ortu suasana kondusif

2
0 Mendidik Anak dengan Suasana Kondusif Nov25 ‘Duuuuh, gimana ya kok ngggak ngerti aja…’. Disadari atau tidak, ungkapan seperti itu mungkin sering diucapkan orangtua ketika sedang mengajarkan sesuatu pada anak. Misalnya, ketika orangtua mengajarkan anaknya membaca, menulis atau menghitung. Kondisi seperti ini kadang-kadang membuat orangtua merasa heran dan mengeluh mengapa anaknya sulit untuk ‘memahami’ apa yang diterangkannya. Padahal, boleh jadi cara mengajar dan bahkan buku yang digunakannya sama dengan yang digunakan temannya untuk mengajar anaknya. Namun sayang, anaknya tidak sehebat anak temannya, masih kecil sudah pintar membaca, menulis, dan menghitung. Apa yang salah ya…? Ilustrasi: www.123rf.com Menanggapi kasus di atas, sejatinya orangtua tidak menuntut anak untuk dapat melakukan sesuatu yang sama persis dengan apa yang orang lain mampu melakukannya. Kemampuan anak yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Perlu orangtua ingat kembali, pada dasarnya setiap anak adalah unik dan hebat. Mereka memiliki kecerdasan masing-masing, anak yang satu hebat dalam bidang ilmu hitung, baca dan menulis, boleh jadi anak yang satunya lagi hebat dalam bidang seni dan teknologi. Hal yang perlu orangtua perhatikan ketika mengajarkan sesuatu pada anak, selain perlu ditunjang dengan buku dan cara pengajaran yang tepat, suasana yang kondusif juga menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam menyerap materi. Suasana yang terkesan memaksa dan menegangkan karena disampaikan

Upload: endri-agustin

Post on 27-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

0

Mendidik Anak dengan Suasana Kondusif

Nov25

Duuuuh, gimana ya kok ngggak ngerti aja.

Disadari atau tidak, ungkapan seperti itu mungkin sering diucapkan orangtua ketika sedang mengajarkan sesuatu pada anak. Misalnya, ketika orangtua mengajarkan anaknya membaca, menulis atau menghitung. Kondisi seperti ini kadang-kadang membuat orangtua merasa heran dan mengeluh mengapa anaknya sulit untuk memahami apa yang diterangkannya. Padahal, boleh jadi cara mengajar dan bahkan buku yang digunakannya sama dengan yang digunakan temannya untuk mengajar anaknya. Namun sayang, anaknya tidak sehebat anak temannya, masih kecil sudah pintar membaca, menulis, dan menghitung. Apa yang salah ya?

Ilustrasi: www.123rf.com

Menanggapi kasus di atas, sejatinya orangtua tidak menuntut anak untuk dapat melakukan sesuatu yang sama persis dengan apa yang orang lain mampu melakukannya. Kemampuan anak yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Perlu orangtua ingat kembali, pada dasarnya setiap anak adalah unik dan hebat. Mereka memiliki kecerdasan masing-masing, anak yang satu hebat dalam bidang ilmu hitung, baca dan menulis, boleh jadi anak yang satunya lagi hebat dalam bidang seni dan teknologi.

Hal yang perlu orangtua perhatikan ketika mengajarkan sesuatu pada anak, selain perlu ditunjang dengan buku dan cara pengajaran yang tepat, suasana yang kondusif juga menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam menyerap materi. Suasana yang terkesan memaksa dan menegangkan karena disampaikan dengan cara emosional dapat membuat anak sulit untuk mengerti materi yang sedang diajarkan.

Mengajarkan sesuatu yang positif pada anak tentu sangat baik, yang paling penting adalah tidak dengan cara memaksa atau emosional. Selama orangtua mengajarkannya dengan cara yang baik, misalnya tidak dengan marah-marah atau membentak-bentak, anak akan merasa senang dan nyaman, ia tidak akan merasa tertekan atau pun terpaksa. Dengan demikian, materi yang disampaikan orangtua akan lebih mudah dimengerti anak.

Sebaliknya, jika orangtua mengajar anak dengan cara emosional atau marah-marah, apalagi menghinanya, selain dapat melukai hati anak, juga dapat mengikis rasa percaya dirinya (merasa dirinya tidak mampu). Oleh karena itu, marilah kita ciptakan suasana yang kondusif dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Suasana yang menyenangkan dapat membantu anak lebih mudah dalam menerima pelajaran, ia akan merasa nyaman atas setiap tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya (Husain:2007). yer