pa to genesis

7
PATOGENESIS Proses terjadinya ileus mekanik maupun non mekanik memiliki kemiripan setelah terjadinya obstruksi, tanpa memandang penyebab obstruksi tersebut apakah karena penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan yang tampak adalah bila ileus tersebut disebabkan oleh penyebab non mekanik maka peristaltik usus dihambat dari permulaan, sedangkan pada ileus karena penyebab mekanik maka peristaltik mula-mula kuat kemudian bertambah pelan sampai akhirnya hilang. Semua etiologi ileus menyebabkan usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang tersumbat awalnya berperistaltik lebih keras sebagai usaha alamiah dan akhirnya pasase usus jadi melemah dan hilang. Usus yang berdilatasi menampung cairan dan gas yang merupakan hasil akumulasi cairan dan gas yang menyebabkan distensi usus. Distensi usus tidak hanya pada daerah sumbatan tapi dapat menjalar ke daerah proksimal. Distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik) dan dapat terjadi perforasi. Usaha usus untuk berperistaltik disaat adanya sumbatan menghasilkan nyeri kolik abdomen dan penumpukan kuman dalam usus merangsang muntah. Pada obstruksi usus dengan stranguasi, terdapat penjepitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi iskemia, nekrosis kemudian gangren. Gangren ini kemudian menyebabkan tanda toksis yang terjadi pada

Upload: sela-naimora-hasibuan

Post on 14-Apr-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

patogenesis ileus

TRANSCRIPT

Page 1: Pa to Genesis

PATOGENESIS

Proses terjadinya ileus mekanik maupun non mekanik memiliki kemiripan setelah terjadinya

obstruksi, tanpa memandang penyebab obstruksi tersebut apakah karena penyebab mekanik atau

fungsional. Perbedaan yang tampak adalah bila ileus tersebut disebabkan oleh penyebab non

mekanik maka peristaltik usus dihambat dari permulaan, sedangkan pada ileus karena penyebab

mekanik maka peristaltik mula-mula kuat kemudian bertambah pelan sampai akhirnya hilang.

Semua etiologi ileus menyebabkan usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal

berdilatasi. Usus yang tersumbat awalnya berperistaltik lebih keras sebagai usaha alamiah dan

akhirnya pasase usus jadi melemah dan hilang. Usus yang berdilatasi menampung cairan dan gas

yang merupakan hasil akumulasi cairan dan gas yang menyebabkan distensi usus. Distensi usus

tidak hanya pada daerah sumbatan tapi dapat menjalar ke daerah proksimal. Distensi yang

menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik)

dan dapat terjadi perforasi.

Usaha usus untuk berperistaltik disaat adanya sumbatan menghasilkan nyeri kolik abdomen

dan penumpukan kuman dalam usus merangsang muntah. Pada obstruksi usus dengan stranguasi,

terdapat penjepitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi iskemia,

nekrosis kemudian gangren. Gangren ini kemudian menyebabkan tanda toksis yang terjadi pada

sepsis yaitu takikardia, syok septik dengan leukositosis.

Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada

obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon

merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap

sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi

kolon distal.

Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur

sedangkan dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding caecum merupakan bagian

kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Bila terjadi ruptur

maka akan timbul perforasi yang memperberat keadaan pasien.

GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab

obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap.

Page 2: Pa to Genesis

Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik,

muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut

dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar.

Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit.

Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna

kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas

sekali, muntah tidak proyektil dan berbau “feculent”, warna cairan muntah kecoklatan

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1. Foto Polos Abdomen

Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara mendadak yang

memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen harus

dilakukan secara segera tanpa perlu persiapan. Pada kasus abdomen akut diperlukan

pemeriksaan 3 posisi, yaitu :

1. Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi antero-posterior

(AP)

2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan, dengan sinar

horizontal proyeksi AP

3. Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah horizontal, proyeksi AP.

Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup seluruh

abdomen beserta dindingnya. Perlu dipersiapkan ukuran kaset dan film ukuran 35x 45cm.

Hal – hal yang dapat dinilai pada foto – foto di atas ialah:

1. Posisi terlentang (supine)

- Dinding abdomen, yang penting yaitu: lemak preperitoneal kanan dan kiri baik

atau menghilang.

- Garis psoas kanan dan kiri: baik, menghilang atau adanya pelembungan (bulging).

- Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak.

- Kontur ginjal kanan dan kiri.

- Gambaran udara usus :

Jarak antara dua

2. Posisi duduk atau setengah duduk atau tegak ( Erect)

Page 3: Pa to Genesis

- Gambaran udara bebas di bawah diafragma

3. Posisi tiduran miring ke kiri ( left lateral dekubitus)

- Hampir sama seperti posisi duduk, hanya udara bebas letaknya antara hati dengan

dinding abdomen

2. Barium Enema

Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan

kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi

alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih,

berat dan tidak mudah larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam

perbandingan tertentu sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut diminum oleh pasien

pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat kliasma

pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).

Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga menimbulkan

bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien meminum suspensi barium dan air, dengan

Ileus obstruksi merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya

mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyumbatan

lumen usus. Pemeriksaan radiologi pada ileus obstruktif akan tampak dilatasi usus di proksimal

sumbatan dan kolaps usus di bagian distal sumbatan.

Ileus paralitik merupakan suatu keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu melakukan

kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Pemeriksaan radiologi pada ileus paralititk akan

menunjukkan adanya dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum.

Jika ileus obstruktif berlangsung lama maka bisa terjadi ileus paralitik.

Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif, maka hal ini sangat

berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan

prasarana yang sesuai, keterampilan dokter, dan kemampuan ekonomi pasien. Hal-hal yang dapat

berpengaruh pada faktor-faktor tersebut juga akan mempengaruhi pola manajemen pasien ileus

yang akhirnya berpengaruh pada mortalitas ileus. Faktor-faktor tersebut juga berpengaruh

dengan sangat berbeda dari satu daerah terhadap daerah lainny

Page 4: Pa to Genesis

RADIOLOGI ILEUS

Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :

1. Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di proksimal

daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring Bone

Appearance). Gambaran ini didapat dari pengumpulan gas dalam lumen usus yang

melebar.

2. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan adanya air fluid level

dan step ladder appearance.

3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid

level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus

letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran

yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40% dapat

ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap

saja, pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat

memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah

Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada mungkin pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien bervariasi dari ringan sampai berat bergantung pada penyakit yang mendasarinya, didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan

Page 5: Pa to Genesis

tidak enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas negatif). Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran peritonitis.

Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya berupa dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa atau penyakit primer dan pemberian nutrisi yang adekuat. Beberapa obat-obatan jenis penyekat simpatik (simpatolitik) atau obat parasimpatomimetik pernah dicoba, ternyata hasilnya tidak konsisten. Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik (bila perlu dipasang juga rectal tube). Pemberian cairan, koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya diberikan sesuai dengan kebutuhan dan prinsip pemberian nutrisi parenteral. Beberapa obat yang dapat dicoba yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileus paralitik pasca-operasi, dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan. Neostigmin sering diberikan pada pasn ileus paralitik pasca operasi. Bila bising usu sudah mulai ada dapat dilakukan test feeding, bila tidak ada retensi,dapat dimulai dengan diit cair kemudian disesuaikan sejalan dengan toleransi ususnya