p. ii (ikatan kimia)

26
PERCOBAAN II IKATAN KIMIA A. Tujuan percobaan Membedakan senyawa yang: 1. Mempunyai ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen 2. Reaksinya membentuk kompleks dan bukan kompleks B. Dasar Teori Teori awal tentang ikatan kimia, dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis, pada tahun 1916 yang saat itu adalah seorang professor di University of California di Berkeley. Lewis mengamati bahwa gas lembaran helium hanya memilliki dua elektron di sekeliling intinya dan gas lembran helium sepuluh elektron (Kasmiati, 1990). Lewis berpendapat bahwa atom-atom dari kedua jenis gas itu seharusnya memiliki susunan elektron yang sangat stabil karena unsur-unsur tersebut tidak bergabung dengan atom lainnya. Selain itu Lewis juga mengemukakan bahwa atom-atom lain dapat bereaksi sedemikian rupa untuk mencapai susunan stabil seperti itu (Kasmiati, 1990). Di alam, unsur cenderung berikatan dengan unsur lain sehingga jarang ditemukan unsur dalam bentuk tunggal. Suatu persenyawaan atau molekul, di bentuk dari gabungan atom-atom pembentuknya. Gabungan atom-

Upload: rere-maulidina

Post on 21-Jan-2016

199 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: p. II (Ikatan Kimia)

PERCOBAAN II

IKATAN KIMIA

A. Tujuan percobaan

Membedakan senyawa yang:

1. Mempunyai ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen

2. Reaksinya membentuk kompleks dan bukan kompleks

B. Dasar Teori

Teori awal tentang ikatan kimia, dikemukakan oleh Gilbert Newton

Lewis, pada tahun 1916 yang saat itu adalah seorang professor di University

of California di Berkeley. Lewis mengamati bahwa gas lembaran helium

hanya memilliki dua elektron di sekeliling intinya dan gas lembran helium

sepuluh elektron (Kasmiati, 1990).

Lewis berpendapat bahwa atom-atom dari kedua jenis gas itu seharusnya

memiliki susunan elektron yang sangat stabil karena unsur-unsur tersebut

tidak bergabung dengan atom lainnya. Selain itu Lewis juga mengemukakan

bahwa atom-atom lain dapat bereaksi sedemikian rupa untuk mencapai

susunan stabil seperti itu (Kasmiati, 1990).

Di alam, unsur cenderung berikatan dengan unsur lain sehingga jarang

ditemukan unsur dalam bentuk tunggal. Suatu persenyawaan atau molekul, di

bentuk dari gabungan atom-atom pembentuknya. Gabungan atom-atom

tersebut diikat oleh suatu daya yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia

ditentukan oleh elektron pada kulit terluar dari suatu atom (Kasmiati, 1990)

Ikatan kimia tersusun atas atom-atom, gaya tarik menarik antar atom

dalam satu molekul yang menyebabkan terbentuknya ikatan kimia. Bila

terjadi interaksi antara 2 atom, maka akan terjadi perubahan susunan elektron

dalam kedua atom itu. Perubahan ini akan mengakibatkan tarikan antara

kedua atom hingga bergabung. Tidak semua atom dapat berikatan satu sama

lain. Atom-atom gas mulia sangat sukar berikatan dengan atom lain karena

susunan elektron dalam gas mulia sangat stabil. Atom-atom saling berikatan

agar masing-masing mencapai susunan elektron yang stabil (Kusuma, 1999).

Page 2: p. II (Ikatan Kimia)

Atom-atom yang belum stabil akan berusaha mencapai kondisi stabil.

Dalam usaha mencapai keadaan stabil itulah atom-atom yang tidak stabil ini

mudah atau bisa bereaksi dengan atom-atom unsur lain, dengan cara :

1. Mengadakan transfer dan penangkapan elektron antara atom-atom yang

bersenyawa ( ikatan ion atau elektrovalen).

2. Mengadakan persekutuan atau penggunaan bersama elektron antara

atom-atom dari unsur yang bersenyawa (ikatan antar atom atau kovalen).

(Polling, 1992)

Ikatan kimia dapat terbentuk bila satu unsur dengan unsur lain saling

memberi atau menerima elektron dan menggunakan pasangan elektron

bersama-sama untuk berikatan membentuk senyawa. Dalam ikatan kimia,

hanya elektron terluar yang terlibat (Taufiq, 2006).

Sifat suatu zat seperti titik cair, titik didih daya hantar listrik ditentukan

oleh jenis ikatan kiminya. Senyawa ion umumnya merupakan sat padat

dengan titik cair tinggi, cairan atau larutannya dapat menghantarkan listrik

(Hidayat, 1992).

Ada beberapa macam ikatan kimia yaitu:

1. Ikatan ion atau ikatan elektrovalen

Ikatan ion biasanya terbentuk antara unsur logam dan nonlogam.

Ikatan ion adalah ikatan karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik

antara ion positif dan ion negatif. Ion-ion tersebut terbentuk karena suatu

serah terima elektron. Setiap ion positif akan terikat dengan sebanyak

mungkin ion negatif dan sebaliknya. (Hidayat, 1992).

Salah satu contoh senyawa yang memiliki ikatan ion yang dapat

kita jumpai sehari-hari adalah NaCl. Natrium adalah unsur yang sangat

selektif dalam air dan klorin adalah unsur yang sangat beracun. Atom

natrium sangat reaktif karena konfigurasinya 2 8 1, sehingga hanya

mempunyai suatu elektron pada kulit terluarnya. Ketika satu elektron itu

dilepas, natrium menjadi bermuatan positif (hardjono, 2001).

Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk karena gabungan ion

positif dan ion negatif melalui ikatan ion. Ikatan ion sendiri adalah

Page 3: p. II (Ikatan Kimia)

ikatan kimia yang terbentuk antara ion positif dan ion negatif di dalam

senyawa ion (Polling, 1992).

Senyawa ion memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Umumnya berwujud padat pada temperatur ruang dan titik lelehnya

tinggi. Hal ini disebabkan adanya gaya elektrostatik yang kuat

mengikat ion-ion sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk

memisahkan ion-ion tersebut dan melelehkannya.

b. Umumnya keras.

c. Umumnya tidak dapat menghantarkan listrik ketika wujudnya

padat. Karena ion-ionnya tidak bebas bergerak. Senyawa ion dapat

menghantarkan listrik juga dalam bentuk lelehan atau larutan.

d. Sebagian besar larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh molekul air

yang mampu berikatan, baik dengan ion positif maupun negatif.

e. Rumus kimia senyawa ion

(Harold, 2003)

Contohnya rumus kimia MgCl2 terjadi karena adanya

penggabungan satu ion Mg2+ dengan dua ion Cl-, yang menghasilkan

muatan yang seimbang. Banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu

ion adalah valensi.Mg2+ memiliki valensi 2 dan dapat berikatan dengna

dua ion Cl- (Harold Hart,2003).

2. Ikatan kovalen

Pasangan elektron yang dibentuk saling tarik menarik yang ditarik

oleh kedua inti atom yang berikatan dan dengan begitu atom-atom

tersebut saling terikat ikatan ini disebut ikatan kovalen. Selain melalui

transfer elektron, unsur-unsur dapat berikatan melalui penggunaan

bersama elektron pada kulit terluarnya. Penggunaan bersama elektron ini

terjadi antara unsur nonlogam yaitu antara unsur-unsur yang mempunyai

afinitas elektron sama besar, sehingga tidak memungkinkan terjadinya

serah terima elektron (Hidayat, 1992).

Page 4: p. II (Ikatan Kimia)

a. Pembentukan ikatan kovalen

Ikatan kovalen terbentuk antar unsur nonlogam. Lewis

mengemukakan bahwa serah terima elektron tidak mungkin terjadi

dalam senyawa yang terbentuk oleh unsur yang sama. Oleh karena

itu dalam ikatan kovalen bukanlah serah terima elektron, melainkan

penggunaan bersama pasang elektron oleh kedua atom.

(Hardjono, 2001)

Contonya ikatan kovalen yang paling sederhana adalah

molekul H2. Untuk mencapai konfigurasi gas mulia (He), masing-

masing atom H menyumbangkan 1 elektronnya untuk dipakai

bersama (Hardjono, 2001).

b. Ikatan kovalen tunggal

Atom yang memerlukan satu elektron lagi untuk mencapai

konfigurasi elektron menyerupai gas mulia atau oktet. Setiap atom

menyumbangkan satu elektronnya untuk digunakan bersama

pasangan elektron serupa kedua atomnya dapat mencapai

kestabilan octet (Kamianti, 1990)

c. Ikatan kovalen rangkap dua

Pasangan elektron yang digunakan bersama lebih dari satu

misalnya molekul O2 juga terbentuk dari ikatan kovalen, ini berarti

tiap atom oksigen akan menyumbangkan dua elektron untuk

digunakan bersama (Kamianti,1990)

d. Ikatan kovalen rangkap tiga

Salah satu contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen

rangkap tiga adalah nitrogen N2. Tiap atom nitrogen akan

menyumbangkan tiga elektron untuk digunakan bersama dan

begitupun seterusnya (Kamianti,1990)

e. Sifat –sifat senyawa kovalen

Senyawa kovalen sederhana berwujud gas, cair atau padat

dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Rendahnya tititk

didihnya tersebut disebabkan oleh gaya tarik intermolekular yang

Page 5: p. II (Ikatan Kimia)

rendah yang terdapat pada molekul-molekul sederhana. Senyawa

kovalen yang kompleks memiliki titik leleh yang lebih tinggi dari

pada senyawa kovalen sederhana karena struktur sederhana terikat

kuat oleh ikatan kovalen dalam molekul tersebut (Dogra, 1984).

Umumnya, senyawa kovalen yang lelehnya atau dilarutkan

dalam air tidak dapat menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan

senyawa kovalen tidak mengandung ion. Namun beberapa molekul

dalam larutan bereaksi dengan air dan membentuk ion-ion (Dogra,

1984).

Umumnya, senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air.

Namun, air adalah pelarut yang dapat melarutkan beberapa

senyawa kovalen tertentu labih baik dibandingkan pelarut lainnya.

(Dogra, 1984)

3. Perbandingan ikatan ion dalam ikatan kovalen terdiri dari perbandingan

sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen yaitu terdiri dari:

a. Daya hantar listrik

Suatu zat dapat menghantarkan arus listrik jika terdapat ion

atau elektron yang bebas bergerak. Dalam senyawa ion, ion-ion

terikat kuat oleh gaya elektrostatik dalam suatu struktur kisi

raksasa. Pada titik leleh ion mendapatkan tenaga yang cukup untuk

mengatasi daya tarik dan bergetar bebas. Oleh karena itu, dalam

bentuk lelehan, senyawa ion dapat membantu mengatasi gaya tarik

antar ion. Oleh karena itu senyawa ion dilarutkan dalam air dapat

menghantarkan listrik.

Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk,

meskipun dalam bentuk lelehannya. Hal ini terjadi karena senyawa

kovalen tidak mengandung ion, tetapi tersusun atas molekul-

molekul yang tidak bisa mengalirkan arus.

b. Titik didih dan titik leleh

Titik didih dan titik leleh senyawa ion lebih tinggi daripada

titik didih dan titik leleh senyawa kovalen. Hal ini disebabkan oleh

Page 6: p. II (Ikatan Kimia)

adanya gaya elektrostatik yang kuat antara ion-ion yang bermuatan

pada senyawa ion.

c. Kelarutan

Air merupakan senyawa kovalen ionik. Ketika senyawa ion

dilarutkan dalam air, ion-ion positif akan meningkat sisi negatif

dari molekul air (oksigen), sedangkan ion-ion negatif akan

meningkat sisi positif dari molekul air (hidrogen). Sebagian besar

senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air. Namun, senyawa

tersebut dapat larut dalam pelarut nonpolar.

(Harold, 2003)

4. Ikatan Koordinasi

Ikatan koordinasi dapat terbentuk apabila suatu senyawa atau

ion logam menerima pasangan elektron dari senyawa atau ion lainnya

yang memberi pasangan elektron. Contoh pemberian pasangan elektron

adalah NH3, H2O, ion halogen, ion CN-, dan contoh penerimaan

pasangan elektron adalah BF3 dan logam yang mempunyai orbital atau

subkulit d dari ion logam transisi. Ikatan koordinasi dapat memberikan

warna yang khas dalam larutan (Hardjono, 2001)

Ikatan yang terjadi antara Cu2+ dan H2O disebut ikatan koordinasi,

atau yang dikenal degan ikatan kovalen koordinasi, Ikatan kovalen

koordinasi adalah ikatan kovalen, dimana pasangan elektron yang dipakai

bersama berasal dari salah satu atom. Contoh lainnya adalah ikatan antara

boron triklorida, BCl3 dengan amonia, NH3 , yang membentuk senyawa

NH3BCl3. (Hardjono, 2001)

5. Ikatan logam

Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi terluar atom

logam bergerak dengan bebas pada seluruh strukturnya. Ketika

kehilangan elektronnya, atom-atom logam berubah menjadi ion positif.

Akibatya, terdapat muatan positif ditengah atom yang dikelilingi electron

yang bergerak. Elektron yang bermuatan negatif menarik semua ion

Page 7: p. II (Ikatan Kimia)

logam positif dan mengikatnya dengan gaya elektrostatik. Ikatan ini

dinamakan ikatan logam (Hidayat, 1992)

Pada umumnya, logam memiliki titik leleh dan titik didih yang

tinggi akibatnya, ada gaya tarik-menarik yang kuat antara ion logam

positif dan larutan elektron yang mudah bergerak. Kemampuan logam

menghantarkan panas dan listrik juga berkaitan dengan larutan elektron

valensi tersebut. Kemudahan elektron valensi untuk bergerak menjadikan

logam dapat menghantarkan panas dan listrik degan baik (Dogra, 1984)

Contohnya, logam K yang ukuran atomnya lebih besar dari Li dan

Na mempunyai titik leleh paling rendah dibandingkan Li dan Na. Ukuran

atom yang lebih besar menyebakan atom menjadi kurang rapat. Logam

bersifat mudah melepas elektron, kecuali logam mulia. Artinya adalah

mudah teroksidasi dan sangat mudah mengalami korosi. Korosi ini

sendiri terjadi Karena adanya pengikatan oksigen oleh materi logam.

Cara yang untuk mencegah korosi adalah mengecat. (Dogra,1984).

Page 8: p. II (Ikatan Kimia)

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Pipet Tetes

b. Pipet Volume

c. Plat tetes 6 lubang

d. Propipet

e. Rak Tabung Reaksi

f. Tabung Reaksi

2. Bahan

a. Aquades

b. Etiket / label

c. Indikator MO

d. Larutan AgNO3 0,1 N

e. Larutan BaCl2 1%

f. Larutan C2H5OH

g. Larutan CH2Cl2 0,1 N

h. Larutan CH3COOH 3 %

i. Larutan CHCl3

j. Larutan CuSO4 1%

k. Larutan FeCl3 1%

l. Larutan HCl 0,1 N

m. Larutan K3Fe(CN)6 1%

n. Larutan K4Fe(CN)6 1 %

o. Larutan KSCN 1%

p. Larutan NaCl 3%

q. Larutan NH4OH 0,1 N

Page 9: p. II (Ikatan Kimia)

D. Prosedur Kerja

1. Menentukan senyawa berikatan ion dan senyawa berikatan kovalen.

a. Disiapkan 3 tabung reaksi.

b. Ditetesi Tabung 1 dengan larutan NaCl 3%, tabung 2 ditetesi dengan

CHCl3 dan tabung 3 ditetesi dengan CH2Cl2 0,1 N masing – masing 3

tetes.

c. Ditetesi masing-masing tabung reaksi dengan 3 tetes AgNO3 0,1 N.

d. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

2. Menentukan Keasaman.

a. Disiapkan plat tetes 6 lubang.

b. Ditetesi lubang 1 dengan HCl 0,1 N, lubang 2 ditetesi dengan

CH3COOH 3% dan lubang 3 ditetesi dengan C2H5OH masing –

masing sebanyak 3 tetes.

c. Ditetesi masing-masing lubang dengan indikator MO.

d. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

3. Menentukan senyawa yang membentuk kompleks dan tidak kompleks.

a. Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan larutan CuSO4 1%

b. Ditetesi dengan larutan NH4OH 0,1 N pada masing-masing tabung

sampai tidak terjadi endapan.

c. Ditambahkan pada tabung 1 dengan BaCl2 1%, tabung 2 dengan

K4Fe(CN)6 1% masing – masing 3 tetes.

d. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

4. Menentukan senyawa yang membentuk kompleks dan tidak kompleks.

a. Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4 1 %.

b. Ditambahkan pada tabung 1 dengan BaCl2 1% dan tabung 2 dengan

K4Fe(CN)6 1%, masing – masing 3 tetes.

c. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

5. Menentukan senyawa yang membentuk kompleks dan tidak kompleks.

a. Disiapkan 2 buah tabung reaksi.

b. Tabung 1 diisi dengan FeCl3 1% dan tabung 2 diisi dengan Fe(NO3)3

1% masing – masing 1 mL.

Page 10: p. II (Ikatan Kimia)

c. Ditambahkan 3 tetes KSCN 1% kedalam tabung 1 dan 2.

d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

Page 11: p. II (Ikatan Kimia)

E. Hasil pengamatan

1. Tabel pengamatan

a. Menentukan Senyawa berikatan ion dan Kovalen

b. Menentukan Keasaman

Larutan + indikator MO Keterangan

HCl Merah tua Asam

CH3COOH Merah Asam

C2H5OH Orange Asam

Aquades Hijau Netral

c. Membedakan Larutan kompleks dan non kompleks

LarutanPereaksi

KeteranganBaCl2 K4Fe(CN)6

CuSO4 + NH4OHLarutan

Putih

Larutan coklat

Kemerahan

Bukan kompleks

Kompleks

CuSO4

Endapan

putih

Endapan coklat

Kemerahan

Bukan kompleks

Kompleks

d. Membedakan Larutan Kompleks dan Non kompleks

Larutan + KCN Keterangan

FeCl3

Endapan cokelat

kemerahan

Terbentuk senyawa

kompleks

Fe(NO3)3 Larutan coklat pekatBukan senyawa

kompleks

Larutan +AgNO3 Keterangan

NaCl Endapan warna putih Ikatan ion

CHCl3 Larutan bening Ikatan kovalen

CH2Cl2 Larutan bening Ikatan kovalen

Page 12: p. II (Ikatan Kimia)

2. Reaksi

a. NaCl + AgNO3 AgCl putih + NaNO3

CHCl3 + AgNO3

CH2Cl2 + AgNO3

b. Tidak perlu

c. CuSO4 + 2 NH4OH Cu (OH)2 putih + (NH4)2SO4

1.) Cu(OH)2 + (NH4)2 SO4 + 2NH4OH [Cu(NH3)4] + SO42- +

4H2O

[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 4H2O + BaCl2 BaSO4 biru +

2Cl- + [Cu(NH3)4]2+ + 4H2O

2.) [Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 4H2O + K4 [Fe(CN)6] K2SO4 + K2

[Fe(CN)6]2+ + [Cu (NH3)4]2+ + 4H2O

d. 1.) CuSO4 + BaCl2 BaSO4 putih + CuCl2

2.) 2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] 2K2SO4 merah kecoklatan +

Cu[Fe(CN)6]

e. 1.) FeCl3 + 6 KSCN 3KCl + K3 [Fe(SCN)6]3-

2.) Fe(NO3)3 + KSCN

Page 13: p. II (Ikatan Kimia)

F. Pembahasan

Percobaan kali ini berjudul Ikatan Kimia dengan tujuan untuk

membedakan senyawa yang mempunyai ikatan elektrovalen dan ikatan

kovalen dan senyawa yang bereaksi membentuk kompleks dan bukan

kompleks.

Ikatan kimia tersusun atas atom-atom, gaya tarik menarik antar atom

dalam satu molekul yang menyebabkan terbentuknya ikatan kimia. Bila

terjadi interaksi antara 2 atom, maka akan terjadi perubahan susunan elektron

dalam kedua atom itu. Perubahan ini akan mengakibatkan tarikan antara

kedua atom hingga bergabung. Tidak semua atom dapat berikatan satu sama

lain. Atom-atom gas mulia sangat sukar berikatan dengan atom lain karena

susunan elektron dalam gas mulia sangat stabil. Atom-atom saling berikatan

agar masing-masing mencapai susunan elektron yang stabil.

Ikatan kimia dapat terbentuk bila satu unsur dengan unsur lain saling

memberi atau menerima elektron dan menggunakan pasangan elektron

bersama-sama untuk berikatan membentuk senyawa. Dalam ikatan kimia,

hanya elektron terluar yang terlibat.

Ikatan ion biasanya terbentuk antara unsur logam dan nonlogam. Ikatan

ion adalah ikatan karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion

positif dan ion negatif. Ion-ion tersebut terbentuk karena suatu serah terima

elektron. Setiap ion positif akan terikat dengan sebanyak mungkin ion negatif

dan sebaliknya.

Ikatan kovalen terbentuk antar unsur nonlogam. Lewis mengemukakan

bahwa serah terima elektron tidak mungkin terjadi dalam senyawa yang

terbentuk oleh unsur yang sama. Oleh karena itu dalam ikatan kovalen

bukanlah serah terima elektron, melainkan penggunaan bersama pasang

elektron oleh kedua atom.

Percobaan pertama, kita membedakan antara senyawa dengan ikatan ion

dan ikatan kovalen menggunakan pereaksi AgNO3 pada senyawa NaCl,

terjadi ikatan ion dimana terjadi pertukaran ion antara Na+ dan Cl- dengan

ion Ag+ dan ion NO3- yang ditandai dengan terbentuknya endapan AgCl.

Page 14: p. II (Ikatan Kimia)

Sedangkan senyawa CHCl3 dan CH2Cl2 memiliki ikatan kovalen, yang

ditandai dengan tidak bercampurnya larutan tersebut dengan pereaksi

AgNO3-.

Percobaan kedua seluruh larutan merupakan senyawa dengan ikatan

kovalen polar, namun tingkat kepolarannya berbeda-beda. HCl mempunyai

tingkat kepolaran tertinggi, ditandai dengann warna merah jika direaksikan

dengan indikator MO. Hal ini menandakan HCl merupakan asam kuat yang

mampu terdisosiasi sempurna karena perbedaan elektron negativitas tinggi.

Semakin banyak suatu senyawa terurai manjadi ion H+ maka senyawa

tersebut akan semakin polar (kemampuan berionisasi sebanding dengan

tingkat kepolaran). Sedangkan CH3COOH dan C2H5OH memiliki tingkat

kepolaran yang lebih rendah ditandai dengan semakin memudarnyaa warna

setelah bereaksi dengan indikator MO.

Percobaan ketiga dan keempat kita mengidentifikasi keberadaan senyawa

kompleks setelah direaksikan dengan pereaksi tertentu. Untuk percobaan

ketiga NH4OH berlebih berperan sebagai pengkompleks. Dengan bereaksinya

CuSO4 dan NH4OH maka akan terbentuk senyawa kompleks berupa

Cu(NH3)42+ , ditandai dengan terbentuknya endapan putih campuran ini

direaksikan kembali dengan BaCl2 sehingga berubah warna larutannya

menjadi biru tua dan terdapat endapan putih BaSO4 namun tidak terbentuk

senyawa kompleks baru. Sedangkan campuran CuSO4 dan NH4OH

direaksikan dengan K4(SCN)6 terbentuk senyawa kompleks baru yaitu

Fe(CN)6 4-, sehingga larutan berubah menjadi berwarna coklat.

Percobaan ke empat larutan FeCl3 direaksikan dengan KSCN membentuk

senyawa kompleks FeSCN63- . Hal ini terjadi karena ligan SCN lebih kuat

sehhingga ligan Cl3- terlepas dari Fe2+. Sedangkan pada larutan Fe(NO3)2 tidak

terbentuk senyawa kompleks karena SCN lebih lemah dari pada NO3-.

Kekuatan ligan mempengaruhi reaksi pembentukan kompleks. Semakin

kekanan maka ligan semakin lemah sehingga mempengaruhi pada ada

tidaknya pembentukan kompleks baru setelah terjadinya reaksi.

Page 15: p. II (Ikatan Kimia)

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Larutan HCl memiliki tingkat kepolaran tertinggi, di ikuti CH3COOH

dan C2H5OH memiliki tingkat kepolaran paling rendah.

2. Reaksi antara [Cu(NH3)4]2+ dengan BaCl2 tidak menghasilkan senyawa

kompleks baru, sedangkan dengan K4Fe(CN)6 menghasilkan senyawa

kompleks

3. Larutan FeCl3 direaksikan dengna KSCN membentuk senyawa

kompleks KSCN direaksikan dengan Fe(NO3)2 tidak membentuk

kompleks baru.

4. Larutan NaCl memiliki ikatan elektrovalen, sedangkan CHCl3 memiliki

ikaatan kovalen.

.

Page 16: p. II (Ikatan Kimia)

DAFTAR PUSTAKA

Dogra,S.K., 1984, Kimia Fisik dan Soal – Soal, Universitas Indonesia; Jakarta

Hart,Harold,dkk., 2003, Kimia Organik, Erlangga; Jakarta

Hardjono., 2001, Kimia Dasar, Universitas Gajah Mada; Yogyakarta

Kasmiati., 1990, Kimia Kedokteran Edisi 2, Binarupa Aksara; Jakarta

Taufiq, Agus dan Suryana P., 2006, Kimia, Widya Utama; Jakarta.

Hidayat, Soetopo., 1992, Ilmu Kimia, Erlangga; Jakarta.

Polling, C dan Harsono T., 1992, Ilmu Kimia edisi ke VI, Erlangga; Jakarta.

Kusuma dan Dwi N.H., 1989, Intisari Kimia 1, PT. Intan Pariwara; Surakarta.