panduan pengembangan ktsp - ppkn34 · pdf filekriteria kelulusan peserta dididk, ... kurikulum...
TRANSCRIPT
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA ii
KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA. Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,
Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... II
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................................................. 1
B. TUJUAN ........................................................................................................................................................... 2
C. RUANG LINGKUP .............................................................................................................................................. 2
D. LANDASAN HUKUM ........................................................................................................................................... 2
BAB II PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP ........................................................................... 4
A. PENGERTIAN KTSP .......................................................................................................................................... 4
B. KOMPONEN KTSP ............................................................................................................................................ 4
C. KONSEP PENGEMBANGAN KTSP ........................................................................................................................ 4
D. ACUAN PENGEMBANGAN KTSP MELIPUTI; ........................................................................................................... 5
BAB III SISTEMATIKA KTSP ............................................................................................................................. 9
A. LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP ............................................................................................................ 9
B. SISTEMATIKA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BUKU 1 JENJANG SMA .................................... 16
BAB IV PELAKSANAAN DAN SUPERVISI ....................................................................................................... 26
A. PENGORGANISASIAN ........................................................................................................................................ 26
B. PELAKSANAAN ................................................................................................................................................ 26
C. KOORDINASI DAN SUPERVISI ............................................................................................................................. 26
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 28
LAMPIRAN 1:INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP ................................................................ 30
LAMPIRAN 2: CONTOH KTSP ................................................................................................................................. 36
LAMPIRAN 3 CONTOH KTSP LENGKAP .................................................................................................................... 41
LAMPIRAN 4: CONTOH KALENDER AKADEMIK ........................................................................................................... 95
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah diberlakukan pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Berdasarkan, Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi
Kurikulum 2013 dan Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan
Mendikbud No 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014 perihal Implementasi
kurikulum 2013, maka diperlukan suatu acuan yang dapat menjadi panduan sekolah
pelaksanan kurikulum 2013 dalam menyusun KTSP yang sesuai dengan ketentuan
kurikulum 2013.
Elemen perubahan kurikulum 2013 difokuskan pada empat standar yaitu Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dengan
demikian perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan
proses, pendalaman dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola,
serta program peminatan maupun lintas minat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun
2015 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan setiap satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk menyusun kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus terintegrasi, serta dapat menggambarkan kesesuaian dan
kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
Pemberlakuan Kurikulum 2013 bagi sekolah - sekolah memerlukan panduan dalam
menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, dengan menyesuaikan dengan
regulasi yang terkait. Untuk keperluan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA
menyusun naskah Panduan Pengembangan KTSP SMA.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 2
B. Tujuan
Tujuan penyusunan panduan ini adalah sebagai acuan bagi SMA dalam menyusun
dan mengembangkan KTSP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan Pengembangan KTSP SMA terdiri atas:
1. Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, dan
Landasan Hukum.
2. Pengertian dan Acuan Pengembangan KTSP
3. Langkah Kerja Pengembangan dan Sistematika KTSP
4. Pelaksanaan dan Supervisi KTSP
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 3
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2014 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum SMA/MA
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
KTSP SMA/MA
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Ekstra kurikuler
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Kepramukaan
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal
17. Peraturan Mmenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan
Menengah.
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Dididk, Penyelenggaraan ujian nasional, dan
penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah/ pendidikan Kesertaraan pada
SMP/MTs atau yang sederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajad.
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
22. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
dasar dan Menengah dari BSNP Tahun 2006
23. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi
Kurikulum 2013.
24. Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No
0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014 perihal Implementasi kurikulum 2013
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 4
BAB II
PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP
A. Pengertian KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang
dikembangkan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar Dan
Struktur kurikulum, dan pedoman-pedoman implementasi kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bahan acuan dalam
pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
B. Komponen KTSP
KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu:
1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi,
misi, tujuan, muatan kurikulum, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan.
Buku 1 dikembangkan oleh sekolah dibawah tanggung jawab kepala sekolah SMA
yang bersangkutan
2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus yang telah
dikembangkan.
3. Dokumen 3 disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik oleh masing-masing guru mata pelajaran dengan berpedoman
pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Konsep Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP SMA mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan
peraturan pendukung implementasi Kurikulum 2013, dikembangkan, ditetapkan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 5
dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sesuai potensi , kebutuhan, dan
karakteristik masing masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP dilaksanakan
di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan kabupaten/kota, sehingga
mengacu kepada visi dan misi daerah.
D. Acuan pengembangan KTSP meliputi;
1. Acuan Operasional
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh, sehingga perlu dituangkan dalam KTSP, agar
semua kegiatan yang terkait pembelajaran dapat meningkatkan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan inter-umat dan antar-umat beragama, serta antar umat
beragama dengan pemerintah.
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan
serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI, melalui kegiatan terkait yang diatur dan dituangkan dalam KTSP
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik, melalui berbagai
kegiatan yang diatur dan dituangkan dalam KTSP.
e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu, yang dapat
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 6
dituangkan dalam proses dan mekanisme rekruitmen dan mutasi peserta
didik.
f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara. Hal
tersebut dapat tertuang dalam komponen kurikulum nasional, daerah,
sekolah, maupun pengembangan diri.
g. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. bagi peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut antara lain
dapat dikembangkan melalui pengembangan muatan lokal maupun
pengembangan diri.
h. Perkembangan IPTEK
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian
terhadap perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEK,
melalui pengaturan dalam kurikulum satuan pendidikan.
i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat hal tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan
lingkunganya, yang dituangkan dalam pengembangan KTSP.
j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 7
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
k. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
secara individu, masyarakat maupun bangsa dan Negara. Kemandirian
sangat penting di era globalisasi. Hubungan antar bangsa yang tidak lagi
mengenal batas wilayah, persaingan dalam pelaksanaan pasar bebas,
menuntut kemandirian dan ketangguhan daya saing, oleh karena itu perlu
dipersiapkan generasi yang siap menghadapi persaingan dan mampu hidup
berdampingan dengan bangsa lain, yang mendasari pengembangan KTSP.
l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan
terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan, sehingga KTSP memiliki ke khasan satuan pendidikan.
2. Prinsip pengembangan KTSP
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi
sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta
didik.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 8
b. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
c. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
jenjang pendidikan.
3. Prosedur operasional pengembangan KTSP
Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi
langkah-langkah:
a. Analisis yang mencakup:
1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;
dan
3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
b. Penyusunan yang mencakup:
1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
5) penyusunan silabus muatan lokal atau mata pelajaran muatan lokal; dan
6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
c. Penetapan yang dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah.
d. Pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 9
BAB III
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN
SISTEMATIKA KTSP
A. Langkah Kerja Pengembangan KTSP
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan oleh Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan
melibatkan komite sekolah, dan guru, serta pengawas pembina dengan
pendampingan atau bimbingan dan kerjasama dinas pendidikan kabupaten/kota,
atau dinas/instansi lain yang terkait.
Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau
memperkaya muatan kurikulum sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah,
keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat.
Kurikulum Sekolah yang telah disusun harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang
bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah setelah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
Memperhatikan prosedur operasional dan langkah kerja seperti diatas,
pengembangan KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1 berikut:
Bagan 1: Langkah Kerja Pengembangan KTSP Jenjang SMA
Disesuaikan gambarnya
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 10
Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan
Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4)
Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi.
Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi
Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;
a. Kepala SMA berkoordinasi dengan /pengawas membentuk atau melakukan
revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi
pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara
lain tentang;
1) Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis
keberhasilan, kendala, dan kekurangan, baik pada dokumennya
maupun dalam implementasinya.
2) Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah,
antara lain implementasi Kurikulum 2013,.
3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan di sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana.
4) Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum
sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013
sesuai Visi dan Misi sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam implementasi
kurikulum.
5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah
terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup
tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan
pengembangan Kurikulum Sekolah..
a) Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun
rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan Kurikulum
untuk tahun berjalan. Pada kegiatan ini dapat melibatkan
pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga
diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan dalam
penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut antara lain :
Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 11
peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013,
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor
65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang
Standar Penilaian, Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Permendikbud Nomor
103/2014; Permendikbud Nomor 104/2014; Permendikbud
Nomor13/2015.
b) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan
keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan
melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun
sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan
Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan. Tabel
1 berikut adalah contoh hasil analisis dokumen kurikulum.
c) Tabel 1 berikut adalah contoh hasil Analisis dokumen Kurikulum.
Tabel 1: Contoh Hasil Analisis dan Revisi Kurikulum SMA tahun
2014-2015
No Komponen Kurikulum SMA….
TP. 2013-2014
Kurikulum SMA …
TP. 2014-2015
1. Pengembangan
Kurikulum
Pengembangan
kurikulum sesuai
dengan Analisis
Konteks tahun
2013
(hal. 4)
- Disesuaikan Analisis
kondisi riil sekolah dan
Karakteristik Kurikulum
2013 (hal. 4)
2. Struktur
Kurikulum
Alokasi waktu
(hal. 16)
Penambahan alokasi
waktu:
1. Kelas X:
- menggunakan struktur
kurikulum 2013 dengan
penambahan mata
pelajaran Bahasa Sunda di
Mata Pelajaran Umum B.
- Mata Pelajaran Prakarya
diisi dengan keterampilan
- Peminatan kelas X
dilaksankan dengan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 12
No Komponen Kurikulum SMA….
TP. 2013-2014
Kurikulum SMA …
TP. 2014-2015
penjaringan minat dan
lintas minat melalui
format isian orang tua
dan peserta didik yang
didistribusikan ke peserta
didik SMP/MTs kelas IX.
- Berdasarkan hasil angket
tidak ada Peminatan
Bahasa dan Budaya,
tetapi ada lintas Minat ke
Peminatan Bahasa
(Bahasa Inggris)
3. Ketuntasan
Belajar
Kriteria ketuntasan
mengacu kepada
Permendikbud Nomor 104
Tahun 2014 tentang
penilaian hasil belajar
oleh pendidik
4. Kenaikan Kelas
dan Kelulusan
Syarat kenaikan
kelas, kelulusan
dan penjurusan.,
(hal. 29)
- Melengkapi syarat
kenaikan kelas, kelulusan
ujian sekolah, dan
peminatan.
- Kenaikan kelas
disesuaikan dengan
aturan yang dimuat dalam
Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
- Syarat kelulusan mengacu
kepada PP 13 Tahun 2015
sebagai perubahan kedua
atas PP 19 Tahun 2005
tentang SNP.
5. Silabus dan RPP RPP disusun berdasarkan
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
dengan materi yang
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 13
No Komponen Kurikulum SMA….
TP. 2013-2014
Kurikulum SMA …
TP. 2014-2015
faktual, konseptual, dan
prosedural dengan
mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan, serta
menerapkan penilaian
autentik (hal. 41)
6. Kalender
Pendidikan
Waktu belajar
(hal. 39)
Disesuaikan dengan aturan
sesuai Kurikulum 2013
7. Lampiran RPP menerapkan
pendekatan pembelajaran
saintifik dan penilaian
autentik non autentik
d) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga
pendidik, sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam
menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat
(lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat,
Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran
kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan, serta sarana-prasarana sekolah sebagai
acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan
pendalaman minat. Tabel 2 berikut adalah contoh hasil analisis
terhadap sarana dan prasarana, serta pendidik dan tenaga
kependidikan.
Tabel 2: Contoh hasil analisis sarana dan prasarana, tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di SMA ....
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Tindak
Lanjut
(kolom ini diisi
sesuai dengan
tuntutan
Permendiknas
atau
Permendikbud
(kolom ini
diisi sesuai
dengan
kondisi riil
sekolah)
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 14
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Tindak
Lanjut
yang berlaku)
Standar Sarana
dan Prasarana
1. Bangunan:
a. Ruang
Belajar
(ruang
Kelas);
jumlah
ruang kelas
minimal
sama dengan
jumlah
rombongan
belajar
a. ruang
belajar
ada 30
ruang dan
jumlah
rombel
kelas XI
dan XII
ada 18
rombel
a. masih sisa
ruang
sebanyak
12 ruang,
sehingga
memungkin
kan untuk
menerima
minimal 9
rombel
kelas X
Rencana
penerimaan
siswa kelas
X sebanyak
10 rombel
dengan
peminatan
dan lintas
minat
disesuaikan
dengan
hasil
angket dan
wawancara
b. Perpustakaan
c. dst
………………. ……………. ……………….
2. Lahan
a. ……………dst
………………. ………………. ……………….
3. Dst
Standar
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
1 Kualifikasi
a. Pendidikan
Semua
Pendidik
minimal S1
52 orang guru
S1, 4 orang S2
dan 1 orang
S3, D3 ada 3
orang
Studi
lanjutan
bagi guru
yang masih
D3
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 15
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Tindak
Lanjut
b. Jumlah Guru
c. Beban Kerja
Guru
c. dst
Rasio Guru
dan Siswa
maksimal 1 :
20
Minimal 24
Jam Tatap
Muka
Rasio guru dan
siswa
1 : 14
Rata-rata
jumlah jam
tatap muka
setiap guru
adalah 20 Jam
pelajaran
Analisis
struktur
kurikulum
2013 dalam
penyusunan
program
peminatan
dan lintas
minat
untuk kelas
X
(pelaksana
Kurikulum
2013)
2 Dst. ………………… ………………… …………………
e) Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok Umum B,
penambahan jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi
riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala daerah
kabupaten/kota atau provinsi masing-masing, misalnya
penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan
pada mata pelajaran kelompok Umum B atau berdiri sendiri
sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok)
f) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk
kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-
prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat
dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur
peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat).
2. Pengembangan KTSP
Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan
materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah
kegiatan antara lain;
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 16
a. Menyusun draf KTSP
TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil
analisis tersebut di atas
b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi
Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi
untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat
melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber
yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal.
Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang
dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan
RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan
buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk
buku).
(lihat model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan
Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).
c. Pemantapan dan Penilaian
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan
oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau
Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat
menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite
Sekolah.
d. Pengesahan KTSP
Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum
hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum
tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi
untuk mendapatkan pengesahan
Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan
Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan.
B. Sistematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Buku 1 Jenjang SMA
Sistematika KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti tampak pada tabel 3
berikut:
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 17
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
Cover Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda, tahun pelajaran, dan alamat sekolah.
LEMBAR PENGESAHAN
Ditandatangani oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, dan kepala dinas pendidikan provinsi/ pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi.
KATA PENGANTAR Cukup jelas
DAFTAR ISI Cukup jelas
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang a. Berisi dasar pemikiran pengembangan KTSP serta pemberlakuan Kurikulum 2013.
b. Untuk sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) uraikan pula tentang dasar pemikiran pengembangan/pelaksanaan SKS tersebut.
B. Landasan Berisi landasan hukum terkait pengembangan KTSP, termasuk PP No. 13 tahun 2015 dan PP No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut Permendikbud yang mengiringinya
C. Tujuan Berisi Tujuan Pengembangan KTSP termasuk pencapaian kompetensi yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
BAB II. TUJUAN
SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Menengah
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari
B. Visi Sekolah Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
a. dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 18
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
b. mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
c. dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;
d. diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;
e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
f. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
C. Misi Sekolah Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
a. memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
b. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
c. menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
d. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan;
e. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program satuan pendidikan;
f. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit satuan pendidikan yang terlibat;
g. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
h. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
i. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 19
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
D. Tujuan SMA ...... Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu . Tujuan satuan pendidikan :
a. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);
b. mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
c. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
d. mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.
BAB III. STRUKTUR KURIKULUM
A. Kerangka Dasar Dapat disalin dari;
a. Lampiran 1 Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, ditambah dengan landasan lain yang menjadi landasan kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau sekolah, misalnya untuk penambahan muatan lokal pada mata pelajaran kelompok umum B.
b. Peraturan Daerah tentang kebijakan pelaksanaan muatan lokal.
B. Struktur Kurikulum a. Kompetensi Inti
b. Mata Pelajaran
c. Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, termasuk muatan lokal, penambahan mata pelajaran, peminatan, lintas minat dan pendalaman minat serta kegiatan pengembangan diri.
d. Disusun berdasarkan kebutuhan dan minat peserta
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 20
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
didik dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan struktur kurikulum yang meliputi mata pelajaran kelompok umum dan mata pelajaran pilihan (peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat)
e. Dikembangkan mengacu lampiran 1 Permendikbud Nomor 59 tentang Kurikulum SMA - MA
f. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka seluruh mata pelajaran minimal 42 jam pelajaran per minggu.
g. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri, baik Sistem Paket maupun yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS).
h. Beban belajar tambahan : Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar perminggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, baik dalam jam pelajaran maupun dalam satuan kredit semester (sks).
i. Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang dilaksanakan yang dapat dicantumkan pada mata pelajaran kelopok umum B, baik terintegrasi pada mata pelajaran yang tersedia atau berdiri sendiri.
j. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS uraikan tentang struktur dan jam pelajaran dalam sks, serta jumlah sks maksimal dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta didik, per semester, per tahun, atau selama masa pendidikan di SMA sesuai dengan hasil analisis dan perhitungan internal sekolah serta mengacu kepada Permendikbud 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Muatan Kurikulum 1. Muatan KTSP terdiri atas muatan umum yang berupa muatan nasional dan muatan lokal; muatan peminatan akademik; muatan peminatan lintas minat/pendalaman minat.
a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah pusat, terdiri atas kelompok mata pelajaran kelompok Umum A, kelompok mata pelajaran kelompok umum B, dan kelompok mata pelajaran peminatan (C), termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 21
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
b. Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah setempat. Dapat dilaksanakan sebagai bagian mata pelajaran kelompok umum B atau mata pelajaran yang berdiri sendiri jika pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
2. Jumlah mata pelajaran:
a. Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran umum A sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya, minimal 3 mata pelajaran kelompok umum B dan dapat ditambah dengan muatan daerah, dan 5 mata pelajaran peminatan.
b. Untuk mata pelajaran peminatan peserta didik dapat minimal memilih 3 (tiga) dari 4 (empat) mata pelajaran dalam satu kelompok (MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya), dan maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, atau dapat memilih 4 mata pelajaran dalam satu kelompok (MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya), dan maksimal 2 (dua) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, kecuali untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih 6 mata pelajaran dalam kelompoknya. Misalnya untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran dengan 6 mata pelajaran kelompok umum A, 4 mata pelajaran Umum B, 3 mata pelajaran dalam satu kelompok peminatan, dan 3 mata pelajaran dari kelompok yang lain sebagai lintas minat.
c. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII untuk semua peminatan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial , dan peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran Umum B, 5 mata pelajaran peminatan yang dipilih dari kelas X.
d. Khusus untuk kelas XII dapat dilaksanakan pendalaman minat yang bekerja sama dengan perguruan tinggi.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 22
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.
2. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan satuan pendidikan, dapat berupa:
a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau
e. Bentuk kegiatan lainnya.
3. Kegiatan Kepramukaan dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu:
1) Kegaitan Blok dilaksanakan melalui perkemahan (wajib untuk semua peserta didik) dapat dilakukan pada saat MOPDB atau pada libur semester 36 jp per tahun.
2) Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk semua peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran untuk dilaksanakan kepada pembina pramuka dan dilaksanakan pada kegiatan kepramukaan, wajib 120 menit perminggu.
3) Gugus Depan (untuk peserta didik yang berminat, lihat pedoman/peraturan pelaksanaan ekstrakurikuler dan Kepramukaan)
2. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) atau Sistem Paket
b. Ketentuan tentang Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri untuk SKS dan Sistem Paket disesuaikan dengan ketentuan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 23
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
masing-masing
c. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil analisis kondisi riil sekolah yang menjadi tanggungjawab sekolah masing-masing.
d. Pengaturan pola belajar harus memperhatikan 14 prinsip pembelajaran sesuai Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 halaman 1 – 2 yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan .
e. Proses pembelajaran mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural (untuk kelas X) ditambah dengan metakognitif (untuk kelas XI dan XII) dengan menggunakan pendekatan saintifik (Scientific Approach) dan penilaian autentik (authentic assessment).
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 Tentang pembelajaran Pada pendidikan dasar dan Pendidikan menengah harus dijadikan salah satu acuan
Perlu diperhatikan pula permendikbud Nomor 59 tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 Jumlah minggu efektif dan alokasi waktu jam tatap muka yang digunakan
3. Ketuntasan Belajar Ketuntasan minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik dengan tetap mengacu kepada ketentuan penilaian yang berlaku dengan minimal perolehan nilai 2,67 untuk pengetahuan dan ketrampilan, serta nilai Baik( B) untuk sikap
(lihat Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, Disamping itu perlu berpedoman pada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
4. Kriteria Kelulusan dan Kenaikan Kelas
Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan memperhatikan ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji pencapain kompetensi mengacu kepada Permendikbud No. 66 Tahun 2013 (lihat juga Panduan Pengembangan Penilaian. Lihat Permendikbud nomor 5 tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dan Peraturan pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 24
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
Pendidikan
5. Kriteria Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta didik
Berisi tentang:
a. Diawali konsep dasar rekruitmen peserta didik baru
b. kriteria peminatan dan lintas minat, serta tata cara pemilihan mata pelajaran lintas minat sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah (lihat Panduan Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman Minat) untuk kelas X, antara lain waktu penentuan pemilihan minat (sebelum atau sesudah diterima), dan penyediaan menu mata pelajaran pilihan.
c. peserta didik dapat memilih 4 atau 3 mata pelajaran peminatan, dan 2 atau 3 mata pelajaran lintas minat.
d. peraturan pindah peminatan atau pindah lintas minat, diatur oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah,
e. Pengaturan mutasi peserta didik antar satuan pendidikan diatur oleh satuan pendidikan masing-masing.
f. tata cara dan strategi pelaksanaan pendalaman minat yang dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
(lihat Panduan Pendalaman Minat di SMA)
6. Pendidikan Kecakapan Hidup
Berisi tentang bagaimana penerapan pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, atau pembiasaan yang dilakukan di sekolah.
7. Pendidikan Kewirausahaan
a. Menjelaskan bagaimana bentuk pendidikan kewirausahaan dikembangkan di sekolah, (dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui integrasi berbagai kegiatan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 25
Sistematika
Kurikulum SMA Penjelasan
sekolah, maupun kegiatan riil praktik wira usaha.
b. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan dukungan lingkungan (eksternal sekolah) untuk memperoleh jenis kewirausahaan yang sesuai untuk dilaksanakan.
c. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, dengan mengambil Kompetensi Dasar pada Kewirausahaan yang sesuai dengan hasil analisis.
d. Dapat diwujudkan dalam kegiatan, misalnya Pameran seni.
(lihat Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA)
BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN
a. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana time schedule kegiatan yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik kegiatan sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.
b. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain; kegiatan awal tahun, minggu efektif (Proses Pembelajaran, Ujian, Ulangan, hari libur, PPDB, MOPDB , dll)
c. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan
(Contoh kalender pendidikan terlampir).
Lampiran a. Hasil analisis keterkaitan kompetensi dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian,
b. Laporan Hasil Analisis Konteks
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 26
BAB IV
PELAKSANAAN DAN SUPERVISI
A. Pengorganisasian
Pengembangan Kurikulum Sekolah dilaksanakan oleh Tim Pengembang Kurikulum
Sekolah, dikoordinasikan kepala sekolah, dengan melibatkan komite sekolah, dan
guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama
dinas pendidikan kabupaten/kota, atau dinas/instansi lain yang terkait. Kerjasama
dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau memperkaya
muatan Kurikulum Sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah, keunggulan lokal,
dan sosial budaya lingkungan setempat. Kurikulum Sekolah yang telah disusun
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan
kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh kepala dinas pendidikan
provinsi/ pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kurikulum di satuan pendidikan dilakukan setelah ada sosialisasi
kurikulum. sosialisasi ini dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen kurikulum
disahkan oleh kepala dinas pendidikan provinsi / pejabat yang berwenang di dinas
pendidikan provinsi., tetapi telah ditandatangani dan ditetapkan pemberlakuannya
oleh kepala sekolah dan komite sekolah.
Pelaksanaan kurikulum yang telah disusun merupakan tanggung jawab bersama
seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, maka untuk optimalnya pelaksanaan
memerlukan daya dukung yang mencakup kebijakan, ketersediaan dan komitmen
tenaga, dan sarana dan prasarana pendidikan.
C. Koordinasi dan Supervisi
Pelaksanaan kegiatan supervisi disini tidak diartikan sebagai supervisi pada saat
implementasinya di sekolah, tetapi merupakan kegiatan “penilaian atau judgement
” terhadap kelayakan dokumen KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah. Pada
kegiatan ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat dilakukan oleh pengawas
sekolah) melakukan verifikasi, untuk selanjutnya disahkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi. Evaluasi KTSP dilaksanakan secara berkesinambungan dan
berkala yang dilakukan oleh sekolah) dan Komite Sekolah minimal satu tahun sekali
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 27
BAB V
PENUTUP
Perubahan Kebijakan Kemendikbud tentang implementasi kurikulum 2013, tetap
mewajibkan sekolah untuk mengimplementasikan semua peraturan yang berkaitan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai Perubahan kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengingat pentingnya KTSP
dalam proses pendidikan pada suatu satuan pendidikan, maka pengembangan KTSP harus
mempertimbangkan acuan, prinsip, dan prosedur pengembangan yang berlaku.. Proses
pendidikan tersebut harus dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal,
sehingga mencapai perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan
spritual dan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Naskah ini disusun sebagai salah satu panduan Tim Pengembang Kurikulum sekolah dalam
menyusun dokumen kurikulum sekolah, melaksanakan peminatan, lintas minat, serta
pendalaman minat, sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolahnya masing-masing.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 28
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Penduan Penyusunan KTSP. Jakarta
Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta
Depdiknas (2003). Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta.
Depdiknas. (2002). Pedoman Penyususunan Standar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Direktorat Pembinaan SMA (2010). Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP. Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2012). Model Pengembangan Peminatan dan Lintas Minat. Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA. Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Muatan Lokal di SMA. Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Penilaian di SMA. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Thun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan. Jakarta
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 29
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan SMA. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2014 tentang Buku. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Guru TIK. Jakarta
Kemendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah, Jakarta
Kemendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah, Jakarta
Kemendikbud, 2015, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Dididk, Penyelenggaraan ujian nasional, dan penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah/ pendidikan Kesertaraan pada SMP/MTs atau yang sederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajad, Jakarta.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 30
LAMPIRAN 1:INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP
a. Cara Pengisian Instrumen:
Beri tanda checklist (V) pada;
1) 0 apabila tidak ada
2) 1 apabila Ada/Kurang atau tidak lengkap
3) 2 apabila Ada/Cukup /Cukup Lengkap
4) 3 apabila Ada Baik / Lengkap
5) 4 apabila Ada/Sangat Baik/Sangat Lengkap
b. Penilaian
atau
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 31
INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI
DOKUMEN KTSP
Nama Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . .
Nama Kepala Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . .
Kabupaten/Kota : . . . . . . . . . . . . . . .
DOKUMEN I
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
COVER/HALAMAN JUDUL
1 Logo sekolah dan atau daerah
2 Judul: Kurikulum SMA ............
3 Tahun pelajaran
4 Alamat sekolah
LEMBAR PENGESAHAN
1 Rumusan kalimat pengesahan
2 Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah
3 Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap Komite Sekolah
4 Tempat untuk tanda tangan kepala/ pejabat dinas pendidikan provinsi
DAFTAR ISI
Kesesuaian halaman
PENDAHULUAN
A RASIONAL
1 LATAR BELAKANG MEMUAT:
Kondisi ideal
Kondisi nyata
Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan
2 MENCANTUMKAN DASAR HUKUM YANG RELEVAN
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 32
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
Undang-undang No 20 thn 2003
PP No. 32 Tahun 2013
Permendikbud No. 54 Tahun 2013
Permendikbud No. 64 Tahun 2013
Permendikbud No. 65 Tahun 2013
Permendikbud No. 66 Tahun 2013
Permendikbud No. 69 Tahun 2013
Permendikbud No. 71 Tahun 2013
Permendikbud No. 81A Tahun 2013
Surat Edaran Menteri yang sesuai
Peraturan Daerah yang relevan
B VISI SATUAN PENDIDIKAN
1 Ringkas dan mudah dipahami
2
Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3 Mengacu tuntutan SKL dan KI yang mencakup tiga domain Sikap, Pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan Permendikbud No. 54 Tahun 2013.
4 Berorientasi pada potensi, minat, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
5 Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan global.
6
Berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta memperhatikan lingkungan sosial dalam rangka menumbuhkan peduli lingkungan.
7 Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk mencapai keunggulan
8 Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan
C MISI SATUAN PENDIDIKAN
Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup: seluruh indikator visi
D TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 33
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
sesuai dengan skala prioritas, mencakup seluruh indikator misi
II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
1 Daftar mata pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan dan Lintas Minat.
2
Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan struktur kurikulum, minat dan kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan jumlah waktu minimal 42 jam pelajaran per minggu.
PROGRAM MUATAN LOKAL, mencantumkan:
1 Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah.
2 Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah.
3 Daftar KI dan KD Muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah.
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI, mencantumkan:
1
Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program layanan konseling dan atau layanan akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier peserta didik.
2 Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik.
3 Kegiatan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.
PENGATURAN BEBAN BELAJAR, mencantumkan:
1
Uraian tentang pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun.
2
Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).
3 Uraian tentang pelaksanaan program percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (bila ada). *)
4 Uraian tentang pelaksanaan lintas minat.
KENAIKAN KELAS mencantumkan:
1 Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas), sesuai denganketentuan yang
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 34
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan.
2 Uraian tentang mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik.
3 Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan pengayaan.
KELULUSAN, mencantumkan:
1 Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP nomor 32 tahun 2013 pasal 72 ayat 2.
2 Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah.
3 Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah.
4 Uraian tentang program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan.
5 Uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum lulus ujian.
PEMINATAN DAN LINTAS MINAT, mencantumkan
1
Penentuan jumlah siswa yang mengambil mata pelajaran peminatan dan lintas minat mengacu hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama PTK dan sarana-prasarana yang tersedia, dengan mempertimbangkan potensi dan minat peserta didik.
2
Kriteria peminatan dan lintas minat sesuai dengan potensi dan minat peserta didik yang mendaftar dengan memperhatikan juga nilai raport, SKHUN, atau rekomendasi sekolah asal.
3 Uraian tentang program penelusuran potensi, minat dan prestasi peserta didik.
4 Uraian tentang mekanisme dan proses pelaksanaan peminatan dan lintas minat.
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP dan PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL dan GLOBAL, mencantumkan:
1 Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup.
2 Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
3 Uraian tentang upaya sekolah menuju pendidikan berwawasan global.
III KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan:
1 Pengaturan tentang permulaan tahun pelajaran.
2 Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran
3 Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus).
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 35
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN
0 1 2 3 4
LAMPIRAN
1 Contoh RPP setiap mata pelajaran
Silabus muatan lokal yang dilaksanakan
2 Laporan hasil analisis Konteks atau analisis kondisi riil sekolah.
Jumlah
NILAI = ………………%
CATATAN/KOMENTAR UMUM
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
Petugas Validasi/Verifikasi
________________________
NIP
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 36
Lampiran 2: Contoh KTSP
KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
SMA NEGERI 78 JAKARTA
Menerapkan Rintisan Sistem Kredit Semester (SKS)
Tahun Pelajaran 2014/2015
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 78 JAKARTA
Jalan Bhakti IV/1, Kompleks Pajak, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat
Telepon (021) 5482914, 5327115, 5327162, Faksimile (021) 5482914
Website: http://www.sman78-jkt.sch.id E-mail: [email protected]
Tahun 2014
J A Y A R A Y A
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 37
LEMBAR PENGESAHAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 78 Jakarta telah disetujui dan
disahkan pada tanggal 20 Oktober 2014
Oleh:
Ketua Komite SMA Negeri 78 Jakarta Kepala SMA Negeri 78 Jakarta
Ph. AY. Johnson Riberu, S.Sc Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd.
NIP 196510061992031003
Mengetahui,
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
Kepala Bidang SMP/SMA
Andri Kunarso, SE, M.Ed
NIP 196202101988111001
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 38
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan dan melimpahkan berkah, rahmat, hidayah, Tim Pengembang Kurikulum
SMA Negeri 78 Jakarta dapat menyelesaikan penyempurnaan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), yang diberi nama KTSP SMAN 78 dengan Menerapkan Sistem
Kredit Semester .
Penyusunan KTSP SMA NEGERI 78 dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan, melalui seminar, lokakarya, workshop MGMP, dan rapat kerja.
Kegiatan seminar dilakukan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan
tentang berbagai permasalahan kurikulum dan pembelajaran oleh tim Pengembang
Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta.
Hasil kegiatan Rapat Kerja, Workshop, dan lokakarya guru, pegawai, dan komite
sekolah. Kegiatan MGMP sekolah untuk menjabarkan dan mengimplemen-tasikan
hasil lokakarya dalam menyusun rencana teknis kurikulum. Hasil akhir dokumen
kurikulum direvisi dan disempurnakan melalui rapat kerja awal tahun.
KTSP SMA NEGERI 78 merupakan kurikulum operasional yang dijadikan
pedoman pelaksanaan bagi guru dan warga sekolah (komite dan masyarakat).
Penyusunan KTSP SMA NEGERI 78 mengacu pada perundang-undangan dan/atau
peratutan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta mengadaptasi kurikulum
internasional (dalam hal ini, Cambridge University Examination).
Sebagai pedoman operasional, KTSP SMA NEGERI 78 ini masih memerlukan
penyempurnaan agar keterlaksanaannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan
pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dengan demikian diperlukan
masukan dan kritikan yang konstruktif dari berbagai kalangan.
Jakarta, 20 Oktober 2014
Tim Pengembang Kurikulum
SMA Negeri 78 Jakarta
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 39
DAFTAR ISI
Halaman
Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Landasan 3
C. Tujuan 4
BAB II TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN 5
A. Tujuan pendidikan menengah 5
B. Visi Sekolah 5
C. Misi Sekolah 5
D. Tujuan Sekolah 6
E. Kebijakan Mutu 6
F. Sistem Kredit Semester 7
G. Konsep dasar dan mplementasi Sistem Kredit Semester (SKS)
7
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 18
A. Kerangka Dasar 18
B. Struktur Kurikulum 22
C. Muatan Kurikulum 27
BAB IV KALENDER AKADEMIK 49
A. Hari dan Jam Belajar 49
B. Hari Libur 49
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 40
C. Kalender Akademik 50
BAB VII PENUTUP
Daftar Pustaka
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 41
Lampiran 3 Contoh KTSP Lengkap
KKUURRIIKKUULLUUMM SSMMAA NNEEGGEERRII 11 DDEEMMAAKK
TTAAHHUUNN PPEELLAAJJAARRAANN 22001144//22001155
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGERI 1 DEMAK
Alamat: Jalan Sultan Patah/Katonsari No. 85 (0291) 685241 Demak 59516
Website / email : www.sman1-demak.sch.id / [email protected]
2014
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 42
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan hasil workshop review KTSP bersama Dewan Pendidik,
Tenaga Kependidikan, Perwakilan Siswa, dan Unsur Pengawas serta
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini Kurikulum SMA
Negeri 1 Demak ini disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2014/2015.
Disahkan :
Di : Demak
Tanggal :
Menyetujui:
Ketua Komite Sekolah, Kepala SMA Negeri 1 Demak,
Drs. Eko Pringgolaksito, M.Si. Drs. Suyanto, M.Pd. NIP. 19680313 199512 1 003
Mengetahui:
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Kepala Bidang Pendidikan Menengah,
Drs. Kartono, M.Pd. Pembina Tingkat I NIP. 19590727 198403 1 009
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 43
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat yang telah diberikan kepada segenap warga sekolah sehingga
berhasil menyelenggarakan workshop Review KTSP dan menghasilkan perbaikan
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) SMA Negeri 1 Demak pada tahun
pelajaran 2014/2015. Sejalan dengan filosofi kurikulum KTSP, sekolah harus terus
menerus untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan kebutuhan sekolah di masa yang akan datang. Perubahan yang
dinamis diantisipasi dengan melakukan revisi KTSP setiap tahunnya. Dengan
paradigma ini diharapkan KTSP di SMA Negeri 1 Demak selalu mampu mengikuti
tuntutan perkembangan masyarakat dan tantangan global.
Penyusunan KTSP SMAN 1 Demak ini tetap mengacu pada ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan
berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP. Panduan Umum
memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan dari berbagai
ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU No. 20 tahun
2003 dan PP No. 19 tahun 2005 jo PP No 32/2013 dan peraturan pelaksana lainnya.
Selain penguatan visi, misi, tujuan, struktur program, muatan kurikulum,
pengembangan diri, kalender pendidikan, dan masalah teknis lainnya, khususnya
silabus dan Rencana Program Pengajaran (RPP) setiap mata pelajaran.
Keberhasilan melakukan review ini berkat dukungan seluruh stake holders sekolah.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam berbagai hal sehingga kita dapat mewujudkan Kurikulum KTSP
SMAN 1 Demak lebih komprehensif. Ucapan terima kasih yang sangat dalam
kepada seluruh pihak yang bekerja keras memberi kontribusi penyelesaian revisi
KTSP ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala kritik dan saran
sangat dibutuhkan dari semua pihak demi sempurnanya KTSP SMA Negeri 1 Demak
pada waktu yang akan datang. Atas perhatian semua pihak diucapkan terima
kasih.
Demak,
Tim Penyusun KTSP SMAN 1 Demak
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 44
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………………........... 1 B. Landasan.........……………………………………………………………………………. 3 C. Tujuan Pengembangan KTSP .................................................... 5 BAB II: BAB III:
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah .................................... B. Visi Sekolah ............................................................................. C. Misi Sekolah ............................................................................ D. Tujuan Sekolah ........................................................................ STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
12 12 13 14
A. Struktur Kurikulum .................................................................. B. Muatan Kurikulum .....................................................................
1. Mata Pelajaran ...................................................................... 2. Muatan Lokal ........................................................................ 3. Pengembangan Diri ............................................................... 4. Beban Belajar ........................................................................ 5. Ketuntasan Belajar .................................................................. 6. Penilaian, Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan,
dan Mutasi Siswa .................................................................. 7. Kriteria Peminatan................................................................ 8. Pendidikan Kecakapan Hidup ................................................ 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ..................
27 32 32 33 33 37 39
42 65 66 67
BAB III : KALENDER PENDIDIKAN ................................................................... 68 BAB IV: PENUTUP ........................................................................................... 70 Lampiran-Lampiran ................................................................................................. 1. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar (KD)
Mata Pelajaran 2. Silabus 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4. Kalender Pendidikan 5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 6. Program Pengembangan Diri 7. Profil Sekolah 8. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Penyusun KTSP
71
BAB I
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 45
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki awal abad ke-21, bangsa Indonesia dihadapkan pada persaingan
antarbangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi, dan
demokratisasi telah membawa perubahan di hampir aspek kehidupan bangsa
Indonesia. Menghadapi perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber daya manusia
yang menuntut produktivitas, efisiensi, competitive edge, dan berbagai macam
peningkatan kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan persaingan global.
Menciptakan kualitas sumber daya manusia membutuhkan kemauan, komitmen, dan
kesadaran dari berbagai pihak. Kita membutuhkan prakarsa dan upaya yang nyata
untuk membenahi dan meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu prakarsa yang
strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kualitas adalah membenahi
sistem pendidikan nasional.
Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia, maka Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar
amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan pedoman dalam
penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa….”(UU Sisdiknas, 2004 : 5).
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi pedoman
dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 46
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Delapan standar nasional pendidikan terus dikembangkan dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Dalam konteks keindonesiaan, kita dianugerahi berupa
negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar
17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah
lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia
adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan
prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagai keragaman lainnya
yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula
tingkatan kebutuhan dan tantanganpengembangan yang berbeda antar daerah dalam
rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai
disekolah-sekolah karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan
daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Penyesuaian atau perubahan kurikulum
merupakan keniscayaan karena masyarakat terus berkembang. Kita dihadapkan pada
tantangan internal, tantangan eksternal, keharusan penyempurnaan pola pikir, dan
penguatan tata kelola kurikulum seperti upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan
menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun 2045, Penyiapan Kompetensi Abad XXI,
Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara
Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap
pembangunan peradaban dunia sehingga kurikulum harus disempurnakan.
Penyempurnaan kurikulum meliputi 4 standar nasional pendidikan, yaitu
Standar Kompetnsi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi
lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 47
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan
ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan
wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep
keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya,
tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta
didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena
itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat
kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar
Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,dan keterampilan. Karakteristik,
kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan
karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut.
Ketiga kompetensi di atas memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba,
menalar,menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses
pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.
Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang secara
rinci diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan dengan menggunakan
pedoman standar proses dan dinilai dengan mengacu pada standar penilaian. Proses
Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Proses pembelajaran di atas ditagih
melalui sistem penilaian autentik.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 48
Mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan di atas, SMA Negeri 1 Demak
telah melaksanakan berbagai program pada masa 4 tahun sebelumnya. Pencapaian 8
standar nasional pendidikan SMA Negeri 1 Demak adalah sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan
Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMA Negeri 1 Demak telah mencapai pada
sasaran yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi. Pada bidang
akademik, kita telah mencapai hasil UN yang sangat baik. Lima tahun terakhir
peringkat UN menduduki ranking 10 besar tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan
rata-rata lebih dari 8,00. Walaupun perolehan peringkat bersifat fluktuatif tetapi
perolehan rata-rata UN selalu meningkat.
Selain perolehan UN, prestasi akademik dari lomba-lomba kesiswaan terus
meningkat. Perolehan juara di tingkat kabupaten dalam bidang akademik terus
meningkat. Lebih dari 100 piagam kejuaraan akademik diperoleh setiap tahun.
Sedangkan perolehan juara di tingkat provinsi terus menunjukkan peningkatan
terutama dalam bidang penelitian dan OSN. Di tingkat nasional masih akan terus
diupayakan karena 3 tahun terakhir kita belum dapat meloloskan kembali
sebagai peserta finalis tingkat nasional OSN.
Di bidang lomba non akademis perolehan piagam penghargaan di bidang olah raga,
seni, dan bidang kreativitas menunjukkan prestasi yang semakin meningkat. Di
tingkat kabupaten dapat terus mempertahankan prestasi pada tahun-tahun
sebelumnya. Lebih dari 100 piagam penghargaan diperoleh dalam lomba non
akademik di jenjang kabupaten. Prestasi di bidang OOSN telah menunjukkan
peningkatan dengan perolehan juara di tingkat provinsi dan mewakili Jawa
Tengah di tingkat nasional. Dalam bidang FLS2N juga memperoleh hasil yang
sangat menggembirakan dengan juara di tingkat provinsi dan mewakili Jawa
Tengah dalam tingkat nasional. Upaya lomba-lomba sekolah juga dilakukan
seperti adiwiyata nasional, sekolah hijau, sekolah karakter, sekolah adipura,
sekolah layak anak, sekolah layanan publik, dan sekolah titik pantau adipura. Hal
ini sejalan dengan komitmen warga sekolah untuk terus mempertahankan
prestasi, menumbuhkan karakter siswa, kepedulian terhadap tata kelola
lingkungan, serta mampu berkompetisi di era global.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 49
Selain pencapaian di atas, masih terus diperjuangkan lebih keras dalam lomba-lomba
di jenjang nasional dan internasional karena pada level ini diakui masih jauh dari
harapan.
b. Standar Isi
Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas diwujudkan melalui
pembenahan kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Integrasi
kurikulum juga dilakukan untuk mperkuat kurikulum yang digunakan di tingkat
sekolah.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 sekolah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X
dan Kurikulum 2006 diberlakukan untuk kelas XI dan XII Selama 3 tahun ke depan
diharapkan seluruh perangkat, pedoman, dan petunjuk pelaksanaan/teknis dapat
diselesaikan dengan baik. Seluruh warga sekolah berkomitmen untuk
melaksanakan kurikulum baru dengan baik. Tantangan terbesar dari rencana
strategis ke depan adalah bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013
dengan baik di kalangan guru dan warga sekolah sehingga mampu mengubah
mindset warga sekolah menuju penciptaan generasi emas tahun 2025.
c. Standar proses
Sesuai dengan tuntutan standar proses diharapkan guru memiliki kompetensi untuk
membelajarkan kompetensi dengan inovatif dengan menggunakan berbagai
media dan teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan
profesional guru terus ditingkatkan. Seluruh perangkat pembelajaran sebagai
dokumen kurikulum telah diselesaikan dan terus akan disempurnakan.
Penggunakan E-Learning juga terus dikembangkan sebagai media belajar mandiri
siswa.
Tantangan terbesar adalah bagaimana guru mampu memahami perubahan paradigma
dan mampu mengimplementasikan dalam proses pembelajaran pada kurikulum
2013 dengan baik.
d. Standar Penilaian
Sesuai dengan tuntutan standar penilaian diharapkan guru memiliki kompetensi
untuk menagih atau menilai pembelajaran sesuai dengan kaidah penilaian yang
benar. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus
ditingkatkan. Staf kurikulum terus melakukan inovasi untuk dapat dijadikan
pedoman guru dalam melakukan proses penilaian.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 50
Seluruh perangkat pembelajaran khususnya dokumen penilaian sebagai dokumen
kurikulum telah diselesaikan. Sistem PAS dalam penilaian juga telah
diintegrasikan walaupun belum sempurna seperti yang diharapkan.
Tantangan terbesar adalah bagaimana guru mampu memahami perubahan paradigma
dan mampu mengimplementasikan dalam proses penilaian menurut kurikulum
2013 dengan baik.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi diktendik diperoleh hasil sampai dengan tahun 2013 telah memenuhi
kualifikasi akademik sangat memadai dengan lebih dari 40% guru telah memiliki
kualifikasi S2. Secara kompetensi juga semakin menunjukkan kualitasnya dengan
diperolehnya piagam penghargaan bagi guru baik dalam lomba tingkat
kabupaten, provinsi, maupun nasional. Tantangan terbesar adalah bagaimana
mempertahankan disiplin, semangat, dan kompetitif guru dalam
mengembangkan sekolah pasca RSBI.
f. Standar Sarana Prasarana
Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar nasional
hanya secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai dengan tuntutan
zaman. Oleh karena itu, upaya perawatan, pengembangan, penyempurnaan,
atau pengadaan sarpras baru akan menjadi tantangan tersendiri pada masa yang
akan datang mengingat hampir seluruh sarana prasarana sekolah telah berusia
lebih dari 10 tahun.
g. Standar Pengelolaan
Sesuai dengan permendiknas 19/ 2007, sekolah telah memenuhi seluruh standar
pengelolaan khudusnya dokumen tertulisnya. Setiap tahun dikaji dan
disempurnakan. Pencapaian nilai akreditasi 96 diharapkan akan meningkat pada
tahun 2017 yang akan datang. Penerapan sistem ISO 9001: 2008 telah
dilaksanakan untuk seluruh tupoksi sekolah. Hal ini sangat membantu dalam
pengelolaan sekolah yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Selain pencapaian di atas, upaya meningkat sister school dengan sekolah dalam
negeri khususnya di Jawa Tengah akan terus dilakukan agar memperoleh hasil
yang lebih baik dalam implementasi manajemen dan prestasi sekolah. Tantangan
terbesar yang dihadapi adalah perubahan paradigm kurikulum 2013 yang
menuntut pengelolaan sekolah lebih inovatif selain tindak lanjut sister school di
luar negeri yang telah dirintis selama ini.
h. Standar Pembiayaan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 51
Upaya untuk memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan. Sampai dengan tahun
2013 telah diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang cukup memadai walaupun
belum sempurna. Penerimaan dana sekolah terus meningkat sejak tahun 2007
dan terus menunjukkan perkembangan pada era RSBI. Pendanaan yang cukup
memadai berdampak positif pada pengelolaan sekolah yang secara langsung atau
tidak langsung akan mempengaruhi proses pencapaian SKL.
Tantangan terbesar dari sistem pendanaan ini adalah pendanaan sekolah masih
berpusat pada sumbangan orang tua dan hanya sedikit yang dari pemerintah
kecuali biaya gaji. Ini tentu sangat memberatkan orang tua apalagi dukungan
swasta terutama perusahaan swasta masih jauh dari harapan. Pembubaran RSBI
juga berdampak besar pada pendanaan sekolah karena sekolah disamakan
dengan sekolah lain yang sarana dan tingkat program sekolah sangat berbeda.
Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan kondisi nyata
sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk memenuhi standar nasional
tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata sekolah. Ketentuan-ketentuan tersebut
harus dituangkan dalam kurikulum operasional tingkat sekolah yang disebut dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun pelajaran 2014/2015 SMA
Negeri 1 Demak SMA Negeri 1 Demak melaksanakan kurikulum 2013 untuk kelas X dan
XI. Sesuai dengan ketentuan ditegaskan bahwa sekolah menyusun sendiri kurikulumnya
dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan. Sekolah diberi wewenang
penuh untuk menyusun KTSP sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga
memungkinkan antara sekolah yang satu dengan sekolah lain memiliki ciri khusus yang
berbeda dengan sekolah lainnya.
B. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat
(1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 52
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5410)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar sarana dan Prasarana untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 69 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2013 Tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar
Dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum.
14. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.423.5/27/2011 tentang Kurikulum Mata
Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk jenjang Pendidikan Sekolah Menengah
Atas / SMA Luar Biasa/SMK/MA Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
15. Peraturan Bupati Demak Nomor ..................tentang Pelaksanaan Muatan Lokal
Baca Tulis Al-Qur’an di Kabupaten Demak.
16. Surat Keputusan Dirjen Dikmen Kemdikbud Nomor 717/D/Kep/2013 tentang Bentuk
dan Tata Cara Penyusunan LCK Peserta Didik SMA/MA.
17. Hasil kegiatan pra IHT tanggal 28 Juni 2013 dan In House Training SMA Negeri 1
Demak tanggal 16 – 18 Juli 2013 tentang penyusunan KTSP 2013/2014.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 53
18. Surat Keputusan Kepala SMA Negeri 1 Demak Nomor 423.5/279/2013 tentang
Penunjukan Tim Pengembang dan Penelaah KTSP SMA Negeri 1 Demak Tahun
2013/2014.
C. Tujuan Pengembangan KTSP SMA Negeri 1 Demak
a. Pengertian
Agar setiap stake holder sekolah memenuhi seluruh isi kurikulum SMA 1 Negeri
Demak, maka pengertian istilah yang di dalam pengembangan KTSP disajikan
sebagai berikut :
a. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
d. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
f. Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual kurikulum yang
dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Kerangka Dasar Kurikulum
pada Kurikulum 2013 adalah landasan filosofis, sosiologis, pedagogis, dan
yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada
tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal tingkat daerah serta
pedoman pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah.
g. Struktur Kurikulum menurut Kurikulum 2013 adalah pengorganisasian
kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada
tingkat sekolah. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam kelompok
mata pelajaran wajib kelompok A dan kelompok B, dan kelompok mata
pelajaran C yaitu pilihan kelompok Peminatan.
h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 54
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan kehidupanpribadi peserta didik, masyarakat, dan bangsa.
i. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan
untuk mengembangkan minatnya terhadap sesuatu disiplin ilmu atau
ketrampilan.
j. Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa.
Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang
akan dimasuki. Pilihan Matapelajaran Lintas Minat dan atau pendalaman minat
yang dipilih sejak kelas X dan sebaiknya tetap sampai dengan kelas XII.
k. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari
suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan
satuan pendidikan tertentu.
l. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi.
m. Beban belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk pembelajaran
suatu tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau keseluruhan kegiatanyang
harus diikuti Peserta Didik dalam satu minggu, semester, dan satu tahun yang
meliputi kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
n. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
o. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk
menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada
kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan
oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan,
dan percepatan
p. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk
menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 55
pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri
oleh peserta didik.
q. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.
r. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif
dan hari libur.
s. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
t. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
u. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
v. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar
nasional), dan hari libur khusus.
2. Tujuan Pengembangan KTSP
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal 38 ayat 2
ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun
dengan prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk memberikan pedoman
pengelolaan kurikulum tingkat sekolah sesuai dengan relevasi atau karakteristik
satuan pendidikan, kekhasan daerah, dan potensi peserta didik. Pengembangan
KTSP diarahkan untuk mencapai mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan Kurikulum 2013
selain untuk mencapai tujuan di atas, juga dimaksudkan untuk lebih
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 56
menitikberatkan pada pada pencapaian pendidikan karakter dan mempersiapkan
generasi emas Indonesia yang mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif,
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP
Sesuai kurikulum 2013, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun
dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas yang disesuaikan dengan
perubahan-perubahan sebagaimana tertuang dalam peraturan menteri pendidikan
dan kebudayaan terutama yang menyangkut tentang 4 elemen perubahan, yaitu
SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013.
Sementara itu dalam Kurikulum 2013 ditegaskan dalam pengembangan
kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai
dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan
untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli
terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini
sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan
proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 57
yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting
terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi
dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 58
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut
mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih
dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 59
4. Acuan Operasional atau Prinsip Pengelolaan KTSP
kurikulum 2013 menegaskan bahwa pengelolaan KTSP harus memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada
peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai
tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 60
itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata
pelajaran, dan memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills
antarkelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antar jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan daerah saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam
kerangka NKRI.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 61
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, Pasal 77 Pendidikan menengah bertujuan membentuk peserta didik
menjadi insan yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
2. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
B. Visi Sekolah
Visi sekolah sebagai wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah harus memiliki
pandangan jauh ke depan. Gambaran masa depan sekolah harus tercermin pada visi
sekolah. Dengan menganalisis segala kekuatan dan kelemahan dan memperhatikan
berbagai aspek dan tuntutan, visi SMA Negeri 1 Demak ditetapkan sebagai berikut :
“Berprestasi Unggul, Berbudaya Santun, dan Agamis, Peduli Lingkungan, Bersih dan
Hijau serta Mampu Berkompetisi di Era Global”
Visi sekolah yang bersifat filsofis itu akan dijabarkan ke dalam indikator keberhasilan.
Indikator visi yang berjumlah 9 itu selanjutnya dinamakan “ NAWA INDIKATOR “.
Sembilan indikator tersebut adalah :
SEMBILAN INDIKATOR VISI
1. Unggul dalam Prestasi Akademik
2. Unggul dalam Lomba Akademik dan Non-Akademik
3. Unggul dalam Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Unggul dalam Persaingan Masuk Perguruan Tinggi Terakreditasi
5. Terwujudnya Perilaku Santun Berlandaskan Agama dan Budaya Bangsa
6. Terwujudnya Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Era Global
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 62
7. Terwujudnya Penguasaan Bahasa Inggris Aktif
8. Budaya Tata Krama dalam Pergaulan Internasional
9. Terwujudnya Budaya dan Peduli Lingkungan untuk Menciptakan Tata Kelola
Lingkungan yang Baik
C. Misi Sekolah
Visi yang idealis harus dijabarkan dalam langkah-langkah nyata agar visi dapat
diwujudkan. Untuk mewujudkan visi tersebut, sekolah telah menetapkan misi yang
merupakan upaya memenuhi kepentingan-kepentingan sebagaimana dituangkan dalam
visi sekolah. Misi yang ditetapkan berjumlah 6 yang selanjutnya disebut Sad Misi SMA
Negeri 1 Demak. Keenam misi itu adalah :
SAD MISI SMA NEGERI 1 DEMAK
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang memiliki semangat Keunggulan dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis ICT dan Bahasa Inggris.
2. Melaksanakan proses Pembelajaran dan bimbingan konseling bilingual berbasis ICT
sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal dan memiliki bekal
dalam persaingan global.
3. Melaksanakan program ekstrakurikuler dan pembiasaan yang mampu
menumbuhkan perilaku santun berlandaskan budaya bangsa, memiliki rasa
nasionalisme, memiliki semangat beragama, dan memiliki komitmen dalam
pergaulan global.
4. Melaksanakan program pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik dalam
memenangkan lomba akademik dan non-akademik pada tingkat nasional dan
internasional.
5. Melaksanakan manajemen partisipasif, terbuka, dan akuntabel untuk memfasilitasi
pengembangan sekolah, khususnya infrastruktur sekolah yang mampu mendukung
pencapaian sekolah bermutu.
6. Menumbuhkembangkan sikap peduli lingkungan melalui pembelajaran yang
berkelanjutan
D. Tujuan Sekolah
Tujuan Sekolah Jangka Menengah (2013 – 2017)
Untuk mencapai visi dan misi sekolah, tujuan sekolah harus ditetapkan sebagai arahan
dalam mewujudkan visi dan misi tersebut. Tujuan jangka menengah (2013/2014 –
2016/2017) SMA Negeri 1 Demak ditetapkan sebagai berikut :
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 63
Bidang Standar Kompetensi Lulusan
Menghasilkan lulusan yang bermutu, santun dan kompetitif dengan indikator:
1. Mencapai rata-rata Ujian Nasional sebesar :
a. Jurusan IPA : 8,50
b. Jurusan IPS : 8,00
2. Meloloskan peserta didik dalam persaingan seleksi masuk perguruan tinggi
terakreditasi sebesar 100 % dari jumlah pendaftar.
3. Terwujudnya karakter siswa melalui pembiasaan belajar khususnya kepedulian siswa
dalam tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan melalui
kelompok-kelompok belajar peserta didik, terutama dalam kelompok kajian ilmu sains
dan kegiatan kreatif lainnya.
4. Menjuarai dalam ajang lomba akademik di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional
seperti bidang Olimpiade Sains, Lomba Mata Pelajaran, KIR, Debat Berbahasa Inggris,
Debat Berbahasa Indonesia.
5. Menjuarai dalam ajang lomba bidang non akademikseperti: olah raga dan seni, bidang
kegiatan kreatif peserta didik (PMR, Pramuka, Pecinta Alam, dan PBB), dan lomba-
lomba sekolah tingkat kabupaten, provinsi, dan nacional.
6. Terwujudnya keterlibatan siswa dan guru dan kegiatan-kegiatan pembelajaran
nacional dan internasional secara online.
Bidang Standar Isi (Bidang Kurikulum)
Memiliki pedoman kurikulum yang terus berkembang sebagai acuan dalam
pengelolaan sekolah dengan indikator:
1. Terwujudnya kurikulum KTSP khususnya Kurikulum 2013 dengan berpedoman pada
pedoman-pedoman yang relevan untuk memperkaya kurikulum sekolah yang
mampu menjawab tantangan global, khususnya isu-isu lingkungan melalui integrasi
kurikulum berbasis lingkungan.
2. Memiliki sistem administrasi akademik berbasis TIK yang terintegrasi dengan sistem
Paket Aplikasi sekolah (PAS).
3. Memiliki dan melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS).
Bidang Standar Proses (Bidang Proses Pembelajaran)
Menghasilkan dokumen dan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013 dengan didukung sumber daya yang memadai
dengan indicator:
1. Memiliki dokumen pembelajaran sesuai dengan standar proses dengan
mengintegrasikan lingkungan hidup.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 64
2. Terwujudnya proses pembelajaran sesuai dengan standar proses yang dapat menjadi
teladan dalam pembentukan perilaku peserta didik secara unggul khususnya dalam
tata kelola lingkungan.
Bidang Standar Penilaian (Bidang Penilaian)
Menghasilkan dokumen dan kemampuan guru melaksanakan penilaian
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dengan didukung
sumber daya yang memadai dengan indicator:
1. Memiliki sistem penilaian sesuai dengan standar penilaian khususnya Standar
Penilaian Kurikulumm 2013 dan integrasi tata kelola lingkungan
Bidang Standar Pengelolaan (Bidang Pengelolaan Sekolah)
Memiliki sistem pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien dengan indicator:
1. Bidang Manajemen sekolah
a. Memiliki pedoman sekolah yang sesuai dengan Standar Pengelolaan.
b. Terciptanya suasana dan kultur sekolah sekolah yang konduktif dengan ditandai
kedisiplinan, etos kerja yang tinggi seluruh warga sekolah, peka terhadap
lingkungan, dan dijiwai dengan semangat keberagamaan sehingga terwujud budaya
sekolah yang efektif.
c. Terwujudnya manajemen berbasis sekolah yang ditandai dengan prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif melalui kegiatan koordinasi dan
pencitraan sekolah yang efektif
d. Menerapkan secara konsisten pelaksanaan manajemen mutu sesuai sertifikat ISO
9001:2008 tentang manajemen mutu.
e. Memiliki hubungan “sister school” dengan sekolah dalam negeri.
f. Memiliki sistem informasi manajemen berbasis internet yang mampu mendukung
proses pembelajaran.
g. Terwujudnya sekolah yang mengadopsi nilai-nilai, seperti sifat multi-kultural, bebas
rokok, bebas narkoba, bersih dan hijau (clean and green), bebas kekerasan
(bullying), prinsip kesetaraan gender, dan menerapkan nilai demokratis dalam
memperlakukan peserta didik secara adil dalam belajar.
2. Bidang Akreditasi Sekolah
Mempertahankan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah (BAP –
SM) peringkat “A” dengan nilai lebih dari 96.
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar kualifikasi dan
kompetensi:
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 65
1. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar pendidik dan tenaga
kependidikan yang peduli dengan lingkungan.
2. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional melalui penilaian kinerja
Bidang Keuangan dan Pembiayaan
Memiliki sistem pengelolaan keuangan yang akuntabel:
a. Memiliki sistem pembiayaan yang mampu menunjang proses pendidikan dan
pembelajaran secara bermutu sesuai dengan standar pembiayaan.
b. Memiliki sistem pembayaran online dengan bekerja sama dengan pihak bank yang
mampu diakses oleh stakeholders sekolah secara mudah, transparan, dan akuntabel.
c. Memiliki sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel.
Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
Memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarpras dan berfungsi dengan
baik:
1. Berfungsinya sarana prasarana sekolah melalui kegiatan perawatan sarpras.
2. Memiliki sarana prasarana dan lingkungan sekolah sesuai dengan tuntutan standar
sarana prasarana dalam rangka mewujudkan sekolah yang memiliki tata kelola
lingkungan dan ramah anak
Tujuan Sekolah Jangka Pendek (2013/2014)
Tantangan nyata sekolah yang dihadapi sekarang dapat dikelompokkan menjadi
beberapa indikator :
Indikator Kualitas
1) Hasil akademik yang dicapai masih bisa ditingkatkan dari kualitas yang
seharusnya dapat dicapai sesuai dengan input siswa yang diperoleh sekolah.
2) Kualitas siswa yang mengikuti UM, UMPTN/SPMB, dan PMDK untuk PTN/PTS
berkualitas masih dapat ditingkatkan dari yang diharapkan. Sebagian besar
siswa masih terpaku pada PTN dan PTS menengah.
3) Kualitas siswa yang diterima baik melalui PMDK, UM, maupun SPMB masih
dapat ditingkatkan dari yang seharusnya mampu dicapai oleh lulusan SMA
Negeri 1 Demak, khususnya untuk jurusan-jurusan tertentu yang belum dapat
diraih oleh alumni.
4) Kualitas siswa belum sepenuhnya mampu bersaing di tingkat regional walaupun
input siswa sangat baik.
5) Guru-guru masih harus ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan tuntutan zaman
tanpa memandang masa kerja.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 66
Indikator Produktivitas
1) Jumlah siswa yang memperoleh NEM tinggi semakin meningkat dan rata-rata
NEM terus meningkat.
2) Jumlah kelulusan semakin meningkat baik dari kuantitasnya maupun
persentasenya.
3) Jumlah siswa yang dapat masuk perguruan tinggi negeri semakin meningkat
dapat dicapai oleh lulusan SMA Negeri 1 Demak.
4) Jumlah siswa yang memelopori kedisiplinan siswa semakin meningkat dan
tingkat pelanggaran semakin berkurang.
5) Jumlah siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler semakin meningkat
dengan bentuk-bentuk kegiatan yang semakin beragam.
6) Jumlah siswa yang diterima di sekolah kedinasan (militer) semakin meningkat.
7) Jumlah fasilitas fisik sekolah semakin meningkat untuk memenuhi standar
pelayanan minimal sekolah.
8) Kemampuan guru semakin meningkat dan profesional.
Indikator Efektivitas
1) Perolehan NEM masih belum sesuai harapan di mana mampu berada di rangking
10 besar provinsi untuk setiap program studi.
2) Jumlah siswa yang mendaftar ke PTN/PTS terakreditasi semakin meningkat.
3) Jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
semakin besar dari siswa yang mendaftar.
4) Proses Kegiatan Belajar Mengajar semakin efektif dengan semakin
berkurangnya jam kosong.
5) Pola pembinaan ekstrakurikuler semakin meningkat dengan jam kosong
semakin berkurang.
6) Kedisiplinan siswa semakin meningkat kualitasnya dengan ditandai
berkurangnya jumlah siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib.
7) Tingkat kedisiplinan guru semakin meningkat dengan semakin berkurangnya
jam kosong dan izin tidak mengajar.
Indikator Efisien
1) Kegiatan akademik cukup efisien walaupun masih dapat ditingkatkan.
2) Penggunaan dana cukup efisien walaupun masih perlu diberdayagunakan lebih
baik lagi.
3) Dukungan dana dari orang tua masih dapat ditingkatkan.
4) Alokasi sumber daya untuk pembinaan ekstrakurikuler cukup efisien walaupun
masih perlu ditingkatkan lagi.
5) Prestasi belajar cukup efisien walaupun masih perlu ditingkatkan lagi.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 67
6) Lama belajar siswa rata-rata 3 tahun dan cukup efisien.
7) Angka putus sekolah dan angka mengulang semakin kecil, bahkan 3 tahun
terakhir mendekati angka nol.
8) Secara keseluruhan tingkat efisiensi cukup baik walaupun masih perlu
ditingkatkan lagi.
Tantangan nyata sekolah yang dihadapi di atas merupakan tantangan yang harus
dipecahkan dengan segera sehingga tujuan sekolah ke depan dapat dicapai dengan
baik.
Berdasarkan Visi dan Misi Sekolah, serta Tujuan yang hendak dicapai sekolah, maka
sasaran yang hendak dicapai sekolah ditetapkan. Sasaran atau tujuan jangka
pendek yang ingin dicapai sekolah pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai
berikut :
Bidang Standar Kompetensi Lulusan
1. Mencapai rata-rata Ujian Nasional sebesar : Jurusan IPA : 8,25 Jurusan IPS :
7,75
2. Meloloskan peserta didik dalam persaingan seleksi masuk perguruan tinggi
terakreditasi sebesar 90 % dari jumlah pendaftar.
3. Membentuk karakter siswa melalui pembiasaan belajar khususnya kepedulian siswa
dalam tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan melalui
kelompok-kelompok belajar peserta didik, terutama dalam kelompok kajian ilmu
sains dan kegiatan kreatif lainnya.
4. Menjuarai dalam ajang lomba akademik di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional
seperti bidang Olimpiade Sains, Lomba Mata Pelajaran, KIR, Debat Berbahasa
Inggris, Debat Berbahasa Indonesia.
5. Menjuarai dalam ajang lomba bidang non akademikseperti: olah raga dan seni,
bidang kegiatan kreatif peserta didik (PMR, Pramuka, Pecinta Alam, dan PBB), dan
lomba-lomba sekolah tingkat kabupaten dan provinsi.
6. Merintis keterlibatan siswa dan guru dan kegiatan-kegiatan pembelajaran
nasional dan internasional secara online.
Bidang Standar Isi (Bidang Kurikulum)
1. Mengembangkan kurikulum KTSP khususnya Kurikulum 2013 dengan
berpedoman pada pedoman-pedoman yang relevan untuk memperkaya
kurikulum sekolah yang mampu menjawab tantangan global, khususnya isu-isu
lingkungan melalui integrasi kurikulum berbasis lingkungan.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 68
2. Mengembangkan sistem administrasi akademik berbasis TIK yang terintegrasi
dengan sistem Paket Aplikasi sekolah (PAS).
3. Mengkaji penerapan sistem Satuan Kredit Semester (SKS).
Bidang Standar Proses (Bidang Proses Pembelajaran)
1. Mengembangkan dokumen pembelajaran sesuai dengan standar proses dengan
mengintegrasikan lingkungan hidup.
2. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses yang dapat
menjadi teladan dalam pembentukan perilaku peserta didik secara unggul
khususnya dalam tata kelola lingkungan.
Bidang Standar Penilaian (Bidang Penilaian)
Melaksanakan penilaian sesuai dengan standar penilaian khususnya Standar Penilaian
Kurikulumm 2013 dan integrasi tata kelola lingkungan
Bidang Standar Pengelolaan (Bidang Pengelolaan Sekolah)
3. Bidang Manajemen sekolah
a. Mengembangkan pedoman sekolah yang sesuai dengan Standar Pengelolaan.
b. Menciptakan suasana dan kultur sekolah sekolah yang konduktif dengan ditandai
kedisiplinan, etos kerja yang tinggi seluruh warga sekolah, peka terhadap
lingkungan, dan dijiwai dengan semangat keberagamaan sehingga terwujud
budaya sekolah yang efektif.
c. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang ditandai dengan prinsip
transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif melalui kegiatan koordinasi dan
pencitraan sekolah yang efektif
d. Mengembangkan secara konsisten pelaksanaan manajemen mutu sesuai sertifikat
ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu.
e. Mengembangkan hubungan “sister school” dengan sekolah dalam negeri.
f. Mengembangkan sistem informasi manajemen berbasis internet yang mampu
mendukung proses pembelajaran.
g. Mewujudkan sekolah yang mengadopsi nilai-nilai, seperti sifat multi-kultural,
bebas rokok, bebas narkoba, bersih dan hijau (clean and green), bebas kekerasan
(bullying), prinsip kesetaraan gender, dan menerapkan nilai demokratis dalam
memperlakukan peserta didik secara adil dalam belajar.
4. Bidang Akreditasi Sekolah
Menyiapkan dokumen untuk mempertahankan nilai akreditasi dari Badan Akreditasi
Nasional Sekolah-Madrasah (BAP – SM) peringkat “A” dengan nilai lebih dari 96.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 69
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar pendidik dan
tenaga kependidikan yang peduli dengan lingkungan.
2. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional melalui penilaian
kinerja
Bidang Keuangan dan Pembiayaan
1. Mengembangkan sistem pembiayaan yang mampu menunjang proses pendidikan
dan pembelajaran secara bermutu sesuai dengan standar pembiayaan.
2. Mengembangkan sistem pembayaran online dengan bekerja sama dengan pihak
bank yang mampu diakses oleh stakeholders sekolah secara mudah, transparan,
dan akuntabel.
3. Mengembangan sistem pelaporan yang transparan dan akuntabel.
Bidang Sarana dan Prasarana Fisik
1. Meningkatkan fungsi sarana prasarana sekolah melalui kegiatan perawatan sarpras.
2. Mengembangan sarana prasarana dan lingkungan sekolah sesuai dengan tuntutan
standar sarana prasarana dalam rangka mewujudkan sekolah yang memiliki tata kelola
lingkungan dan ramah anak
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 70
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 telah
ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan
kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis, dan
landasan pedagogis.
Landasan filosofis dasar penyusunan kurikulum 2013 sebagai berikut :
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari
peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai
dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.
Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari
untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 71
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Landasan yuridis Kurikulum 2013 sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Landasan pedagogis Kurikulum 2013, kurikulum adalah rancangan pendidikan
yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam
suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya
untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.
Landasan Sosiologis Kurikulum 2013, kurikulum dikembangan dengan
bertumpu pada kondisi masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan
Permendikbud No 69 tahun 2013 menjelaskan landasan-landasan di atas
berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional
dan pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Atas. Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas merupakan pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran,
beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Atas.
Berdasarkan konsep di atas, maka struktur dan muatan kurikulum pada
Kurikulum SMA Negeri 1 Demak dikembangkan. Secara rinci struktur dan muatan
kurikulum dikembangkan sebagai berikut :
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 72
A. Struktur Kurikulum
Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 32 tahun 2013 dan
Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 yang dimaksud dengan struktur kurikulum adalah
pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata
pelajaran, beban belajar, pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.
Secara tegas dinyatakan bahwa struktur kurikulum adalah pengorganisasian mata
pelajaran untuk setiap mata pelajaran dan atau program pendidikan.
Mengingat pada tahun pelajaran 2013/2014, SMA Negeri 1 Demak ditetapkan sebagai
sekolah sasaran (piloting) untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, maka struktur
kurikulum sekolah SMA Negeri 1 Demak sebagai berikut:
1. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak X
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak kelas X dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas X memiliki 44 jam pelajaran yang
terdiri atas 42 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal dari provinsi dan
kabupaten.
b. Program peminatan yang dipilih disediakan sekolah terdiri atas peminatan
matematika dan ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu social.
c. Struktur Kurikulum kelas X terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib A,
kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C yang
terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok mata
pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan local
yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas X disajikan pada Tabel 2 sebagai
berikut:
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 73
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas X
Komponen
Alokasi Waktu
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran kelompok A (Wajib)
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
B. Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olaha Raga dan
Kesehatan
9. Prakarya dan kewirausahaan
10.Bahasa Jawa
11.BTQ
2
3
2
1
1
2
3
2
1
1
C. Mata Pelajaran Kelompok C
(Peminatan)
12. Mata Pelajaran peminatan akademik
a. Matematika dan Ilmu Alam
1) Matematika
2) Fisika
3) Kimia
4) Biologi
b. Ilmu-Ilmu Sosial
12
3
3
3
3
12
3
3
3
3
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 74
1) Ekonomi
2) Sejarah
3) Sosiologi
4) Geografi
12. Mata Pelajaran pilihan lintas
kelompok peminatan
a. Matematika dan Ilmu Alam
1. Ekonomi
2. Bahasa Perancis.
3. Sejarah
4. Bahasa dan Sastra Inggris.
b. Sosial
1) Matematika
2) Bahasa dan Sastra Inggris
3) Bahasa Perancis
3
3
3
3
6*)
3
3
3
3
6*)
3
3
3
3
3
3
3
6*)
3
3
3
3
6*)
3
3
3
Jumlah
44 44
*) memilih 6 jam pelajaran atau 2 mata pelajaran
*) sekolah menyediakan pilihan mata pelajaran sesuai dengan sumber daya yang tersedia
2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak XI dan XII
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak kelas XI dan XII dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 75
g. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI dan XII memiliki 46 jam
pelajaran yang terdiri atas 44 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal
dari provinsi dan kabupaten.
h. Program peminatan yang dipilih disediakan sekolah terdiri atas peminatan
matematika dan ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu sosial.
i. Struktur Kurikulum kelas XI dan XII terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib A,
kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C yang
terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok mata
pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan lokal
yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B.
j. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum.
k. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
l. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI dan XII disajikan pada Tabel 2
sebagai berikut:
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI
Komponen
Alokasi Waktu
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran kelompok A (Wajib)
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
B. Mata Pelajaran Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
2
2
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 76
8. Pendidikan Jasmani, Olaha Raga dan
Kesehatan
9. Prakarya dan kewirausahaan
10.Bahasa Jawa
11.BTQ
3
2
1
1
3
2
1
1
C. Mata Pelajaran Kelompok C
(Peminatan)
12. Mata Pelajaran peminatan akademik
a. Matematika dan Ilmu Alam
1) Matematika
2) Fisika
3) Kimia
4) Biologi
b. Ilmu-Ilmu Sosial
1) Ekonomi
2) Sejarah
3) Sosiologi
4) Geografi
12. Mata Pelajaran pilihan lintas
kelompok peminatan
a. Matematika dan Ilmu Alam
1. Ekonomi
2. Bahasa Perancis.
3. Sejarah
4. Bahasa dan Sastra Inggris.
b. Sosial
1. Matematika
2. Bahasa dan Sastra Inggris
3. Bahasa Perancis
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4*)
4
4
4
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4*)
4
4
4
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 77
4
4*)
4
4
4
4
4*)
4
4
4
Jumlah
46 46
*) memilih 4 jam pelajaran atau 1 mata pelajaran
*) sekolah menyediakan pilihan mata pelajaran sesuai dengan sumber daya yang tersedia
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
atau kegiatan ekstrakurikuler termasuk ke dalam isi kurikulum. Secara rinci muatan
kurikulum dijelaskan sebagai berikut:
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. Sesuai
dengan 2 kurikulum yang digunakan pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, maka mata
pelajaran yang harus ditempuh peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Mata Pelajaran Kelas X
Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata pelajaran wajib dan
mata pelajaran pilihan. Kelompok mata pelajaran wajib terdiri atas kelompok
mata pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran wajib B. Kelompok mata
pelajaran pilihan adalah kelompok mata pelajaran C yang merupakan kelompok
mata pelajaran pilihan yang terdiri atas mata pelajaran pilihan kelompok
peminatan akademik dan mata pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan.
Kelompok mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 78
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa. Mata
pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata
pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi
dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum 2013, maka
kelompok mata pelajaran wajib A terdiri atas 6 mata pelajaran, kelompok mata
pelajaran wajib B terdiri atas 3 mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran
pilihan C pada pilihan peminatan akademik terdiri atas 4 mata pelajaran sesuai
dengan kelompok peminatan yang dipilihnya dan pilihan mata pelajaran lintas
kelompok peminatan akademik terdiri atas 2 mata pelajaran sesuai dengan
pilihannya. Mata pelajaran di kelompok peminatan wajib diikuti semua peserta
didik sesuai dengan kelompok peminatan yang dipilihnya termasuk pilihan mata
pelajaran lintas kelompok peminatan yang dipilihnya tersebut.
b. Mata Pelajaran Kelas XI dan Kelas XII
Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum 2013, maka
kelompok mata pelajaran wajib A terdiri atas 6 mata pelajaran, kelompok mata
pelajaran wajib B terdiri atas 3 mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran
pilihan C pada pilihan peminatan akademik terdiri atas 4 mata pelajaran sesuai
dengan kelompok peminatan yang dipilihnya dan pilihan mata pelajaran lintas
kelompok peminatan akademik terdiri atas 1 mata pelajaran sesuai dengan
pilihannya. Mata pelajaran di kelompok peminatan wajib diikuti semua peserta
didik sesuai dengan kelompok peminatan yang dipilihnya termasuk pilihan mata
pelajaran lintas kelompok peminatan yang dipilihnya tersebut.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal baik untuk kelas X ,
XI, dan XII terdiri atas 2 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Jawa dan
mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ).
Dua mata pelajaran muatan lokal ini dimasukkan dalam struktur kelompok mata
pelajaran wajib B sehingga pada kelompok wajib B terdapat 5 mata pelajaran.
Sesuai dengan kerangka dasar pengembangan kurikulum 2013, maka mata pelajaran
muatan lokal yang diajarkan mengikuti ketentuan sepenuhnya baik mengenai
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 79
kompetensi inti, kompetensi dasar, proses pembelajaran, maupun proses
penilaiannya.
3. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di
luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka
kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu
mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam kurikulum 2013 ditegaskan bahwa ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi
peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan
minatnya masing-masing.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip
sebagai berikut: 1). Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-
masing. 2). Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan
sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela. 3). Keterlibatan
aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik
secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing. 4). Menyenangkan,
yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang
menggembirakan bagi peserta didik. 5). Membangun etos kerja, yakni bahwa
kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip
membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 80
giat. Dan 6). Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.
Dokumen tentang ekstrakurikuler diatur tersendiri yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum SMA Negeri 1 Demak.
4. Pengaturan Beban Belajar
a. SMA Negeri 1 Demak menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur
pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket.
Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran pada SMA Negeri 1 Demak selama 45 menit. Beban
belajar kegiatan tatap muka per minggu di SMA Negeri 1 Demak adalah 44 jam
pelajaran pembelajaran di kelas X dan 46 jam pelajaram di kelas Xi dan XII.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 81
Tabel 5. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka di SMA Negeri 1 Demak
d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.
e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi maksimum 60% dari jam tatap muka
dalam satu semester.
f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi
waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel, menetapkan
alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 44 dan 46 jam pelajaran per
minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari alokasi minimal
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik
siswa.
g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket di SMA Negeri 1 Demak 0% - 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
Satuan
Pendidikan Kelas
Satu
jam
pemb.
tatap
muka
(menit)
Jumlah
jam
pemb.
Per
minggu
Minggu
Efektif
per
tahun
ajaran
Waktu
pembelajaran
per tahun
Jumlah
jam per
tahun
(@60
menit)
SMAN 1
Demak
X s.d.
XII 45 44/46 36-40
1584-1760 jam
pembelajaran
(71280 - 79200
menit)
1188-
1320
jam
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 82
h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah
tiga tahun maksimum 6 tahun. SMA Negeri 1 Demak tidak melaksanakan
program percepatan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
i. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar berkaitan langsung dengan penilaian. PP No. 19 tahun 2005 jo PP 32
tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendikbud No. 66 tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur tentang
penilaian yang terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan,
dan pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam
bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan
dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, (b) bahan Pengembangan laporan hasil belajar, dan (c)
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan
sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan
berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a) mengetahui
kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi belajar
peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah
ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan
akuntabilitas sekolah.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 83
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai
berikut: Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan
pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator pencapaian KD,
Pengembangan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai,
pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran melalui analisis
indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-rata
peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau
kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi
guru, fasilitas sarana dan prasarana). Pada awal semester pendidik
menginformasikan KKM dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian (berupa
tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran. Hal-hal lain
yang belum diatur dikembangkan dalam peraturan akademik.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi:
Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan
untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan harus
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik; Ujian Sekolah juga
merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut:
Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan pendataan KKM setiap
mata pelajaran, penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program pembelajaran (untuk
satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester), penentuan kriteria
nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, penentuan kriteria kelulusan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 84
ujian sekolah, koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
Sekolah membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi pengembangan
kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal), Pengembangan butir
soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir
soal, penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan
penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang
ditelaahnya, perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama
dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu satuan
pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
a. Ketuntasan Belajar
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar
tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal
yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. Secara kuantitatif
sekolah telah menetapkan KKM sebagaimana terlampir sebagai bagian tidak
terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 85
Predikat Nilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4 SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33 B
B 3 3
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33 C
C 2 2
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33 K
D 1 1
Selanjutnya sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, maka ketuntasan belajar
peserta didik kelas X dan XI meliputi keseluruhan aspek penilaian sebagaimana
diatur dalam Permendikbud No. 66 tahun 2013 dan Permendikbud No. 81A tahun
2013. Cakupan penilaiannya meliputi seluruh Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada aspek sikap spiritual (KI-1), aspek sikap sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI-
3), dan
aspek keterampilan (KI-4). Penilaian dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip,
prosedur, acuan, dan mekanisme penilaian sebagaimana diatur dalam standar
penilaian yang bersifat autentik dengan mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Capaian kompetensi peserta didik aspek pengetahuan dan ketrampilan menurut
Kurikulum 2013 dengan angka 1-4 dengan rentang nilai 0,33 dan dinyatakan dengan
predikat A,B,C,D. Capaian kompetensi untuk sikap dinyatakan dengan sangat baik
(SB), baik (B), cukup(C), dan kurang (K) yang nilai kuantitatifnya setara dengan
aspek KI-3 dan KI-4. Daftar capaian kompetensi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Capaian Kompetensi Peserta Didik
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar
untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66
dari hasil tes formatif. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 86
dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. c) Untuk KD pada KI-1
dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek
sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran,yakni jika profil sikap peserta
didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan
satuan pendidikan yang bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut
adalah sebagai berikut. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual
sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari
2.66; Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66
atau lebih dari 2.66; dan
Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan
apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66. Untuk KD
pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil
sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru
matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
Secara rinci aturan pelaksanaan penilaian mengacu pada Petunjuk Teknis Model
Penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
Prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan
kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta
didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2 semester.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak
lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil
empirik penilaian. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan
yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang
belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria
ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran sekolah.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang
tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
penilaian di SMAN 1 Demak berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 87
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
orang tuanya. Penetapan KKM SMA Negeri 1 Demak merupakan kegiatan
pengambilan keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar
mata pelajaran.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar
tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal
yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan
standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan
memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh
sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada
peserta didik;
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik
dapat mencapai ketuntasan belajar.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 88
Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada
masing-masing sekolah.
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders
sekolah.
Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil seleksi pada
saat penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian nasionalnya. sedangkan
penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas
sebelumnya. Secara rinci KKM seluruh mata pelajaran di SMA Negeri 1 Demak dapat
dilihat pada lampiran tersendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
dokumen kurikulum ini.
6. Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan kelas didasarkan
pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan pertimbangan seluruh
SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus dituntaskan sampai mencapai
KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai dengan prinsip
belajar tuntas (mastery learning), dimana peserta yang belum mencapai
ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang bersangkutan
harus mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu mencapai
KKM dimaksud. Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil
belajar peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.
1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas ditetapkan sebagai berikut:
a) Peserta didik tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (capaian kompetensi
lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.
b) Capaian kompetensi dari tiga aspek tidak diakumulasikan dalam satu mata
pelajaran.
c) Peserta didik dinyatakan tidak naik jika budi pekerti, akhlak mulia, dan
kepribadian secara keseluruhan kurang dari baik.
d) Peserta didik dinyatakan naik jika perolehan nilai ektrakurikuler wajib minimal
memuaskan.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 89
e) Aturan lain yang tidak diatur dalam kurikulum ini diatur tersendiri melalui rapat
dewan pendidik.
b. Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.
c. Mutasi Siswa
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan tertentu.
Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing
Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk proses mutasi dari sekolah
lain digunakan pertimbangan nilai laporan capaian kompetensi atau laporan nilai
hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta
pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin akuntabilitas proses
mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi peserta didik yang ingin mutasi ke
SMA Negeri 1 Demak untuk mengetahui mengetahui kemampuan peserta didik.
7. Kriteria Peminatan
Sesuai dengan kurikulum 2013, peserta didik kelas X harus mulai memilih kelompok
peminatan. Pemilihan kelompok peminatan memberikan kesempatan kepada
peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan dan
pilihan mata pelajaran antarkelompok peminatan. Kelompok peminatan yang dipilih
peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu Alam dan Ilmu-ilmu Sosial.
Pemilihan kelompok peminatan dilakukan pada saat setelah pendaftaran peserta
didik baru disesuaikan regulasi yang berlaku di tingkat kabupaten atau sesuai
dengan kebijakan pemerintah daerah dengan memperhatikan rambu-rambu yang
dikeluarkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 90
Pemilihan kelompok peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian Nasional
SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan
(placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikolog. Selain
itu, pemilihan kelompok peminatan juga memperhatikan masukan dari orang tua
dan minat peserta didik. Peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke
semua kelompok peminatan diberi kesempatan untuk memilih sesuai keinginannya.
Secara teknis pemilihan kelompok peminatan diatur tersendiri yang merupakan
bagian tak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
Peserta didik yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya diberikan kesempatan
selama 2 minggu untuk pindah kelompok peminatan. Selanjutnya pada semester
kedua di kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah kelompok
peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi
guru bimbingan konseling. Perpindahan kelompok peminatan tidak didasarkan pada
alasan perolehan nilai kurang memuaskan yang disebabkan oleh kemalasan atau
alasan yang bersifat pribadi. Pemilihan kelompok peminatan harus sama sampai
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
Kurikulum untuk SMA Negeri 1 Demak memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau
kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
integral dari pendidikan semua mata pelajaran. Kecakapan hidup dintegrasikan
dalam mata pelajaran sebagaimana dituangkan dalam silabus mata pelajaran.
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum SMA Negeri 1 Demak memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal lebih
dititikberatkan pada pendidikan lingkungan hidup yang terintegrasi dengan mata
pelajaran tertentu. Pilihan pendidikan keunggulan lokal ini didasarkan pada
keinginan warga sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah adiwiyata.
Pendidikan keunggulan global yang merupakan bagian integral dari semua mata
pelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan kompetensi lebih unggul
dibandingkan dengan kompetitor sekolah lain. Pendidikan keunggulan global ini
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 91
diwujudkan pada penetapan target prestasi berdasarkan keunggulan mutu dan
prestasi baik akademik maupun non akademik.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 92
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran
efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah
jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan
untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan
SMA Negeri 1 Demak mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
4. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut:
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 93
Tabel 11. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif
belajar
Minimum 36
minggu dan
maksimum 40
minggu
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah
semester
Maksimum 2
minggu
Satu minggu setiap semester
3. Jeda antarsemester Maksimum 2
minggu
Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur
keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang
memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
6. Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2
minggu
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1
minggu
Untuk kegiatan tertentu
8. Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
Berdasarkan rambu-rambu di atas, SMA Negeri 1 Demak menyusun Kalender
Pendidikan sebagaimana tercantum pada lampiran ini.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 94
BAB IV
PENUTUP
Kurikulum SMA Negeri 1 Demak yang telah tersusun ini akan menjadi
pedoman bagi sekolah dan menjadi acuan seluruh stake holders sekolah selama 1
tahun pelajaran 2014/2015. Sesuai dengan tuntutan penjaminan sekolah SMA, maka
penyesuaian-penyesuaian akan terus dilakukan agar terwujud sekolah yang bermutu.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan
terus dibutuhkan. Tanpa dukungan yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk
memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena itu, kita semua berharap ada sinergi
seluruh potensi stake holders sekolah dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan
kurikulum SMA Negeri 1 Demak pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang akan
datang.
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 95
Lampiran 4: Contoh Kalender Akademik
PERHITUNGAN JUMLAH JAM BELAJAR EFEKTIF
SMA NEGERI 1 DEMAK
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
TAHUN PELAJARAN 2013/2014.
NO. SEMESTER BULAN
JUMLAH JUMLAH HARI LIBUR
JML HARI HARI EFEKTIF SEKOLAH
HARI-HARI
PERTAMA MASUK
KEGIATAN TENGAH
SMT/UN/US/ ULANGAN
MENGIKUTI UPACARA
LHB AKHIR SMT MINGGU UMUM HR RAYA
1 I Juli 2013 12 3 - 2 - 17
Agustus 2013 12 - - 1 4 14 31
September 2013 23 2 - 5 - - 30
Oktober 2013 22 - 4 4 1 - 31
November 2013 25 - - - 4 1 - 30
Desember 2013 6 - 11 1 7 5 1 - 31
Januari 2014 - - -
Jumlah 100 3 17 1 1 7 24 3 14 170
2 II Januari 2014 21 3 4 3 31
Februari 2014 24 4 0 28
Maret 2014 12 13 5 1 31
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 96
April 2014 21 4 4 1 30
Mei 2014 22 2 4 3 31
Juni 2014 6 11 1 7 5 30
Juli 2014 11 1 12
Jumlah 106 0 28 2 1 21 27 8 0 193
Jumlah Dalam 1 Tahun Pelajaran 206 3 45 3 2 28 51 11 14 363
Demak, …. Juli 2013
Kepala Sekolah,
Drs. Suyanto, M.Pd.
NIP. ………………………
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 97
URAIAN KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
NO. TANGGAL KEGIATAN
1 29 Juni 2013 Evaluasi diri smt 2 Tahun Pelajara 2012/2013
2 7 s.d 8 Juli 2013 Revisi KTSP 2012/2013
3 9 s.d 10 Juli 2013 IHT
4 15 Juli 2013 Pembagian Kelas dan Daftar Ulang Tapel 2013/2014
5 Tanggal 15-17 Juli 2013 Hari-hari Pertama Masuk Satuan Pendidikan (MOS Kelas X)
6 Tanggal 1 Agustus 2013 HUT SMA Negeri 1 Demak
7 Tanggal 1 s.d 7 Agustus 2013 Libur Sebelum Idul Fitri 1434 H (1 Syawal 1434 Hijriyah)
8 Tanggal 8,9 Agustus 2013 Libur Hari Raya Idul Fitri 1434 H (1 Syawal 1434 Hijriyah)
9 Tanggal 10 - 16 Agustus 2013 Libur Sesudah Idul Fitri 1434 H (1 Syawal 1434 Hijriyah)
10 Tanggal 17 Agustus 2013 Mengikuti Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI
11 Tanggal 4-5 september 2013 Gelar Perguruan Tinggi dalam ragka HUT SMA N 1 Demak
12 Tanggal 8 September 2013 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Aksara Internasional
13 Tanggal 23-30 September 2013 Pembuatan Soal Mid Semester (MGMP Sekolah)
14 Tanggal 30 September 2014 Pengumpulan Soal Ulangan Tengah Semester Satu
15 Tanggal 1 Oktober 2012 Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila
16 Tanggal 2-8 Oktober 2013 Penggandaan Naskah Ulangan Tengah Semester Satu
17 Tanggal 16-19 Oktober 2013 Kegiatan Jeda Semester Gasal
18 Tanggal 15 Oktober 2013 Libur Umum (Hari Raya Idul Adha/10 Dzulhijah 1434 H)
19 Tanggal 28 Oktober 2013 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
20 Tanggal 5 November 2013 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1435 H)
21 Tanggal 10 November 2013 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
22 Tanggal 11-16 November 2013 Pembuatan Soal Ulangan Akhir Semester 1 (MGMP Sekolah/Kabupaten)
23 Tanggal 18 November 2013 Pengumpulan Soal Ulangan Akhir Semester Satu
24 Tanggal 19-5 November 2013 Penggandaan Naskah Ulangan Akhir Semester Satu
25 Tanggal 9-14 Desember 2013 Ulangan Akhir Semester 1
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 98
26 Tanggal 16-20 Desember 2013 Persiapan Penyerahan Buku Laporan hasil Belajar Semester Gasal
27 Tanggal 21 desember 2013 Penyerahan Buku Laporan Hasul Belajar (BLHP) Semester Gasal
28 Tanggal 25 Desember 2013 Libur Umum (Hari Raya Natal)
29 Tanggal 23 Desember 2013 - 04 Januari 2014 Libur Akhir Semester Gasal
30 Tanggal 1 Januari 2014 Perkiraan Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2014)
31 Tanggal 14 Januari 2014 Perkiraan Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriyah)
32 Tanggal 31 Januari 2014 Perkiraan Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2565)
33 tanggal 3-6 Februari 2014 TO 1
34 tanggal 25-28 Februari 2015 TO 2
35 Tanggal 3-11 Maret 2014 Ujian Sekolah/Madrasah Tertulis SMA/MA/SMALB dan SMK
36 Tanggal 13 Maret 2013 Perkiraan Libur Umum (Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936)
37 Tanggal 1-7 Maret 2014 Pembuatan Soal Mid Semester (MGMP Sekolah)
38 Tanggal 8 Maret 2014 Pengumpulan Soal Ulangan Tengah Semester 2
39 Tanggal 10-14 Maret 2014 Penggandaan Naskah Ulangan Tengah Semester 2
40 Tanggal 17- 20 Maret 2014 Kegiatan Jeda Semester Genap/TO3
41 Tanggal 14-17 April 2014 Perkiraan Ujian Nasional SMA/MA/SMALB dan SMK (Utama)
42 Tanggal 18 April 2014 Perkiraan Libur Umum (Wafat Isa Al Masih)
43 Tanggal 21-24 April 2014 Perkiraan Ujian Nasional SMA/MA/SMALB dan SMK (Susulan)
44 Tanggal 2 Mei 2014 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
45 Tanggal 14 Mei 2014 Perkiraan libur Umum (Kenaikan Isa Almasih)
46 Tanggal 20 Mei 2014 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
47 Tanggal 27 Mei 2014
Perkiraan Libur Umum (Peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriyah)
48 Tanggal 29 Mei 2014 Perkiraan Libur Umum (hari Raya Waisak Tahun 2558)
49 Tanggal 9-14 Juni 2014 Ulangan Akhir Semester Genap/Kenaikan Kelas
50 Tanggal 16-20 Juni 2014 Remedial/Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
51 Tanggal 21 Juni 2014 Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
52 Tanggal 23 Juni-12 Juli 2014 Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhit tahun Pelajaran 2013/2014
53 Tanggal 14 Juli 2014 Permulaan Tahun Pelajaran 2014/2015
Demak, Juli 2013
Kepala Sekolah,
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA 99
MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29
SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30
SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31
RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25
KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26
JUMAT 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27
SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28
MINGGU 5 12 19 26 2 9 16 23 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 30
SENIN 6 13 20 27 3 10 17 24 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30
SELASA 7 14 21 28 4 11 18 25 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24
RABU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
KAMIS 2 9 16 23 30 6 13 20 27 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26
JUMAT 3 10 17 24 31 7 14 21 28 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27
SABTU 4 11 18 25 1 8 15 22 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
KETERANGAN :
: Tahun Pelajaran 2012/2013 : Libur sebelum & Sesudah HRIF : Ujian Nasional Demak, ….. Juli 2013
: Hari pertama masuk sekolah/MOS : Libur Hari Raya Idul Fitri : Ujian Sekolah Kepala Sekolah,
: Hari belajar efektif : Midsemester : Try Out UN
: HUT Sekolah : Ulangan Semester Gasal/Genap/Remidial : Evaluasi dan sambung rasa
: Libur umum : Pembagian rapor : Outclass learning Bali Drs. Suyanto, M.Pd.
: Mengikuti upacara hari besar nasional : Libur semester : Pengembangan Diri Sabtu jam 7 & 8 NIP. 19680313 199512 1 003
MEI 2014 JUNI 2014
21 hari 16 hari 12 hari 20 22 hari 6 hari
MARET 2014
OKTOBER 2013SEPTEMBER 2013
HARI /
BULANJANUARI 2014 FEBRUARI 2014 APRIL 2014
12 hari 12 hari 25 hari 20 hari
NOVEMBER 2013 DESEMBER 2013
25 hari 6 hari
KALENDER PENDIDIKAN DAN HARI BELAJAR EFEKTIF
SMA NEGERI 1 DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HARI /
BULANJULI 2013 AGUSTUS 2013
Panduan Pengembangan KTSP
@2015, Dit. Pembinaan SMA
100