pabrik emping jagung
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN
ANALISIS PELUANG USAHA
PABRIK EMPING JAGUNG “BERKAH RAHAYU”
Nama : Khaolil Mudlaafar
Kelas : XI MIA 3
Absen : 16
SMA NEGERI 1 REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia makin meningkat setiap tahunnya. Dengan
pertumbuhan dan pendapatan nasional yang makin meningkat dapat menunjukkan
perkembangan dan kemajuan Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
Pertumbuhan ekonomi dapat ditunjukkan dari permintaan domestik, permintaan
ekspor, dan impor, serta investasi.
Pertumbuhan ini banyak didukung dari berbagai bidang usaha baik usaha skala
kecil maupun besar. Banyaknya persaingan dalam bidang ekonomi ini harus
membuat semua orang berpikir bagaimana mendapatkan peluang usaha dan
memanfaatkannya. Karena dengan memanfaatkan peluang usaha yang ada bisa
membuat usaha yang dilakoninya menjadi berkembang dan maju serta bisa
bersaing. Apalagi ditambah Indonesia yang mulai tahun 2015 akan menghadapi
adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Masyarakat harus bisa bersaing untuk
bisa bertahan dari pengusaha luar negeri yang banyak menawarkan produknya.
Untuk itu penulis akan membahas bagaimana memanfaatkan peluang usaha
dengan baik dengan menganalisis peluang usaha, risiko usaha, faktor kegagalan &
keberhasilan, dan analisis SWOT. Dalam analis tersebut, penulis memaparkan hasil
observasi dari perusahaan emping jagung “Berkah Rahayu”.
1.2. Tujuan
a. Mengetahui adanya peluang usaha serta cara memanfaatkannya.
b. Mengetahui adanya risiko usaha yang mungkin terjadi, untuk menghindari
kegagalan usaha.
c. Mengetahui faktor kegagalan & keberhasilan agar bisa membuat usahanya
bertahan.
d. Menganalisis SWOT dalam menjalani usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
“Berkah Rahayu” adalah sebuah perusahaan emping jagung yang beralamat
di Utara Eks. Stasiun KA Palan Pamotan. Usaha ini dijalani oleh Bapak Abdul
Rochim dengan istrinya Ibu Mahmudah. Usaha ini didirikan pada tahun 8 Mei
2006. Mereka memilih usaha tersebut karena sesuai dengan keinginan hatinya
untuk meneruskan usaha turun menurun dari orang tuanya, selain itu perusahaan ini
merupakan satu-satunya perusahaan emping jagung di Pamotan. Mereka
melaksanakan usaha tersebut dengan modal awal 5 juta rupiah termasuk pembelian
mesinnya. Dalam melaksanakan usahanya mereka dibantu oleh 5 orang karyawan.
Proses pembuatannya masih secara tradisional, hanya tiga mesin dengan
teknologi modern berupa penggiling jagung, alat press, dan alat sablon saja.
Prosesnya mulai dari pengayakan jagung untuk memilih jagung yang layak, jagung
yang kualitas jelek dibuang, perebusan, rendam 2 hari, penjemuran, penggorengan
dengan pasir, penggilingan, penjemuran lagi, diberi garam dan bawang putih yang
telah dihaluskan, kemudian dijemur, digoreng dengan minyak, dan yang terakhir
adalah pengemasan. Semua proses tersebut membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari.
Produksi dimulai dari pukul 05.00 – 13.00 WIB.
Bahan baku didapatkan dari petani sekitar, namun apabila tidak masa panen,
maka jagung dibeli dari pedagang di luar daerah, yaitu dari Jatirogo. Pada proses
penjemuran masih dengan sinar matahari, hal ini menyebabkan kendala saat musim
penghujan datang. Tahap penggorengan harus menggunakan minyak goreng
kualitas baik agar bisa bertahan sampai 1 bulan, apabila dengan minyak goreng
kualitas rendah maka hanya bisa bertahan 10-15 hari. Bumbu yang digunakan alami
tanpa bahan pengawet. Dalam pemasarannya, biasanya disetorkan ke toko-toko
sampai jangkauan Rembang, Sale, Sarang, Sluke, Pancur, Jatirogo, dan sekitarnya.
Biasanya emping jagung “Berkah Rahayu” permintaannya semakin
meningkat saat musim penghujan, selain itu saat mudik sebagai oleh-oleh khas
Pamotan. Omzet yang dicapainya perbulan bisa mencapai 3 juta.
2.1. Analisis Peluang Usaha
Peluang usaha dalam Bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti
kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal
kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang.
Pada perusahaan emping jagung “Berkah Rahayu”, peluang yang ada dan bisa
dimanfaatkan dengan baik adalah peluasan daerah pemasarannya untuk
memperkenalkan emping jagung sebagai oleh-oleh khas Pamotan.
2.2. Risiko Usaha
Segala sesuatu yang menghambat tercapainya satu tujuan. Dalam risiko usaha
yang mungkin bisa terjadi pada perusahaan emping jagung “Berkah Rahayu”
adalah.
a. Cara pengelolaan atau manajemen
b. Risiko pemasaran : Barang tidak laku, tidak terbayar, harga turun- naik,
tingkat penjualan rendah, saluran distribusi yang tidak jelas.
c. Risiko produksi : Perawatan mesin, proses produksi, tenaga yang tidak
memadai, waktu yang kurang, bahan baku yang tidak siap.
d. Risiko administrasi : Kurangnya modal
2.3. Faktor Kegagalan & Keberhasilan
Faktor kegagalan & keberhasilan yang mungkin bisa dialami oleh perusahaan
emping jagung “Berkah Rahayu” adalah:
Faktor Kegagalan Faktor Keberhasilan
1) Diabaikan oleh pemiliknya
2) Pengeluaran biaya yang
tinggi
3) Pengawasan perusahaan
yang buruk
4) Kecurangan dan pencurian
5) Lokasi usaha
6) Bencana
1) Komitmen
2) Motivasi
3) Kejujuran kesehatan
4) Mengambil risiko
5) Membuat keputusan
6) Keadaan keluarga
7) Keterampilan mengelola usaha
8) Keterampilan teknis
9) Pengetahuan tentang jenis usaha
2.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu analisis terhadap lingkungan internal dan
eksternal wirausaha/perusahaan. Diana analisis internal lebih menitik-beratkan
pada kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), sedangkan analisis eksternal
untuk menggali dan mengidentifikasi semua gejala peluang (Opportunity) yang ada
dan yang akan datang serta ancaman (Threat) dari adanya/kemungkinan adanya
pesaing/calon pesaing. Adapun analisis SWOT dari perusahaan emping jagung
“Berkah Rahayu” adalah
a. Strength (S)
1) Rasa emping jagung yang enak digunakan sebagai camilan serta
berkualitas.
2) Harga murah, bisa dijangkau semua kalangan.
3) Laris dan disukai banyak orang.
4) Alami tanpa bahan kimia dan pengawet.
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis :
1) Terus mempertahankan kualitas rasanya.
2) Tidak mengubah harga yang bisa membuat kalangan bawah tidak
mampu membelinya.
3) Memperkenalkan produk emping jagung yang alami tanpa pengawet.
b. Weakness (W)
1) Bahan baku tergantung musim panen jagung.
2) Saat musim penghujan terkendali proses penjemuran.
3) Waktu produksi terbatas.
4) Hanya bertahan 1 bulan karena tidak menggunakan pengawet.
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis :
1) Mempunyai persediaan bahan baku yang cukup.
2) Mempunyai mesin pengering.
3) Menambah jam kerja produksi.
4) Membuat strategi agar produk bisa laku terjual dengan cepat.
c. Opportunity (O)
1) Merupakan oleh-oleh khas Pamotan.
2) Menambah jangkauan pemasaran.
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis :
1) Memperkenalkan produk emping jagung agar bisa lebih dikenal
masyarakat luas.
2) Bekerja sama dengan toko-toko di luar daerah untuk memasarkan
produknya.
d. Threat (T)
1) Makin maraknya produk makanan ringan dengan berbagai rasa.
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis :
1) Membuat emping jagung dengan variasi rasa, seperti rasa original, pedas,
pedas manis, balado, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perusahaan atau seorang wirausahawan haruslah memanfaatkan peluang usaha
dengan diantaranya mengetahui risiko usaha, faktor kegagalan & keberhasilan,
serta analisis SWOT untuk meningkatkan kemajuan usahanya agar bisa bersaing.
3.2. Saran
Sebaiknya saat akan mendirikan suatu usaha mengetahui tentang adanya
peluang usaha dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Setyowati, RR. Indah, dkk. 2014. Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan.
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
LAMPIRAN
Gambar depan perusahaan emping jagung “Berkah Rahayu”
Jagung sebagai bahan baku
Proses perendaman
Proses Penjemuran
Emping jagung sebelum dibumbui
Emping jagung siap goreng
Tempat penggorengan jagung dengan pasir dan Alat penggilingan jagung
Alat pengayakan dan tempat penggorengan emping jagung dengan minyak
goreng
Alat penimbang berat emping dan alat pengepressan kemasan serta bawang
putih sebagai bumbu
Emping siap kemas dan emping jagung siap dipasarkan
Sertifikat perusahaan emping jagung “Berkah Rahayu”