osteo peros is
TRANSCRIPT
Osteoporosis atau kerapuhan tulang merupakan penyakit tersembunyi yang ditandai dengan
berkurangnya massa tulang dan kualitas jaringan tulang. Penyakit terkadang timbul tanpa gejala dan
tidak terdeteksi, sampai timbulnya rasa nyeri karena mikrofraktur (patah tulang yang tersembunyi). Oleh
karena itu penyakit ini sering disebut dengan silent disease.
Menurut Dr. Ellida A IIyas, SpRM, Staf Departemen Rehabilitasi Medis Fakultas Kedokteran UI,
berdasarkan data WHO 1982, osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat yang khas berupa masa
tulang yang rendah, disertai perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang. Pada akhirnya perubahan itu menimbulkan kerapuhan tulang dengan resiko terjadinya
patah tulang.
Lebih lanjut Dr. Ellida menjelaskan bahwa osteoporosis pada umumnya menyerang kaum perempuan.
Hal itu disebabkan penurunan faktor hormon estrogen saat menopause. Selain faktor hormonal,
osteoporosis juga dapat disebabkan faktor lain seperti makanan, olahraga, dan gaya hidup. Hilangnya
hormon estrogen pada perempuan kala menopause akan menyebabkan aktivitas sel-sel yang bertugas
membentuk tulang baru menjadi menurun. Sebaliknya, sel-sel yang merusak tulang justru makin giat
bekerja.
Sebenarnya osteoporosis dapat dicegah dengan cara memaksimalkan kepadatan tulang sedini mungkin,
menghindari jatuh atau cedera, dan mempertahankan respon proteksi diri dengan olahraga. Berdasarkan
hukum Wolf (1982), tulang adalah jaringan hidup yang bereaksi terhadap beban mekanik yang diterima
akibat latihan fisik sehingga kepadatan tulang meningkat. Oleh karena itu salah satu cara pencegahan
osteoporosis adalah dengan melakukan senam. Dengan bersenam maka kepadatan tulang akan
meningkat. Prinsip dasar senam osteoporosis adalah dengan memberikan stimulasi tekanan dan tarikan,”
jelas Dr. Ellida.
Stimulasi tekanan bertujuan untuk memberikan pembebanan pada berat tubuh sendiri, gaya gravitasi
bumi serta beban tambahan dari luar pada tiap tulang yang dapat menambah kepadatan tulang (weight
bearing exercise). Stimulasi tarikan dapat diperoleh dari kontraksi otot dan gerakan aktif sendi melawan
gravitasi sehingga kepadatan tulang akan tinggi. Selain itu juga perlu dilakukan resistensi yaitu kontraksi
otot melawan beban yang menghasilkan serabut otot yang tinggi sehingga menghasilkan kepadatan
tulang yang tinggi juga.
Senam osteoporosis merupakan latihan fisik untuk kesehatan tulang dengan pembebanan, gerakan
dinamis dan ritmis, serta latihan daya tahan (endurans) dalam bentuk aerobic low impact. Semua jenis
latihan ini telah dikemas dalam bentuk Senam Pencegahan Osteoporosis dan Senam Terapi
Osteoporosis.
Bentuk kedua jenis senam ini berbeda, karena diperuntukkan bagi kelompok yang berbeda pula, dengan
sangat memperhatikan faktor manfaat dan keamanan bagi para pesertanya. Selain manfaat kesehatan
tulang, para peserta pasti akan merasa lebih segar dan bugar. Senam ini dikhususkan bagi para peserta
usia dewasa dan lanjut usia baik laki-laki maupun perempuan.
Dalam mencegah osteoporosis, memang tidak cukup hanya dengan minum susu tanpa dibarengi oleh
latihan fisik. Untuk itu ada senam osteoporosis untuk mencegah terjadinya pengeroposan tulang. Senam
osteoporosis harus diprogram dengan baik sehingga dapat menghasilkan efek maksimal dengan risiko
minimal. “Senam osteoporosis bersifat individual yaitu tergantung pada berat ringannya osteoporosis,
status kesehatan, serta tingkat kebugaran. Oleh karena itu frekuensi intensitas, waktu dan jenis latihan
tiap individu berbeda,” ujar Dr. Ellida.
Senam osteoporosis sebenarnya merupakan gabungan beberapa latihan dengan berbagai manfaat
seperti aerobic low impact yang berguna untuk meningkatkan kebugaran jantung dan paru, weight
bearing untuk meningkatkan kepadatan tulang, resistensi untuk meningkatkan kekuatan otot dan
kepadatan tulang, serta koordinasi dan keseimbangan yang bermanfaat untuk mengurangi risiko jatuh
dan patah tulang.
Sebelum melakukan senam, para peserta harus melakukan pemeriksaan pra latihan yang terdiri dari
riwayat penyakit, riwayat cedera, tingkat aktifitas fisik, tes karadiovaskular, keseimbangan dan kekuatan
otot. Biasanya jika ada peserta yang memiliki tekanan darah tinggi atau keluhan sakit di bagian tertentu,
disarankan untuk tidak mengikuti beberapa gerakan serta tak menggunakan alat.
Senam osteoporosis berbeda dari senam kebugaran
lainnya. Dr. Ellida menjelaskan, gerakan senam bagi penderita osteoporosis lebih banyak mengandalkan
posisi duduk di kursi, menggunakan tongkat atau beban (dumble), serta matras.”Bagi penderita
osteoporosis, ada tiga lokasi yang rentan patah dan mudah rapuh, yaitu tulang belakang, pergelangan
tangan , dan tulang paha atas (daerah panggul). Makanya posisi senam ini adalah duduk,” tandas Dr.
Ellida.
Dr. Ellida menuturkan, gerakan-gerakan yang dilalui para peserta adalah pemanasan, stretching atau
peregangan, lalu masuk ke gerakan inti kemudian pendinginan. Semua gerakannya double low impact.
Lebih lanjut Dr. Ellida memberikan resep latihan fisik atau senam yang harus dilakukan dengan baik,
benar, terukur dan teratur. Senam dilakukan dengan frekuensi waktu 3-5 kali dalam seminggu, dapat
dilakukan selama 20-60 menit termasuk pemanasan dan pendinginan dan intensitas nadi maksimal 60-75
persen. Untuk menghitung denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi dengan usia. Dr. Ellida juga
menambahkan, latihan dimulai dengan intensitas rendah lalu ditingkatkan sesuai dengan kemampuan