panduan pengisian inventarisasi emisi online · pembuatan peta dari hasil perhitungan, dan (10)...
TRANSCRIPT
PANDUAN PENGISIAN
INVENTARISASI EMISI
ONLINE
-2016-
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan kualitas udara terintegrasi pada level nasional dan daerah diperlukan
untuk menjaga kualitas udara di wilayah Indonesia. Langkah pertama dalam
pengelolaan kualitas udara adalah melakukan identifikasi dan inventarisasi emisi
sumber-sumber pencemar udara. Inventarisasi emisi adalah menghitung jumlah
spesifik pencemar udara yang diemisikan dari satu atau lebih sumber pencemar di
dalam suatu wilayah tertentu dan periode waktu tertentu. Hasil atau manfaat dari
penyusunan inventarisasi emisi dapat digunakan sebagai dasar/baseline daerah
kabupaten/kota dalam membuat kebijakan dan keputusan, antara lain adalah:
a) sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran udara
untuk sumber tidak bergerak seperti industri maupun sumber bergerak seperti
transportasi;
b) penyusunan baku mutu emisi dan baku mutu udara ambien di daerah; serta
c) untuk menetapkan Wilayah Pengelolaan Kualitas Udara (WPKU).
Mengingat besarnya manfaat yang dapat diambil dari hasil kegiatan inventarisasi
emisi maka dirasa perlu bagi kabupaten/kota di seluruh Indonesia terutama
kabupaten/kota dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi untuk dapat segera
melaksanakan kegiatan penyusunan inventarisasi emisi. Dengan melakukan
inventarisasi emisi, pemerintah daerah dapat mengidentifikasi sumber-sumber
pencemar yang ada, mengetahui potensi beban pencemar yang dikontribusikan ke
udara, serta dapat menggunakannya sebagai dasar dalam menetapkan rencana aksi
dan implementasi pengelolaan kualitas udara, sehingga diharapkan dapat mencapai
target status mutu udara yang lebih baik.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.2
Inventarisasi emisi skala kota/kabupaten secara dapat dilakukan secara manual
mengikuti PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN INVENTARISASI EMISI PENCEMAR
UDARA DI PERKOTAAN, KLHK 2013 yaitu dengan survey pengumpulan data,
melakukan perhitungan dan pembuatan peta secara manual dan menyampaikan
hasil dalam laporan cetak. Untuk kabupaten/kota yang memiliki kapasitas dalam
mengerjakan Inventarisasi Emisi secara manual maka dapat melakukan tahapan
pengerjaan secara lengkap. Namun, untuk kabupaten/kota yang belum memiliki
kapasitas tersebut dapat memanfaatkan Inventarisasi Emisi Online (IE-online).
Dengan IE-Online, pengguna cukup memasukkan data aktivitas, sedangkan
perhitungan emisi, plot peta dan pelaporan dilakukan oleh IE-online secara otomatis.
IE-online dapat menyederhanakan proses pengerjaan IE dan menghemat waktu,
selain itu, data IE dapat diakses secara online sehingga memudahkan dalam
diseminasi hasil perhitungan IE.
Inventarisasi emisi nasional secara online (IE-online) merupakan salah satu inovasi
dalam penyusunan inventarisasi emisi se-Indonesia dimana aplikasi ini dapat
memproses data emisi sehingga dihasilkan nilai beban emisi serta pemetaan emisi
dengan otomatis secara online dengan adanya jaringan internet. Pemerintah
kabupaten/kota yang telah memiliki data, cukup memasukan data ke dalam
inventarisasi emisi nasional ini. Proses selanjutnya dilakukan oleh sistem hingga
dihasilkan nilai perhitungan dan peta emisi. Manfaat inventarisasi emisi online
lainnya antara lain data langsung diolah secara nasional, pengambilan keputusan
untuk mengelola dan mengendalikan pencemaran udara di kab/kota bisa lebih cepat
dan terintegrasi baik oleh pemerintah pusat maupun kab/kota.
1.2 Tujuan
Tujuan Pedoman ini adalah agar pemerintah daerah dan para pemangku
kepentingan di daerah dapat melakukan inventarisasi emisi di kotanya dan mengisi
secara online dengan tepat dan lengkap berdasarkan tata cara yang djelaskan dalam
pedoman ini.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.3
1.3 Inventarisasi Emisi Secara Online
Inventarisasi emisi (emission inventory) adalah pencatatan secara komprehensif
tentang jumlah pencemar udara dari sumber-sumber pencemar udara dalam suatu
wilayah dan periode waktu tertentu (KLHK, 2012). Seperti dalam Gambar 1.1
dibawah ini, inventarisasi merupakan langkah setelah teridentifikasinya sumber-
sumber pencemar udara. Dilengkapi dengan data pemantauan kualitas udara (jika
ada) merupakan data masukan untuk proses pemodelan udara yang
menggambarkan intepretasi kualitas udara baik emisi ataupun konsentrasi.
Gambar 1. 1 Posisi Inventarisasi Emisi dalam Perencanaan Strategi Pengelolaan
Kualitas Udara
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.4
Inventarisasi emisi memiliki fungsi utama sebagai landasan dalam pembuatan
kebijakan publik. Data dan hasil inventarisasi emisi digunakan untuk:
Menetapkan strategi dan peraturan;
Mengevaluasi status kualitas udara terkait dengan baku mutu yang telah
ditetapkan;
Mengevaluasi efektivitas kebijakan pengendalian pencemaran udara; dan
Melakukan perubahan kebijakan sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu secara spesifik, inventarisasi emisi digunakan untuk:
Mengidentifikasi sumber pencemar dan pola/kecenderungan emisi;
Memberikan masukan bagi kajian-kajian resiko kesehatan;
Menentukan tingkat penaatan peraturan ambang batas baku mutu emisi; dan
Menetapkan lokasi pemantauan udara ambien.
Memprediksi konsentrasi pencemar di udara ambien melalui aplikasi model
dispersi pencemar udara;
Inventarisasi emisi sendiri terdiri dari beberapa tahapan dimulai dengan
perencanaan, identifikasi sumber pencemar, perhitungan, hingga pelaporan. Berikut
dalam Gambar 1.2 ditampilkan diagram alir proses inventarisasi emisi.
Data yang diperlukan dalam penyusunan inventarisasi emisi dapat diperoleh dari
data sekunder maupun data primer. Inventarisasi dilakukan untuk parameter:
- Karbonmonoksida (CO)
- Nitrogen Oksida (NOx)
- Sulfur Oksida (SO2)
- Hidrokarbon (HC)
- Partikulat (PM10)
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.5
Gambar 1. 2 Diagram Alir Proses Penyusunan Inventarisasi Emisi
Sumber: Pedoman Teknis Penyusunan Inventarisasi Emisi (KLHK, 2013)
Selanjutnya pemetaan spasial hasil inventarisasi emisi dipetakan dalam bentuk grid 1
km x 1 km. Secara lebih sederhana dan rinci berikut pada Gambar 1.3 adalah
tahapan kajian inventarisasi emisi.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.6
Gambar 1. 3 Tahapan Kajian Inventarisasi Emisi
Sampai saat ini, inventarisasi emisi di Indonesia telah dilakukan untuk 11 kota.
Proses penyusunannya dilakukan secara manual sehingga memerlukan sumber daya
yang banyak. Untuk memperbanyak jumlah kota yang telah melakukan Inventarisasi
Emisi secara cepat, maka dibuatlah Inventarisasi Emisi secara online. Sistem
inventarisasi emisi secara online memiliki beberapa kelebihan lain antara lain:
• Data terintegrasi secara nasional
• Mudah diakses masyarakat luas
• Lebih efisien dan ekonomis
• Pemutakhiran secara berkala
• Pembuatan Inventarisasi Emisi menggunakan metode yang sama secara
nasional
Perbedaan tahapan IE secara manual dan secara online dapat dilihat dalam Gambar
1.4 sebagai berikut:
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.7
Gambar 1. 4 Perbedaan tahapan IE secara manual dan secara online
Seperti tampak pada gambar 1.4, pada tahap IE-manual, diperlukan 10 langkah
pengerjaan IE, yaitu (1) survey primer/sekunder, (2) input hasil survey, (3)
rekapitulasi hasil survey, (4) perhitungan nilai IE, (5) rekap hasil perhitungan, (6)
pembuatan laporan, (7) presentasi laporan, (8) evaluasi dan revisi laporan, (9)
pembuatan peta dari hasil perhitungan, dan (10) presentasi tampilan hasil akhir,
sedangkan pada IE-online kabupaten/kota cukup melakukan 3 langkah saja, yaitu
(1) survey primer/sekunder, (2) input data online, dan (3) tampilan hasil.
Untuk dapat menggunakan website IE-online, kabupaten/kota perlu melakukan hal-
hal persiapan sebagai berikut:
(1) Membentuk tim survey data primer/sekunder
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.8
(2) Menunjuk petugas khusus yang diserahi tugas memasukkan data survey ke
dalam website Inventarisasi Emisi Online dan mengirim petugas tersebut
untuk mengikuti Pelatihan IE-online
(3) Membentuk tim Evaluasi IE skala kabupaten/kota yang bertugas
menginterpretasikan hasil perhitungan IE-online
Tim survey, tim pemasukkan data, dan tim evaluasi bisa orang yang sama atau
orang yang berbeda. Tim tersebut akan login dan memasukkan data, kemudian
sistem online akan melakukan pengolahan data dan plot hasil berupa tabel, grafik
dan peta. Tahapan IE-online ditampilkan pada Gambar 1.5 sebagai berikut.
Gambar 1. 5 Proses dalam Website Inventarisasi Emisi
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.9
BAB 2
PENYUSUNAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Inventarisasi emisi secara online dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
Gambar 2. 1 Tahapan Inventarisasi Emisi Online
2.1 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat dalam Pedoman Teknis
Penyusunan Inventarisasi Emisi Udara Perkotaan, KLHK 2013. Berikut beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah:
a. Wilayah Inventarisasi Emisi
Wilayah geografis inventarisasi emisi suatu kota mencakup wilayah kota dengan
batas-batas administrasi. Jika terdapat sumber pencemar yang penting (misalnya,
pembangkit listrik atau industri besar lainnya) yang berada pada perbatasan kota di
luar wilayah administrasi, maka sumber tersebut dapat diinventarisasi dengan
membuat catatan bahwa lokasi sumber berada di luar wilayah inventarisasi.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada instansi yang bertanggung
jawab di wilayah yang berbatasan dengan wilayah inventarisasi atau instansi
berwenang di tingkat provinsi dan pusat mengenai sumber tersebut dan kontribusi
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.10
emisinya yang besar dan diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas udara di
wilayah inventarisasi.
b. Interval waktu dan tahun dasar inventarisasi emisi
Interval waktu inventarisasi emisi untuk suatu kota pada umumnya adalah 1 tahun.
Inventarisasi tersebut dimutakhirkan setiap satu tahun atau dua tahun sekali.
Sedangkan tahun dasar inventarisasi ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kelengkapan data pada tahun dimaksud. Misalnya, jika sekarang bulan Juli tahun
2016, maka tahun dasar inventarisasi yang disarankan adalah tahun 2014 atau 2015
mengingat ketersediaan data statistik. Parameter yang diinventarisir meliputi: CO,
NOx, SOx, PM10, dan HC.
2.1.1 Pengumpulan Data Sumber Titik
Sumber titik (point source) adalah sumber tidak bergerak yang biasanya berupa
industri manufaktur besar yang memiliki cerobong asap atau unit pembakaran. Pada
kota-kota di Asia, sumber titik dapat juga mencakup tempat pembakaran sampah
rumah sakit, ketel rumah sakit, hotel, tempat pembakaran jenazah (krematorium)
dan industri.
Langkah survey:
(1) Melakukan survey jumlah sumber titik di kabupaten/kota seperti industri,
mall, hotel, rumah sakit, dan krematorium. Dengan kualifikasi data berisi data
nama, alamat, kelas, jumlah kamar, kategori maupun informasi pendukung
lainnya. Data sumber titik ini terdapat di dinas maupun instansi terkait di
kabupaten/kota tersebut. Sebagai contoh: data jumlah industri terdapat pada
dinas perindustrian dan perdagangan, data jumlah hotel terdapat pada dinas
pariwisata dan kebudayaan, serta data jumlah rumah sakit terdapat pada
dinas kesehatan.
(2) Selanjutnya membuat daftar sumber titik yang akan di survey secara
langsung di kabupaten/kota tersebut seperti industri, mall, hotel, rumah sakit,
dsb. Karena diperkirakan jumlah sumber titik yang sangat banyak dan
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.11
membutuhkan banyak waktu dan materi untuk melakukan survey seluruh
sumber, maka dilakukan pendekatan mengambil sampel survey langsung di
lapangan. Data jumlah yang di survey sebaiknya melebihi 30% dari total
populasi jumlah sumber titik. Selanjutnya data konsumsi bahan bakar
tersebut nantinya di rata-ratakan menurut kelas dan kategorinya (Kelas
hotel/rumah sakit, Kategori industri) untuk mendapatkan data konsumsi
bahan bakar sumber titik dari populasi keseluruhan yang tidak di survey
secara langsung.
(3) Melakukan survey primer/sekunder untuk menentukan, fasilitas yang
digunakan sumber titik, jenis bahan bakar yang digunakan, jumlah
penggunaan bahan bakar dari tiap aktivitas tersebut selama satu tahun.
(4) Mencari koordinat (latitude dan longitude) dari setiap lokasi kegiatan yang
telah disurvey.
Tabel berikut ini merangkum contoh data sumber titik yang terdapat di
kota/kabupaten dan sumber data tersebut dapat ditemukan. Daftar sumber data
mungkin saja akan berbeda untuk setiap kota/kabupaten tergantung dinas atau
instansi terkait yang menangani sektor tersebut.
Tabel 2.1 Tabel Identifikasi Data Sumber Titik
Kategori Sumber Data
Industri Dinas Perindustrian, kuesioner dan wawancara langsung.
Hotel Dinas pariwisata dan kebudayaan, kuesioner dan wawancara langsung
Rumah Sakit Dinas Kesehatan, kuesioner dan wawancara langsung
Krematorium Kuesioner dan wawancara langsung
Mall dan pusat
perbelanjaan
Dinas perdagangan, kuesioner dan wawancara langsung
Sumber titik pada Inventarisasi Emisi Online terdiri dari:
a) Mall/Pusat Perbelanjaan
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Mall/ Pusat
Perbelanjaan adalah:
Nama Mall/ Pusat Perbelanjaan
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.12
Alamat lengkap
Titik koordinat Mall longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset atau kompor gas)
Jenis bahan bakar (misalnya Solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
b) Hotel
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Hotel adalah:
Nama Hotel
Kelas Hotel (bintang 1 sampai bintang 5)
Jumlah Kamar
Alamat lengkap
Titik koordinat Hotel longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset atau kompor gas)
Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
c) Rumah Sakit/ Klinik
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Rumah
sakit/Klinik adalah:
Nama Rumah Sakit/Klinik
Jumlah tempat tidur
Alamat lengkap
Titik koordinat Rumah Sakit/Klinik longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset, kompor gas)
Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.13
d) Industri
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Industri
adalah:
Nama Industri
Alamat Lengkap
Titik koordinat Industri longitude dan latitude (x dan y)
Bidang Industri (misalnya industri makanan atau industri pakaian)
Hasil Produksi
Fasilitas (misalnya genset, mesin potong, steamer, kompor, dan lain-lain)
Bahan bakar (misalnya bensin, solar, minyak tanah, atau batu bara)
Konsumsi bahan bakar per tahun (liter)
e) Krematorium
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada krematorium adalah:
Nama krematorium
Alamat lengkap
Titik koordinat krematorium longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya alat pembakar jenazah)
Bahan bakar (misalnya solar)
Konsumsi bahan bakar per tahun (liter)
Keterangan:
Untuk koordinat, input data dilakukan dengan cara memasukan dua koordinat
yaitu longitude dan latitude tanpa dipisah dalam satu kolom tabel.
Fasilitas pada sumber titik harus dijelaskan dengan sederhana dan sesuai,
beserta dengan bahan bakar yang digunakan.
Jika Fasilitas menggunakan bahan bakar yang berbeda maka fasilitas dituliskan
dua kali dengan jenis bahan bakar yang sesuai dengan kondisi fasilitas.
Untuk konsumsi bahan bakar diakumulasikan selama satu tahun sesuai dengan
satuan bahan bakar yaitu untuk bahan bakar cair berupa liter dan bahan bakar
LPG berupa kilogram.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.14
Pada sektor hotel dan rumah sakit ditambahkan data jumlah kamar, sedangkan
pada sektor industri dicantumkan informasi mengenai jenis industri dan produk
yang dihasilkan.
2.1.2 Pengumpulan Data Sumber Area
Sumber area adalah sumber yang secara individu terlalu kecil untuk dikategorikan
sebagai sumber titik namun secara kolektif signifikan. Sumber area juga meliputi
sumber yang membentuk suatu area, misalnya pembakaran terbuka.
Langkah survey:
(1) Melakukan survey jumlah sumber area di kabupaten/kota seperti pasar,
perkantoran, perumahan, konstruksi, laundry, rumah makan, PKL, SPBU, dsb.
Dengan kualifikasi data berisi data nama, alamat, luas area maupun informasi
pendukung lainnya. Data sumber area ini terdapat di dinas maupun instansi
terkait di kabupaten/kota tersebut. Sebagai contoh: data jumlah kepala
keluarga di suatu kecamatan terdapat pada badan pusat statistik, data rumah
makan terdapat pada dinas pariwisata dan kebudayaan, data SPBU terdapat
pada PT Pertamina.
(2) Selanjutnya membuat daftar sumber area yang akan di survey secara
langsung di kabupaten/kota tersebut seperti perkantoran, perumahan,
konstruksi, laundry, rumah makan, PKL, SPBU, dsb. Karena diperkirakan
jumlah sumber area yang sangat banyak dan membutuhkan banyak waktu
dan materi untuk melakukan survey seluruh sumber, maka dilakukan
pendekatan mengambil sampel survey langsung di lapangan. Data jumlah
yang di survey sebaiknya melebihi 30% dari total populasi jumlah sumber
area. Selanjutnya data konsumsi bahan bakar tersebut nantinya di rata-
ratakan menurut kelas atau informasi terkait sumber area tersebut untuk
mendapatkan data konsumsi bahan bakar sumber area dari populasi
keseluruhan yang tidak di survey secara langsung.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.15
(3) Melakukan survey primer/sekunder untuk menentukan, fasilitas yang
digunakan sumber area, jenis bahan bakar yang digunakan, jumlah
penggunaan bahan bakar dari tiap aktivitas tersebut selama satu tahun.
(4) Mencari koordinat (latitude dan longitude) dari setiap lokasi kegiatan yang
telah disurvey.
Tabel berikut ini merangkum contoh data sumber area yang terdapat di
kota/kabupaten dan sumber data tersebut dapat ditemukan. Daftar sumber data
mungkin saja akan berbeda untuk setiap kota/kabupaten tergantung dinas atau
instansi terkait yang menangani sektor tersebut.
Tabel 2.2 Tabel Identifikasi Data Sumber Area
Kategori Sumber Data
SPBU Dinas Energi, PT Pertamina, SPBU terkait
Proyek konstruksi Dinas Tata Kota, Instansi yang mengeluarkan IMB
Bengkel Dinas UKM, Asosiasi Bengkel & Otomotif, kuesioner dan
wawancara langsung
Rumah Tangga BPS (untuk jumlah kk per kecamatan), PT Pertamina
(untuk data LPG), kuesioner dan wawancara langsung.
Restoran dan rumah makan
Dinas pariwisata dan kebudayaan, PT Pertamina, Asosiasi restoran/rumah makan, kuesioner dan
wawancara langsung.
Perkantoran besar/ komersial
Dinas tenaga kerja, Direktori bandungan dan komersial, BPS, kuesioner dan wawancara langsung.
Laundry dan dry cleaning BPLH, Instansi yang mengeluarkan izin gangguan, kuesioner dan wawancara langsung.
Pasar PD Pasar, Dinas pasar, kuesioner dan wawancara
langsung.
Sekolah Dinas Pendidikan, kuesioner dan wawancara langsung.
Universitas Universitas terkait, kuesioner dan wawancara langsung.
Bank Bank terkait, kuesioner dan wawancara langsung.
Input data pada sumber area tidak jauh berbeda dengan sumber titik, alamat dan
koordinat juga diperlukan dalam input sistem informasi geografis. Hal yang utama
dalam pengisian data sumber area adalah dengan mengetahui fasilitas dan bahan
bakar yang digunakan pada setiap sektor. Pada sektor permukiman dilakukan
dengan pendekatan menghitung jumlah bahan bakar yang digunakan per kecamatan
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.16
sehingga menghasilkan emisi permukiman per kecamatan. Sedangkan untuk sektor
tertentu seperti konstruksi emisi yang dihasilkan bukan dari bahan bakar, melainkan
dari aktivitas yang langsung dihasilkan dari sektor tersebut.
Sumber Area pada Inventarisasi Emisi terdiri dari:
a. Pasar
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Pasar adalah:
Nama Pasar
Alamat lengkap
Titik koordinat Pasar longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset atau kompor gas)
Jenis bahan bakar (misalnya Solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
b. Perkantoran
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Perkantoran
adalah:
Nama Kantor
Alamat lengkap
Titik koordinat kantor longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset atau kompor gas)
Bahan bakar (solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
c. Restoran/ Rumah Makan
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor
Restoran/Rumah makan adalah:
Nama Rumah makan/Restoran
Alamat lengkap
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.17
Titik koordinat Restoran/Rumah makan longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset atau kompor gas)
Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
d. Bank
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Bank adalah:
Nama Bank
Alamat Lengkap
Titik koordinat Bank longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset)
Jenis Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
e. Perguruan tinggi/ Universitas
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada Perguruan tinggi/
Universitas adalah:
Nama Perguruan tinggi/ Universitas
Alamat Lengkap
Titik koordinat longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya genset atau kompor gas)
Jenis Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
f. SPBU
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor SPBU
adalah:
Nama SPBU
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.18
Alamat lengkap
Titik koordinat SPBU longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya Penjualan bahan bakar)
Bahan bakar (misalnya premium, pertamax, solar dll)
Jumlah penjualan per tahun dalam satuan kiloliter
g. Pemukiman
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor pemukiman
adalah:
Nama Kota
Nama Kecamatan
Jumlah Kepala Keluarga (KK)
Fasilitas (misalnya kompor gas)
Bahan bakar (misalnya LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan Kg untuk LPG
h. Sekolah
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Sekolah
adalah:
Nama Sekolah
Alamat lengkap
Titik koordinat sekolah longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas/ peralatan (misalnya genset atau kompor gas)
Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk solar, Kg untuk
LPG
i. Bengkel
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Bengkel
adalah:
Nama Bengkel
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.19
Alamat lengkap
Titik koordinat Rumah Bengkel longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (misalnya kompresor, las, alat cat)
Bahan bakar (misalnya bensin, solar)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk bensin dan solar
j. Konstruksi
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Konstruksi
adalah:
Kota
Kecamatan
Fasilitas (konstruksi)
Tipe (misalnya bangunan)
Titik koordinat Konstruksi longitude dan latitude (x dan y)
Luas Konstruksi (m2)
k. Dry Cleaning
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor Dry Cleaning
adalah:
Nama Dry Cleaning
Alamat lengkap
Titik koordinat Dry Cleaning longitude dan latitude (x dan y)
Aktivitas (misalnya laundry)
Jumlah tekstil yang dicuci per tahun (dalam Kg)
l. PKL (Pedagang Kaki Lima)
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor PKL adalah:
Nama Kota
Kecamatan
Jenis makanan yang dijual
Fasilitas (misalnya kompor gas)
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.20
Bahan bakar (misalnya LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan Kg untuk LPG
m. Stasiun
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor stasiun
adalah:
Nama Stasiun
Alamat lengkap
Titik koordinat Stasiun longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas/ peralatan (misalnya kompor gas dan genset)
Bahan bakar (misalnya solar atau LPG)
Konsumsi bahan bakar per tahun dalam satuan liter untuk bensin, Kg untuk
LPG
n. Parkir
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sektor parkir adalah:
Nama tempat parkir/pusat perbelanjaan
Kategori (misalnya mall)
Alamat lengkap
Titik koordinat tempat parkir longitude dan latitude (x dan y)
Fasilitas (parkir)
Tipe kendaraan yang parkir (sepeda motor, mobil)
Total kendaraan yang parkir per tahun
2.1.3 Pengumpulan Data Sumber Bergerak
Pengisian atau input sumber bergerak, dalam hal ini berupa aktivitas transportasi di
jalan raya, menggunakan data traffic counting (penghitungan arus transportasi) di
setiap kota yang dimiliki oleh dinas perhubungan di kota masing-masing. Data traffic
counting yang digunakan adalah data traffic counting pada jam puncak (selama 1
jam). Input data yang diperlukan dalam inventarisasi emisi sumber bergerak adalah
nama jalan yang memiliki data traffic counting, panjang jalan, dan volume
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.21
kendaraan yang melintas pada jam puncak di jalan tersebut. Jam puncak disetiap
ruas jalan berbeda, namun biasanya jam puncak terjadi pada jam 7 sampai jam 8
pagi. Penentuan jam puncak harus melihat data traffic counting selama 12 jam (jam
6 pagi sampai dengan 6 sore) atau data traffic counting selama 24 jam.
Data yang dibutuhkan untuk pengisian Inventarisasi Emisi pada sumber
bergerak/jalan raya adalah:
Nama Kota
Nama Jalan
Panjang jalan (km)
Jenis Kendaraan (sepeda motor, mobil, bus, dan truk)
Total volume kendaraan per jenis kendaraan pada jam puncak (1 jam).
Untuk jalan yang tidak memiliki traffic counting dapat dihitung menggunakan rata-
rata jarak tempuh penggunaan kendaraan pertahun. Data tersebut diperoleh dengan
survey odometer (jarak tempuh kendaraan) untuk empat jenis kendaraan yaitu:
Mobil, Sepeda motor, bus dan truk. Data bisa didapatkan dengan melakukan survey
di bengkel-bengkel resmi, dinas perhubungan atau instansi yang terkait. Tabel
berikut ini merangkum contoh data sumber bergerak yang dibutuhkan untuk
pengisian data inventarisasi emisi online. Daftar sumber data mungkin saja akan
berbeda untuk setiap kota/kabupaten tergantung dinas atau instansi terkait yang
menangani data tersebut.
Tabel 2.3 Tabel Identifikasi Data Sumber Bergerak
Kategori Sumber Data
Data Traffic Counting Dinas Perhubungan, Kepolisian daerah, studi-studi sebelumnya yang dilakukan peneliti/universitas dan
survey langsung.
Data Jumlah Kendaraan SAMSAT, Dinas Pendapatan, dan Dinas perhubungan
Data rata-rata jarak tempuh kendaraan
Asosiasi bengkel/otomotif, studi-studi sebelumnya yang dilakukan peneliti/universitas, kuesioner dan wawancara langsung.
Data peta (shp)
adiministrasi dan jalan
Bakosurtanal, dinas dan instansi terkait.
Data kependudukan Badan Pusat Statistik.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.22
Adapun list data yang diperlukan untuk perhitungan emisi sumber bergerak untuk
jalan yang tidak terwakili traffic counting di kabupaten/kota adalah:
Jumlah Kendaraan berdasarkan jenis kendaraan.
Data Odometer berdasarkan jenis kendaraan
Data luas wilayah dan jumlah penduduk berdasarkan kecamatan
Data SHP (ArcGIS) Peta Administrasi dan Peta Jalan Kabupaten/Kota
Jika kabupaten/kota memiliki data traffic counting lengkap, yaitu volume kendaraan
untuk jenis mobil, sepeda motor, truk dan bis pada setiap jam, dari jam 6 pagi
sampai dengan jam 6 sore, atau bahkan data perjam selama 24 jam, maka data
tersebut lebih baik kualitasnya, dan dapat diupload ke website. Data traffic counting
dapat diperoleh dari Dinas Perhubungan setempat.
Namun jika tidak terdapat data traffic counting dari Dinas Perhubungan, tim survey
dapat melakukan traffic counting sendiri (data primer), namun cukup 1 jam saja,
yaitu pada jam puncak. Jam puncak adalah jam ketika volume kendaraan
maksimum, jam puncak tiap kabupaten/kota berbeda-beda namun biasanya jam
puncak antara jam 7 sampai jam 8 pagi. Pedoman survey dapat menggunakan
Pedoman Nomor Pd. T-19-2004-B tentang “Survai Pencacahan Lalu Lintas
dengan Cara Manual”, namun jenis kendaraannya dapat disederhanakan menjadi
4 jenis saja yaitu mobil, sepeda motor, bis dan truk.
2.2 Metode Perhitungan Emisi Sumber Titik dan Area
Dalam menghitung beban emisi dengan menggunakan faktor emisi, diperlukan tiga
data masukan; yaitu informasi aktivitas, faktor emisi, dan informasi tentang efisiensi
peralatan pengendali emisi (apabila menggunakan faktor emisi yang tidak
mempertimbangkan efisiensi peralatan pengendali). Persamaan dasar perhitungan
emisi adalah:
E = R x FE x (100 – C)/100 (Persamaan 1)
dimana:
E = Emisi
R = tingkat aktivitas (misalnya, jumlah materi yang diproses)
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.23
FE = faktor emisi, dengan asumsi tanpa pengendalian
C = efisiensi peralatan pengendali (%)
C = 0, jika tidak terpasang peralatan pengendali
Persamaan (1) di atas akan menjadi: E = R x FE, jika menggunakan faktor emisi
yang telah mempertimbangkan efek pengendalian.
2.3 Metode Perhitungan Emisi Sumber Bergerak
2.3.1 Menghitung Volume Lalu Lintas pada Setiap Ruas Jalan Utama
Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan adalah jumlah kendaraan bermotor yang
melintasi ruas jalan tersebut pada semua jalur per hari dan per tahun. Data volume
lalu lintas dapat diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Perhubungan dan
Kepolisian Daerah atau dari studi-studi sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti atau
institusi riset. Instansi-instansi tersebut melakukan traffic count (pencacahan lalu
lintas) untuk keperluan perencanaan transportasi dan pengaturan lalu lintas dan
penelitian di bidang transportasi. Traffic count dapat dilakukan dengan cara
menghitung kendaraan yang melintas pada suatu ruas jalan secara manual atau
dengan rekaman CCTV. Jika data volume lalu lintas yang tersedia adalah
untuk tahun-tahun sebelum tahun dasar inventarisasi, maka data tersebut dapat
diekstrapolasi untuk tahun dasar dengan mengalikan faktor pertumbuhan.
Apabila tidak tersedia data volume lalu lintas, Tim Penyusun harus melakukan survei
traffic count pada sejumlah jalan utama. Tata cara traffic count dapat diperoleh dari
Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak, Kementerian
Lingkungan Hidup. Jumlah sampel jalan harus mencakup jalan-jalan utama di
wilayah kota dan jalan-jalan dari kategori lainnya.
Perhitungan emisi pada sumber bergerak di jalan utama menggunakan metode
berbasis kilometer jalan kendaraan (vehicle kilometer traveled-VKT atau panjang
perjalanan rerata kendaraan per tahun) yang dijelaskan sebagai berikut. Untuk
jaringan jalan utama, emisi diperlakukan sebagai sumber garis atau line source.
Dalam perhitungan VKT setiap kategori kendaraan pada suatu ruas jalan
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.24
diasumsikan karakteristik lalu lintasnya tetap sehingga perhitungannya dapat
dilakukan sebagai berikut:
VKT j,line ∑
(Persamaan 2)
= ( 100 – C) / 100 (Persamaan 3)
Dimana:
VKTj,line = VKT kategori kendaraan j pada ruas jalan i yang dihitung sebagai sumber
garis (km/tahun)
Qji = volume kendaraan dalam kategori j pada ruas jalan i (kendaraan/tahun)
li = panjang ruas jalan i (km)
Ecji = emisi pencemar c untuk kendaraan kategori j pada ruas jalan i
C = efisiensi peralatan pengendali emisi (%)
C = 0, jika tidak terpasang peralatan pengendali
2.3.1 Menghitung Volume Lalu Lintas pada Jalan Kecil
Data traffic counting untuk setiap kabupaten/kota tentunya memiliki keterbatasan
jumlah dalam menggambarkan kondisi jaringan jalan di setiap kota. Oleh karena itu
untuk mengetahui emisi dari sumber bergerak yang bukan berasal dari jalan utama
dilakukan perhitungan emisi sumber bergerak berdasarkan sumber area dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Ketidaktersediaan data jaringan jalan dan volume lalu lintas di jalan-jalan
bukan jalan utama, emisi sumber bergerak dihitung sebagai sumber area
Hitung total VKT kendaraan bermotor per kategori = jarak tempuh kendaraan
rata-rata per tahun (km/tahun) x jumlah kendaraan per kategori.
Hitung VKT pada sumber area = VKT Total – VKT Sumber Garis (Emisi jalan
utama)
Alokasikan VKT sumber area ke grid berdasarkan fungsi dan aktivitas pada
setiap sel grid.
Hitung beban emisi sumber area dengan mengalikan VKT area dan faktor
emisi.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.25
Persamaan untuk memperkirakan total VKT sumber bergerak adalah:
VKTb,c= ̅̅ ̅̅ ̅̅ b,c odo x Nb,c (Persamaan 4)
Dimana:
VKTb,codo = VKT kendaraan kategori b dan berbahan bakar c berdasarkan survei odometer (km/tahun)
VKTb,c = VKT seluruh kendaraan bermotor kategori b yang menggunakan bahan bakar c (km/tahun
Nb,c = Jumlah kendaraan bermotor kategori b yang menggunakan bahan bakar c
2.4 Pemasukan Data dalam Formulir
Data-data yang telah dikumpulkan dan dirumuskan, selanjutnya dilakukan proses
input data ke dalam formulir-formulir dengan format yang telah ditentukan (lihat
LAMPIRAN) menggunakan Microsoft Excel. Hal yang perlu diperhatikan pada saat
proses input data adalah, jika suatu sumber emisi, misalnya ‘Hotel X’ memiliki lebih
dari satu fasilitas seperti genset, kompor dan boiler. Maka dilakukan pengulangan
proses input nama, alamat, koordinat dan informasi terkait pada cell selanjutnya.
Terkecuali untuk nama fasilitas, bahan bakar, konsumsi bahan bakar dan satuan
yang menyesuaikan berdasarkan fasilitas yang dimiliki ‘Hotel X’ tersebut. Ketika
proses input data telah sesuai dengan format yang dilampirkan maka data dapat
diunggah (diupload) ke dalam website Inventarisasi Emisi Online.
Pada format inventarisasi emisi online, data excel sumber emisi disimpan ke dalam
format file .csv dengan setiap satu file hanya berisi satu sheet berisi satu sektor
sumber emisi. Contoh file format ‘Hotel Bandung.csv’ berisi hanya data hotel sesuai
format terlampir. Sehingga proses pengunggahan data sektor sumber emisi
dilakukan satu per satu secara bergantian.
2.5 Prosedur QA/QC
Sebelum masuk ke dalam proses pengunggahan data inventarisasi emisi secara
online, maka perlu dilakukan prosedur Quality Assurance dan Quality Control untuk
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.26
menjamin data emisi sesuai dengan syarat website inventarisasi emisi online dan
sesuai ketika dilakukan pendekatan mengenai populasi kesuluruhan dari sampel data
yang disurvey. QA adalah serangkaian prosedur untuk memastikan inventarisasi
memenuhi tingkat kualitas yang ditetapkan. QA dilakukan oleh orang yang tidak
terlibat langsung dalam proses inventarisasi. Sedangkan QC adalah sistem kegiatan
teknis rutin yang dirancang untuk mengukur dan mengawasi kualitas inventarisasi
selama penyusunan. QC dilakukan oleh orang yang teribat langsung dalam
penyusunan inventarisasi emisi. QA/QC diperlukan untuk:
meningkatkan keyakinan dalam estimasi emisi
meningkatkan keakuratan estimasi
menurunkan biaya program untuk pemeliharaan basis data selanjutnya
Memastikan data yang dihasilkan sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh
website inventarisasi emisi online
2.5.1 Prosedur dan langkah-langkah QC
Prosedur penerapan QC sebaiknya menggunakan daftar periksa (checklist).
Checklist tersebut memeriksa:
Pengumpulan data
pengolahan data
Evaluasi ketepatan data
Evaluasi kelengkapan data
Pengkategorian dan penerjemahan data
Penelusuran data
Sedangkan langkah-langkah QC yang dilakukan:
Cek kewajaran data dengan memeriksa kembali dokumen-dokumen data dan
memverifikasi kepada sumber/pemilik data ─apakah angkanya wajar, apakah
masuk akal.
Cantumkan asumsi-asumsi yang dibuat dalam pengolahan data sebagai
bagian dari analisis ketidakpastian. Pada prinsipnya, penempatan data harus
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.27
terlacak asal usul angka yang digunakan, terlepas dari ketepatan nilai atau
pendekatan yang dilakukan.
Cek statistik dalam sampling dan perhitungan: statistik deskriptif, prosedur
untuk mengidentifikasi outliers, uji statistik.
2.5.2 Prosedur dan langkah-langkah QA
QA sebaiknya dilakukan oleh ahli/auditor independen. Tujuan QA adalah untuk
memberikan keyakinan dalam keakuratan dan kelengkapan data emisi. Proses QA
menitikberatkan pada: identifikasi isu sumber daya manusia, evaluasi efektivitas
prosedur teknis dan kualitas, tingkat akurasi, kesebandingan (komparabilitas),
kelengkapan, keterwakilan data.
Kesalahan-kesalahan yang kerap teridentifikasi dalam proses QC:
Sumber-sumber yang belum diidentifikasi
Sumber yang ganda (terdulikasi)
Sumber yang sudah tidak beroperasi
Lokasi sumber yang tidak tepat
Data belum lengkap
Data teknis salah
Penentuan ukuran/skala sumber titik dan area yang tidak konsisten
Kesalahan pengkategorian, input data, transposisi
2.6 Pengunggahan Data Sumber Emisi
Proses terakhir dalam penyusunan inventarisasi emisi online adalah
pengunggahan/upload data sumber emisi menurut sektor masing-masing. Langkah
pengunggahan sebagai berikut:
1. Melakukan login ke dalam website inventarisasi emisi online di
http://inventarisasi-emisi.com sebagai admin untuk melakukan
pengunggahan.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.28
2. Masuk ke dalam jendela dashbord, pilih basis data emisi – import data emisi
(lihat pada gambar)
3. Pada jendela Import Basis Data Emisi, isi pilihan sesuai dengan sektor
emisi yang ingin diunggah beserta provinsi dan kota/kabupaten dari
sumber emisi tersebut. langkah terakhit klik upload untuk mengunggah
data .csv yang telah disimpan sebelumnya.
4. Proses pengunggahan selesai dan akan keluar kalimat ‘insert data
success’
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.29
LAMPIRAN TABEL PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
SUMBER TITIK
Tabel 1. Sumber Titik Sektor Pusat Perbelanjaan dan Mall
No Nama Perbelanjaan Alamat Koordinat Fasilitas Jenis Bahan
Bakar Konsumsi bahan
bakar / tahun Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 2. Sumber Titik Sektor Bank
No. Nama Alamat Koordinat Fasilitas Jenis Bahan
Bakar Konsumsi Bahan
Bakar / Tahun Satuan
1
2
3
4
5
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.30
Tabel 4. Sumber Titik Sektor Perkantoran
No. Nama Kantor Alamat Koordinat Fasilitas Jenis
Bahan Bakar
Konsumsi Bahan Bakar /
tahun SAtuan
1
2
3
4
5
Tabel 5. Sumber Titik Sektor Restoran dan Rumah Makan
No. Nama Alamat Koordinat Fasilitas Jenis Bahan
Bakar Konsumsi Bahan
Bakar / Tahun Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 3. Sumber Titik Sektor Hotel
No Nama Hotel Kelas Hotel
Jumlah Kamar
Alamat Koordinat Fasilitas Bahan Bakar Konsumsi
bahan bakar / tahun
Satuan
1
2
3
4
5
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.31
Tabel 6.Sumber Titik Sektor Rumah Sakit & Klinik
No. Nama Rumah Sakit Jumlah Tempat
Tidur Alamat Koordinat Fasilitas Bahan Bakar
Konsumsi / Tahun
Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 8.Sumber Titik Sektor Krematorium
No. Nama Alamat Koordinat Fasilitas Bahan Bakar Total / tahun Satuan
1
2
Tabel 7. Sumber Titik Sektor Industri
No Nama Bidang Industri
Produksi (Keterangan)
Alamat Koordinat Fasilitas Bahan Bakar
Konsumsi Bahan Bakar/
tahun Satuan
1
2
3
4
5
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.32
SUMBER AREA
Tabel 9. Sumber Area Sektor Pasar Tradisional
No. Nama Pasar Tradisional
Alamat Koordinat Fasilitas Jenis Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar
/ tahun Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 10. Sumber Area Sektor Perguruan Tinggi
No Nama Lembaga Alamat Koordinat Peralatan Jenis Bahan
Bakar Konsumsi /
Tahun Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 11. Sumber Area Sektor SPBU
No. Nama Alamat Koordinat Fasilitas Bahan Bakar Jumlah Penjualan
(Kiloliter) 1
2
3
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.33
Tabel 12.Sumber Area Sektor Permukiman
No. Kota/Kabupaten Kecamatan Jumlah KK Fasilitas Bahan Bakar Konsumsi Bahan
Bakar/ tahun (kg/tahun)
Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 13. Sumber Area Sektor Sekolah
No Nama Sarana Pendidikan Alamat Koordinat Peralatan Jenis
Peralatan Konsumsi/Bulan Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 14. Sumber Area Sektor Bengkel
No Name Alamat Koordinat Fasilitas Bahan Bakar
Konsumsi Bahan Bakar /
Tahun Satuan
1
2
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.34
Tabel 15. Sumber Area Sektor Konstruksi
No. Kota/Kabupaten Kecamatan Fasilitas Tipe Luas Konstruksi (m2)
1
2
3
4
5
Tabel 16.Sumber Area Sektor Dry Cleaning
No Nama Alamat Koordinat Aktivitas Jumlah Tekstil yang
Dicuci per tahun (Kg/tahun)
1
2
3
4
5
Tabel 17. Sumber Area Sektor Pedagang Kaki Lima
No. Kota/ Kabupayen Kecamatan Jenis makanan Fasilitas Bahan akar Konsumsi Bahan / Tahun Satuan
1
2
3
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.35
Tabel 18. Sumber Area Sektor Stasiun
No Nama Stasiun Alamat Koordinat Peralatan Jenis Bahan
Bakar Konsumsi /
Bulan Satuan
1
2
3
4
5
Tabel 19. Sumber Area Sektor Perpakiran
No. Nama Pusat Perbelanjaan Kategori Alamat Koordinat Fasilitas Tipe
Kendaraaan Total
Kendaraan
1
2
3
4
5
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.36
SUMBER BERGERAK
Tabel 20. Data Jumlah Kendaraan di Kabupaten/Kota Tahun ……
No Tahun Data Jenis Kendaraan Jumlah Total Kendaraan
Laju Pertumbuhan Kendaraan per
tahun (%)
1
2
3
4
Tabel 21. Data Odometer per Jenis Kendaraan (Hasil Survey Tahun …..)
No No Polisi Tipe Type Tahun Odometer (Km)
1
2
3
4
5
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.37
Tabel 22. Data Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah per Kecamatan Tahun ……
No. Nama Kecamatan Luas Wilayah
(km2) Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan penduduk per tahun (%)
1
2
3
4
5
Tabel 23 Data Traffic Counting pada Jam Puncak (selama 1 jam) Tahun ……
No. Kota/Kabupaten Nama Jalan Panjang Jalan
(km) Jenis Kendaraan
Total Volume Kendaraan
Satuan
1 Unit/jam puncak
2
3
4
5
Keterangan:
Jika kabupaten/kota memiliki data traffic counting lengkap, yaitu volume kendaraan untuk jenis mobil, sepeda motor, truk dan bis pada
setiap jam, dari jam 6 pagi sampai dengan jam 6 sore, atau bahkan data setiap jam selama 24 jam, maka data tersebut memiliki kualitas
yang lebih baik, dan dapat diupload ke website. Data traffic counting dapat diperoleh dari Dinas Perhubungan setempat.
PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE
Hal
.38
Namun jika tidak terdapat data traffic counting dari Dinas Perhubungan, tim survey dapat melakukan traffic counting sendiri (data primer),
namun cukup 1 jam saja, yaitu pada jam puncak. Jam puncak adalah jam ketika volume kendaraan maksimum, jam puncak tiap
kabupaten/kota berbeda-beda namun biasanya jam puncak terjadi pada saat jam 7 sampai jam 8 pagi.
Pedoman survey dapat menggunakan Pedoman Nomor Pd. T-19-2004-B tentang “Survai Pencacahan Lalu Lintas dengan cara Manual”,
namun jenis kendaraannya dapat disederhanakan menjadi 4 jenis saja yaitu mobil, sepeda motor, bis dan truk.