pandangan baru tentang dermatitis atopik gabungan

Upload: florantia-setya-nugroho

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    1/17

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    2/17

    KATA PENGANTAR 

    Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi kronik pada kulit yang seringdihubungkan dengan alergi makanan dan asma1. %tudi terbaru menunukan

    hubungan yang kuat antara penyakit kesehatan mental dan DA! diduga karena

    kebutuhan untuk manaemen efektif dari penyak ini untuk pasien yang sehat

    mental+!,. Pre#alensi dari DA ber#ariasi di tiap negara dari -1- /0. Laporan

    terbaru dari %hanghai! hina melaporkan baha pre#alensi dari DA meningkat

    signifikan pada area kota bila dibanding kan dengan area desa2. 3aya hidup dan

    faktor lingkungan berperan dalam tanda klinis DA45. %tress seperti yang dialami

    oleh pasien selama gempa 3reat $anshin uga berperan dalam eksaserbasi DA11.

    *ulit adalah organ penting pada hubungan antara host dan lingkungan. *erusakan barier epitel epidermis di kombinasikan dengan respon imun abnormal sepertinya

     uga berperan dalam patofisiologi dari DA1+!1,. 'inauan saat ini akan menyoroti

     pandangan baru pada peran barier kulit! faktor lingkungan dan disfungsi imun

     pada DA. 'erapi efektif dari DA memerlukan pendekatan pada barier kulit!

     pengontrolan inflamasi kulit! identifikasi dan manaemen dari pencetus alergi

    seperti halnya pada terapi infeksi mikroba10.

    GAMBARAN KINIS DAN !EN"TIPE DARI DERMATITIS AT"PIK 

    Pandangan baru mengenai mekanisme dari DA harus dihubungkan dengan

    gambaran klinik dari dermatitis atopik seperti yang dielaskan pada perbedaan

    fenotipe yang berhubungan dengan penyakit kulit.12  3ambaran penting dari

    dermatitis atopic adalah pruritus! yang diakibatkan hiperakti#itas kulit karena

    stimuli yang berasal dari lingkungan termasuk paparan makanan dan alergen

    inhalan! iritan! perubahan lingkungan ( kelembaban! polusi! dsb)! infeksi mikroba

    dan stress. %etelah pasien menggaruk kulitnya maka akan muncuk erupsi eksema

    akut (dengan papul eritema)! dan likenifikasi dengan hipeplasia epidermis yang

     berdampak pada kronik eksema. $al ini berlanan dengan pasien pada urtikaria

    idiopatik kronik yang bergeala gatal tapi tidak eksema setelah digaruk! dan

     perbedaan yang mencolok terlihat pada mekanisme antara urtikaria idopatik 

    kronik (autoantigen yang di induksi oleh degranulasi sel mast tanpa adanya

    disfungsi barier kulit) yang berlaanan dengan DA dimana beraal dari adanya

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    3/17

    disfungsi barier kulit dan peningkatan penetrasi antigen yang menimbulkan

    infiltrasi sel mononuclear dan inflamasi kulit kronis.14 

    'erdapat tanda klinis fenotif pada DA ('abel 1). *ebanyakan bayi dengan

    DA ringan akan semakin berkembang ketika masa anakanak. 6agaimanapun!

    terdapat kesulitan untuk mengurus pasien dermatitis dengan onset cepat! dengan

    DA berat seumur hidup. 'erdapat uga pasien dengan onset DA saat deasa

    alaupun itu tidak elas karena pasien memang mempunyai riayat dematitis

    selama bayi! kemudian menadi remisi lama yang hanya dermatitis yang relaps di

    kemudian karena ada recall history! pada beberapa kasus! tidak dapat dipercaya.

    Lebih dari 27/ tetapi tidak semua DA berhubungan dengan asma! rhinitis alergi

    atau alergi makanan. *urang lebih -7/ pasien DA mengalami peningkatan serum

    g8 dan atau bereaksi dengan allergen pada skin test ! tetapi +7/ DA tidak terdapat

    g8 pada allergen makanan maupun inhalan. 6agaimanapun! hal ini mungkin

    teradi pada pasien intrinsik atau non atopik yang mempunyai g8 atau sel '

    autoreaktif pada autoalergen atau antigen mikroba yang tidak rutin terukur.19+7

    'erdapat DA lain yang disebabkan karena infeksi kulit oleh Staphylococcusaureus  atau dermatitis herpetiformis.+1!++  :alaupun hampir 57/ dari DA akan

    terinfeksi S. aureus! terapi dengan antibiotik sistemik mempengaruhi kurang dari

    27/ kasus DA. *urang dari 2/ kasus DA mempunyai predisposisi menadi

    dermatitis herpetikum atau dermatitis #aksinatum.+,  ;enotif yang berbeda ini

    muncul karena adanya kombinasi kompleks dari mutasi dan efek epigenetik pada

     protein pengekspresi pengontrol gen di barier kulit! innate dan respons adaptif 

    imun dengan pengaruh kuat dari lingkungan.

    ABN"RMAITAS BARIER K#IT PADA DERMATITIS AT"PI

    Peran Multi !ungsi !lagirin

    6arier kulit berperan penting pada pertahanan terhadap in#asi mikroba dan

     penetrasi alergen. %tratum korneum sebagai lapisan teratas dari proses diferensiasi

    sel epitel kompleks dimana terdapat keratinosit yang memproduksi barier yang

    kuat yaitu cross-linked matrix yang terdiri dari lemak dan protein yang berfungsi

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    4/17

    untuk meminimalisir kehilangan air dan melindungi tubuh dari penetrasi alergen

    atau mikroba. %tudi terbaru mengindikasikan baha defek pada fungsi barier 

    epidermis memberikan pengaruh yang besar untuk memicu inflamasi kulit pada

    DA.1+!1, *ulit pada DA memiliki karakterisitik adanya peningkatan kehilangan air 

    di transepidermal dan defek pada diferensiasi keratinosit terminal yang

    menyebabkan berkurangnya ceramide! filagrin dan peptida antimikroba.+0+5

    Peningkatan akiti#itas protease dan pengeluaran sitokin proflamatori secara

     bersamaan yang dihasilkan dari peningkatan keratinosit endogen dan pelepasan

    sel mast deri#at protease pada kulit yang atopi sama dengan protease eksogen dari

    alergen lingkungan sekitar! seperti debu! atau S. Aureus mengakibatkan rusaknya

     barier kulit.,7!,1

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    5/17

    3ambar 1. ara alur kekebalan yang terlibat dalam fase yang berbeda dari dermatitisatopik. Diterbitkan dengan iin dari< 3ittler =*! %hemer A! %u>re?;ari@as M! et al .Akti#asi Progresif '$+'$++ sitokin dan protein epidermal selektif ciri dermatitis atopik akut dankronis. = Allergy lin mmunol +71+B 1,7< 1,0020.

    Pada orang normal! formasi dari sel kornifikasi memerlukan defosforilasi

    dan pembelahan profilaggrin oleh protease serine hasil akhir dari pelepasan

    filaggrin1,. ;ilaggrin mengagregasi sitoskeleton keratin untuk memfasilitasi

     pendataran keratinosit di lapisan kulit terluar. %elain itu! protein lain yang dikode

    oleh gengen di epidermis kompleks diferensiasi! termasuk loricrin  dan

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    6/17

    involucrin! merupakan komponen esensial untuk barier epidermis+,. *etika konten

    air pada stratum korneum berkurang! filaggrin berubah menadi asam karboksilik 

     pyrolidine dan asam transurocanik yang berperan dalam penyusunan natural 

    moisturizing factor   (CM;) dan sebagian berperan untuk hidrasi korneosit,,.

    Defisiensi filaggrin pada kasus DA berperan pada penurunan hidrasi di stratum

    korneum dan peningkatan kehilangan air pada transepidermal,0.

    Yang terpenting! produk filaggrin yang rusak berperan penting dalam

    keasaman stratum korneum dan penurunan generasi dari hasil metabolit filaggrin

    meningkatkan p$ dari stratum korneum yang dapat menyebabkan akti#asi

    seumlah protease serine dan dapat meningkatkan kerusakan barier ,2. %tudi in

    #itro terbaru menyebutkan baha angka pertumbuhan S. aureus dan densitas sel

    dipengaruhi oleh keasaman produk filaggrin yang rusak! asam urocanik dan asam

    karboksilin pyrolidine,4. p$ yang rendah berhubungan dengan berkurangnya

    ekspresi dari sekresi protein dan tautan antar dinding sel! termasuk protein yang

    terdapat pada S. aureus di kulit seperti clumping factor B dan fibronectin binding 

     protein A! sama seperti protein A yang berfungsi dalam proses imunitas.

    Adanya disfungsi barier kulit sebagai faktor penyebab dari DA didukung

    dengan laporan penillitian yang menyebutkan baha mutasi yang menyebabkan

    hilangnya fungsi pada gen filaggrin (;L3) merupakan factor resiko utama untuk 

     perkembangan DA1,!,9. Mutasi ;L3 meningkatkan resiko untuk kekeringan kulit

    yang persisten,-! meningkatkan respon imun kulit,5  dan berhubungan dengan

     peningkatan ekspresi L1 pada stratum korneum pasien dengan DA.07 ;ilaggrin

     uga sudah diketahui dapat melindungi dari toksin  staphylococcal alpha  yang

    dimediasi oleh kematian sel keratinosit.01  Abnormalitas barier kulit yang

    disebabkan oleh mutasi ;L3 uga berhubungan dengan peningkatan konsentrasi

    serum +2hidroksi #itamin D.0+

    ;ilaggrin nol mutasi mempengaruhi minoritas subyek dengan AD. Pengurangan

    filaggrin sering diamati bahkan pada kulit pasien DA yang tidak memiliki mutasi

    nol ;L3 terdeteksi. Dalam hal ini! #ariasi umlah salinan intragenic dalam gen

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    7/17

    filaggrin telah dibuktikan berkontribusi pada risiko DA dengan efek tergantung

    dosis. 0, %elanutnya! berbagai sitokin telah ditemukan untuk mengurangi ekspresi

    filaggrin termasuk L0! L1,! 'C; dan L+2.0004 Profiling proteomika kulit DA

    telah mengungkapkan baha berbagai protein lain yang berkaitan dengan

     penghalang kulit (filaggrin +! corneodesmosin! desmoglein1! desmocollin1! dan

    transglutaminase,) dan generasi faktor pelembab alami (arginase1! caspase10!

    dan gammaglutamyl cyclotransferase) yang diekspresikan pada tingkat signifikan

    lebih rendah pada lesional! dibandingkan dengan nonlesional! situs pasien dengan

    DA.+0  Penelitian ini didukung oleh studi profil genom dan histologis kulit DA

    yang mengungkapkan penghentian cacat diferensiasi epidermal yang luas. +5

    Dengan demikian! kombinasi dari faktor genetik dan diperoleh berkontribusi

    mengurangi diferensiasi epidermal! dan meregulasi kembali fungsi penghalang

    epidermal.

    A$normalitas Tig%t &un'tion: Se$ua% (a'at Kedua dalam Barrier !isik 

    ekspresi DA

    Profil ekspresi gen epitel nonlesional dari pasien dengan DA ekstrinsik! studi non

    atopik! dan pasien dengan psoriasis! barubaru ini mengungkapkan tingkat

    mencolok lebih rendah dari protein tight unction! claudin1 dan claudin+,! pada

     pasien dengan DA. 09  tight junction ditemukan pada membran bertolak belakang

    dengan keratinosit stratum granulosum langsung di baah stratum korneum dan

    dengan demikian membentuk penghalang fisik kedua pada epidermis (3ambar 1).

    Mereka terdiri dari kompleks protein perekat yang mengontrol alur cairan dan ?at

    terlarut melalui alur paraselular tersebut. %tudi tentang 8pitel nonlesional DA

    telah terbukti memiliki kelainan bioelektrik indikasi abnormalitas tight unction

    yang bisa menadi konsekuensi dari mengurangi tingkat claudin1 (LDC1)!

    kunci protein perekat tight unction. 09  $al ini konsisten dengan penelitian

    sebelumnya dalam LDC1 tikus mati yang menetapkan pentingnya tight unction

    epidermal dan claudin1. LDC1 membuat tikus mati dalam aktu +0 am

    kelahiran dengan dehidrasi berat dan peningkatan permeabilitas epidermal yang

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    8/17

    diukur dengan studi pearnaan dan kehilangan cairan pada daerah

    transepidermal.0-  *erentanan keratinosit manusia terhadap infeksi $%&1

     berhubungan terbalik dengan tingkat kontak selsel dan pertemuan antar selyang

    dipertahankan oleh kadar claudin1.05Pada DA! korelasi yang berkebalikan

    ditemukan antara ekspresi LDC1 dan penanda polaritas 'h+ (hitungan total

    eosinophil dan serum g8 total).

    RESP"N IM#N PADA DERMATITIS AT"PI

    %etelah + hambatan fisik (filaggrin dantight junction) diterobos! respon

    imun baaan yang cepat harus dimulai untuk mencegah in#asi mikroba dan

    replikasinya. *eratinosit dan antigen presenting cells  mengekspresi seumlah

    reseptor kekebalan tubuh baaan yang uga disebut sebagai pola pengenalan

    reseptor seperti Toll ike !eceptors('Ls) yang paling banyak 

    diketahui.1+!27%timulasi 'Ls oleh mikroba atau cedera aringan menyebabkan

     pelepasan peptida antimikroba! sitokin dan chemokines  dan meningkatkan

    kekuatan '=s untuk membatasi penetrasi alergen dan mikroba. 'elah ditemukan

     baha pasien dengan DA memiliki fungsi 'L yang menurun. Penelitian pada

     pasien dengan DA mengungkapkan baha mereka kekurangan dalam produksi

    keratinosityang berasal dari peptida antimikroba yang dibutuhkan untuk 

    mengendalikan S. aureus dan replikasi #irus.1+ni dapat mempengaruhi kolonisasi

    mikroba dan inflamasi kulit yang kronis.

    espon imun adaptif pada DA dikaitkan dengan peningkatan ekspresi

    sitokin 'h+ (L0! L1, dan L,1) dan sitokin 'h++! L++ 21 selama fase akut

    DA (3ambar. 1). %itokinsitokin ini mengurangi diferensiasi epidermal dan

    dengan demikian berkontribusi untuk mengurangi ekspresi filaggrin dan ekspresi

     peptida antimikroba. L,1 menginduksi gatal yang parah terkait efek 

     penghambatan pada diferensiasi epidermis.2+  Profil complex cytokine yang

     berkembang setelah pembentukan lesi akut DA! termasuk peningkatan interferon-

     gamma  yang menginduksi apoptosis dari keratinosit.2, Camun efek inidapat

    diimbangi oleh L17 yang mengendalikan reakti#itas sel dendritik terinduksi sel

    'di kulit.20!22

    "orticotropinreleasing hormone($) barubaru ini telah ditemukan

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    9/17

    dapat menurunkan regulasi produksi L17 oleh sel ' adaptif forkhead protein box

    #- negative regulatory pada AD.24!29

    Meskipun DA ini dikenal sebagai penyakit inflamasi kulit yang dimediasi

    'h+ dan 'h++ sedangkan psoriasis dikenal sebagai penyakit inflamasi kulit yang

    dimediasi 'h1E'h19!2-  mungkin saa terdapat subset DA lainnya. Memang

    ekspresi L19 telah dilaporkan dalam model tikus eksema.256arubaru ini!

    analisis komparatif transcriptomikDA dan psoriasis mengungkapkan bukti baha

    terdapat peningkatan ekspresi gen L19 dan peradangan neutrofilik pada kedua

     penyakit kulit ini. 47

    %el dendritik diakui sebagai salah satu sel kunci yang terlibat dalam

    inisiasi respon sel ' pada berbagai penyakit kulit.41Pada DA! selsel dendritik 

    seperti selsel Langerhans dan sel inflammatory dendritic epidermal 

    meningkatkan kadar ;ce serta mengurangi respon interferon.4+Memblokir sinyal

    reseptor histamin $1 dari sel dendritik yang mengurangi alergen yang mengatur 

    respon imun kulit.4,*eratinosit epidermal padaDAmengekspresi Thymic Stromal 

     ymphopoietin('%LP) yang meningkat! sitokin yang meningkatkan sel dendritik 

    yang mengatur diferensiasisel 'h+.40!42L+2 dan L,,! dilepaskan dari beberapa

     enis sel yang termasuk keratinosit dan selsel limfoid innate tipe +! yang uga

    menambah respon 'h+ dan dapat mengaktifkan eosinofil dan sel mast.44edera

    mekanik! paparan alergi dan infeksi mikroba meningkatkan '%LP! L+2 dan L

    ,,sehingga meningkatkan respon 'h+. 49!4-

    $ubungan penting antara kecacatan barrierpada pasien DA dengan

    mutasi;L3 dan polarisasi 'h+ dapat dielaskan dengan peningkatan penetrasi

    alergen melalui epidermis yang rusak disertai dengan peningkatan produksi '%LP!

    L+2 dan L,, oleh keratinosit dan selsel kulit lain yang mengarah pada

    'h+enismilieu. '%LP! khususnya! dapat bertindak sebagai Fahli bertukarG untuk 

     peradangan alergi karena memiliki efek pada umlah selsel kunci yang terlibat

    dalam inflamasi alergi di kulit! termasuk sel mast! eosinofil! dan basofil. 40

    Pengamatan klinis mengungkapkan baha inhibitor calcineurin topikal dan

    kortikosteroid topikal! sebagian dapat memperbaiki kecacatan barrier pada

    DAyang mendukung konsep baha peradangan atau akti#asi imun dapat

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    10/17

    menurunkan regulasi fungsi barrierpadaDA dan baha ada silang pendapat antara

     barrier epidermal dan sistem kekebalan tubuh. 45

    MENDE!INISIKAN S#BSET DERMATITIS AT"PI #NT#K 

    MANA&EMEN )ANG EBI* BAIK 

    *emauan dalam genetika dan patofisiologi DA telah menyumbangkan

     pemahaman kita tentang terhadap endotipepada AD.128ndotipe telah diusulkan

     pada asma dimana diakui sebagai suatu penyakit kompleks atau sindrom yang

    dapat dibagi menadi entitas penyakit yang berbeda berdasarkan mekanisme

     patofisiologi yang berbeda! yang disebut sebagai Fendotipe asmaG.97 Pentingnya

    mendefinisikan endotipepadaDA adalah baha pada subtipe baru ini dapat

    digunakan pada desain penelitian klinis dan pengembangan obat dan ide terapi

     baru pasien yang mungkin sebagai manfaat dari pengobatan berbasis mekanisme.

    Di masa depan! DA dapat digolongkan berdasarkan genotipe! biomarkers

    reflecting immune polarization dan fenotipe klinis.

    6eberapa fenotipe klinis telah dielaskan pada DA ('abel 1). DA anak

    anak umum teradi! dengan lebih dari 47/ dari pasien memiliki onset penyakit

     pada usia + tahun pertama.91*esembuhan pada DA anak teradi di sekitar 27/

     pasien. %isanya memiliki kekambuhan di masa remaa dan deasa. Hnset DA

    deasa uga dapat teradi tanpa riayat DA di masa kanakkanak.9+Pada segala

     bentuk DA! fenotipe klinis dapat dibagi secara bertingkat lebih lanut dari bentuk 

    ringan sampai berat dan pemicunya ber#ariasi diantaranya termasuk infeksi

     bakteri dan #irus. 'ermasuk uga kelompok dengan riayat atopik yang mengacu

     pada pasien DA anakanak dengan alergi makanan yang memungkinkan memiliki

    asma atau rhinitis alergi di kemudian hari! hal tersebut dapat diadikan

    kesempatan untuk pendekatan pencegahan untuk mencegah teradinya alergi

     pernapasan. 'ingginya sensitisasi sistemik terhadap makanan dan alergen inhalan

    yang teradi pada pasien DA dapat memudahkan penetrasi alergen lingkungan

    untuk masuk melalui barrier kulit yang rusak pada pasien tersebut.

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    11/17

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    12/17

    Meskipun mutasi filaggrin paling signifikan dan mutasi replikasi genetik 

    yang baik terkait dengan DA! mutasi filaggrin yang dihitung hanya minoritas dari

    total DA meskipun hingga 27/ DA yang parah dapat memiliki mutasi filaggrin. 1,

    6anyak gen lain seperti barrier kulit berespon sama baiknya dengan respon imun

     baaan dan adaptif ! sehingga memperkuat konsep baha DA adalah penyakit

    genetik yang kompleks.12! 949- ni termasuk #ariasi gen yang mengendalikan fungsi

     barier kulit seperti mutasi pada gen serine protease inhibitor *a?altipe 2

    (%PC*2)! yang mengkode P lymphoepithelial inhibitor *a?altyperelated

    inhibitor (L8*').95  Dalam model murine DA yang teradi akibat defisiensi

    epidermis L8*'!-7  eksem yang parah dan peningkatan produksi '%LP dapat

    diamati mengikuti beberapa fitur penting dalam DA. &arian genetik pada LDC1

     uga dikaitkan dengan risiko teradinya eksim herpetikum pada subyek DA.05

    %ubyek dengan mutasi ;L3 tidak termasuk memperkuat asosiasi LDC1 mutasi

    dengan kerentanan teradinya 8$. Data ini menunukkan baha defek barier baik 

    dari stratum korneum maupun epidermal '= samasama memicu mekanisme

     peningkatan kerentanan subyek dengan AD8$ I untuk teradinya infeksi kulit

    yang luas dengan $%&.

    &arian gen uga berkontibusi dalam abnormalitas respon imun asli dan

    respon adaptif 'h+ yang ditemukan di DA. $al ini termasuk adanya obser#asi

    yang meyakinkan baha #arian Tol-like receptor  + ('L+) berhubungan dengan

    DA yang parah.-1 %tudi terbaru menunukan adanya peningkatan hubungan antara

    gen yang mengkode '%LP dan reseptornya! L9! dengan risiko eksema

    herpetikum-+. $ubungan antara #arian gen pengkode '$+ penentu sitokin L0-,

    dan L,-0  dan transkripsi akhir faktor %'A'4-2  mendukung pentingnya respon

    'h+ pada DA.  &aplotype  pengkode L,1! sitokin yang menginduksi pruritus

     parah! telah dilaporkan berhubungan dengan bentuk intrinsik tidak terkait g8

    dari DA.-4 Poin penemuan ini penting untuk kedua batas perlindungan dan gen

    respon imun dalam mengatur fenotip kompleks dari DA.

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    13/17

    Gam$ar ,. Langkahlangkah Manaemen DA berdasarkan tingkat keparahan penyakit

    Dilihat dari gambaran genetik DA yang kompleks! perkembangan

     biomarker penting untuk menilai alur polarisasi imun final yang mungkin muncul

     pada berbagai #ariasi subset DA. 6iomarker terbaik utnuk DA saat ini

    didefinisikan pasien yang mempolarisasi 'h+ dan yang tidak. $ampir -7/ DA

    memiliki peningkatan le#el serum g8. Pasien ini biasanya memiliki peningkatan

    eosinofilia dan le#el serum kemokin 'h+! timus! dan akti#asi le#el kemokin

    teregulasi ('A). Penanda tambahan uga dibutuhkan untuk memonitor dengan

    lebih baik pasien DA yang dapat disebut DA intrinsik. $al ini penting! studi pada

     pasien yang disebut DA intrinsik! yang kekurangan g utnuk inhalan

    kon#ensional dan alergi makanan sehingga memiliki serum yang dapat

    mendeteksi g8 sebagai autoantigen pada kulit dan atigen microbial dari bakteri

    dan ungi yang akan mengkolonisasi kulit.15!-9 Lebih auh! arak yang lebih auh

    utnuk skrining g8 terhadap berbagai eksogenus dan antigen endogenus uga telah

    dibutuhkan utnuk memutuskan pencetus potensial untuk DA seperti hal ini uga

    memilikiefek yang penting dalam alur inflamasi pencetus alergi pada kulit.

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    14/17

    %ecara keseluruhan! ada berbagai penyebab dari bocornya pertahanan kulit epitel

    yang akan menyebabkan gangguan flora microbial! gangguan pada resoin mu

    nasal dan mempertinggi abnormalitas imun 'h+ adaptif yang mempengaruhi

     pertahanan tubuh dan memperelas beberapa penelasan utnuk berbeadai subset D

    dapat menyebabkan fenotip klinik yang kompleks.

    TERAPI DAN TATAAKSANA DERMATITIS AT"PIK 

    'atalaksana DA membutuhkan pendekatan yang sistematik dan

    multidisiplin. $al ini termasuk hidrasi kulit dan perbaikan pertahanan! obat anti

    inflamasi topikal! pengontrolan infeksi dan eliminasi faktor eksaserbasi (termasuk 

     pencetus allergen! iritan dan emosional) membaa pada sebuah pertimbangan

     baha DA merupakan penyakit heterogenous  membutuhkan pendekatan

    indi#idual untuk setiap pasien. 'erapi harus menggunakan pendekatan langkah

    demi langkah yang biaksana yang bergantung pada tingkat keparahan penyakit

    kulit (dapat dilihat pada referensi 10).

    'ahap pertama utnk DA ialah mengurangan fungsi pertahanan kulit sebagai hasildari kurangnya protein structural dan lemak di epidermis (3ambar ,). $al ini

    membuat peningkatan hilangnya air dan kulit kering. *ecuali pada kasus

    terseingan! hidrasi kulit akan seringkali membutuhkan mandi air hangat paling

    tidak untuk 17 menit kemudian diikuti dengan pemakaian pelembab. Pelembab

    dalam berbagai sediaan! antara lain krim! salem dapat menadi pilihan pertama

    dalam terapi dermatitis atopik. *etika menggunakan salep yang lebih padat!

     pertimbangkan untuk membasahi kulit sebelum pengolesan. Pasien dengan DA

    sedang dan parah bisa diberikan krim yang banyak mengandung ceramide atau

    filaggrin.

    Langkah kedua pada DA adalah inflamasi kulit. $al ini sangat ber#ariasi

    dari deraat sedang hingga deraat berat DA! bahkan bisa uga mengenai kulit

    tanpa lesi karena barier yang rusak dapat menadi tempat masuknya alergen dan

    mikroba yang memicu teradinya reaksi imun dan inflamasi. Pada DA yang tidak 

    dipicu oleh emollient saa! anti inflamasi topikal harus dipakai. Jntuk terapi

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    15/17

    maintenans bisa diberikan kortikosteroid poten rendah! sedangkan poten sedang

    dan poten tinggi diberikan untuk eksaserbasi dalam aktu yang singkat.

    Pengobatan yang pro aktif menggunakan steroid poten sedang topilal dan inhitor 

    calcineurin sudah menunukan dapat mengurangi relaps DA--.

    =ensen et al.-5  melihat pada pengurangan cairan pada lapisan transepidermal

    sebagaimana parameter lain yakni barier epidermis termasuk hidrasi stratum

    korneum dan penetrasi pearna dan menuukkan perbaikan parameter ketika

     pasien DA diobati dengan steroid topikal dan inhibitor calcineurin. *edua terapi

    memperbaiki differensiasi sel sel epidermis menadi normal kembali. %ebagai

    catatan! ketika ekspresi filaggrin ditekan pada DA tanpa terapi! pada terapi

    antiinflamasi filaggrin dapat naik kembali. oal tar yang mempunyai efek 

    antiinflamasi yang lebih lemah! uga dapat memperbaiki barier kulit pada DA.-5

    %trategi manaemen angka panang yang lain adalah identifikasi faktor 

     pemicu DA termasuk makanan (pada bayi dan anak kecil)! alergen udara! stress

    dan infeksi. 6eberapa bakteri mempunyai kecenderungan unik untuk 

     berkolonisasi dan menginfeksi pasien dengan DA.1  Jntuk menaksir hubungan

    antara mikrobiota kulit dan progresi penyakit! *ong et al mempertontonkan

    ribosom 14% pada sekuens CA bakteri pada DCA yang diambil dari anak anak 

     pengidap DA. Pada DA! proporsi sekuens %taphylococcus! khususnya S. Aureus

    lebih tinggi selama eksaserbasi daripada saat post terapi. Yang menarik adalah!

     berbagai macam terapi DA dihubungkan dengan meningkatnya enis bakteri.

    nfeksi S. aureus  uga merupakan predisposisi infeksi #irus pada pasien DA.

    Pemantauan infeksi dapat meningkatkan penggunaan antibiotik. %ehingga sangat

     penting untuk mengobati pasien ketika sudah elas baha infeksi tersebut

    disebabkan oleh % aureus! karena penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat

    menyebabkan infeksi M%A.++  Pada pasien yang dicurigai % aureus!

     pertimbangkan bleach bath.'(

    Pruritus merupakan geala kardinal DA yang mempengaruhi kualitas hidup

    dan mempersulit pemantauan penyakit kulit karena penggarukan yang dilakukan

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    16/17

  • 8/18/2019 Pandangan Baru Tentang Dermatitis Atopik Gabungan

    17/17

    sasaran dan terapi komplikasi infeksi yang teradi pada pasien DA. Metode baru

    yang mengkatagorikan fenotip dan alur imun terkutub pada DA dapat menadi

    acana aal strategi terapi yang bisa mengganggu perkembangan asma dan

     penyakit alergi lainnya.