otsus

7
Dalam sitem pemerintahan daerah di indonesia ada yang dikenal ada yang dikenal dengan otonomi daerah dan ada pula otonomi khusus. Otonomi daerah diberikan kepada seluruh daerah – daerah yang ada di indonesia, sedangkan otonomi khusus itu hanya diberikan kepada daerah – daerah tertentu. Dalam perjalannanya, otonomi khusus baru diberikan kepada 4 daerah provinsi di indonesia yaitu antara lain : 1. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Provinsi Nangro Aceh Darussalam melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh. 3. Provinsi Papua dan Papua Barat melaui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Setiap daerah Provinsi tersebut memiliki kekhususan masing – masing sesuai yang di atur dalam Undang-Undang-nya. Beberapa hal yang menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain : 1. Provinsi dki jakarta berkedudukan sebagai ibu kota negara kesatuan republik indonesia.

Upload: rijalul-fikri

Post on 13-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Dalam sitem pemerintahan daerah di indonesia ada yang dikenal ada yang dikenal dengan otonomi daerah dan ada pula otonomi khusus. Otonomi daerah diberikan kepada seluruh daerah daerah yang ada di indonesia, sedangkan otonomi khusus itu hanya diberikan kepada daerah daerah tertentu.Dalam perjalannanya, otonomi khusus baru diberikan kepada 4 daerah provinsi di indonesia yaitu antara lain :1. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.2. Provinsi Nangro Aceh Darussalam melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.3. Provinsi Papua dan Papua Barat melaui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.Setiap daerah Provinsi tersebut memiliki kekhususan masing masing sesuai yang di atur dalam Undang-Undang-nya.Beberapa hal yang menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain :1. Provinsi dki jakarta berkedudukan sebagai ibu kota negara kesatuan republik indonesia.2. Provinsi dki jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibukota nkri dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi.3. Provinsi dki jakarta berperan sebagai ibukota nkri yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban dan tanggungjawab tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional.4. Wilayah provinsi dki jakarta dibagi dalam kota administratif dan kabupaten administratif.5. Anggota dprd provinsi dki jakarta berjumlah pling banyak 125% dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk dki jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.6. Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet yang menyangkut dengan kepentingan ibukota nkri . gubernur mempunyai hak protokoler, termasuk mendampingi presiden dalam acara kenegaraan.7. Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan provinsi dki jakarta sebagai ibukota negara ditetapkan bersama antara pemerintah dan dpr dalam apbn berdasarkan usulan pemerintah dki jakarta.Hal hal mendasar yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh adalah sebagai berikut :1. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan Daerah provinsi dalam sistem Nkri berdasarkan uud ri tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah aceh dan dewan perwakilan rakyat daerah aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing masing.2. Tatanan otonomi seluas-luasnya yang diterapkan di aceh berdasarkan uu pemerintahan aceh ini merupakan sub sistem dalam sistem pemerintahan secara nasional.3. Pengaturan dalam qanun aceh maupun kabupaten/kota yang banyak diamanatkan dalam uu pemerintahan aceh merupakan wujud konkrit bagi terselenggaranya kewajiban konstitusional dalam pelaksanaan pemerintahan tersebut.4. Pengaturan perimbangan keuangan pusat dan daerah tercermin melalui pemberian kewenangan untuk pemanfaatan sumber pendanaan yang ada.5. Implementasi formal penegakan syariat islam dengan asas personalitas keislaman terhadap setiap orang yang berada di aceh tanpa membedakan kewarganegaraan, kedudukan, dan status dalam wilayah sesuai dengan batas batas daerah provinsi aceh.Sedangkan, yang menjadi inti dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berikut :1. Pengaturan kewenangan antara pemerintah dengan pemerintah provinsi papua serta penerapan kewenangan tersebut di provinsi yang dilakukan dengan kekhususan.2. Pengakuan dan penghormatan hak hak dasar orang asli papua serta pemberdayaannya secara strategis dan mendasar3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang bercirikan :a. Partisipasi masyarakat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama dan kaum perempuan.b. Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli papua pada khususnya dan penduduk provinsi papua pada umumnya dengan berpegang teguh pada prinsip prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan, berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakatc. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang transfaran dan bertanggungjawab kepada masyarakat.4. Pembagian wewenang, tugas, dan tanggungjawab yang tegas dan jelas antara badan legiislatif, eksekutif dan yudikatif serta majelis rakyat papua sebagai representasi kultural penduduk asli papua yang diberikan kewenangan tertentu.DAMPAK OTONOMI KHUSUS DI INDONESIASebagaimana kita ketahui bahwa diberikannya Otonomi Khusus kepada suatu daerah Provinsi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi tersebut. Namun yang terlihat sampai saat ini adalah belum maksimalnya apa yang diharapkan dari Otonomi Khusus tersebut. Kita dapat melihat bagaimana sampai saat ini masyarakat di Provinsi Nangro Aceh Darussalam, Papua maupun Papua Barat masih banyak yang berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah. Hal ini menandakan bahwa Otonomi Khusus yang dimiliki Provinsi Provinsi tersebut masih tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Sampai saat ini, Otonomi Khusus yang diberikan kepada Aceh, Papuadan Papua Barat masih bisa dikatakan gagal total. Oleh karena itu kegagalan kegagalan yang terjadi berdampak buruk pada apa yang diimpikan oleh Pemerintah Pusat yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Provinsi tersebut.Dampak negatif dari diberikannya Otonomi Khusus kepada Provinsi Provinsi tertentu salah satunya adalah kecemburuan akan terjadi pada daerah daerah lain yang ada di indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya daerah daerah yang meminta untuk diberikan Otonomi Khusus seperti yang diberikan kepada Papua, Papua Barat dan Aceh. Daerah daerah yang gencar memperjuangkan Otonomi Khusus untuk daerahnya adalah semisal Kalimantan Timur dan Riau. Keseriuasan kedua Provinsi ini untuk memperjuangkan Otonomi Khusus adalah karena kedua Provinsi ini merupakan Provinsi terkaya yang ada di indonesia selain dari Provinsi Papua. Kalimantan Timur dan Riau merasa cemburu kepada daerah yang telah mendapatkan Otonomi Khusus, mereka beranggapan bahwa sebagai daerah yang kaya seharusnya mereka juga layak mendapatkan Otonomi Khusus. kecemburuan kecemburuan seperti ini dikhawatirkan dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena dengan kecemburuan tersebut kemungkinan besar akan terjadi gerakan gerakan separatis di daerah daerah tersebut.Kemudian, Otonomi Khusus yang diberikan cenderung terlalu berlebihan sehingga ditakutkan bahwa nantinya dengan Otonomi Khusus maka Indonesia nantinya akan menjadi suatru Negara Federal, karena cenderung Otonomi Khusus tersebut mengarah kesana. Hal ini dibuktikan dengan besarnya kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang mendapatkan Otonomi Khusus.Masalah yang akan muncul dari kewenangan yang besar tersebut adalah akan muncul arogansi Pemerintah Daerah tersebut dengan bertindak seenaknya. Hal semacam ini telah terjadi baik diAceh maupun di Papua Barat. Di Aceh ada sebuah Qanun (Peraturan Daerah) yang mengharuskan kepada seluruh wanita untuk mengenakan jilbab jika ingin keluar dari rumahnya, sedangkan di Papua Barat ada Peraturan yang melarang bagi wanita untuk mengenakan jilbab. Jika di Aceh mengaruskan sebaliknya dengan Papua Barat yang melarang. Namun, baik itu mengharuskan maupun melarang itu sama saja telah melanggar Konstitusi negara Indonesia yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak memilih agamanya masing - masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Hal seperti ini tentunya sangat tidak boleh terjadi. Pelanggaran konstitusi sebenarnya sangat diharamkan di negeri ini, namun bagi mereka mereka yang mendapatkan Otonomi Khusus seolah olah dibenarkan untuk melanggar konstitusi.Selain daripada hal diatas, masih banyak lagi masalah masalah yang timbul akibat dari pemberian Otonomi Khusus kepada daerah daerah tertentu. Seperti di Aceh yang mengesahkan Bendera Aceh melaui Qanun-nya begitu juga dengan bendera bendera bintang kejora di Papua. Hal ini juga merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan, namun akibat dari istimewa-nya mereka mereka itu, seolah-olah hal itu dibiarkan saja.Dengan dana yang cukup melimpah juga dikhawatirkan akan terjadi penyelahgunaan kewenangan di daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kesenjangan sosial yang terjadi di daerah yang mendapatkan Otonomi Khusus. Bagaimana megahnya kediaman Wali Nangro di Aceh? Sedangkan masyarakatnya masih banyak yang berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah. Begitu pula di Papua, berdasarkan penelitian bahwa di Papua sangat rentan terjadi penggelapan APBD atau korupsi yang berakibat pada gagalnya mereka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.Seharusnya pemberian Otonomi Khusus haruslah difikirkan lebih jauah tentang dampak yang akan terjadi. Apakah positif nya akan lebih banyak daripada negatif nya atau bahkan sebaliknnya dan Satu hal yang paling perlu kita garisbawahi adalah kegagalan Aceh, Papua dan Papua Barat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya adalah suatu kegagalan dari Otonomi Khusus yang diberikan kepada mereka, sehingga menurut penulis bahwa pemberian otonomi Khusus Kepada Aceh, Papua dan Papua Barat perlu di tinjau kembali.TERIMAKASIH!!!