pada akhir minggu ke

5
Embriologi Pembentukan Wajah dan Palatum September 11, 2014 by Josephine Widya Hampir semua jaringan penyokong kepala (tulang rawan, tulang, jaringan ikat) berasal dari crista neuralis yang bersifat neurogenik. Pada organisme lainnya, jaringan ini berkembang dari mesoderm atau mesenkim yang terbentuk. Pada penutupan tubus neuralis, crista neuralis merupakan jaringan saraf embrional yang tumbuh ke arah lateral, yang tidak saja menjadi asal perkembangan ganglion spinal, tetapi juga keseluruhan sistem saraf perifer. Di daerah kepala, crista neuralis tidak saja memiliki kemampuan untuk membentuk jaringan saraf dan ganglion, tetapi juga membentuk mesenkim ‘spesifik’ yang kemudian menjadi asal muasal sel-sel jaringan ikat, osteoblas, sel-sel tulang rawan, odontoblas, dan lain-lain. Oleh sebab itu, jaringan ini disebut mesektoderm atau ektomesenkim. Setiap tonjolan wajah dibentuk dari proliferasi sel crista neuralis yang bermigrasi menuju lengkung crista neuralis pada minggu ke-4 kehamilan. Sel miogenik dari otot memiliki asal yang berbeda. Sel-sel tersebut berasal dari mesoderm paraksial yang bermigrasi menuju facial primordia. sel crista neuralis yang membentuk massa pada daerah frontonasal akan pertama-tama bermigrasi menuju regio prosencephalic (otak depan) dan kemudian bergabung dengan sel migrasi lainnya, terutama yang berasal dari daerah mesencephalic anterior (otak tengah). Sel-sel maxilla berasal dari regio mesencephalic posterior, sedangkan sel-sel primordial mandibula berasal dari regio rhombencephalon (otak belakang). Sel yang bertumbuh pada mesencephalon posterior juga berkontribusi. Prominentia frontonasalis (tonjolan frontonasal): akan menjadi dahi dan dorsum apex hidung Prominentia nasalis lateralis: akan menjadi sisi-sisi (alae) hidung Prominentia nasalis medialis: akan menjadi nasal septum Prominentia maxillaris: akan menjadi regio pipi sebelah atas dan bibir sebelah atas Prominentia mandibularis: akan menjadi dagu, bibir bawah, dan daerah pipi sebelah bawah Mesenkim pada tonjolan wajah (prominentia facialis): akan menjadi berbagai otot dan derivatnya, serta tulang wajah Pada akhir minggu ke-4 tampak 5 penonjolan. Tonjolan maxilla terdapat di sebelah lateral, sedangkan tonjolan mandibula terdapat di sebelah caudal stomodeum. Pada fase ini, tonjolan frontal juga tampak. Pada awal minggu ke-5 kehamilan, tonjolan maxilla membesar dan tumbuh ke arah ventral dan medial. Bagian ektodermal menebal (disebut juga sebagai nasal placodes) pada prominentia frontonasalis dan mulai melebar. Pada akhir minggu ke-5, ektoderm pada bagian tengah nasal placodes mengalami invaginasi untuk membentuk lubang oral dari lubang nasal, membelah rima placode menjadi prominentia nasalis lateralis dan prominentia nasalis medialis. Permulaan minggu ke-6: nasal bergeser menuju posisi yang lebih ventral, posisi sentral; tampak enam tonjolan aurikular yang akan menjadi daun telinga, pembentuk mandibula, dan arcus hyoideus. Akhir minggu ke-6: prominentia nasalis medialis dan lateralis menyatu, prominentia maxillaris mulai membentuk rahang atas, garis tengah dari prominentia nasalis medialis membentuk septum nasal. Tonjolan mandibula telah bergabung membentuk bibir bawah primordial. Rongga nasal menjadi lebih dalam dan menyatu menjadi bentukan tunggal yang lebih luas, saccus nasalis ectodermal. Awal minggu ke-7: penyatuan prominentia nasalis medialis meluas ke lateral dan ke inferior membentuk prominentia intermaxillaris, ujung hidung terangkat di antara prominentia nasalis medialis, penonjolan kelopak mata, daun telinga mulai berbentuk.

Upload: zakiyya-ulpiyah

Post on 03-Oct-2015

231 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mjbhuikjuhiu

TRANSCRIPT

Embriologi Pembentukan Wajah danPalatumSeptember 11, 2014 byJosephine WidyaHampir semua jaringan penyokong kepala (tulang rawan, tulang, jaringan ikat) berasal dari crista neuralis yang bersifat neurogenik. Pada organisme lainnya, jaringan ini berkembang dari mesoderm atau mesenkim yang terbentuk. Pada penutupan tubus neuralis, crista neuralis merupakan jaringan saraf embrional yang tumbuh ke arah lateral, yang tidak saja menjadi asal perkembangan ganglion spinal, tetapi juga keseluruhan sistem saraf perifer. Di daerah kepala, crista neuralis tidak saja memiliki kemampuan untuk membentuk jaringan saraf dan ganglion, tetapi juga membentuk mesenkim spesifik yang kemudian menjadi asal muasal sel-sel jaringan ikat, osteoblas, sel-sel tulang rawan, odontoblas, dan lain-lain. Oleh sebab itu, jaringan ini disebut mesektoderm atau ektomesenkim. Setiap tonjolan wajah dibentuk dari proliferasi sel crista neuralis yang bermigrasi menuju lengkung crista neuralis pada minggu ke-4 kehamilan.Sel miogenik dari otot memiliki asal yang berbeda. Sel-sel tersebut berasal dari mesoderm paraksial yang bermigrasi menuju facial primordia. sel crista neuralis yang membentuk massa pada daerah frontonasal akan pertama-tama bermigrasi menuju regio prosencephalic (otak depan) dan kemudian bergabung dengan sel migrasi lainnya, terutama yang berasal dari daerah mesencephalic anterior (otak tengah). Sel-sel maxilla berasal dari regio mesencephalic posterior, sedangkan sel-sel primordial mandibula berasal dari regio rhombencephalon (otak belakang). Sel yang bertumbuh pada mesencephalon posterior juga berkontribusi. Prominentia frontonasalis(tonjolan frontonasal): akan menjadi dahi dan dorsum apex hidung Prominentia nasalis lateralis: akan menjadi sisi-sisi (alae) hidung Prominentia nasalis medialis: akan menjadi nasal septum Prominentiamaxillaris: akan menjadi regio pipi sebelah atas dan bibir sebelah atas Prominentiamandibularis: akan menjadi dagu, bibir bawah, dan daerah pipi sebelah bawah Mesenkim pada tonjolan wajah (prominentiafacialis): akan menjadi berbagai otot dan derivatnya, serta tulang wajahPada akhir minggu ke-4 tampak 5 penonjolan. Tonjolan maxilla terdapat di sebelah lateral, sedangkan tonjolan mandibula terdapat di sebelah caudal stomodeum. Pada fase ini, tonjolan frontal juga tampak.Pada awal minggu ke-5 kehamilan, tonjolan maxilla membesar dan tumbuh ke arah ventral dan medial. Bagian ektodermal menebal (disebut juga sebagai nasal placodes) pada prominentia frontonasalis dan mulai melebar.Pada akhir minggu ke-5, ektoderm pada bagian tengah nasal placodes mengalami invaginasi untuk membentuk lubang oral dari lubang nasal, membelah rima placode menjadi prominentia nasalis lateralis dan prominentia nasalis medialis.Permulaan minggu ke-6: nasal bergeser menuju posisi yang lebih ventral, posisi sentral; tampak enam tonjolan aurikular yang akan menjadi daun telinga, pembentuk mandibula, dan arcus hyoideus.Akhir minggu ke-6: prominentia nasalis medialis dan lateralis menyatu, prominentia maxillaris mulai membentuk rahang atas, garis tengah dari prominentia nasalis medialis membentuk septum nasal.Tonjolan mandibula telah bergabung membentuk bibir bawah primordial.Rongga nasal menjadi lebih dalam dan menyatu menjadi bentukan tunggal yang lebih luas, saccus nasalis ectodermal.Awal minggu ke-7: penyatuan prominentia nasalis medialis meluas ke lateral dan ke inferior membentuk prominentia intermaxillaris, ujung hidung terangkat di antara prominentia nasalis medialis, penonjolan kelopak mata, daun telinga mulai berbentuk.Akhir minggu ke-7: pola wajah sudah tampak seperti manusia, proporsi wajah akan berkembang pada masa fetal, penyatuan prominentia nasalis medialis (prominentia intermaxillaris) akan membentuk aksis sentral hidung dan philtrum pada bibir hingga lengkap.Minggu ke-10:Ektoderm dan mesoderm dari prominentia frontalis dan masing-masing prominentia nasalis medialis berproliferasi membentuk garis tengah septum nasalis.Cavitas nasal terbagi menjadi dua lintasan yang terbuka sampai pharynx di belakang palatum sekunder, melalui choana.Philtrum telah terbentuk, sisi lateral tonjolan maxilla dan mandibula bergabung membentuk pipi dan mengurangi lebar mulut sampai pada ukuran akhir.

Embriologi Pembentukan Palatum Pembentukan Palatum Primer Dimulai pada hari ke-35 kehamilan atau minggu ke-4 -> ditandai dengan pembentukan prominentia facialis Penyatuan prominentia nasalis medialis dan prominentia maxillaris Dilanjutkan penyatuan prominentia nasalis lateralis dan prominentia nasalis medialis. Bila gagal, akan terbentuk celah pada palatum primer. Minggu ke-7: dasar cavitas nasalis berupa pelebaran ke posterior dari prominentia intermaxillaris, disebut sebagai palatum primer. Dinding medial tonjolan maxilla mulai membentuk sepasang pelebaran yang tebal, yaitu lapisan palatina yang tumbuh ke bawah di salah satu sisi lidah. Minggu ke-8: lidah berpindah ke bawah, dan lapisan palatum secara cepat berotasi ke atas dan depan sampai pada garis tengah, dan tumbuh secara horizontal. Pembentukan Palatum Sekunder Terjadi setelah palatum primer terbentuk sempurna Mulai minggu ke-9 kehamilan Terbentuk dari sisi bilateral yang berkembang dari bagian medial dari prominentia maxillaris Kedua sisi ini akan bertemu di garis tengah dengan terangkatnya sisi ini Ketika sisi tersebut berkembang ke arah superior, maka proses akan dimulai. Kegagalan pada proses ini akan menyebabkan celah palatum sekunder. Minggu ke-9: kedua sisi lapisan palatum, palatum primer, dan septum nasal inferior mulai berfusi di sebelah ventrodorsal Minggu ke-10: bagian ventral palatum sekunder mengeras melalui kondensasi mesenkimal (osifikasi endokondral)

Faktor genetikFaktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah bibir telah diketahui tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya. Kruger (1957) mengatakan sejumlah kasus yang telah dilaporkan dari seluruh dunia tendensi keturunan sebagai penyebab kelainan ini diketahui lebih kurang 25-30%. Dasar genetik terjadinya celah bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu dan biasa juga karena atropi dari pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada daerah tersebut. Sebagai tanda adanya hipoplasia mesodermal. Adanya gen yang dominan dan resesif juga merupakan penyebab terjadinya hal ini. Teori lain mengatakan bahwa celah bibir terjadi karena : Dengan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidak kebalan embrio terhadap terjadinya celah. Adanya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasi kongenital yang ganda. Adanya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut yang diikuti dengan anomali kongenital yang lain.9,13,24Faktor Non-GenetikFaktor non-genetik memegang peranan penting dalam keadaan krisis dari penyatuan bibir pada masa kehamilan. Beberapa hal yang berperan penyebab terjadinya celah bibir :a. Defisiensi nutrisiNutrisi yang kurang pada masa kehamilan merupakan satu hal penyabab terjadinya celah. Melalui percobaan yang dilakukan pada binatang dengan memberikan vitamin A secara berlebihan atau kurang. Yang hasilnya menimbulkan celah pada anak-anak tikus yang baru lahir. Begitu juga dengan defisiensi vitamin riboflavin pada tikus yang sedang dan hasilnya juga adanya celah dengan persentase yang tinggi, dan pemberiam kortison pada kelinci yang sedang hamil akan menimbulkan efek yang samaa. Zat kimiaPemberian aspirin, kortison dan insulin pada masa kehamilan trimester pertama dapat meyebabkan terjadinya celah. Obat-obat yang bersifat teratogenik seperti thalidomide dan phenitonin, serta alkohol, kaffein, aminoptherin dan injeksi steroidb. Virus rubellaFrases mengatakan bahwa virus rubella dapat menyebabkan cacat berat, tetapi hanya sedikit kemungkinan dapat menyebabkan celah.13c. Beberapa hal lain yang juga berpengaruh yaitu : Kurang daya perkembangan Radiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang potent Infeksi penyakit menular sewaktu trimester pertama kehamilan yang dapat menganngu foetus Gangguan endokrin Pemberian hormon seks, dan tyroid Merokok, alkohol, dan modifikasi pekerjaanFaktor-faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah mulut, tetapi intensitas dan waktu terjadinya lebih penting dibandingkan dengan jenis faktor lingkungan yang spesifik.d. TraumaStrean dan Peer melaporkan bahwa trauma mental dan trauma fisik dapat menyebabkan terjadinya celah. Stress yang timbul menyebabkan fungsi korteks adrenal terangsang untuk mensekresi hidrokortison sehingga nantinya dapat mempengaruhi keadaan ibu yang sedang mengandung dan dapat menimbulkan celah, dengan terjadinya stress yang mengakibatkan celah yaitu : terangsangnya hipothalamus adrenocorticotropic hormone (ACTH). Sehingga merangsang kelenjar adrenal bagian glukokortikoid mengeluarkan hidrokortison, sehingga akan meningkat di dalam darah yang dapat menganggu pertumbuhan.

Due to alcohol in early development (week 3+) leading to both facial and neurological abnormalities lowered ears, small face, mild+ retardation Microcephaly - leads to small head circumference Short Palpebral fissure - opening of eye Epicanthal folds - fold of skin at inside of corner of eye Flat midface Low nasal bridge Indistinct Philtrum - vertical grooves between nose and mouth Thin upper lip Micrognathia - small jawExposure of embryos in vitro to ethanol simulates premature differentiation of prechondrogenic mesenchyme of the facial primordia (1999)