pancasila - wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas
DESCRIPTION
pancasilasTRANSCRIPT
-
Indonesia
Artikel ini adalah bagian dari seri:Politik dan pemerintahan
Indonesia
Pancasila
UUD 1945
Majelis Permusyawaratan RakyatDewan Perwakilan DaerahDewan Perwakilan Rakyat
PemerintahPresiden (Daftar)
Joko WidodoWakil Presiden (Daftar)
Muhammad Jusuf KallaKementerianLembaga pemerintah nonkementerianLembaga nonstrukturalPerwakilan luar negeri
Mahkamah AgungMahkamah KonstitusiKomisi Yudisial
PancasilaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Namaini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: paca berarti lima danla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan danpedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruhrakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan YangMaha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuanIndonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dankeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantumpada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undangDasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima silaPancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masaperumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Junidiperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Daftar isi
1 Sejarah Perumusan2 Hari Kesaktian Pancasila3 Butir-butir pengamalan Pancasila [2]
3.1 Ketuhanan Yang Maha Esa3.2 Kemanusiaan yang adil dan beradab3.3 Persatuan Indonesia3.4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan3.5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia3.6 Sila pertama3.7 Sila kedua3.8 Sila ketiga3.9 Sila keempat3.10 Sila kelima
4 Lihat pula5 Referensi6 Pranala luar
Sejarah Perumusan
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yangresmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalamBadan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Legislatif
Eksekutif
Yudikatif
Inspektif
-
Badan Pemeriksa Keuangan
Pemerintahan daerahDaftar provinsi
Pemilihan umumPemilu Legislatif 2014Pemilu Presiden 2014
Daftar Partai politik
Negara lain AtlasPortal politik
Perisai Pancasila menampilkanlima lambang Pancasila.
yaitu:
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidatopada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan limadasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, PeriKemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, danKesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelimasila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban,agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lamaberkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalammemoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan padatanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yangkemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila".Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasarperwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan;Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarnodalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan,internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, danketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan PancaDharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorangteman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Silaartinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kitamendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmibeberapa dokumen penetapannya ialah:
Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22Juni 1945Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18Agustus 1945Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik IndonesiaSerikat - tanggal 27 Desember 1949Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang DasarSementara - tanggal 15 Agustus 1950Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5Juli 1959)
Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Insiden inisendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apamotif dibelakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok reliji terbesar saat itu menyebarkan kabarbahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untukmembubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 19651966.
Pada hari itu, enam Jendral dan 1 Kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yangdigambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya
Daerah
Pemilihan umum
Partai politik
-
berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 Septembersebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai HariKesaktian Pancasila.
Butir-butir pengamalan Pancasila [2]
Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasilamenjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
1.
Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaanyang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
2.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.3.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.4.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.1.Saling mencintai sesama manusia.2.Mengembangkan sikap tenggang rasa.3.Tidak semena-mena terhadap orang lain.4.Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.5.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.6.Berani membela kebenaran dan keadilan.7.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkansikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
8.
Persatuan Indonesia
Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di ataskepentingan pribadi atau golongan.
1.
Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.2.Cinta Tanah Air dan Bangsa.3.Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.4.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.5.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.1.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.2.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.3.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.4.Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.5.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.6.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang MahaEsa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
7.
-
Bintang.
Rantai.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasanakekeluargaan dan gotong-royong.
1.
Bersikap adil.2.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.3.Menghormati hak-hak orang lain.4.Suka memberi pertolongan kepada orang lain.5.Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.6.Tidak bersifat boros.7.Tidak bergaya hidup mewah.8.Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.9.Suka bekerja keras.10.Menghargai hasil karya orang lain.11.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.12.
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45 butir Pancasila.
Sila pertama
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan YangMaha Esa.
1.
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai denganagama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil danberadab.
2.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agamadengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa.
4.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubunganpribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
5.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dankepercayaannya masing-masing.
6.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.7.
Sila kedua
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagaimakhluk Tuhan Yang Maha Esa.
1.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpamembeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,warna kulit dan sebagainya.
2.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.3.Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.4.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.5.Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.6.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.7.Berani membela kebenaran dan keadilan.8.Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.9.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.10.
-
PohonBeringin.
KepalaBanteng
Padi DanKapas.
Sila ketiga
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dannegara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
1.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.2.Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.3.Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.4.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dankeadilan sosial.
5.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.6.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.7.
Sila keempat
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyaikedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
1.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.2.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.3.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.4.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasilmusyawarah.
5.
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusanmusyawarah.
6.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.7.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.8.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang MahaEsa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilanmengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
9.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.10.
Sila kelima
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasanakekeluargaan dan kegotongroyongan.
1.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.2.Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.3.Menghormati hak orang lain.4.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.5.Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap oranglain.
6.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.7.Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.8.Suka bekerja keras.9.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.10.Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.11.
Lihat pula
IndonesiaGaruda Pancasila sebagai Lambang Indonesia
-
Referensi^ Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.1.^ Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan KetetapanMPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesaidilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003
2.
Pranala luar
(Inggris) Pancasila (http://countrystudies.us/indonesia/86.htm)(Inggris) The Pancasila (http://countrystudies.us/indonesia/24.htm)(Inggris) Pancasila (http://www.gimonca.com/sejarah/pancasila.html)(Indonesia) Pusat Studi Pancasila UGM (http://psp.ugm.ac.id)
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pancasila&oldid=8259293"
Kategori: Simbol nasional Indonesia Sejarah Indonesia PancasilaPeraturan perundang-undangan Indonesia
Halaman ini terakhir diubah pada 11.02, 6 November 2014.Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahanmungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.