pancasila sebagai dasar filsafat negara
TRANSCRIPT
PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA
MAKALAH
diajukangunamemenuhitugas semester genap
Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh: Kelompok 1
Nuryatul Laili (130210101059)
SitiRukaiyatulHasanah (130210101066)
Nindi Indiana (130210101072)
Kelas: KWN 30
Dosen Pengampu:
Gandung Wirawan, M.Pd.
UPT BSMKU
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada AllahSWT. atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tak lupa juga penulis berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dalam hal
dukungan materi maupun non materi.
Judul yang menjadi tugas makalah ini adalah Pancasila sebagai Dasar
Filsafat Negara. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesiaini
merupakan sebuah materi dalam kajian kewarganegaraan yang sangat penting
artinya untuk menumbuhkan rasa nasionalisme tiap warga negara Republik
Indonesia. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Namun, tiada ada gading yang tak retak. Apabila terdapat kesalahan, penulis
bersedia menerima kritik dan saran pembaca. Penulis berharap makalah ini
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Terimakasih atas
perhatian pembaca, penulis mohon maaf atas kesalahan yang tidak disadari dalam
penulisan makalah ini.
Jember, Februari 2015
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu
dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan kaidah hukum
negara yang secara konstitusional mengatur Negara Kesatuan Republik
Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta
pemerintah negara.
Pancasila dijadikan sebuah landasan pemikiran bagi bangsa
Indonesia dalam menjalankan mekanisme tata pemerintahan untuk
mecapai tujuan dan cita-cita negara sehingga pancasila dijadikan sebuah
tonggak ukur terciptanya kehidupan bernegara yang aman, tertib, adil,
makmur dan sejahtera. Ke-5 pilar pancasila merupakan manifestasi dari
sebuah tujuan dibentuknya Negara Indonesia dimana setiap poin-poin
yang terdapat dalam pancasila memiliki makna yang saling berkaitan dan
saling menopang satu sama lain sehingga tidaklah dinamakan sebagai
pancasila jika ada salah satu poinnya yang tidak dapat dipenuhi oleh
bangsa dan negara.
Oleh karena itu, makalah ini disusun sebagai salah satu wadah
untuk memahami nilai-nilai pancasila (subscriber of value Pancasila)
sebagai filsafat negara untuk memahami secara detail hakekat pancasila
sebagai dasar negara dan landasn negara sehingga kita memiliki rasa
penerimaan dan penghargaan atas nilai-nilai Pancasila serta
mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai
manusia Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apapengertiandari pancasila?
2. Apapengertiandari filsafat?
3. Bagaimana makna pancasila sebagai dasar filsafat negara?
4. Bagaimana makna pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pancasila
2. Mengetahui pengertian filsafat
3. Mengetahui makna pancasila sebagai dasar filsafat negara
4. Mengetahui makna pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila secara etimologis berasal dari kata Panca yang artinya
lima dan syiila yang artinya dasar (pancasila = lima dasar). Perkataan
Pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan buddha yaitu dalam
Kitab Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu
ajaran moral untuk mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang
isinya 5 J, yaitu:
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berzina
4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong
5. Jangan mjnum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman
keras
Pancasila secara Terminologis bermula padatanggal 1 Juni 1945
Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, kemudian keesokan harinya 18
Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya
dimana didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara
yang diberi nama Pancasila. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan
UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud
dasar Negara Indonesia adalah Pancasila.
Berikut rumusan pancasila berdasarkan panitia PPKI:
1. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di
dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai
berikut:
1. Prikebangsaan,
2. Prikemanusiaan,
3. Priketuhanan,
4. Prikerakyatan,
5. Kesejahteraan Rakyat.
2. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1
Juni 1945 di depan sidang BPUPKI, sebagai berikut:
1. Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia,
2. Internasionalisme/Prikemanusiaan,
3. Mufakat/Demokrasi,
4. Kesejahteraan Sosial,
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas
menjadi Trisila, yaitu
1. Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme;
2. Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat;
3. Ketuhanan YME.
Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi
menjadi Ekasila atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong.
3. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22
Juni 1945 rumusannya, sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila
tersebut yang sah dan benar secara konstitusional adalah pancasila
yang tercantum dalam Pembukaan UUD1945, Hal ini diperkuat
dengan adanya ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres
No.12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan,
penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan
benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945.
2.2 Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal
dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata
yaitu philo, philos, philein, yang mempunyai arti cinta/ pecinta/
mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah,
hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta
pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Secara terminologi, pengertian filsafat dari para ahli (filsuf):
1. Plato
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
yang asli.Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa
para filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran (vision of
truth). Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai ide
yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan
pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan
tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudan digolongkan
sebagai filsafat spekulatif.
2. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
politik dan estetika.
3. Immanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal
dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalam empat persoalan.
4. Socrates
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
berupa perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan
bahagia. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa
manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka
mampu dan mau melakukan peninjauan diri atau refleksi diri sehingga
muncul koreksi terhadap diri secara obyektif.
5. Prof. Drs. Notonegoro, S.H.
Filsafat adalah pengetahuan atau ilmu pengetahuan yangmencari dan
mempelajari yangada (ontologi) dan hakekat yangada
(metafisika)dengan perenungan (kontemplasi) yang
mendalam(radikal) sampai menemukan substansinya.
6. Drs. Hasbullah Bakry, S.H.
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yangmendalam
mengenai Ketuhanan (theologi), alamsemesta (kosmologi)
danmanusia(antropologi), sehingga menghasilkan pengetahuan
bagaimana hakekatnya sejauh yangdapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusiaitu seharusnya setelah mencapainya.
2.3 Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara
Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan
diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling
sesuai bagi bangsa Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 sangatlah penting karena pada alinea IV
tercantum ketentuan pokok yg bersifat fundamental, yaitu dasar
filsafat negara RI yang dirumuskan dalam kata-kata berikut:
“...maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam satu
Undang-Undang Dasar Indonesia, yang terbentuk dalam satu Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada:
Satu : Ketuhanan Yang Maha Esa
Dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Tiga : Persatuan Indonesia
Empat:Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam
permusyawaratan/perwakilan
Lima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kelima dasar ini tercakup satu nama/istilah yang amat penting
bagi kita bangsa Indonesia, yaitu: Pancasila. Istilah atau perkataan
“Pancasila” memang tidak tercantum dalam pembukaan maupun
dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Di dalam alinea IV
dari Pembukaan UUD 1945 hanyalah disebutkan, bahwa negara
Republik Indonesia berdasarkan kepada 5 prinsip atau azas yang
disebutkan diatas, tanpa menyebutkan “Pancasila”.
Bahwa kelima prinsip atau dasar tersebut adalah pancasila, kita
harus mengadakan penafsiran sejarah (maupun penafsiran sistimatika)
yakni menghubungkannya dengan sejarah lahirnya pemakaian istilah
pancasila itu sendiri pada tanggal 1 Juni 1945, seperti telah dijelaska
diatas.
Pancasila sebagai filsafat negara RI diusulkan oleh Ir.Soekarno
dalam pidatonya didepan sidang Badan Penyelidik Persiapan
Kemerdekaan pada tanggal 1 Juni 1945. Dan dalam pidato tersebut,
seperti telah dijelaskan diatas, Ir.Soekarno mengusulkan 5 dasar
negara Indonesia yang sekaligus dinamakannya pancasila:
Pancaberarti lima, sedangkan lima berarti dasar asas kesusilaan.
Adapun perkataan/istilah “pancasila” yang diperkenalkan pada 1
Juni 1945 itu menurut Prof. Mr. Moh. Yamin dalam bukunya yang
berjudul proklamasi dan konstitusi sebenarnya sudah sejak abad XIV
dipakai di tanah Indonesia (dan perkataan sansekerta itu berarti 5
dasar).
Berkenaan dengan istilah atau perkataan pancasila, Prof. Moh.
Yamin selanjutnya menulis dalam bukunya yang lain berjudul
Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia pada halaman
437 antara lain sebagai berikut: “perkataan pancasila”, yang kini telah
menjadi istilah hukum, mula-mulanya ditempa dan dipakai oleh Ir.
Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk menamai
panduan sila yang lama. Perkataan itu diambil dari peradaban
Indonesia lama sebelum abad XIV.
Kata kembar itu kedua-duanya berasal dari bahasa sansekerta:
Panca dan Sila. Dalam bahasa sansekerta, Pancasila ada dua macam
artinya. Pancasila dengan huruf i biasa artinya: berbatu sendi yang
lima; Pancasila dengan huruf i yang panjang bermakna ‘5 peraturan
tingkah laku yang penting. Kata sila juga hidup dalam kata kesusilaan
dan kadang-kadang juga berarti etika.
Dalam bahasa indonesia kedua pengertian diatas dirasakan
sudah menjadi satu panduan antara sendi yang lima dengan lima
tingkah laku yang senonoh.
Istilah pancasila dipakai dalam buku nasional Negara
Kertagama di zaman keemasan kerajaan Majapahit karangan
pujangga Empu Prapanca pada pertengahan XIV dalan sarga XLII
untuk menyatakan perintah kesusilaan yang lima. Juga istilah itu
dipakai oleh Empu Tantular teman Prapanca dalam buku Sutasoma.
Istilah pancasila telah masuk kedalam bahasa indonesia dan mendapat
tempat serta arti yang mendalam sebagai istilah kesusastraan dan
sebagai istilah hukum.
Dengan tidak menyebut nama pancasila, maka sila yang lima ini
disebutkan dalam suatu rangkaian keseluruhan kata Pembukaan
Konstitusi 1945. Tempatnya itu adalah alinea IV, yang berisi sintesis
dari perjuangan kemerdekaan. Makna dari sila yang lima ini disusun
dalam lukisan lambang Pancasila Burung Garuda dengan
menempatkan Sila Ketuhanan dalam bentuk bintang segilima
sehingga sila itu sewajarnya ditempatkan pada nomor satu. Sila peri
kemanusiaan dilukiskan dengan lambang kalung cincin dan persegi
atau pria wanita turun temurun.
Sila peri kebangsaan, yang berpusat kepada Persatuan Indonesia
dilukiskan dalam lambang pohon beringin yang melindungi bangsa.
Sila peri kerakyatan yang digambarkan dengan tanduk kepala banteng
sebagai lambang tenaga rakyat. Sila keadilan sosial yang dilukiskan
dengan lambang sandang pangan berupa kapas dan padi.
Perlu kiranya kita mengetahui bahwa Prof. Mr. Moh. Yamin
pada tanggal 29 Mei 1945 disepan sidang BPUPKI telah pula
mengucapkan pidato yang berjudul “asas dan dasar negara kebangsaan
republik Indonesia”, yang menganjurkan asas-asas dan dasar-dasar
negara Indonesia, yang terdiri atas:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial)
Pidato Prof. Moh. Yamin termuat dalam sebuah buku yang
berjudul Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 jilid 1
halaman 83-107.
Dari uraian diatas, dapatlah kiranya kita menarik kesimpulan
bahwa pancasila sebagai istilah perkataan sansekerta sudah dikenal di
tanah air sejak abad XIV, sedangkan pancasila dalam bentuk
formalnya sebagai dasar filsafat negara Indonesia baru diusulkan pada
tanggal 1 Juni 1945; Pancasila resmi serta sah menurut hukum
menjadi dasar falsafah negara pada tanggal 18 agustus 1945 pada
waktu PPKI mengesahkan pembukaan UUD 1945. Alhasil
disimpulkan sebagai berikut:
a. Pancasila resmi dan sah menurut hukum menjadi dasar republik
Indonesia pada tanggal 18 agustus 1945. Dan kemudian melalui
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1996 berhubungan dengan ketetapan
No.I/MPR/1998, No.I/MPR/1993, pancasila tetap menjadi dasar
filsafat negara Indonesia hingga sekarang.
b. Pancasila sebagai dasar filsafat negara diusulkan pada 1 Juni
1945.
c. Pancasila sebagai istilah perkataan sansekerta sudah dikenal di
tanah air kita seja abad XIV.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia, dapatlah kita
temukan dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-
undangan negara Indonesia seperti dibawah ini:
a. Dalam pidato 1 Juni 1945
b. Dalam alinea IV naskah politik yang bersejarah tanggal 22 Juni
1945, yang kemudian dijadikan naskah rancangan pembukaan
UUD 1945 (yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta)
c. Dalam alinea IV Pembukaan UUD Proklamasi 1945
d. Dalam alinea IV Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia
Serikat 27 Desember 1949
e. Dalam alinea IV Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia
17 Agustus 1950
f. Dalam pembukaan alinea IV UUD 1945 setelah Dekrit Presiden 5
Juli 1959 sampai sekarang ini
2.3 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapai sangat memerlukan
pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan
memandang persoalan-persoalan yang dihadapi dan menentukan arah
serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan
tersebut. Tanpa memiliki pandangan hidup, maka suatu bangsa akan
merasa terus terombang ambing dalam menhadapi persoalan-persoalan
didalam masyarakat sendiri maupun persoalan-persoalan besar umat
manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini.
Dengan pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki
pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah
politik, ekonomi, sosial budaya yang timbul dalam gerak masyarakat
yangmakin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula,
suatu bangsa akan membangun dirinya.
Dalam pandangan hidup ini, terkandung konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran
yang dianggap baik. Pada akhirnya, pandangan hidup suatu bangsa
adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri,
yang diyankini kebenarannya dan menimbulkan tekat pada bangsa itu
untuk mewujudkannya. Karena itulah, dalam melaksanakan
pembangunan misalnya, kita tidak dapat begitu saja mencontoh atau
meniru model yang dilakukan oleh bangsa lain, tanpa
menyesuaikannya dengan pandangan hidup dan kebutuhan-kebutuhan
kita sendiri. Pandangan hidup yang baik dan memuaskan bagi suatu
bangsa, belum tentu baik dan memuaskan bagi bangsa yang lain.
Karena itu, pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang
sangat asasi bagi kekokohan dan kelestarian bangsa itu.
Negara Republik Indonesia memang tergolong mudah dalam
barisan negara-negara di dunia. Tetapi bangsa indonesia lahir dari
sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui gemilangnya kerajaan
sriwijaya, majapahit dan mataram. Kemudian mengalami masa
penderitaan akibat penjajahan bangsa lain sepanjang 3,5 abad, sampai
akhirnya bangsa indonesia berhasil memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945.
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945,
melainkan telah melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh
sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman
bangsa-bangsa lain, dengan diilhami bangsa kita dan gagasan-gagasan
besar bangsa kita sendiri. Karena pancasila sudah merupakan
pandangan hidup yang berakar pada kepribadian bangsa, maka ia
diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup ketatanegaraan.
Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam
rumusan yang agak berbeda, namun dalam 3 buah UUD, yaitu UUD
1945, mukadimah konstitusi RIS, dan mukadimah UUDS RI 1950,
pancasila tetap tercantum di dalamnya. Pancasila yang selalu
dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita, pancasila yang selalu
menjadi pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan
ancaman terhadap ekstitensi bangsa kita merupakan bukti sejarah
bahwa bangsa kita selalu dikehendaki bangsa indonesia sebagai dasar
kerohanian negara, dikehendaki sebagai dasar negara. Dasar ini jelas
dikehendaki oleh seluruh rakyat indonesia karena pancasila sebenarnya
telah lama tertanam dalam kalbu rakyat indonesia. Karena itu,
pancasila juga merupakan dasar negara yang mampu mempersatukan
rakyat indonesia.
Manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,
dikodratkan hidup secara mengelompok. Kelompok manusia itu akan
selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perkembangan diri
manusia yang mengelompok itu sampai pada suatu keadaan dimana
mereka terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini merupakan
pertanda adanya kelompok manusia itu dengan ciri-ciri kelompok
tertentu, yang membedakan mereka dengan kelompok manusia lain.
Kelompok ini membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku
bangsa dibedakan oleh perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka
patuhi bersama. Berdasarkan hal ini, kita dapat menyebutkan adanya
kelompok suku bangsa minangkabau, batak, sunda, jawa, madura,
minahasa, bugis, dan banyak lagi suku bangsa di tanah air. Semua suku
bangsa itu merupakan modal dasar terbentuknya kesadaran berbangsa
dan adanya bangsa indonesia yang kita miliki kini adalah bagian dari
bangsa itu waktu sekarang ini.
Kelompok-kelompok manusia tersebut dikatakan suku bangsa,
karena mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup kelompok ini akan
membedakan mereka dengan kelompok suku bangsa lain di nusantara
ini. Jadi kita kenal ada pandangan hidup suku batak, sunda, jawa, serta
banyak lagi pandangan hidup suku bangsa di indonesia ini. Pandangan
hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk memenuhi
kehidupan di dunia dan bekal mereka di hari akhir. Bangsa indonesia
yang terdiri atas berbagai suku bangsa tersebut meyakini bahwa
kehidupan, di dunia dan hari akhir. Berdasarkan hal tersebut, kita
menemukan persamaan pandangan hidup diantara suku-suku bangsa di
tanah air, ialah keyakinan merekaakan adanya dua dunia kehidupan.
Inilah yang menya tukan pandangan hidup bangsa indonesia, walaupun
mereka terdiri atas berbagai suku yang berbeda.
Manusia indonesia yang terikat oleh keyakinan pada Tuhan Yang
Maha Kuasa dan kuatnya tradisi sebagai sumber norma dan kehidupan
dalam masyarakat adalah tali persamaan pandangan hidup antara
berbagai suku di nusantara ini. Pandangan hidup kita bernegara dan
berbangsa tersimpul dalam filsafat kita pancasila. Pancasila
memberikan pancaran dan arah untuk setiap orang indonesia tentang
masa depan yang ditempuhnya. Inilah pandangan hidup orang
indonesia sebagaimana tertuang dalam kelima sila pancasila.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pancasila adalah suatu istilah yang berisi 5 dasar yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945
2. Filsafat adalah ilmu tentang segala sesuatu yang menyelidiki
keterangan yang sedalam-dalamnya.
3. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara karena pancasila
hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh
founding fathers kita yang kemudian dituangkan dalam suatu
sistem yang tepat
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa karena dengan
pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-
persoalan yang dihadapi dan menentukan arah serta cara bagaimana
bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tersebut
3.2 Saran
Sebagai warga negara indonesia, hendaklah kita menjadikan pancasila
sebagai pedoman kehidupan dalam berbangsa dan bernegara serta
mengamalkan nilai-nilai dari pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Djanarko, I. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Surabaya diakses 25 Februari
2015 http://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-
Pancasila-3-Pancasila-Sebagai-Sistem-Filsafat.pdf
Kansil, C. 2011. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka Cipta
Sutrisno, S. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Widyanarko, A. 2011. Falsafah Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara.
Yogyakarta diakses 25 Februari 2015
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=91388&val=4998
_____. Pancasila sebagai Sistem Filsafat diakses 25 Februari 2015
http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17756/BAB++II.pdf