otitis media akut - refluks esofagus

16
OTITIS MEDIA AKUT DEFINISI Otitis media akut adalah infeksi atau peradangan akut pada sebagian atau seluruh rongga telinga tengah, sering diderita oleh bayi dan anak-anak, penyebabnya infeksi virus atau bakteri. Pada penyakit bawaan seperti down syndrome dan anak dengan alergi sering terjadi. Terapi antibiotika dan kunjungan ke dokter THT dalam proses perbaikan sangat disarankan.Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. ETIOLOGI Bakteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur dibawah 5 tahun. PATOFISIOLOGI Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Penyebab utamanya adalah tersumbatnya tuba Eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif akut (OMA), yaitu : infeksi saluran nafas atas (common cold) yang terjadi terutama pada pasien anak-anak Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal. MANIFESTASI KLINIS

Upload: medhagitta

Post on 12-Apr-2016

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas farmasi - terapi OMA dan refluks esofagus

TRANSCRIPT

Page 1: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

OTITIS MEDIA AKUT

DEFINISIOtitis media akut adalah infeksi atau peradangan akut pada sebagian atau

seluruh rongga telinga tengah, sering diderita oleh bayi dan anak-anak, penyebabnya

infeksi virus atau bakteri. Pada penyakit bawaan seperti down syndrome dan anak

dengan alergi sering terjadi. Terapi antibiotika dan kunjungan ke dokter THT dalam

proses perbaikan sangat disarankan.Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis

media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.

ETIOLOGIBakteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus

hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri

penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli, Streptokokus anhemolitikus,

Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza merupakan bakteri

yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur dibawah 5 tahun.

PATOFISIOLOGITerjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga

kesterilan telinga tengah. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba

Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam

telinga tengah. Penyebab utamanya adalah tersumbatnya tuba Eustachius sehingga

pencegahan invasi kuman terganggu. Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif

akut (OMA), yaitu : infeksi saluran nafas atas (common cold) yang terjadi terutama pada

pasien anak-anak Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena

letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.

MANIFESTASI KLINISGejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) tergantung dari stadium penyakit

dan umur penderita. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga yang berat dan menetap.

Bisa terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara. Gejala stadium supurasi

berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada stadium perforasi. Gejala klinik otitis

media supuratif akut (OMA) berdasarkan umur penderita, yaitu : Gejalanya : demam

tinggi bisa sampai 39ºC• Bayi dan anak kecil  (khas), sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat

tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit.

 Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk

pilek.• Anak yang sudah bisa bicara Gejalanya : rasa nyeri dan• Anak lebih besar dan

orang dewasa  gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang), mual,

muntah, diare dan demam sampai 40.5ºC.

STADIUM OTITIS MEDIA  AKUT (OMA)

Page 2: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

Stadium otitis media spuratif akut  ( OMA) Stadium otitis media supuratif akut

(OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :

         Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai

oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan negatif dalam telinga tengah karena

terjadinya absorpsi udara. Selain retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap

normal atau hanya berwarna keruh pucat atau terjadi efusi (tidak dapat dideteksi).

Stadium oklusi dari otitis media supuratif akut (OMA) sukar dibedakan dengan tanda dari

otitis media serosa akibat virus atau alergi

         Stadium Hiperemis (Presupurasi)

Stadium hiperemis (pre supurasi) akibat pelebaran pembuluh darah di membrane

timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan

adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat.

         Stadium Supurasi

Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen (nanah). Selain

itu edema pada mukosa telinga tengah makin hebat dan sel epitel superfisial hancur.

Ketiganya menyebabkan terjadinya bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah liang

telinga luar.Pasien akan tampak sangat sakit, nadi & suhu meningkat dan rasa nyeri di

telinga bertambah hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak. Stadium

supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan ruptur

membran timpani akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani.

Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini disebabkan

oleh terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena penumpukan

nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena

kecil.Keadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan miringotomi.

Bedah kecil ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran timpani sehingga

nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada

membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit menutup

kembali. Bahkan membran timpani bisa tidak menutup kembali jika membran timpani

tidak utuh lagi.

         Stadium Perforasi

Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa

nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.

Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering

disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman.

Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur

nyenyak. Jika membran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret (nanah) tetap

Page 3: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

berlangsung selama lebih 3 minggu maka keadaan ini disebut otitis media supuratif

subakut. Jika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih 1,5-2 bulan maka

keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik (OMSK).

         Stadium Resolusi

Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga erforasi

membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Stadium ini

berlangsung jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi

kuman rendah. Stadium ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai

mengering.Apabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis

media supuratif kronik (OMSK). Kegagalan stadium ini berupa membran timpani tetap

perforasi dan sekret tetap keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.Otitis media

supuratif akut (OMA) dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media

serosa. Otitis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa

mengalami perforasi membran timpani

KOMPLIKASIKomplikasi yang bisa timbul jika otitis media tidak segera diobati adalah

mastoiditis atau petrositis (infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah), perforasi

gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar. Komplikasi lebih lanjut seperti

infeksi atau peradangan ke selaput otak (meningitis) walau jarang masih mungkin terjadi,

sumbatan pembuluh darah akibat tromboemboli juga bisa terjadi. Disarankan segera

bawa anak anda bila rewel dan memegang-megang telinga, tidak nyaman merebah

demam dan keluar cairan pada telinga. Bila anda memeriksakan secara dini otitis media

bisa dicegah sebelum memberikan kerusakan lebih lanjut dengan paracentesis atau

miringotomi. Komplikasi lain yang serius adalah: Labirintitis (infeksi pada kanalis

semisirkuler), kelumpuhan pada wajah, tuli dan abses otak Tanda-tanda terjadinya

komplikasi antara lain : sakit kepala, tuli yang terjadi secara mendadak, vertigo (perasaan

berputar), demam dan menggigil.

           

KLASIFIKASIOtitis media terdiri atas :

1) Otitis media supuratif

a. Otitis media supuratif akut atau otitis media akut

b. Otits media supuratif kronik

2) Otitis media non supuratif, atau otitis media serosa

a. Otitis media serosa akut (barotrauma atau aerotitis)

b. Otitis media serosa kronik (glue ear)

Page 4: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

3) Otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosa

4) Otitis media adhesive

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga

dengan otoskop. Untuk menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan

terhadap nanah atau cairan lainnya dari telinga.

a. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi pada telinga bagian tengah

b.Perubahan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan

pendengaran

c. Hipertermi berhubungan dengan infeksi pada telinga bagian tengah

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang hebat

e. Nausea berhubungan dengan gejala labirintis

f. Cemas berhubungan dengan perubahan status dalam kesehatan

Page 5: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

PENATALAKSANAAN

Terapi otitis media supuratif akut (OMA) tergantung pada stadium penyakitnya.

Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas, dengan

pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik dan antipiretik.

1.Stadium Oklusi tuba Eustachius.

Terapinya : obat tetes hidung & antibiotik

HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 12 tahun. HCl

efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan orang

dewasa.

Tujuan : Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat sehingga tekanan

negatif dalam telinga tengah akan hilang.

Antibiotik diberikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis media yang

disebabkan virus dan alergi (otitis media serosa).

2.Stadium Pre Supurasi (Hiperemis)

Terapinya : antibiotik, obat tetes hidung, analgetik & miringotomi.

Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin dan eritromisin. Berikan golongan

penisilin atau ampisilin selama minimal 7 hari. Golongan eritromisin dapat kita gunakan

jika terjadi alergi penisilin. Penisilin intramuskuler (IM) sebagai terapi awal untuk

mencapai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini untuk mencegah terjadinya

mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Berikan

ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin atau eritromisin

masing-masing 50 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 3 dosis pada pasien anak.

3) Stadium Supurasi

Terapinya : antibiotik & miringotomi Selain antibiotik pasien harus dirujuk untuk

dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang.

4) Stadium Perforasi

Terapinya : antibiotik & obat cuci telinga Terlihat sekret banyak keluar, kadang

secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik

yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan

menutup sendiri dalam 7-10 hari.

5)Stadium Resolusi

Terapinya : Antibiotik Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu bila tidak

terjadi resolusi. Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa

telinga tengah. Curigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita

berikan antibiotik selama 3 minggu

Page 6: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

Miringotomi

Meringiotimi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar terjadi

drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar. Tindakan bedah kecil ini harus

dilakukan a vue (lihat langsung), pasien harus tenang dan dikuasai. Lokasi insisi di

kuadran posterior inferior. Operator harus memakai lampu kepala dengan sinar yang

cukup terang, corng telinga yang sesuai, serta pisau : parasentesis yang kecil dan steril.

Dianjurkan untuk melakukannya dengan narkosis umum dan memakai mikroskop.

Bila pasien mendapat terapi yang adekuat, miringotomi tidak perlu dilakukan,

kecuali bila jelas tampak adanya nanah di telinga tengah. Komplikasi yang mungkin

terjadi adalah perdarahan akibat trauma liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran,

trauma pada fenestra rotundum, trauma nervus fasialis, dan trauma pada bulbus jugular

Parasentesis

Parasentesis adalah pungsi pada membran timpani dengan semprit dan jarum khusus

untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik. Komplikasinya kurang lebih

sama dengan miringotomi.

Dalam kasus ini, Otitis Media Akut Non Perforasi (oklusi tuba eustachii), maka, diresepkan :

R/ Amoxicylin tab mg 500 No. XXI

S 3 dd tab I

R/ HCl Efedrin 1% gtt nasales fl No. I

S 2 dd gtt II nasales

R/ Asam Mefenamat tab mg 500 No. X

S p.r.n 1-3 dd tab I

Pro : Tn A (37 th)

Page 7: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

Pembahasan obat :

a. Amoxicylin

Antibiotik beta lactam golongan penisilin

Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding

mikroba. Obat + PBD kuman menghambat sintesis dinding sel kuman karena

proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu terjadi aktivasi

enzim proteolitik pada dinding sel

Dosis : 3 x 1 tab

b. HCl Efedrin 1 %

Khasiatnya adalah dekongestan, untuk membuka saluran tuba yang

edema. Perlu dipakai hati-hati pada penderita hipertensi.resorbsinya baik dan

dalam waktu ½ - 1 jam sudah terjadi dilatasi. Dalam bentuk tetes hidung tidak

boleh digunakan dalam waktu lama.

c. Asam Mefenamat

Derifat atranilat dengan khasiat anti analgetis, antipiretis, dan antiradang. Sering

untuk terapi nyeri. Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan lambung-

usus.

Page 8: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

REFLUKS OESOPHAGUS

Definisi

Refluks gastroesofagus (RGE) atau gastroesophageal reflux (GER) adalah

masuknya isi lambung ke dalam esofagus (kerongkongan).

Esofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut ke lambung. Otot

berbentuk cincin di bagian bawah esofagus (sfingter esofagus bawah) membuka dan

menutup agar makanan masuk ke dalam lambung.  Sfingter ini membuka agar udara

dapat keluar setelah makanan masuk. Pada bayi, ketika sfingter membuka, isi lambung

masuk ke dalam esophagus, dan dapat keluar dari rongga mulut, menyebabkan

regurgitasi (gumoh), atau meludah, dan muntah. Pada sebagian besar kasus akan

sembuh sendiri dan tidak perlu penanganan/terapi khusus. Bayi seringkali menjadi rewel

dan menangis terus-menerus, sehingga orangtua perlu memperoleh pengetahuan yang

benar agar tidak menjadi panik.

Paling banyak terjadi pada bayi sehat berumur 4 bulan, dengan > 1x episode

regurgitasi

Pada umur 6 – 7 bulan, gejala berkurang dari 61% menjadi 21%

Hanya 5% bayi berumur 12 bulan yang masih mengalami RGE

Penyakit Refluks Gastroesofagus (PRGE) atau gastroesophageal reflux disease

(GERD) adalah ketika RGE menimbulkan komplikasi. Keadaan ini jarang terjadi, dan

meningkat pada anak dengan palsi serebral (cerebral palsy), sindroma Down, fibrosis

kistik (cystic fibrosis), dan kelainan anatomi saluran cerna atas (fistula trakeoesofagus,

hernia hiatus, stenosis pilorum).

Komplikasi RGE antara lain: esofagitis (radang esofagus), gagal tumbuh (failure

to thrive), perdarahan saluran cerna akibat iritasi mukosa (selaput lendir), dan aspirasi

(masuknya cairan/isi lambung ke dalam saluran napas) yang menyebabkan sesak napas.

Page 9: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

Gejala

Gejala PRGE adalah muntah dengan:

rewel terus-menerus

tidak mau makan

berat badan turun atau persentil menurun (pada tabel pertumbuhan/growth chart)

muntah darah (hematemesis)

batuk kronik, mengi

apnea (henti napas sesaat) berulang

Tabel 1. Tanda dan Gejala PRGE pada Bayi dan Anak

Bayi Anak dan Remaja

Tidak mau makan/minum/menetek Nyeri perut

Muntah berulang Rasa terbakar di dada/ulu hati (heartburn)

Gagal tumbuh (failure to thrive) Muntah berulang

Rewel terus-menerus Kesulitan menelan (disfagia)

Tersedak/apnea (henti napas sesaat)

berulang Batuk kronik/mengi

Posisi opistotonus Suara serak

Tabel diambil dari Medscape

Penilaian (Assessment)

Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi) umumnya tidak diperlukan,

karena gejala akan menghilang dengan sendirinya. Yang penting dilakukan adalah

menenangkan orangtua. Jika gejala-gejala PRGE menetap selama 1 minggu, anak

dibawa ke dokter.

Pemeriksaan penunjang radiologis (barium enema), laboratorium (mengukur

kadar pH lambung), dan endoskopi dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

antara gejala dengan RGE, dan memiliki keterbatasan masing-masing, serta

penggunaannya sangat individual tergantung keadaan pasien, setelah diputuskan oleh

dokter ahli gastroenterologi. Umumnya pada anak yang tampak sehat tanpa gangguan

pertumbuhan, tidak diperlukan pemeriksaan penunjang ini.

Page 10: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

Tata Laksana

Pada bayi dengan ASI Eksklusif, jangan mengganti/menambahkan ASI dengan

susu formula, dan pada bayi dengan konsumsi susu formula, tidak perlu mengganti ke

jenis susu formula khusus.

Pada bayi dengan muntah berulang dan gejala PRGE:

singkirkan kemungkinan lain seperti muntah, obstruksi (sumbatan) saluran cerna,

dll

konsultasi segera ke dokter

Pada bayi dengan muntah berulang dan rewel/menangis terus-menerus, selama ada

penambahan berat badan secara normal, dan tidak ada gejala PRGE, keadaan

disimpulkan sebagai bayi menangis biasa dengan RGE normal.

Baik antagonis reseptor histamin (H2) dan penghambat pompa proton (proton

pump inhibitors) dapat mengurangi gejala dan memulihkan mukosa (selaput lendir)

saluran cerna.

Tabel 3. Dosis Obat pada PRGE dengan Indikasi

Obat Dosis Frekuensi

Antagonis H2

Cimetidine 40 mg/kg/hari 3 – 4 x/hari

Famotidine 1 mg/kg/hari 2 x/hari

Ranitidine 5-10 mg/kg/hari 2 – 3 x/hari

Penghambat Pompa Proton (PPI)

Lansoprazole 0.4-2.8 mg/kg/hari Sekali sehari

Omeprazole 0.7-3.3 mg/kg/hari Sekali sehari

Tabel diambil dari Medscape

Page 11: Otitis Media Akut - Refluks Esofagus

Dalam kasus ini, anak kecil dengan BB 10 kg, datang dengan keluhan muntah, turgor (+)

normal, belum ada tanda-tanda dehidrasi, diresepkan :

R/ Ranitidine mg 750

Saccharin q.s

m.f.l.a pulv dtd XV m.et.v

S 2 dd pulv I

R/ Omeprazole mg 10

Saccharin q.s

m.f.l.a pulv dtd V

S 1 dd pulv I hora somni

Pro : An. Lita (10 th)

Pembahasan Obat :

a. Ranitidin

Resorbsi baik. Tidak dipengaruhi makanan, ekskresi melalui kemih, menghambat

produksi asam dalam lambung.

b. Omeprazole

Senyawa benzimidazol, penghambat pompa proton yang digunakan dalam terapi

untuk menurunkan dengan sangat kuat produksi asam lambung.