oxidation ditch

4
Oxidation Ditch (Parit Oksidasi)Oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam oksidasi ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. Fungsi utamanya adalah untuk penurunan kandungan bakteri yang ada dalam air limbah setelah pengolahan. Cara Kerja: 1. Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan comminutor agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan. 2. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya. 3. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke paritoksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi) otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliranyang searah (uni directional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi. Removal Ability Oxidation: 1. Rasio BOD dan BOD removal = 85 % -90% 2. Rasio removal SS = 80% -90% 3. Rasio removal Nitrogen = 70% 4. Rasio sludge generated sekitar 75 % dari BOD atau SS removal Pertimbangan Desain Oxidation Ditch:

Upload: tania-alpiani

Post on 01-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Oxidation Ditch

Oxidation Ditch (Parit Oksidasi)Oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam oksidasi ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. Fungsi utamanya adalah untuk penurunan kandungan bakteri yang ada dalam air limbah setelah pengolahan.

Cara Kerja:1. Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan comminutor agar

ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan.2. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya.3. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel yang

lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke paritoksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi) otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliranyang searah (uni directional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi.

Removal Ability Oxidation:1. Rasio BOD dan BOD removal = 85 % -90%2. Rasio removal SS = 80% -90%3. Rasio removal Nitrogen = 70%4. Rasio sludge generated sekitar 75 % dari BOD atau SS removal

Pertimbangan Desain Oxidation Ditch:1. Letak aerator = pada kedalaman 1,0 – 1,3 m2. Udara dari atmosfer menggunakan tekanan negatif dalam air untuk memutar screw3. Kecepatan rata-rata dalam saluran minimum = 0,3 m/detik untuk menjaga terjadinya

pengendapan dalam aerasi 4. Dilakukan resirkulasi u/ menjaga kons.MLSS dalam bak aerasi5. Konsentrasi lumpur dalam bak aerasi = 3000 – 6000 mg/L6. Rasio F/M = 0,03 – 0,15 kg BOD / hr / Kg VSS

Kelebihan: Biaya rendah karena maintenance sederhana Effluent stabil Efisiensi removal BOD/COD tinggi ( 9-95%) Efisiensi removal BOD / COD tinggi (90 – 95%) Operasional sederhana Pengolahan sludge lebih sederhana karena sludge yang dihasilkan relatif sedikit &stabil

Page 2: Oxidation Ditch

Maintenance sederhana Memungkinkan terjadinya proses nitrifikasi & denitrifikasi

Kekurangan: Umumnya digunakan untuk pengolahan limbah skala kecil Memerlukan area luas ( dimensi saluran besar, kedalaman kecil ) Rotor sebagai penyuplai oksigen harus dibersihkan secara periodik Masih mengandung zat padat tersuspensi yang tinggi dari adanya algae (100 – 200 mg/l) Efisiensi tidak stabil (menurun pada malam hari) karena proses photosyntesa terhenti.

Kriteria Desain Oxidation Ditch:  Letak aerator = pada kedalaman 1,0 – 1,3 m Udara dari atmosfer menggunakan tekanan negatif dalam air untuk memutar screw Kecepatan rata-rata dalam saluran minimum = 0,3 m/detik untuk menjaga terjadinya

pengendapan dalam aerasi Dilakukan resirkulasi untuk menjaga konsentrasi MLSS dalam bak aerasi Konsentrasi lumpur dalam bak aerasi = 3000 – 6000 mg/L Rasio F/M = 0,03 – 0,15 kg BOD / hr / Kg VSS Perencanaan rotor meliputi: diameter rotor, panjang rotor, jumlah & tenaga penggerak/motor Kebutuhan Oksigen = kapasitas Oksigen x beban BOD Panjang rotor yang diperlukan = kebutuhan O2 dalam bak dibagi dengan kapasitas oksigenasi

rotor

Design Guidelines for Oxidation Ditch/Extended Aeration System

Oxidation Ditches (OD)1. Jumlah OD = 2 bak

Page 3: Oxidation Ditch

2. Debit rencana (Qmaks) = Q maks = 310 l/det = 0,310 m3/det3. Debit masing-masing bak = Q maks / jml bak = 0,155 m3/det4. Waktu detensi = 20 jam (18 - 48) jam5. Volumetric loading (OL) = 0,2 kgBOD/m3.h (0,1 - 0,6) kgBOD/m3.h6. Beban organik per OD (BODM) = 0,6*b BOD max/jml OD = 2.332,80 kg BOD/h7. Volume reaktor = Q tiap bak * td = 12.960 m38. Check volumetric loading = BODM * Vol reaktor = 0,18 OK9. Volume Reaktor = BODM/OL = 11.664 m3

10. Check waktu detensi = Vol reaktor / Q tiap bak = 18 jam11. Dimensi OD:

Bak OD berbentuk trapesiuma. Kedalaman OD = 1,75 mb. Lebar dasar OD (Ld) = 10 mc. Lebar atas OD (La) = 15 md. Across OD = 0,5 * (Ld+La) * ked = 21,88 m2

e. Panjang OD (stretch-out) = Vol reaktor / Across OD = 592,46 m12. Luas lahan total untuk OD = La * pjg OD * jml OD = 17.773,71 m2