outline ku

14
OUTLINE USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TEKNIK BUDIDAYA (Capsicum annum L.) PRODUKSI BENIH CABAI DI PT. BENIH CITRA ASIA, MAJENANG Oleh: Yuda Galang Priyanto NIM A1L012041

Upload: galang

Post on 18-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dfcddsdf

TRANSCRIPT

OUTLINE USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGANTEKNIK BUDIDAYA (Capsicum annum L.) PRODUKSI BENIH CABAI DI PT. BENIH CITRA ASIA, MAJENANG

Oleh:Yuda Galang PriyantoNIM A1L012041

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2015

2

3

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangCabai (Capsicum annum L.) merupakan komoditas penting (Barus, 2006). Cabai tidak hanya digunakan untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga digunakan dalam industri makanan, dan obat (Rukmana dan Yuniarsih, 2005). Statistik menunjukan bahwa konsumsi cabai dari tahun 2007-2011 terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,47 %/tahun (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2012). Produksi cabai tahun 2011 baru mencapai 888.852 ton (Badan Pusat Statistik, 2013), sedangkan kebutuhan mencapai 1.644.000 ton (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2012).Produktivitas cabai nasional masih sangat rendah. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), produktivitas cabai nasional baru mencapai 7,93 ton/ha, padahal potensi hasil bisa mencapai 40 ton/ha (Agustin et al., 2010). Peningkatan kebutuhan akan komoditas buah cabai semakin terjadi seiring dengan pertumbuhan industri makanan, obat obatan dan kosmetika yang memanfaatkannya (Nawangsih et al., 1994). Luas daerah penanaman cabai di Indonesia adalah 182.000 ha dengan rata-rata produksi 2,6 ton/ha (BPS, 1996). Indonesia merupakan negara dengan daerah penanaman terluas di dunia, tetapi produktivitasnya masih jauh di bawah rata-rata produksi dunia yang mencapai 9,5 ton/ha (FAO, 1995).Rendahnya produktivitas, salah satunya karena penggunaan benih kurang bermutu di tingkat petani dan teknik budidaya yang belum sempurna (Siregar dan Khardinata, 2005). Faktor lain yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai di Indonesia disebabkan oleh kualitas benih yang masih rendah, teknik budidaya yang diterapkan belum optimal, dan gangguan hama serta penyakit (Hening, 1999). Usaha untuk meningkatkan hasil cabai merah adalah dengan menggunakan benih bermutu (Marliah et al., 2011 ). Keberhasilan usaha tani cabai salah satunya ditentukan oleh kualitas benih. Panduan teknis produksi benih inti dan benih pejenis cabai disusun untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan produksi benih inti dan benih penjenis varietas - varietas unggul tanaman cabai, sehingga diperoleh benih cabai berkualitas (Kusandriani, 2005). Mutu benih terdiri atas mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu kesehatan atau patologis. Mutu fisik, fisiologis, dan genetik telah mendapat perhatian dalam program pengembangan perbenihan, namun mutu patologis belum banyak menjadi perhatian. Di sisi lain, benih merupakan salah satu sarana penyebaran penyakit, termasuk tanaman cabai (Raka, 2012).Pengetahuan terkait produksi benih sangat diperlukan untuk mengatasi produktivitas cabai yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan Praktik Kerja Lapangan dengan judul Teknik Budidaya Produksi Benih Cabai (Capsicum annum L.) di PT. Benih Citra Asia Majenang.

B. Tujuan dan SasaranTujuan Praktik Kerja Lapangan adalah:1. Mengetahui dan melaksanakan praktik tentang teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.2. Mengkaji teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.3. Mengkaji kendala dan cara mengatasinya dalam teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.4. Mengetahui sistem organisasi perusahaan PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.Sasaran Praktik Kerja Lapangan adalah:1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai praktik teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.2. Memperoleh informasi teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.3. Memperoleh informasi mengenai kendala dan cara penanganannya dalam teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.4. Memperoleh informasi mengenai sistem organisasi perusahaan PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.

C. Manfaat1. Praktik Kerja Lapangan dapat dijadikan sarana menambah pengalaman kerja yang tidak diperoleh dalam kegiatan perkuliahan.2. Praktik Kerja Lapangan dapat dijadikan sarana memperoleh ilmu pengetahuan mengenai organisasi perusahaan.3. Praktik Kerja Lapangan dapat dijadikan sumber informasi untuk penelitian.

II. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGANA. Tempat dan Waktu Praktik Kerja LapanganPraktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap. Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan Agustus September 2015.

B. Materi Praktik Kerja LapanganMateri yang akan dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan adalah teknik budidaya produksi benih tanaman cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang. Materi lain mengkaji tentang keadaan umum perusahaan PT. Benih Citra Asia, Majenang.

C. Pelaksanaan Praktik Kerja LapanganPraktik Kerja Lapangan dilakukan dengan berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan teknik budidaya produksi benih cabai di PT. Benih Citra Asia, Majenang, Cilacap.

D. Pengambilan DataPraktik Kerja Lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi, pengamatan, praktik langsung, dan wawancara dengan staff dan pekerja setempat. Data sekunder diperoleh dari informasi berupa catatan, buku, dokumen dan pustaka lain yang berhubungan dengan teknik budidaya produksi benih cabai.

III. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja LapanganTabel 2. Jadwal pelaksanaan praktik kerja lapanganNo.Jenis KegiatanMinggu ke-

1234

1Pengenalan lapang

2Praktik kerja lapangan dan pengambilan data primer

3Pengambilan data sekunder

4Tahap penyelesaian

5Pembuatan laporan

DAFTAR PUSTAKAAgustin, W., S. Ilyas, S.W. Budi, I. Anas, dan F.C. Suwarno. 2010. Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Pemupukan P untuk Meningkatkan Hasil dan Mutu Benih Cabai (Capsicum annuum L.). J. Agron Indonesia 38: 218-224.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Tahun 2012. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Barus, W.A. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Cabai (Capsicum annum L.) Dengan Penggunaan Mulsa dan Pemupukan PK. Jurnal penelitian bidang pertanian 4: 41-44.

BPS. 1996. Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan 1995. Biro Pusat Statistik, Jakarta.

FAO. 1995. Yearbook: Production 1995. Food and Agriculture Organization (FAO) of The United Nations, Rome.

Kusandriani, Yenni dan Agus Muharam. 2005. Produksi Benih Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung.

Marliah, A., M. Nasution, dan Armin. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Cabai Merah pada Media Tumbuh yang Berbeda. J. Floratek 6: 84-91.

Nawangsih, A.A., H.P. Imdad dan A. Wahyudi. 1994. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya, Jakarta

Raka, I Gusti Ngurah, dkk. 2012. Pengaruh Dry Heat Treatment Terhadap Daya Simpan Benih Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). J. Agric. Sci. And Biotechnol. 1: 45 51.

Rukmana, R. dan Y. Yuniarsih. 2005. Teknologi Tepat Guna Cabai Merah, Penanganan Pasca Panen. Kanisius, Yoryakarta. 41 hlm.

Siregar, E.B.M. dan E.H. Khardinata. 2005. Rekayasa genetika tanaman cabai (Capsicum annum L.) tahan virus mosaik ketimun (CMV). Jurnal Komunikasi Penelitian 17: 30-36.