pemerintah. Kadang

tingkat pelayanan antara pelayanan sambungan langsung dan kran umum

diharapkan meningkat sesuai kemampuan konsumen.

c. Kehilangan air

1. Kehilangan air secara fisik Adalah kebocoran yang terjadi pada

komponen sistem:

a. Kerusakan pipa (retak/celah)

b. Kerusakan pipa karena terjadinya : Gerakan tanah yang tiba-

tiba, misalnya gempa dan beban berulang, misalnya

kendaraan yang lewat diatas galian pipa.

c. Kurang baiknya sambungan pipa atau perlengkapan.

2. Kehilangan air secara non fisik

Secara fisik tidak terlihat, tetapi diketahui dari hitungan atau

pemetakan jumlah airyang terdistribusi antara lain disebabkan oleh

kesalahan dan kelemahan administrasi dan manajemen, serta

kesalahan dan kelemahan perlengkapan sistem antara lain:

a. Kesalahan pembacaan dan pencatatan pada meter air.

b. Kesalahan manajemen keuangan

c. Kesalahan pada perlengkapan

Page 42: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di WTP PT. Tirtasari Nirmala yang beralamat di

Jl. Angsana II Deltasilikon I, Lippo Cikarang, Bekasi. Penelitian difokuskan pada

masalah ketersediaan dan pendistribusian air bersih di kawasan Lippo Cikarang.

3.2 Tahap Persiapan

1. Identifikasi dan perumusan masalah

Pada tahap ini peneliti menentukan topik penelitian serta masalah

yang akan diangkat dan diteliti berdasarkan kondisi yang ada di WTP

PT. Tirtasari Nirmala yaitu mengidentifikasi masalah apa saja yang

sedang dihadapi oleh perusahaan kemudian merumuskan masalah

tentang kelayakan PT. Tirtasari Nirmala berkaitan dengan penyediaan

dan pendistribusian air bersih untuk kawasan Lippo Cikarang.

2. Penentuan tujuan penelitian

Pada tahap ini ditentukan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan berkaitan dengan masalah yang telah diangkat, yaitu

mengetahui kelayakan PT. Tirtasari Nirmala dalam penyediaan dan

pendistribusian air bersih di kawasan Lippo Cikarang serta upaya-

upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dari pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti,

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode yaitu :

Page 43: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

30

a. Observasi

Metode Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap

bagian transmisi dan distribusi. Observasi dilakukan secara mendalam

untuk mengetahui secara terperinci keadaan lingkungan WTP .

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanya jawab secara langsung kepada bagian terkait tentang

transmisi dan distribusi dan bagian lain di WTP. Wawancara dilakukan

dengan memberikan pertanyaan terhadap segala permasalahan yang

dialami dan sejauh mana solusi pemecahan masalah yang dilakukan di

WTP.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah salah satu metode yang dilakukan dengan cara

mengambil bahan-bahan kajian literatur untuk mendapatkan informasi

pendukung tentang masalah yang dibahas. Dari studi pustaka

memperoleh data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar lingkungan kerja

yang mendukung kinerja perusahaan dalam memenuhi pelayanan

terhadap konsumen.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan di PT. Tirtasari Nirmala yang beralamat di Jl.

Angsana II Deltasilikon I Lippo Cikarang, Bekasi. Subjek penelitian adalah

ketersediaan dan pendistribusian air bersih di kawasan Lippo cikarang. PT.

Tirtasari Nirmala memiliki 2 plant pengolahan air bersih yang pertama yaitu

Water Treatment Plant 2 (WTP 2) dan Water Treatment Plant 3 (WTP 3) dengan

empat buster pump untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian sbb:

Page 44: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

31

1) Berkomunikasi secara langsung dengan petugas WTP di bagian yang

bersangkutan dengan masalah yang sedang dikaji dan melakukan

wawancara.

2) Dalam penelitian mengambil semua wilayah WTP.

3) Aktifitas pencarian data dimulai dengan melakukan pengamatan

perwilayah dari aktifitas tersebut di peroleh data sebagai berikut:

a. Penggolahan air bersih

Untuk memenuhi ketersediaan air bersih dalam berbagai musim

PT. Tirtasari Nirmala memiliki 2 plant pengolahan dengan 2

sumber air baku yang berbeda yaitu:

1. Water Treatment Plant 2 (WTP 2) mengambil pasokan air

baku dari Sungai Cikarang yang melintasi kawasan industri

Cikarang. Sungai Cikarang merupakan pemasok utama air

baku untuk sebagian besar perusahaan di kawasan industri

Cikarang, tetapi tidak jarang juga menjadi tempat penampung

air limbah industri-industri ‘nakal’. Berikut data-data sungai

Cikarang

Panjang Sungai Induk : 40 km

Debit Maksimum : 460 m3/s

Slope Rerata : 0,0178

Air baku yang diambil dari Sungai Cikarang akan diolah di

WTP 2 untuk didistribusikan sebagai pasokan air bersih bagi

kawasan industri dan domestik internal PT. Lippo Cikarang.

Water Treatment Plant 2 (WTP2) merupakan penggolahan air

bersih dengan kapasitas maksimal produksi sebesar 907.200

m3/bulan merupakan plant produksi terbesar yang dimiliki PT.

Tirtasari Nirmala, menggunakan sistem Clariflokulator dan

penyaringan trident US Filter dengan sumber air baku sungai

cikarang, dengan kapasitas produksi dan distribusi yang dapat

dilihat pada tabel 3.1 kapasitas produksi WTP 2

Page 45: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

32

Tabel 3.1 Kapasitas Produksi WTP 2

2. Air baku untuk dijadikan air bersih oleh Water Treatment

Plant 3 (WTP 3) berasal dari Sungai Kalimalang, yang disebut

juga dengan Saluran Tarum Barat. Saluran ini dibangun pada

tahun 1968 dengan fungsi sebagai pemasok air baku yang

kemudian diolah menjadi air bersih dari kegiatan keseharian

warga sekitar. Kegiatan tersebut mencakup sebagai irigasi

pertanian, untuk air minum, dan aktivitas industri. Hulu dari

sungai ini bersumber dari Waduk Jatiluhur, kemudian air

dialirkan ke beberapa daerah, seperti: Cikampek, Cibitung,

Cikarang, dan Tambun. Saluran Tarum Barat terbagi atas 3

ruas, yaitu ruas Curug – Cibeet sepanjang 18 km, ruas Cibeet –

Bekasi sepanjang 18 km, dan ruas Bekasi – Cawang yang

sejauh 16 km. WTP 3 sendiri berlokasi di ruas Cibeet – Bekasi.

Sungai Kalimalang mampu menampung debit hingga 16

m3/detik.untuk lebih jelas tentang kapasitas produksi dapat

dilihat pada tabel 3.2 kapasitas produksi WTP3

Tabel 3.2 Kapasitas Produksi WTP3

WTP 2

Reservoir 5.000 m3

max production 907.200 m3/bulan

Distribution 725.760 m3/bulan

WTP 3

Reservoir 10.000 m3

max production 622.080 m3/bulan

Distribution 528.768 m3/bulan

Page 46: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

33

b. Sistem penampungan dan pendistribusian

Untuk menjaga ketersediaan dan tekanan air agar sesuai dengan

ketentuan estate regulation lippo cikarang maka pendistribusian

air bersih dialirkan dan dibagi melalui empat booster pump

yaitu:

1. Booster pump Tower

2. Booster pump Blok F

3. Booster pump DS 8

4. Booster pump Cibiru

c. Sistem atau peralatan yang digunakan tiap wilayah pendistribusian

Dalam upaya menstabilkan tekanan dan pasokan pendistribusian

air bersih makadibutuhkan pompa.

Tabel 3.5 Sistem dan Peralatan yang Digunakan Untuk Pendistribusian Air

No Wilayah Jenis Sumber Jenis

Pompa

Kekuatan

(Hp/KW)

Jam

Operasi

/ Hari

1 WTP2

Air permukaan

dan

danau

Centrifugal 177 /132 24

Centrifugal 178 /132 24

2 WTP3 Air permukaan Centrifugal 335/250 16

Centrifugal 335/250 24

3 Booster Pump Tower WTP2

Centrifugal 101/75 12

Centrifugal 101/75 12

Centrifugal 101/75 24

4 Booster Pump Blok F WTP2

Centrifugal 74 /55 24

Centrifugal 74 /55 24

Centrifugal 74 /55 12

5 Booster Pump Cibiru WTP3

Centrifugal 47/35 24

Centrifugal 47/35 15

Centrifugal 47/35 15

6 Booster Pump

Deltasilikon 8 WTP2

Centrifugal 148/110 24

Centrifugal 148/110 23

Centrifugal 47/35 6

Page 47: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

34

Keterangan:

1) Pemakaian jenis pompa tertentu sudah disesuaikan dengan

debit yang diinginkan.

2) Debit yang diinginkan sesuai dengan jaringan pipa distribusi

yang melayani sumber tersebut.

3) Kapasitas pompa tidak biasa dinaikan, jadi apabila ingin

menambah debit air harus mengganti atau menambah pompa.

4) Kapasitas pompa bisa di turunkan, dengan cara menurunkan

besar putaran.

3.5 Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Page 48: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

35

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Khusus Perusahaan

Data khusus perusahaan merupakan data primer yaitu data yang diperoleh

dari pencatatan langsung di PT. Tirtasari Nirmala. Adapun data khusus

perusahaan adalah sebagai berikut :

4.1.1 Identifikasi Tujuan dan Sumber Pendistribusian

Dari data berikut diperoleh perencanaan pembangunan perumahan di

kawasan Lippo Cikarang, lokasi atau clusrter jalur pendistribusian baru.

Sehingga pada saat proyek pembangunan perumahan selesai konsumen tidak

mengalami masalah air, untuk mengetahuinya dapat dilihat pada tabel 4.1 daftar

estimasi debit proyek pembangunan cluster:

Tabel 4.1 Daftar Estimasi Debit Air Proyek Pembangunan

Cluster

No.

Nama Proyek

Perumahan

(cluster)

Unit

(Perkiraan) Estimasi

Debit

(m3/bulan)

Tahun

Dimulai

Tahun

Selesai

1 The Patio 529 12696

2017 2020

2 Meikarta CBD 3025 72600

2014 2020

4 Waterfront

Estate 3400

81600 2019 2021

5 Ruko Mataram 19

456 2019 2021

Page 49: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

36

Keterangan:

Data proyek pembangunan perumahan dengan target penyelesaian

tahun 2020-2021.

a. Tujuan

Dari tabel di atas dapat diketahui daerah tujuan adalah estimasi

debit rencana proyek perumahan yang akan diselesaikan tahun

2020-2021.

b. Sumber

Daerah sumber pendistribusian / pembagian air bersih agar sampai

ke customer merupakan fungsi dari booster pump, berikut

merupakan kapasitas yang dapat di distribusikan oleh booster

pump:

1. Booster pump Tower

Booster pump tower merupakan booster pump yang satu

satunya menggunakan pendistribusian menggunakan pompa dan

gravitasi sehingga konsumen air bersih yang jaraknya masih dalam

jangkauan tower akan menggunakan gravitasi, sedangkan

konsumen air bersih yang tidak terjangkau menggunakan bantuan

pompa. Untuk lebih jelas tentang kapasitas tampung booster pump

tower dapat dilihat pada tabel 4.2 kapasitas tampung booster pump

tower.

Tabel 4.2 Kapasitas Tampung Booster Pump Tower

Tower

Reservoir 1,000 m3

Tangki 450 m3

Total 1,450 m3

Distribusi dari WTP2 642,745 m3/bulan

Distribusi ke cust 620,660 m3/bulan

Ketersediaan 22,085 m3/bulan

Page 50: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

37

2. Booster pump Blok F

Booster pump Blok F merupakan Booster pump dengan

kapasitas tampung air bersih sebesar 2.000 m3 dengan sistem

pendistribusian menggunakan pompa. Untuk lebih jelas kapasitas

tampung booster pump Blok F dapat dilihat pada tabel 4.3

kapasitas tampung booster pump Blok F.

Tabel 4.3 Kapasitas Tampung Booster Pump Blok F

Blok F

Reservoir 2,000 m3

Distribusi dari WTP2 92,719 m3/bulan

Distribusi ke cust 54,555 m3/bulan

Ketersediaan 38,164 m3/bulan

3. Booster pump DS 8

Booster Pump DS 8 merupakan booster pump baru yang

mempunyai kapasitas tampung air bersih sebanyak 2.000 m3 , yang

dibangun untuk mendistribusikan air bersih di kawasan Delta

Silikon 8 dan sekitarnya. Untuk lebih jelas tentang kapasitas

tampung booster pump Delta Silikon 8 dapat dilihat pada tabel 4.4

kapasitas tampung booster pump DS 8.

Tabel 4.4 Kapasitas Tampung Booster Pump DS 8

DS 8

Reservoir 2,000 m3

Distribusi dari WTP2 11,032 m3/bulan

Distribusi ke cust 2,256 m3/bulan

Ketersediaan 8,776 m3/bulan

Page 51: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

38

4. Booster pump Cibiru

Booster pump cibiru merupakan booster pump utama

pendistribusian air bersih dari WTP3 dengan kapasitas terbesar

yaitu 6.000 m3.dengan jangkauan pendistribusian terluas dibanding

dengan booster pump lain. Booster pump cibiru juga menggunakan

dua sistem pendistribusian air bersih yaitu menggunakan sistem

gravitasi dan menggunakan sistem pompa untuk memenuhi

kebutuhan konsumennya. Untuk lebih jelas tentang kapasitas

tampung booster pump cibiru dapat dilihat pada tabel 4.5 kapasitas

tampung booster pump cibiru.

Tabel 4.5 Kapasitas Tampung Booster Pump Cibiru

Keterangan :

1) Untuk sumber air baku menggunakan air permukaan dari

sungai cikarang dan kalimalang, serta menggunakan

tampungan danau buatan untuk sungai cikarang pada

musim kering karena kualitas air baku yang menurun dan

kurang baik.

2) Setiap booster pump terkoneksi satu dengan yang lain dan

setiap booster pump mengalirkan air bersih ke customer

yang areanya dekat dengan booster pump tersebut.

Cibiru

Reservoir 6,000 m3

Tangki 200 m3

Total 6,200 m3

Distribusi dari WTP3 528,768 m3/bulan

Distribusi ke cust 396,093 m3/bulan

Ketersediaan 132,675 m3/bulan

Page 52: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

39

4.1.2 Jaringan Pendistribusian Lama

Berikut merupakan peta jalur pendistribusian air bersih lama yang

sudah dilakukan sistem ring/loop jika ada perbaikan dapat dilakukan buka tutup

valve, sehingga tidak menyebabkan terganggunya pendistribusian air bersih.

Sistem pendistribusian ini belum mendistribusikan air bersih menuju ke cluster

baru. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.6 gambar jaringan

pendistribusian lama:

Gambar 4.1 Jaringan Pendistribusian Lama

Page 53: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

40

Keterangan:

Walaupun telah menggunakan sistem looping jaringan booster pump

hanya dapat mendistribusikan air bersih ke area pendistribusian sesuai

kapasitas pompa, agar tidak terjadi penurunan pressure pada pipa

pendistribusian.

4.1.3 Pemilihan Alternatif Jaringan

Dari data tabel 4.1 daftar estimasi debit air proyek pembangunan

cluster, dengan adanya permintaan penambahan area pendistribusian tersebut

terdapat solusi alternatif pemenuhan kebutuhan air dari tiap-tiap booster pump ke

cluster baru tersebut :

Gambar 4.2 Alternatif Jalur Pendistribusian

Keterangan:

Untuk pendistribusian air bersih cluster baru dapat di supply

oleh Booster Pump Tower, Booster Pump Blok F, Booster Pump

DS8 dan Booster Pump Cibiru.

Page 54: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

41

4.1.4 Kapasitas Sumber

Untuk pemenuhan kebutuhan air tiap wilayah dan tujuan

menggunakan data satu tahun di tahun 2019. Data diperoleh dari perhitungan tabel

4.2 , 4.3, 4.4, dan 4.5 data tersebut adalah:

Tabel 4.6 Permintaan Kebutuhan Setiap Wilayah Tujuan

Produksi

(m3/bulan)

Pemakaian

Perbulan

(m3/bulan)

Rencana

pemakaian

(m3/bulan)

Stok

(m3/bulan)

1.275.264 1.073.564 167.352 34.348

Karena kebutuhan air bersih dalam kondisi normal sudah terpenuhi dan

mempunyai persediaan yang cukup untuk didistribusikan ke customer baru,

sehingga apabila pihak pengembang melakukan pembangunan kawasan atau

perumahan baru maka masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih.

4.1.5 Penentuan Biaya Transportasi

Berikut ini yang termasuk biaya transportasi pendistribusian air

adalah:

1. Biaya pemakaian pompa dari tiap booster pump

2. Biaya opertor lapangan

Untuk tabel hasil perhitungan, data diambil dari tabel 3.5 dan 4.1, merupakan

pehitungan biaya transportasi yang menjadi pertimbangan solusi alternatif minum

yang akan digunakan untuk pendistribusian air bersih, untuk lebih jelasnya dapat

kita lihat pada tabel berikut:

Page 55: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

42

Tabel 4.7 Biaya Transportasi Menuju Cluster Baru

A B C D E F G=

D/F*3600 H I J=E*G*(H+I)

NO TEMPAT TUJUAN KEBUT

UHAN DAYA

KEMAMP

UAN OPERASI

BIAYA/

KW

BIAYA

OPERATOR

TOTAL

(m3) (KW) (m3/detik) (JAM) (Rp) (Rp) (Rp/KW)

1 TOWER The Patio 12696 1 0.14 25 1352 5800 180,162

Meikarta CBD 72600 2 0.14 144.05 1352 5800 2,060,457

Waterfront Estate 81600 2 143 0.16 1352 5800 2,267

Ruko Mataram 456 2 0.14 0.90 1352 5800 12,942

2 BLOK F The Patio 12696 1 0.14 25.19 1352 5800 180,162

Meikarta CBD 72600 4 0.14 144.05 1352 5800 4,120,914

Waterfront Estate 81600 2 0.14 161.90 1352 5800 2,315,886

Ruko Mataram 456 2 0.14 0.90 1352 5800 12,942

3 DS 8 The Patio 12696 2 0.07 50.38 1352 5800 720,649

Meikarta CBD 72600 2 0.07 288.10 1352 5800 4,120,914

Waterfront Estate 81600 2 0.07 323.81 1352 5800 4,631,771

Ruko Mataram 456 2 0.07 1.81 1352 5800 25,883

4 CIBIRU The Patio 12696 2 0.07 50.38 1352 5800 720,649

Meikarta CBD 72600 2 0.07 288.10 1352 5800 4,120,914

Waterfront Estate 81600 1 0.07 323.81 1352 5800 2,315,886

Ruko Mataram 456 0.5 0.07 1.81 1352 5800 6,471

Page 56: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

43

Keterangan :

1. Biaya operator merupakan perhitungan upah minimum

kabupaten bekasi tahun 2019

2. biaya perKWH khusus industri 2019

3. Distribusi fase tiga, dengan tiga daerah sumber dan lima daerah

tujuan

4. Biaya operasi dihitung untuk satu hari operasi.

5. Untuk pemilihan pompadisesuaikan dengan debit air yang

diinginkan dan disesuaikan dengan jam operasi yang sudah

ada.

6. Elevasi atau ketinggian tanah berbeda dari tiap wilayah.

4.2 Perhitungan Menggunakan Metode Transportasi

4.2.1 North West Corner

Metode atau solusi awal yang digunakan adalah North West Corner

Method (metode pojok barat laut) metode transportasi ini dikerjakan

menggunakan aplikasi QM for Windows, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 4.8 tabel North West Corner Method :

Tabel 4.8 North West Corner

Ke

Dari

The Patio Meikarta

CBD Waterfront

Ruko

Mataram Dummy Dummy

TOWER

180.162 2.060.457 2.267 12.942 0

22.085 12.696 9.389

BLOK F

180.162 4.120.914 2.315.886 12.942 0

38.164 38.164

DS8

720.649 4.120.914 4.631.771 25.883 0

8.776 8.776

CIBIRU

720.649 4.120.914 2.315.886 6.471 0

132.675 16.271 81.600 456 34.348

DEMAND 12.696 72.600 81.600 456 34.348 201.700

Page 57: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

44

Keterangan:

Hasil distribusi air bersih dengan menggunakan metode North West

Corner didapat hasil yaitu sumber air bersih dari booster pump Tower

didistribusikan menuju cluster baru The Patio sebesar 12.696 m³, Meikarta

CBD 9.389 m³, booster pump Blok F mendistribusikan air bersih menuju

Meikarta CBD sebesar 38.164 m³, booster pump DS 8 mendistribusikan

air bersih menuju Meikarta CBD sebesar 8.776 m³, booster pump Cibiru

mendistribusikan air bersih menuju Meikarta CBD sebesar 16.271 m³,

Waterfront sebesar 81.600 m³, Ruko Mataram sebesar 456 m³.

Tabel 4.9 Shipping list North West Corner

Dari Menuju Shipment

cost per

unit Shipment Cost

Tower The Patio 12.696 180.162 2.287.336.752

Tower Meikarta CBD 9.389 2.060.457 19.345.630.773

Blok F Meikarta CBD 38.164 4.120.914 157.270.561.896

Ds 8 Meikarta CBD 8.776 4.120.914 36.165.141.264

Cibiru Meikarta CBD 16.271 4.120.914 67.051.391.694

Cibiru Waterfront 81.600 2.315.886 188.976.297.600

Cibiru Ruko Mataram 456 6.471 2.950.776

Keterangan:

Tabel 4.9 shipping list North West Corner merupakan tabel

perincian biaya transportasi dari daerah sumber ke daerah tujuan

dengan total biaya Rp. 471.099.310.755/bulan, merupakan biaya

pembanding untuk mendapatkan biaya optimal.

Page 58: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

45

4.2.2 Vogel’s Approximation Method

Metode ke dua menggunakan metode lanjutan Vogel’s

Approximation Method, metode transportasi ini dikerjakan menggunakan aplikasi

QM for windows, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4.10 Tabel Vogel’s

Approximation Method :

Tabel 4.10 Vogel’s Approximation Method

Ke

Dari

The Patio Meikarta

CBD Waterfront

Ruko

Mataram

Dummy Dummy

TOWER

180.162 2.060.457 2.267 12.942 0

22.085 22.085

BLOK F

180.162 4.120.914 2.315.886 12.942 0

38.164 12.696 25.468

DS8

720.649 4.120.914 4.631.771 25.883 0

8.776 8.776

CIBIRU

720.649 4.120.914 2.315.886 6.471 0

132.675 72.600 59.515 456 104

DEMAND 12.696 72.600 81.600 456 34.348 201.700

Keterangan:

Hasil distribusi air bersih dengan metode kedua yaitu Vogel’s

Approximation Method yaitu sumber air bersih dari booster pump

Tower didistribusikan menuju Waterfront sebesar 22.085 m³,

booster pump Blok F mendistribusikan menuju cluster The Patio

sebesar 12.696 m³. Booster pump Cibiru mendistribusikan air

bersih menuju Meikarta CBD sebesar 72.600 m³, Waterfront

sebesar 59.515 m³ dan Ruko Mataram sebesar 456 m³.

Page 59: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

46

Tabel 4.11 Shipping list Vogel’s Approximation Method

Dari Menuju Shipment cost per unit Shipment Cost

Tower Waterfront 22.085 2.267

50.066.700

Blok F The Patio 12.696 360.325

4.574.686.000

Blok F Dummy 25.468 0 0

DS 8 Dummy 8.776 0 0

Cibiru Meikarta CBD 72.600 4.120.914

299.178.400.000

Cibiru Waterfront 59.515 2.315.886

137.830.000.000

Cibiru Ruko Mataram 456 6.471

2.950.776

Cibiru Dummy 104 0 0

Keterangan:

Tabel 4.11 shipping list Vogel’s Approximation Method merupakan

tabel perincian biaya transportasi dari daerah sumber ke daerah

tujuan dengan total biaya Rp.441.636.000.000/bulan, merupakan

biaya pembanding untuk mendapatkan biaya optimal.

4.2.3 Stepping Stone Method

Metode ke tiga merupakan methode optimalisasi yaitu mengunakan

pendekatan model transportasi Stepping Stone Method, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.12 Tabel Stepping Stone Method :

Page 60: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

47

Tabel 4.12 Stepping Stone Method

Keterangan:

Hasil distribusi air bersih dengan metode Stepping Stone

Method yaitu sumber air bersih dari booster pump Tower

didistribusikan menuju Waterfront sebesar 22.085 m³, booster

pump Blok F mendistribusikan menuju cluster The Patio

sebesar 12.696 m³. Booster pump Cibiru mendistribusikan air

bersih menuju Meikarta CBD sebesar 72.600 m³, Waterfront

sebesar 59.515 m³ dan Ruko Mataram sebesar 456 m³.

Ke

Dari

The Patio Meikarta

CBD Waterfront

Ruko

Mataram

Dummy Dummy

TOWER 180.162 2.060.457 2.267 12.942 0 22.085

22.085

BLOK F 180.162 4.120.914 2.315.886 12.942 0 38.164

12.696 25.468

DS8 720.649 4.120.914 4.631.771 25.883 0 8.776

8.776

CIBIRU 720.649 4.120.914 2.315.886 6.471 0 132.675

72.600 59.515 456 104

DEMAN

D 12.696 72.600 81.600 456 34.348 201.700

Page 61: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

48

Tabel 4.13 Shipping list Stepping Stone Method

Dari Menuju Shipment cost per unit Shipment Cost

Tower Waterfront 22.085 2.267

50.066.700

Blok F The Patio 12.696 360.325

4.574.686.000

Blok F Dummy 25.468 0 0

DS 8 Dummy 8.776 0 0

Cibiru Meikarta CBD 72.600 4.120.914

299.178.400.000

Cibiru Waterfront 59.515 2.315.886

137.830.000.000

Cibiru Ruko Mataram 456 6.471

2.950.776

Cibiru Dummy 104 0 0

Keterangan:

Tabel 4.13 shipping list Stepping Stone Method merupakan tabel perincian

biaya transportasi dari daerah sumber ke daerah tujuan dengan total biaya

Rp.441.636.000.000/bulan, merupakan biaya pembanding untuk

mendapatkan biaya optimal.

4.3 Jaringan Pendistribusian Baru

Setelah didapat hasil optimalisasi dari pendistribusian air bersih

menggunakan metode optimalisasi yaitu metode Stepping Stone Method didapat

jaringan distribusi baru, jalur distribusi ini memerlukan investasi jaringan baru

yaitu dibagian pendistribusian antara booster pump cibiru ke Meikarta CBD.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7 sebagai berikut:

Page 62: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

49

Gambar 4.3 Jaringan Pendistribusian Baru

Page 63: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

50

Gambar 4.4 Rincian Jaringan Perpipaan Baru

Keterangan:

1. Garis ( ) jaringan pipa lama

2. Garis (……… ) jaringan pipa baru

3. Gambar ( ) Booster Pump

4. Gambar ( ) Cluster Baru

Page 64: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

51

4.3.1 Biaya Investasi

Tabel 4.14 Tabel Biaya Investasi

No Kegunaan

Harga

satuan

(Rupiah)

Banyak Satuan Harga

(Rupiah) Keterangan

1

Biaya pengoprasian

pompa Booster Pump

Tower ke Waterfront 1352 2/0.16 KW/JAM

433

2

Biaya pengoprasian

pompa Booster Pump

Blok F ke The Patio 1352 1/25.19 KW/JAM

34,057

3

Biaya pengoprasian

pompa Booster Pump

Cibiru ke Meikarta CBD 1352 2/288.10 KW/JAM

779,022

4

Biaya pengoprasian

pompa Booster Pump

Cibiru ke Waterfront 1352 1/323.81 KW/JAM

437,791

5

Biaya pengoprasian

pompa Booster Pump

Cibiru ke Ruko Mataram 1352 0.5/181 KW/JAM

122,356

Total

1,373,659 Beban/bulan

6 Pembelian pompa baru

Pompa Sentrifugal 35

KW 128,000,000 1 Buah

128,000,000

Total

128,000,000

7 Biaya perpipaan

Blok F ke The Patio 6" 520,000 500 Meter

260,000,000

Cibiru ke Waterfront 6" 520,000 1,200 Meter

624,000,000

Cibiru ke Meikarta CBD

8" 860,000 1,600 Meter

1,376,000,000

Total

2,260,000,000

8 Ben (Sudut 90°)

Ukuran 6 '' 675,000 3 Buah

2,025,000

Ukuran 8 " 753,000 1 Buah

753,000

Total

2,778,000

Page 65: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa diperoleh

solusi optimal pendistribusian air bersih untuk cluster baru yaitu Cluster The

Patio, Cluster Wterfront, Meikarta CBD, Ruko Mataram di kawasan Lippo

Cikarang dengan metode optimalisasi Stepping Stone Method didapat hasil

pendistribusian air bersih yaitu booster pump Tower ke cluster Waterfront

sebanyak 22.085 m³ dengan biaya perbulan Rp. 2.269/bulan. Booster pump Blok

F mendistribusikan air bersih menuju cluster The Patio sebesar 3.816 m³ dengan

biaya Rp. 180.162/bulan. Booster pump DS 8 mendistribusikan air bersih menuju

cluster The Patio sebesar 8.320 m³ dengan biaya Rp. 720.694/bulan dan Booster

pump Cibiru mendistribusikan air bersih menuju Cluster The Patio sebesar 560 m³

dengan biaya Rp. 720.649/bulan, menuju Meikarta CBD sebesar 72.600 m³

dengan biaya pendistribusian Rp. 4.120.914/bulan, menuju ke Cluster WaterFront

sebanyak 59.515 m³ dengan biaya pendistribusian sebesar Rp. 2.315.886,

Pendistribusian menuju ke Ruko Mataram sebanyak 456 m³ dengan biaya seesar

Rp. 6.471/bulan. Dengan biaya investasi pompa sebesar Rp. 128.000.000, dan

biaya investasi perpipaan sebesar Rp. 2.262.778.000.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa data perusahaan

maka dapat diberikan Saran yang kiranya dapat membantu perusahaan dalam

mengoptimalkan biaya transportasi :

1. Alternatif ini hendaknya menjadi pertimbangan untuk PT. Tirtasari

Nirmala dalam pemenuhan kebutuhan konsumen, mengingat biaya yang

dibutuhkan relatif kecil dan alternatif yang paling mungkin dilakukan

dalam keadaan segera untuk memenuhi kebutuhan konsumen alternatif ini

juga dapat ditingkatkan kapasitasnya dikemudian hari (merupakan

investasi jangka panjang).

Page 66: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

53

2. Pendekatan metode transportasi dalam meminimalkan biaya transportasi

hendaknya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rencana biaya

pendistribusian dan jaringan.

Page 67: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

54

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Tjutju Tarliah dan Dimyati, Ahmad,1992. Operation Research “Model-

model Pengambilan Keputussan”.Bandung, Sinar Baru Algesindo.

Siagian,P, 1987. Penelitian Opersional “Teori dan Praktikum”. Jakarta,

Universitas Indonesia

Samani and Zangane,2010. “Optimation of Water Networks Using Linier

Proraming”.ResearchGate,163(9):475-485.

Subagyo, P. (2000). Dasar-Dasar Operation Research Edisi 2. Yogyakarta.

Aminudin. (2005). Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Jakarta: Erlangga.

Page 68: OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH DI KAWASAN …

55