pancasila sebagai sistem filsafat part...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PART II
Widiastiana Vista Wijaya Universitas Gunadarma
2020

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Sebagai Suatu SistemPancasila Sebagai Jatidiri
Bangsa Indonesia
Susunan Kesatuan yang Bersifat Hirarkis dan Berbentuk Piramidal
Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila
yang Bersifat Organis
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
PANCASILA SEBAGAI JATIDIRI
BANGSA INDONESIA
Kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat
negara dan pandangan hidupbangsa Indonesia.

NILAI-NILAI PANCASILA
nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esayang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab suci
nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai yang luhur budaya masyarakt (inti kesatuan adat istiadat yang baik) yang tersebar di seluruh Indonesia
02
01

RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
SISTEM
Pancasila yang terdiri atas lima sila
pada hakikatnya merupakan suatu
sistem filsafat.merupakan suatu asas sendiri-sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan bersama suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
SETIAP SILA PANCASILA

CIRI-CIRI SISTEM
1suatu kesatuan bagian-bagian
5terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
2bagian-bagian
tersebut memunyai fungsi sendiri-
sendiri
3saling berhubungan
dan saling ketergantungan
4kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama (tujuan sistem)

SUSUNAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA YANG BERSIFAT ORGANIS
Isi Sila-Sila Pancasilapada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan peradaban, dalam arti setiap sila merupakunsur dari kesatuan Pancasila
merupakan suatu kesatuanyang majemuk tunggal denganakibat setiap sila tidak dapatberdiri sendiri terlepas dari sila-sila lainnya, di antara sila satudalam lainnya tidak salingbertentangan
Pancasila

SUSUNAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA YANG BERSIFAT ORGANIS
pada hakikatnya secara filosofis pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia “monopluralis.
Kesatuan Sila-Sila yang Bersifat Organis
Memiliki Unsursusunan kodrat jasmani-
rohani, sifat kodrat individu-makhluk sosial,
dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan
Yang Maha Esa
unsur-unsur teersebutmerupakan suatu kesatuanyang bersifat organis

SUSUNAN KESATUAN YANG BERSIFAT HIRARKIS DAN BERBENTUK PIRAMIDAL
Susunan sila-sila pancasilamenunjukkan suatu rangkaian
tingkatan yang luas dan isi sifatnya dari selumnya atau di
atasnya.
sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh kimat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia
Contoh rumusan Pancasila:

Setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnnya,
dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila
senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Contoh
RUMUSAN HUBUNGAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA YANG SALING MENGISI DAN SALING MENGKUALIFIKASI
Kesatuan sila-sila Pancasila yang
majemuk tunggal, hirakirs piramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan
saling mengkualifikasi
sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia

URGENSI DIPERLUKAN KAJIAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila sebagaiGenetivus Objectivus dan
Genetivus Subjectivus
Landasan Aksiologis Pancasila
Landasan Epistemologis Filsafat
Pancasila

FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI GENETIVUS OBJECTIVUS DAN
GENETIVUS SUBJECTIVUS
Nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem
dan cabang-cabang yang berkembang di barat.
Pancasila sebagaiGenetivus Subjectivus
Nilai-nilai pancasila dipergunakan untuk mengkritisiberbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untukmenemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidaksesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagaiGenetivus Objektivus

Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus memerlukan landasan pijak filosofis yang kuat mencakup
tiga dimensi, yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis dan landasan
aksiologis.

—Aristoteles
“Ontologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat segala yang ada secara umum sehingga dapat
dibedakan dengan displin ilmu-ilmu yang membahas sesuatu secara khusus”

DASAR ONTOLOGI PANCASILAadalah manusia yang memili hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut sebagai dasar antropologis.
HAL YANG SAMA JUGA
BERLAKUdalam konteks negara
Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah rakyat
(manusia).Subjek pendukungnyaadalah manusia, yakni: yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan danyang berkadailanpada hakikatnyaadalah manusia.

adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar pengetahuan, kemungkinan, lingkup dan dasar umumpengetahuan
EPISTEMOLOGIS

sebagai suatu sistem filsafat
pada hakikatnya adalah suatu sitem pengetahuan.
PANCASILA

Dalam kehidupansehari-hari, Pancasila
menjadi pedoman atau dasar bagi bangsaIndonesia dalam memandang realitas alamsemesta, manusia, masyarakat, bangsa, dannegara tentang makna hidup serta sebagaidasar bagi manusia Indonesia untukmenyelesaikan masalah yang dihadapi dalamhidup dan kehidupan

Pancasila telah menadi suatu sstem cita-cita atau keyakinanan sehingga menjelma
menjadi ideologi:
PathosLogosrasionalitas atau
penalaran
01
Here you could describe the topic of the section
03
penghayatan
02
Ethos

AKSIOLOGIadalah cabang filsafat yang menyelidiki:a. tingkah laku moral, yang
berwujud etika.b. ekspresi etika, yang
berwujud estetika atau senidan keindahan,
c. sosio politik yang berwujudideologi.

Bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/ rohaniah.
Nilai-nilai material realtif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur laiannya, sedangkan nilai rohaniah alat ukurnya adalah hati manusia yang dibantu indra manusi yaitu cipta, rasa, karsa, serta keyakinan manusia