pandangan guru dan permasalahan dalam perubahan pembelajaran

24
PANDANGAN GURU DAN PERMASALAHAN DALAM PERUBAHAN PEMBELAJARAN Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia). Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. 1

Upload: irwan-nova

Post on 25-Jul-2015

172 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas S2

TRANSCRIPT

Page 1: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

PANDANGAN GURU DAN PERMASALAHAN

DALAM PERUBAHAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Wikipedia).

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan

pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks

pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi

pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga

dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek

psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan

hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan

pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan

kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan

pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada

keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui

perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain

pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan

kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan

untuk mendidik peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu. Kegiatan belajar

mengajar umumnya dilakukan di sekolah dan bisa juga dilaksanakan di luar

sekolah. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas tentang pandangan guru

terhadap perubahan pembelajaran di sekolah begitu juga permasalahan-

permasalan yang yang ada di dalamnya.

1

Page 2: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Dalam pembahasan ini penulis akan mengutarakan dulu pandangan

beberapa guru fisika di beberapa sekolah. Kemudian mempelajari semua kondisi-

kondisi yang ada. Setelah itu mengambil suatu kesimpulan yang akan menjawab

isu-isu yang berkaitan dengan perubahan pembelajaran.

Berikut adalah hasil wawancara dengan beberapa guru:

Nama Guru dan

tempat mengajarRangkuman hasil wawancara

Ibu Sri Awanti

Guru fisika di SMA

N 8 Takengon (Aceh

Tengah)

Ada beberapa materi yang harus dijelaskan

(permasalahan)

Materi yang dijelaskan akan dihubungkan dengan

kehidupan sehari-hari.

Keaktifan siswa tergantung pada materi.

Guru tidak boleh melepas siswa begitu saja.

Guru lebih berperan sebagai fasilitator

Ibu Surina Sari

Guru fisika di SMA

N 1 Takengon

Perubahan pembelajaran dari yang lama ke yang

baru adalah sesuatu yang baik (bagus).

Siswa yang aktif bukan berarti guru tidak aktif.

Sebenarnya guru yang dituntut lebih aktif.

Guru banyak menyalahgunakan kata siswa yang aktif

(permasalahan)

Guru harus aktif mengontrol siswa misal dalam

menggunakan internet untuk mencari referensi.

Guru merupakan pusat informasi.

Ibu Rie Dahniar

Pengawas sekolah,

Mantan Guru fisika

SMA

Perubahan pembelajaran merupakan sebuah inovasi

dalam belajar mengajar dimana siswa dituntut lebih

aktif.

Setiap guru wajib membuat RPP atau standar

kompetensi dan disampaikan ke siswa sebagai bahan

yang harus dimiliki dan dikuasai.

2

Page 3: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Sebagian besar guru mampu menjalankan metode

student center.

Satu-satunya permasalahan adalah siswa masih

malas-malasan.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa guru tersebut. Penulis akan

mengutarakan bagaimana pandangan guru dan permasalahan terhadap perubahan

pembelajaran. Yaitu proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.

Gambar salah satu sekolah tempat wawancara guru

Kelemahan cara belajar yang berpusat pada guru

3

Page 4: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Pada umumnya para guru menyadari bahwa perubahan pembelajaran dari

teacher center menjadi student center akan lebih membuat siswa paham akan

pelajaran fisika. Ketika seorang guru yang aktif menjelaskan dengan detail. Hanya

sedikit siswa yang mampu menangkap pelajaran. Itu tergantung pada fokus si

siswa. Seberapa besar ia fokus pada saat belajar. Ketika siswa fokus sejatinya ia

bisa memahami pelajaran. Namun ketika siswa tidak fokus penjelasan guru

hanyalah sebagai angin lalu. Tidak banyak guru yang mampu membuat siswa

fokus. Ini merupakan permasalahan yang nyata dalam sistem pelajaran teacher

center, dimana terdapat kesulitan dalam membuat siswa fokus. Apalagi jumlah

siswa dalam sekelas melebihi kapasitas. Terlalu banyak yang diurusi sehingga

waktupun menjadi tidak efektif.

Dalam cara belajar yang berpusat pada guru. Permasalahan yang tampak

adalah si siswa tidak memiliki referensi. Tidak memiliki buku. Buku hanya

dimiliki guru. Dalam hal ini siswa hanya menunggu pelajaran dari guru ketika

belajar dikelas. Apa yang disampaikan guru, itu lah yang didapat oleh siswa. Jika

dibiarkan seperti ini. Masih ada bagusnya ketika guru tersebut memiliki

pengetahuan yang luas dan semua disampaikan kepada siswa. Namun akan sangat

tidak bagus ketika seorang guru tidak memiliki pengetahuan yang luas akan mata

pelajaran yang diajarkan.

Metode pembelajaran yang berpusat pada guru juga tidak memungkinkan

siswa untuk berkembang secara maksimal. Dikarenakan keterbatasan referensi

dan sumber belajar. Sumber belajar hanya dari guru. Apa yang dibawa guru itu

yang diterima.

Permbelajaran yang berpusat pada siswa, guru lebih santai??

4

Page 5: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa sebaiknya jangan ada salah

paradigma pada para guru. Paradigama yang salah itu bisa berupa siswa yang aktif

guru hanya mengarahkan dengan memberikan tugas. Misalnya seorang guru

masuk ke kelas “silahkan buka halaman sekian dan kerjakan, setelah jam

pelajaran selesai dikumpul.” Kondisi seperti ini adalah persepsi yang tidak benar.

Guru hanya memberikan pekerjaan tanpa mengarahkan siswa. Maka harus

dilakukan pelurusan persepsi yang benar.

Pada hakikatnya pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak menjadikan

guru tidak aktif. Kendatinya guru sebenarnya dituntut lebih aktif dari pada

sebelumnya. Artinya pada cara belajar yang berpusat pada siswa ini guru dituntut

kreatif dan super aktif agar siswanya juga aktif. Guru harus aktif dalam

menciptakan strategi belajar yang membuat siswa mau untuk aktif. Dalam hal ini

guru tidak boleh melepas siswa begitu saja, guru harus mampu mengarahkan

siswa untuk aktif, senantiasa mengontrol siswa dalam belajar.

Fisika merupakan pelajaran yang tidak menarik.

Banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan

pelajaran yang membosankan. Ini terjadi karena tidak ada yang menarik minat

mereka untuk mempelajari fisika. Mereka tidak tau apa gunanya belajar fisika,

mereka tidak menyadari bahwa segala phenomena alam yang ada disekitar adalah

fisika. Dibutuhkan peran guru yang mampu menarik minat mereka untuk lebih

tertarik pada pelajaran fisika. Guru bisa memulai dengan memberikan motivasi

kepada siswa untuk lebih giat belajar. Guru menjelaskan apa sebenarnya manfaat

mempelajari fisika. Apa keuntungan mempelajarinya untuk kehidupan sehari-hari.

Menjelaskan aplikasi fisika dalam teknologi yang digunakan.

Menjelaskan fisika kepada siswa dengan memberikan contoh-contoh

aplikasi dalamkehidupan akan mendorong/motivasi dan meningkatkan minat

belajar mereka. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa merupakan jalan terbaik

5

Page 6: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

untuk membuat si siswa aktif. Dengan demikian pembelajaran yang berfokus pada

siswa akan berjalan dengan baik.

Guru tidak boleh melepas siswa

Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, bukan berarti guru dapat

melepas siswa begitu saja. Peran guru yang sebenarnya adalah memunculkan

minat belajar yang besar pada siswa. Ini dapat dilakukan dengan memancing rasa

ingin tahu dalam diri siswa tersebut dan mendorong mereka untuk mau berpikir.

Ketika rasa ingin tahu siswa besar, kemungkinan besar yang terjadi adalah

siswa akan lebih giat mencari referensi-referensi belajar di luar kelas. Keadaan ini

menjadikan pembelajaran pada siswa dengan pencarian sendiri. Pembelajaran

sendiri sesuai penelitian yang pernah dilakukan akan memberikan pemahaman

yang lebih besar daripada metode pembelajaran ceramah.

Sehingga dapat disimpulkan Guru harus mampu meningkatkan rasa ingin

tahu dan mampu meluruskan referensi/pemahaman siswa yang kurang tepat pada

suatu materi pembelajaran fisika.

Permasalahan yang ada pada materi.

Beberapa guru mengungkapkan bahwa dalam belajar fisika setiap materi

tidaklah sama. Ada beberapa materi yang harus dijelaskan dan beberpa materi

tidak harus dijelaskan. Pandangan pada permasalahan seperti ini perlu diluruskan.

Pada dasarnya semua materi harus dijelaskan dalam artian bahwa guru tidak boleh

melepas siswa. Yang dimaksud dengan menjelaskan disini adalah guru harus

mampu membuat siswa berpikir. Dengan kata lain siswa tidak boleh dilepas

begitu saja. Melainkan harus dituntun agar muncul keinginannya untuk berpikir.

Dalam hal ini ada dua kemungkinan model berpikir siswa yaitu berpikirnya benar

dan berpikirnya salah. Berpikir yang salah inilah yang perlu pantauan dari guru

sehingga pada akhirnya pemahaman semua siswa sama dan sesuai dengan yang

diharapkan dalam kurikulum pembelajaran.

6

Page 7: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari

Bagaimana seorang guru mampu menghubungkan pelajaran fisika dengan

kehidupan sehari-hari. Ini akan menjadi indikator ketertarikan siswa dalam belajar

fisika dengan minat belajar yang tinggi. Dalam fisika SMA materi yang diajarkan

kebanyakan hanya sekedang menghitung saja. Terkadang yang dihitungpun tidak

dapat dicerna oleh akal. Misal sebuah soal yang menyatakan kecepatan sebuah

mobil yang bergerak 100 m/s. Kendatinya siswa langsung menghitung tanpa

menyadari seberapa cepat mobil tersebut. Banyak ditemui soal-soal seperti itu.

Seorang guru mestinya mampu meluruskan permasalahan ini. Contoh lain adalah

pada materi pluida atau disebut dengan zat alir. Materi di SMA hanya digunakan

untuk menghitung laju air dalam pipa. Memang benar, namun alangkah baiknya

jika guru meningkatkan sedikit materinya agar siswa mau berpikir dan mencri

referensi lainnya agar mereka mengetahui fungsi dari pelajaran zat alir tersebut

dalam kehidupan. Guru dapat memulai dengan menjelaskan contoh zat alir seperti

udara yang dimanfaatkan oleh pesawat terbang. Mengapa dibutuhkan sayap pada

pesawat tersebut. Bagaimana aliran udara melewati sayap tersebut. Dengan

semikian sangat diperlukan sekali menghubungkan pelajaran fisika kedalam

kehidupan seharari-hari untuk meningkatkan minaat belajar siswa.

Keaktifan siswa tergantung pada materi

Siswa aktif jika materi pembelajaran menarik. Disinilah peran guru yang

harus mampu membuat semua materi menarik sehingga siswa aktif dalam semua

materi pembelajaran fisika. Misal sebuah materi pembelajaran fisika yang akan

didiskusikan secara kelompok. Guru harus mampu membuat kelompok itu benar-

benar hidup. Setiap anggota kelompok mampu melakukan kerjasama satu sama

lain. Guru tidak boleh hanya sekedang mengatakan kepada siswa materi ini

dikerjakan secara kelompok dan melepasnya begitu saja. Melainkan guru harus

dapat mengarahkan siswa bagaimana agar criteria kerjasama dalam kelompok

7

Page 8: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

dikatakan berhasil. Maka guru harus menjelaskan bagaimana prosedur dalam

mengerjakan tugas/sebuah materi dengan cara berkelompok.

Dengan demikian siswa akan aktif disemua materi pembelajaran fisika dan

pencapaian kompetensi yang diinginkan akan tercapai dengan baik.

Guru sebagai fasilisator

Dikatakan guru sebagai fasilisator ini berarti guru harus mampu

mempasilitasi siswa dalam hal belajar. Contoh sesderhananya adalah guru

menyediakan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa. Guru sebagai

penjawan atas persoalan-persoalan yang tidak ditemukan jawabannya oleh siswa.

Guru tahu buku apa yang dibutuhkan oleh siswa dalam belajar. Dengan kata lain

guru menyediakan semua informasi yang dibutuhan oleh siswa termasuk ketika

siswa ingin mengungkapkan masalah pribadinya kepada guru. Guru wajib

memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan siswa khususnya yang

berkaitan dengan pembelajaran fisika.

Guru sebagai Motivator

Dalam proses belajar mengajar sangat diharapkan guru mampu membuat

siswanya untuk mau belajar atau memiliki minat belajar yang tinggi. Hal ini dapat

dilakukan guru dengan rajin-rajin memotivasi untuk meningkatkan minat belajar

siswa. Misalnya bagaimana menjadi juara kelas dan apa keistimewasaan menjadi

seorang juara. Misal guru menjelaskan tentang tindakan cara belajar di kelas dan

di luar kelas (dirumah, dilapangan, dll). Berikut contoh motivasi yang dapat

disampaikan guru, Untuk menjadi seorang juara kelas. Maka seminimalnya

seorang siswa itu harus maju satu langkah dari teman-temannya. Misal rata-

ratadikelas itu sudah membaja 10 lembar sebuah buku pelajaran, maka jika ingin

maju satu langkah harus lebih dari 10 lembar, misal membaca sebanyak 20

lembar. Jika rata2 dikelas itu 20 lembar, maka harus lebih dari 20 lembar, misal

membaca sebanyak 30 lembar. Begitu juga dengan hafalan, Jika rata-rata di

sebuah kelas sudah menghafal 20 rumus, maka agar dikatakan maju satu langkah

8

Page 9: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

dari teman-temannya minimal sudah menghafal 30 rumus. Begitu juga dengan

jumlah buku yang dimiliki. Jika teman-teman di sebuah kelas memiliki 3 buku,

maka untuk maju satu langkah maka sudah memiliki 4 buku atau lebih.

Dengan selalu memberikan motivasi pada siswa. Diharapkan agar siswa

senantiasa bersemangat dalam belajar sehingga terciptalah produk-produk yang

baik dalam dunia pendidikan. Bagaimana tidak anak muda adalah agen of change

yaitu sebagai generasi penerus yang akan menggantikan guru-guru, dosen-dosen,

pengusaha-pengusaha, dan lain-lain. Agar mendatangkan keadaan yang lebih baik

barang tentu para pengganti harus lebih baik dalam berbagai hal seperti skill,

softskill dan sebagainya.

Sesekali guru pun semestinya mampu mengajak siswa membuat sebuah

tujuan. Dengan adanya tujuan siswa akan lebih bersemangat dalam menjalankan

sebuah perkerjaan – dalam hal ini perkerjaannya adalah belajar – sehingga dapar

dituntaskan dengan baik. Mengajak siswa untuk menetapkan cita-cita.

Mengarahkan siswa agar memilih cita-cita yang tepat dan lebih baik dari pilihan

lainnya.

Guru sebagai Mediator

Dikatakan media, berarti sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan

sebuah meteri agar materi itu dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Dalam hal

ini guru senantiasi mampu membuat media yang akan membuat siswa berpikir

dalam memahami suatu materi. Contoh ketika guru ingin menjelaskan tentang

aliran udara yang yang dilewati sebuah benda. Kemara arah udara saat dilewati

sebuah benda. Dengan adanya media berbentuk tiga dimensi siswa akan lebih

paham tentang maksud yang ingin disampaikan oleh guru. Dalam hal ini dapt

dikatakan guru juga sebagai mediator bagi siswa di dalam kelas.

Seorang guru yang berperan sebagai mediator dan fasilitator tidak akan

pernah membenarkan ajarannya dengan mengklaim “ini satu-satunya yang benar”.

Oleh karena itu, perlu kiranya dikembangkan dalam sistem belajar mengajar

adalah semakin dikembangkannya kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan

9

Page 10: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

apa yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui. Dengan mengungkapkan

gagasan dan pemikirannya, siswa akan dibantu untuk lebih berpikir dan

merefleksikan pengetahuan mereka. Diskusi kelompok, debat, menulis makalah,

membuat laporan penelitian, berdiskusi dengan para ahli, meneliti di lapangan,

mengungkapkan pertanyaan dan juga sanggahan terhadap yang diungkapkan guru,

dll. Semua ini dapat menantang siswa lebih berpikir dan membangun pengetahuan

mereka.

Tugas guru adalah membantu agar siswa mampu mengkonstruksi

pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang kongkret, maka strategi mengajar

perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi siswa. Oleh karena

itu, tidak ada suatu strategi mengajar yang satu-satunya yang dapat digunakan

dimanapun dan dalam situasi apapun. Setiap guru yang baik akan

memperkembangkan caranya sendiri. Mengajar adalah suatu seni yang menuntut

bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi.

Permasalahan menggunakan kata siswa aktif

Ada sebagian guru yang menyalahgunakan kata siswa aktif untuk sehingga

menganggap dirinya hanya sebagai pemberi tugas, pemeriksa tugas, pemberi nilai.

Tidak lebih dari itu. Siswa yang aktif bukan berarti guru menjadi sedikit

kewajibannya. Justru kewajiban guru itu semakin banyak. Seperti yang sudah

dijelaskan di atas. Guru bakan hanya sekedar datang dan memberikan tugas

melainkan harus senantiasa mengawasi perserta didik, mengarahkan peserta didik,

memotivasi perserta didik, mempasilitasi, dan membuat media yang mendukung

pembelajaran. Dalam permasalah ini dibutuhkan peran pengawas sekolah yang

dibantu oleh kepala sekolah. Dimana pengawas akan menilai setiap guru dan

melaporkannya kepusat. Dengan demikian aka nada control terhadap guru-guru

yang ada sehingga guru dapat memperbaiki kesahannya dalam menjalankan

pembelajaran sebagaimana mestinya.

10

Page 11: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Guru sebagai pusat informasi

Peran guru sebagai pendidik juga dapat dikatakan sebagai pusat informasi.

Diawal semester guru akan memberikan informasi terkait pelajaran kepada semua

siswa. Tentang materi yang akan dipelajari, pencapaian pemahaman yang ingin

diraih, dan bagaimana guru memberikan nilai kepada siswa. Siswa juga akan

menerima informasi dari guru tentang bagaimana mengerjakan tugas-tugas. Saat

guru menjelaskan juga bisa dikatakan guu sedang memberikan informasi. Ilmu

pengertahuan erat hubungannya dengan informasi.

Informasi yang diberikan oleh guru akan menjadi rujukan oleh siswa

dalam belajar. Misal informasi tentang materi pelajaran. Siswa akan mencerap

informasi ini ke dalam otak mereka dengan menggunakan panca indra mata dan

telinga. Di dalam otak informasi ini akan diolah dan dihubungakan dengan

informasi-informasi dari sumber lain seperti buku, internet, dan lain-lain. Ini

memungkinkan siswa untuk berkembang dengan lebih baik. Perkembangan ini

akan terjadi jika mereka benar-benar memiliki minat belajar yang tinggi, rasa

ingin tahu yang tinggi, motivasi yang tinggi. Tentu itu semua akan dimiliki oleh

para siswa jika para guru memberikan informasi-informasi yang tepat dan benar.

Guru aktif dalam mengontrol siswa

Pendidikan adalah proses belajar yang dilakukan oleh manusia yang belum

memiliki informasi tentang suatu permasalahan. Dalam menjalankan pendidikan

manusia harus memiliki sumber informasi yang tepat. Untuk siswa sumber

informasi utama adalah guru.

Ketika seorang bayi dididik untuk berjalan. Maka ada alat bantu yang

dapat digunakan untuk mewujutkan pendidikan si bayi untuk berjalan. Kendatipun

demikian seorang pendidik bayi harus selalu aktif mengontrol proses belajar si

bayi.

Hal ini juga harus diterapkan dalam proses belajara mengajar di kelas

dimana guru harus senantiasa mengontrol siswa agar belajar benjalan dengan baik.

11

Page 12: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

Ketika belajar mampu untuk berjalan dengan baik. Sama seperti bayi tadi tujuan

belajar yang ingin diraih akan tercapai secara tuntas dan sukses.

Sebagai contoh dalam menggunakan internet. Dengan menggunakan wifi

dikelas guru akan mengontrol dan mengarahkan siswa dalam menggunakan

internet tersebut. Kemudian dalam hal diskusi. Guru pun harus mengontrol

berjalannya diskusi, senantiasa meluruskan kesalahan-kesalahan dalam berdiskusi.

Menjelaskan bagaimana menjalankan diskusi yang baik.

Guru harus mampu melihat mana siswa yang aktif dan mana siswa yang

tidak aktif. Ketika ada siswa yang tidak aktif. Alangkah baiknya guru melakukan

pendekatan secara pribadi dan meneliti apa permasalahan yang ada dalam diri

siswa sehingga siswa tersebut tidak aktif ketika belajar.

Perubahan pembelajaran merupakan sebuah inovasi

Perubahan cara belajar dikelas dari teacher center ke student center

merupaan sebuah usaha agar proses belajar-mengajar di kelas menjadi lebih

bermakna dan epektif. Pembelajaran yang berpusat pada guru dapat dikatakan

juga sebagai model pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Dalam

beberapa penelitian dihasilkan bahwa metode ceramah tidak mampu mengcopy

pengetahuan guru secara menyeluruh kedalam pemahaman siswa. Metode

ceramah hanya mampu memberikan sedikit pemahaman kepada siswa. Dengan

kata lain siswa tidak mendapatkan kompetensi yang diharapkan secara

menyeluruh. Selain ketidakberhasilan metode ceramah dalam memberikan

pemahaman kepada siswa. Metode ini juga membutuhkan banyak waktu.

Bayangkan saja jika ada buku fisika dengan begitu banyak materi dan

pembahasan semua diceramahkan dalam satu semester. Kemungkinan besar tidak

akan cukup waktu untuk menceramahi isi dari buku tersebut.

Berbeda halnya dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu

bentuk belajarnya adalah metode pembelajaran koperatif. Dimana siswa dituntut

harus mampu melakukan kerja sama team dalam mendiskusikan suatu pokok

bahasan. Metode diskusi jauh lebih baik bila dibandingkan dengan metode

12

Page 13: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

ceramah yang dilakukan oleh seorang guru. Diskusi mampu mendorong siswa

untuk berpikir. Kegiatan diskusi ini akan mengasah kemampuan berpikir siswa

menjadi lebih baik. Diskusi juga mendorong siswa untuk memililki mental yang

baik. Siswa menjadi berani berpendapat dan menyatakan sebuah argument.

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa pembelajaran yang berpusat pada

siswa bertolak ukur pada siswa yang mau berpikir. Agar siswa mau berfikir maka

wajib bagi seorang guru untuk aktif merangsang siswa agar siswa berfikir.

Dengan demikian, pembelajaran yang berpusat pada siswa akan memberkan

pemahaman pada siswa dengan porsi yang besar. Ini terjadi karena siswa belajar

dengan menemukan sendiri. Walaupun tidak ketemu masih ada guru yang tidak

melepas siswa begitu saja tanpa pengamatan dan control dari guru. Dengan

demikian siswa akan memahami sebuah pokok bahasan karena rasa ingin tahu nya

akan hal itu. Kondisi akan membuat sebuah pelajaran lengket di memori sorang

siswa dalam waktu yang cukup lama.

Perbedaan cara belajar yang berpusat pada guru dengan pembelajaran yang

berpusat pada siswa yang cukup signifikan. Dimana siswa akan lebih banyak dan

cepat memahami pelajaran dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini

merupakan suatu terobosan atau inovasi cara belajar yang akan mewujudkan

tercapainya kompetensi-kompetensi yang diharapkan.

Kewajiban guru membuat RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perkiraan atau

proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan

kegiatan pembelajaran. RPP mengambarkan prosedur dan pengoraginasian

pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam

standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Adapun tujuan dan manfaat

pembuatan RPP adalah untuk memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa

dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator, memberi gambaran mengenai

acuan kerja jangka pendek, karena disusun dengan menggunakan pendekatan

13

Page 14: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa, karena

dirancang secara matang sebelum pembelajaran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran akan menjadi sebuah acuan dalam

menjalankan proses pembelajaran di kelas. Dalam melakukan suatu perbuatan

mestinya dilakukan dulu plan atau perencanaan-perencanaan yang akan

mensukseskan tujuan dari perbuatan tersebut. Hal yang sudah terencana saja

masih memungkinkan terjadinya kegagalan dalam tujuan suatu perbuatan. Apalagi

sesuatu yang tidak direncanakan. Dengan demikian pembejaran yang berpusat

pada siswa pun harus memiliki perencanaan yang baik sehingga indicator-

indikator yang diharapkanpun terlaksana. Selain perencanaan mestinya harus ada

tujuan yang jelas dalam melakukan pembelaran. Dengan adanya tujuan, guru atau

siswa akan tau harus berbuat apa dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan guru menjalankan student center

Berdasarkan wawancara yang dilakukan langsung pada pengawas sekolah.

Beliau menyatakan bahwa hampir semua guru mampu melakukan pembelajaran

yang berpusat pada siswa. Secara umum guru mampu melakukan pembelajaran

yang berpusat pada siswa dengan baik. Namun begitu masih banyak guru yang

tidak memenuhi aturan main yang telah ditentukan oleh dinas pendidikan. Banyak

guru yang tidak membuat RPP dan kewajiban lainnya.

Dalam proses mengawas, ada guru yang menyatakan telah membuat dan

menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan. Namun guru

tersebut tidak dapat menunjukkan hasil kerjanya. Dalam hal ini guru tersebut

berbohong dan mendapatkan ancaman langsung dari pengawas yang

mengawasnya. Ada juga guru yang jujur dan meminta diberikan konpensasi untuk

menyelesaikan terlebih dahulu baru dinilai dan diserahkan kedinas.

Berdasarkan data sederhana tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak akan tercapai secara maksimal jika

guru berperilaku seperti itu. Ini merupakan isu yang sangat penting. Guru adalah

tauladan yang akan diikuti oleh siswa-siswanya. Hendaknya guru bersikap displin

14

Page 15: Pandangan Guru Dan Permasalahan Dalam Perubahan Pembelajaran

dalam menjalan tugas sehingga akan turun kepada siswanya yang juga displin

dalam belajar.

Permasalahan yang utama adalah siswa masih malas-malasan

Pada hakikatnya sifat malas ini terjadi karena siswa tidak memiliki

motivasi dalam belajar. Dalam hal ini seorang guru harus mampu melakukan

pendekatan pada siswa secara merata dan melakukan penyesuaian. Dalam proses

penyesuaian, tentu akan terdapat ketidaksesuaian karena perbedaan persepsi,

perilaku, dan harapan. Namun, ketidaksesuaian itu akan menjadi bentuk

kesesuaian setelah terjadi persamaan persepsi, kehendak, perilaku, dan seterusnya.

Dengan begitu, dapat dikatakan kalau siswa bandel, malas, dan manja merupakan

bawaan asli anak-anak yang belum menemukan titik kesesuaian seperti yang

diharapkan oleh guru. Ini merupakan hal yang wajar jika siswa itu bandel, malas,

dan manja. Kewajaran itu ditentukan oleh diri anak yang belum matang, belum

dewasa, dan belum menemukan jati dirinya.

Tugas guru adalah untuk mengajak siswa bandel, malas, dan manja

berubah menjadi siswa yang sepadan dengan aturan. Misal dengan cara

menganggap bahwa bandel, malas, dan manja merupakan hal yang wajar terjadi

dalam diri siswa. Mengidentifikasi tingkat kebandelan, kemalasan, dan

kemanjaannya siswa tersebut. menggolongkan tingkat kebandelan, kemalasan,

dan kemanjaan berdasarkan kesamaan dari siswa. Mencari penyebab kebandelan,

kemalasan, dan kemanjaan siswa secara detail. Memberikan perhatian yang sesuai

dengan tingkat kebandelan, kemalasan, dan kemanjaan. Terus-menerus

memberikan perhatian kepada siswa-siswa tersebut. Menciptakan kondisi tertentu

sampai pada taraf siswa tersebut mempunyai kedekatan dengan guru.

15