ornamen (jawa-bali).pptx
DESCRIPTION
java and bali ornament of buildingTRANSCRIPT
Ornamen ArsitekturJawa-Bali
Chrispina Yovita Putri • Sirilus Rully • Andrew Dahli • Dewa Putu Yogantara Putra •Stevanus Agung Eko Prabowo
Lung-lungan :• Simbol dari batang tumbuhan melata dan masih muda sehingga berbentuk
lengkung• Arti: ketentraman dan kesuburan sebagai sumber penghidupan di muka bumi• Peletakan berada pada balok rumah, pemidangan, tebeng pintu, jendela,
daun pintu, patang aring.
Motif Tanaman/Flora
Saton : • Nama jenis makanan berbentuk kotak dengan hiasan daun/bunga• Peletakan berada pada tiang bagian bawah, balok blandar,sunduk, pengeret, tumpang,
ander, pengisi pada ujung dan pangkal.• Warna merah tua / hijau tua• Persatuan dan kesatuan
Tlacapan : • Berupa deretan segitiga• Terletakpada pangkal dan ujung balok kerangka bangunan• Warna merah tua / hijau tua• Persatuan dan kesatuan
Wajikan : • Seperti irisan wajik yang berbentuk belah ketupat sama sisi, isinya berupa daun yang
memusat/bunga• Peletakan pada tiang tengah / titik persilangan kayu / sudut
Nanasan : • Simbol buah, wujudnya mirip buah nanas
yang penuh duri.• Melambangkan bahwa untuk mendapat
sesuatu yang diinginkan, harus mampu mengatasi rintangan yang penuh duri
• Diaplikasikan pada kunci blandar, ditengah dadha peksi
Kebenan : • Berbentuk empat meruncing bagai mahkota. • Warna merah tua dan kuning emas• Terletak pada kancing blandar tumpang ujung bawah.
Patran: • Simbol daun yang disusun berderet. • Memiliki warna polos atau sunggingan.• Warna polos /sunggingan. • Terletak pada balok - balok kerangka bangunan, blandar.
Padma : • Berasal dari bentuk profil singgasana budha yang berbentuk
bunga padma(teratai merah).• Sebagai lambang kesucian, kokoh dan kuat oleh segala
macam bencana yang menimpanya. • Warna polos /sunggingan. • Terletak pada umpak
Kemamang / banaspati :• Berbentuk wajah hantu / raksasa. • Memiliki arti menelans egala sesuatu yang bersifat jahat yang hendak masuk ke
dalam rumah. • Warna polosatau sunggingan. Biasa ditempatkan di bagian depan bangunan, seperti
pagar,gerbang, atau pintu masuk.
Peksi garuda : • Sebagai lambang pemberantas kejahatan. • Warna polos / sunggingan,kuning emas. • Terletak pada bubungan, tebeng, pintu
gerbang.
Ular naga : • Muncul karena pengaruh budaya India,
mempunyai unsur jahat. • Warna polos / sunggingan. • Terletak pada bubungan rumah.
Motif Fauna
Mirong : • Melambangkan putri mungkur, menggambarkan
putri dari belakang. • Dianggap cukup sakral karenanya digunakan pada
bangunan keraton saja dan jarang digunakan pada bangunan rakyat.
• Warna merah tua, kuning emas. • Terletak pada tiang - tiang bangunan seperti saka
guru, saka penanggap, serta saka penitih,baik pada saka berbentuk persegi maupun bulat
Jago : • Mengambil gambar ayam jago• Melambangkan kejantanan dan keberanian.• Warna polos / sunggingan. • Terletak pada bubungan rumah.
3) Motif alam
Gunungan : • Merupakan simbol alam semesta dengan puncaknya yang melambangkan
keagungan dan keesaan.• Sedangkan kayon atau pohonnya melambangkan tempat berlindung dan
ketentraman.• Ragam hias tersebut memberi arti bahwa keluarga yang menempati rumah itu
dapat berteduh dan mendapatkan ketentraman, keselamatan serta dilindungi Tuhan Yang Maha Kuasa.
• Memiliki warna natural.• Terletak pada tengah bubungan rumah.
Makutha: • Dimaksudkan agar raja sebagai wakil Tuhan memberkahi seisi rumah.• Memiliki warna natural. • Terletak pada bubungan bagian tengah atau tepi kanan dan kiri
Motif Alam/Fenomena Alam
Praba: • Berasal dari kata praba yang berarti sinar. • Merupakan hiasan sulur yang pahatan ukirannya menggambarkan sinar atau
cahaya. • Memiliki maksud agar dapat menyinari rumah secara keseluruhan. • Bentuknya melengkung, tinggi dan tengah nyalancip. • Memiliki warna kuning keemasan dan dibuat dari bahan prada (bubukan)
emas.• Terletak pada saka guru, saka penanggap, dan saka penitih pada ujung atas
dan bawah.
Kepetan : • Berasal dari kata kepet berarti kipas, agar mendapat penerangan dalamhidup. • Memiliki warna polos. • Terletak di atas pintu utama (tebeng).
Panah : • Maksud agar rumah mendapat keamanan, arah panah menuju 1 titik. • Memiliki warna polos. • Terletak di atas pintu utama (tebeng).
Mega Mendhung : • Berarti awan putih dan hitam. • Melambangkan dua sisi yang berbeda, seperti ada siang ada malam, baik dan
buruk, dsb. • Mengandung makna manusia harus selalu ingat di dunia ini ada dua sifat yang
sangat berbeda, oleh karenanya setiap manusia harus mampu membedakan dan mengambil yang lebih bermanfaat dalam hidup sebagai pilihan.
• Memiliki warna polos, kuning emas, gelap terang. • Terletak pada hiasan tebeng pintu, jendela
Banyu Tetes : • Menggambarkan tetesan air hujan yang melambangkan tiada kehidupan tanpa
air. • Memiliki warna polos, kuning emas, gelap terang. • Terletak pada blandar, selalu didampingi dengan patran
JENIS ORNAMEN ARSITEKTUR BALI
1. KEKETUSAN (GEOMETRIS)2. KEKARANGAN 3. PEPATRAAN (MOTIF TUMBUH-
TUMBUHAN)4. PATUNG
KEKETUSAN Keketusan adalah pola dari hasil potongan berbagai macam Flora dan fauna dalam bentuk geometris. Makna dari keketusan itu sendiri adalah berupa penanda dan petanda alam yang mewakili alam semesta dan kita selalu meminta perlindungan kemana pun kita akan melangkah.
– Kakul-kakulan– Batun timun– Ganggong– Emas-emasan– Ceracap– Mute-mutean– Tali ilut dll
KEKARANGANKekarangan memiliki bentuk yang ekspresionis, selalu meninggalkan bentuk sebenarnya dari fauna yang di ekspresikan dalam bentuk abstrak Motif Kekarangan, terdiri dari motif 1. Karang Gajah bermakna melangkah dengan segenap tekad yang ada, 2. Karang Guak bermakna sebagai kendaraan menuju tuhan adalah iman kita
masing-masing, 3. Karang Tapel bermakna semua tidaklah kekal abadi, 4. Karang Boma bermakna sebagai pembatas ruang dan waktu, 5. Karang Sae bermakna agar manusia sadar akan nafsu binatang di dalam
dirinya, 6. Karang Bentulu menonjolkan bentuk mata mengisyaratkan pada kita agar
benar-benar jeli atau mawas terhadap keadaan pikiran7. Dan beberapa lagi jenis kekarangan karang punggel, karang bentala dan
karang bucu
KARANG GAJAH Karang asti berbentuk kepala gajah dengan belalai dan taring gading dengan mata bulat. Hiasan ini biasanya ditempatkan sebagai hiasan sudut-sudut bebaturan dibagian bawah.
KARANG BENTULU Bentuknya serupa dengan Karang Tapel namun lebih kecil dan lebih sederhana. Umumnya ditempatkan pada bagian peralihan bidang tengah.
KARANG TAPEL Serupa dengan Karang Boma dalam bentuk yang lebih kecil hanya dengan bibir atas gigi datar . Hiasan ini ditempatkan pada peralihan bidang dibagian tengah,
KARANG SAE Berbentuk kepala kelelawar raksasa seakan bertanduk dengan gigi-gigi runcing. Hiasan ini biasanya ditempatkan pada atas pintu Kori atau pintu rumah tinggal
KARANG BOMA Benrbentuk kepala raksasa yang dilukiskan dari leher Karang boma ditempatkan sebagai hiasan diatas lubang pintu dari Kori Agung, tempat Bale wadah maupun lainnya
KARANG GUAK Bentuknya menyerupai kepala burung gagak atau goak. Hiasan ini ditempatkan pada sudut-sudut bebaturan dibagian atas
PEPATRAAN Motif tumbuh-tumbuhan atau pepatran:– Patra Punggel– Patra Samblung– Patra Sari– Patra Olanda– Patra Cina– Patra Wangga dan sebagainya.
Motif dari pepatran melambangkan waranugraha, atau anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Anugrah pasti ada jika ada kemauan dan usaha yang keras dari seseorang. Sebagaimana halnya rejeki tidak akan datang begitu saja tanpa adanya usaha kerja dari kita. Namun untuk mendapatkan anugrah tentu harus mengalami berbagai cobaan, ujian, dan rintangan-rintangan yang cukup berat.
Patung Untuk patung-patung hiasan permanen umumnya mengambil bentuk-bentuk dewa-dewa dalam imajinasi manifestasinya, manusia dari dunia pewayangan, raksasa dalam ekspresi wajah dan sifatnya dan binatang dalam berbagai bentuknya
1. Patung Singa 2. Patung Naga3. Patung Kura-Kura4. Patung Kera5. Dan sebagainya.
Bermakna sebagai simbol filosofis pemujaan dan juga kejadian mistis yang di alami di daerah setempat maka dibuatkan patung patung seperti diatas
Penggunaan ornamen selain untuk memperindah bangunan, juga sebagai karya
kreatif dari seniman dan masyarakatnya, dan untuk beberapa dari mereka memiliki
kebebasan untuk menciptakan karya seni. Material yang digunakan juga
mempertimbangkan untuk ketersediaan praktek dan material lokal.
di Badung dan Denpasar, karena
praktek lokal dan costum lokal,
kebanyakan orang menggunakan bahan
batu bata, dan mereka menggunakan
pepalihan lebih untuk Pekerjaan
estetika
di Buleleng menjelaskan ornamen yang
sangat dinamis dan terbuka untuk
menerima dan beradaptasi bentuk-
bentuk baru dari eksternal. Misal:
Ornamen singa diapit dua musisi kulit
putih, mungkin gara gara Belanda
pernah menjajah Indonesia.
Karakter ornamen di
Gianyar adalah detail halus
dan menggunakan
kombinasi dari material
batu bata dan batu pasir.
Penggunaan dan penempatan ornamen dalam kaitannya dengan menciptakan hiasan
estetika bangunan harus ikuti sesuai dengan keadaan alam semesta, baik untuk
penempatan etis, tanaman hiasan berbentuk hewan atau alam , harus mengikuti pola
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Bentuk ornamen yang memiliki
kesan berat, menggunakan
bahan batu akan ditempatkan di
bagian bawah
ornamen yang memberikan
kesan ringan, atau bentuk yang
lebih kecil akan ditempatkan di
bagian yang lebih atas
Terkesan berat ditempatkan
di bagian bawah.
Karakteristik ornamen bali
kuno terkesan lebih
sederhana dan lebih
ekspresif