ozon kel 2

23
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2 Jurusan Teknik Lingkungan    FALTL   Universitas Trisakti Gasal 2013/2014 KELOMPOK 2 1. Anissa Rizky Faradilla (082.11.005) 2. Widyaningrum Permata Siwi (082.11.047) Asisten : Ria Stephani PENGUKURAN GAS OKSIDAN  I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara yang telah kita ketahui merupakan suatu komponen yang terpenting didalam kehidupan ini, namun dengan meningkatnya  pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri kualitas udara telah mengalami perubahan, udara yang dulunya kita tahu segar, kini menjadi kering dan kotor, perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan  pencemaran udara, yaitu masukn ya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan  partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling  bervariasi adalah air dalam bentuk uap H 2 O dan karbon dioksida (CO 2 )  jumlah uap air yang terdapat diudara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Komposisi udara kering di mana semua uap air telah dihilangkan relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan disekitar laut, konsentrasi gas yang dinyatakan dalam persen atau per

Upload: marketliandy

Post on 04-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 1/23

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan –  FALTL –  Universitas Trisakti

Gasal 2013/2014

KELOMPOK 2

1. Anissa Rizky Faradilla (082.11.005)

2. Widyaningrum Permata Siwi (082.11.047)

Asisten : Ria Stephani

PENGUKURAN GAS OKSIDAN 

I.  PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang

Udara yang telah kita ketahui merupakan suatu komponen yang

terpenting didalam kehidupan ini, namun dengan meningkatnya

 pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri kualitas udara telah

mengalami perubahan, udara yang dulunya kita tahu segar, kini menjadi

kering dan kotor, perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan

 pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan

 partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Udara adalah suatu campuran gas

yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran

gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling

 bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida (CO2)

 jumlah uap air yang terdapat diudara bervariasi tergantung dari cuaca dan

suhu. Komposisi udara kering di mana semua uap air telah dihilangkan

relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih yang dikumpulkan

disekitar laut, konsentrasi gas yang dinyatakan dalam persen atau per

Page 2: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 2/23

sejuta (ppm = part permillion), tetapi untuk gas yang konsentrasinya

sangat kecil biasanya dinyatakan dalam ppm. Udara di alam tidak pernah

ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali, seperti gas pada sulfur

dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S) dan karbon monoksida, terkecuali

gas hidrokarbon, partikel-partikel dan diikuti dengan NOx, SOx, polutan-

 polutan yang semcam ini sangatlah berbhaya sekali bagi manusia dan

tanaman.

Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan

suatu komponen polutan udara yang berbeda akan tetapi ia memiliki

hubungan satu sama lain. Ozon merupakan salah satu senyawa yang

 paling dominan dari oksidan fotokimia ini, mencakup kira-kira 98%

volume, jenis oksidan lainnya meliputi peroxyacetyl nitrate (PAN) NxOy.

Konsentrasi atmosferik biasanya dinyatakan sebagai ozon. Pencemaran

udara oleh hidrokarbon (HC) juga disertai dengan bahan pencemar

 NOx maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk

Peroxy Acetyl Nitrates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama

dengan CO, Ozon akan membentuk kabut fotokimia. Kabut fotokimia ini

dapat merusak tanaman. Kerusakan pada tanaman ini dapat berupa pada

warna daun yang tampak pucat karena sel-sel pada permukaannya mati.

Senyawa lain yang juga dapat membentuk kabut fotokimia

adalah peroxy  propionyl nitrates (PPN) dan peroxy butyryl

nitrates  (PBN). PPN dan PBN kalau membentuk kabut fotokimia akan

lebih berbahaya dibandingkan dengan kabut fotokimia yang berasal dari

PAN.

1.2  Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui konsentrasi gas O3  di belakan BNI Universitas

Trisakti dengan metode  Neutral Buffer Kalium Iodida menggunakan

spektrofotometer.

Page 3: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 3/23

II.  TINJAUAN PUSTAKA 

A.  Karakteristik fisik dan kimia Oksidan

Oksidan adalah komponen atmosfir yang diproduksi oleh proses

fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari

mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh

oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar

sekunder yang diproduksi karena interaksi antara bahan pencemar

 primer dengan sinar. Hidrokarbon merupakan komponen yang

 berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Oksidan memiliki

 beberapa jenis senyawa, seperti ozon (O3), peroksiasetilnitrat, dan

oksida-oksida lain. Oksidan merupakan senyawa di udara selain

oksigen yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi. Reaksi ini juga

melibatkan siklus fotolitik NO2 Polutan sekunder yang dihasilkan dari

reaksi hidrokarbon dalam siklus ini adalah ozon dan

 peroksiasetilnitrat (Departemen Kesehatan, 2005).

B.  Jenis-jenis Oksidan

  Ozon

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah

fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat

dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara

Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet

(UV-B). Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km dimana

radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara

 perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen

tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat

membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat

didaerah panjang gelombang 240-320 nm.Absorpsi radiasi

Page 4: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 4/23

elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah

digunakan dalam metode-metode analitik.

  Peroksiasetilnitrat

Proses-proses fotokimia menghasilkan jenis-jenis pengoksidasi lain – 

selain ozon, termasuk peroksiasilinitrat yang mempunyai struktur

sebagai berikut :

O-R –  C

0 0 N O 2

R = CH3 : peroksiasetilnitrat ( PAN )

R = C2H5 : peroksipropionilnitrat ( PPN )

R = C6H5 : peroksibenzoilnitrat ( PBzN )

Meskipun untuk setiap jenis peroksiasetilnitrat sudah diberikan

 perhatian, data monitoring yang tersedia hanya untuk

 peroksiasetilnitrat. Peroksiasrtilnitrat mempunyai 2 ciri yang dapat

digunakan untuk mendeteksi adanya peroksiasetilnitrat kadar rendah.

Ciri pertama adalah absorpsi di daerah inframerah dan kemampuandalam menangkap elektron. Ciri kedua digunakan sebagai dasar

metoda pengukuran kadar peroksiasetilnitrat di udara secara

khromatografi.

  Oksidan Lain

Hidrogen peroksida telah diidentifikasi sebagai oksidan fotokimia

yang potensial.Akan tetapi hidrogen peroksida ini merupakan

senyawa yang sangat sulit dideteksi secara spesifik di udara.Oleh

arena itu tidak mungkin memperkirakan dengan pasti bahwa

hidrogen peroksida sebagai pencemar fotokimia udara.

Page 5: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 5/23

C.  Sumber Pencemar

Oksidan adalah komponen atmosfir yang diproduksi oleh

 proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar

matahari mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera

dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan

 pencemar sekunder yang diproduksi karena interaksi antara bahan

 pencemar primer dengan sinar matahari.

D.  Dampak Terhadap Kesehatan

Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar

subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal, selain itu

fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata.Beberapa gejala yang

dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan

ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh

apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan

tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0 – 3,0 ppm selama 2

 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing

 berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak

dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan

mengakibatkan edema pulmonari.Pada kadar di udara ambien yang

normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan Peroksiabenzoilnitrat (PbzN)

mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi

kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan

iritasimata.

E.  Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak yang terjadi pada ekosistem adalah terganggunya atau

 bahkan putusnya rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem

 perairan karena penurunan jumlah fitoplankton. Woodwell (1970)

Page 6: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 6/23

merangkumkan pengaruh pencemar oksidan atmosfer terhadap

ekosistem sebagai berikut ini :

a) Menghilangnya spesies yang peka

 b) Pengurangan diversitas dan jumlah spesies

c) Hilangnya tanaman overstorey tanaman kecil penyokong

d) Penguragan bahan organik pada tanaman pangan

yangmenyebabkan berkurangnya zat-zat makanan didalam sistem

tersebut

e) Meningkatkan hama serangga dan beberapa penyakit.

III.  ALAT DAN BAHAN 

3.1 Alat

No. Alat Ukuran Jumlah Gambar

1 Pompa vakum

( Thomas model

1132D)

1

2 Botol impinger

( Schott duran )

2

Page 7: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 7/23

3 Labu ukur

(Pyrex ±0,10 ml)

100 ml 2

4 Gelas ukur

(Superior ±0,1

ml)

100 ml 1

5 Selang (1/4”)

dan corong

1

6 Anemometer 1

Page 8: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 8/23

7 Barometer 1

8 Aluminium voil secukupnya

9 Spektrofotometer 1

3.2 Bahan

No. Bahan Jumlah Gambar

1 Larutan

 penyerap O3

50 ml

Page 9: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 9/23

2 Granula secukupnya

IV.  CARA KERJA 

Masukan larutan penyerap

50 ml ke dalam botol

impinger

Susun peralatan

 pengambilan contoh uji

Hidupkan pompa vakum

dengan kecepatan laju alir1 l/ menit dan catat laju

alir awal

Lakukan pengambilan

contoh uji selama 1/2 jam

 pada pengambilan pertamadan 1 jam untuk

 pengambilan ke dua

Catat suhu dan tekananudara. Setelah

 pengambilan contoh uji

selesai catat laju alir akhirdan matikan pompa

en hisa

Lakukan analisis dengan

metode spektrofotometri

dengan panjang gelombang

352 nm

Page 10: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 10/23

V.  HASIL PENGAMATAN 

Lokasi : Belakang BNI, Kampus A Universitas Trisakti

Hari/tanggal : Selasa, 26 November 2013

Waktu : Pkl. 10.20 –  10.50 dan Pkl. 12.30 –  13.30

Kondisi meteorologi :

Pkl. 10.20 –  10.50 : Hujan dan berangin

Pkl. 12.30 –  13.30 : Mendung dan sedikit berangin

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan

Pengukuran O3 (pagi) O3 (siang)

waktu sampling 10.20 - 10.50 WIB 12.30 - 13.30 WIB

Lama sampling 30 menit 60 menit

Temperatur 300,5 K 301 K

Tekanan 726, 165 mmHG 721,275 mmHg

Laju alir awal 1 L/menit 1 L/menit

Laju alir akhir 1 L/menit 1 L/menit

Kecepatan angin 1,1 0,7

Volume contoh uji 28,43 L 56,38 L

ABS 0,004 0,009

Konsentrasi di udara

ambient 0,000144 µg/ Nm3  0,000163 µg/ Nm

Lokasi

sampling

Page 11: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 11/23

Gambar

Gbr.5.1 Sebelum pengujian Gbr. 5.2 Sebelum pengujian

Gbr. 5.3 Sesudah pengujian Gbr. 5.4 Sesudah pengujian

Gbr. 5.5 Perbandinganhasil pengujian setiap

kelompok

Gbr. 5.6 Perbandinganhasil pengujian setiap

kelompok

VI.  PERHITUNGAN 

6.1 Rumus 

  Jumlah oksidan dalam larutan iod

O3 = 16 x N2

Page 12: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 12/23

Dimana,

O3  = Jumlah oksidan (µ)

 N2 = Normalitas iod 0,05 N hasil standarisasi

16 = Jumlah ekivalen O3 (0,8 µg/ml) dibagi dengan normalitas

Iod 0,05 N

  Volum contoh uji udara yang diambil

V =

Dimana :V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal

F1  = Laju alir awal (L/ menit)

F2  = Laju alir akhir (L/ menit)

T = Durasi pengambilan contoh uji (menit)

Pa  = Tekanan barometer selama pengambilan contoh uji (mmHg)

Ta  = Temperatur selama pengambilan contoh uji (K)

298 = Konversi temperatur pada kondisi normal ke dalam Kelvin

760 = Tekanan udara standar (mmHg)

  Konsentrasi oksidan di udara ambien

C =

 

Dimana :

C = Konsentrasi NO2 di udara ( µg/ Nm3)

a = Jumlah oksidan dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva

kalibrasi (µ)

V = Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal

1000 = Konversi liter ke m3 

Page 13: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 13/23

  6.2 Perhitungan

  Jumlah oksidan dalam larutan iod

Dimana,

V1  = 11,4

V2  = 25 ml

N2 =

 

=

 

= 0,048 N

Jadi,O3 = 16 x N2

= 16 x 0,048 N

= 0,768 µ 

  Volum contoh uji udara yang diambil

o  (Pkl. 10.20 -10.50)

Dimana :

F1  = 1 L/ menit

F2  = 1 L/ menit

t = 60 menit

Pa  = 726,165 mmHg

Ta  = 300,5 K

Jadi,

V =

=

 

= 28,43 L

o  (Pkl. 12.30 –  13.30)

F1  = 1 L/ menit

F2  = 1 L/ menit

Page 14: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 14/23

t = 60 menit

Pa  = 721,275 mmHg

Ta  = 301 K

Jadi,

V =

=

 

= 56,38 L

  Konsentrasi oksidan di udara ambien (excell)

Tabel 6.1 Nil ai Absorbansi dan Konsentr asi

ABS

(Y) Kons (x)

0 0

0,075 0,0000768

0,151 0,000154

0,223 0,00023

0,299 0,000307

Gambar 6.1 Graf ik hubungan konsentr asi dengan absorbansi larutan

y = 973.6x

R² = 1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035

   A    b

   s   o   r    b   a   n   s   i

Konsentrasi

Kurva hubungan konsentrasi

dengan absorbansi larutan

Page 15: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 15/23

o  (Pkl. 10.20 -10.50)

Dimana :

y = 0,04

maka,

y = 973,6 x

0,004 = 973,6 x

x = 0,000041 x = a

Konsentrasi oksidan

dimana,

a = 0,0000041

V = 28,43 L

Maka,

C =

 

=

 

= 0,000144 µg/ Nm3

o  (Pkl. 12.30 -13.30)

dimana ,

y = 0,04

maka,

y = 973,6 x

0,009 = 973,6 x

x = 0,00000924 x = a

Konsentrasi oksidan

dimana ,

a = 0,00000924

Page 16: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 16/23

V = 56,38 L

Maka,

C =

 

=

 

= 0,000163 µg/ Nm3

  Konsentrasi oksidan di udara ambien (manual) 

o  (Pkl. 10.20 -10.50)

Dimana,∆y = 0,07

∆x = 0,0000725

y = 0,004

Maka,

 

 

 

 

x = 0,0000041 x = a

Konsentrasi oksidan

dimana,

a = 0,0000041

V = 28,43 L

Maka,

C =

 

=

 

= 0,000144 µg/ Nm3

Page 17: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 17/23

o  (Pkl. 12.30 -13.30)

Dimana,

∆y = 0,07

∆x = 0,0000725

y = 0,009

Maka,

 

 

 

x = 0,0000093 x = a

Konsentrasi oksidan

dimana,

a = 0,0000093

V = 56,38 L

Maka,

C =

 

=

 

= 0, 000164 µg/ Nm3 

VII.  PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan pengukuran terhadap O3 di udara ambien

di lingkungan universitas trisakti. Pengukuran dilakukan dengan metode

 Neutral Buffer Kalium Iodida menggunakan spektrofotometri. Saat

 pengukuran berlangsung O3 dari udara ambien yang telah diserap oleh larutan

 NBKI dan bereaksi dengan ion iodida membebaskan iod yang berwarna

kuning muda. Konsentrasi larutan ditentukan dengan spektrofotometri pada

 panjang gelombang 352 nm.

Page 18: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 18/23

Pengambilan sampel kelompok 2 dilakukan di belakang BNI

Universitas Trisakti. Sampel dilakukan sebanyak dua kali dengan urutan

rangkaian botol penyerap yang berbeda. Sampling pertama dilakukan selama

30 menit dari pukul 10.20  –  10.50 dengan rangkaian botol penyerap terlebih

dahulu yang langsung kontak dengan udara setelah itu granular. Pada saat

 pengambilan sampel pertama, cuaca mendung dan hujan. Hal ini akan

mempengaruhi hasil pada pengukuran O3 nantinya. Sampel kedua dilakukan

selama 1 jam pada pukul 12.30  –   13.30 dengan rangkaian alat penyerap

granular terlebih dahulu yang kontak langsung dengan udara, setelah itu botol

 penyerap. Kondisi cuaca pada saat pengambilan sampel kedua sudah tidak

hujan, namun masih mendung. Perbedaan pemasangan rangkaian

dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan konsentrasi yang

terukur jika pemasangan alatnya berbeda. Pemasangan rangkaian dengan

granular terlebih dahulu dimaksudkan menghilangkan gangguan SO2  jika

dikhawatirkan lokasi sampling banyak dipengaruhi oleh SO2. Sementara itu,

rangkaian alat yang terpasang botol penyerap terlebih dahulu, dimaksudkan

untuk menghilangkan uap air berlebih yang mungkin akan masuk ke dalam

 pompa vakum.

Setelah dilakukan sampling, didapat hasil pengukuran meteorologi

 pada sampling pertama dan kedua. Jika pengukuran dibandingkan dengan

kondisi cuaca normal, tentu hasil pengukuran menunjukkan perbedaan yang

sangat signifikan, terutama untuk pengukuran temperatur dan kelembaban

udara. Temperatur pada cuaca normal biasanya dapat mencapai 37 - 38oC,

sementara pada pengukuran saat sampling, temperatur hanya mencapai 27,5oC

 pada sampling pertama dan 28oC pada sampling kedua. Sementara untuk

 pengukuran kelembaban udara pada cuaca normal biasanya berkisar 40-45 %,

namun pada saat sampling pertama dan kedua didapat hasil kelembaban udara

sebesar 58%.

Page 19: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 19/23

  Setelah dilakukan dua kali sampling, keduanya tidak ada yang

menunjukkan perubahan warna. Seharusnya hasil sampling menunjukkan

 perubahan warna kuning muda. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor

cuaca yang kurang baik. Dengan kondisi cuaca yang mendung dan hujan,

kandungan oksidan di udara ambien menjadi sedikit. Kondisi cuaca saat

 pengambilan contoh uji ini sangat penting, mengingat oksidan terbentuk

karena adanya reaksi fotokimia antara cahaya matahari, oksigen dan sumber

 pencemar primer yang ada di udara ambien. Sumber pencemar primer yang

ada di lokasi sampling disebabkan karena adanya aktivitas mahasiswa yang

merokok dan asap kendaraan yang lewat di sekitar lokasi sampling. Setelah

dilakukan uji absorbansi menggunakan spektrofotometer, hasil juga

menunjukkan nilai yang sangat kecil, yaitu 0,004 untuk sampling selama 30

menit dan 0,009 untuk sampling selama 60 menit.

Setelah dilakukan perhitungan, didapat nilai konsentrasi oksidan di

udara ambien selama 30 menit dan 60 menit. Perhitungan didasarkan pada dua

 perhitungan, yaitu perhitungan secara manual menggunakan grafik yang

dibuat secara manual dan perhitungan grafik excel. Berdasarkan perhitungan

secara manual maupun excel untuk sampling 30 menit berturut-turut adalah

0,000144 µg/L dan 0,000144 µg/L. Sementara untuk sampling selama 60

menit, didapat hasil perhitungan konsentrasi oksidan di udara ambien

menggunakan grafik manual dan grafik excel secara berturut-turut adalah

0,000164 µg/L dan 0,000163 µg/L. Dari hasil perhitungan tidak terlihat

 perbedaan yang jauh dari kedua hasil tersebut, hanya saja untuk sampling

selama 60 menit ada perbedaan sebesar 0,000001, hal ini disebabkan

ketidaktelitian praktikan dalam menghitung dan membuat grafik.

Setelah dilakukan perhitungan, hasil dibandingkan dengan baku mutu

yang. Hasil yang diperbandingkan menggunakan sampling selama 60 menit

dan hasil perhitungan dari grafik excel. Hal ini dikarenakan baku mutu yang

Page 20: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 20/23

ada menggunakan pengukuran selam 1 jam dan tingkat ketelitian dari grafik

excel jauh lebih tinggi dibandingkan dengan grafik manual.

Berdasarkan PP No 41 tahun 2009 tentang baku mutu udara ambien,

konsentrasi oksidan yang diperbolehkan adalah sebesar 200 µg/L. Jika

dibandingkan dengan pengukuran dengan lokasi sampling di belakang BNI

selama 1 jam yaitu sebesar 0,000163 µg/L masih jauh dari baku mutu yang

diperbolehkan, artinya konsentrasi oksidan di belakang BNI masih memenuhi

 baku mutu yang ada dan tidak ada indikasi pencemaran udara oleh oksidan di

lokasi sampling tersebut. Namun, hasil ini dapat dikatakan tidak valid karena

kondisi cuaca saat pengambilan sampel yang buruk. Dalam SNI 19-7119.8-

2005 poin 4.1 tentang jaminan mutu, disebutkan bahwa hindari pengambilan

contoh uji pada saat hujan. Jadi kemungkinan besar, bahwa konsentrasi

oksidan yang terukur di lokasi sampling dapat lebih besar dari hasil

 pengukuran sampel pada saat hujan dalam praktikum ini.

VIII.  KESIMPULAN

1.   Nilai absorbansi yang didapat dari uji spektrofotometri untuk sampling

selama 30 menit sebesar 0,004

2.   Nilai absorbansi yang didapat dari uji spektrofotometri untuk sampling

selama 60 menit sebesar 0,009

3.   Nilai konsentrasi oksidan yang didapat dari perhitungan sampling selama

30 menit dan 60 menit menggunakan grafik manual berturut-turut adalah

0,0001444 µg/L dan 0,000164 µg/L

4.   Nilai konsentrasi oksidan yang didapat dari perhitungan sampling selama

30 menit dan 60 menit menggunakan grafik excel berturut-turut adalah

0,000144 µg/L dan 0,000163 µg/L

5.  Penggunaan data berdasarkan grafik excel dikarenakan tingkat ketelitian

yang lebih tinggi

Page 21: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 21/23

6.  Kondisi sampling saat hujan menunjukkan ketidakvalidan hasil

 perhitungan

7.  Kondisi adanya cahaya matahari mempengaruhi hasil perhitungan

konsentrasi contoh uji

8.  Oksidan yang terbentuk di lokasi sampling dimungkinkan reaksi antara

oksigen, cahaya matahari dan asap rokok serta asap kendaraan yang ada di

sekitar lokasi sampling

DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF (Diakses pada tanggal 2

Desember 2013 –  14.00 WIB)

Woodwell, 1970. (Online)

http://pengendalianmutu.blogspot.com/2011/01/penanganan-qc-di-perusahaan-

 pt-sumber.html (Diakses pada tanggal 2 Desember 2013 –  14.00 WIB)

http://gunawanagricultur.blogspot.com/2013/04/pengaruh-peningkatan-hidrokarbon-dan.html (Diakses pada tanggal 2 Desember 2013 –  14.00 WIB)

http://basoarif10ribu.blogspot.com/2013/02/oksidan.html (Diakses pada tanggal

2 Desember 2013 –  14.00 WIB)

http://fadlikasmp21.blogspot.com/2013/09/oksidan-fotokimia-photochemistry-

oxidant.html (Diakses pada tanggal 2 Desember 2013 –  14.00 WIB)

http://ozonsilampari.wordpress.com/tag/proses-terjadinya/ (Diakses pada tanggal

2 Desember 2013 –  14.00 WIB)

Page 22: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 22/23

LAMPIRAN 

Gambar 1. Lokasi Sampling

Gambar 2. Rankaian alat pengambilan contoh uji

LOKASI

SAMPLING

Page 23: Ozon kel 2

8/13/2019 Ozon kel 2

http://slidepdf.com/reader/full/ozon-kel-2 23/23

 Tabel 1. PP No.41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Udara Ambien