osteologi sapi perah
DESCRIPTION
osteologiTRANSCRIPT
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai
tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem pertulangan merupakan
salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm.Tulang-tulang tersebut
membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam
melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (cartilago) dan
Ligamenta.
Osteologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tulang atau kerangka
(skeleton). Osteologi berasal dari kata os yang berasal dari bahasa latin dan osteon
yang berarti tulang berasal dari bahasa yunani. Kerangka memiliki banyak fungsi
yang berperan dalam tubuh. Kerangka memiliki fungsi antara lain memberi
bentuk tubuh, melindungi bagian organ dalam tubuh, sebagai tempat melekatnya
otot, sebagai alat gerak pasif, tempat terbentuknya sel-sel darah, menahan dan
menegakkan tubuh. Tulang dalam tubuh memiliki bentuk yang berbeda-beda
sehingga dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu tulang panjang, tulang
pipih, tulang pendek dan tulang yang tak beraturan.
Berdasarkan uraian diatas, maka ilmu yang mempelajari tentang tulang atau
kerangka sangat penting untuk dipelajari. Tulang atau kerangka menjadi dasar
penting dalam mempelajari suatu makhluk hidup. Hal ini menjadikan latar
belakang mengapa makalah dibuat, sehingga dapat membantu bagi para
pembacanya untuk lebih mendalami dan mempelajari bagaimana struktur tulang
atau kerangka pada ternak khususnya ternak sapi.
1.2 Tujuan
a. Mengenal anatomi osteologi pada ternak sapi perah
b. Memahami bentuk-bentuk tulang
c. Mengetahui fungsi-fungsi anatomi osteologi
d. Mempelajari kelainan yang terjadi pada tulang
1.3 Manfaat
a. Dapat memberikan pengetahuan tentang anatomi osteologi tulang sapi perah
1
b. Dapat memudahkan dalam membedakan antara tulang satu dengan lainya
c. Dapat memberikan penjelasan setiap bagian tulang beserta fungsinya
d. Dapat memberikan pengetahuan tentang kelainan yang terjadi pada tulang
2
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Oesteologi
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang skelet/kerangka/tulang
belulang. Hal ini sangat perlu untuk dipelajari karena tulang memiliki peranan
penting dalam kehidupan hewan veterbrata yang termasuk di dalamnya adalah
ternak sapi perah. Guyton AC, Hall JE (1997) menyatakan bahwa, tulang adalah
kerangka penyangga tubuh, pelindung organ tubuh dari benturan, dan tempat
terkaitnya otot sehingga memungkinkan otot melakukan pergerakan antara
sambungan tulang yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, tulang
merupakan penunjang utama aktivitas fisik. Ganong (2001) menambahkan bahwa
tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri
atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral
terutama kalsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33 %.
Fungsi tulang secara umum adalah :
1. Sebagai penunjang tubuh
Sapi perah yang merupakan golongan ruminansia besar tentu memiliki postur
tubuh yang besar yang korelasinya berjalan lurus dengan bobot tubuh. Apabila
bobot tubuh yang berat tidak ditunjang oleh tulang yang kuat, maka tentu ternak
sapi akan mengalami gangguan fisiologis tubuh . Gangguan fisiologis ini tentu
akan menyebabkan turunyya produksi susu sapi. Maka dari itu, peran tulang
dalam menunjang tubuh sangat dibutuhkan. Semakin besar tubuh sapi harus
diikuti pertumbuhan tulang yang sesuai agar kerja dari tubuh sapi homeostatis.
2. Melindungi bagian – bagian tubuh yang lemah / lunak
Tulang yang memiliki sifat fisik yang keras karena sebagian besar dibentuk
melalui proses osifikasi. Tujuan utama dari tulang yang bersifat keras adalah
melindungi organ-organ bagian dalam sapi yang lemah. Apabila hewan tidak
memiliki tulang. Tentu bagian-bagian organ dalam akan rentan mengalami
kerusakan yang diakibatkan benturan fisik, dan juga bisa mengakibatkan kematian
bagi ternak.
3
3. Sebagai pertautan urat daging
Otot merupakan alat gerak dan merupakan produk sampingan pada ternak
perah menempel pada bagian tulang. Tanpa adanya tulang tentu otot tidk dapat
bertautan begitu saja. Jadi tulang memiliki peranan penting untuk tempat
melekatna otot.
4. Sebagai alat gerak pasif
Tulang merupakan alat gerak pasif, karena tanpa adanya tulang dan persendian
maka otot sebagai alat gerak utama akan memiliki pergerakan yang terbatas.
Begitu pula dengan tulang, tulang tidak bia bergerak tanpa adanya bantuan otot
dan persendian.
5. Pemberi bentuk tubuh
Sifat utama tulang yang sebagian besar keras karena telah mengalami proses
osifikasi ini selain untuk melindungi orgn bagian dalam tubuh tentu memberi
bentuk tubuh. Tanpa tulang tentu tubuh ternak tidak ada yang menopang dan
bentuk tubuh dari ternak tergantung pada bentuk tulang yang merupakan kerangka
pada hewan veterbrata termasuk sapi perah.
2.2 Bentuk – bentuk Tulang
Klasifikasi tulang menurut bentuknya terbagi atas, tulang panjang, yaitu
tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang
berfungsi untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.Tulang
pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya ditemukan
berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan kekompakan pada area yang
pergerakannya terbatas. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip
lempeng yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk
perlekatan otot dan memberikan perlindungan. Tulang ireguler, yaitu tulang yang
bentuknya tidak beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan tulang
pendek. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi
persendian yang bersambungan dengan kartilago, ligamen, atau tulang lainnya
(Syarifuddin,2006). Tulang kerangka terbagi jadi empat golongan menurut bentuk
dan fungsinya, Keempat bagian tulang tersebut antara lain :
4
Carpal
Tarsal
a. Ossa longa/tulang panjang (long bone), tulang yang berbentuk panjang,
silindris seperti pipa dengan ujung-ujungnya membesar, biasanya didalamnya
terdapat cavum medullare (rongga sumsum). Bagian ujung atas (proximal) disebut
caput, ujung bawah disebut condylus sedang batangnya/tengah disebut corpus.
Umumnya bagian ujung proximal lebih besar daripada ujung distal. Contohnya
tulang - tulang anggota gerak (os femur, os humerus)
Oss Radius Oss femur
b. Ossa plana/tulang pipih (flat bone), tulang yang berbentuk pipih yang
berfungsi sebagai tempat pertautan otot maupun sebagai pelindung organ-organ
yang lunak, misalnya os scapula, ossa costae (tulang-tulang rusuk), ossa cranii
(tulang - tulang tengkorak : os frontalis, os nasalis).
Costae Scapula
c. Ossa brevia/tulang pendek (short bone), tulang-tulang berbentuk pendek,
kecil, mempunyai panjang dan lebar hampir sama, pada umumnya berbentuk
5
masif dan mendekati bentuk kubus. Fungsinya adalah untuk memecah benturan
atau sebagai penyebar/pemerata tekanan (mis : ossa carpi dan ossa tarsi) atau
untuk mengurangi geseran dan perubahan arah dari tendo (ossa sesamoidea).
d. Ossa irregularis/tulang tak beraturan (irregular bone), tulang - tulang yang
tidak teratur bentuknya, fungsinya bermacam-macam dan tidak spesifik. Letaknya
kebanyakan disekitar bidang median tubuh dan merupakan tulang tunggal, misal :
os vertebrae, basis crani dan sebagainya. (Frandson, 1993).
Servikalis Thorakalis
2.3 Anatomi Tulang Sapi Perah
Anatomi terdiri dari kata ana yang berarti atas dan tomien yang berarti
memotong. Anatomi berarti memotong dan mengangkat ke atas tubuh bagian
makhluk hidup untuk mengetahui dan menyelidiki bagian yang ada di dalamnya.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang nama bagian tubuh dan susunan
bagian tubuh itu dari bagian yang satu terhadap yang lain. Tulang (os) sebagai
unsur keras dari tubuh hewan yang membentuk kerangka tubuh. Tulang termasuk
6
kedalam sistem skeletal (alat gerak). Tulang merupakan alak gerak pasif karena
tulang tidak dapat bergerak sendiri tetapi harus digerakkan oleh otot (Kusnadi,
2002).
Skelet menjadi dasar struktural bagi bentuk seekor hewan. Bentuk hewan
tergantung dari ukuran dan susunan tulang-tulangnya. Dilihat dari segi anatomis,
maka skelet merupakan serangkaian titik-titik petunjuk yang baik untuk
menentukan tempat dan melukiskan struktur lunak dari tubuh. Dengan demikian
maka pengetahuan dari tulang-tulang akan sangat berguna bagi pengertian
hubungan antara berbagai jaringan dan organ-organ tubuh. Menurut Kusnadi
(2002) Skelet (kerangka) dari tulang terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Skelet sumbu (axial) terdiri atas tulang kepala, tulang belakang, tulang
rusuk dan tulang dada
2. Skelet tungkai (appendicular) mencakup tulang kaki depan dan kaki
belakang
3. Skelet jeroan (visceral) yaitu tulang-tulang yang tumbu di dalam viscera
atau organ-organ lunak lainnya seperti os cordis di jantung sapi dan os
penis pada penis sapi.
Frandson (2009) mengungkapkan bahwa tulang belakang (columna
vertebralis) dikelompokan menjadi 5 yaitu :
Vertebrae servicalis berjumlah 7 ruas
Vertebrae thoracalis berjumlah 13 ruas
Vertebrae lumbalis berjumlah 6 ruas
Vertebrae sacralis berjumlah 5 ruas
Vertebrae cocygeae berjumlah 18-20 ruas
Jumlah tulang dari hewan sejenis dapat berbeda-beda tergantung dari umur
hewan tersebut. Hal ini disebabkan karena beberapa tulang mengalami persatuan
jika hewan menjadi tua. Meskipun bentuk luar dari kepala hewan menunjukkan
perbedaan, ternyata sedikit sekali variasi yang didapatkan pada jumlah tiap-tiap
tulang kepala. Perbedaan bentuk kepala pada umumnya disebabkan variasi dalam
ukuran dan perbandingan besar dari tiap-tiap tulang kepala. Sebaliknya, perbedaan
besar terlihat pada jumlah seluruh tulang-tulang yang terdapat di kaki depan dan
kaki belakang. Perbedaan ini terutama terdapat mulai dari tulang-tulang telapak
7
kaki (ossa metacarpalia dan ossa metatarsalia) ke bawah sehingga mencerminkan
jumlah jari fungsional dari tiap-tiap jenis hewan.
Frandson (2009) juga mengungkapkan bahwa tulang yang masih baru
warnanya keputih-putihan dan menurut sedikit banyaknya darah yang terdapat di
dalamnya, maka tulang dapat berwarna kemerah-merahan atau kekunung-
kuningan. Berikut adalah gambar kerangka dan keterangannya :
1. maxilla
2. mandibula
3. Atlas
4. axis
5. vertebra cervicalis VI
6. vertebra thoracica I
7. vertebra thoracica VII
8. vertebra thoracica XIII
9. vertebra lumbalis V
10. os sacrum
11. vertebrae coccgeae
12. costa I
13. costa XIII
14. cartilagines costales
15. sternum
16. scapula
17. humerus
18. ulna
19. radius
2.4 Fungsi Masing – masing Bagian Tulang
8
1. Tulang belakang
Tulang belakang bersifat fleksibel karena beruas dan setiap ruas dihubungkan
oleh cakram interverbal yang tersusun dari tulang rawan. Collumna vertebralis
(tulang belakang) terdiri atas rangkaian tulang tunggal, berbentuk tidak teratur
dan memanjang dari ujung kepala sampai ujung ekor. Tulang- tulang tunggal ini
merupakan tiang yang kokoh tetapi cukup fleksibel. Sifat ini diperlukan agar
collumna vertebralis dapat memenuhi fungsi seperti berikut :
1. Sebagai alat yang meneruskan tenaga pendorong dari kaki belakang ke
bagian depan tubuh.
2. Sebagai penahan berat organ dalam tubuh
3. Sebagai alat gerakan yang memerlukan fleksibilitas cukup tinggi
4. Sebagai wadah untuk medulla spinalis.
2. Tulang cranium
Cranium adalah tulang yang membentuk kerangka dasar kepala dan
merupakan anggota tubuh hewan terdepan, tersusun atas banyak tulang dan
berhubungan ke belakang dengan columna vertebralis. Tulang ini mempunyai
fungsi untuk melindungi otak, penyokong alat-alat indera, pembentukan dan
perlekatan tanduk, dan pembentukan awal tractus digestivus dan tractus
respiratorius.
3. Tulang sternum
Sternum merupakan tulang dada yang terdapat dipangkal otak dan merupakan
tempat pelekatan kartilagokartalis. Bagian cranial sternum disebut manubrium.
Bagian tengah disebut trunkus body dan bagian kaudal disebut prosessus
sifoideus. Sternum terdiri atas segmen-segmen yang disebut sternebrae yang pada
usia lanjut akan berfusi menjadi satu. Jumlah sternum pada sapi ada 7 buah.
4. Tulang ekstremitas anterior dan posterior
Bentuk dari kaki depan yang nomal akan mempermudah ternak dalam
melakukan pengambilan makanan (prehensi), kaki bagian depan yang baik adalah
lurus dan kuat. Fungsi dari kaki depan adalah menyangga bagian tubuh ternak
khususnya bagian kepala (Cranialis), leher (cervikalis) yang terdiri dari tulang
atlas, exis, dan cervik, dada (thoracalis), tulang lumbalis, costae, dan bagian-
9
bagian yang menempel atau berada dekat dengan tulang-tulang tersebut (Blakely
dan Bade, 1994).
Kaki belakang pada sapi perah perlu di perhatikan untuk menilai
kemampuan ternak dalam menyangga tubuh bagian belakang, Pertumbuhan kaki
belakang pada ternak perah akan berpengaruh terhadap kemampuan sapi untuk
menyangga bagian belakang khususnya ambing serta bagian organ belakang sapi
seperti tulang pelvis dan yang ada di dalamnya, criteria kaki belakang yang baik
adalah kuat, cukup lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar, serta
memiliki sudut yang tepat untuk melangkah (Frandson, 1992).
5. Tulang pelvis
Sapi dara perlu lebih banyak bantuan dari sapi dewasa, hal ini dikarenakan
ukuran sapi dara lebih kecil. Ukuran pelvic (saluran kelahiran) makin besar
sejalan dengan kedewasaan induk. Sapi pada umur 2-3 tahun memiliki pelvic yang
kecil, sehingga memiliki tingkat kesulitan paling tinggi dan perlu bantuan pada
saat melahirkan. Untuk mengurangi resiko bisa dipilih mengurangi berat pedet
dengan seleksi pejantan, dan memilih sapi dara dengan pelvic yang lebar, Pedet
besar yang dipaksa melewati pelvic yang baru sedikit membuka akan
menyebabkan pedet mati dan induk cedera (Nugroho, 2008).
2.5 Kelainan Pada Tulang
Kelainan pada tulang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik
faktor genetik, usia, nutrisi, tingkah laku ternak, maupun lingkungan.
Pencemaran mikroorganisme patogen yang disebabkan oleh faktor lingkungan
merupakan salah satu indikator penyebab kelainan bentuk tulang. Berikut ini
contoh kelainan yang terjadi pada tulang yaitu sebagai berikut.
1. Osteomeilitis/ Osteomalasia
Osteomalasia merupakan peradangan tulang yang menyebabkan tulang
melemah dan melunak akibat kalsium dan fosfor. Volume matriks tulang tidak
berubah. Kerusakan sumsum tulang menyebabkan pembentukan sel B di dalam
tulang berkurang dan menyebabkan ternak rentan terserang penyakit lain karena
antibodi yang dihasilkan sel B jumlahnya sedikit. Hal ini didukung dengan
pendapat Haryati (2009) yang menyatakan bahwa, kekurangan Ca akan
10
menyebabkan tulang sapi menjadi rapuh (Oseomalasia). Peradangan pada
sumsum tulang dapat timbul karena kontak dengan toksikan secara klinis. Contoh
zat toksik dalam senyawa ini adalah Merkuri.
2. Nekrosis
Hancurnya tulang juga terjadi karena kontak dengan toksikan secara kronis.
Contoh zat toksik ini adalah senyawa Arsen (Merpaung, 2004).
7. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang merusak, sering kali dimulai
sebagai bagian dari proses penuaan. Penyakit ini sering disebut “aus” karena
merupakan akibat dari kegiatan sehari-hari, yang ditandai dengan kemerosotan
tulang rawan yang melindungi tulang-tulang saat bergerak di sendi. Penyebab
penyakit ini dipengaruhi oleh sendi penahan beban yang lebih besar terlebih
dahulu, seperti pinggul, lutut, dan wilayah lumbar dari kolom tulang belakang
(Balaban dan Bobick, 2014).
8. Hipokalsemia
Hipokalsemia pada sapi perah mempunyai beberapa sinonim yaitu milk fever,
paresis puerpuralis dan parturient paresis (Goff 2006). Milk fever adalah penyakit
gangguan metabolisme yang terjadi pada sapi betina menjelang/saat/sesudah
melahirkan yang menyebabkan sapi menjadi lumpuh. Milk Fever ditandai dengan
menurunnya kadar kalsium (Ca) dalam darah (Horst et al. 1997). Ca berperan
penting dalam fungsi system syaraf. Jika kadar Ca dalam darah berkurang drastis,
maka pengaturan sistem syaraf akan terganggu, sehingga fungsi otak pun
terganggu dan sapi akan mengalami kelumpuhan. Kasus milk fever terjadi pada
48 – 72 jam setelah sapi melahirkan, sapi yang mengalami gangguan ini biasanya
sapi yang telah beranak lebih dari tiga kali. Sapi berumur 4 tahun dan produksi
tinggi (lebih dari 10 liter) lebih rentan mengalami milk fever. Selain itu, angka
kejadian milk fever 3-4 kali lebih tinggi pada sapi yang dilahirkan dari induk yang
pernah mengalami milk fever.
11
III. KESIMPULAN
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai
tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem pertulangan merupakan
salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm. Tulang-tulang tersebut
membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam
melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (cartilago) dan
Ligamenta.
Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi Ossa longa (tulang
panjang), ossa plana (tulang pipih), ossa brevia (tulang pendek), ossa irregularis
(tulang tidak beraturan). Kerangka pada tubuh sapi terbagi menjadi lima bagian.
Bagian ini terdiri dari crania, columna vertebralis, pelvis, extremitas anterior dan
extremitas posterior.
12